EMULSI
Emulsi adalah suatu system heterogen yang tidak stabil secara termo dinamika, yang
terdiri dari paling sedikit 2 cairan yang tidak bercampur, dimana salah satunya fase terdispersi
(fase internal) terdispersi secara seragam dalam bentuk tetesan – tetesan kecil pada medium
pendispersi (fase eksternal) yang distabilkan dengan emulgator yang cocok.
Emulsi juga memiliki kelebihan yaitu terutama dalam penyiapan untuk senyawa yang
larut dalam lemak atau minyak, sedangkan kerugiannya yaitu proses formulasinya
membutuhkan keahlian yang baik.
Emulsi pada umumnya diaplikasikan dalam bidang kecantikan yaitu pembuatan
kosmetik baik berbentuk lotio maupun krim.
3. Tipe emulsi ganda, emulsi minyak dalam air dalam minyak (M/A/M), dan air dalam
minyak dalam air(A/M/A).
Cara menentukan tipe emulsi suatu sediaan sebagai berikut.
1. Uji Pengenceran.
2. Uji Konduktivitas (Hantaran listrik).
3. Uji KelarutanWarna.
4. Tes Fluorosense.
5. Uji Arah Creaming.
6. Tes Kertas saring /CoCl2.
DISOLUSI
Disolusia dalah proses pelepasan senyawa obat dari sediaan dan melarut dalam
mediapelarut.
Kecepatan disolusi adalah jumlah zat aktif yang dapat larut dalam waktu tertentu pada
kondisi antar permukaan cair - padat, suhu dan komposisi media yang dibakukan.
Laju disolusi obat secara in vitro dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:
1. Sifat fisika kimia obat ,meliputi:
a. Sifat Kelarutan. Sifat kelarutan dipengaruhi oleh:
Polimorfisme
Keadaan amorf dan solvat
Asam bebas , basa bebas, atau bentuk garam
Pembentukan kompleks , larutan padat, dan campuran eutektikum
Ukuran partikel
Surfaktan
Suhu.
Viskositas.
pH.
b. Luas permukaan efektif dapat diperbesar dengan memperkecil ukuran
partikel. Faktor yang memengaruhi lua spermukaan (tersedia) untuk
disolusi:
Ukuranpartikel
Variabelpembuatan
2. Faktor Formulasi.
Faktor formulasi dan proses pembuatan memengaruhi laju disolusi yaitu :
a. Jumlah & tipe eksipien, seperti garam netral.
b. Tipe pembuatan tablet yang digunakan.
c. Ukuran granul dan distribusi ukuran granul.
d. Jumlah dan tipe penghancur serta metode pencampurannya.
e. Jumlah dan tipe surfaktan (kalau ditambahkan) serta metode pencampurannya.
f. Gaya pengempaan dan kecepatan pengempaan.
3. Faktor alat dan kondisi lingkungan.
a. Perbedaan alat yang digunakan dalam uji disolusi
b. Kecepatan pengadukan.
c. Temperatur, viskositas dan komposis idari medium, serta pengambilan
sampel juga dapat memengaruhi kecepatan pelarutan obat.
4. Faktor-faktor yang terkait dengan bentuk sediaan.
Uji disolusi yang diterapkan pada sediaan obat bertujuan untuk mengukur serta
mengetahui jumlah zat aktif yang terlarut dalam media pelarut yang diketahui
volumenya pada waktu dan suhu tertentu, menggunakan alat tertentu yang didesain
untuk uji parameter disolusi.
Metode yang paling umum digunakan untuk mengevaluasi disolusi adalah
metode keranjang (metode I) dan metode dayung (metode II) USP dan disebut
sebagai metode “sistemtertutup” karena menggunakan medium disolusi bervolume
tetap.
Medium disolusi yang digunakan adalah medium yang menggambarkan keadaan
medium pada lambung dan usus.Komposisi cairan lambung keadaan puasa simulasi
(pH 1,2) Sedangkan cairan usus simulasi merupakan larutan dapar 0,05 M pH dapar
ini adalah 6,8.
Metodologi disolusi meliputi wadah, suhu, volume media disolusi, posisi
pengambilan sampel, waktu pengambilan sampel, dan penentuan kadar zat terlarut.
MIKROMERITIK