Anda di halaman 1dari 3

1.

Sebutkan evaluasi sediaan suppositoria-ovula berdasarkan farmakope indonesia

Jawaban

Dalam praktikum ini, dibuat sediaan suppositoria. Dimana pada pembuatan ini, ada
dua resep yang dibuat. Pembuatan resep pertama, yang dilakukan adalah menimbang bahan.
Setelah itu dioleskan paraffin dalam cetakan suppo, dilebur oleum cacao hingga berbentuk
seperti massa krim. Masukkan aminophyllin kedalam hasil leburan, aduk ad homogen.
Dituang dalam cetakan suppo, dibiarkan dingin dahulu, kemudian dimasukkan kedalam
kulkas agar memadat. Dilepaskan suppo dalam cetakan, bungkus dengan alumunium foil
yang sudah disiapkan, masukkan kedalam plastik dan diberi etiket.
Pembuatan resep kedua, yang pertama dilakukan menimbang semua bahan. Oleum
cacao dileburkan diatas penangas, diangkat. Kemudian bisakodil dimasukkan ke dalam
cawan porselen yang berisi oleum cacao, diaduk merata. Dituang sediaan kedalam cetakan
suppo yang sudah diolesi dengan paraffin. Dimasukkan kedalam kulkas agar memadat,
kemudian tunggu beberapa saat. Keluarkan suppo dari cetakan, kemudian bungkus dengan
alumunium foil, masukkan kedalam plastik, diberi etiket. Kedua sediaan suppo yang dibuat
memenuhi syarat, karena pada cara pembuatan sudah benar dan tepat sehingga sediaan
menjadi bagus dan tidak rusak.

2. Bagaimana cara uji sediaan suppositoria-ovula berdasarkan

Jawaban

Pengujian sediaan supositoria yang dilakukan sebagai berikut:

1. Uji homogenitas

Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah bahan aktif dapat tercampur rata
dengan bahan dasar suppo atau tidak, jika tidak dapat tercampur maka akan mempengaruhi
proses absorbsi dalam tubuh. Obat yang terlepas akan memberikan terapi yang berbeda. Cara
menguji homogenitas yaitu dengan cara mengambil 3 titik bagian suppo (atas-tengah-bawah
atau kanan-tengah-kiri) masing-masing bagian diletakkan pada kaca objek kemudian diamati
dibawah mikroskop, cara selanjutnya dengan menguji kadarnya dapat dilakukan dengan cara
titrasi.
2. Uji waktu hancur

Uji waktu hancur ini dilakukan untuk mengetahui berapa lama sediaan tersebut dapat hancur
dalam tubuh. Cara uji waktu hancur dengan dimasukkan dalam air yang di set sama dengan
suhu tubuh manusia, kemudian pada sediaan yang berbahan dasar PEG 1000 waktu
hancurnya ±15 menit, sedangkan untuk oleum cacao dingin 3 menit. Jika melebihi syarat
diatas maka sediaan tersebut belum memenuhi syarat untuk digunakan dalam tubuh.
Mengapa menggunakan media air? Dikarenakan sebagian besar tubuh manusia mengandung
cairan.

3. Keseragaman bobot

Keseragaman bobot dilakukan untuk mengetahui apakah bobot tiap sediaan sudah sama atau
belum, jika belum maka perlu dicatat. Keseragaman bobot akan mempengaruhi terhadap
kemurnian suatu sediaan karena dikhawatirkan zat lain yang ikut tercampur. Caranya dengan
ditimbang saksama 10 suppositoria, satu persatu kemudian dihitung berat rata-ratanya. Dari
hasil penetapan kadar, yang diperoleh dalam masing-masing monografi, hitung jumlah zat
aktif dari masing-masing 10 suppositoria dengan anggapan zat aktif terdistribusi homogen.
Jika terdapat sediaan yang beratnya melebihi rata-rata maka suppositoria tersebut tidak
memenuhi syarat dalam keseragaman bobot. Karena keseragaman bobot dilakukan untuk
mengetahui kandungan yang terdapat dalam masing-masing suppositoria tersebut sama dan
dapat memberikan efek terapi yang sama pula.

4. Uji titik lebur

Uji ini dilakukan sebagai simulasi untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan sediaan
supositoria yang dibuat melebur dalam tubuh. Dilakukan dengan cara menyiapkan air dengan
suhu ±37°C. Kemudian dimasukkan supositoria ke dalam air dan diamati waktu leburnya.
Untuk basis oleum cacao dingin persyaratan leburnya adalah 3 menit, sedangkan untuk PEG
1000 adalah 15 menit.
Jelaskan cara pengemasan dan penyimpanan sediaan suppositoria-ovula berdasarkan
pemakaian basis yang digunakan
3. Pengemasan Supositoria
Jawaban
1. Supositoria gliserin dan supositoria gelatin gliserin umumnya dikemas dalam wadah gelas
ditutup rapat supaya mencegah perubahan kelembapan dalam isi supositoria.
2. Supositoria yang diolah dengan basis oleum cacao biasanya dibungkus terpisah-pisah atau
dipisahkan satu sama lain pada celah-celah dalam kotak untuk mencegah perekatan.
3. Supositoria dengan kandungan obat yang sedikit lebih pekat biasnya dibungkus satu per
satu dalam bahan tidak tembus cahaya seperti lembaran metal (alumunium foil).

Anda mungkin juga menyukai