Anda di halaman 1dari 8

Nama: Maulidia Rahma

No.BP: 1911012034
SAR OF ANTIDIABETIC
A. Sulfonylurea

a. Cincin benzene harus mengandung subtituen metil, asetil, amino, kloro, bromo, trifluoro
metil, dan ditiometil pada posisi para dapat meningkatkan aktivitas antihiperglikemia
b. Saat posisi para diganti dengan gugus aril karboksimidkoalkil (generasi kedua
sulfonylurea seperti glibenklamide) ditemukan aktivitas semakin meningkat
c. Ukuran gugus yang melekat pada nitrogen terminal sangat menentukan aktivitas. Gugus
fungsi juga memberikan lipofilisitas pada senyawa yang mengandung gugus N-metil dan
etil yang tidak memiliki aktivitas. Sementara gugus N-propil dan homolog lain yang lebih
tinggi ditemukan memiliki aktivitas dan aktivitas tersebut hilang saat N-subtituen
mengandung lebih dari 12 atom karbon
d. R = Gugus alifatik (asetil, amino, kloro, metil, metiltio dan trifluorometil) yang
berpengaruh terhadap masa kerja obat dan meningkatkan aktivitas hipoglikemik.
e. Bila R adalah gugus β-aril karbokamidoetil (Ar-CONH-CH2-CH2-), seperti pada
glibenklamid dan glipizid, senyawa mempunyai aktivitas lebih besar dibanding senyawa
awal. Ini merupakan antidiabetes oral generasi kedua. Diduga hal ini disebabkan oleh
fungsi jarak khas antara atom N substituen dengan atom N sulfonamida sehingga
interaksi obat-reseptor lebih serasi.
f. R’ = Gugus alifatik lain yang berpengaruh terhadap sifat lipofil senyawa.
g. R’ = metil, senyawa relatif tidak aktif
h. R’ = etil, senyawa aktivitasnya lemah dan bila senyawa mengandung 3-6 atom C,
aktivitasnya maksimal. Aktivitas senyawa hilang bila mengandung atom C = 12 atau
lebih.
i. R’dapat pula berupa gugus alisiklik atau cincin heterosiklik yang terdir dai 5-7 atom. Bila
berupa gugus aril, senyawa menimbulkan toksisitas cukup besar.
B. Biguanida
1. Metformin

a. Metformin memiliki subsituen 2 metil memberikan lipofilitas lebih rendah daripada


rantai sisi feniletil di phenformin, sehingga metformin memiliki sifat yang kurang non
polar dibanding phenformin.
b. Metformin memiliki 4 atom karbon dan mengikat 2 metil. Bila diurutkan mulai dari
senyawa polar hingga non polar, yaitu metformin, buformin dan phenformin.
c. Saat ini penggunaan buformin dan phenformin dibeberapa negara dilarang
penggunaannya karena dapat menyebabkan asidosis laktat

C. Turunan Thiazolidone

Phioglitazone
a. Cincin piridin = bersifat polar, karena adanya atom N dalam rantaisiklik yang
mempunyai elektron bebas.
b. Atom N pada rantai alifatik di rosiglitazon memiliki 2 rantai elektron bebas sehingga
bersifat polar.
c. Cincin benzene dan cincin alkena heterosiklik menyumbangkan sifat nonpolar.
d. Cincin benzene pada troglitazon terdapat subsitusi gugus metilsehingga bersifat
nonpolar.
e. Berdasarkan urutan polar ke nonpolar yakni, rosiglitazone, pioglitazone dan
troglitazon
Contoh Contoh turunan tiazolidindion : Phioglitazone, troglitazone, rosiglitazone

D. Turunan Penghambat Dipeptidil Peptidase Tipe 4 (DPP 4)


1. Sitaglipin

SAR: Banyaknya “N” yang ada pada struktur sitagliptin bertujuan untuk meningkatkan kelarutan
dalam lemak, sehingga obat dapat masuk dalam sel , karena banyaknya kadar lemak dalam sel.
Tingginya tingkat kepolaran sehingga lebih larut dalam air dan rantai karbon yang sedikit yang
memudahkan tingginya kelarutan
E. Turunan Penghambat Enzim α-Glukosidase
1. Miglitol

Secara struktural miglitol berbeda dengan acarbose, miglitol 6 kali lebih kuat dalam
menghambat sucrase. Meskipun afinitas ikatan kedua senyawa tersebut berbeda, sasaran dari
baik acarbose maupun miglitol adalah α-glukosidase : sucrose, maltase, glycoamylase,
dextranase, dan isomaltase (hanya miglitol) dan memiliki sedikit efek pada amylase-α (hanya
acarbose) atau pada glukosidase–b (hanya miglitol),yang memecah gula yang pada posisi beta
seperti seperti laktosa. Miglitol lebih kuat dari acarbose karena adanya p-nitrofenil α-
Dglukopiranosida menjadi paranitrofenol yang berwarna kuning dari glukosa sehingga
meningkatkan kerja miglitol sebagai inhibitor α-glukosidase dan pada glukosidase – b pada
berbagai enzim seperti yang telah dijelaskan diatas
SAR OF ANTIDIURETIC
A. Diuretik Penghambat Karbonik Anhidrase
Senyawa penghambat karbondik anhidrase adalah saluretik, digunakan secara luas yang
berperan dalam pengahmbatan pembentukan asam karbonat, dapat menyebabkan efek diuresis.
Pada struktur senyawa diuretic inhibitor CA terdapat gugus sulfamoyl (-SO2NH2), beberapa
memiliki cincin heterosiklik dan benzene yang terikat pada gugus sulfamoyl. Terbagi atas 2
kelompok yaitu cincin heterosiklik sulfonamide sederhana dan turunan meta-disulfamoylbenzene
1. Cincin heterosiklik sulfonamide sederhana
Contoh: Acetazolamide

a. Gugus sulfamoyl sangat penting untuk menentukan aktivitas obat


b. Atom nitrogen pada gugus sulfamoyl harus unsubtituted
c. Substitusi pada gugus metil pada cincin nitrogen mempertahankan aktivitas
penghambatan karbon anhydrase.Contoh: Metazolamide
d. Bagian yang tersubstitusi ke gugus sulfamoyl harus memperlihatkan sifat aromatic
e. Pemasukan gugus metil pada asetazolamid (metazolamid) dapat meningkatkan
aktivitas obat dan memperpanjang masa kerja obat. Hal ini disebabkan karena
metazolid mempunyai kelarutan dalam lemak lebih besar, absorpsi kembali pada
tubulus menjadi lebih baik dan afinitas terhadap enzim lebih besar. Metazolid
mempunyai aktivitas diuretik ± 5 kali lebih besar dibanding asetazolamid.
f. Modifikasi yang lain dari struktur asetazolamid secara umum akan menurunkan
aktivitas. Deasetilasi akan menurunkan aktivitas dan perpanjangan gugus alkil pada
rantai asetil akan meningkatkan toksisitas.
2. Turunan meta-disulfamoylbenzene

Contoh: Dichlorpenamide
a. Senyawa induk yaitu 1,3 disulfamoylbenzene tidak aktif, tetapi turunannya memiliki
aktivitas diuretic
b. Aktivitas diuretic yang maksimal saat posisi 4 tersubstusi dengan Cl, Br, CF3 atau
NO2
c. Bagian sulfamoyl yang tidak tersubstitusi pada posisi 3 sangat menentukan aktivitas
obat
d. Penggantian bagian sulfamoyl pada posisi 1 dengan gugus elektrofilik seperti gugus
karboksil menghasilkan penurunan aktivitas obat
B. Diuretik Turunan Tiazida
Diuretika turunan tiazida adalah saluretik, yang dapat menekan absorpsi kembali ion-ion
Na +, Cl- dan air. Turunan ini juga meningkatkan ekskresi ion-ion K +, Mg+ dan HCO3-dan
menurunkan ekskresi asam urat. Contoh: roklorotiazid, Bendroflumetiazid, Xipamid, Klopamid,
Indapamid
a. Pada posisi 1 cincin heterosiklik adalah gugus SO2 atau CO2. Gugus SO2 mempunyai
aktivitas yang lebih besar.
b. Pada posisi 2 ada substituen gugus alkil yang rendah, biasanya gugusmetil.
c. Pada posisi 3 ada substituen lipofil, seperti alkil terhalogenasi(CH2S CH2SCH2CF3),
CH2-C6H5 dan CH2SCH2-C6H5.
d. Ada ikatan C3-C4 jenuh. Reduksi ikatan rangkap pada C3-C4 dapatmeningkatk aktivitas
diuretik ± 10 kali.
e. Substitusi langsung pada posisi 4,5, atau 8 dengan gugus alkil akan menurunkan aktivitas
diuretik.
f. Pada posisi 6 ada gugus penarik elektron yang sangat penting, sepertiCl dan CF3.
Hilangnya gugus tersebut menyebabkan senyawakehilangan aktivitas. Penggantian gugus
Cl dengan CF3 dapatmeningkatkan kelarutan senyawa dalam lemak sehingga
memperpanjang masa kerja obat.
g. Pada posisi 7 ada gugus sulfamil yang tidak tersubstitusi. Turunan mono dan disubstitusi
dari gugus sulfamil tidak mempunyai aktivitasdiuretik.
h. Gugus sulfamil pada posisi meta (1) dapat diganti dengan gugus-gugus elektronegatif
lain, membentuk gugus induk baru yang dinamakan diuretika seperti tiazid (thiazide-like
diuretics) seperti pada turunan salisilanilid (xipamid), turunan benzhidrazid (klopamid
dan indapamid), dan turunan ptalimidin (klortalidon)
C. Diuretik Loop Turunan Sulfanamida
Senyawa ini merupakan turunan asam 5-Sulfammoylbenzoat
Contoh: Furosemide, Bumetanide

a. Subtituen pada posisi 1 harus bersifat asam. Gugus karboksilat memberikan efek
diuretic yang maksimal, tetapi gugus lain seperti tetrazole cukup memberika efek
diuretic yang baik
b. Gugus sulfamoyl pada posisi 5 sangat menentukan aktivitas obat yang optimal
c. Gugus teraktivasi pada posisi 4 seperti Cl- atau CF3- seperti pada diuretic tiazida.
Aktivitas yang lebih baik diteliti saat senyawa diganti dengan gugus fenoksi, alkoksi,
anilin, dan bagian pada benzyl
d. Bagian substitusi pada gugus 2-amino pada senyawa turunan asam 5-
Sulfammoylbenzoat terbatas hanya pada gugus berikut dengan urutan aktivitas
furfuryl>benzyl>thienyl methyl
e. Pada kasus substitusi pada gugus 3-amino pada senyawa turunan asam 5-
Sulfammoylbenzoat dapat tersubstitusi secara luas tanpa banyak perubahan pada
aktivitas obat

D. Diuretik golongan Organic Mercurial


Diuretika merkuri organik adalah saluretik karena dapat menghambat absorpsi kembali
ion-ion Na+ , Cl- dan air. SAR:
Diuretika merkuri organik mempunyai rantai yang terdiri dari 3 atom C dan satu atom Hg
pada salah satu ujung rantai, yang mengikat gugus hidrofil X.
a. R = Gugus aromatik, heterosiklik atau alisiklik yang terikat pada rantai propil melalui
gugus karbamoil. Gugus R sangat menentukan distribusi dan kecepatan ekskresi
diuretika.
b. Y = biasanya gugus metil, dapat pula gugus etil, secara umum pengaruh gugus terhadap
sifat senyawa adalah kecil.
c. X = subtituen yang bersifat hidrofil. Biasanya X adalah gugus teofilin, yang
meningkatkan kecepatan absorbsi, dan juga mempunyai efek diuretik (terjadi potensiasi).
Bila X adalah gugud tiol, seperti asam merkaptoasetat atau tiosorbitol, dapat mengurangi
toksisitas terhadap jantung dan efek iritasi setempat.

E. Diuretic Lop Non-Sulfanamide


Golongan senyawa ini berupa Asam Etakrinat yang merupakan senyawa turunan asam
fenoksiasetat.

a. Gugus yang aktif seperti Cl atau CH3 menempati pada posisi 3 atau posisi 2 dan 3
b. Bagian acryloyl yang bereaksi dengan resepetor yang mengandung sulfhydryl yang
terdapat pada jaringan ginjal harus berada pada posisi para di gugus asam oksiasetat
c. Pengurangan epoksidasi dari ikatan karbon rangkap C=C pada bagian acryloyl
menghasilkan senyawa dengan aktivitas diuretic yang kecil atau bahkan tidak ada

Anda mungkin juga menyukai