Anda di halaman 1dari 11

NAMA : MAULIDIA RAHMA

NO.BP : 1911012034
KELAS : B
TUGAS OBAT HERBAL DAN BENTUK SEDIAANYA
DEFINISI
 Obat bahan alam (herbal) adala hobat yang mengandung bahan aktif yang berasal dari
tanaman dan atau sediaan obat dari tanaman. Tanaman obat atau sediaannya secara
keseluruhan dipandang sebagaibahan aktif.
 Sediaan obat herbal adalah sediaan obat tradisional yang dibuat dengan cara sederhana
seperti infus, dekok, dan sebagainya yang berasal dari simplisia nabati.
 Obat tradisional harus memenuhi persyaratan antara lain sudah digunakan minimal tiga
generasi dan terbukti aman dan bermanfaat. Pengobatan tradisional memiliki pendekatan
yang lebih holistik, antar tubuh, pikiran dan jiwa, yang merupakan keunggulan
pengobatan tradisional.
Di Indonesia, pemakaian obat herbal dalam bentuk jamu dan bahan tambahan makanan cukup
luas. Jamu merupakan obat alternatif yang digunakan cukup luas di Indonesia. Oleh sebab itu,
sesuai dengan perkembangan teknologi, jamu sebaiknya dibuat dalam bentuk sediaan farmasi
dengan bahan berkhasiat ekstrak tanaman. Beberapa sediaan obat herbal antara lain :
SEDIAN OBAT HERBAL
1. Serbuk terstandar
Uraian : Serbuk terstandar dibuat dari simplisia kering yang dihaluskan menjadi serbuk. Pada
umumnya serbuk terstandar dibuat dari simplisia yang berkhasiat keras (poten) seperti daun
digitalis atau opium. Oleh karena itu, kadar senyawa aktif serbuk terstandar harus distandarisasi
sesuai dengan persyaratan farmakope.
Cara pembuatan : Bagian tertentu tumbuhan dibuat simplisia (Sortasi basah-pencucian-
pengeringan-sortas kering-perajangan-pembuatan serbuk). Pada umumnya, serbuk terstandar
diencerkan dengan bahan yang inert seperti tepung (amilum/pati) atau laktosa untuk
mendapatkan kadar senyawa aktif yang diinginkan.
Contoh dan kegunaan :
a. Serbuk daun Digitalis lanata (Digitalis Lanatae Folium Pulvis) : Menurut DAB 8, serbuk
daun Digitalis purpurea harus mengandung 1% digitoksin. Menurut Farmakope
Indonesia Edisi IV (FI IV), serbuk daun digitalis adalah daun digitalis yang dikeringkan
pada suhu tidak lebih dari 60oC, dihaluskan menjadi serbuk halus (60) dan sangat halus
(80), diatur potensinya. Jika perlu ditambah sejumlah laktosa, pati beras atau serbuk
digitalis yang mempunyai potensi lebih rendah atau lebih tinggi hingga potensi 100 mg
serbuk setara dengan 1 unit Digitalis FI.
Kegunaan : Mencegah dan menyembuhkan penyakit jantung, mengobati fibrilasi atrium,
mengatasi diabetes
b. Serbuk Opium (Opii Pulvis) : Menurut Farmakope Belanda Edisi V (Ned. Ph. V), serbuk
umbi Aconitum napellus L. harus mengandung alkaloid total 0,5%, dengan cara
mengencerkan dengan pati beras.
Kegunaan : Penghilang rasa sakit, menyembuhkan diare, pengobatan insomnia (tidur
nyenyak)
c. Serbuk Colchicum (Colchici Pulvis) : Menurut Ned. Ph. V, serbuk biji Colchicum
autumnale L. harus mengandung alkaloid kolkisin 0,4%, dengan cara mengencerkan
dengan pati beras.
Kegunaan : antikanker (anti mitotic agent)

2. Teh
Sediaan teh herbal mengandung satu atau lebih simplisia digunakan untuk penggunaan per oral.
Pembuatannya sesaat sebelum digunakan, biasanya dikemas dalam bentuk rajangan atau
bungkusan. Teh obat dibuat dari simplisia tunggal atau campuran simplisia tumbuhan obat. Teh
obat umumnya dikonsumsi hanya dalam jangka waktu atau tujuan pengobatan tertentu.
Cara Pembuatan : Sediaan teh obat dibuat dengan cara menuangkan air mendidih ke simplisia,
didiamkan selama 5-10 menit dan disaring. Derajat kehalusan simplisia untuk membuat teh obat
diuraikan sebagai berikut.
a. Daun, bunga, dan herba : rajangan kasar dengan ukuran ± 4 mm
b. Kayu, kulit, dan akar : rajangan agak kasar dengan ukuran ± 2,5 mm
c. Buah dan biji digerus atau diserbuk kasar dengan ukuran ± 2 mm
d. Simplisia yang mengandung alkaloid dan saponin : serbuk agak halus dengan ukuran ±
0,5 mm.
Contoh berbagai teh obat dan penggunaannya dapat dilihat sebagai berikut.
a. Teh daun mint (Peppermint tea), digunakan untuk gangguan pencernaan seperti perut
kembung atau rasa penuh di perut serta gangguan pencernaan yang terkait dengan saluran
empedu.
b. Teh daun sena (Senna tea), digunakan untuk meningkatkan pergerakan isi perut dengan
kekuatan sedang. Umumnya digunakan untuk pasien yang susah buang air besar
(konstipasi) seperti pasien hemoroid atau pasien yang telah menjalani operasi usus besar.
c. Teh kayu manis (Cinnamon tea), dibuat dari kulit kayu manis dan digunakan untuk perut
kembung dan mengembalikan nafsu makan. Jika digunakan dalam bentuk campuran teh,
teh kayu manis mampu memperbaiki rasa dan aroma teh campuran tersebut.
d. Teh valeria (Valerian tea), dibuat dari akar Valeriana officinalis dan digunakan untuk
mengurangi kecemasan, gangguan istirahat serta susah tidur.
e. Teh jahe (Ginger tea); dibuat dari rimpang jahe dan digunakan untuk perut kembung,
mengembalikan nafsu makan, dan mabuk perjalanan (motion sickness).
3. Infussa
Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi simplisia dengan air pada suhu
900C selama 15 menit. Cara ini adalah cara paling sederhana untuk pembuatan sediaan herbal
dari bagian tanaman yang lunak seperti daun dan bunga. Khasiat sediaan herbal umumnya karena
kandungan minyak atsiri, oleh karenanya pada pembuatan infus hendaknya menggunakan
penutup, agar kandungan minyak atsiri tidak hilang selama proses pembuatan.
Cara pembuatan : Infus dibuat dengan cara mencampur simplisia dengan derajat halus yang
sesuai dalam panci dengan air secukupnya. Selanjutnya, panaskan campuran di atas tangas air
selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90oC sambil sekali-kali diaduk. Serkai selagi
panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh
volume infus yang dikehendaki.
Contoh dan kegunaan :
a. Infus daun Sena. Kegunaan : Melancarkan BAB (meredakan sembelit), meredakan gejala
ambeien, mempersiapkan usus sebelum kolonoskopi.
b. Infua Asam Jawa. Kegunaan : Analagetik, antiinflamasi, antinosiseptik
c. Infus kulit Kina. Kegunaan : Mengobati malaria
d. Infus daun sirih. Kegunaan : Antimikroba, anti-oksidatif, anti-hemolitik

4. Dekok (Decocta)
Sediaan ini berupa sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia dengan air pada
suhu 900C selama 30 menit. Dekok diperuntukkan simplisia nabati yang keras seperti kayu,
batang, biji dan lain sebagainya. Seperti halnya infus, jika tidak dinyatakan lain dan kecuali
untuk simplisia yang tertera di bawah, dekok yang mengandung bukan bahan berkhasiat keras,
dibuat dengan menggunakan 10% simplisia.
Cara Pembuatan : Pembuatannya simplisia dengan derajat halus tertentu dimasukkan ke dalam
panci dengan air secukupnya, kemudian dipanaskan di dalam penangas air selama 30 menit,
dihitung pada suhu mulai mencapai 900C sambil sekali-sekali diaduk. Saring melalui kain flanel
selagi panas, tambahkan air secukupnya melalui ampas hingga diperoleh dekok yang
dikehendaki. Jika tidak dinyatakan perbandingan lain dan tidak mengandung bahan berkhasiat
keras, maka untuk 100 bagian dekok harus dipergunakan 10 bagian bahan dasar atau simplisia.
Contoh dan kegunaan :
a. Daun Digitalis 0,5 bagian. Kegunaan : Pengobatan penyakit jantung
b. Kulit Akar Ipeka 0,5 bagian, Kegunaan : emetic, penambah nafsu makan, ekspektoransia
c. Kulit Kina 6 bagian. Kegunaan : pengobatan untuk malaria
d. Daun Kumis Kucing 0,5 bagian. Kegunaan : pengobatan infeksi ginjal, infeksi kandung
kemih

5. Tingtur (tincture)
Tingtur merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia menggunakan
alkohol atau hidroalkohol dengan cara maserasi atau perkolasi menggunakan pelarut yang sesuai
dengan monografi. Kecuali dinyatakan lain, tingtur dibuat dengan jumlah simplisia 20% untuk
zat berkhasiat dan 10% untuk zat berkhasiat keras.
Cara pembuatan : Menurut DAB 8, 1 bagian simplisia diekstraksi dengan 2-10 bagian pelarut
untuk mendapatkan tingtur. Pelarut yang umum digunakan adalah etanol, eter atau campuran
keduanya. Tingtur umumnya dibuat dengan cara perkolasi atau maserasi.
Contoh dan kegunaan :
a. Tingtur Belladonna : Tingtur Belladona dibuat dari 10 bagian serbuk Daun Belladona
(B30) dengan etanol encer untuk membuat 100 bagian tingtur. Kadar alkaloid diatur
0,03% dengan penambahan etanol encer. Berat jenis tingtur 0,895-0,905. Kegunaan :
antikolinergik, antimidriatik, antispasmodik
b. Tingtur digitalis : Tingtur Digitalis dibuat dari 10 bagian serbuk Daun Digitalis (B30)
dengan etanol encer untuk membuat 100 bagian tingtur. Berat jenis tingtur 0,895-0,905.
Kegunaan : pengobatan penyakit jantung
c. Tingtur hyosyamus : Tingtur Hyoscyamus dibuat dari 10 bagian serbuk Daun
Hyoscyamus (B30) dengan etanol encer untuk membuat 100 bagian tingtur. Berat jenis
tingtur 0,895-0,905. Kegunaan : Parasimatolitik, sedatif
d. Tingtur kulit manis : Tingtur Kulit Manis dibuat dari 20 bagian serbuk Kulit Kina (B20)
dengan etanol encer untuk membuat 100 bagian tingtur. Berat jenis tingtur 0,897-0,907.
Kegunaan : antioksidan, analgesic, antipiretik, antimikroba, antiinflamasi

6. Ekstrak (extracta)
Ekstrak adalah sediaan padat, kental, atau cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia
menggunakan air, alkohol, atau hidroalkohol, dengan metoda ekstraksi dan pelarut yang sesuai
dengan monografi masing-masing.
Cara pembuatan : Ekstrak yang diperoleh dengan penyari air, harus dihangatkan segera pada
suhu ± 90oC, dienapkan dan diserkai. Serkaian lalu diuapkan pada tekanan rendah pada suhu <
50oC hingga bobot sama dengan bobot simplisia yang digunakan. Selanjutnya, enapkan di
tempat sejuk selama 24 jam, diserkai dan diuapkan pada suhu < 50oC hingga konsistensi yang
dikehendaki. Pada ekstrak cair yang dibuat dengan penyari etanol, hasil akhir harus dibiarkan di
tempat sejuk selama 1 bulan, kemudian disaring, sambil mencegah penguapan. Pembuatan
ekstrak cair dengan penyari etanol, dapat juga dilakukan dengan cara reperkolasi tanpa
menggunakan panas. Ekstrak yang dibuat dengan cara penyarian dengan campuran etanol dan
air (hidroalkohol) dilakukan dengan cara maserasi atau perkolasi.
Berdasarkan tingkat konsistensinya, ekstrak dapat dikelompokkan menjadi :
a. ekstrak cair adalah sediaan cair simplisia nabati, yang mengandung etanol sebagai pelarut
atau sebagai pengawet atau sebagai pelarut dan pengawet. Jika tidak dinyatakan lain pada
masing-masing monografi, tiap ml ekstrak mengandung bahan aktif dari 1 g simplisia
yang memenuhi syarat.
Cara pembuatan : Menurut DAB 8, 2 bagian ekstrak cair harus dibuat dari 1 bagian
simplisia. Ini berarti rasio antara ekstrak dengan simplisia = 2 : 1. Farmakope lain seperti
BP 80 atau Helv.VI, tidak menyebutkan rasio ekstrak-simplisia dengan kaku. Di dalam
BP 80, ekstrak cair dibuat dengan rasio antara ekstrak dengan simplisia = 1 : 1.
Contoh :
- Ekstrak cair Kina. Kegunaan : Pengobatan Malaria
- Ekstrak cair Kola. Kegunaan : Meningkatkan metabolism tubuh, menjaga kesehatan
organ pencernaan, antikanker, antioksidan
b. Ekstrak encer adalah ektrak cair yang dipekatkan hingga konsistensinya seperti madu.
Saat ini, ekstrak encer jarang digunakan dalam pengobatan.
Contoh : Extractum Filicis Maris  anthelmentik
c. Ekstrak kental adalah sediaan cair yang kental pada suhu hangat, namun tidak dapat
dituang pada suhu kamar. Ektrak kental didapatkan dengan pemekatan misela (miscellae)
secara hati-hati sampai didapatkan masa plastis yang masih mengandung sisa lengas
(lembab air).
Contoh :
- Ekstrak kental belladonna. Kegunaan : antikolinergik, antimidriatik, antispasmodik
- Ekstrak kental hyosiamus. Kegunaan : Parasimatolitik, sedatif
- Ekstrak kental akar manis. Kegunaan : antioksidan, analgesic, antipiretik,
antimikroba, antiinflamasi
d. Ekstrak Kering adalah sediaan yang didapatkan dengan cara memekatkan ekstrak cair
dengan kondisi sedang. Ekstrak kering harus diencerkan dengan bahan yang inert seperti
laktosa atau dekstrin untuk mendapatkan kadar senyawa aktif yang diinginkan. Ekstrak
kering biasanya sangat higroskopis, oleh karenanya harus digiling dan dicampur sebisa
mungkin dalam kondisi bebas lembab.
Contoh :
- Ekstrak kina. Kegunaan : Pengobatan malaria
- Ekstrak kering opium. Kegunaan : Penghilang rasa sakit, menyembuhkan diare,
pengobatan insomnia (tidur nyenyak)
- Ekstrak kering hiosiamus. Kegunaan : Parasimatolitik, sedatif

7. Sirup (sirupus)
Sirup adalah sediaan berupa larutan dari atau yang mengandung sukrosa. Kecuali dinyatakan
lain, kadar sukrosa tidak kurang dari 64,0% dan tidak lebih dari 66,0%. Adakalanya
ditambahkan jus ke dalam sirup untuk memberi aroma.
Cara pembuatan : buat cairan untuk sirup, panaskan, tambahkan gula, jika perlu didihkan
hingga larut. Tambahkan air mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot yang dikehendaki,
buang busa yang terjadi dan diserkai. Pada pembuatan sirup yang mengandung glikosida
antrakinon, ditambahkan Natrium Karbonat sejumlah 10% bobot simplisia. Kecuali
dinyatakan lain, pada pembuatan sirup simplisia untuk persediaan ditambahkan metil paraben
0,25% b/v atau pengawet lain yang sesuai. Selain itu, sirup juga boleh ditambah dengan
polialkohol seperti alkohol, gliserol atau poli etilen glikol (PEG) untuk memperlambat
terbentuknya kristal pada sirup.
Contoh :
a. Sirup cherry : Sirup ceri dibuat dengan cara melarutkan 800 g sukrosa ke dalam 475 ml
jus ceri dengan pemanasan sedang di atas penangas air. Larutan kemudian didinginkan,
buih yang terjadi disaring. Selanjutnya, ditambahkan etanol (20 ml) dan air hingga
volume akhir 1 L.
b. Sirup raspberry : Sirup Raspberry dibuat dengan mengencerkan 1 bagian jus raspberry
dengan 11 bagian sirup gula (66,7% b/b). Pada sirup boleh ditambahkan bahan pewarna
makanan yang diizinkan.
Terdapat tiga jenis obat herbal yang umum ditemui di Indonesia, yaitu: Jamu, merupakan obat
herbal yang belum teruji secara klinis.
1. Jamu
Jamu adalah jenis herbal yang belum melalui proses uji kelayakan,
hanya berdasarkan pengalaman masyarakat. Jamu memiliki lambing
seperti daun dan ranting daun.
Jamu adalah sediaan yang dibuat menggunakan teknologi sederhana,
dengan tingkat pembuktian keamanan dan khasiat empiric. Jamu
harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu:
 Aman
 Klaim khasiat berdasarkan data empiris (pengalaman)
 Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
Sebuah ramuan disebut jamu jika telah digunakan masyarakat melewati 3 generasi. Artinya bila
umur satu generasi rata-rata 60 tahun, sebuah ramuan disebut jamu jika bertahan minimal 180
tahun. Inilah yang membedakan dengan fitofarmaka, dimana pembuktian khasiat tersebut baru
sebatas pengalaman, selama belum ada penelitian ilmiah. Jamu dapat dinaikkan kelasnya
menjadi herbal terstandar atau fitofarmaka dengan syarat bentuk sediaannya berupa ekstrak
dengan bahan dan proses pembuatan yang terstandarisasi.
Contoh dan kegunaan :
a. Jamu Kunyit Asem : Menyegarkan tubuh, melancarkan haid dan nyeri haid, mencegah
panas dalam
b. Jamu beras kencur : Menghilangkan pegal-pegal, penyegar tubuh, meringankan batuk,
menambah nafsu makan
c. Jamur kunci sirih : Mengobati keputihan, menghilangkan bau badan
d. Jau Kudu laos : melancarkan peredaran darah, menghangatkan badan, menambah nafsu
makan
e. Jamu kunyit asem : Meredakan nyeri haid, penghilang bau badan
2. Obat Herbal Terstandar
Obat Herbal Terstandar (OHT) adalah obat tradisional yang berasal
dari ekstrak bahan tumbuhan, hewan maupun mineral. Perlu
dilakukan uji pra-klinik untuk pembuktian ilmiah mengenai standar
kandungan bahan yang berkhasiat, standar pembuatan ekstrak
tanaman obat, standar pembuatan obat yang higienis dan uji
toksisitas akut maupun kronis seperti halnya fitofarmaka.Dalam
proses pembuatannya, OHT memerlukan peralatan yang lebih
kompleks dan berharga mahal serta memerlukan tenaga kerja
dengan pengetahuan dan keterampilan pembuatan ekstrak. OHT
harus memenuhi beberapa kriteria. Sebuah herbal terstandar dapat
dinaikkan kelasnya menjadi fitofarmaka setelah melalui uji klinis
pada manusia. yaitu:
a. Aman
b. Klaim khasiat secara ilmiah, melalui uji pra-klinik
c. Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
d. Telah dilakukan standardisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi.
Indonesia telah memeiliki atau memproduksi sendiri OHT dan telah telah beredar di masyarakat
17 produk OHT
Contoh dan kegunaan :
a. diapet® : mengobati diare, mengurangi frekuensi BAB, memadatkan feses
b. lelap® : meringankan gangguan tidur berupa insomnia, parasomnia, hipersomnia
c. kiranti® : melancarkan siklus haid, mengatasi keputihan, meredakan nyeri haid

3. Fitofarmaka
Fitofarmaka merupakan jenis obat tradisionalyang dapat disejajarkan
dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah
terstandar dan khasiatnya telah dibuktikan melalui uji klinis.
fitofarmaka telah melalui proses penelitian yang sangat panjang serta
uji klinis yang detail, pada manusia sehingga fitofarmaka termasuk
dalam jenis golongan obat herbal yang telah memiliki kesetaraan
dengan obat, karena telah memiliki clinical evidence dan siap di
resepkan oleh dokter. Obat Herbal dapat dikatakan sebagai
fitofarmaka apabila obat herbal tersebut telah memenuhi kriteria
sebagai berikut :
a. Aman
b. Klaim khasiat secara ilmiah, melalui uji pra-klinik dan klinik
c. Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
d. Telah dilakukan standardisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi.
Indonesia pada saat ini telah memproduksi dan beredar di masyarakat sebanyak 5 buah
fitofarmaka, seperti Nodiar (PT Kimia Farma), Stimuno (PT Dexa Medica), Rheumaneer PT.
Nyonya Meneer), Tensigard dan X-Gra (PT Phapros).
Contoh :
a. Nodiar : Anti Diare non spesifik
b. Stimuno : Penguat sisitem imun
c. X-Gra : Meningkatkan stamina dan kesegaran tubuh, Membantu meningkatkan stamina
d. pria,membantu mengatasi disfungsi ereksi dan ejakulasi dini

Obat herbal memiliki berbagai macam jenis yang dipakai diseluruh dunia. Antara lain :
1. TCM (Traditional Chinese Medicine)
Obat herbal Cina telah dipelajari untuk mengobati kondisi seperti kanker, penyakit jantung dan
diabetes. Tetapi penelitian ini belum dirancang dengan cukup baik untuk menarik kesimpulan
tentang efektivitas. Mengenai keamanan, ada laporan tentang logam berat dan racun lainnya
dalam pengobatan herbal Cina tertentu. Konsep dasar dari TCM adalah dengan menerapkan teori
keseimbangan Yin Yang, lima unsur (wu xing) yang merepresentasikan unsur yang ada di bumi
yaitu kayu, api, tanah, logam dan air. Kelima unsur itupun juga merepresentasikan organ dalam
tubuh manusia. Di mana organ satu dengan yang lainnya saling berhubungan dengan arah panah
seperti yang ditunjukkan pada gambar 1. Aliran energi yang ditunjukkan dapat bersifat
menghidupi, menindas dan menghina.
Cina merupakan produsen obat herbal terkemuka, yang dikenal dengan Traditional Chinese
Medicine (TCM). Ada sekitar 1200 industri TCM, 600 diantaranya mempunyai budidaya
tanaman obat yang terintegrasi dengan pabrik. Total nilai pasar domestik TCM mencapai sekitar
US$ 5 milyar dan nilai pasar mencapai US$ 1 milyar. TCM sudah diaplikasikan secara paralel
dan komplementer dengan obat modern, dimana 1.249 produk TCM sudah dimasukkan dalam
daftar obat esensial nasional. Buku Materia Medika Cina memuat lebih dari 7.000 spesies
tumbuhan obat.
Contoh :
 Chaihuang Yishen granule (CHYS, also called Qilong-Lishui granule) tersusun atas radix
astragali, Dioscorea nipponica, radix bupleuri,  Angelica sinensis, Pyrrosia
petiolosa,  Polyporus umbellatus, and  Hirudo nipponica. Kegunaan : pengobatan diabetes
neuropati
 Efedra : mengobati asma dan gangguan pernapasan.
 Salix alba : mengandung glikosida salisin untuk mengobati demam
 Tanaman winter green : mengandung asam salisilat sebagai antipiretik dan atntirematik
 Papaver somniferum : mengandung morfin sebagai analgetik kuat
2. Ayurveda
Ayurveda adalah sistem medis tertua yang tersedia di planet ini saat ini. Ini adalah ilmu
kehidupan, pencegahan dan umur panjang. Itu ditulis 5000 tahun yang lalu di India dan
dilestarikan sampai saat ini. Ayurveda memanfaatkan herbal, makanan, aroma, permata, warna,
yoga, mantra, gaya hidup dan operasi. Tiga teks Ayurveda utama yang masih digunakan sampai
sekarang adalah Charak Samhita, Sushrut Samhita dan Ashtangha Hridaya Samhita. Yoga
banyak digunakan sekarang, meskipun dijelaskan dalam teks ayurveda. Ini berfokus pada
keseimbangan pikiran, tubuh, dan jiwa. Ratusan herbal yang berbeda digunakan untuk:
a. Melindungi tubuh dari penyakit
b. Meredakan nyeri
c. Meningkatkan kesehatan umum
Ayurveda adalah bagian dari sistem Yoga India. Ilmu kuno ini berhubungan dengan
penyembuhan tubuh dan pikiran manusia untuk mencapai keseimbangan optimal antara tubuh,
pikiran dan kesadaran. Sistem ini mencoba memperbaiki berbagai ketidakseimbangan dalam
tubuh dan memanfaatkan herbal dan produk alami untuk merawat tubuh. Sistem ini digunakan
bersama dengan sistem Yoga Asana India kuno dan latihan pernapasan untuk mendapatkan hasil
yang optimal
Ada tiga jenis kotoran dalam Ayurveda :
a. Vata – Gas yang terlalu banyak dirusak
b. Pitta – Cairan kandung empedu dan akumulasi limbah.
c. Slesma – Dahak atau lendir di mulut, tenggorokan dan beberapa kotoran lain seperti
albumen dalam urin.
Pengamanan ketidakseimbangan dapat dilakukan oleh dokter Ayurveda setelah mempelajari
denyut nadi pasien. Dokter mencari intensitas, pola, jenis denyutan dan variasi kompleks lainnya
untuk memahami di mana kemungkinan penyebab masalahnya. Perawatannya adalah dengan
kombinasi herbal alami dan mineral yang dicerna atau dihirup dan Yoga Asana. Tumbuhan dan
mineral biasanya tidak diproses seperti obat modern tetapi relatif mentah. Mineral dan herbal
berat ini dapat efektif dalam menyembuhkan beberapa penyakit umum tetapi harus dilakukan di
bawah pengawasan atau dapat menyebabkan kerusakan pada organ dalam. Pemantauan yang
cermat oleh orang yang terlatih dapat memberikan manfaat yang bertahan lama.
Penghapusan ketidakseimbangan untuk sampai ke akar masalah penyebab penyakit adalah proses
yang kompleks. Perawatan Panchkarma' adalah alat khusus dalam Ayurveda yang digunakan
untuk tujuan 'Penghapusan. Seperti namanya, ini terdiri dari lima langkah dasar:
a. Vamana- Emesis
b. Virechana- Pembersihan
c. Vasti – Enema
d. Terapi Nasya- Enrhine, dan
e. Rakta Moksha- Pertumpahan Darah
Perawatan ini bekerja berdasarkan prinsip menghilangkan racun yang ada di dalam tubuh yang
menyebabkan ketidakseimbangan dan direkomendasikan 3 kali setahun – pada pergantian musim
semi, musim gugur dan musim dingin. Orang yang sehat dianjurkan perawatan ini setahun sekali
untuk meremajakan dan merevitalisasi tubuh dengan menyeimbangkan berbagai konstituen.
Prosedur persiapan
Oleasi dan Pelumasan Internal dengan berbagai minyak herbal dan mentega yang diklarifikasi
diambil secara oral. Pelumasan luar dengan pemijatan, kumur minyak, Meminyaki saluran
telinga dll. Terapi panas untuk merangsang keluarnya keringat dan mengeluarkan kotoran
melalui kelenjar keringat.
Perawatan Utama
Ini terdiri dari Emesis (pembersihan terapeutik dari lubang atas saluran pencernaan), Purgation
(Pembuangan limbah dari lubang bawah), Enema (Pembersihan terapeutik usus besar dan
kandung kemih melalui obat enema), Aplikasi hidung dari obat-obatan ayurveda dan
Bloodletting.
3. Traditional American Medicine
Sejumlah herbal yang berbeda ditanam diAS atau di Eropa yang dianggap sebagai obat herbal
Barat atau tradisional. Sebagian besar penelitian tentang ramuan ini masih kecil. Jadi sulit untuk
mengetahui dengan pasti apakah bekerja dengan baik. Beberapa herbal yang telah menunjukkan
kemungkinan manfaat meliputi:
 Chamomile untuk meredakan sakit perut
 Cranberry untuk mencegah infeksi saluran kemih
 Biji rami, bawang putih, dan kedelai untuk menurunkan kolestero
 Minyak peppermint untuk mencegah mulas
 Gingko dan ginseng
 St. John's wort untuk meredakan depresi ringan hingga sedang Meskipun pengobatan
herbal dianggap alami, mereka dapat menyebabkan efek samping. Mereka juga dapat
berinteraksi dengan obat yang Anda pakai untuk kondisi lain
Pengobayan tidak digunakan untuk mengobati gejala atau penyakit tertentu. Sebaliknya obat
herbal dimaksudkan untuk mengembalikan keseimbangan tubuh secara keseluruhan. Obat-
obatan ini dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk, termasuk pil, bubuk, dan teh.
4. Traditional African Medicine
Pengobatan tradisional Afrika didefinisikan sebagai salah satu sistem perawatan kesehatan
holistik terdiri dari tiga tingkat spesialisasi yaitu ramalan, spiritualisme, dan jamu. Pengobat
tradisional memberikan pelayanan penyembuhan berdasarkan budaya, latar belakang agama,
pengetahuan, sikap, dan keyakinan yang lazim dalam dirinya masyarakat. Berbagai jenis afrika
sistem penyembuhan, dukun, praktik tradisional dan jamu modern dan juga menjelaskan bukti
fitokimia dan farmakologis tradisional tumbuhan afrika seperti Acanthus montanus
(Acanthaceae), Amaranthus spinosus (Amaranthaceae), Bridelia ferruginea (Euphorbiaceae), dll.
Prinsip, metode, dan area pengobatan tradisional Afrika
a. Ramalan
Proses penyembuhan spiritual yang merupakan tindakan untuk kontak antara dunia spiritual dan
dunia duniawi untuk mendapatkan bimbingan untuk proses penyembuhan. ramalan adalah
bagian dari ilmu sihir dan merupakan tanda kutukan metafisik untuk memblokir energi hidup
seseorang.
b. Spiritual
Orang Afrika percaya bahwa beberapa penyakit yang tidak diketahui mungkin disebabkan oleh
serangan olehRoh jahat. Spiritualisme atau penyembuhan spiritual adalah praktik penyembuhan
yang penting dalam tradisi pengobatan afrika dengan perlindungan spiritual, pengorbanan,
pembersihan jiwa secara spiritual, dan pengusiran setan.
c. Herbal
Praktisi herbal akan mengambil memberi pertanyaan yang terdiri riwayat penyakit dan
pemeriksaan fisik. Resep herbal yang diberikan dapat diberikan herbal individual atau herbal
kombinasi, biasanya dalam bentuk tincture, ekstrak, fraksi, decoctions, sulingan, tembakau,
bubur, teh, sirup, pil, salep, polutices, dll.
Berbagai bagian akan digunakan dalam jamu seperti akar, umbi, dan rimpang dari berbagai
herbal penyembuh seperti Acacia senegal Linn (Leguminosae: Mimosoideae), Aloe pabrik ferox.
(Xanthorrhoeaceae), Artemisia herba-alba Asso (Med)(Asteraceae), Aspalathus linearis
(Brum.f.) R. Dahlg. (Fabaceae), Pegagan (L.) Urb. (Apiaceae), Catharanthus roseus (L.) G. Don
(Apocynaceae), Cyclopia genistoides (L.) Ventilasi. (Fabaceae), Harpagophytum procumbens
(Burch.) DC. (Pedalaceae), Momordica charantia Linn. (Cucurbitaceae), Pelargonium sidoides
DC. (Geraniaceae) adalah beberapa tumbuhan penting dalam jamu tradisional Afrika

Anda mungkin juga menyukai