FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DISUSUN OLEH :
NAMA
: MUH.AGUS SALIM
NIM
: 15020150007
ASISTEN
: NURHAJAR KARIM,S.farm
LABORATORIUM FARMAKOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2016
OBAT DIURETIK
Moh. Fasalim Riadi1, Lacemmang2
1
2
PENDAHULUAN
Diuretik merupakan obat yang bekerja pada ginjal untuk meningkatkan
ekskresi air dan natrium klorida. Secara normal, reabsorbsi garam dan air
dikendalikan masing-masing oleh aldosteron dan vasopresin. Sebagian besar
diuretik bekerja dengan menurunkan reabsorbsi eletrolit oleh tubulus (atas).
Ekskresi elektronit yang meningkat diikuti oleh peningkatan ekskresi air, yang
penting untuk mempertahankan keseimbangan osmotik (Neal, 2006).
Proses pembentukan urine. Ginjal memproduksi urine yang mengandung zat
sisa metabolik dan mengatur komposisi cairan tubuh memelalui tiga proses utama
(Sloane, 2003):
1. Filtrasi
Filtrasi glemerular adalah perpindahan cairan dan zat terlarut dan kapiler
2.
mempunyai
dua
pengertian,
pertama
menunjukkan
adanya
untuk
memobilisasi
cairan
udema,
yang
berarti
mengubah
glukosa
terhadap
aldosteron.
Triamteren
dan
amilorid
dapat
pembentukan
urine.
Ginjal
memproduksi
urine
yang
mengandung zat sisa metabolik dan mengatur komposisi cairan tubuh memelalui
tiga proses utama (Sloane, 2003):
1.
2.
Filtrasi
Filtrasi glemerular adalah perpindahan cairan dan zat terlarut dan kapiler
glomerular, dalam tekanan tertentu ke dalam kapsul bowman.
Reabsobsi
Reabsorpsi tubulus sebagian besar fiktrat (99%) secara selektif direabsorpsi aktif
terhadap dalam tubulus ginjal melalui difusis pasif gradien kimia atau listrik,
3.
1.
2.
osmolaritas.
Ansa Henle pars desendens
Sisa filtrat yang isotonis, memasuki anasa henle pars desenden terus ke dalam
meduloa ginjal. Osmlaritas meningkat sepanjang bagian desendens dari ansa henle
kaeran mekanisme arus balik. Hal ini menyebabkannpeningkatan konsentrasi
3.
diuretik tiazid.
5. Tubulus dan duktus renalis rektus
Sel-sel utama dan sel-sel interkalasi dari tubulus renalis rektus bertanggung jawab
untuk pertukaran Na+ , K+ dan untuk sekresi H+ dan reabsorbsi K+. Stimulasi
reseptor aldosteron pada sel-sel utama menyebabkan reabsorbsi Na+ dan K+.
Diuretik dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Dimana istilah
diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan adanya penambahan
volume urin yang diproduksi dan yang kedua menunjukkan jumlah pengeluaran
( kehilangan ) zat- zat terlarut dan air. Fungsi utama diuretik adalah untuk
memobilisasi cairan udem, yang berarti mengubah keseimbangan cairan
sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel kembali menjadi normal
(Marjono,2004).
Obat-obat ini merupakan penghambat transport ion yang menurunkan
reabsorbsi Na+ pada bagian-bagian nefron yang berbeda. Akibatnya, Na+ dan ion
lain seperti Cl- memasuki urine dalam jumlah lebih banyak dibandingkan bila
keadaan normal bersama-sama air, yang mengangkut secara pasif untuk
mempertahankan keseimbangan osmotik. Jadi, diuretik meningkatkan volume
urine dan sering mengubah pH-nya serta komposisi ion di dalam urine dan
darah.Penggunaan klinis utamanya ialah dalam menangani kelainan yang
melibatkan retensi cairan (edema) atau dalam mengobati hipertensi dengan efek
diuretiknya menyebabkan penurunan volume darah, sehingga terjadi penurunan
tekanan darah (Mycek, 2001).
Pada umumnya diuretik dibagi menjadi dalam bebrapa kelompok
(Tjay,2007) :
a.
b.
c.
d.
dan triamteren)
Diuretik osmotik (manitol dan sorbitol)
Penghambat Karbonik Anhidrase.Mekanisme menghambat karobonik
anhidrase yang terletak didalam sel dalam apilkal epitel tubulus proksimal.
Karbonik anhidrase mengkatalisisreaksi CO2dan H2O menjadi H+dan HCO3-).
Na+
Penurunankemampuanuntukmenukar
untuk
tidak
mampu
untuk
mengkompensasi
keniakan
muatan
Na+
(Mycek,2001).
Diureti digunakan utuk mengurangi edema pada gagal jantung
kongestif, beberapa penyakit ginjal dan sirosis hepatis. Beberapa diuretik,
terutama tiazid secara luas digunakan pada terapi hipertensi, namun kerja
hipotensif jangkah panjangnya tidak hanya berhubungan dengan sifat diuretiknya.
(Neal 2009)
Diruretik Tiazid contoho obatnya yaitu Klorotiazid. Tiazid merupakan
oabat diuretic yang paling banyak digunakan. Derivat Tiazid bekerja terutama
pada tubulus distal untuk menurunkan reabsorbsi Na+ dengan menghambat
kontraspoter Na+/Cl- pada membrane lumen . Obat-obat ini memiliki sedikit efek
pada tubulus proksimal. Akibatnya oabt-obat ini meningkatkn konsentrasi Na+dan
Cl- pada ciran tubulus. Keseimbangan asam basa biasanya tidak dipengaruhi
katena tempat kerja derivate tiazid ialah membran lumen (Mycek,2001).
Hiperaldosteronisme
sekunder
ini
disebabkan
oleh
penurunan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah aquadest, aqua
pro injeksi, dan furosemid.
Prosedur Kerja
Pembuatan Bahan Praktikum
Pembuatan Na-CMC 1% b/v
Disiapkan alat dan bahan, ditimbang Na-CMC sebanyak 1 gr, dipanaskan
hingga 700C 100 ml air suling, disuspensikan Na-CMC dengan air suling yang
telah dipanaskan sedikit demi sedikit sambil di aduk.Dimasukkan suspensi NaCMC dalam wadah dan di simpan dalam lemari pendingin.
Perlakuan Hewan Coba
Disiapkan alat dan bahan, disiapkan 1 ekor tikus . Tikus dengan berat badan 192
gram diberikan obat furosemid sebanyak 4,8 ml secara oral. Diukur volume urine
setelah menit ke 30, 60 dan 90. Dicatat volume urin dari masing-masing tikus.
Obat
BB
Vp
air
Vp
obat
Furosemid
177
8,8
4,25
gr
mL
mL
ke-15,
Volume urin
Menit
Menit
ke-90
ke-120
2,1
2,0 mL
30, 45
dan 60
O mL
mL
Pembahasan
Diuretik adalah proses terganggunya saluran kandung kemih atau proses
miksi. Diuresis dapat terjadi karena adanya pengecilan atau penyempitan pada
kandung kemih seseorang. Diuresis juga disebabkan karena adanya efek
farmakodinamik pada SSP.
Proses pembentukan urine yaitu ginjal memproduksi urine yang mengandung
zat sisa metabolik dan mengatur komposisi cairan tubuh melalui tiga proses utama
yaitu filtrasi (penyaringan), reabsorbsi (penyerapan) dan sekresi.
Pada umumnya obat diuretik dibagi lagi menjadi beberapa kelompok yakni
diuretik kuat (furosemid, torsemid), benzotiadiazid (hydrochlorothiazide), diuretik
hemat kalium (spironolakton, tiamteren), diuretik osmotik (manitol) dan
penghambat karbonik anhidrase (acetazolamide).
Tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu untuk mengetahui dan menentukan
secara langsung efektivitas dari obat diuretik (spironolakton).
secara peroral
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2016. Penuntun Praktikum Farmakologi & Toksikologi II. UMI:
Makassar
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III.DepartemenKesehatan:
Jakarta.
Ganiswara, Sulistia G. 2002. Farmakologi dan terapi edisi IV. Gaya Baru:
Jakarta.
Gunawan, SulistiaGan. 2007. FarmakologidanTerapi. FKUI: Jakarta.
Katzung B., et al. 2013. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: EGC.
Marjono, Mahar. 2004. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. UI Press: Jakarta.
Neal, M.J.,2006. At a Glance Farmakologi Medis. Erlangga: Jakarta.
Pearch, Evelyn. 2013. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. GM: Jakarta.
Rahardja, Tan Hoan. 2007. Obat-Obat Penting Edisi 6.PT. Gramedia. Jakarta.
Richard A. Harvey, danChampe C.C. 2013. FarmakologiUlasanBergambar.
Lippincotts
Illustrated
Reviews:
Farmacology.PenerjemahAzwarAgoesEdisi4. WidyaMedika: Jakarta.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk pemula. EGC: Jakarta.
Malole dan Sri Utami Pramono,1989. Karakteristik Hewan Coba. IPB. Bogor
Mycek, Mary J.,dkk. 1991. Farmakologi Ulasan Bergambar, Edisi 2.Widya
Medika. Bandung
Tjay, Tan Hoan & Kirana Rahardja. 2002. Obat-Obat Penting, Edisi V. PT. Elex
Media Komputindo. Jakarta
Neal,M.J, 2006. At a Glance FARMAKOLOGI MEDIS Edisi kelima. : Jakarta
:Erlangga
Sloane ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk pemula.Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.