Anda di halaman 1dari 11

AKADEMI FARMASI YAMASI MAKASSAR

TEKNOLOGI
BAHAN ALAM
ALAT PENGUJIAN
MUTU/EVALUASI PRODUK JADI
DARI BEBERAPA BENTUK
SEDIAAN BAHAN ALAM

AHMAD DANIL
18.003.AF
REGULER A
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena telah melimpahkan Rahmat-Nya berupa kesempatan sehingga
penulis bisa menyelesaikan buku saku ini selesai pada waktunya.

Meskipun penulis sudah menyelesaikan buku saku ini dengan


baik, namun penulis menyadari bahwa didalam buku saku yang telah
penulis susun masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan.
Sehingga penulis mengharapkan saran serta masukan yang membangun
demi tersusunnya buku saku lain yang lebih baik lagi. Akhir

Makassar, 13 November 2020


Penyusun

Ahmad Daniil

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................ 2
DAFTAR ISI......................................................................................3
1. Pengujian secara organoleptik...................................................... 4
2. Kadar air.....................................................................................4
3. Uji keseragaman bobot.................................................................5
4. Uji waktu hancur......................................................................... 6
5. Cemaran mikroba........................................................................ 7
6. AfLatoksin total.......................................................................... 8
7. Cemaran logam berat................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................11

3
1. Pengujian secara organoleptik
Pengujian secara organoleptik atau uji indra atau uji
sensori merupakan cara pengujian dengan menggunakan indra
manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan
terhdap produk.
Pengujian organoleptik mempunyai peranan penting
dalam penerapan mutu. Pengujian organoleptik meliputi ; menilai
bentuk, warna, bau, rasa dan tanda-tanda lain dengan mata
2. Kadar air

Dalam pengukuran kadar air yaitu dengan menggunakan


metode destilasi metode ini digunakan untuk bahan yang
mengandung senyawa volatile (bunga cengkeh, kenanga, akar
wangi, bahan jamu tradisional) dan mengandung lemak.
Prinsipnya air dalam bahan disuling dengan menggunakan
pelarut organic, berat jenis air lebih besar daripada berat jenis

4
pelarut, sehingga air ada dilapisan bawah dan bisa dibaca
volumenya ( Widjanarko, 1996).
Prinsip penentuan kadar air dengan destilasi adalah
menguapkan air dengan pembawa cairan kimia yang mempunyai
titik didih lebih tinggi daripada air dan tidak dapat dicampur
dengan air serta mempunyai berat jenis lebih rendah daripada air,
zat kimia yang dapat digunakan anatara lain toluene, xylene,
benzene, tetrakhloretin dan xylol (Winarno, 2004)
3. Uji keseragaman bobot

Keseragaman bobot merupakan uji yang digunakan


untuk mengetahui keseragaman bobot dari tablet. Keseragaman
bobot digunakan sebagai salah satu indicator homogenitas
pencampuran formula. Alat yang digunakan yaitu timbangan
digital
Cara kerja :
o Ambil 20 tablet sebagai sampel
o Timbang satu persatu tablet dan catat
o Timbang 20 tablet dan catatlah
5
o Hitung Bobot rata-rata tablet

Penyimpangan Bobot Rata-Rata (%)

Bobot rata-rata
A B

25mg/kurang 15% 30%

26mg-150mg 10% 20%

151mg-300mg 7.5% 15%

>300mg 5% 10%

4. Uji waktu hancur

Uji waktu hancur merupakan salah satu uji fisik sediaan


tablet. Uji ini bertujuan untuk menjamin bahwa tablet akan
hancur pada cairan tubuh, sehingga akan tersedia dalam bentuk
6
molekulernya. Obat yang tersedia dalam bentuk molekuler yang
akan diabsobsi oleh tubuh.. Alat yang digunakan yaitu
Disintegration Tester
Cara kerja : Masing-masing 1 tablet dimasukkan kedalam
tabung dari alat uji waktu hancur kemudian masukkan 1 cakram
pada tiap tabung dan jalankan alat → gunakan air sebagai media
dengan suhu 37 ± 2 ⁰ C. semua tablet harus hancur sempurna →
bila 1 atau 2 tablet tidak hancuf sempurna, ulangi pengujian
dengan 12 tablet lainnya → tidak kurang dari 16 dari 18 tablet
yang diuji harus sempura.
Persyaratan : kecuali dinyatakan lain semua tablet harus
hancur tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan
tidak lebih dari 60 menit untuk tablet salut selaput
5. Cemaran mikroba

Pengujian yang dilakukan yaitu pemeriksaan angka


lempeng total yang merupakan angka yang menunjukkan jumlah
bakteri mesofil dalam tiap-taip 1 ml atau 1 gram sampel makanan
yang diperiksa. Prinsip dari alt adalah menghitung pertumbuhan
koloni bakteri aerob mesofil setelah sampel ditanam

7
padalempeng media yang sesuai dengan cara tuang kemudian
dieramkan selama 24-48 jam pada suhu 35-37⁰ C. Uji angka
lempeng total merupakan metode yang umum digunakan untuk
mengitung adanya bakteri terhadap sediaan yang diperiksa

6. AfLatoksin total

Dalam uji ini menggunakan alat Kromatografi Lapis


Tipis Densitometri(KLT Densitometri.

Kromatografi Lapis Tipis Densitometri(KLT


Densitometri) : Beberapa Hal dapat mempengaruhi hasil analisis
aflatoksin menggunakan KLT antara lain adalah plat KLT. Plat
KLT berbahan silikan yang digunakan biasanya memiliki
ketebalan 0,25-2 mm dan harus diaktifkan terlebih dahulu pada
suhu 80-120⁰ C selama 1 jam. Bila belum digunakan, sebaiknya
plat disimpan dalam desikator untuk menghindari kontaminasi
lembap dan polutan. Factor lain yang mempengaruhi hasil
analisis adalah komboinasi fase gerak. Lembap yang terkandung
8
dalam plat KLT memiliki pengaruh yang lebih kecil pada system
yang menggunakan fase gerak air dibandingkan pada system
yang tidak menggunakan air. Keunggulan metode KLT
Desintoetri adalah prepparasinya cepat, dapat digunakan untuk
identifikasi maupun kuantitasi, dan biaya operasionalnya relatif
murah. Sementara itu metode KLT Densitometri hanya dapat
digunakan lebih lama karena dikerjakan dua kali, yaitu elusi
lempeng dan pemindaian lempeng.

7. Cemaran logam berat

Dalam uji ini menggunakan metode destruksi basah


tertutup atau refluks
Destruksi basah adalah pemansan sampel (organic atau
biologis) dengan adanya pengoksidasi kuat seperti asam-asam
mineral baik tunggal maupun campuran. Jika dalam sampel
dimasukkan zat pengoksidasi, lalu dipanaskan pada tempratur
yang cukup tinggi dan jika pemanasan yang dilakukan secara
continue pada waktu yang cukup lama mala sampel akan
teroksidasi secara sempurna sehingga meninggalkan berbagai

9
senyawa pada latutan asam dalam bentuk senyawa anorganik
yang sesuai untuk di analisis (Anderson, 1987)
Metode analisis logam dengan menggunakan refluks
dilakukan dengan memasukkan sampel kedalam labu destruksi
yang dilengkapi dengan kondensor pendingin yang dialiri air,
sampel didestruksi menggunakan zat pengoksidasi dan
dipanaskan pada tempratur 100⁰ C. kondensor disambungkan
kemudian dialiri air mengalir yang berfungsi sebagai pendingin,
sehingga uap yang keluar dari tabung akan kembali mengembun
masuk kembali kedalam tabung Destruksi selama 3 jam,
kemudian didinginkan dan disaring (Darmono, 1995) Menurut
Rodiana, dkk (2013) kelebihan dari metode destruksi refluks
adalah dapat meminimalisir kehilangan analit berupa logam yang
volatif dan waktu yang dibutuhkan relative singkat.

10
DAFTAR PUSTAKA
Aini, N. (2012). Aflatoksi: Cemaran dan Metode Analisisnya Dalam
Makanann. Jurnal kefarmasian indonesia

Anderson, R. 1987. Sample Pretreatment and Separation. Chicester :


Jhon Willey and Sons

Fadhliani. Sri Sundari. 2019. Uji Angka Lempeng Total (ALT) Pada
Sediaan Kosmetik Lotion X di BBPOM Medan. Program Studi
Biologi, FAkultas Teknik : Universitas Samudra Meurandeh

Gunawan, Indra. 2013. Teknologi Farmasi Evaluasi Tablet.

Rodiana, Y., Maulana, H, dan Nurhasni. 2013. Pengkajian Metode Untuk


Analisis Total Logam Berat Dalam Sedimen Menggunakan
Microwave Digestion Ecolab. 79(2) : 71-80

Widjanarko, S. B. 1996. Analisis Hasil Pertania Jilid 1. Malang : THP-


FP-UB

Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT Gramedia


Pustaka Utama

11

Anda mungkin juga menyukai