Anda di halaman 1dari 4

5.

ANALISA TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS)

5.1. Tujuan Pengujian


Mengetahui besarnya konsentrasi Total Suspended Solid (TSS) yang terdapat dalam
contoh uji (air dan air buangan)

5.2. Dasar Teori


Dalam air alam ditemui dua kelompok zat, yaitu zat terlarut seperti garam dan
molekul organik dan zat padat tersuspensi serta koloid seperti tanah liat dan kwarts.
Perbedaan antara kedua kelompok zat tersebut cukup jelas dalam prakteknya tetapi
tidak dapat dipastikan secara definitif. Misalnya, molekul organik polimer tetap bersifat
zat yang terlarut, walaupun panjangnya lebih dari 10 m, sedangkan beberapa jenis
koloid mempunyai sifat bereaksi seperti zat-zat yang terlarut.
Partikel tersuspensi koloid merupakan penyebab kekeruhan dalam air yang
disebabkan oleh penyimpangan sinar nyata yang menembus suspensi tersebut. Koloid
tidak dapat terlihat secara visual, sedangkan larutannya terdiri dari ion-ion dan
molekul-molekul tidak pernah keruh. Larutan menjadi keruh jika terjadi pengendapan
yang merupakan keadaan kejenuhan dari suatu senyawa kimia.
Partikel tersuspensi biasa mempunyai ukuran yang lebih besar dari pertikel koloid
dan dapat menghalangi sinar yang akan menembus suspensi. Oleh karena itu tidak dapat
dikatakan keruh karena sebenarnya air diantara molekul-molekul tersuspensi tidak
keruh dan sinar tidak menyimpang.
Analisa zat padat dalam air digunakan untuk penentuan komponen-komponen air
secara lengkap, merencanakan serta mengawasi proses pengolahan air minum dan air
buangan.

5.3. Prinsip Analisa


Contoh uji yang telah homogeny disaring dengan media penyaring yang telah ditimbang.
Residu yang tertahan pada media penyaring dikeringkan pada kisaran suhu 103 – 105 oC
hingga mencapai berat tetap. Kenaikan berat saringan mewakili Total Suspended Solid
(TSS)

5.4. Pengawetan contoh uji


Pengambilan contoh uji dilakukan dengan menggunakan botol sampel yang bersih dan
disimpan pada suhu 4 oC. Penetapan zat padat sebaiknya segera dilakukan tidak lebih 7
hari.

VI - 1
5.5. Bahan
1. Kertas saring (glass-fiber filter) dengan ukuran pori 1.5 µm, ada beberapa jenis yang
direkomendasi digunakan untuk analisa antara lain :
a. Whatman Grade 934 AH, dengan ukuran pori (Particle Retention) 1,5 µm
(Standar for TSS in water analysis)
b. Gelman type A/E, dengan ukuran pori (Particle Retention) 1,0 µm (Standar
filter for TSS/TDS testing in sanitary water analysis procedures)
c. E-D Scientific Specialities grade 161 (VWR brand grade 161) dengan ukuran pori
(Particle Retention) 1,1 µm (Recommended for use in TSS/TDS testing in water
and wastewater)
2. Air bebas mineral dengan DHL < 2 µmhos/cm

5.6. Peralatan
1. Oven dengan suhu 105o C
2. Timbangan analitis dengan toleransi 0,1 mg
3. Desikator yang berisi silica gel
4. Pipet volume 10 mL dan 25 mL
5. Pipet pump
6. Penjepit atau pinset
7. Alat penyaring (Saringan dengan ukuran pori 0,45 µm.)
8. Pompa vakum
9. Media penimbang (kaca arloji atau cawan petri)
10. Magnetic Stirrer

5.7. Pengurangan gangguan


1. Pisahkan partikel besar yang mengapung
2. Residu yang berlebihan dalam saringan dapat mongering membentuk kerak dan
menjebak air, untuk itu batasai contoh uji agar tidak menghasilkan residu lebih 200
mg/L
3. Contoh uji yang mengandung padatan terlalu tinggi, bilas dengan air bebas mineral
sehingga residu terlarut yang menempel pada kertas saring benar-benar larut
4. Hindari melakukan penyaringan terlalu lama untuk mencegah penyumbatan oleh
koloidal yang terperangkat dalam saringan

VI - 2
5.8. Perlakuan contoh uji yang mengandung minyak atau cairan organic lainnya
1. Contoh uji disaring dengan kertas saring teknis sehingga lapisan minyak atau benda
mengapung tertahan diatas kertas saring dan filtratnya merupakan benda uji untuk
padatan tersuspensi atau lakukan dengan corong pemisah
2. Minyak atau cairan organic lain yang tidak tercampur dengan air dapat tertahan
pada media penyaring dan hanya menguap sebagian saat dikeringkan pada suhu 105
o
C. Hal ini dapat dilakukan dengan membilas dengan etanol kemudian dilanjutkan
dengan heksan sebelum dikeringkan pada suhu 105 oC. Ketika prosedur ini dilakukan
harus dicatat dalam sertifikat/tertulis.

5.9. Persiapan kertas saring


1. Letakkan kertas saring kedalam alat penyaring dan disambungkan ke pompa
vacuum kemudian bilas dengan air bebas mineral sebanyak 20 mL, lakukan
penghisapan hingga tiris dan matikan pompa
2. Keringkan kertas saring ke dalam oven dengan suhu 103 – 105 oC selama 1 jam.
3. Dinginkan cawan ke dalam desikator selama 20 menit.
4. Timbang cawan dengan timbangan analitik
5. Ulangi tahap pengeringan dan penimbangan sampai diperoleh berat konstan lebih
kecil dari 0,5 mg dari penimbangan sebelumnya (a1 mg).

5.10. Prosedur Pengujian


a. Kocok sampel uji sampai homogen dengan magnetic stirer.
b. Letakkan kertas saring yang telah disiapkan pada alat penyaringan.
c. Lakukan penyaringan dengan peralatan vakum. Basahi saringan dengan sedikit
aquadest
d. Kocok sampel uji sampai homogen dengan magnetic stirer.
e. Pipet 25 mL atau 10 mL contoh uji (tergantung kondisi sampel uji) dan saring pada
alat penyaringan.
f. Cuci kertas saring dengan 3 x 10 mL dengan air bebas mineral, biarkan kering
sempurna.
g. Pindahkan kertas saring dan panaskan dalam oven pada suhu 105 oC selama 1 jam
h. Dinginkan dalam desikator selama 20 menit
i. Timbang kertas saring dengan media penimbang pada timbangan analitik
j. Ulangi tahap pengeringan dan penimbangan sampai diperoleh berat konstan lebih
kecil dari 0,5 mg dari penimbangan sebelumnya (b1 mg).

VI - 3
6.7. Perhitungan
( )
Total Suspended Solid (TSS) (mg/L) = ( )

6.8. Pengendalian mutu pengujian


1. Gunakan alat gelas bebas kontaminasi
2. Gunakan alat instrument dan alat gelas yang terkalibrasi
3. Lakukan analisis duplo sebagai control ketelitian analisis dengan nilai RPD ≤ 15 %
Persen RPD
( )
RPD = ( )/
× 100 %

Keterangan :
X1 : konsentrasi zat padat total penentuan pertama
X2 : konsentrasi zat padat total penentuan kedua

6.9. Rekomendasi
Lakukan control akurasi dengan membuat control chart untuk akurasi analisis
menggunanakan larutan CRM (certified reference material)

6.10. Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Cara uji yang ditetapkan menggunakan bahan kimia berbahaya. Untuk mengurangi
resiko kecelakaan kerja di Laboratorium, maka diperlukan :
a. Penggunaan alat pelindung diri (APD) yang disesuaikan dengan ruang lingkup
pekerjaan
b. Penanganan bahan kimia secara aman mengacu kepada lembar data keselamatan
bahan yang terdapat pada Safety Data Sheet (SDS)

VI - 4

Anda mungkin juga menyukai