BLOK 10
Yuda Herdanto
06/195395/KU/11829
0
DISASTER MEDICINE
“dari tahun ke tahun tingkat kematian akibat bencana terus menurun, namun jumlah
bencana dan orang yang terkena dampak bencana terus meningkat”
(WHO data, 1951-2000)
IMPACT
HAZARD!
Memahami hazard maka akan membantu kita dalam prevensi juga mitigasi suatu
bencana. Hazard dibagi dalam 3 tipe…..
Natural
Seismik Gempa, Gunung meletus, Tsunami, Meteor
Climatic Angin (Tornado, badai), Presipitasi (Hujan, Salju, Es),
perubahan suhu bumi ekstrim (panas, dingin), erosi, kekeringan,
desertifikasi, banjir, longsor salju/batu
Man-made
Teknologi Nuklir, Zat kimia & Biologi, Kendaraan, Bangunan,
Ledakan, Kebakaran, Pengrusakan lingkungan.
Konflik Perang, Embargo, Terorisme
Mixed
1
(kekeringan, banjir, erosi, kebakaran, longsor, desertifikasi, infeksi epidemik)
EVENT!
Suatu event memiliki karakteristik berdasarkan onset dan durasi-nya, dan hal ini dibagi:
IMPACT!
Proses aktual dari kontak kejadian dengan populasi….
DAMAGE!
Kerusakan pada status kesehatan populasi dan kondisi lingkungan….
Kerusakan ini bisa berupa:
Dampak populasi (Mati, Cedera, Beresiko)
Kerusakan penyedia kebutuhan lokal/ peningkatan konsumsi kebutuhan
(ketidakcukupan sumber daya yang tersedia)
BAGAIMANA STRATEGINYA?
Memodifikasi hazard / menurunkan faktor resiko
Menurunkan kerentanan (untuk jangka depan)
Meningkatkan kesiagaan dalam bencana (untuk jangka depan)
2
KOMPONEN DALAM MANAJEMEN DISASTER MEDICINE?
1. PREPAREDNESS
Apa tindakan yang dilakukan?
Mempersiapkan respon-respon dari masyarakat, tim kedokteran
atau tim penyelamat dan juga rumah sakit saat pre-event.
Memikirkan rencana manajemen korban saat post-event.
Apa yang harus disiapkan?
“warning system, evakuasi, relokasi, penyimpanan makanan-
air-obat, tenda/tempat tinggal darurat, energi, pelatihan”
Siapa saja yang terlibat dalam persiapan ini?
Petugas medis
Tim penyelamat
Rumah sakit
Komunitas
Apa perencanaan sebelum terjadinya bencana (disaster plan)?
Identifikasi situasi yang dapat merepotkan layanan kesehatan
daerah dan rumah sakit (mencukupi staff dan sumber daya)
Melakukan koordinasi dengan representative rumah sakit dan
jasa lainnya ataupun siapa saja yang berwenang.
Membuat perencanaan situasi bencana, dan dikoordinasikan
ke semua staff.
2. PREVENTION
Melakukan prevensi pada “man-made hazard”
3
3. MITIGATION
Aktivitas manusia untuk menurunkan proses kerusakan pada lingkungan
dan masyarakat.
Contoh:
Meningkatkan tim kesehatan & tim penyelamat
Melatih masyarakat dengan simulasi bencana
Melakukan pembangunan bangunan tahan gempa.
4. MODIFICATION
Mengubah “natural hazard” atau faktor resiko dalam suatu event. Tapi kita
tidak dapat bisa mengontrol semua elemen.
Contoh:
Kita tidak dapat mencegah gempa, tapi kita dapat mengurangi
dampak kerusakan dari gempa itu
Kita tidak dapat mengontrol hujan, tapi kita dapat mencegah
terjadinya longsor.
5. MENGHILANGKAN FAKTOR RESIKO
Mengurangi kemungkinan efek negatif bila terjadi event
Dengan mengurangi faktor resiko, dapat mengubah:
Sikap anggota
Gaya hidup
Kebudayaan
Faktor lingkungan
Karakteristik masyarakat terhadap kesehatan
6. MENURUNKAN KERENTANAN & MENINGKATKAN KEOPTIMISAN
Vulnerability kerentanan suatu individu/populasi terhadap cedera
Resilience pliabilitas, fleksibilitas, atau elastisitas untuk memahami
suatu event. Ada 2 komponen, yaitu:
Tersedia oleh alam
Tersedia melalui aksi manusia Absorbing capacity,
Buffering capacity dan Event response
4
Adanya benda asing (kayu, kaca)
Perawatan yang diberikan?
Anamnesis pasien
Perawatan luka
Tetanus toxoid
Antibiotik
Analgesik
Life-threatening injury (Sindrom Crush, Cedera pneumothorax,
cedera abdominal & pelvic)
Terapi penyakit dasar
Melengkapi dokumen pasien dan mengirim ke rumah sakit….
5
Menurunnya konsentrasi oksigen
AKIBAT PERMASALAHAN PADA VENTILASI DAN AIRWAY?
Gangguan fungsi paru
Masalah pertukaran gas paru
Penurunan oksigenasi jaringan
Hal ini menimbulkan dampak
Hypoxemia: penurunan kadar O2 pada arteri
Hypercarbia: peningkatan tekanan CO2 pada arteri
Asidosis respirasi: akibat retensi CO2, hipoventilasi
Shock dan Penurunan kesadaran.
BAGAIMANA PENCEGAHANNYA?
Cukup dengan OKSIGENASI!
Simple dust mask
Oxymeter equipment using
Intubation (Orotracheal, Esophagotracheal, Laryngeal mask airway). Gunanya
untuk memasukkan anastesi atau mengontrol ventilasi. Dalam prosedur ini telah
disiapkan 14 alat dalam tas. Namun ada masalah dalam prosedur intubation, yaitu:
Posisi korban
Restriksi ruangan
Korban yang sedang comatose atau semi-comatose
Sebenarnya ada banyak agen induksi untuk intubation dan ini diberikan
berdasarkan tekanan darah dan cedera kepala. Biasanya tim menggunakan thiopental,
etomidate, ketamine, suksinilkolin (dapat menyebabkan paralisis & hiperkalemia).
6
INDUKSI ANASTESI PADA KORBAN DIBAWAH RERUNTUHAN!
Korban hypovolemic
Cukup Oksigenasi / Anastesi Ketamine IV
Maintenance: Pemberian Narcotic atau/dan Benzodiazepine
IV.
SINDROM CRUSH
7
Mencapai kondisi normal hidrasi dan kecepatan diuresis normal untuk eliminasi
metabolic toxic dari myoglobin.
Mencegah acute renal failure sehingga mencegah kebutuhan dialisis
BAGAIMANA TERAPINYA?
Rehidrasi
Anak-Dewasa Ringer infusion 20 ml/kg/jam
Lansia Ringer infusion 10 ml/kg/jam atau 1-1.5 L/jam
Dikombinasi dengan Bicarbonate 44 mEq/liter (max. 300 ml for anurie).
Terkadang mebutuhkan tambahan mannitol……
Jika mulai kencing, pemberian infus dikurangi.
Jika output urin < 200 ml/jam, harus diberi Mannitol 20% & furosemide
HEAD INJURY
TUJUAN TERAPI?
Mencegah hypoxemia
Mencegah hipertensi (normal: 90-110 mmHg, dengan saturasi O2 100%)
BAGAIMANA TERAPI?
Oxygenation / intubation dan Ventilation
Dikombinasi dengan Diazepam 10 mg IV bila (convulsion / seizures).
Dikombinasi dengan Phenobarbital 10 mg/kg bila (severe convulsion).
Diberi Mannitol 25-50 gr tiap 4 jam & Furosemide 20-40 mg setiap 4 jam untuk
(menurunkan tekanan intracranial)
8
Nb: jika korban masih didalam reruntuhan, jangan diberi anti-consvulsant…
9
HYPOTHERMIA
Hypothermia memiliki sifat positif dan juga negatif bagi tubuh. Yaitu,
Positif pada suhu 32-33oC, mencegah kerusakan saraf setelah cedera kepala.
Negatif mengganggu fungsi metabolisme dan hemostasis.
APA TERAPINYA?
Pada luka terbuka, bersihkan dan tutup dengan kasa steril
Pemberian antibiotik generasi ke-2
Pemberian tetanus toxoid (0,5 ml)
Dan….. Live saving!!!
10
SPINAL CORD AND HEAD INJURY
Nb: Cedera yang terjadi masih bersifat reversibel pada 4-6 jam setelah cedera…
11
SEBUTKAN SINDROM UTAMA DALAM SCI?
Menurut Young pada tahun 2002, karakteristik klinik dari sindrom SCI,
Brown-Sequard syndrome
Modified hemisection corda spinalis. Terjadi paralisis homolateral, dan
kehilangan sensoris kontralateral.
Mixed syndrome
Tidak dapat diklasifikasikan, merupakan kombinasi sindrom lain……..
12
Dengan sindrom klinik Central Cord Syndrome, Brown-Sequard Syndrome,
Anterior cord Syndrome, Conus medullaris Syndrome, Cauda equina Syndrome.
PRINSIP MANAJEMEN KESEHATAN SPINAL CORD INJURY?
Manajemen segera
Penanganan tidak tepat kerusakan & kehilangan fungsi
Selalu meng-asumsikan SCI immobilisasi, mencegah fleksi-ekstensi, rotasi
WASPADA! Nyeri akut (pada punggung atau leher lalu kemudian menyebar)
MANAJEMEN ABC!
Manajemen airway
Konsentrasi tinggi oksigen akan mencegah bradycardia dan
asistole pada pasien dengan tanda neurologis
Manajemen breathing
Pada C3-C5 indikasi paralisis diafragmatik
(sebagian/sempurna)
Dibawah C5 mempengaruhi gerakan diafragma… juga
mempengaruhi:
M. Intercostalis (T1)
Otot abdominalis (T12)
Diatas C12 Airway compromise
Manajemen circulation
Hal yang mempengaruhi cardiac output adalah perdarahan
eksternal dan internal & Shock neurogenic.
Perdarahan eksternal, berupa:
13
Nyeri abdomen
Kekakuan otot
Tanda shock (tidak ada urin, penurunan BP,
peningkatan HR)
Evaluasi sirkulasi!
Apakah ada nadi? (jika tidak ada lakukan CPR)
Apakah Nadi >40/menit? (jika tidak, beri
atropin IV 0,5-1 mg)
Apakah SBP >90mmHg? (jika tidak, beri
tambahan cairan dan posisikan trendelenburg,
dan MAST trousers)
14
Komplikasi (Pneumonia, Gagal ginjal, Emboli pulmoner, Septikemia)
Cacat neurologis
15
BIOMEKANIK CEDERA TRAUMA KEPALA?
Coup
Contre-coup
Shearing (distorsi akibat gaya paralel, dari 2 bagian tubuh yang berlawanan)
16
Gejala somatik (gangguan penglihatan-keseimbangan, mudah pusing, mual,
sensitivitas terhadap cahaya)
Gangguan tidur (mau tidur sulit, porsi tidur berkurang)
+++
tentukan kondisi cedera kepala (apakah ringan, sedang atua berat?) untuk triage dan
manajemen lanjutan….
17
Gangguan penglihatan (salah satu pupil lebih besar)
Denyut nadi lambat/cepat
Pola nafas ireguler
Dilakukan perencanaan untuk follow up klinik setiap 1 minggu…
FRAKTUR CRANIUM
18
TERAPI FRAKTUR BASSIS CRANIUM?
Terapi itu didasarkan oleh derajat kebocoran CSF
Bagaimana mengurangi kebocoran CSF?
Elevasi kepala!
Restriksi cairan
Beri Acetazolamide! (menyebabkan penurunan produksi CSF,
sehingga tekanan menurun)
Beri Antibiotik! (rentan terhadap infeksi)
Terapi pada kebocoran CSF persisten OPERASI !!!
19
APA ITU SUBDURAL HEMATOMA?
Biasanya akibat ruptur vena
Pada fase akut tampak densitas tinggi, namun selanjutnya densitasnya menurun.
Darah akan tampak menyebar luas dengan gambaran crescentic (bulan sabit) dan
tampak margin dalam ireguler.
20
PRINCIPLES OF REHABILITATION IN
MUSCULOSKELETAL CONDITIONS
MUSCULOSKELETAL
GANGGUAN REGIONAL……….
Brachii (regio deltoideus) Dislokasi, Subluksasi, Ruptur (partial/total rotator
cuff), Ruptur tendon, Tendinitis, Bursitis, Impingement-syndrome.
Brachii Ruptur (bisep-trisep), Fraktur, Tendinitis bicipital
Antebrachii Tennis elbow (epicondylus lateral), Golfer elbow (epicondylus
medial), Bursitis, Penjepitan (N.Radialis, N.Ulnaris, N.Medianus), Dislokasi siku,
Osteokondritis, Fraktur (caput radialis, olecranon, corpus radius-ulna), Infeksi.
Carpal Fraktur (colles, scaphoid, metacarpal, jari), Dislokasi (jari, carpal),
Cedera ligamen jari, Ruptur (ligamen kolateral ulnaris, ekstensor digiti).
21
Fase akut (4-6 hari)
Fase sub-akut (7-14 hari)
Fase kronik (> 14 hari)
FASE AKUT!
Masalah Perdarahan, Spasme, Nyeri, Edema
Rehabilitasi medis metode RICE (Rest, Ice, Compress, Elevation)
Modalitas fisik Cryotherapy, Electrostimulation, Passive exercise.
FASE SUB-AKUT!
Masalah Nyeri, Edema, Gangguan ROM, Gangguan fungsional
Program rehabilitasi medis Active exercise, hot-therapy (modalitas fisik)
FASE KRONIK!
Masalah Kontraktur, Lemah otot, gangguan fungsional
Program rehabilitasi medis manipulasi, aerobik, prothase & orthase (bidai),
hot-therapy (modalitas fisik)
PROGRAM REHABILITASI?
Fisik
Psikososial
Vacotional
Sosio-Ekonomik
22
b. Fase subakut,
- Kontrol BAB & BAK
- Beri terapi decubitus
- Posisi tubuh harus dirubah setiap 2 jam
- Latihan ROM pada ekstremitas superior & inferior
- Beri bantuan psikologi
- Beri aktivitas untuk mengisi waktu luang
c. Fase kronik
- Mempertahankan fungsi tubuh
- Mencegah komplikasi (perawatan diri, terapi rekreasi)
- Bersama dengan departemen sosial, melakukan pelatihan
ketrampilan
3. Fase resocialitation
Dikembalikan ke lingkungan sosial…….
23
Penangan buruk kecacatan, masalah sosial
Tentang Penulis
Nama: Dwi Yuda Herdanto
Nickname: Yuda – Danto – Dantox
Agama: Islam
Jenis Kelamin: Laki-Laki
Golongan Darah: B
TTL: Yogyakarta, 27 Januari 1990
Alamat: Jalan Prof. Dr. Soepomo 131 RT
35 RW 09 Warungboto Umbulharjo
Yogyakarta Indonesia
E-Mail: yuda27011990@yahoo.co.id ;
: yudaherdanto@gmail.com
Nomor HP: + 62 8586 8 2727 87
`Riwayat Pendidikan:
TK PEMBINA Yogyakarta
TK TUNAS HARAPAN Sub Unit Dharma
Wanita Pertamina Pangkalan Susu,
Sumatera Utara
SD 2 Dharma Patra YKPP Pangkalan Susu,
Sumatera Utara
SD Dharma Patra 1 YKPP Rantau, Aceh
Timur
SD GLAGAH 1 Yogyakarta
SMP N 4 Yogyakarta
SMAN 3 Yogyakarta
UNIVERSITAS GADJAH MADA
24
[“Fakultas KEDOKTERAN Program Studi
PENDIDIKAN DOKTER”]
25