Anda di halaman 1dari 5

Bagi - Bagi Pengalaman dan ilmu ^_^

 Klasik
 

 Kartu Lipat
 

 Majalah
 

 Mozaik
 

 Bilah Sisi
 

 Cuplikan
 

 Kronologis

March 29th, 2013

foto - foto geje q

UJI EVALUASI SEDIAAN SEMI SOLID


1

interaksi obat

December 18th, 2012

kegiatan geje q with my friend ....

apa sih obat tradisional itu???

"GALAU"

.............................

bantu bantu nih.................

bunga Bakung rek............

bingung!!!!

kisah anak rantau


UJI EVALUASI SEDIAAN SEMI SOLID

UJI EVALUASI SEDIAAN SEMI SOLID


EVALUASI SALEP
Evaluasi salep biasa dilakukan dengan beberapa pengujian sebagai berikut:
1.    DAYA MENYERAP AIR
Daya menyerap air diukur sebagai bilangan air, yang digunakan untuk
mengkarakterisasikan basis absorpsi. Bilangan air dirumuskan sebagai jumlah air
maksimal (g), yang mampu diikat oleh 100 g basis bebas air pada suhu tertentu
(umumnya 15-20o C) secara terus-menerus atau dalam jangka waktu terbatas
(umumnya 24 jam), dimana air tersebut digabungkan secara manual. Kedua
bilangan ukur tersebut dapat dihitung satu ke dalam yang lain melalui persamaan :
       2. KANDUNGAN AIR
            Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk menentukan kandungan air dalam
salap.
         Penentuan kehilangan akibat pengeringan. Sebagai kandungan air digunakan
ukuran kehilangan massa maksimum (%) yang dihitung pada saat pengeringan
disuhu tertentu (umumnya 100-110oC).
         Cara penyulingan. Prinsip metode ini terletak pada penyulingan menggunakan
bahan pelarut menguap yang tidak dapat bercampur dengan air. Dalam hal ini
digunakan trikloretan, toluen, atau silen yang disuling sebagai campuran azeotrop
dengan air.
         Cara titrasi menurut Karl Fischer. Penentuannya berdasarkan atas perubahan
Belerang Oksida dan Iod serta air dengan adanya piridin dan metanol menurut
persamaan reaksi berikut:
I2 + SO2 + CH3OH + H2O -> 2 HI + CH3HSO4
Adanya pirin akan menangkap asam yang terbentuk dan memungkinkan
terjadinya reaksi secara kuantitatif.Untuk menghitung kandungan air digunakan
formula berikut :
% Air   =  f . 100 (a-b) P

                        f = harga aktif dari larutan standar (mg air/ml),


                        a = larutan standar yang dibutuhkan (ml),
                        b = larutan standar yang diperlukan dalam penelitian blanko (ml),
                        P = penimbangan zat (mg)      
3.    Konsistensi
            Konsistensi merupakan suatu cara menentukan sifat berulang, seperti sifat
lunak dari setiap sejenis salap atau mentega, melalui sebuah angka ukur. Untuk
memperoleh konsistensi dapat digunakan metode sebagai berikut:
         Metode penetrometer.
         Penentuan batas mengalir praktis
4.  Penyebaran
            Penyebaran salap diartikan sebagai kemampuan penyebarannya pada kulit.
Penentuannya dilakukan dengan menggunakan entensometer.
5.  Termoresistensi
            Dihasilkan melalui tes berayun. Dipergunakan untuk mempertimbangkan
daya simpan salep di daerah dengan perubahan iklim (tropen) terjadi secara nyata
dan terus-menerus.
6.  Ukuran Partikel
Untuk melakukan penelitian orientasi, digunakan grindometer yang banyak dipakai
dalam industri bahan pewarna.
Metode tersebut hanya menghasilkan harga pendekatan, yang tidak sesuai dengan
harga yang diperoleh dari cara mikroskopik, akan tetapi setelah dilakukan peneraan
yang tepat, metode tersebut daat menjadi metode rutin yang baik dan cepat
pelaksanaannya.

EVALUASI SEDIAAN GEL


1. Organoleptis

Evalusai organo leptis menggunakan panca indra, mulai dari bau, warna, 
tekstur sedian, konsistensi pelaksanaan menggunakan subyek responden ( dengan
kriteria tertentu ) dengan menetapkan kriterianya pengujianya ( macam dan item ),
menghitung prosentase masing- masing kriteria yang di peroleh, pengambilan
keputusan dengan analisa statistik.

2. Evaluasi pH

Evaluasi pH menggunakan alat pH meter, dengan cara perbandingan 60 g : 200 ml


air yang di gunakan untuk mengencerkan , kemudian aduk hingga homogen, dan
diamkan agar mengendap, dan airnya yang di ukur dengan pH meter, catat hasil
yang tertera pada alat pH meter.

3. Evaluasi daya sebar

Dengan cara sejumlah zat tertentu di letakkan di atas kaca yang berskala. Kemudian
bagian atasnya di beri kaca yang sama, dan di tingkatkan bebanya, dan di beri
rentang waktu 1 – 2 menit. kemudian diameter penyebaran diukur pada setiap
penambahan beban, saat sediaan berhenti menyebar ( dengan waktu tertentu
secara teratur ).

4. Evaluasi penentuan ukuran droplet

Untuk menentukan ukuran droplet suatu sediaan krim ataupun sediaan emulgel,
dengan cara menggunakan mikroskop sediaan diletakkan pada objek glass,
kemudian diperiksa adanya tetesan – tetesan fase dalam ukuran dan
penyebarannya.

5. Uji aseptabilitas sediaan.

Dilakukan pada kulit, dengan berbagai orang yang di kasih suatu quisioner di buat
suatu kriteria , kemudahan dioleskan, kelembutan, sensasi yang di timbulkan,
kemudahan pencucian. Kemudian dari data tersebut di buat skoring untuk masing-
masing kriteria. Misal untuk kelembutan agak lembut, lembut, sangat lembut.

EVALUASI SEDIAAN PASTA


Dibagi dalam tiga kelompok, yaitu :
1. Evaluasi Fisik.
Homogenitas diantara dua lapis film, secara makroskopis : alirkan di atas kaca.
Konsistensi, tujuan : mudah dikeluarkan dari tube dan mudah dioleskan. Pengukuran
konsistensi dengan pnetrometer. Konsistensi / rheologi dipengaruhi suhu; sedian
non
newton dipengaruhi oleh waktu istirahat oleh karena itu harus dilakukan pada
keadaan yang identik.
Bau dan warna untuk melihat terjadinya perubahan fasa. pH, pH berhubungan
dengan stabilitas zat aktif, efektifitas pengawet, keadaan kulit.
2. Evaluasi Kimia.
Kadar dan stabilitas zat aktif dan lain-lain
3. Evaluasi Biologi.
Kontaminasi mikroba.
Salep mata harus steril untuk salep luka bakar, luka terbuka dan penyakit kulit yang
parah juga harus steril.
Potensi zat aktif.
Pengukuran potensi beberapa zat antibiotik yang dipakai secara topikal.

EVALUASI SEDIAAN KRIM


Dibagi dalam tiga kelompok :
1. Evaluasi Fisik.
Homogenitas diantara dua lapis film, secara makroskopis : alirkan di atas kaca.
Konsistensi, tujuan : mudah dikeluarkan dari tube dan mudah dioleskan. Pengukuran
konsistensi dengan pnetrometer. Konsistensi / rheologi dipengaruhi suhu; sedian
non newton dipengaruhi oleh waktu istirahat oleh karena itu harus dilakukan pada
keadaan yang identik.
Bau dan warna untuk melihat terjadinya perubahan fasa. pH, pH berhubungan
dengan stabilitas zat aktif, efektifitas pengawet, keadaan kulit.
2. Evaluasi Kimia.
Kadar dan stabilitas zat aktif dan lain-lain.
3. Evaluasi Biologi.
a. Kontaminasi mikroba.
Salep mata harus steril untuk salep luka bakar, luka terbuka dan penyakit kulit yang
parah juga harus steril.
b. Potensi zat aktif.
Pengukuran potensi beberapa zat antibiotik yang dipakai secara topikal.

Diposting 14th January 2013 oleh ekaituzulha


  

Lihat komentar

1.

nur rezky awaliyah6 Mei 2017 06.16

bisa ditambahkan gak, literaturnya darimana?


Balas

Memuat
Tema Tampilan Dinamis. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai