Anda di halaman 1dari 5

Sifat fisikokimia dan cara identifikasinya

1. Kelarutan
Definisi : zat dalam bagian tertentu pelarut, kecuali dinyatakan lain menunjukkan bahwa 1
bagian bobot zat padat atau 1 bagian volume zat cair larut dalam bagian volume tertentu pelarut.
Kelarutan suatu senyawa tergantung pada sifat fisika kimia zat pelarut dan zat terlarut,
temperatur, pH larutan, tekanan untuk jumlah yang lebih kecil tergantung pada hal terbaginya
zat terlarut. Bila suatu pelarut pada temperatur tertentu melarutkan semua zat terlarut sampai
batas daya melarutkannya larutan ini disebut larutan jenuh
Identifikasi : ada beberapa metode untuk menentukan kelarutan suatu zat :
a. Metode Agitasi
Solven dan solut zat padat dalam jumlah berlebihan digojog atau diaduk dalam suatu
bejana. Suhu percobaan dikontrol, khususnya bagi kelarutan yang sifatnya tergantung pada
suhu. Sejumlah larutan yang sudah jenuh dipisahkan dari sistem dengan cara
disentrifugasi pada suhu dimana tercapai keseimbangan, difiltrasi menggunakan glass-
wool, atau cukup dituang untuk kemudian dianalisis dengan metode yang sesuai.
b. Metode Kolom Air
Suatu kolom dari gelas atau stainless steel dipak dengan solut zat padat atau dengan
suatu bahan pendukung. Solven dipompa dengan tekanan gas melewati kolom tersebut.
Permukaan kontak yang luas antar solut-zat padat dengan solven akan mempercepat
tercapainya keseimbangan sehingga solven dijenuhkan kemudian dianalisis.
c. Metode sintesis
Sejumlah solut (atau solven yang sudah diketahui jumlahnya) yang sudah ditimbang
ditempatkan dalam wadah yang sesuai kemudian digojog pada suhu konstan. Solven yang
sudah diketahui jumlahnya (atau solut yang sudah diketahui jumlahnya) ditambahkan ke
dalamnya secara bertahap sampai mencapai batas kelarutan.
2. Ukuran Partikel
Definisi : Partikel adalah objek terlokalisasi kecil yang dapat memiliki beberapa sifat fisika atau
kimia seperti volume atau massa ; Secara klinik ukuran partikel suatu obat dapat
mempengaruhi pelepasan zat aktif dari berbagai bentuk sediaan yang diberikan, baik secara
oral, parenteral maupun topical
Identifikasi : Ada beberapa cara untuk menentukan ukuran partikel suatu obat :
a. Metode ayakan (shieving)
metode yang sederhana dengan menggunakan alat/ mesin seperti ayakan, tetapi memiliki
aturan kecepatan dan ukuran ayakan (mesh) tertentu dan telah dikalibrasi. Metode ayakan
ini hanya bisa untuk bahan ). bahan yang mempunyai ukuran minimal 44 mikrometer
(ayakan nomor 325
b. Metode Mikroskopik Optik
Pengukuran partikel dengan metode ini bisanya untuk pengukuran partikel yang berkisar
dari 0,2 µm sampai kira kira 100 µm. Metode ini dapat digunakan untuk menghitung
partikel pada sediaan suspensi dan emulsi. Sediaan tersebut terlebih dahulu diencerkan,
kemudian diletakkan pada slide, dan kemudian dilihat di mikroskop dengan standar slide
mikrometer. Jumlah partikel yang berada dalam area jangkauan ukuran tertentu, dihitung
satu persatu dan kemudian hasil hitungannya kemudian dimasukkan ke dalam analisis
data.
c. Metode Sedimentasi
Pengukuran partikel dengan mengukur diameter partikel berdasarkan prinsip
ketergantungan laju sedimentasi partikel pada ukurannya . Metode sedimentasi mengikuti
kaidah hokum stokes

d. Metode Coulter Counter


Metode ini menggunakan alat bernama Coulter Counter. Prinsip kerja alat ini adalah Jika
suatu partikel disuspensikan dalam suatu cairan elektrolit, kemudian dilewatkan melalui
suatu lubang kecil, yang pada kedua sisinya ada elektroda. Saat partikel melewati lubang
akan memindahkan sejumlah elektrolit sesuai dengan volumenya, maka akan terjadi
suatu perubahan tahanan listrik. Laju penghitungan yaitu 4000 partikel/detik .
3. Luas Permukaan
Definisi : sebuah ukuran dari jumlah luas yang ditempati permukaan objek ; Luas permukaan
persatuan berat atau volume merupakaan karakteristik serbuk yang penting untuk dipelajari
adsorpsi permukaan dan laju disolusi
Identifikasi : Luas permukaan artikel obat dapat dilakukan dengan dua metode yaitu :
a. Metode Absorpsi
Metode absorpsi adalah jumlah suatu zat gas atau cairan yang diabsorpsikan di atas
sample serbuk agar membentuk suatu lapisan tunggal dan merupakan fungsi langsung
dari luas permukaan partikel. Metode ini menggunakan rumus
b. Metode Permeabilitas Udara
Metode ini meliki prinsip tahanan terhadap aliran suatu cairan melalui suatu sumbatan
dari serbuk kompak yang merupakan luas permukaan dari serbuk tersebut. Semakin besar
luas permukaan/gram serbuk, Sw, semakin besar pula tahanan untuk mengalir.
Permeabilitas untuk suatu tekanan yang diberikan turun sepanjangsumbatan tersebut,
berbanding terbalik dengan luas permukaan spesifik
4. pH Obat
Definisi : derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasahan
yang dimiliki oleh suatu larutan.
Identifikasi : Menggunakan pHmeter.
pH meter yang telah dibakukan sebagaimana mestinya, yang mampu mengukur harga pH sampai
0,02 unit pH menggunakan elektrode indikator yang peka, elektroda kaca, dan elektrode
pembanding yang sesuai.
5. Bentuk Kristal
Uraian : Kristal merupakan suatu padatan dimana atom, ion, atau molekul penyusunnya terkemas
secara teratur dan mempunyai pola yang berulang secara tigadimensi. Secara umum, zat cair
membentuk kristal ketika mengalami proses pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa
kristal tunggal, yang semua atom-atom dalam padatannya terpasang pada kisi atau struktur
kristal yang sama, tapi, secara umum, kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga
menghasilkan padatan polikristalin atau polimorf.
Identifikasi kristalisasi merupakan hal yang penting dilakukan untuk menunjang pengembangan 
obat dan apabila pada saat pemilihan bentuk padatan terjadi kekeliruan atau kesalahan maka aka
n berpengaruh terhadap bentuk kestabilan dari sediaan farmasi yang akan dihasilkan.
Identifikasi : Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengkarakterisasi adanya
polimorfisme adalah dengan metodekristalografi PowderX Ray Diffraction (PXRD), analisis
termal (Differential Thermal Analysis (DTA), Differential Scanning Calorimetry (DSC), metode
spektroskopi (IR, NMR, Raman) dan metode mikroskopik Hot Stage Microscope (HSM),
Scanning Electron Microscopy (SEM). Analisis difraksi sinar-X sangat bermanfaat
untukmenentukanadanyafasaamorf, perubahan polimorf dan modifikasi habit kristal. X-Ray
kristal tunggal (X-ray single crystal) memberikan bukti struktur terbaik untukmenentukan adanya
polimorfisme,
6. Koefisien partisi
Uraian : Koefisien partisi menggambarkan rasio pendistribusian obat kedalam pelarut sistem dua
fase, yaitu pelarut organik dan air. Bila molekul semakin larut lemak, maka koefisien partisinya
semakin besar dan difusi trans membran terjadi lebih mudah. Selain itu, organisme terdiri dari
fase lemak dan air, sehingga bila koefisien partisi sangat tinggi ataupun sangat rendah maka hal
tersebut akan menjadi hambatan pada proses difusi zat aktif
Identifikasi : Dilakukan dengan spektrofotometer derivative. Spektrofotometri derivatif adalah
suatu teknik analisis dengan kemampuan memisahkan campuran obat yang memiliki spektra
tumpang tindih. Selain itu, telah digunakan pula untuk penetapan kadar obat yang tercampur
dengan hasil peruraiannya. Sampel yang telah disiapkan dimasukkan ke spektrofotometer lalu
diukur absorbannya. Hubungan Ph larutan dengan absorbansi atau serapan adlaah berbanding
lurus. Semakin tinggi Ph larutan semakin besar nilai absorbansinya. Sedangkan hubungan Ph
dengan koefisien partisi berbanding terbalik.
7. Higroskopisitas
Higroskopi adalah kemampuan suatu zat untuk menyerap molekul air dari lingkungannya baik
melalui absorbsi atau adsorpsi. Suatu zat disebut higroskopis jika zat itu mempunyai kemampuan
menyerap molekul air yang baik. Suatu bahan dikatakan higroskopis apabila terjadi peningkatan
berat lebih dari 2% ketika ditempatkan pada RH 66% temperature ruang selama 24 jam.
Secara khusus, sifat higroskopisitas dapat memiliki dampak yang signifikan pada
fisik dan stabilitas kimia senyawa dan juga pada proses pembuatan untuk produk farmasi
padat (granulasi basah, pelapisan film berair, pengeringan semprot). Senyawa higroskopis
dalam bentuk sediaan padat sering bersentuhan dengan air berasal dari proses pengolahan
dan, dalam beberapa kasus, dapat menyerap kelembaban dari udara selama
penyimpanan. Dengan demikian, senyawa tersebut dapat mengubah bentuk kristal mereka,
menghasilkan polimorf atau pseudo-polimorf yang berbeda. Transformasi semacam itu
dapat menimbulkan masalah dalam proses pembuatan dan / atau sifat-sifat produk
farmasi. Oleh karena itu penting untuk membandingkan dan mengevaluasi stabilitas
fisikokimia dari kristal yang berbeda terbentuk pada berbagai kondisi kelembaban relatif.
Secara khusus, itu berguna dan diinginkan, stabilitas fisikokimia zat obat harus dievaluasi
pada tahap awal pengembangan obat, yaitu sebelum merencanakan bentuk sediaan padat,
formulasi dan pengemasan
Identifikasi : Higroskopisitas dinamis dari suatu zat obat telah diklasifikasikan menjadi empat
kategori: non-higroskopik, higroskopis sedikit-higroskopik, moderaretly dan sangat-
higroskopis. Higroskopisitas dapat diukur dengan DVS atau VTI, dengan memeriksa
pertambahan berat badan / kerugian obat pada suhu kamar melalui setidaknya dua siklus
gradien kelembaban relatif antara 0% dan 90%.Untuk obat-obatan higroskopis,
dianjurkan untuk menyimpannya dalam wadah tertutup rapat, dengan desikator. Hal yang baik
untuk obat-obatan terlarang adalah bahwa kebanyakan dari mereka relatif kurang higroskopi
8. Titik Leleh
Titik leleh adalah temperatur dimana suatu senyawa mulai beralih fasa dari padatan menjadi
cairan, sampai dengan terjadinya pelelehan sempurna. Dalam pengertian lainnya, titik leleh juga
dapat diartikan suatu temperatur dimana suatu zat padat berubah menjadi cairan pada tekanan
satu atmosfer.
Identifikasi : Titik leleh suatu Kristal obat dapat digunakan alat melting point apparatus ,
differential scanning calorimetry dan thermogravimetric analysis

Anda mungkin juga menyukai