Anda di halaman 1dari 5

Pharmacy Medical Journal Vol.2 No.

2, 2019

FORMULASI DAN PENGUJIAN STABILITAS FISIK GEL ANTIJERAWAT

LIOFILISAT LIMBAH KOKON ASAL KABUPATEN SOPPENG

An Maria Redi Dambur1*), Rifka Malluka1), Nurafiat Anton1), Sukriani Kursia1)

1)
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar
Korespondensi : anmariavirgo98@gmail.com

ABSTRACT

Lyophilisate of cocoon silkworm (Bombyx mori L.) possess antibacterial activity against
Propionibacterium acne, Staphylococcus epidermidis, and S. aureus which belong to the
group of bacteria that cause acne. Therefore, this research was carried out to make a
formula for anti-acne gel based on Carbopol 940®. The gel dosage form was chosen
because it is easier to clean from the surface of the skin after use and contains no oil which
can increase the severity of acne. The formulation was tested on the physical stability of
the preparations in the form of organoleptic, homogeneity, pH, dispersibility, adhesion
and viscosity tests. The results of the study showed that the anti-acne gel formulat had a
good preparation quality and anti-acne activity.

Keywords : Cocoon, gel, anti-acne, Propionibacterium acne, Staphylococcus


epidermidis, Staphylococcus aureus

ABSTRAK

Liofilisat kokon ulat sutera (Bombyx mori L.) memiliki aktivitas antibakteri terhadap
Propionibacterium acne, Staphylococcus epidermidis, dan S. aureus yang merupakan
bakteri penyebab jerawat. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk membuat
formula sediaan gel antijerawat dengan basis gel Carbopol 940®. Bentuk sediaan gel
dipilih karena lebih mudah dibersihkan dari permukaan kulit setelah pemakaian dan tidak
mengandung minyak yang dapat meningkatkan keparahan jerawat. Hasil formulasi
dilakukan uji stabilitas fisik sediaan berupa uji organoleptik, homogenitas, pH, daya
sebar, daya lekat dan viskositas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulagel
antijerawat liofilisat kokon memiliki kualitas sediaan yang baik.

Kata kunci: Kokon, gel, antijerawat, Propionibacterium acne, Staphylococcus


epidermidis, Staphylococcus aureus

An Maria Redi Dambur dkk…. 70


Pharmacy Medical Journal Vol.2 No.2, 2019

PENDAHULUAN bahan alam bisa menjadi alternatif


Kulit merupakan lapisan pelindung pilihan pengobatan. Obat jerawat yang
tubuh terhadap pengaruh luar, baik menggunakan bahan-bahan alam akan
pengaruh fisik maupun pengaruh kimia. berefek lebih aman pada kulit wajah
Kulit juga mendukung penampilan dibandingkan dengan bahan ataupun
seseorang. Penampilan kulit dapat senyawa kimia (Djajadisastra et al.,
terganggu dengan adanya rangsangan 2009). Salah satu bahan alam yang dapat
sentuhan, rasa sakit maupun pengaruh memiliki khasiat antibakteri ialah limbah
buruk dari luar. Gangguan-gangguan ini kokon ulat sutera (Bombyx mori L.).
dapat menyebabkan kulit terkena Protein dari kokon ulat sutera (B.
penyakit. Penyakit permasalah kulit mori L.) dapat memberikan daya hambat
yang paling sering diderita dan banyak terhadap bakteri S. epidermidis, P. acne
dialami oleh masyarakat adalah dan S. aureus. Daya hambat yang
munculnya jerawat (Wasitaatmadja, muncul disebabkan karena adanya
2008). kandungan senyawa serisin. Serisin
Jerawat merupakan peradangan membungkus filamen yang sangat kecil
yang terjadi akibat penyumbatan pada (serat fibroin) pada kokon, bobotnya 20-
pilosebasea yang ditandai dengan 30% dari bobot total kokon (Masahiro et
adanya komedo, papul, pastul dan al. 2000). Serisin B. mori terdiri dari 18
bopeng (scar) pada daerah wajah, leher, jenis asam amino yang sebagian besar
lengan atas, dada dan punggung. Bakteri merupakan kelompok senyawa polar
yang umum menginfeksi jerawat adalah kuat seperti senyawa yang mengandung
Propionibacterium acne, Staphylococcus gugus hidroksil, karboksil, dan
epidermidis, dan S. aureus (Djajadisastra kelompok amino (Wei et al. 2005).
et al., 2009; Ardina, 2011). Penderita Sebagai kelanjutan dari penelitian
jerawat di Indonesia terus mengalami terdahulu mengenai pengujian daya
peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun antibakteri dari kokon terhadap bakteri S.
2006 presentasinya sekitar 60%, tahun epidermidis, P. acne dan S. aureus, pada
2007 sekitar 80% dan tahun 2009 sekitar penelitian ini dilanjutkan dengan
90% (Pratama, Antonius, et al. 2017). pembuatan gel antibakteri. Hasil
Prevalensi jerawat berdasarkan pene- pengujian menunjukkan bahwa liofilisat
litian ditahun 2017 ialah 66,2% dan kokon memiliki aktivitas terhadap
terjadi di usia 18 tahun sampai 20 tahun bakteri uji dengan nilai diameter
dan 45,2% terjadi pada usia 21 tahun hambatan berkisar antara 6,3-8,3 mm
sampai 23 tahun (Narayenah dan pada konsentrasi 5 %. Hal tersebut
nyoman. 2017). menunjukkan bahwa aktivitas liofilisat
Pengobatan yang umum dilakukan kokon termasuk kategori sedang (David
untuk mengobati jerawat adalah dengan dan Stout, 1971). Berdasarkan uraian
memberikan antibakteri topikal. Sediaan diatas, tujuan penelitian ini yaitu untuk
anti jerawat yang banyak beredar di membuat formulasi gel antijerawat
pasaran mengandung antibiotik sintetik liofilisat kokon ulat sutera (B.mori L.).
seperti eritromisin dan klindamisin,
namun tidak sedikit yang memberikan METODE PENELITIAN
efek samping seperti iritasi, penggunaan Prosedur Pembuatan Gel
jangka panjang dapat menyebabkan Semua bahan yang digunakan
resistensi bahkan kerusakan organ dan ditimbang sesuai dengan formulasi yang
imunohipersensitivitas (Wasitaatmadja, terera pada Tabel 1. Carbopol 940®
2008). Oleh karena itu, penggunaan sebanyak 1 g didispersikan menggu-

An Maria Redi Dambur dkk…. 71


Pharmacy Medical Journal Vol.2 No.2, 2019

nakan akuades hangat hingga homogen. pada saat penggunaannya. Viskositas gel
Trietanolamin (TEA), Liofilisat kokon yang baik yaitu pada pH 6-11 sedangkan
dan propilenglikol di campurkan ke pada pH kurang dari 3 dan lebih dari 12
dalam campuran Carbopol 940® dan viskositas gel akan menurun (Lachman,
dihomogenkan menggunakan homoge- dkk, 1994; Rowe, dkk, 2009).
nizer. Kemudian DMDM Hydantoin Pada pembuatan gel ini juga
ditambahkan ke dalam campuran ditambahkan propilenglikol yang ber-
tersebut dan dihomogenkan. fungsi sebagai humektan yang akan
menjaga kestabilan sediaan dengan cara
Tabel 1. Formulasi gel antijerawat mengabsorbsi lembab dari lingkungan
liofilisat limbah kokon dan mengurangi penguapan air dari
Bahan Konsentrasi (%) sediaan. Selain menjaga kestabilan
Ekstrak kokon 5 sediaan, secara tidak langsung humektan
Carbopol 940® 1.0 juga dapat mempertahankan kelembaban
Propilenglikol 10 kulit sehingga kulit tidak kering (Martin
Trietanolamin q.s et al., 2000). Ditambahkan juga DMDM
DMDM Hydantoin 0.1 hydantoin sebagai pengawet, karena da-
Aquadest 100 lam pembuatan gel ini mengandung
banyak air yang dapat menimbulkan
Evaluasi Sediaan Gel Antijerawat kontaminasi bakteri pada gel yang
dibuat.
Evaluasi sediaan yang dilakukan
Pengamatan organoleptik dilihat
adalah : uji homogenitas, uji organo-
secara langsung terhadap bentuk, warna,
leptis, uji pH (Ansel, 1989), uji daya
dan bau dari gel yang dilihat. Gel
sebar, uji daya lekat (Voight, 1994) dan
biasanya jernih dengan konsistensi
uji viskositas (Martin et al, 1990).
setengah padat (Ansel, 1989). Pengujian
ini perlu dilakukan untuk meningkatkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
nilai estetika dari suatu sediaan. Gel
Pembuatan sediaan gel antijierawat
yang dihasilkan memiliki bentuk
ekstrak kokon menggunakan basis gel
setengah padat. Warna kuning
Carbopol 940®. Carbopol merupakan
kecoklatan yang dihasilkan merupakan
basis gel yang kuat dan aman digunakan
warna dari liofilisat kokon yang telah
secara topikal karena tidak menimbulkan
tercampur secara homogen dengan basis
hipersensitivitas pada manusia serta
gel. Gel memiliki aroma yang khas.
melekat dengan baik (Draganoiu dkk.,
Pengujian homogenitas dilakukan
2009). Basis ini merupakan salah satu
untuk melihat sediaan yang dibuat
pembentuk gel yang banyak digunakan
homogen atau tidak, karena sediaan gel
karena dengan konsentrasi yang kecil
harus homogen dan bebas dari partikel
dapat menghasilkan gel dengan
yang masih menggumpal serta tidak ada
viskositas yang tinggi (Rowe, 2009).
butiran kasar. Formula ini menunjukan
Carbopol 940® mempunyai struktur
hasil yang homogen ditandai dengan
senyawa kimia dengan gugus RCOOH
tidak terdapat butiran kasar pada gel. Hal
yang bersifat asam. Oleh sebab itu, perlu
ini sesuai dengan persyaratan homo-
ditambahkan suatu basa penetral (NaOH,
genitas gel yaitu gel harus menunjukan
Trietanolamin, KOH, NH4OH) sehingga
susunan yang homogen dan tidak terlihat
gel mempunyai pH yang netral dan dapat
butiran kasar (Ansel, 2005).
membentuk viskositas yang baik yang
Pengukuran pH bertujuan untuk
dapat memerangkap zat aktif, namun
melihat pH sediaan apakah sesuai
dapat melepas kembali dengan mudah

An Maria Redi Dambur dkk…. 72


Pharmacy Medical Journal Vol.2 No.2, 2019

dengan pH kulit, karena gel diaplika- menggunakan 6 siklus pada suhu 350C
sikan secara topikal. Nilai pH yang dan 50C secara bergantian. Hasil evaluasi
terlalu asam dapat menyebabkan iritasi sesudah penyimpanan dipercepat tidak
pada kulit sedangkan pH yang terlalu jauh berbeda. Pada pengujian stabilitas
basa dapat menyebabkan kulit menjadi ini mempengaruhi pH, daya lekat dan
kering (Nurhakim, 2010). Hasil pengu- viskositas dari sediaan. Perubahan pH
kuran pH yaitu 6,13 menunjukkan bahwa yang terjadi setelah dilakukan pengujian
sediaan gel ekstrak kokon memenuhi climatic chamber karena adanya
kriteria pH kulit yaitu dalam interval 4,5 penyimpanan pada suhu yang tinggi
– 6,5 (Tranggono dan Latifa, 2007). sehingga mempengaruhi kandungan
Pengujian daya sebar bertujuan pritein serisin yang ada didalam gel
untuk mengetahui daya penyebaran gel antijerawat dan pH gel menjadi 7,5, tidak
pada kulit yang sedang diobati. Hasil masuk dalam rentang pH kulit 4,5- 6.5.
pengujian menunjukkan bahwa daya
lekat sediaan adalah 5,24. Daya sebar gel KESIMPULAN
yang baik yaitu antara 5 sampai 7 cm Liofilisat kokon dapat diformulasi
(Garg et al., 2002). Semakin tinggi dalam bentuk sediaan gel antijerawat
konsentrasi gelling agent yang diguna- dengan basis Carbopol 940® dan
kan maka akan meningkatnya tahanan memenuhi persyaratan evaluasi sediaan
gel untuk mengalir dan menyebar gel.
(Martin et al., 1993).
Pengujian daya lekat bertujuan UCAPAN TERIMA KASIH
untuk mengetahui kemampuan gel mele- Penulis mengucapkan terima kasih
kat pada kulit. Gel yang baik memiliki kepada RISTEKDIKTI yang telah mem-
daya lekat yang tinggi (Carter, 1975). berikan bantuan dana penelitian dan
Hasil yang diperoleh daya lekat yaitu 2 SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
detik. Setelah pengujian dengan climatic MAKASSAR yang telah memberikan
chamber daya lekat kurang dari 1 detik. bantuan teknis meliputi alat, bahan, serta
Kemampuan daya lekat gel akan mem- sarana prasarana penunjang selama
pengaruhi efek terapi. Semakin lama penelitian berlangsung.
kemampuan gel melekat pada kulit,
maka gel dapat memberikan efek terapi DAFTAR PUSTAKA
yang lebih lama (Ansel, 1989).
Pengujian viskositas untuk menen- Ansel, H. C., Allen, L. V., and Popovich,
tukan nilai kekentalan suatu zat. N. G. 2005. Ansel’s Pharmaceutical
Semakin tinggi nilai viskositasnya maka Dosage Forms and Drug Delivery
semakin tinggi tingkat kekentalan zat System, Eight Edition. Lippincott
tersebut (Martin et al., 1993). Nilai Williams & Wilkins a Wotters Kluver
viskositas gel uji yaitu 3800 cps, dan Company. Philadelphia.
setelah pengujian dengan climatic Ardina, Y., 2011. Pengembangan
chamber nilai viskositas menjadi 2400 Formulasi Sediaan Gel Anti Jerawat
cps. Hasil ini masih memenuhi persya- Serta Penentuan Konsentrasi Hambat
ratan. Nilai viskositas sediaan gel yang Minimum Ekstrak Daun Pepaya
baik yaitu 2000-4000 cps (Garg et al., (Carica Papaya A Linn.). Fakultas
2002). Farmasi Institut Teknologi Bandung.
Pengujian stabilitas yang dilakukan Bandung.
pada penelitian ini ialah pengujian Bakker P, Van D, Grooskens V,
penyimpanan dipercepat dengan Wieringa N. 1990. Dermatological

An Maria Redi Dambur dkk…. 73


Pharmacy Medical Journal Vol.2 No.2, 2019

preparations for the tropics. Cip Edisi Ketiga. Penerjemah: Yoshita.


Gegeveres Koninklijke Bibliotheek. UI-Press. Jakarta
Den Haag. Masahiro S, Hideyuki Y, Norihisa K.
Djajadisastra, J., Mun’im, A., dan Dessy, 2000. Consumption of silk protein,
N.P. 2009. Formulasi Gel Topikal sericin elevates intestinal absorption
dari Ekstrak Nerii Folium dalam of zinc, iron, magnesium and calcium
Sediaan Anti Jerawat. JFI. 4(4): 210 - in rats. Nutrition Research 20:1505-
216. 1511
Draganoiu, E., A Rajabi, S., S Tiwari. Rowe, R.C., Paul J. S., Marian E. Q.
2009. Handbook of Cosmetic Science 2009. Handbook Of Pharmaceutical
and Technology. Pharmaceutical Excipients, 6th Ed. The Pharmaceu-
Press. London. tical Press. London
Garg, A., D. Aggarwal, S. Garg, dan A. Tranggono, R.I, and Latifah, F. 2007.
K. Sigla. 2002. Spreading of Buku Pengetahuan Kosmetik. PT.
Semisolid Formulation. Pharmaceu- Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
tical Technology. USA. Wasitaatmadja, S.M. 2008. Penuntun
Lachman, L., Herbert, A., Lieberman., Ilmu Kosmetik Medik. Universitas
Joseph, L., Kanig. 1994. Teori dan Indonesia Press. Jakarta.
Praktek Farmasi Industri. UI Press. Voigt R., 1994. Buku Pelajaran
Jakarta. Teknologi Sediaan Farmasi, Edisi 5.
Lieberman, H.A. 1997. Pharmaceutical Soendani, N. Gadjah Mada Univer-
Dosage Form: Disperse Sytems, Vol. sity Press. Yogyakarta.
1. Marcell Dekker Inc. New York. Wei T, Li MZ, Xie RJ. 2005. Preparation
Martin, A., J. Swarbrick, dan A. and structure of porous silk sericin
Cammarata. 2000. Dasar-dasar materials. Macromolecular Materials
Farmasi Fisik dalam Ilmu Farmasetik. and Engineering 290:188-194.

An Maria Redi Dambur dkk…. 74

Anda mungkin juga menyukai