net/publication/336087332
Article in Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan Analis Kesehatan dan Farmasi · December 2015
DOI: 10.36465/jkbth.v14i1.111
CITATIONS READS
3 584
1 author:
Lusi Nurdianti
Bakti Tunas Husada school of Science, indonesia
18 PUBLICATIONS 15 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Lusi Nurdianti on 11 March 2020.
Lusi Nurdianti
Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada
Email : lusinurdianti83@gmail.com
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai formulasi dan uji evaluasi dengan menggunakan
viscolam sebagai gelling agent. Dalam penelitian ini dibuat 3 formula dengan variasi konsentrasi
propilen glikol 10 %, 15% dan 20%. Evaluasi sediaan gel yang dilakukan meliputi organoleptik, pH,
viskositas dan sifat alir selama 30 hari penyimpanan pada suhu kamar (28°C ± 0,5) dan uji hedonik.
Dari hasil penelitian ini didapat bahwa formula sediaan gel ibuprofen baik secara fisik selama 30 hari
penyimpanan, namun sediaan gel dari masing-masing formula menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan viskositas setiap harinya. Data diolah secara statistik menggunakan Uji friedman test
untuk uji hedonik menunjukkan adanya perbedaan kesukaan dari tiap formula dari parameter warna,
kelembutan dan kemudahan dibersihkan (p<0,05).
ABSTRACT
The research has done about formulation and ibuprofen gel permeation test with transdermal
route in vitro using propylene glycol as an enhancer. In this research is made three formulation with
the variation of propylene glycol concentration 10%, 15% and 20%. The Evaluation of preparation
gel which is done include organoleptic, pH, viscosity and flow properties during 30 days of safe at (28
° C ± 0.5) room temperature,and hedonic test. Teh well results of this research found that the
ibuprofen gel formula preparation physically during 30 days of safe, but the gel preparations of each
formula shows that raising in the viscosity of each day. The data were processed statistically using
friedman test for hedonic test showed differences in preferences of each formula of the parameters
of color, softness and ease cleaned (p <0.05).
47
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 14 Nomor 1 Agustus 2015
manusia yang merupakan penghalang, Toledo dan alat – alat lain yang digunakan
dimana kebanyakan obat-obat topikal pada penelitian.
yang diberikan tidak memiliki Bahan yang digunakan adalah
kemampuan untuk menembus stratum ibuprofen (PT Indofarma, Indonesia),
korneum tersebut (Nurhakim, 2010). Viscolam®MAC 10(Nardev Chemie,
Gel adalah bentuk sediaan topical Singapura), gliserin, propilenglikol,
®
dengan penggunaanya pada kulit dimana Microcare , trietanolamin, kalium fosfat
memiliki banyak keuntungan dibandingan monobasa, natrium hidroksida.
bentuk sediaan topikal lainnya yaitu lebih
mudah digunakan dan penyebarannya di Tabel 1.Formula sediaan gel
kulit juga mudah, sifatnyayang lembut,
warnanya yang bening, mudah dioleskan, NamaBahan F1 F2 F3
tidak meninggalkan lemak dan mudah
Ibuprofen(% b/b) 5 5 5
dicuci. ®
Dalam sediaan gel terdapat beberapa Viscolam MAC10 (% b/v) 10 10 10
Propilenglikol(% b/v) 10 15 20
faktor lain yang mempengaruhi pelepasan
Microcare®(% b/v) 0,3 0,3 0,3
obat selain kelarutan bahan aktif yaitu Gliserin(% b/v) 5 5 5
viskositas basis gel. Semakin besar Trietanolamin (TEA) (mL) 4 4 4
viskositas suatu zat maka koefisien difusi Aqudest hingga 300 300 300
semakin kecil dan obat akan semakin sulit Keterangan = F1: Formula 1, F2 : Formula 2,
dilepas dari basis. Salah satu komponen F3 Formula 3
penting dalam sediaan gel adalah basis Viscolam MAC 10® : Sodium
gel. Basis gel yang baik adalah bersifat polyacryloydimethyl taurate
inert, tidak bereaksi dengan komponen dan polidesen.
lain dalam formula, basis yang tidak Microcare®: Phenoxyetanol,
terikat terlalu kuat dengan obat karena etil paraben, metilparaben,
propil paraben.
obat harus lepas dari basis sebelum
menembus kulit (Chrisstianty, 2012).
Pembuatan sediaan gel
Basis gel yang digunakan adalah
Untuk pembuatan basis gel,
viscolam.Berdasarkan hasil penelitian
Viscolam®dimasukkan ke dalam gelas
sebelumnya viscolam memiliki stabilitas
kimia 500 mL dicampur dengan aquadest.
baik dalam penyimpanan di suhu kamar
Aduk sampai homogen menggunakan
maupun climatic chamber dan pH yang
Magneticstirrer dengan kecepatan 200
mendekati pH kulit manusia.Penggunaan
rpm. Kemudian masukkan ibuprofen,
viscolam sebagai basis gel memiliki
propilen glikol dengan variasi konsentrasi
keuntungan lebih dari sekedar pembawa
10%, 15% dan 20% untuk F1, F2 dan F3,
yaitu berfungsi sebagai emollient dan
gliserin, Microcare®sedikit demi sedikit.
pelembap kulit (Edityaningrum, 2014). Lakukan adjustment pH menggunakan
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas,
TEA hingga diperoleh basis yang jernih
maka dalam penelitian ini akan
serta kental dan dilakukan pengadukan
diformulasikan ibupofen dalam bentuk gel
kembali, tambahkan aquadest hingga
dengan menggunakan variasi konsentrasi
massa yang diperoleh menjadi 300 gram.
gelling agent yaitu viscolam dan zat
peningkat penetrasi (enhancer) yaitu
Evaluasi Sediaan Gel
propilen glikol kemudian dilakukan Dari sediaan gel yang telah dibuat
evaluasi gel.
dilakukan evaluasi selama masa
penyimpanan 30 hari pada suhu kamar
METODE PENELITIAN (28°C ± 0,5). Pengukuran dilakukan pada
Alat dan Bahan hari ke-0, 6, 12 18, 24 dan 30 meliputi
Alat yang digunakan pada penelitian pengamatan organoleptik, pengukuran pH
ini adalah Magnetic Stirer (Wisestir®
dan pengukuran viskositas
MSH-30D, Wisd Laboratory Instruments),
(Edityaningrum, 2014).
Viskometer (Brookfield DV – I Prime), pH
indicator strips non-bleeding color pHast®
PengamatanOrganoleptikSediaan Gel
pH 4,0-7,0, neraca analitik (Mettler Pengamatan organoleptik sediaan gel
meliputi bentuk, warna, homogenitas dan
48
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 14 Nomor 1 Agustus 2015
bau selama 30 hari penyimpanan (Simon, konsentrasi 10%, 15% dan 20% sebagai
2012). peningkat penetrasi didasarkan atas sifat
dari propilen glikol yang termasuk kelas
Pengukuran pH dan Viskositas Sediaan poliol memiliki mekanisme transport
Gel paraseluler dan memiliki mekanisme aksi
Pengukuran pH sediaan gel dilakukan dengan cara mengganggu susunan lipid
dengan menggunakan pH indicator strips intraseluler, sehingga diharapkan obat
non-bleeding color pHast® pH 4,0-7,0, cepat berpenetrasi ke dalam stratum
dan pengukuran viskositas dilakukan corneum hingga berdifusi ke pembuluh
menggunakan Viskometer Brookfield pada kapiler (Ginting, 2014). Pengawet yang
rpm yang berbeda yaitu 3 rpm, 5 rpm, 10 ditambahkan adalah Microcare® dengan
rpm, 20 rpm, 30 rpm dan 60 rpm untuk konsentrasi 0,3%. Penambahan pengawet
menentukan tipe rheologi dengan ini dimaksudkan untuk mencegah
menggunakan spindel no 5 (Budiputra, pertumbuhan mikroorganisme mengingat
2013). pemakaian sediaan yang berulang dan
sebagian besar sediaan berisi komponen
Uji Hedonik air yang merupakan media untuk
Uji hedonik sediaan gel dilakukan pertumbuhan bakteri dan fungi.
terhadap semua formula dengan
menggunakan dua puluh orang panelis Evaluasi Sediaan Gel
dengan cara sediaan gel dioleskan pada Pengamatan Organoleptik
punggung tangan panelis. Penilaian Pengamatan organoleptik dilakukan
dilakukan terhadap warna, kelembutan, terhadap sediaan gel ibuprofen yang
kemudahan diratakan dan kemudahan disimpan pada suhu kamar dalam wadah
dibersihkan dan hasilnya dianalisis yang tertutup baik. Hasil pengamatan
menggunakan friedman test. menunjukan bahwa sediaan gel tidak
menunjukan perubahan pada sediaan
HASIL DAN PEMBAHASAN selama waktu penyimpanan.Gel yang
Pembuatan sediaan gel dihasilkan pada penelitian ini tampak
Pada penelitian ini diformulasikan transparan, hal ini sesuai dengan pendapat
sediaan dengan Zat aktif yang digunakan Lund (2009), bahwa gel merupakan
pada penelitian ini adalah ibuprofen sediaan semisolid transparan yang terdiri
dengan kadar pada setiap formula dari larutan atau satu atau lebih bahan
sebanyak 5% b/b yang mempunyai khasiat aktif yang terdispersi pada basis yang
sebagai antiinflamasi. Untuk dapat sesuai.
membentuk sediaan gel maka
ditambahkan yaitu Viscolam®. Viscolam® Pemeriksaan Homogenitas
digunakan sebagai bahan pembentuk gel Semua formula menunjukkan sediaan
pada konsentrasi 10% didasarkan atas yang homogen. Hal ini terlihat dengan
proses optimasi yang telah dilakukan tidak terdapatnya partikel-partikel kasar
sebelumnya dalam uji pendahuluan, ketika sediaan diletakan diantara dua kaca
dimana gel yang dihasilkan memiliki objek. Pada sediaan gel terdapat banyak
kekentalan dan kejernihan yang baik. gelembung udara yang terjerat meskipun
Viscolam® dapat membentuk basis gel kecepatan pengadukan sudah diturunkan
yang jernih dengan penambahan menjadi 200 rpm dari 500 rpm gelembung
trietanolamin (TEA), karena bersifat basa udara tetap terjerat. Namun, setelah
lemah sehingga diharapkan tidak didiamkan pada suhu ruangan gelembung
mengiritasi pada kulit. sedikit demi sedikit menghilang.
Bahan tambahan lain yang digunakan
adalah gliserin. Dalam formulasi gel
transdermal, konsentrasi gliserin yang
digunakan adalah 5%. Selain sebagai
cosolvent, gliserin juga berfungsi sebagai
humectan untuk mencegah terjadinya
sineresis pada gel(Rowe dkk., 2009).
Penggunaan propilen glikol dengan variasi
49
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 14 Nomor 1 Agustus 2015
Chien, Y.W. (1992) :Novel Drug Delivery periodontal. [Skripsi], Jakarta : Prodi
Systems, 2nd ed., Marcel Dekker, FKIK UIN Syarif Hidayatullah.
London. Katzung, B.G. (2002). Farmakologi dasar
Depkes RI, (1995). Farmakope Indonesia. dan klinik. Edisi pertama. Jakarta :
Edisi keempat. Jakarta : Departemen Salemba Medika. Hal 449.
Kesehatan Repubik Indonesia. Hal Lund W. (2009). The Pharmaceutical
449, 1210. Codex Principles and Practice of
Edityaningrum, C.A. (2014). Pharmaceutics (12th ed); London:
Pengembangan formula dan CBS Publisher.
karakterisasi nanoemulsi klindamisin Simon, Patricia (2012). Formulasi dan Uji
1% dalam bentuk gel. Yogyakarta : penetrasi mikroemulsi natrium
Prodi Farmasi Universitas Ahmad diklofenak dengan metode sel difusi
Dahlan. Franz dan metodeTape stripping
Elfrida, Jessica. (2012). Uji efisiensi, [Skripsi], Depok : Prodi Farmasi
disolusi dan degradasi secara in vitro FMIPA Universitas Indonesia.
dari mikroenkapsulasi ibuprofen Sinko, Patrick J. (2012). Farmasi Fisik
dengan polipaduan poli (asam laktat) dan Ilmu Farmasetika. Jakarta : EGC.
dan polikapolakton [Skripsi]. Depok : Tay, S.L.M., Heng, P.W.S., and Chan, L.
Prodi Farmasi FMIPA Universits W. (2011) : An Investigation of the
Indonesia. Chick Chorioallantoic Membrane as
Ginting, D. (2014). Formulasi Patch an Alternative Model to Various
Natrium Diklofenak Berbasis Polimer Biological Tissues for Permeation
HPMC dan NaCMC sebagai Studies, Journal of Pharmacy and
Antiinflamasi lokal pada penyakit Pharmacology, 63, 1283–1289.
51