Anda di halaman 1dari 1

Modul 4

PATIENT SAFETY DAN TANATOLOGI (ASPEK MEDIKOLEGAL)

SKENARIO 4: Belajar Patient Safety dan Forensik

Hari ini dr. Aisyah mendapat giliran jadwal jaga di IGD. Karena tidak ada pasien ia
menonton siaran di televisi bersama beberapa orang perawat. Pada saat itu terdapat berita
mengenai seorang dokter yang dilaporkan pada pihak yang berwajib karena tidak mampu
menyelamatkan nyawa pasiennya. Menurut keluarga, pasien mengalami kecelakaan yang
menyebabkan tulang rusuknya patah. Kemudian dokter menganjurkan untuk dilakukannya
operasi cito. Saat dilakukan pembiusan, ketika dokter memasukkan gas N2O dan O2, keadaan
tiba-tiba berubah, tubuh pasien bereaksi tidak seperti yang dikehendaki. Dokter melakukan
penanganan. Kondisi pasien kembali normal. Dokter kembali melanjutkan tindakan operasi.
Saat tindakan operasi akan berakhir, tiba-tiba tekanan darah pasien drop. Segala usaha standar
prosedural kedokteran dilakukan untuk menyelamatkan pasien. Ternyata pasien tidak dapat
diselamatkan. Dokter segera menemui keluarga. Dokter menyampaikan kejadian yang dialami
pasien. Pihak keluarga tidak dapat menerima hal yang disampaikan dokter karena kecewa
dengan komunikasi dokter yang buruk. Salah satu keluarga pasien menghubungi pengacara
dan melaporkan pihak rumah sakit dan dokter untuk dijerat dengan pasal 359 KUHP juncto
Pasal 84 Ayat 2 Undang Undang Nomor 36 Tahun 2014. dr. Aisyah teringat akan seminar
kedokteran yang diikutinya beberapa hari lalu terkait patient safety yang saat ini sudah menjadi
gerakan international. Ia juga berniat akan mempelajari pula sistem pelaporan dalam patient
safety.
Tiba-tiba dr. Aisyah dan perawat dikejutkan dengan datangnya ambulan yang membawa
jenazah perempuan usia 26 tahun. Selanjutnya dokter melakukan Visum et repertum (VeR) atas
permintaan penyidik. Menurut dari hasil identifikasi dokter ahli forensik, pada pemeriksaan
luar didapatkan tanda-tanda mati lemas berupa wajah membiru, bibir dan selaput lendir mulut
berwana kebiruan, bintik-bintik perdarahan pada konjungtiva palpebra, buih halus pada rongga
mulut dan tercium bau amandel. Selain itu terlihat ujung jari dan jaringan dibawah kuku
kebiruan. Dokter memperkirakan telah terjadi kematian molekuler, salah satunya ditemukan
livor mortis berupa livor mortis berwarna merah terang dan dapat hilang dengan penekanan
pada daerah punggung, lengan bawah bagian depan, bokong dan tungkai. Dokter masih
mencurigai hasil penemuan tersebut, apakah korban bunuh diri atau dibunuh. Selanjutnya
dokter melakukan pemeriksaan dalam dan meminta pemeriksaan penunjang laboratorium
forensik. dr. Aisyah bertanya, mengapa korban tidak diotopsi saja? Bagaimana Saudara
mencermati kedua kasus diatas?

Anda mungkin juga menyukai