Anda di halaman 1dari 13

I.

Master Formula
Komponen Formula Fungsi
Ekstrak Temulawak 150 mg Zat Aktif
Vivapur 101 30% Adsorben
Aerosil 3% Adsorben
Talk 2% Glidan
Mg. Stearat 1% Lubrikan
Amilum Jagung ad Pengisi
Bobot Total 500 mg
II. Rancangan Formula
Tiap 1 Kapsul mengandung :
Ekstrak 150 mg
Temulawak
Vivapur 101 30%
Aerosil 3%
Talk 2%
Mg. Stearat 1%
Amilum Jagung ad 500 mg
III. Alasan Penambahan
1. Untuk Zat Aktif
EKSTRAK KENTAL RIMPANG TEMULAWAK (FHI, 2008 : 154)
Ekstrak kental rimpang temulawak adalah ekstrak yang dibuat
dari rimpang Curcuma xanfhorrhiza Roxb., suku Zingiberaceae,
mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 4,60% v/b dan
kurkuminoid tidak kurang dari 14,20% dihitung sebagai kurkumin.

Nama simplisia : Curcumae Xanthorrhizae Rhizomae


Extractum Spissum
Rendemen : Tidakkurangdari 18,0%
Pemerianekstrak Warna kuning kecokelatan; bau khas; rasa
pahit
Struktur kimia
senyawa

Kadar air : Tidak lebih dari 10 %

Temulawak berasal dari kawasan Indonesia dan telah tersebar


diseluruh nusantara. Banyak dimanfaatkan masyarakat dalam bentuk
jamu dan obat lainnya. Temulawak hanya bisa tumbuh dan
berproduksi dengan baik didaratan rendah sampai pegunungan
(daratan tinggi) yakni mulai 5–1200 m diatas permukaan laut, tumbuh
liar ditempat yang agak terlindung, seperti dibawah naungan hutan
jati. Juga cocok dibudidayakan di lahan perkarangan dan dikebun.
Tumbuhan ini hidup pada berbagai jenis tanah seperti tanah liat,
berpasir, tetapi untuk mendapatkan rimpang yang berkualitas baik
diperlukan tanah yang subur yang mengandung banyak unsur hara
(Rukmana,2006).

a. Klasifikasi Tanaman
Klasifikasi tanaman temulawak adalah sebagai berikut:
(Rukmana, 2006)
Kingdom :Plantae
Divisi :Spermatophyta
Subdivisi :Angiospermae
Kelas :Monocotyledoneae
Ordo :Zingiberales
Famili :Zingiberaceae
Genus :Curcuma
Spesies :Curcuma xanthorrhiza Roxb.
b. Morfologi Tanaman
Temulawak merupakan tanaman tahunan, berbatang semu,
berwarna hijau dan cokelat gelap. Tinggi batangnya antara 1,5 cm
sampai 2 cm, paling tinggi dibanding kerabat-kerabat semarganya.
Batangnya tersusun atas upih-upih daun, seperti halnya upih-upih
daun yang ada dalam pisang tegak lurus dan berumpun. Daunnya
berbentuk seperti mata lembing jorong agak melonjong
(oblongelliptic). Telapak daunnya berwarna hijau tua, bergaris-garis
cokelat, lebarnya antara1 cm sampai 2,5 cm dan berbintik-bintik
jernih hijau muda (Ahmad, 2007).
Sebagai tanaman monokotil, temulawak tidak memiliki akar
tunggang. Akar yang dipunya adalah rimpang. Rimpang ialah
bagian batang yang terletak di bawah tanah. Rimpang disebut juga
umbi akar atau umbi batang. Rimpang temulawak berukuran paling
besar diantara semua rimpang genus Curcuma. Oleh karena itu,
walaupun nama daerah temulawak bermacam-macam, tetapi tetap
mengandung arti yang sama, yaitu temu yang besar (Ahmad,
2007).
Rimpang temulawak terdiri atas rimpang induk (empu) dan
rimpangan akan (cabang). Rimpang induknya berbentuk bulat
seperti telur dan berwarna kuning tua atau cokelat kemerahan.
Bagian dalamnya berwarna jingga kecokelatan. Dari rimpang induk
ini, keluar rimpang kedua yang lebih kecil. Arah pertumbuhannya
kesamping, berwarna lebih muda dengan bentuk bermacam-
macam dan jumlahnya sekitar 3-7 buah. Jika dibiarkan tumbuh
lebih dari satu tahun, akan tumbuh banyak rimpang lagi. Ujung
rimpang cabang membengkak menjadi umbi kecil. Rimpang ini
baunya harum dan rasanya agak pahit agak pedas (Ahmad, 2007).
Bunga temulawak pendek dan lebar, berkembang secara
teratur, berwarna putih kuning atau kuning muda bercampur warna
merah dipuncaknya. Bunga mekar satu persatu secara bergiliran
dari kantung-kantung daun pelindung yang memiliki 3-5 kuntum
bunga(Ahmad, 2007).
c. Kandungan Kimia
Kandungan kimia rimpang temulawak adalah sebagai berikut
yaitu zat warna kuning (kurkumin), serat, pati, kalsium oksalat,
minyak atsiri, pati, alkaloid, flavonoid, triterpenoid dan glikosida
lebih dominan dibanding tannin, saponin dan steroid (Hayani,
2006).
d. Manfaat Tanaman Temulawak
Konsumsi temulawak pada orang sehat juga sangat penting
untuk memelihara kesehatan fungsi hati dan menjaga stamina
tubuh. Usia antara 20-60 tahun merupakan usia produktif untuk
melakukan berbagai aktivitas yang berat dan melelahkan. Salah
satu penyebab menurunnya fungsi hati adalah faktor kelelahan
sehingga kerja hati menjadi bertambah berat. Hal ini menyebabkan
tubuh rentan untuk tertular virus hepatitis yang berbahaya karena
virus ini mampu bertahan dan menetap di dalam tubuh, bersifat
kronis serta dalam perjalanan selanjutnya berpotensi merusak hati,
ukurannya mengecil dan mengeras (sirosis hati) dan dapat berakhir
menjadi kanker hati (Suharjo, 2010).
2. Untuk Bahan Tambahan
a. Vivapur
Vivapur 101 memiliki sifat sebagai adsorben. Vivapur 101
memiliki ukuran partikel yang lebih kecil sehingga memiliki luas
permukaan yang lebih besar. Semakin besarnya luas permukaan
memungkinkan penyerapan kelembapan yang lebih besar sehingga
dapat mempertahankan kestabilan sediaan.
b. Amilum Jagung
Amilum berupa padatan cukup kasar sampai serbuk halus,
berwarna putih, tidak berbau dan sedikit berasa. Amilum jagung
memliki ukuran 2–32 µm. Amilum dalam formulasi tablet dan kapsul
dapat digunakan sebagai bahan pengikat, pengisi dan disintegran.
Amilum pada umumnya bersifat higroskopis. Amilum jagung
merupakan amilum yang paling kecil higroskopisitasnya
dibandingkan dengan amilum gandum dan amilum beras. Amilum
kentang merupakan amilum yang paling higroskopis disbanding
lainnya (Rowe,2009). Bahan pengisi diperlukan untuk
mencukupkan massa kapsul sampai pada bobot yang diinginkan
(Lieberman,1989).
c. Aerosil
Aerosil atau Colloidal Silicon Dioxide merupakan serbuk amorf
silica dengan ukuran partikel sekitar 15 nm berwarna putih, ringan,
tak berasa. Aerosil digunakan sebagai adsorben karena dapat
mengabsorpsi lembab terutama yang berasal dari ekstrak sehingga
akan mempermudah pencampuran bahan (Rowe, 2009). Aerosil
tidak hanya akan meningkatkan sifat alir ekstrak tetapi juga
menyalut permukaannya dengan lapisan film yang tipis.
Penggunaan sebagai adsorben pada sediaan-sediaan ekstrak bias
mencapai 10%. Penambahan aerosil yang cukup besarakan
menurunkan higroskopisitas ekstrak dan melonggarkan serbuk
(Agoes, 2007).
d. Talk
Digunakan sebagai glidan pada pembuatan tablet dan granul
dengan konsentrasi 1%-10%. Talk digunakan secara luas dan
mempunyai sifat menguntungkanya itu lebih unggul dari pada pati
dalam memnimalkan setiap kecendungan zat yang melekat pada
alat (anwar,2012).

e. Magnesium stearat
Digunakan sebagai lubrikan pada pembuatan tablet dan kapsul
(Anwar,2012). Bahan lubrikan berfungsi untuk mengurangi gesekan
antara serbuk dengan alat (Lieberman,1989).
IV. Uraian Bahan
a. Vivapur 101
Nama Resmi : MICROCRYSTALLINE CELLULOSE
Nama Lain : Avicel PH; Celex; jel selulosa; Celphere;
Ceolus KG; crystalline cellulose; E460;
Emcocel; Ethispheres; Fibrocel; Pharmacel;
Tabulose; Vivapur.
Pemerian : Pembersih dengan parsial,
depolimerized, selulosa berwarna putih, tidak
berbau, tidak berasa, serbuk kristaling dapat
terjadi dengan penyerap partikel secara
komersial terdiri dari ukuran dan partikel
yang berbeda
Kelarutan : Tidak larut dalam air, asam lemah,dan
pelarut yang paling organik, sedikit larut
dalam pelarut, sodium hydroxside.
Inkompabilitas : Mikrokristaling sellulosa inkompatobel
meskipun hidroskopik.
Stabilitas : Microcrystalline cellulose stabil meskipun
higrospik.
Penyimpanan : Tempatkan ditempat yang tertutup dengan
baik, sejuk dan kering

b. Amilum Jagung (HOPE, 2009: 685)


Nama Resmi : AMYLUM MAYDIS
Nama Lain : Pati jagung, corn starch
Pemerian : Bubuk yang tidak berbau dan tidak berasa,
halus, putih sampai putih
Kelarutan : Praktistidaklarutdalam air dingin dan dala
etanol dingin (96%) P. Pati membengkak
ketika dalam air 5-10% padasuhu 37OC . Pati
menjadi larut dalam air panas pada suhu di
atas suhu gelatinisasi. Pati parsial larut dalam
dimetil Sulfoksida dan dimetilformamida
Inkompabilitas : Pati tidak sesuai dengan zat pengoksidasi
kuat. Senyawa inklusi berwarna dibentuk
dengan yodium.
Stabilitas : Pati kering stabil jika terlindung dari
kelembaban tinggi. Pati dianggap inert secara
kimia dan mikrobiologi dalam kondisi
penyimpanan normal. Larutan atau pasta pati
secara fisik tidak stabil dan mudah
dimetabolisme oleh mikroorganisme. Oleh
karena itu harus baru disiapkan bila digunakan
untuk granulasi basah.
Penyimpanan : Pati harus disimpan dalam wadah kedap udara
dalam keadaan dingin dan tempat kering

c. Aerosil (HOPE, 2006 : 188)


Nama Resmi : COLLOIDAL SILICON DIOXIDE
Nama Lain : Aerosil
Pemerian : Silikon dioksida koloid adalah silika berasap
submikroskopik dengan ukuran partikel sekitar
15 nm; bubuk amorf berwarna terang, longgar,
berwarna putih kebiruan, tidak berbau, tidak
berasa, dan tidak berpasir.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam pelarut organik, air,
dan asam, kecuali asam fluorida; larut dalam
larutan panas alkali hidroksida. Membentuk
dispersi koloid dengan air.
Inkompabilitas : Pati tidak sesuai dengan zat pengoksidasi
kuat. Senyawa inklusi berwarna dibentuk
dengan yodium.
Stabilitas : Bersifat higroskopik tetapi menyerap banyak
air tanpa mencair. Ketika digunakan dalam
sistem berair pada pH 0-7,5, silikon dioksida
koloid efektif dalam meningkatkan viskositas
suatu sistem. Namun, pada pH lebih besar dari
10.7 kemampuan ini hilang sepenuhnya sejak
silikon dioksida larut membentuk silikat
Penyimpanan : Bubuk silikon dioksida koloid harus disimpan
dalam wadah tertutup baik.

d. Talk (HOPE, 2006 : 767)


Nama Resmi : TALCUM
Nama Lain : Talk, magnesium hydrogen metasilicate
Pemerian : Bubuk putih yang sangat halus, putih keabu-
abuan, tidak berbau, tidak dapat dipalsukan,
bermanifestasi. Menempel dengan mudah ke
kulit dan lembut saat disentuh dan bebas dari
grittiness.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam asam encer dan alkali,
pelarut organik, dan air.
Inkompabilitas : Tidak kompatibel dengan senyawa amonium
kuaterner.
Stabilitas : Stabil dan dapat disterilkan dengan
pemanasan pada suhu 160 OC selama tidak
kurang dari 1 jam. Dapat disterilisasi dengan
paparan etilena oksida atau radiasi gamma.
Penyimpanan : Harus disimpan dalam wadah tertutup dengan
baik di tempat sejuk, tempat yang kering.

e. Magnesium stearat (HOPE, 2006 : 430)


Nama Resmi : MAGNESII STEARAS
Nama Lain : Magnesium stearat
Pemerian : Bubuk yang sangat halus, berwarna putih,
diendapkan atau digiling, tidak dapat
dipalsukan dengan kerapatan curah rendah,
memiliki bau samar asam stearat dan rasa
yang khas. Bubuk berminyak untuk disentuh
dan mudah melekat pada kulit.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%),
eter dan air; sedikit larut dalam benzena
hangat dan hangat etanol (95%).
Inkompabilitas : Tidak cocok dengan asam kuat, alkali, dan
garam besi. Hindari pencampuran dengan
bahan pengoksidasi yang kuat. Magnesium
stearat tidak dapat digunakan dalam produk
yang mengandung aspirin, beberapa vitamin,
dan sebagian besar garam alkaloid.
Stabilitas : Stabil dan harus disimpan dalam wadah
tertutup baik di tempat yang sejuk dan kering.

V. Perhitungan
Bobot 1 kapsul = 500 mg
Bobot 50 kapsul = 50 x 500 mg = 25000 mg = 25 g
Ukuran kapsul = 00
 Penimbangan Bahan
1. Ekstrak Rimpang temulawak = 150 mg
 Penambahan 10 % = 150 mg + 10 % = 165 mg
 Untuk 50 kapsul = 50 x 165 mg = 8250 mg = 8,25 g
30
2. Vivapur 101 30 % = 100 x 500 mg = 150 mg

 Penambahan 10 % = 150 mg + 10 % = 165 mg


 Untuk 50 kapsul = 50 x 165 mg = 8250 mg = 8,25 g
3
3. Aerosil 3 % = 100x 500 mg = 15 mg

 Penambahan 10 % = 15 mg + 10 % = 16,5 mg
 Untuk 50 kapsul = 50 x 16,5 mg = 825 mg = 0,825 g
2
4. Talk 2 % = 100x 500 mg = 10 mg

 Penambahan 10 % = 10 mg + 10 % = 11 mg
 Untuk 50 kapsul = 50 x 11 mg = 550 mg = 0,55 g
1
5. Mg. Stearat 1 % = 100x 500 mg = 5 mg

 Penambahan 10 % = 5 mg + 10 % = 5,5 mg
 Untuk 50 kapsul = 50 x 5,5 mg = 275 mg = 0,275 g
6. Amilum Jagung ad sampai 500 mg + 10 %
= 500 mg – (150 mg + 150 mg + 15 mg + 10 mg + 5 mg)
= 500 mg – 330 mg =170 mg + 10 %
= 187 mg
 Untuk 50 kapsul = 50 x 187 mg = 9350 mg = 9.35 g
VI. Prosedur Kerja
a. Ekstrak sisampel
1. Dikeringkan rimpang temulawak
2. Setelah kering rimpang dihaluskan sampai menjadi serbuk
3. Dilakukan standarisasi simplisia
4. Selanjutnya pembuatan ekstrak dilakukan dengan merendam 2,5
kg serbuk kedalam etanol (70%) sebanyak 8 liter
5. Diaduk dengan stirrer selama 3 jam kemudian didiamkan selama
24 jam
6. Filtrat diuapkan dengan rotery evaporator pada suhu 60 0C
sampai diperoleh ekstrak kental
7. Proses ekstraksi dilakukan sebanyak 8 kali untuk memperoleh
jumlah ekstrak yang lebih banyak
b. Pembuatan kapsul
1. Ekstrak kental dikeringkan sebanyak 150 mg kemudian
ditambahkan dengan vivapur 101 sabanyak 165 mg
2. Kemudian amylum maydis 187 mg, talk 11 mg, mg stearat 5,5 mg
dan aerosil 16,5 mg dimasukan kedalam campuran tersebut
kedealam cangkang kapsul gelatin
3. Selanjutnya sediaan dievaluasi keseragaman bobotnya, waktu
hancur dan higroskopisnya
Daftar Pustaka
Rowe C Roymond. 2006. Handbook of Pharmaceutical Excipients Fifth
Edition. Pharmaceutical Press : London, UK
Rowe C Roymond. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients Fifth
Edition. Pharmaceutical Press : London, UK
FORMULASI DAN TEKOLOGI SEDIAAN
OBAT TRADISIONAL
“Formulasi Kapsul Temulawak”

Oleh :
Kelompok II

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MANDALA WALUYA
KENDARI
2018

Anda mungkin juga menyukai