OBAT REAKSI METABOLISME FASA II Anggota kelompok 6 : 7120008 Neng Resti Siti Julpah 7120015 Anisa Fitri 7120021 Ayu Wulandari Wardiyanti 7120025 Ani Hamidah 7120023 Nita Nursovia 7120034 Shitie Fatimah 1. REAKSI KONJUGASI
Reaksi konjugasi bertujuan untuk mengikat gugus fungsional hasil
metabolit reaksi fasa I dengan senyawa endogen yang mudah terionisasi dan bersifat polar. Beberapa reaksi konjugasi diantaranya: A.KONJUGASI ASAM GLUKURONAT Reaksi konjugasi asam glukuronat, konjugasi dengan asam glukuronat (glukuronidasi) merupakan konjugasi umum dalam metabolisme, hampir semua obat mengalami konjugasi ini di karenakan: 1. Sejumlah besar gugus fungsional obat dapat berinteraksi secara enzimatik dengan asam glukuronat. 2. Tersedianya D-asam glukuronat dalam jumlah cukup pada tubuh. Pembentukan β-glukuronida melalui 2 tahap reaksi, yaitu: a. Sintesis UDPGA (asam uridin-r’-difosfo-α- D-glukuronat) merupakan suatu koenzim aktif b. Pemindahan gugus glukuronil dari UDPGA ke substrat. dikatalisis enzim mikrosom UDP-glukuronil transferase, yang terdapat pada hati dan jaringan lain, seperti: ginjal, usus, kulit, paru, dan otak. Macam – macam reaksi asam glukuronat : 1. O-glukoronida -Senyawa hidroksil a.Fenol, contohnya : asetaminofen, morfin, dan p-hidroksifenitoin b.Alkohol, contohnya : kloramfenikol, trikloretanol, dan propanolol c.Enol, ex: 4-hidroksikumarin d.N-hidroksilamin, ex: N-hidroksidapson e.N-hidroksilamid, ex: N-hidroksi-2-asetilaminoflueren -Senyawa karboksil (Asam aril akil, ex: naproksen, fenoprofen, asam fenilasetat, dan asam sinamat) 2. N-glukuronida contohnya : ( Arilamin, ex: 7-amino-5-nitroindazol),(Alkilamin, ex: desipramin), (Amida, ex: meprobamat), (Sulfonamida, ex: sulfisoksazol, sulfadimetoksin), (Amin tersier, ex: Siproheptadin, tripelenamin).
3. S-glukuronida contohnya : (Propoltiourasil, metimazol, dan asam
dietiltiokarbamat)
4. C-glukuronida contohnya : Fenilbutazon dan sulfinpirazon
B. Reaksi konjugasi sulfat Adalah jalur utama metabolisme untuk beberapa obat. Utamanya teejadi pada senyawa yang mengandung gugus fenol, dan kadang terjadi pada senyawa alkohol, amin aromatik, dan senyawa N-hidroksi. Reaksi konjugasi sulfat meliputi 2 tahap, yaitu: 1. Aktivasi sulfat anorganik menjadi PAPS 2. Pemindahan gugus sulfat dari PSPS ke substrat di katalis oleh enzim sulfotransferase yang terutama terdapat di hati, ganjil dan usus. C. REAKSI GLISIN ATAU GLUTAMIN Glisin atau glutamin dapat berkonjugasi dengan substrat yang mengandung gugus asam karboksilat, terutama asam aromatik dan asam arilalkil. Jumlah konjugat asam amino tersebut relatif kecil karena terbatasnya ketersediaan asam amino tubuh dan adanya kompetisi dengan proses glukuronidasi. Berbeda dengan asam glukuronat dan sulfat, pada proses konjugasi ini asam amino tidak diubah menjadi koenzim aktif. Substrat diaktifkan oleh ATP dan koenzim A membentuk senyawa antara kompleks asil koenzim A, yang segera mengasilasi glisin atau glutamin. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim khas yaitu glisin atau glutamin N-asil transferase. Proses pengaktifan dan asilasi ini terjadi di mitokondria sel hati dan ginjal. Konjugat asam amino bersifat polar, mudah larut dalam air dan dickskresikan melalui ginjal dan empedu. Proses konjugasi substrat dengan asam amino (glisin atau glutamin) dapat dilihat pada Gambar Contoh: konjugasi dengan glisin dari asam benzoat dan asam salisilat Metabolit yang mengandung gugus karboksilat, yang dihasilkan dari proses oksidasi atau hidrolisis obat, juga mengalami konjugasi glisin. Contoh: bromfeniramin, H.- histamin antagonis, teroksidasi menghasilkan turunan asam propionat, yang kemudian terkonjugasi dengan glisin. Haloperidol (antipsikotik), fenasemid (antikejang) dan isoniazid (antituberkulosis) mengalami metabolisme melalui mekanisme yang serupa dengan bromfeniramin. Konjugasi dengan glutamin terutama terjadi pada senyawa endogen turunan aril asam asetat, seperti fenilasetat dan indolilasetat. Difenhidramin dimetabolisis menjadi turunan asam arilasetat, yang kemudian terkonjugasi dengan glutamin. D. REAKSI KONJUGASI DENGAN GLUTATION ATAU ASAM MERKAPTURAT Konjugasi glutation memegang peranan penting pada proses detoksifikasi senyawa elektrofil reaktif. Senyawa elektrofil reaktif dapat menimbulkan toksisitas, seperti kerusakan jaringan, karsinogenik, mutagenik dan teratogenik, karena membentuk ikatan kovalen dengan gugus-gugus nukleofil yang terdapat pada protein dan asam nukleat sel Glutation (GSH) adalah tripeptida (y-glutamilsisteinilglisin) yang terdapat pada banyak jaringan, terutama di hati. GSH mengandung gugus nukleofil sulfhidril (SH), yang dapat bereaksi dengan senyawa elektrofil reaktif sehingga dapat melindungi jaringan sel yang penting. Gugus SH dari glutation dapat bereaksi dengan senyawa yang kekurangan elektron, membentuk glutation S-substitusi, yang dimetabolisis lebih lanjut menjadi turunan asam merkapturat. Proses ini melibatkan pemecahan enzimatik dua asam amino dari glutation S-substitusi, yaitu glisin dan asam glutamat, dan dikatalisis oleh enzim glutation S-transferase, yang terdapat pada sitoplasma hati dan ginjal. Turunan sistein S- substitusi yang dihasilkan kemudian mengalami N-asetilasi menjadi turunan asam merkapturat Pembentukan konjugat glutation dari senyawa elektrofil dan perubahannya menjadi asam merkapturat dapat dilihat pada Gambar 4.9. Untuk bereaksi dengan glutation, senyawa elektrofil dapat melalui salah satu dari dua mekanisme umum sebagai berikut: a. Pemindahan nukleofil pada atom C atau heteroatom lain yang kekurangan elektron, atau b. Adisi nukleofil pada ikatan rangkap yang kekurangan elektron. Banyak senyawa alifatik, arilalkil halida, sulfat, sulfonat, nitrat dan organofosfat, mempunyai atom C yang kekurangan elektron sehingga dapat bereaksi dengan glutation melalui pemindahan nukleofil membentuk konjugat glutation. Contoh: metilparation, suatu insektisida organofosfat, mengalami detoksifikasi oleh glutation melalui 2 jalur: A. Jalur a: melibatkan substitusi nukleofil alifatik membentuk S-metilglutation. b. Jalur b: melibatkan substitusi nukleofil aromatik membentuk S-para nitrofenilglutation. Reaksi substitusi nukleofil dengan glutation dapat dilihat pada Gambar Reaksi substitusi nukleofil aromatik dengan GSH lebih mudah terjadi pada cincin yang mengandung satu atau lebih gugus penarik elektron kuat, misalnya gugus Cl dan NO2. Contoh: 2,4-diklornitrobenzen dengan mudah mengadakan reaksi substitusi nukleofil dengan GSH sedang klorbenzen kemampuan reaksinya rendah.
Azatioprin, mengalami reaksi substitusi nukleofil heteroaromatik dengan GSH.
Menghasilkan 6-merkaptopurin yang aktif sebagai antikanker.
Contoh: benzo(a)piren-4,5-dioksida, 4-brombenzen oksida dan stiren oksida . Adisi nukleofil GSH juga dapat terjadi pada ikatan rangkap a B-tidak jenuh yang berkonjugasi dengan gugus karbonil. Reaksi ini disebut adisi Michael. Dietilmaleat, akrolein, prednison dan digitoksigenin akan mengalami adisi Michael Serupa dengan asam etakrinat.Pada beberapa kasus, hasil metabolik reaktif yang mengandung sistema, B-tidak jenuh dapat bereaksi dengan GSH.Contoh: N- asetilimidokuinon, suatu hasil metabolik oksidatif reaktif dari asetaminofen, mengalami konjugasi dengan GSH membentuk turunan asam merkapturat 2. REAKSI ASETILASI
Reaksi Asetilasi merupakan jalur metabolisme obat yang
mengandung gugus amin primer, amin aromatik,sulfonamida,hidrazin dan amin alifatik primer. Dalam hal ini dikatalisis oleh enzim N-asetil-transferase. Jalur metabolisme obat yang mengandung gugus amin primer contohnya seperti amin aromatik primer (AR-NH2), sulfonamida (H2N-C6H4-SO2-), hidrazin (-NH-NH2),hidrazid (-CONH-NH2) dan amin alifatik primer (R-NH2) tidak banyak meningkatkan kelarutan namun fungsi utamanya adalah membuat senyawa tidak aktif dan detoksifikasi. Polimorfisme asetilasi 1. Tipe asetilator lambat yaitu konjugasi dengan asetil koenzim A pada individu berjalan lambat. 2. Tipe asetilator cepat yaitu konjugasi dengan acsetil koenzim A pada individu berjalan cepat. Contoh obat : isoniazid, hidralazin dan prokainamid. 3. REAKSI METILASI Reaksi metilasi biasanya terjadi pada obat yg mengandung gugus SH. Reaksi metilasi berperan penting pada proses biosintesis, beberapa senyawa endogen, seperti: norepinefrin, epinefrin, dan histamin, serta untuk bioinaktivasi obat koenzim yang terlibat adalah S-adenosilmetionin (SAM) dan dikatalisis oleh enzim metiltransferase. Enzim metiltransferase, bermacam-macam, antara lain: katekol-O-metiltransferase (COMT), fenil-Ometiltransferase, N-metiltransferase, dan Smetiltransferase. COMT selektif thdp gugus 1,2-dihidroksifenol (katekol) dan metilasi terjadi pada gugus hidroksi fenol posisi C3. TERIMAKASI