Anda di halaman 1dari 9

Hanum Pramuji Afianti, Mimiek Murrukmihadi

PENGARUH VARIASI KADAR GELLING AGENT


HPMC TERHADAP SIFAT FISIK DAN AKTIVITAS
ANTIBAKTERI SEDIAAN GEL EKSTRAK
ETANOLIK DAUN KEMANGI
(Ocimum basilicum L. forma citratum Back.)
INFLUENCE OF VARIATION LEVELS HPMC AS GELLING
AGENT AGAINTS PHYSICAL PROPERTIES AND
ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF PREPARATION GEL
ETHANOLIC EXTRACT OF BASIL LEAVES
(Ocimum basilicum L. forma citratum Back.)
Hanum Pramuji Afianti, Mimiek Murrukmihadi.
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada

ABSTRAK
Ekstrak etanolik daun kemangi (Ocimum basilicum L. forma citratum
Back.) mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus.
Sediaan gel dapat meningkatkan efektivitas dan kenyamanan dalam
penggunaannya secara topikal. Sifat fisik gel yang baik tergantung dari
penggunaan gelling agent. HPMC merupakan salah satu gelling agent. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variasi kadar gelling agent HPMC
terhadap sifat fisik dan aktivitas antibakteri sediaan gel ekstrak etanolik daun
kemangi. Metode maserasi digunakan untuk mendapatkan ekstrak dengan
penyari etanol 95%. Gel diformulasikan menjadi tiga formula dengan variasi
kadar HPMC 10%, 15%, dan 20% menggunakan kadar ekstrak sebesar 9,1%
untuk setiap formula. Uji sifat fisik meliputi organoleptis, homogenitas, pH, daya
sebar, daya lekat, dan viskositas. Aktivitas antibakteri diuji menggunakan
metode difusi padat, kemudian diamati diameter zona hambat antibakteri gel.
Hasil dianalisis dengan analisis korelasi-regresi, analisis deskriptif secara visual
untuk sifat fisik gel, dan analisis one-way ANOVA untuk aktivitas antibakteri
dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
peningkatan kadar HPMC menyebabkan gel semakin gelap, wujud semakin
kental, peningkatan viskositas, peningkatan daya lekat, dan penurunan daya
sebar, namun tidak mempengaruhi homogenitas dan pH gel. Pengujian
antibakteri menunjukkan peningkatan kadar HPMC menghasilkan perbedaan
kemampuan pelepasan zat aktif yang ditunjukkan melalui penurunan daya
hambat bakteri sebesar 0,726 cm, 0,674 cm, dan 0,488 cm.
Kata kunci : Gel, daun kemangi, HPMC.

ABSTRACT
Ethanolic extract of basil leaves (Ocimum basilicum L. forma citratum
back) has an antibacterial activity against Stapylococcus aureus. Preparation of
gel can increase the effectiveness and convenience in use topically. Good
physical properties of the gel depends on the use of gelling agent. HPMC is the
one of gelling agent. The purpose of this study was to determine the effect of
variations in levels of gelling agent HPMC in the physical properties and
antibacterial activity preparation gel ethanolic extract of basil leaves. Maceration
method used to obtain the extract with 95% ethanol. Gel is formulated to three
formula with various levels of HPMC 10%, 15%, and 20% use the extract
concentration of 9,1% for every formula. The test of physical properties includes
organoleptic, homogeneity, pH, dispersive ability, adhesion, and viscosity.
Antibacterial activity test used the solid diffusion method and then obeserved

Majalah Farmaseutik, Vol. 11 No. 2 Tahun 2015 307


Pengaruh Variasi Kadar Gelling Agent

the diameter of inhibition zone antibacterial gel. The result was analyzed with
regression correlation, visual descriptive for physical properties tests, and
analysis one way ANOVA for antibacterial activity with the level of confidence
95%. The results showed that the increasing levels of HPMC makes the gel
getting darker, the more condensed form, an increase of viscosity, adhesion,
and decrease of dispersive ability but there is no effect in homogeneity and pH
gel. Antibacterial test showed that the increasing levels of HPMC cause
differences ability to release the active substance in the decreasing of bacteria
inhibition at 0,726 cm, 0,674 cm, and 0,488 cm.
Keywords: Gel, Basil leaves, HPMC.

PENDAHULUAN konsentrasi 100 mg/mL dan 50 mg/mL (Khalil,


Tanaman obat saat ini telah banyak 2013).
digunakan masyarakat Indonesia sebagai upaya Sediaan gel secara topikal dapat
penanggulangan masalah kesehatan di tengah meningkatkan efektivitas dan kenyamanan dalam
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah penggunaannya, antara lain mampu menghantarkan
satu bidang teknologi yang sedang dikembangkan bahan obat dengan baik, dan menyebabkan jerawat
yaitu pemanfaatan tanaman obat sebagai sediaan cepat kering karena sifat gel yang mudah menguap.
obat. Tanaman obat yang terdapat di Indonesia Keuntungan lain sediaan gel antara lain mudah
sangat beragam, salah satunya yaitu kemangi merata apabila dioleskan pada kulit, memberikan
(Ocimum basilicum L. forma citratum Back.). Kemangi sensasi dingin, dan tidak menimbulkan bekas di
di Indonesia umumnya dimanfaatkan untuk sayur kulit (Yulia dkk., 2012).
atau lalap sebagai pelengkap makanan. Manfaat lain Pada formulasi sediaan gel, komponen gelling
tanaman kemangi dalam pengobatan sudah banyak agent merupakan faktor kritis yang dapat
diteliti sebagai antioksidan dan antibakteri (Patil mempengaruhi sifat fisik gel yang dihasilkan. Salah
dkk., 2011). Daun kemangi juga telah digunakan satu gelling agent yang dapat digunakan adalah
sebagai obat untuk infeksi kulit, menghilangkan bau hidroksipropilmetilselulosa (HPMC). Dibandingkan
badan, dan membantu mengobati jerawat (Martin & gelling agent yang lain, HPMC dapat memberikan
Ernst., 2004). stabilitas kekentalan yang baik di suhu ruang
Jerawat merupakan penyakit kulit yang walaupun disimpan pada jangka waktu yang lama.
biasanya diderita para remaja atau pada masa Selain itu, HPMC merupakan bahan yang tidak
pubertas yang umumnya disebabkan oleh beberapa beracun dan noniritatif (Rowe dkk., 2009).
faktor seperti genetik, hormonal, makanan, dan Penelitian Nursiah dkk. (2011) menunjukkan bahwa
infeksi bakteri. Salah satu bakteri penyebab jerawat gelling agent HPMC memiliki kestabilan fisik paling
adalah bakteri Gram positif yaitu Staphylococcus optimal pada sediaan gel dibandingkan dengan
aureus. Bakteri ini biasa ditemukan pada saluran karbopol. HPMC mempunyai resistensi yang baik
nafas, permukaan kulit, dan jaringan kulit bagian terhadap serangan mikroba dan penggunaan HPMC
dalam dari bisul bernanah serta infeksi luka (Jawetz sebagai basis yang bersifat hidrofilik juga memiliki
dkk., 2001). Pengobatan jerawat di klinik kulit kelebihan di antaranya menghasilkan daya sebar
biasanya menggunakan antibiotik yang umumnya pada kulit yang baik, efeknya mendinginkan, tidak
memiliki efek samping iritasi sebagai antijerawat, menyumbat pori-pori kulit, mudah dicuci dengan
selain itu penggunaan jangka panjang dapat air, dan pelepasan obatnya baik. Selain itu, HPMC
menimbulkan resistensi dan kerusakan organ juga mengembang terbatas dalam air sehingga
(Wasitaatmadja, 1997). Oleh karena itu, perlu dicari merupakan bahan pembentuk hidrogel yang baik.
alternatif lain untuk mengobati jerawat yaitu dengan Hidrogel yang baik sangat cocok digunakan sebagai
menggunakan bahan-bahan dari alam guna basis sediaan topikal dengan fungsi kelenjar
meminimalkan efek samping yang tidak diinginkan sebaseus berlebih, dimana hal ini merupakan salah
seperti yang terjadi pada pengobatan jerawat dengan satu faktor penyebab jerawat (Voigt, 1984).
antibiotik. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka
Kandungan ekstrak daun kemangi sebagai dilakukan penelitian tentang formulasi gel
antibakteri antara lain flavonoid dan tanin. Menurut antijerawat dari ekstrak etanolik daun kemangi.
Adi (2010) ekstrak daun kemangi (Ocimum basilicum Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan daun
L.) sebagai antibakteri memiliki kadar hambat kemangi sebagai antibakteri terhadap pengobatan
minimum (KHM) dan kadar bunuh minimum jerawat dalam bentuk sediaan gel dengan variasi
(KBM) terhadap S.aureus pada konsentrasi sebesar kadar HPMC sebagai gelling agent serta melihat
16,33% dan 50%. Penelitian lain membuktikan pengaruh masing-masing kadar HPMC terhadap
bahwa ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum kualitas sifat fisik dan aktivitas antibakteri sediaan
basilicum L.) dapat menghambat bakteri Staphylococcus gel ekstrak etanolik daun kemangi.
aureus dengan zona hambat 9 mm dan 3 mm pada

308 Majalah Farmaseutik, Vol. 11 No. 2 Tahun 2015


Hanum Pramuji Afianti, Mimiek Murrukmihadi

METODE PENELITIAN Tabel I. Komposisi Formula Gel Ekstrak Etanolik Daun


Alat dan Bahan Kemangi
Alat yang digunakan adalah oven (Memert),
alat penyerbuk, waterbath (Memert), labu maserasi, Bahan
Formula I Formula II Formula III
neraca analitik (AdventurerTM), wajan, alat alat kaca, (%) (b/b)
kompor listrik, kain kasa, aluminium foil, toples Ekstrak* 9,1 9,1 9,1
kaca ukuran besar, botol timbang, mortir dan HPMC** 10 15 20
stamper, erlenmeyer, ose, bunsen, pipet mikro multi Propilen glikol 15 15 15
chanel (20 -200 L), micropipette, yellow tip, blue tip,
Metil paraben 0,2 0,2 0,2
kapas, Laminar Air Flow (LAF), cawan petri, autoklaf
(Sakura), jangka sorong, alat uji daya sebar Akuades ad (g) 100 100 100
(Laboratorium Teknologi Farmasi, Fakultas Farmasi
UGM), alat uji daya lekat (Laboratorium Teknologi Keterangan:
*Konsentrasi ekstrak didapatkan dari uji pendahuluan
Farmasi, Fakultas Farmasi UGM), kertas pH **Variasi kadar HPMC didapatkan setelah melakukan uji
universal, viscotester VT04 (Rion co, Ltd), stopwatch, pendahuluan
dan pot gel.
Bahan-bahan yang digunakan adalah daun sediaan gel diawali dengan terlebih dahulu HPMC
kemangi diperoleh dari Ambarketawang Yogyakarta, didispersikan dalam akuades yang sudah dipanaskan
etanol 95% (kualitas farmasetis), akuades, logam Mg hingga suhu 80-90oC, lalu digerus hingga terbentuk
(pro analisis), asam klorida pekat (pro analisis), dispersi yang homogen di dalam mortir.
larutan FeCl3 (pro analisis), hydroxypropyl methyl Metilparaben dilarutkan dalam propilenglikol,
cellulose (HPMC) (Phapros), metil paraben (kualitas kemudian ditambahkan ekstrak daun kemangi
farmasetis), propilen glikol (Brataco), media Nutrient (campuran 1). Campuran 1 ditambahkan sedikit
Broth (NB), Nutrient Agar (NA), standar McFarland demi sedikit ke dalam HPMC yang telah
1,5 x 108 CFU/mL, dan bakteri S. Aureus. dikembangkan disertai dengan pengadukan hingga
homogen. Sisa air ditambahkan sambil terus diaduk.
Jalannya Penelitian Gel dihomogenkan, kemudian diisikan ke dalam
1. Determinasi tanaman pot-pot plastik untuk dilakukan evaluasi dengan
Determinasi daun kemangi dilakukan di replikasi sebanyak dua kali untuk masing-masing
Laboratorium Farmakognosi, bagian Biologi formula.
Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah
Mada dengan mengacu buku Flora of Java (Backer & 5. Uji sifat fisik sediaan gel ekstrak etanolik
Van Den Brink, 1965). daun kemangi
Uji yang dilakukan meliputi organoleptis
2. Pembuatan ekstrak etanolik daun kemangi (warna, bentuk, dan bau yang diamati secara visual),
Simplisia daun kemangi sebanyak 3,01 kg homogenitas, pengujian pH, viskositas, daya sebar,
yang telah dihaluskan dimaserasi selama 5 hari dan dan daya lekat.
dilakukan remaserasi sebanyak dua kali dengan
sesekali diaduk setiap hari. Pelarut yang digunakan 6. Uji aktivitas antibakteri gel ekstrak etanolik
adalah etanol 95% sebanyak 30 L untuk merendam daun kemangi
serbuk simplisia daun kemangi. Rendemen simplisia Terlebih dahulu dilakukan sterilisasi alat-alat
kemudian disaring dan diambil filtratnya. Filtrat yang akan digunakan menggunakan autoklaf dengan
diuapkan dengan menggunakan penangas hingga suhu 121oC, kemudian pembuatan suspensi bakteri
diperoleh ekstrak kental. Rendemen hasil ekstraksi S.aureus. Penyiapan media dilakukan dengan metode
dinyatakan dengan persen (%) b/b dengan rumus difusi padat. Suspensi S.aureus sebanyak 100L yang
sebagai berikut: telah disamakan kekeruhannya dengan standar
Rendemen (% b/b) = x 100% McFarland 1,5 x 108 CFU/mL dimasukkan ke
dalam media dan dilakukan replikasi dua kali.
Campuran tersebut dituang ke cawan petri sebanyak
3. Uji kualitas ekstrak etanolik daun kemangi 10 mL dan ditunggu hingga memadat. Tiap cawan
Uji yang dilakukan meliputi organoleptis dibuat empat sumuran, berisi gel formula 1, 2, 3 dan
(warna, bau, homogenitas, dan bentuk yang diamati gel kontrol negatif (tanpa ekstrak). Cawan petri
secara visual), penetapan susut pengeringan, uji daya kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24
sebar, uji daya lekat, dan analisis kualitatif jam. Setelah itu diamati diameter zona hambat yang
kandungan kimia ekstrak dengan metode uji tabung. dihasilkan di sekitar sumuran.
4. Pembuatan sediaan gel ekstrak etanolik 7. Analisis Data
daun kemangi Data sifat fisik berupa viskositas, daya sebar,
Komposisi formula gel ekstrak etanolik daun dan daya lekat sediaan gel dianalisis menggunakan
kemangi ditunjukkan melalui tabel I. Pembuatan uji korelasi dan regresi, sedangkan organoleptis, pH,

Majalah Farmaseutik, Vol. 11 No. 2 Tahun 2015 309


Pengaruh Variasi Kadar Gelling Agent

Tabel II. Hasil Uji Sifat Fisik Ekstrak Etanolik Daun Kemangi dilakukan untuk mengetahui konsistensi suatu
Uji Sifat Fisik Hasil Pengujian (Rerata SD) ekstrak tersebut dan hasil uji daya lekat ekstrak
etanolik daun kemangi yang dihasilkan sebesar 85,85
Susut Pengeringan (%) 26,26 0,218
detik.
Daya Sebar (cm2) 12,09 0,832 Ekstrak daun kemangi menunjukkan hasil
Daya Lekat (detik) 85,85 3,527 positif pada uji tabung. Hal ini dibuktikan dengan
penambahan HCl pekat sebanyak 1 mL dan
dan homogenitas sediaan gel dilakukan analisis magnesium sebanyak 0,2 gram yang menjadikan
deskriptif secara visual. Pengujian aktivitas ekstrak berwarna kemerahan (Lampiran ). Akibat
antibakteri dianalisis menggunakan uji one way reduksi dari asam klorida pekat dan magnesium ini
ANOVA. Hasil dinyatakan berbeda tidak bermakna yang menghasilkan perubahan warna merah pada
jika signifikansinya >0,05 dan dinyatakan berbeda ekstrak etanolik daun kemangi, hal ini menandakan
bermakna jika signifikansinya <0,05. adanya kandungan senyawa flavonoid (Robinson,
1995).
HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan warna ekstrak menjadi hijau
Determinasi Tanaman kehitaman terjadi setelah ditambahkan FeCl3
Tanaman kemangi diperoleh dari daerah (Lampiran ). Perubahan warna tersebut diperkirakan
Desa Watulangkah, Ambarketawang, Gamping, merupakan hasil reaksi FeCl3 dengan salah satu
Yogyakarta. Determinasi tanaman dilakukan di gugus hidroksil yang ada pada senyawa tanin. Secara
Bagian Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi, luas, FeCl3 digunakan untuk mengidentifikasi
Universitas Gadjah Mada. Hasil determinasi senyawa fenol termasuk tanin (Sangi dkk., 2008).
menunjukkan bahwa bahan yang digunakan untuk Dari hasil tersebut dapat disimpulkan didalam
penelitian adalah jenis daun kemangi dengan nama ekstrak etanolik daun kemangi terdapat kandungan
ilmiah Ocimum basilicum L. forma citratum Back. senyawa tanin.
Ekstrak Etanolik Daun Kemangi Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Etanolik Daun
Sebanyak 30 kg daun kemangi segar yang Kemangi
dikeringkan kemudian dilakukan penyerbukan Proses pembuatan sediaan gel ekstrak
menghasilkan serbuk sejumlah 3,01 kg. Serbuk daun etanolik daun kemangi mengikuti acuan penelitian
kemangi setelah dilakukan maserasi dan remaserasi formula gel yang sudah ada. Kadar ekstrak daun
sebanyak 2 kali kemudian diuapkan, hasil jumlah kemangi yang digunakan sebesar 9,1% dimana pada
total ekstrak kental yang didapatkan sebanyak 588,3 penelitian sebelumnya kadar tersebut mempunyai
g. Rendemen ekstrak yang didapatkan dari daya hambat sebesar 9 mm terhadap S. aureus yang
perbandingan bobot ekstrak dengan berat simplisia merupakan salah satu bakteri penyebab jerawat,
adalah 19,54%. kemudian dibuat dengan memvariasikan basis
hidroksi propil metil selulosa (HPMC). Adapun
Kontrol Kualitas Ekstrak Etanolik Daun bahan tambahan lainnya dalam formula gel ekstrak
Kemangi etanolik daun kemangi antara lain propilen glikol,
Hasil organoleptis ekstrak etanolik daun metil paraben, dan akuades. Variasi kadar gelling
kemangi yang didapat berwarna coklat kehitaman, agent HPMC digunakan 10%, 15%, dan 20%
berbau khas ekstrak dengan konsistensi kental. HPMC.
Hasil penetapan susut pengeringan ekstrak
menunjukkan bahwa dalam ekstrak etanolik daun Sifat Fisik Sediaan Gel Ekstrak Etanolik Daun
kemangi mengandung 26,26% senyawa yang mudah Kemangi
menguap setelah di oven selama dua hari. Nilai Organoleptis
konsistensi suatu zat apabila semakin tinggi atau Tujuan uji organoleptis ini untuk mengetahui
semakin kental maka daya sebarnya akan semakin tampilan gel yang berupa wujud, warna, dan bau
kecil. Hasil uji daya sebar ekstrak etanolik daun sediaan gel. Pengujian ini perlu dilakukan karena
kemangi yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan kenyamanan pemakaian sebagai
sebesar 12,09 cm2. Pengujian daya lekat ekstrak sediaan topikal.
Tabel III. Hasil Uji Tabung Ekstrak Etanolik Daun Kemangi

Senyawa Perlakuan Teoritis Hasil pengamatan Hasil

Ekstrak + HCL pekat 1 mL dan Merah tua, kuning, atau jingga Ekstrak berwarna
Flavonoid serbuk Mg 0,2 g (Harborne, 1987) kemerahan +

Biru, hijau kehitaman (Sangi dkk., Ekstrak berwarna hijau


Tanin Ekstrak + beberapa tetes FeCl 3 +
2008) kehitaman

310 Majalah Farmaseutik, Vol. 11 No. 2 Tahun 2015


Hanum Pramuji Afianti, Mimiek Murrukmihadi

Tabel IV. Hasil Uji Sifat Fisik Sediaan Gel Ekstrak Etanolik Daun Kemangi

Organoleptis Daya sebar Daya lekat


Formula Homogenitas pH Viskositas (dPas)
Wujud Warna Bau (cm2) (detik)
Gel berbentuk Berbau 6 60,14 9,622 1,55 0,395 17,67 6,429
I cair, sedikit Coklat khas Homogen
kental ekstrak
Berbau 6 22,12 3,063 5,05 0,295 240,00 36,056
Massa gel Coklat
II khas Homogen
kental tua
ekstrak
Berbau 6 9,56 0,741 9,77 0,899 486,67 32,146
Massa gel Coklat
III khas Homogen
sangat kental tua
ekstrak

Keterangan: Formula I mengandung 10% HPMC


Formula II mengandung 15% HPMC
Formula III mengandung 20% HPMC

Dari hasil uji organoleptis, semakin besar meningkatkan kenyamanan gel saat digunakan pada
jumlah kadar gelling agent HPMC dalam setiap kulit yang berjerawat.
formula akan memberikan konsistensi massa gel
yang semakin kental, dan sedikit perbedaan warna Daya Sebar
meskipun intensitas perbedaan warna tiap formula Daya sebar gel menunjukkan kemampuan
tidak begitu signifikan. Pada formula III (HPMC gel untuk menyebar pada lokasi pemakaian apabila
20%) memiliki warna sedikit coklat tua dioleskan pada kulit. Menurut Garg dkk. (2002)
dibandingkan dengan formula I (HPMC 10%). daya sebar sediaan semipadat yang baik untuk
Setiap formula berbau khas ekstrak daun kemangi. penggunaan topikal berkisar pada diameter 3 cm-5
Maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan kadar cm.
gelling agent suatu sediaan gel akan berpengaruh pada Hasil pada tabel VII menunjukkan bahwa
organoleptis dari sediaan tersebut terutama pada semakin tinggi kadar HPMC, maka luas
wujud gel dan intensitas warna. penyebarannya semakin menurun. Penurunan
kemampuan daya menyebar ini seiring dengan
Homogenitas peningkatan viskositas gel, apabila tekanan yang
Uji homogenitas merupakan salah satu uji diberikan sama pada setiap pengujian formula gel,
yang penting dalam melakukan formulasi sediaan maka semakin kental sediaan tersebut kemampuan
farmasetika, tujuannya untuk mengetahui apakah menyebarnya semakin kecil.
bahan-bahan dalam formulasi tersebut tercampur Hasil analisis dengan metode regresi
merata atau tidak. menunjukkan bahwa adanya penambahan HPMC
Pengamatan homogenitas ini dilakukan saat yang bervariasi berpengaruh terhadap daya sebar
sediaan dioleskan pada kaca transparan dibawah dengan nilai R2 0,9221 atau memiliki pengaruh
cahaya. Sediaan gel tiap formula menunjukkan 92,21% terhadap daya sebar.
warna yang merata, sehingga dapat disimpulkan Gambar 1 menunjukkan formula I dengan
ketiga formula yang dibuat memiliki homogenitas konsentrasi HPMC yang rendah menghasilkan
yang baik. Pada tabel hasil uji homogenitas ini bentuk sediaan yang lebih encer dibandingkan
menunjukkan tidak adanya pengaruh variasi sediaan pada formula II dan formula III sehingga
konsentrasi HPMC terhadap homogenitas gel. sediaan gel yang encer memiliki rentang penyebaran
yang lebih luas. Pada grafik ditunjukkan nilai slope
pH bertanda negatif yakni -5,058 sehingga dapat
Uji pH bertujuan untuk mengetahui dikatakan bahwa penambahan variasi kadar HPMC
keamanan suatu sediaan, terutama sediaan topikal. menurunkan daya sebar sediaan gel tersebut.
Idealnya sediaan topikal mempunyai nilai pH yang
sama dengan pH kulit agar tidak terjadi iritasi pada Daya Lekat
permukaan kulit. Tujuan dari uji daya lekat ini adalah untuk
Data hasil uji pH sediaan gel ekstrak etanolik mengetahui seberapa besar kemampuan gel melekat
daun kemangi menunjukkan tidak ada pengaruh pada kulit dalam waktu tertentu sehingga dapat
variasi konsentrasi HPMC terhadap perubahan pH berfungsi secara maksimal pada penghantaran
gel. Formula I, II, dan III memiliki pH yang sama obatnya. Tidak ada persyaratan khusus mengenai
yaitu 6. Nilai pH tersebut masih masuk ke dalam daya lekat sediaan semipadat, namun sebaiknya daya
rentang pH normal kulit manusia yaitu sebesar 4,5- lekat sediaan semipadat adalah lebih dari 1 detik
6,5 (Draelos & Lauren, 2006) sehingga, sediaan gel (Zats & Gregory, 1996).
ini masih dapat dikatakan baik dalam hal Hasil uji daya lekat gel pada tabel VIII
menunjukkan semakin meningkatnya kadar HPMC

Majalah Farmaseutik, Vol. 11 No. 2 Tahun 2015 311


Pengaruh Variasi Kadar Gelling Agent

Gambar 1. Grafik Korelasi Regresi Kadar HPMC vs Daya Sebar

Gambar 2. Grafik Korelasi Regresi Kadar HPMC vs Daya Lekat

Gambar 3. Grafik Korelasi Regresi Kadar HPMC vs Viskositas

yang digunakan tiap formula maka waktu melekat bertanda positif yakni 0,822 sehingga dapat
gel semakin lama, hal ini dikarenakan HPMC dikatakan bahwa penambahan variasi kadar HPMC
mampu membentuk koloid dengan penambahan air meningkatkan daya lekat sediaan gel.
panas (Rowe dkk., 2009). Koloid terbentuk karena
zat terdispersinya mengabsorbsi medium Viskositas
pendispersinya sehingga menjadi kental dan bersifat Viskositas merupakan tahanan dari suatu
lengket, oleh sebab itu semakin tinggi kadar HPMC cairan untuk mengalir, maka semakin tinggi
maka koloid yang terbentuk akan semakin banyak viskositas akan semakin besar tahanannya. Pada
dan mampu meningkatkan daya lekatnya. sediaan dengan basis yang sama, semakin tinggi
Gambar 2 menunjukkan daya lekat gel konsentrasi basis gel yang digunakan maka semakin
memiliki korelasi positif terhadap kadar HPMC. besar pula viskositasnya (Zats & Gregory, 1996).
Semakin tinggi kadar HPMC, semakin besar pula Hasil data pada tabel IX menunjukkan
daya lekat sediaannya. Hasil analisis dengan metode bahwa terjadi peningkatan konsistensi besarnya
regresi didapatkan nilai R2 atau nilai determinasi viskositas terhadap pengaruh penambahan kadar
sebesar 0,9927. Nilai ini menunjukkan bahwa antara HPMC pada sediaan gel ekstrak etanolik daun
kadar HPMC dengan kualitas daya lekat sediaan gel kemangi. Hal ini terjadi karena HPMC termasuk
terdapat hubungan yang sangat kuat, dimana turunan selulosa. Pada dispersi polimer turunan
99,27% kadar HPMC mempengaruhi daya lekat gel selulosa, molekul primer masuk ke dalam rongga
tersebut. Pada grafik menunjukkan nilai slope (cavities) yang dibentuk oleh molekul air, sehingga

312 Majalah Farmaseutik, Vol. 11 No. 2 Tahun 2015


Hanum Pramuji Afianti, Mimiek Murrukmihadi

terjadi ikatan hidrogen antara gugus hidroksil (-OH)


Tabel V. Hasil Pengukuran Zona Hambat Gel Ekstrak
dari polimer dengan molekul air. Ikatan hidrogen ini Etanolik Daun Kemangi Terhadap S. Aureus
yang berperan dalam hidrasi pada proses
pengembangan dari suatu polimer sehingga dengan Formula Rata-rata zona hambat (cm)
peningkatan kadar HPMC menyebabkan gugus Kontrol negatif (basis) 0
hidroksi semakin banyak dan viskositasnya semakin I 0,726 0,119
tinggi (Kibbe, 2004). II 0,674 0,079
Analisis korelasi regresi linier pada gambar 3
III 0,488 0,079
menunjukkan korelasi positif antara nilai viskositas
terhadap pengaruh kadar HPMC. Hasil ini Keterangan:
menunjukkan bahwa dengan adanya penambahan Formula I mengandung 10% HPMC + ekstrak daun
kadar HPMC yang bervariasi akan berpengaruh kemangi
Formula II mengandung 15% HPMC + ekstrak daun
terhadap peningkatan nilai viskositas gel dengan R2 kemangi
sebesar 0,9997. Harga determinasi sebesar 99,97% Formula III mengandung 20% HPMC + ekstrak daun
menunjukkan pula hubungan yang sangat kuat kemangi
antara kualitas konsistensi gel dengan kadar HPMC. Kontrol negatif mengandung gelling agent HPMC tanpa
ekstrak n = 3
Pada grafik menunjukkan nilai slope yang bertanda
positif yakni 43,233 sehingga dapat dikatakan bahwa
penambahan variasi kadar HPMC meningkatkan
viskositas sediaan gel tersebut.

Aktivitas Antibakteri Sediaan Gel Ekstrak


Etanolik Daun Kemangi
Uji aktivitas antibakteri sediaan gel ekstrak
etanol daun kemangi (Ocimum basilicum L. forma
citratum Back.) yang telah divariasi dengan kadar
HPMC ditentukan dengan mengukur diameter yang
menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus yang
merupakan salah satu bakteri sekunder penyebab
jerawat. Keterangan
1 : gel mengandung HPMC 10%
Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan 2 : gel mengandung HPMC 15%
dengan metode difusi padat yakni membuat 3 : gel mengandung HPMC 20%
sumuran pada media dengan diameter sumuran K : Kontrol negatif gelling agent HPMC tanpa ekstrak
sebesar 5 mm. Metode sumuran dipilih karena
Gambar 4. Hasil uji aktivitas antibakteri gel ekstrak etanolik
pengerjaan uji yang relatif mudah dan daun kemangi terhadap S. aureus
memungkinkan bahan uji sediaan gel dapat langsung
bersentuhan dengan dinding media agar, sehingga meningkatkan viskositas suatu sediaan, dan semakin
akan lebih mudah dilihat secara visual daya hambat besar viskositas suatu sediaan maka semakin besar
dengan pengukuran adanya zona radikal yaitu suatu pula tahanannya (Sinko, 2011) sehingga
daerah disekitar sumuran dimana bakteri dihambat menghalangi pelepasan dari zat aktif tersebut dan
oleh antibakteri (Jawetz dkk., 2005). mengakibatkan penurunan hambatan pada
Hasil uji aktivitas antibakteri pada tabel XI formulasi gel terhadap bakteri S. aureus.
menunjukkan semakin meningkatnya kadar HPMC Hasil gambar 4 memperlihatkan
pada formulasi gel ekstrak etanolik daun kemangi terbentuknya zona hambat disekitar sumuran gel
mengakibatkan penurunan aktivitas antibakteri dari ekstrak etanolik daun kemangi yang dapat bersifat
gel ekstrak etanolik daun kemangi. Sebagai kontrol sebagai antibakteri, sedangkan pada basis sebagai
negatif digunakan formulasi gel yang hanya kontrol negatif tidak terlihat adanya zona hambat di
mengandung basis tanpa zat aktif ekstrak etanolik sekitar sumurannya sehingga dapat dikatakan tiap
daun kemangi. Basis berfungsi sebagai faktor formula gel memiliki aktivitas antibakteri sedangkan
koreksi karena di dalam basis terdapat pengawet basis tanpa ekstrak tidak memiliki aktivitas
berupa metil paraben yang dimungkinkan terdapat antibakteri.
aktivitas antibakteri. Hasil menunjukkan basis tidak Analisis data statistik menunjukkan data hasil
memiliki aktivitas antibakteri karena tidak adanya uji daya hambat bakteri terdistribusi normal
diameter hambat, sedangkan pada formula gel berdasarkan analisis statistik Shapiro-Wilk, kemudian
lainnya menghasilkan diameter hambat. Penurunan data dianalisis menggunakan one way ANOVA dan
nilai daya hambat ini dapat dikorelasikan dengan uji Post Hoc Test.
kualitas gel terhadap viskositas karena pengaruh Berdasarkan tabel XII hasil analisis
penambahan kadar HPMC yang bervariasi tiap menunjukkan formula I dengan formula II, dan
formula. Semakin besar kadar HPMC maka akan formula II dengan III menunjukkan hasil yang tidak

Majalah Farmaseutik, Vol. 11 No. 2 Tahun 2015 313


Pengaruh Variasi Kadar Gelling Agent

Tabel VI. Hasil Analisis Post Hoc Test Daya Hambat


33, 614-615, 638-640, N.V.P. Noordhoff-
Formula Gel Ekstrak Etanolik Daun Kemangi Groningen, The Netherlands.
Antar Variasi Kadar HPMC Draelos, Z.D., & Lauren, A. T., 2006, Cosmetic
Formulation of Skin Care Products, 234-235
Taylor dan Francis Group, New York.
Formula I Formula II Formula III Garg, A., Deepika, A., Sanjay, G., & Anil, K. S.,
2002, Spreading of Semisolid Formulations: An
Update, 178-180, Pharmaceutical
Formula I - * Technology, USA.
Formula Jawetz, E., Melnick, J.L., & Adelberg, E.A., 2001,
- - Mikrobiologi Kedokteran, diterjemahkan oleh
II
Formula
* - Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
III Universitas Airlangga, Edisi 1, 317, 323,
Keterangan :
Penerbit Salemba Medika, Jakarta.
Tanda (*) : Berbeda signifikan atau berbeda bermakna Jawetz, E., Melnick, J. L., & Adelberg, E. A., 2005,
Tanda (-) : Tidak berbeda signifikan atau tidak berbeda Mikrobiologi Kedokteran, 315-326, 352-360,
bermakna Penerbit Salemba Medika, Jakarta.
Formula I : Gel ekstrak etanolik daun kemangi mengandung
10% HPMC
Khalil, A, 2013, Antimicrobial Activity of Ethanolic
Formula II : Gel ekstrak etanolik daun kemangi Extracts of Ocimum basilicum leaf, Journal
mengandung 15% HPMC Biotech 12 (1): 61-64.
Formula III:Gel ekstrak etanolik daun kemangi mengandung Kibbe, A., H., 2004, Handbook of Pharmaceutical
20% HPMC
Excipients, Third Edition, 18-19, 462-469,
berbeda signifikan (p>0,05), sedangkan pada 629-631, Pharmaceutical Press, London.
formula I (10% HPMC) dengan formula III (20% Martin, K.W. & Ernst, E., 2004, Herbal medicines
HPMC) terdapat perbedaan secara signifikan for treatment of fungal infections: a
(p<0,05). Hal tersebut dikarenakan bahwa formula I systematic review of controlled clinical trials.
dengan kadar HPMC paling rendah menghasilkan Mycoses., 47: 87 - 92
konsistensi gel yang rendah dengan kualitas basis Nursiah, H., Faradiba, Baharuddin, G. A., 2011,
yang mempunyai kemampuan tahanan terhadap Formulasi gel sari buah belimbing wuluh
pelepasan zat aktif yang paling kecil sehingga daya (Averrhoa bilimbi L.), Universitas Hasanuddin
hambat terhadap bakteri akan lebih besar, hal ini dan Universitas Muslim Indonesia Makassar,
berkebalikan dengan formula III dengan kadar Majalah Farmasi dan Farmakologi, 15 (1) 5-9
HPMC yang paling tinggi. Patil D, P., Mhaske K, D., & Wadhawa C, 2011,
Antibacterial and Antioxidant study of
Ocimum basilicum Labiatae (sweet basil), Journal
KESIMPULAN
of Advanced Pharmacy Education & Research (2),
Peningkatan variasi kadar HPMC (10%,
104-112.
15%, dan 20%) berpengaruh terhadap sifat fisik
sediaan gel ekstrak etanolik daun kemangi yaitu Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan
wujud yang semakin kental, warna gel yang semakin Tinggi, Edisi IV, diterjemahkan oleh
gelap, peningkatan nilai viskositas gel dan daya lekat Padmawinata, K., 57, 191, Penerbit ITB,
Bandung.
gel, serta penurunan nilai daya sebar gel, akan tetapi
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., & Quinn, M. E., 2009,
peningkatan variasi kadar HPMC tersebut tidak
Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th Ed,
mempengaruhi homogenitas dan pH gel. Gel
dengan variasi kadar HPMC (10%; 15%; 20%) 110-114, 326-329, 441-444, 592-594, 754-
menghasilkan kemampuan pelepasan zat aktif dalam 755, Pharmaceutical Press. Inc., London.
penurunan daya hambat bakteri Staphylococcus aureus Sangi, M., Runtuwene, M. R. J., Simbala, H.E.I., &
yang berbeda signifikan, terutama pada formula I Makang, V. M. A., 2008, Analisis Fitokimia
Tumbuhan Obat di Kabupaten Minahasa
(10% HPMC) dengan formula III (20% HPMC).
Utara, Chem. Prog, 1 (1), 47-53.
Sinko, P. J., 2011, Martin Farmasi Fisika dan Ilmu
DAFTAR PUSTAKA Farmasetika, diterjemahkan oleh Tim Alih
Adi, D.C., 2010, Aktivitas Antbakteri Ekstrak dan
Bahasa Sekolah Farmasi ITB, Edisi kelima,
Infusa Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.)
706, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
terhadap Stpahylococcus aureus Isolat Abses
Jakarta.
Kulit, Thesis, Fakultas Kedokteran,
Voigt, R., 1984, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
diterjemahkan oleh Noerono, S., Edisi
(Abstr): 1. Kelima, 202-207, 220-225, 341, 370, 398-
Backer, J.C.A., van den Brink, R.C.B., 1965, Flora of 434, Gadjah Mada University Press,
Java (Spermatophyta Only), Vol I & III, 3-6, 29-
Yogyakarta

314 Majalah Farmaseutik, Vol. 11 No. 2 Tahun 2015


Hanum Pramuji Afianti, Mimiek Murrukmihadi

Wasitaatmadja, S. M., 1997, Penuntun Ilmu Kosmetik


Medik, 181, UI Press, Jakarta
Yulia, A., Esti, H, Tutiek P., 2012, Karakteristik
Sediaan dan Pelepasan Natrium Diklofenak
dalam Sisten Niosom dengan Basis Gel
Carbomer 940, PharmaScientia, 1 (1):2.
Zats, J.L. & Gregory P.K., 1996, Gel, in
Liebermen, H.A., Rieger, M.M., Banker,
G.S., Pharmaceutical Dosage Forms: Disperse
Systems, 2, 400-403, 405-415, Marcel Dekker
Inc, New York.

Majalah Farmaseutik, Vol. 11 No. 2 Tahun 2015 315

Anda mungkin juga menyukai