Anda di halaman 1dari 5

Soal MCQ

1. AMP ( audit maternal perinatal) merupakan suatu kegitan untuk menelusri kembali sebab
kesakitan dan kematian ibu dan perinatal dengan tujuan mencegah kesakitan dan kematian
yang akan dating. Berikut merupakan azas AMP yang sesuai adalah:
a. No time
b. No name
c. No person
d. No azas
e. Pro justia
Jawaban B

2. Tuberculosis merupakan penyakit yang menular melalui droplet penderita. Pemerintah sudah
melakukan banyak upaya program untuk edukasi, mencegah penularan dan mengobati
penderita Tb. Salah satu program pencegahan adalah pemberian obat pencegahan TB.
Pemberian obat pencegahan TB di tunjukan pada?
a. Anak usia diatas 10 tahun yang kontak erat dengan TB
b. Anak usia 5 tahun yang tidak kontak atau kontak dengan penderita TB
c. Anak usia dibawah 5 tahun tanpa kontak dengan penderita TB
d. Anak usia dibawah 5 tahun kontak dengan penderita TB
e. Penderita HIV
Jawaban D

3. Di era globalisasi ini tempat wisata semakin menarik warga dunia. Sehimhha meningkatnya
jumlah peminat wisatawan antar negara. Sehingga terbentuknya travel medicine dan health
tourism. Travel medicine atau kedokteran wisata adalah bidang ilmu kedokteran yang
mempelajari tentang persiapan kesehatan dan penetalaksanaan masalah kesehatan orang yang
berpergian. Berikut merupakan cakupan bentuk upaya travel medicine, yang di sarankan
WHO adalah:
a. Pemeriksaan hanya ketika pulang
b. Konsultasi kesehatan sebelum bepergian : konsutasi ini harus dilakukan setidaknya 2-
3 hari sebelum perjalanan.
c. Penilaian risiko kesehatan yang berhubungan dengan perjalanan
d. Tidak memperhatikan kelompok berisiko tertentu
e. Penilaian hanya saat pre travel.
Jawaban : C
SOAL SOCA
DM
Seorang laki laki 40 tahun dating ke poli penyakit dalam dengan keluhan banyak
kencing di malam hari. Keluhan tersebut sudah dirasakan sejak 1 minggu yang lalu.
Keluhan tersebut mmebuat kualitas tidur pasien terganggu sehingga pasien kurang
focus saat bkerja. Pasien mengaku hal tersebut diikuti dengan keinginan minum yang
meningkat juga. Selain itu pasien juga mengeluhkan berat badan yangturun padahal
pasien banyak makan. Pasien mengaku tidak meminum obat apapun. Riwayat bapak
meninggal karena stroke dan ibu meninggal karena gagal ginjal.

Tanda vital
TD: 120/70 mmHg
HR: 90
RR : 15x/ menit
T : 36,7 C

Pemeriksaan fisik

TB: 170kg
BB: 57kg

Kepala : CA (-/-) SI (-/-)

Leher : JVP 2,5

Thorax : gerakan tertinggal (-/-) sonor (+/+) SNV (+/+)

Abdomen : supel, jejas (-), BU 6x/menit, nyeri tekan (-)

Ekstremitas : edema (-/-) akral digin (-/-)

Pemeriksaan Lab
GDS: 240
GD2PP: 210
GDP: 140
HbA1c: 8%
Cholesterol : 190
Trigliserid : 160
HDL : 60
Soal:
1. Jelaskan cara menegakkan diagnosis kasus diatas
2. Sebutkan minimal 2 diagnosis banding kasus diatas
3. Jelaskan tatalaksana kasus diatas
4. Jelaskan komplikasi yang dapat terjadi pada kasus diatas.

Jawaban :

1. Diagnosis
a. Anamnesis
Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien mengeluhkan banyak
kencing terutama saat malam hari sehingga menggangu aktivitas
dipagi hari. Selain itu pasien juga mengeluhkan banyak minum
dan banyak makan namun berat badn malah turun. Pasien belum
meminum obat apapun dan ayah pasien meninggal kaena stroke
dan ibu pasien karena gagal ginjal.

b. Pemeriksaan fisik
Seluruhnya dalam batas normal

c. Pemeriksaan penunjang
Didapatkan GDS, HD2PP, GDP, HbA1c yang tinggi.
Menunjukkan pasien terdiagnosis DM.

Bedasarkan hasil anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan


penunjang. Pada anamnesis didaptkan pasien mengeuhkan trias
DM yaitu polifagi, polidipsi dan poliuri dan dari hasil
pemeriksaan penunjang didapat GDS, GDSPP, GDP dan HbA1c
yang tinggi sehingga diagnosis pasien adalah DM tipe 2.
2. Diagnosis banding
a. Diabates Melitus tipe 2
b. Diabetes Insipidus ( Karea pasien mnegeluhkan banyak kencing)

3. Tatalaksana
a. Farmakologi
Didapatkan HbA1c *% maka dapat dilakukan pemberian 1 obat anti
diabetic ‘berikut contoh obat dan dosis :
b. Nor Farmakologi
 Edukasi Pada DM tipe 2 umumnya terjadi perubahan
pola hidup. Pola hidup yang baik perlu diterangkan dan
dilaksanakan dengan pemantauan dari tenaga medis dan
dukungan dari keluarga. Edukasi dapat berupa tanda dan
gejala DM tipe 2, faktor pencetus, pencegahan,
mengenal komlikasi serta bagaimana cara mengatsinya.
 Terapi gizi Perencanaan makanan yang baik dan
manajemen nutrisi pada pasien DM tipe 2 bertujuan
untuk mengkatkan kualitas hidup pasien yaitu
mempertahankan kadar glukosa darah, profil lemak dan
tekanan darah dalam rentang normal serta mencegah
terjadinya komplikasi (ADA, 2011). Adapun kebutuhan
nutrisi yang dianjurkan untuk pasien DM tipe 2 yaitu
terdiri dari 60-70% karbohidrat, 15-20% protein, 30%
lemak dengan 10% berasal dari lemak jenuh.
 Latihan Jasmani Latihan jasmani pada pasien DM tipe 2
perlu disesuaikan dengan umur dan status kesegaran
jasmani. Olahraga yang dianjurkan bisa dimulai secara
bertahap dan teratur (3-4 kali dalam seminggu). Hal
yang harus diperhatikan, penderita DM tidak dianjurkan
berolahraga jika kadar glukosa darahnya (≥ 250mg/dL)
karena pada saat itu terjadi peningkatan glucagon dan
kortisol plasma (hormon kontra insulin) yang akan
menyebabkan timbulnya benda keton.
 Pengendalian Kadar Glukosa Menurut Soewondo
(2009), pemantauan status metabolik pada pasien DM
merupakan hal yang penting dan menjadi bagian dari
pengendalian DM. Pemeriksaan kadar glukosa bisa
dilakukan melalui pemeriksaan di laboratorium maupun
pemeriksaan mandiri, karena dengan hal ini dapat
menurunkan potensi terjadinya komplikasi.
4. Komplikasi
a. Komplikasi Kronis
i. Makrovaskular
ii. Mikrovaskular
1. Retinopati diabetikum
2. Nefropati
iii. Makrovaskular
1. Penyakir cerebrovascular (TIA, stroke)
2. Penyakit kardiovaskular (HT, CHF)
b. Komplikasi akut
i. Hipoglikemia
ii. Hiperglikemian

Anda mungkin juga menyukai