ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya
Illegal Loging di Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara, Faktor-faktor apa yang
ditimbulkan Illegal Loging terhadap kehidupan masyarakat di Kecamatan Kulisusu
Kabupaten Buton Utara dan Untuk mengetahui Upaya Pemerintah Dalam menangani
Illegal Loging di Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara
Jenis penelitian ini merupakan Jenis penelitian kualitatif dimana Metode ini dapat juga
digunakan untuk mendapatkan wawasan tentang sesuatu yang baru sedikit diketahui.
Teknikanalisayangdigunakandalampenelitian ini adalah melalui tahapan sebagai
berikut:(1)Melakukan telaah data,yaitu berupa penyajian hasil data secara menyeluruh,
baik dari hasil wawancara maupun dokumentasi, (2) Reduksi data, (3) Penyusunan
kedalam satuan-satuan,(4)Kategorisasi,(5) Pemeriksaan keabsahan data, yaitu upaya
menentukan datayang masuk memenuhi syarat penelitianatau belum, sehingga kalau
belum maka dapat disempurnakan, dan (6) analisa dan penafsiran data
Hasil Penelitian ini adalah (1)Faktor-faktor yang menyebabkan terjadiya illegal logging
yaitu Kekurangan personel aparat kehutanan yang menyebabkan lemahnya
pengawasan, lemahnya payung hukum menyebabkan sangsi yang diberkan kepada
pelaku illigal logging sangat ringan,ketersediaan lapangan kerja dan faktor kmiskinan
warga, Keterlibatan aparat penagak hukum sehingga menyebabkan adanya main mata
atau KKN diantara aparat dan palaku illegal logging (2)Dampak yang terjadi akibat
illegala logging yaitu dampak terhadap lingkingan, dampak terhadap kelestarian hutan,
dampak terhadap ekonomi (3) Upaya pemerintah daerah kabupaten buton utara
dalam menanggulangi Illegal logging yaitu Dengan menambah jumlah personil aparat
kehutanan, Membuat Pembuatan peraturan daerah sebagai payung Hukum, Pemberian
izin, Menerapkan sanksi yang berat, membuka lapangan pekejaan, Memberikan
penyuluhan kepada masyarakat.
A. Pendahuluan
38
Kybernan : Jurnal Studi Kepemerintahan
No.1 Vol. II Bulan September 2016
Selama sepuluh tahun terakhir, laju illegal logging termasuk dalam kategori
kerusakan hutan di Indonesia mencapai kejahatan yang terorganisir, yaitu ada
dua juta hektar per tahun. Selain actor intelectualnya, ada pelaku
kebakaran hutan, penebangan liar materialnya. Pelaku material bisa buruh
(illegal loging) adalah penyebab penebang kayu yang hanya diupah,
terbesar kerusakan hutan. Illegal logging pemilik modal (cukong), pembeli,
telah menjadi penyebab utama penjual dan acapkali ada backing dari
kerusakan hutan yang sangat parah. oknum TNI atau Polri, aparat
Bahkan lebih dari itu, penebangan pemerintah maupun tokoh masyarakat.
haram ini telah melibatkan banyak Di antara mereka selalu bekerja sama
pihak dan dilakukan secara terorganisir secara rapi, teratur dan solid. Disinyalir
serta sistematis. Kejahatan ini bukan ada yang membackingi, sehingga
hanya terjadi di kawasan produksi, praktek illegal logging sangat sulit
melainkan juga sudah merambah ke diberantas, dan kalaupun ditemukan
kawasan lindung dan taman nasional. kasusnya yang dipidana bukan actor
Ada tiga jenis pembalakan illegal. intelectual atau cukong, hanya pelaku
Pertama, yang dilakukan oleh orang atau biasa seperti penebang kayu,
kelompok orang, baik yang tinggal di pengemudi, atau nakhoda kapal yang
sekitar hutan atau bahkan jauh berada menjalankan kenderaannya. Pelaku
dari hutan yang tidak mempunyai hak sebenarnya sudah kabur duluan
legal untuk menebang pohon. Kedua, sebelum petugas penegak hukum dapat
dilakukan oleh perusahaan kehutanan menangkapnya.
yang melanggar ketentuan-ketentuan Esensi yang paling mendasar dari
dalam izin yang dimilikinya. Ketiga illegal logging adalah pengrusakan
dilakukan oleh orang-orang tertentu hutan yang bedampak pada kerugian
yang mengatasnamakan rakyat. baik dari aspek ekonomi, ekologi dan
Persoalan illegal logging kini sudah sosial budaya. Oleh karena itu kegiatan
menjadi fenomena umum yang ini tidak melalui perencanaan secara
berlangsung di mana-mana. Illegal komperhensif, maka illegal logging
logging bukan merupakan tindakan mempunyaipotensi merusak hutan yang
haram yang dilakukan secara sembunyi- kemudian berdampak pada
sembunyi, tetapi sudah menjadi pengrusakan lingkungan. Oleh karena
pekerjaan keseharian. Fenomena illegal itu tindakan melakukan perubahan
logging kini bukan lagi merupakan langsung terhadap sifat fisik dan atau
masalah kehutanan saja, melainkan hayatinya yang mengakibatkan
persoalan multipihak yang dalam lingkungan hidup tidak berfungsi lagi
penyelesaiaanya pun membutuhkan dalam menunjang pembangunan
banyak pihak terkait. berkelanjutan.
Permasalahan mendasar yang Perusakan hutan, terutama berupa
dihadapi bagi penegak hukum dalam pembalakan liar, penambangan tanpa
memberantas illegal logging disebabkan izin, dan perkebunan tanpa izin telah
39
Kybernan : Jurnal Studi Kepemerintahan
No.1 Vol. II Bulan September 2016
40
Kybernan : Jurnal Studi Kepemerintahan
No.1 Vol. II Bulan September 2016
41
Kybernan : Jurnal Studi Kepemerintahan
No.1 Vol. II Bulan September 2016
42
Kybernan : Jurnal Studi Kepemerintahan
No.1 Vol. II Bulan September 2016
logging (pembalakan liar); (4) pembalakan liar tidak ada yang postif
Banyaknya kerjasama illegal yang atau yang menguntungkan, kecuali
dilakukan pengusaha dengan penguasa pada pihak yang melakukan
atau pejabat setempat. pembalakan liar atau pelaku
Faktor kolusi ini bisa terjadi pembalakan liar.
apabila pejabat lokal mempunyai Upaya pemberantasan
kekuasaan untuk memberikan pembalakan liar memang tidak pernah
kontrak akses pada lahan hutan dan berhenti dilakukan oleh panitia.
memastikan bahwa berbagai Adapun bentuk kewenangan yang
perundang-undangan ditegakan atau dimiliki oleh penerintah daerah
diabaikan, kemudian para pengusaha merupakan kewenangan yang terbatas,
memiliki modal atau dana yang karena sekalipun Indonesia telah
diperoleh dari keuntungan bisinis kayu. merubah sistem pemerintahan dari
Peristiwa hukum yang terjadi adalah sistem pemerintahan yang sentralisasi
praktik Korupsi, Kolusi dan menjadi desentralisasi, tetap saja
Nepotisme(KKN). Kolusi yang terjadi dalam hal penyerahan kewenangan
antara pejabat local dengan pengusaha dari pemerintah pusat kepada
bisa terjadi karena adanya pemerintah daerah merupakan
permintaan yang datangnya dari pihak pernyerahan kewenangan yangter
pejabat atau birokrat. batas.
Praktik illegal logging telah Kewenangan pemerintah daerah
mengantarkan sumber daya hutan dalam upaya pemberantasan
antara ada dan tidak ada. Secara makro pembalakan liar yang terjadi didaerah
sedikitnya ada 6 faktor penyebab yang dapat dibagi menjadi 5 kategori
mendorong terjadinya praktik illegal berdasarkan kewenangan pemerintah
logging, yaitu (1) krisis ekonomi; (2) daerah yang diatur dalam peraturan
perubahan tatanan politik; (3) perundang-undangan terkait baik
lemahnya koordinasi antara aparat undang-undang kehutanan maupun
penegak hukum; (4) adanya kolusi, undang- undang pemerintah daerah.
korupsi dan nepostisme; (5) lemahnya Kewenangan pemerintah daerah dalam
sistem harga kayu hasil tebang liar upaya pemeberantasan pembalakan
yang lebih murah; (6)Disparitas liar yang terjadi didaerah adalah
Pemidanaan Pembalakan Liar sebagai berikut: (1) Pemberian izin,
Pembalakan liar yang terjadi di (2)Pembuatan peraturan daerah,
Indonesia memberi dampak buruk bagi (3)Pengawasan, (4) Bekerjasama
kehidupan masyarakat. Dampak dengan instansi terkait, (5) Tegas dan
pembalakan liar dapat berupa dampak kristis dalam pemberian dan
terhadap lingkungan, dampak terhadap pencabutan pemberian izin kelola
kerugian keuangan negara dan dampak hutan.
terhadap kehidupan sosial masyarakat. Pelaksanaan bentuk kewenangan
Dampak yang ditimbulkan dari yang dimiliki oleh pemerintah daerah
43
Kybernan : Jurnal Studi Kepemerintahan
No.1 Vol. II Bulan September 2016
44
Kybernan : Jurnal Studi Kepemerintahan
No.1 Vol. II Bulan September 2016
45
Kybernan : Jurnal Studi Kepemerintahan
No.1 Vol. II Bulan September 2016
46