Dapat kita simpulkan kalau kita tidak mengenal Yesus berarti kita tidak
mengenal Allah yang benar. Sebagaimana Kristus adalah jalan dan kebenaran, ketika
kita mengenal Kristus maka dengan sendirinya kita mengenal Allah yang benar.
Konsekwensi dari penolakan untuk tidak mengenal bahkan menolak Yesus Kristus
sebagai Tuhan dan Juruselamat adalah kebinasaan. Yohanes 3:18 Barangsiapa percaya
kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah
hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Untuk itu sangat
perlu untuk memiliki pemahaman yang memadai mengenai pribadi Kristus dan karya-
karyaNya. Melanchton tokoh Reformasi mengatkan,” Mengenal Kristus berarti
mengenenal karya-karya penyelamatanNya.
Pemahaman yang memadai tentang Kristus membuat kita semakin diteguhkan
dengan sungguh-sungguh bahwa Kristus adalah Tuhan, Anak Allah yang hidup dan
Juruselamat dunia. Dengan demikian sikap kita terhadap Kristus sebagai umat
tebusannya makin benar dan sepatutnya dalam menjalani keselamatan.
Salah satu problema yang paling penting dalam mempelajari pribadi dan
pekerjaan Kristus adalah masalah keberadaanNya dari waktu kekekalan masa
lampau dari Pribadi Tritunggal. Masalah inilah yang menimbulkan permusuhan
diantara orang Yahudi ketika Kristus berkata : “ Sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.”
Yohanes 8:58 - 9:1 8 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada." 59 Lalu mereka mengambil batu
untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah. Para
pendengarnya dengan segera mengerti bahwa dirinya adalah pribadi yang kekak yang
melampaui ruang dan waktu dan oleh karena itu menyatakan diriNya sebagai Allah.
1
Maka orang Yahudi memungut batu untuk merajam Yesus , yang merupakan hukuman
yang bagi orang yang menghujat Allah.
Ajaran mengenai kekekalan Kristus merupakan ajaran yang terpenting
dalam membahas Kristologi. Sebab apabila Kristus tidak kekal, maka Ia adalah
sesuatu ciptaan yang berada dalam waktu, dan tidak memiliki kualitas kekekalan
atau keabadian yang merupakan ciri Allah sendiri. Sebaliknya apabila Kristus itu
kekal, maka dengan segera dapat dinyatakan bahwa Ia tidak bergantung kepada pihak
lain bagi keberadanNya, melainkan ada dengan sendirinya. Perlu diingat, perkataan
Kristus adalah kekal, lebih kuat daripada perkataan Kristus telah ada sebelumnya.
Penampakan diri Kristus dalam zaman Perjanjian Lama tentang kekekalan yang
disebut ‘theophani’ juga memberikan bukti bersejarah tentang keberadanNya dalam
Perjanjian Lama sebelum Ia lahir. Bukti-bukti mengenai kekekalan Kristus dapat
dilihat dalam nubuat mengenai Mesias. Mika 5:1 Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata,
hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku
seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak
dahulu kala. (Kel. 3:14).
Kekekalan Kristus sering dinyatakan juga dalam Perjanjian Baru dengan istilah-
istilah yang sangat tegas daripada Perjanjian lama. Yohanes 1:1 Pada mulanya adalah
Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Perkataan pada mulanya dalam bahasa Yunani en archei menunjuk kepada
waktu dalam masa kekekalan yang silam yang mustahil untuk didatangi. Kata
kerja yang dipakai juga dipilih untuk menyatakan kekekala, karena kata
“adalah” (bahasa Yunani, en) artinya keberadaan yang terus menerus. Isitilah-
istilah ini memberikan pernyataan yang terkuak tentang kekekalan Kristus yang
dilukiskan dalam bahasa Ibrani (Mzm. 90:2; Ams. 8:22-23)
Bukti bagi kekekalan Kristus juga terdapat di dalam surat-surat kiriman Paulus.
Kolose 1:16-17 16 karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di
sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana,
maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh
Dia dan untuk Dia. 17 Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada
di dalam Dia. Dalam tulisan Paulus Kristus bukan hanya dipahami sebagai pribadi
yang kekal namun Kristus diidentifikasi sebagai Pencipta dan tujuan penciptaan
itu sendiri. Kristus sudah ada sebelum segala sesuatu diciptakan , dan juga bahwa
segala sesuatu yang diciptakan itu berasal dari perbuatan daya ciptaNya. Jikalau
Kristus ada sebelum segala sesuatu diciptakan , sudah terang bahwa Ia sendiri
tidak berasal dari ciptaan. Bukti lain tentang kekekalan Kristus terdapat pada
pernyataan-pernytaaan mengenai janji-janji dari Allah. Efesus 1:4 Sebab di dalam Dia
Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di
hadapan-Nya. Wahyu 1:8 "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang
ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa." Wahyu 1:17 Ketika
aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati;
tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku
adalah Yang Awal dan Yang Akhir,
Dalam sejarah gereja sangat penting untuk diperhatikan, bahwa
penyangkalan terhadap kekekalan Kristus berarti pula penyangkalan terhadap
Kitab Suci sebagai Firman Allah, dan ini merendahkan pribadi Kristus menjadi
lebih rendah daripada Allah sendiri. Sehingga dogma tentang kekekalan Kristus
adalah satu-satunya dasar untuk memulai Kristologi yang Alkitabiah.
2
PRA EKSISTENSI KRISTUS
Bukti-bukti yang menyokong konsep pra-eksistensi Kristus banyak sekali dalam
Alkitab. Yohanes 3:17 Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk
menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Kristus ada
sebelum inkarnasinya. Yohanes 3:31 Siapa yang datang dari atas adalah di atas
semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam
bahasa bumi. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya. Yohanes 6:38
Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk
melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Yohanes 17:5 Oleh sebab itu, ya
Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di
hadirat-Mu sebelum dunia ada. Yohanes 17:24 Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun
Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau
berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan
kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. Ini
merupakan bukti keberadanNya pada masa yang silam. Terlalu banyak ayat-ayat
Alkitab yang dapat dikutip untuk menyatakan bahwa asalNya dari sorga (Yoh.
1:15,18,30; 3:13,16; 6:33,42, 50-51,58,62; 7:29; 8:23,42; 9:39; Ef. 1:3-5; 1 Pet. 1:18-
20). Doktrin tentang pra-eksistensi Kristus dikuatkan pula dalam Ibrani 1:5-14.
KaryaNya dalam menciptakan segala sesuatu sebelum Ia berinkarnasi ke bumi,
tindakanNya bersifat Mahakuasa, pemeliharaanNya atas segala sesuatu, janji-janjiNya
di kekekalan masa lampau, penampakan dirinya di masa Perjanjian Lama, dan banyak
isyarat lain tentang pra-eksistensiNya, digabung bersama membentuk suatu bukti
bahwa Kristus sudah ada sebelum Ia dilahirkan di Betlehem.
1. JEHOVAH.
Banyak bagian yang menghubungkan Kristus dengan nama Jehovah. Zakariah
12:10 “Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas keluarga Daud
dan atas penduduk Yerusalem, dan mereka akan memandang kepada dia yang telah
mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan
menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung. Yang berbicara
adalah Jehovah, dan uraiannya terang sekali dikenakan kepada Kristus. Yeremia 23:5-
6 5 Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku
akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang
bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. 6 Dalam
zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah
3
namanya yang diberikan orang kepadanya: TUHAN keadilan kita. Kristus dinyatakan
sebagai TUHAN keadilan kita (band. I Kor. 1:30). Perbandingan yang serupa dapat
dilihat dalam bagian-bagian Alkitab (Mzm 68:18 band. Ef. 4:8-10; Mzm. 102: 12, 25-
27, band. Ibr. 1:10-12; Yes. 6:5 band. Yoh. 12:41). Kristus Tuhan atas Bait Allah (Mal.
3:1; Mat. 12:6; 21:12-13), dan Tuhan atas hari Sabat (Mat. 12:8).
Fakta bahwa istilah Jehovah dipakai buat Kristus adalah sangat penting
karena karena hal itu menguatkan bahwa Yesus Kristus layak memakai nama
Allah yang tak terucap dalam Kitab Suci. Ini dikuatkan oleh penggunaan isitilah
Perjanjian Baru , “kyurios” bagi Kristus, kata yang seimbang dengan Jehovah. Kisah
Para Rasul 2:36 36 Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah
membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus." Nama Jehovah
ini dipandang suci sehingga dalam membaca Perjanjian Lama orang Yahudi akan
menggantikan dengan beberapa nama lain daripada mengucapkan bunyi nama Jehovah
itu. Penggunaan nama Jehovah ini sangat menguatkan keilahian Yesus Kristus
dan bersamaan dengan ini, seluruh sifat Allah.
2. ELOHIM.
Elohim adalah penyebutan Allah dalam bentuk jamak (Kej. 1:26). Elohim
dikenal sebagai Allah Pencipta. Tidak sulit untuk menunjukkan bahwa Kristus juga
disamakan dengan Elohim dari Perjanjian Lama. Yesaya 40:3 3 Ada suara yang
berseru-seru: "Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di
padang belantara jalan raya bagi Allah kita! Dalam bagian ini, Kristus disebut
sebagai JEHOVAH DAN ELOHIM. Dalam Yesaya 9:5, Kristus disebut Allah
(Elohim) yang Perkasa. Yesaya 9:5 Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang
putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan
namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal,
Raja Damai. Jelas bahwa Elohim adalah kata yang dipakai dalam Perjanjian
Lama untuk menyebut Allah, sedangkan dalam Perjanjian Baru disebut THEOS.
Oleh karena itu semua nas dalam Perjanjian Baru yang menunjuk kepada Kristus
oleh kata ini (Allah), menghubungkan Dia dengan Elohim dari Perjanjian Lama
(Rm. 15:6;Ef. 1:3; 5:5,20; 2 Pet. 1:1).
Apabila Kristus adalah Elohim dari Perjanjian Lama, maka terbukti
bahwa Kristus adalah Allah. Salah satu yang disebut dalam Kejadian 1:1 sebagai
Pencipta dan dalam beratus-ratus contoh lain tentang Elohim dalam Perjanjian Lama.
Kecuali penggunaan kata Elohim itu dengan tegas dibatasi hanya Bapa dan Roh Kudus,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud adalah Allah Tritunggal,
termasuk Kristus. Kata Elohim atau Allah yang dipergunakan secara umum dalam
Perjanjian Lama, kata ini juga mencakup seluruh arti Allah dan merupakan
bukti keilahian Yesus Kristus.
3. ADONAI
Nama yang umum dari Allah di dalam Perjanjian Lama ini berarti Tuhan,
sering dipakai sebagai Tuhan (dalam artian ilahi) maupun tuan (dalam artian
manusia). Meskipun bukan gelar secara khusus dari Kristus di dalam Perjanjian Lama,
nama ini dipakai dalam. Mazmur 110:1 Mazmur Daud. Demikianlah firman TUHAN
(Jehovah) kepada tuanku (Adonai): "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat
musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu." Nubuat ini menujuk kepada kemenangan
mutlak Kristus atas musuh-musuhnya dan digenapi oleh Kristus dalam Perjanjian Baru
(Mat. 22:44; Markus 12:36; KPR. 2:34-35; Ibr. 1:13; 10:13). Kata Adonai di Perjanjian
Baru sepadan dengan kata ‘Tuhan” (Kyurios). Gelar ini mempunyai tekanan bahwa
Yesus Kristus adalah Tuhan dan tuan atas segala manusia dan malaikat.
4
4. ANAK ALLAH.
Gelar ini apabila dikenakan kepada Kristus sedang menyatakan
hubunganNya yang kekal dengan Allah Bapa. Kitab Suci menyajikan Kristus
sebagai Anak Allah yang kekal oleh “diperanakkan,” yang kekal juga. Walaupun harus
diakui bahwa sifat hal anak dan sifat memperanakkan adalah unik, yaitu kekal, anak
itu telah dipakai dalam Alkitab untuk menyatakan hubungan antara Anak dan Bapa.
Bukti yang jelas bagi hal anak yang kekal ini di dapat dalam kenyataan bahwa Kristus
disajikan sebagai Anak Allah, dan diberikan kepada dunia. Yohanes 3:16-17 16
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-
Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal. 17 Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam
dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
Band. Gal. 4:4. Ide yang sama terdapat dalam Yesaya 9:5, “Seorang putera telah
diberikan.”
Bukti selanjutnya terdapat ketetapan kekal berhubungan dengan Kristus sebagai
Anak. Mazmur 2:7 7 Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata
kepadaku: "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini. Yesus
dinyatakan sebagai Anak Allah dan diperanakkan pada hari ketetapan kekal. Hasilnya
adalah Kristus adalah Anak Allah Yang Kekal, sebagaimana ketetapan itu kekal. Ia
tidak hanya dinyatakan sebagai Anak sejak kekekalan, melainkan diperanakkan
dari kekekalan juga. Beberapa orang telah menafsirakan bagian ini sebagai nubuatan
atas dasar konteksnya bersifat nubuatan. Tetapi sebaliknya, kemenangan yang
dinubuatkan di sini hanya bisa tercapai atas dasar keAnakanNya (KPR.13:33;
Ibr. 1:5;5:5). Ketiga kutipan dalam Perjanjian Baru ini semuanya kembali kepada
Mazmur 2:7 untuk bukti Kristus yang unik dan ketiganya menguatkan, bukan
menyangkal keanakanNya yang kekal.
Pandangan Kitab Suci tentang keanakan Kristus, sebagaimana diakui dalam
banyak pengakuan gereja, ialah bahwa Kristus senantiasa sebagai Anak Allah oleh
karena peranakan kekal, bahwa Ia mengambil bentuk manusia bagi diriNya sendiri
melalui peranakan Roh Kudus. Kelahirannya sebagai anak manusia bukan supaya Ia
dapat menjadi Anak Allah (Mat. 16:13-16;26:63-64; Luk. 2:11, 26,38; Yoh.
1:49:3:16,18,35,36; 11:27;KPR. 9:20;Ibr. 1:2, 8; I Yoh 2:23; 5:9-12). Sebagai Allah,
Kristus menyebut Pribadi pertama sebagai BapaNya, sebagai manusia, Kristus
menyebut pribadi pertama sebagai Allah (Yoh. 20:17).
5. YANG SULUNG
Isitilah perjanjian Baru ini (prototokos), tidak terdapat dalam Perjanjian Lama,
dan dipakai untuk menyatakan bahwa Kristus diperanakkan, seperti dalam Mazmur
2:7; dan merupakan dukungan lain bagi konsep tentang Kristus sebagai Anak Allah.
Dalam Perjanjian Baru istilah “yang sulung” dipakai tujuh kali tentang Kristus (Mat.
1:25; Luk. 2:7; Rm. 8:29; Kol 1:15, 18; Ibr. 1:6;Why 1:5).
Sebagai nama yang menjelaskan tentang Kristus, “yang sulung” ini muncul
dengan tiga arti yang berlainan. Pertama, sebagai yang sulung di anatara banyak
saudara (Rm. 8:2), sebagai yang sulung dari segala yang diciptakan (Kol. 1:15). Nama
ini jelas dipakai untuk menunjukkan keberadaan yang kekal dari Anak Allah dan
membantu menguatkan doktrin mengenai “peranakan yang kekal.” Kedua, sebagai
anak sulung dari Maria (Mat. 1:25; Luk. 2:7). Ini dipergunakan dengan jelas untuk
menunjukkan pribadiNya yang berinkarnasi. Ketiga, sebagai yang sulung yang
pertama bangkit dari antara orang mati (Kol. 1:18; Why. 1:5). Disini artinya Kristus
adalah yang pertama dibangkitkan dari Antara orang mati dalam kebangkitan.
Cukup berbeda dengan kebangkitan Lazarus dengan orang-orang yang
dibangkitkan, karena kebangkitan Kristus bersifat kekal.
5
6. ANAK YANG TUNGGAL
Ini adalah gelar lain (Yunani monogenes) yang dihubungkan dengan keanakan
Kristus sebagaimana diperkenalkan dalam perjanian Lama, tetapi diuraikan dalam
dalam Perjanjian Baru (Yoh. 1:14;18;3:16,18; I Yoh. 4:9). Maksudnya adalah Kristus
adalah Anak Tunggal Allah, dalam artian tidak ada yang lain selain Kristuslah
Anak Tunggal Allah. Ini digambarkan dalam penggunaan kata yang sama mengenai
Ishak, Ibrani 11:17 7 Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai,
mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan
anaknya yang tunggal, Ishak bukan benar-benar anak tunggal Abraham, sebab
Abraham mempunyai anak lain, tetapi Ishak adalah anak tunggal Abraham dalam artian
benih yang dijanjikan (Luk. 7:12;8:42). Istilah ini sekali lagi merupakan dukungan
terhadap ide tentang peranakan yang kekal, walaupun Kristus adalah juga Yang
Tunggal dalam hubungan dengan kemanusianNya. Buah pikiran dari Yohanes 3:16,
agaknya ialah bahwa Anak itu, yang merupakan Tunggal dalam kekekalan masa
lampau, diberikan oleh Bapa.
7. MALAIKAT ALLAH
Inilah gelar yang paling pentig yang diberikan kepada Kristus dalam
Perjanjian Lama ketika menampakkan diri sebagai malaikat Tuhan. Sebagai salah
satu penampakan diri yang paling utama, dan karena beberapa alasan, penampakan diri
ini meneguhkan fakta Kristus sudah ada sebelumnya, dan menyatakan pelayanan
kepada manusia di zaman Perjanjian Lama. Kitab Suci mengajarkan bahwa
Malaikat TUHAN disini ialah terutama Pribadi kedua dari Tritunggal. Paling sedikit
terdapat tiga bukti yang menyokong hal ini:
1. Kristus sebagai Malaikat TUHAN dikenal sebagai TUHAN (Jehovah)
dalam berbagai nas Perjanjian Lama. Ketika Malaikat TUHAN atau Malaikat Jehovah
berbicara kepada Hagar (Kej. 16:7-13) I dikenal atau disamakan sebagai TUHAN
(Jehovah) sendiri (ayat 13). 13 Kemudian Hagar menamakan TUHAN yang telah
berfirman kepadanya itu dengan sebutan: "Engkaulah El-Roi." Sebab katanya:
"Bukankah di sini kulihat Dia yang telah melihat aku?" Ketika Ishak yang akan
dipersembahkan sebagai korban juga memberikan persamaan Antara Malaikat TUHAN
dengan TUHAN itu sendiri. Kejadian 22:15-18 5 Untuk kedua kalinya berserulah
Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham, 16 kata-Nya: "Aku bersumpah demi
diri-Ku sendiri demikianlah firman TUHAN :Karena engkau telah berbuat demikian,
dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, 17
maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu
sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu
itu akan menduduki kota-kota musuhnya. 18 Oleh keturunanmulah semua bangsa di
bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku." Dalam
beberapa contoh lain perkataan “Malaikat ALLAH” digunakan sama artinya dengan
Jehovah. Dalam kedua kasus keilahian Malaikat tersebut dikuatkan oleh banyak nas
(Kejadian 31:11-13; Kej. 48:15-16; 45:5; Kel. 3:1; KPR 7:30-35). Malaikat Allah dan
Malaikat TUHAN dipakai sebagai pengganti terhadap satu sama lain.
2. Malaikat Jehovah juga dinyatakan sebagai satu Pribadi yang berbeda
dengan Jehovah, yaitu sebagai satu Pribadi dari Tritunggal. Jehovah diuraikan
sebagai mengutus malaikatnya. Kejadian 24:7 7 TUHAN, Allah yang empunya langit,
yang telah memanggil aku dari rumah ayahku serta dari negeri sanak saudaraku, dan
yang telah berfirman kepadaku, serta yang bersumpah kepadaku, demikian: kepada
keturunanmulah akan Kuberikan negeri ini Dialah juga akan mengutus malaikat-Nya
berjalan di depanmu, sehingga engkau dapat mengambil seorang isteri dari sana untuk
anakku. Hamba Abraham menyaksikan kenyataan ini dalam Kejadian 24:40 40 Tetapi
katanya kepadaku: TUHAN, yang di hadapan-Nya aku hidup, akan mengutus malaikat-
6
Nya menyertai engkau, dan akan membuat perjalananmu berhasil, sehingga engkau
akan mengambil bagi anakku seorang isteri dari kaumku dan dari rumah ayahku.. Musa
berbicara tentang Jehovah mengutus seorang malaikat untuk memimpin Israel (Bil.
20:16). Sebuah contoh yang terang dalam Zakharia 1:12-13, Zakaria 1:12-13 2
Berbicaralah Malaikat TUHAN itu, katanya: Ya TUHAN semesta alam, berapa lama
lagi Engkau tidak menyayangi Yerusalem dan kota-kota Yehuda yang telah tujuh puluh
tahun lamanya Kaumurkai itu? 13 Lalu kepada malaikat, yang berbicara dengan aku itu,
TUHAN menjawab dengan kata-kata yang ramah dan yang menghiburkan. Masih ada
bagian lain yang menguatkan keilahian Malaikat Jehovah tanpa perbedaan-perbedaan
pribadi Tritunggal (Hak. 2:1-5; II Raj. 19:35).
3. Malaikat Jevovah adalah pribadi kedua dari Tritunggal. Paling tidak ada
empat bukti yang dapat menyamakan Malaikat Jehovah sebagai Pribadi yang kedua.
Pertama, Pribadi yang kedua adalah Allah yang kelihatan dalam Perjanjian Baru, Baik
Bapa maupun Roh Kudus tidak pernah dinayatakan dalam bentuk badani yang
kelihatan. Matius 3:16-17 6 Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada
waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke
atas-Nya, 17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku
yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Yesus adalah pribadi yang kedua yang
merupakan Allah sepunuhnya dalam bentuk yang dapat dilihat, sama dengan Malaikat
Allah yang menyatakan diri secara badani dan dapat dilihat. Kedua, yang menguatkan
kesimpulan ini ialah kenyataan bahwasanya Malaikat Jehovah dari Perjanjian Lama
tidak menampakkan diri sesudah inkarnasi Kristus. ayat-ayat dalam Perjanian Baru
agaknya menunjuk kepada malaikat biasa. Wajarlah kita katakana bahwa Malaikat
TUHAN adalah Kristus yang sekarang berinkarnasi. Ketiga, persamaan fungsi
Malaikat TUHAN dan Kristus dapat dilihat dari fakta-fakta bahwa keduanya diutus
oleh Bapa. Dalam Perjanjian Lama, Malaikat Jehovah ditutus oleh Jehovah
untuk menyatakan kebenaran untuk memimpin Israel dan untuk membela serta
menghakimi mereka. Dalam perjanjian Baru, Kristus diutus oleh Bapa untuk
menyatakan Allah dalam daging, untuk menyatakan kebenaran dan menjadi
Juruselamat. Keempat, oleh proses eliminasi, dapat ditunjukkan bahwa Malaikat
Jehovah tidak merupakan Pribadi pertama dan Pribadi Ketiga. Yohanes 1:18 18 Tidak
seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di
pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya. Karena Malaikat Jehovah adalah yang
ditutus, Ia tidak mungkin Allah Bapa karena Bapa adalah yang mengutus. Karena
Malaikat Jehovah ciri-cirinya menampakkan diri dalam bentuk badani, biasanya dalam
bentuk manusia. Ia bukan Roh Kudus, karena Roh Kudus tidak menampakkan diri
secara badani, kecuali dalam kesempatan yang jarang sekali seperti
penampakanNya sebagai burung dara pada baptisan Kristus. Maka dapat
disimpulkan bahwa Malaikat Jehovah adalah Pribadi yang kedua dari Tritunggal.
Beberapa theophany (penampakan diri) lain dalam Perjanjian lama cenderung
menguatkan kesimpulan ini.
THEOPHANI
Kata thephani berasal dari bahasa Yunani: Theos (Allah) dan phaino
(menampakkan diri). Isitilah ini dalam sejarah telah dipakai untuk menunjukkan
penampkan Kristus dalam Perjanjian Lama. Isitilah yang sering dipakai ialah epiphany
(penampakan diri kepada seseorang). Dalam Alkitab theophani mennjukan kepada
Kristus. biasanya dibatasi kepada penampakan diri Kristus dalam bentuk manusia dan
malaikat. Sedangkan bentuk-bentuk penampakan lain dari penampaan itu seperti:
Shekinah, atau yang disebut oleh Musa sebagai Tiang Awan (Kel. 14:19; 13:21) dan
oleh Yesaya sebagai kemuliaaNya (Yes 60:2).
9
1. Malaikat TUHAN.
Sebagai bentuk yang paling sering dari Theophani di dalam Perjanjian Lama,
Malaikat TUHAN memberikan studi yang kaya pernytaan tentang pribadi dan pekerjaan
Kristus di masa sebelum inkarnasiNya (Kej. 16:7-13;21:17;22:11-18;24:7,40;
31:11;32:24-32 band Hos. 12:4; Kej. 48:15-16; Kel. 3:2, band. KPR 7:30-35; Kel.
13:21; Band. 14:19; 23:20-23; 32:34; 33:22; Bil. 20:16; 22:22-35; Hak. 2:1-4; 5:23;
6:11-24; 13:3-23; 2 Sam. 14:17-20; 19:27; 24:14-17; I Raj. 19:5-7; 2 Raj. 1:3, 15;
19;35 dan lain-lain). Dalam beberapa ayat disebut malaikat atau malaikat Allah, namun
konteks dari sebuah nas cukup menentukan.
Menyelidiki banyak ayat yang berhubungan dengan Malaikat TUHAN ini
akan membuka tabir yang paling menarik tentang pekerjaan Kristus sebelum
inakarnasiNya bagi umatNya. Dan juga, kepribadianNya dinyatakan dalam anugrah
dan kebenaranNya. Dalam contoh pertama (Kej. 16:7-13, Kristus dikisahkan mencari
Hagar yang sedang melarikan diri dan tawar hati. Juga dalam Kejadian 21:17-18 17
Allah mendengar suara anak itu, lalu Malaikat Allah berseru dari langit kepada Hagar,
kata-Nya kepadanya: "Apakah yang engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab
Allah telah mendengar suara anak itu dari tempat ia terbaring. 18 Bangunlah, angkatlah
anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang
besar." Kristus datang sebagai Malaikat datang untuk menolongnya. Ini tidak lain dari
suatu pernyataan tentang pemeliharaan yang penuh kemurahan dari Allah.
Dalam Kejadian 22:11-18, Malaikat menahan tangan Abraham yang hendak
mengorbankan anaknya Ishak, dan memberikan penggantinya seokor domba. Malaikat
itu juga mendahului pelayan Abraham yang mencari seorang istri untuk Ishak dan
membuat pekerjaannya berhasil. Kejadian 24:7 7 TUHAN, Allah yang empunya langit,
yang telah memanggil aku dari rumah ayahku serta dari negeri sanak saudaraku, dan
yang telah berfirman kepadaku, serta yang bersumpah kepadaku, demikian: kepada
keturunanmulah akan Kuberikan negeri ini Dialah juga akan mengutus malaikat-Nya
berjalan di depanmu, sehingga engkau dapat mengambil seorang isteri dari sana untuk
anakku. Kejadian 24:40 40 Tetapi katanya kepadaku: TUHAN, yang di hadapan-Nya
aku hidup, akan mengutus malaikat-Nya menyertai engkau, dan akan membuat
perjalananmu berhasil, sehingga engkau akan mengambil bagi anakku seorang isteri
dari kaumku dan dari rumah ayahku. Malaikat itu melayani Yakub (Kej. 31:11; 48:15-
16). Malaikat itu menampakkan diri kepada Musa di dalam sebuah semak belukar yang
terbakar, Keluaran 3:2 2 Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di
dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak
duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api. Malaikat Allah ada di dalam tiang awan dan
tiang api yang memimpin umat Israel melalui padang belantara ke tanah Perjanjian.
Keluaran 13:21 21 TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang
awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk
menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam. Keluaran 14:19
19
Kemudian bergeraklah Malaikat Allah, yang tadinya berjalan di depan tentara Israel,
lalu berjalan di belakang mereka; dan tiang awan itu bergerak dari depan mereka, lalu
berdiri di belakang mereka. Bilangan 20:16 6 bahwa kami berteriak kepada TUHAN,
dan Ia mendengarkan suara kami, mengutus seorang malaikat dan menuntun kami
keluar dari Mesir. Sekarang ini kami ada di Kadesh, sebuah kota di tepi perbatasanmu.
Kepercayaan umum bahwa Malaikat TUHAN adalah Allah sendiri ditunjukkan
dalam percakapan orang dalam Perjanjian Lama: wanita yang menampakkan diri di
hadapan Daud (2 Sam. 14:4-120), Mefiboset (2 sam 19:27), dan Nebukadnesar (Dan.
3:28). Malaikat TUHAN sebagai Hakim yang adil dinyatakan juga dalam
penghakimanNya atas dosa, seperti dalam kasus dosa Daud yang menghitung orang
Israel (2 Sam 24:14-17), pembunuhan terhadap 185.000 orang Asyur (2 Raj. 19:35).
Pemelihraan yang sangat baik hati dari Malaikat Jehovah ditunjukkan dalam
10
perlakuannya terhadap Elia. Malaikat menjadi pelindung Daniel (Dan. 3:28;6;22).
Kesaksian bagian-bagian Kitab Suci ini menggambarkan bahwa Anak Allah sungguh-
sungguh aktif dalam masa Perjanjian Lama, mengurus dosa, mencukupi mereka yang
kekurangan, memimpin orang pada jalan kehendak Allah, melindungi umatNya dari
musuh-musuhNya, dan pada umumnya melaksanakan pengambilan tindakan Allah.
Pelayanan Malaikat ini dilakukan terus menerus dari Allah kepada umatNya.
Pernyataan tentang Pribadi Anak Allah disini begitu selaras dengan pernyaataan
yang di Perjaniian Baru. Dengan demikian kita dapat menarik kesimpulan
Malaikat TUHAN adalah Kristus dalam Perjanjian Lama. Ini sekaligus
merupakan suatu pernyataan tentang pribadi dan pekerjaan Kristus sebelum
berinkarnasi dan bukti bagi pra-eksistensi serta keilahianNya.
Pribadi Kristus yang berinkarnasi bisa paling baik dimengerti bila kita
membandingkanya dengan pribadi Kristus sebelum Ia berinkarnasi. Dalam Ibrani 13:8
8
Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.
Jelas sekali sifat-sifat ilahi ini dimiliki Kristus sejak kekekalan dan dimiliki terus
bahkan dalam keadaan berinkarnasi, bahkan sebelum inkarnasi. Kekristenan
ortodoks menyetujui dengan suara bulat bahwa inkarnasi tidak mengurangi keilahian
Pribadi kedua dari Tritunggal, bahkan selama masa penghinaan dan penderitaan ketika
Kristus berada di bumi. Pembatasan-pembatasan yang bisa ada di dalam
“penghambaan diriNya tidak mengurangi satu sifat ilahipun dari Kristus atau
membuat Kristus kurang dari Allah.
KEALLAHAN KRISTUS
Salah satu pokok pembahasan teologi Kristen yang paling kontroversial
ialah pokok ke-Allahan Kristus. Pada saat yang bersamaan pokok pembahasan ini
merupakan poko yang paling penting. Pokok ini merupakan inti iman kita. Hal ini
disebabkan karena iman kita dilandaskan pada kenyataan bahwa Yesus adalah benar-
benar Allah menjelma menjadi manusia. Dia bukan hanya manusia yang luar biasa,
sekalipun Dia memang tokoh yang paling unik pernah hidup di dunia.
2. Isitilah Tuhan
Para penulis Perjanjian Baru menghubungkan istilah kurios (Tuhan) denga
yesus, khususnya setelah Ia dibangkitkan dan naik ke sorga. Rujukan Perjanjian Baru
kepada Yesus adalah Tuhan merupakan kutipan dari ayat-ayat Perjanjian Lama yang
menggunakan salah satu nama Ibarni untuk Allah (KPR. 2:20-21, Rm.10;13 band.
YL.2:31-32; 1 Pet. 3:15 band Yes. 8:13) Rujukan-rujukan ini ini sedang menjelaskan
bahwa para rasul bermaksud memberikan kepada yesus gelar Tuhan dalam pengertian
yang setinggi-tingginya. Akhirnya istilah kurios dipakai dalam Perjanian Baru
untuk menunjuk kepada Allah Bapa, Allah tertinggi dan Yesus. Bagi orang
Yahudi khususnya, istilah kurios ini senantiasa mengusulkan Kristus setara
dengan Bapa.
3. Bukti Kebangkitan
Menurut Pannenberg, Kebangkitan Yesus memiliki makna bagi orang-orang
Yahudi yang sebangsaNya. Pertama, kebangkitan Yesus menandakan akhir zaman telah
15
di mulai. 1 Korintus 15:20 20 Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah
dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah
meninggal. Kolose 1:18 18 Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang
pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala
sesuatu. Kedua, kebangkitan merupakan bukti bahwa Allah sendiri menegaskan
kegiatan Yesus sebelum Paskah. Kebangkitan Yesus sebagai pembuktian dari Allah
bahwa Yesus benar-benar adalah Dia yang dinyatakan olehNya sebelumnya. Ketiga,
kebangkian memastikan bahwa Anak Manusia adalah tidak lain adalah Yesus sendiri.
Sebelum Paskah, Yesus dilihat seseorang yang berjalan dan hidup di tas muka bumi;
Anak Manusia adalah makhluk surgawi yang akan datang di awan-awan namun setelah
Paskah keduanya dianggap identik. Keempat, kebangkitan sesungguhnya berarti
bahwa Allah pada hakikatnya telah menyatakan diri di dalam Yesus. Hanya pada akhir
zaman, Allah dinyatakan sepenuhnya dalam ke-AllahanNya. Akhir zaman sudah hadir
dalam kebangkitan Yesus, maka tampaklah bahwa Allah telah menyatakan diri
sepenuhnya di dalam di dalam Yesus. Di dalam Yesus, Allah sudah mengunjungi
bumi. Setelah melihat bahwa bagi orang-orang Yahudi pada zaman Yesus, kebangkitan
Yesus pasti menujukkan adanya ke-Allahan-Nya.
16
KEMANUSIAAN KRISTUS
Pokok tentang kemanusian Yesus Kristus tidak menimbulkan perhatian dan
perdebatan yang sengit sebagaimana halnya ke-AllahanNya. Secara sepintas tampaknya
kemanusian Yesus merupakan sesuatu yang terbukti dengan sendirinya, sebab apapun
Yesus itu, Ia pasti seorang manusia. Dewasa ini kemanusian Yesus tidak mendapatkan
perhatian yang teliti dan luas seperti terhadap ke-AllahanNya. Kita tidak dapat
meremehkan pentingnya kemanusian Yesus, karena asal penjelmaan-Nya menjadi
manusia bersifat soteriologis, maksudnya berkenaan dengan keselamatan kita.
Persoalan yang dihadapi manusia ialah jurang yang memisahkan dirinya dengan Allah.
Allah berada begitu tinggi di atas manusia, sehingga Ia tidak dapat dikenal oleh
akal manusia. Jikalau Allah harus dikenal dan diketahui maka Allah harus
mengambil inisiatif untuk memperkenalkan dirinya kepada manusia. Diantara
Allah dan manusia terdapat jurang yang lain, yaitu jurang rohani dan moral. Jurang ini
tercipta oleh karena dosa manusia. dengan kekuatannya sendiri manusia tidak mampu
mengatasi dosanya sendiri. Apabila akan terjadi persekutuan di antara Allah dengan
manusia, maka mereka harus dipersatukan dengan cara yang lain. Secara tradisional
dipahami bahwa hal ini terjadi pada saat penjelmaan/inkarnasi, ketika ke-Allahan
kemanusian dipersatukan di dalam diri satu orang. Akan tetapi, apabila Yesus
bukan manusia sesungguhnya seperti kita, maka kemanusiaan belum dipersatukan
dengan ke-Allahan, dan kita tidak dapat diselamatkan. Karena keabsahan pekerjaan
yang dilaksanakan dalam kematian Kristus atau setidak-tidaknya sejauh karya tersebut
akan diterapkan kepada manusia, itu sangat bergantung pada kenyataan
kemanusianNya.
Terdapat bukti yang cukup banyak dalam Alkitab bahwa Yesus memang
manusia sepenuhnya seperti kita. Ia memiliki segala unsur kemanusia yang perlu yang
terdapat dalam diri kita. Bukti pertama yang patu diperhatikan ialah bahwa Yesus
memiliki tubuh jasmaniah seperti kita. Dia dilahrikan. Yesus tidak turun dari sorga dan
tiba-tiba menampakkan diri dibumi, tetapi pernah dikandung dalam rahim seorang ibu
manusia dan dilahirkan. Bukan saja kelahiran Yesus, tetapi juga hidupnya
menunjukkan bahwa Yesus mempunyai sifat manusia yang jasmaniah. Lukas 2:52 52
Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan
makin dikasihi oleh Allah dan manusia. Yesus juga bertumbuh secara jasmani. Yesus
tidak memiliki kekuatan yang luar biasa.
Yesus juga takluk kepada batas-batas jasmaniah seperti orang lain. Ia
mengalami rasa lapar ketika Dia berpuasa (Mat. 4:2). Ia juga mengalami kehausan
(Yoh. 19;28). Selain itu Yesus juga mengalami kelelahan ketika mengadakan
perjalanan (Yoh. 4;6). Bahwa Yesus memiliki tubuh jasmaniah juga tampak dari
kenyataan bahwa orang-orang sezaman dengan Dia benar-benar menyadari keadaan
jasmaniahNya itu. 1 Yohanes 1:1 Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami
dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang
telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup itulah yang kami tuliskan
kepada kamu. Dalam ayat ini dengan sangat jelas sekali Yohanes menetapkan
kenyataan sifat jasmaniah Yesus. Bagi orang Yunani sentuhan merupakan indra paling
mendasar dan dapat diandalkan, karena langsung dipahami dan tidak membutuhkan
sarana pembantu.
Apabila Yesus benar-benar manusia jasmaniah yang nyata, maka Dia pun
manusia sepenuhnya dan sejati dalam pengertian psikologis. Juga. Hal ini tampak
dalam kenyataan bahwa ayat-ayat Alkitab menganggap Dia memiliki ciri-ciri emosional
dan intelektual yang sama dengan manusia normal. Dia berpikir, bernalar, dan merasa.
Yesus memiliki perasaan dan emosi sebagai manusia. Yohanes 13:23 Seorang di
antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di
sebelah kanan-Nya. Yohanes 11:3 Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya.
17
Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: "Tuhan, dia yang Engkau kasihi,
sakit." Markus 10:21 21 Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih
kepadanya, lalu berkata kepadanya:… Matius 9:36 36 Melihat orang banyak itu,
tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan
terlantar seperti domba yang tidak bergembala.
Yesus bereaksi terhadap berbagai situasi dengan emosi yang tepat. Dia dapat
merasakan sedih dan cemas, seperti sebelum pengkhianatan. Matius 26:37 Dan Ia
membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih
dan gentar. Dia juga mengalami sukacita (Yoh. 15:11;17:13;Ibr. 12:2). Dia juga dapat
merasa marah dan bersedih terhadap orang lain. Markus 3:5 5 Ia berdukacita karena
kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu
Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan ia mengulurkannya, maka
sembuhlah tangannya itu. Yesus juga merasa ketakutan atau gelisah mengenai hal yang
akan dialaminya, Lukas 12:50 0 Aku harus menerima baptisan, dan betapakah
susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung! Kesadaran akan apa yang bakal terjadi
menyusahkan hatinya (Yoh. 12:27). Di taman Getsemani Yesus jelas sedang bergumul
dan tertekan (Mrk. 14:32-42). Ketika Ia disalib, Dia berseru: "Eloi, Eloi, lama
sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
(Mark. 15:34). Salah satu reaksi yang paling manusiawi diungkapkan Yesus terjadi
saat kematian Lazarus, dikatakan Yesus “terharu” (Yoh 11:33). Yesus menangis dan
dikatakan bahwa “masyugullah” hati-Nya.
Ketika kita sekarang memperhatikan kemampuan intelektulaNya, kita
menemukan bahwa Dia memiliki pengetahuan yang luar biasa. Dia mengetahui masa
lampau, masa kini, dan masa depan sampai taraf yang tidak dimiliki oleh manusia biasa.
Misalnya, Dia mengetahui pikiran para pengikutNya. Lukas 9:47 47 Tetapi Yesus
mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan
menempatkannya di samping-Nya. Yesus juga mengetahui pikiran para lawanNya,
Lukas 6:8 8 Tetapi Ia mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati
tangannya itu: "Bangunlah dan berdirilah di tengah!" Maka bangunlah orang itu dan
berdiri. Dia tahu apa yang ada di dalam hati manusia (Yoh. 2:25;4:18). Dia tahu bahwa
Lasarus sudah mati (Yoh 11:14). Dia sudah tahu bahwa Yudas akan mengkhianati
diriNya (Mat. 26:25) dan bahwa Petrus akan menyangkal Dia (mat. 26:34).
Seseungguhnya Yesus mengetahui segala sesuatu yang akan dialaminya (Yoh 18:4).
Sesungguhnya Dia memiliki pengetahuan yang luar biasa tentang masa lalu, masa kini,
dan masa depan, tentang watak dan prilaku manusia.
Sekalipun demikian pengetahuan itu tidaklah tanpa batas. Yesus seringkali
mengajukan pertanyaan, dan kesan yang diberikan kitab-kitab Injil ialah bahwa Dia
bertanya karena Dia tidak mengetahui. Markus 9:21 21 Lalu Yesus bertanya kepada
ayah anak itu: "Sudah berapa lama ia mengalami ini?" Jawabnya: "Sejak masa kecilnya.
Jelas bahwa yesus tidak mengetahui berapa lama pemuda itu sudah menderita penyakit
tersebut, keterangan yang diperlukan agar dapat memberikan penyembuhan yang tepat.
Kesaksian Alkitab memberikan masukan yang lebih jauh lagi ketika
membicarakan kedatanganNya yang kedua. Markus 13:32 2 Tetapi tentang hari atau
saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun
tidak, hanya Bapa saja." Pernyataan ini jelas menunjukan bahwa Yesus sama sekali
tidak mengetahui saat Dia akan datang kembali. Ingat ketidaktahuan jangan dikacaukan
dengan sebuah kesalahan.
Alkitab juga merujuk kepada perihal Kristus mengambil rupa daging,
maksudnya menjadi manusia. 1 Timotius 3:16 Dan sesungguhnya agunglah rahasia
ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan
dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di
antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia,
18
diangkat dalam kemuliaan." Yohanes 1:14 4 Firman itu telah menjadi manusia, dan
diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang
diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
1 Yohanes 4:2 2 Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku,
bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah. Dengan
demikian jelaslah bahwa bagi para murid dan para penulis Kitab Peranjian Baru tidak
perlu dipersoalkan lagi bahwa Yesus Kristus adalah manusia seutuhnya. Soal ini
sebenarnya tidak pernah diperdebatkan karena hal ini memang tidak diragukan lagi.
Kenyataan tersebut diterima dengan sendirinya sebagai murid-muridNya. Mereka yang
paling dekat dengan Yesus, yang hidup bersama denganNya setiap hari,
memandangNya sebagai manusia seperti diri mereka sendiri.
19