DIURETIKA
Sumantri
Daftar Pustaka:
Abraham, D.J., (Ed.), 2003, Burger’s Medicinal Chemistry and Drug Discovery,
Sixth Edition, Vol. 1, John Wiley & Sons, Inc., New York.
Foye, W.O., Lemke, T.L., & Williams, D.A., 2009, Principles of Medicinal
Chemistry, 5th Ed., Lea & Febiger, Boston.
Mutschler, E., 1999, Dinamika Obat, Edisi V, Penerbit ITB, Bandung.
Siswandono, Soekardjo, B., (Ed.), 2016, Kimia Medisinal, Edisi Kedua, Cetakan
Pertama, Airlangga University Press, Surabaya.
Thomas, G., 2007, Medicinal Chemistry, Second Edition, John Wiley & Sons, Inc.,
New York.
Wilson, C.O., Gisvolds, O., & Doorge, R.F. (Ed.), 2011, Textbook of Organic
Medicinal and Pharmaceutical Chemistry, 12th Ed., Lippincott Co., Toronto.
Diuretika adalah obat yang dapat memperbanyak & mempercepat
pengeluaran urin (diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal.
Proses pembentukan urin terdiri atas 3 langkah yaitu :
1. filtrasi : proses ini terjadi di glomerulus.
2. reabsorpsi : proses ini terjadi di tubulus proksimal.
3. augmentasi: pengumpulan zat-zat yang tidak dibutuhkan lagi oleh
tubuh urin yg sesungguhnya ini menuju ke
saluran pengumpul untuk dibawa ke pelvis yang
kemudian menuju kandung kemih urin
keluar melalui uretra.
Gb.1. Proses pembentukan urin.
Berdasarkan efek yang dihasilkan diuretika dibagi menjadi 3 kelompok,
yaitu:
1. Diuretika yang hanya meningkatkan ekskresi air dan tidak mempengaruhi
kadar elektrolit tubuh.
2. Diuretika yang dapat meningkatkan ekskresi Na+ (Natriuretik).
3. Diuretika yang dapat meningkatkan ekskresi Na+ dan Cl- (saluretik).
Secara umum diuretika dibagi menjadi 7 kelompok yakni:
1. diuretika osmotik
2. diuretika pembentuk asam
3. diuretika merkuri organik
4. diuretika penghambat karbonik anhidrase
5. diuretika turunan tiazida
6. diuretika hemat kalium
7. diuretika loop
1. Diuretika osmotik
Diuretika osmotik adalah senyawa yang dapat meningkatkan ekskresi
urin dengan mekanisme kerja berdasarkan perbedaan tekanan osmosis.
Bila diberikan dalam larutan pekat akan menarik air dan elektrolit
ke tubulus renalis oleh perbedaan tekanan osmose diuresis.
Contoh: manitol, glukose, sukrose, urea.
2. Diuretika pembentuk asam
Diuretika pembentuk asam adalah senyawa anorganik yang dapat
menyebabkan urin bersifat asam efek diuretik.
Contoh: ammonium klorida, ammonium nitrat, dan kalsium klorida.
jauh lebih besar dibanding turunan tiasida dan senyawa saluretik lain.
Turunan ini dapat memblok pengangkutan aktif NaCl pada loop Henle
sehingga menurunkan absorbsi kembali NaCl dan meningkatkan ekskresi
NaCl lebih dari 25% .
Mekanisme kerja :
1. Penghambatan enzim Na+, K+, ATP-ase
2. Penghambatan atau pemindahan siklik-AMP
3. Penghambatan
Struktur glikolisis
kimia golongan Diuretika LOOP dibagi menjadi 2 kelompok :
1. Turunan Asam Fenoksiasetat
Contoh : Asam Etakrinat
Gb.15. Struktur molekul Asam Etakrinat.
asam oksiasetat.
c. Gugus aktivasi (CH3 atau Cl) terletak pada posisi 3 atau posisi 2 dan 3.
d. Substituen alkil dari 2 - 4 atom C terletak pada posisi α- dari karbonil
pada
gugus akriloil.
e. Atom-atom H terletak pada posisi ujung –C=C- dari gugus akriloil.
2. a. Reduksi gugus α,β-keton tidak jenuh aktivitas negatif (-)
karena senyawa tidak mampu berinteraksi dengan gugus -SH
enzim.
b. Substitusi H pada atom Cα dengan gugus alkil aktivitas <.
c. Adanya gugus etil pada atom Cβ aktivitas maksimal.
Semakin banyak atom C aktivitasnya <.
d. Substitusi pada cincin aromatik dan adanya atom Cl pada posisi orto cincin
aromatik aktivitas > dibandingkan substitusi pada posisi meta karena