Anda di halaman 1dari 8

Putra, dkk.

DOI: https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i01.p03
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 1, Tahun 2019, 14-21

Penggunaan Polivinill Pirolidon (PVP) Sebagai Bahan Pengikat Pada


Formulasi Tablet Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.)
Putra, D.J.S.1*, N.W.Y. Antari1, N.P.R.A. Putri1, C.I.S. Arisanti1, P.O. Samirana1
1 Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana, Jalan
Kampus Unud, Jimbaran, 80364

*E-mail: dedejerry@icloud.com

ABSTRAK
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Granul
dengan bahan pengikat PVP memiliki sifat alir yang baik, sudut diam yang minimum, menghasilkan fines
lebih sedikit dan daya kompaktibilitasnya lebih baik. Variasi konsentrasi polivinil pirolidon (PVP) yang
digunakan yaitu 1%, 3%, 5%. Pembuatan tablet menggunakan metode granulasi basah. Uji kelembapan
menujukkan bahwa ketiga formula memenuhi persyaratan dengan rentang 2- 5%. Distribusi ukuran
partikel ketiga formula baik karena keseragaman ukuran granul telah seragam. Uji laju alir menunjukkan
bahwa ketiga formula memenuhi persyaratan yaitu >10 gram/detik. Uji sudut diam hanya dipenuhi oleh
formula 1 yaitu kurang dari ≤30o. Uji kompresibilitas granul memenuhi persyaratan yakni kurang dari
20%. Tablet yang dihasilkan berbentuk bundar cembung, bau aromatik, dan warna coklat kehitaman. Uji
kerapuhan ketiga formula sudah memenuhi syarat yaitu dibawah 1%. Uji keseragaman bobot dalam
sediaan tablet ketiga formula yang dibuat telah memenuhi syarat. Waktu hancur yang diperoleh tidak
memenuhi persyaratan yaitu kurang dari 15 menit. Penggunaan bahan pengikat polivinil pirolidon (PVP)
konsentrasi 1% menghasilkan granul pada konsentrasi tersebut telah menghasilkan granul yang terstandar
dan memiliki waktu hancur paling kecil.
Kata Kunci: tablet, polivinil pirolidon, granulasi basah

ABSTRACT
Tablet are solid preparations containing medicinal ingredients with or without fillers. Granules with PVP binder
have good flow properties, minimum stationary angles, produce fewer fines and better compactibility. Variations in PVP
concentrations used are 1%, 3%, 5%. Tablet making uses wet granulation method. The humidity test shows that the three
formulas meet requirements with a range of 2-5%. The third particle size distribution is good because uniform granule size is
uniform. The flow rate test shows that the three formulas meet the requirements of> 10 grams / second. The silent angle test
is only fulfilled by formula 1 which is less than ≤30o. The granular compressibility test meets the requirements of less than
20%. The resulting tablets are round convex, aromatic, and blackish brown. The fragility test of the three formulas has met
the requirements, which are below 1%. Weight uniformity test in tablet preparations of the three formulas made has met the
requirements. The disintegration time obtained does not meet the requirements of less than 15 minutes. The use of a 1%
polyvinyl pyrrolidone (PVP) binder producing granules at these concentrations has produced standardized granules and has
the smallest disintegration time.
Keyword: tablet, polivinil pirolidon, wet granulation

1. PENDAHULUAN alergen tertentu yang berikatan dengan sel mast


Alergi merupakan suatu reaksi atau sel basofil. Ketika antigen terikat, terjadi
hipersensitivitas akibat induksi oleh silang molekul IgE, sehingga sel mast akan
imunoglobulin E (IgE) yang spesifik terhadap dirangsang untuk berdegranulasi dan melepaskan
14
Putra, dkk.

DOI: https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i01.p03
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 1, Tahun 2019, 14-21

histamin, leukotrein, kinin, Plateletes Activating pengobatan alergi dengan bentuk sediaan yang
Factor (PAF), dan mediator lain dari praktis dan memiliki efek antihistamin . Salah satu
hipersensitivitas, dimana histamin merupakan sediaan farmasi yang tepat dosis dan praktis
penyebab utama berbagai macam alergi. Reaksi adalah tablet, bentuk sediaan ini memiliki
hipersensitivitas terjadi akibat aktivitas berlebihan beberapa keuntungan yaitu mudah dikonsumsi,
oleh antigen atau gangguan mekanisme yang akan praktis, takarannya tepat, menutupi rasa yang
menimbulkan suatu keadaan imunopatologik. pahit dari daun sirih dan stabilitasnya terjaga
Reaksi timbul akibat paparan terhadap bahan yang dalam penyimpanan. Kandungan zat aktif daun
pada umumnya tidak berbahaya dan banyak sirih yaitu 3-methoxy-4-hydroxyallylbenzene
ditemukan dalam lingkungan (Wang and merupakan senyawa turunan dari eugenol yang
Sampson, 2009). tahan panas dengan titik didih 254°C berdasarkan
Di Bali budaya pengobatan secara sifat tersebut maka tablet dapat dibuat dengan
tradisional ternyata cukup manjur dan masih metode granulasi basah dengan suhu 40-60°C.
dipercayai oleh masyarakatnya untuk Metode granulasi basah dapat memperbaiki sifat
menanggulangi penyakit dan telah ditulis di dalam alir dan kompaktibilitas bahan sehingga menjadi
lontar. Lontar usada yaitu lontar yang lebih mudah saat dibuat menjadi tablet (Bhalerao
menguraikan tentang penyakit, nama-nama et al., 2013; Banker dan Anderson, 1994).
penyakit, pemberian obat penyembuhan dengan Dalam pembuatan tablet diperlukan
cara-caranya, mempunyai kemungkinan untuk bahan pengisi atau zat tambahan lainnya. Bahan
memberikan sumbangan dalam dunia kesehatan. tambahan yang terpenting adalah bahan pengikat.
Termuat dalam lontar usada tanaman yang dapat Salah satu bahan pengikat yang sering digunakan
digunakan sebagai obat tradisional adalah daun adalah polivinil pirolidon (PVP). Granul dengan
sirih. Jamuan sirih diminum sekali sehari secara bahan pengikat PVP memiliki sifat alir yang baik,
teratur untuk mengobati batuk rejan (Putra, 1999). sudut diam yang minimum, menghasilkan fines
Menurut Hutapea (2000), senyawa metabolit lebih sedikit dan daya kompaktibilitasnya lebih
sekunder yang dihasilkan oleh tanaman sirih baik. Menurut penelitian Widya dkk. (2010),
berupa saponin, flavonoid, polifenol dan minyak Penggunaan PVP sebagai bahan pengikat
atsiri triterpenoid, minyak atsiri (yang terdiri atas menghasilkan tablet yang tidak keras, waktu
khavikol, chavibetol, karvakrol, eugenol, disintegrasinya cepat sehingga cepat terdisolusi
monoterpena, estragol), seskuiterpen, gula, dan dalam cairan tubuh, terabsorpsi, setelah itu
pati. Menurut Bhalerao et al (2013) eugenol terdistribusi ke seluruh tubuh serta sirkulasi
merupakan salah satu konstituen utama daun sirih sistemik dan memberikan efek terapi. Penggunaan
juga telah terbukti memiliki efek anti-inflamasi PVP konsentrasi 5% menghasilkan granul dengan
dalam berbagai model hewan penelitian dengan daya kompresi yang baik (Mohrle,1980). Selain
berbagai inflamogen. Menurut penelitian Pin et al pengikat yang perlu diperhatikan adalah
(2010), ekstraksi daun sirih dengan menggunakan penggunaan adsorbent, karna yang digunakan
metode sokletasi paling efektif dilakukan dengan dalam formulasi tablet adalah ekstrak kental.
pelarut etanol untuk menarik senyawa eugenol Penggunaan aerosil sebagai bahan adsorbent
dengan nilai yield sebesar 23,47%. Dimana hasil karena mengandung gugus sinalol yang dapat
uji toksisitas menunjukkan bahwa nilai LD50 mengikat 40% air dari massanya meskipun
ditunjukkan setelah pemberian ekstrak etanol demikian ekstrak masih dapat mempertahankan
daun sirih dengan dosis 300 mg/kg pada hewan daya alirnya (Voigt, 1984).
uji marmot (Hajare et al., 2011).
Pemikiran tersebut melatar belakangi
pemanfaatan ekstrak daun sirih sebagai salah satu
bahan alami yang dapat digunakan untuk

15
Putra, dkk.

DOI: https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i01.p03
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 1, Tahun 2019, 14-21

2. BAHAN DAN METODE kedalam mortir dan dikeringkan dengan aerosil.


Bahan Ekstrak kering yang diperoleh kemudian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini ditambahkan laktosa dan diaduk sampai homogen
meliputi serbuk daun sirih, etanol 70%, etanol kemudian ditambahkan avicel diaduk sampai
96%, PVP, aerosil, magnesium stearat, talk, homogen. Ditambahkan bahan pengikat PVP
laktosa, avicel, asam klorida encer LP, kloroform, yang telah dibuat mucilago ke dalam mortir,
reagen Folin-Ciocalteu, larutan asam galat, selanjutnya pembuatan massa granul sampai
natrium karbonat, larutan FeCl3 10%. diperoleh granul yang baik yang ditandai dengan
massa granul dikepal, lalu dipatahkan tidak ada
Alat massa yang rontok. Setelah diperoleh massa
Alat yang digunakan dalam penelitian ini granul yang baik, selanjutnya diayak dengan
meliputi seperangkat alat soklet, mortir dan ayakan no 10 mesh (untuk memudahkan
stamper, perkamen, timbangan analitik, ayakan pengeringan, memperkecil ukuran partikel), dan
mesh 10 dan 20, batang pengaduk, beaker glass, dilanjutkan pengeringan granul tersebut pada oven
oven, blender, kertas saring, cawan porselen, hot dengan suhu 40-60° sampai granul kering dengan
plate, pipet tetes, batang pengaduk, sendok kadar air dibawah 5%. Granul yang telah kering
tanduk, gelas ukur, penangas air, mesin cetak diayak dengan pengayak 20 mesh sehingga di
tablet, alat uji granul serta tablet. dapatkan granul dengan ukuran 850 μg.
Metode Selanjutnya dilakukan pengujian granul, kemudian
Penyiapan Simplisia Daun Sirih granul dikempa lalu tablet yang diperoleh
Daun sirih diambil sebanyak 3 kg yang dilakukan evaluasi tablet.
berwarna hijau sempurna, kemudian dicuci Evaluasi Granul
dengan air bersih dalam waktu yang sesingkat a. Uji Kelembaban
mungkin, lalu dititiskan. Daun sirih yang telah 1 gram granul dimasukkan ke dalam alat
bersih kemudian dirajang atau dipotong kecil- Moisture balance. Kemudian ditunggu hingga
kecil. Kemudian dikeringkan dalam oven pada didapatkan nilai kelembaban granul.
suhu 50oC-60oC selama 3 sampai 5 hari. b. Uji Distribusi Ukuran Partikel
Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Ayakan bertingkat disusun. Ditimbang
Serbuk daun sirih kering diekstraksi dengan granul sebanyak 100 gram dan diletakan pada
metode sokletasi menggunakan pelarut etanol ayakan paling atas. Ayakan ditutup dan diayak
70%. Seratus gram serbuk dibungkus dengan selama 15 menit dengan kekuatan 10. Bobot dari
kertas saring whatman dan simasukkan ke dalam masing-masing ayakan ditimbang dan tentukan
kelongsong. Etanol 70% dimasukkan ke dalam bobot sediaan uji pada masing-masing ayakan
labu alas bulat sebanyak 100 mL. Alat soklet c. Uji Laju Alir
dipasang dan dilakukan proses sokletasi dengan Ditimbang 100 gram granul, dimasukkan ke
suhu 65-75°C hingga bahan terekstrak sempurna dalam corong yang bagian bawahnya ditutup.
(tetesan siklus tidak berwarna). Ekstrak yang Tutup corong dibuka, granul dibiarkan mengalir.
diperoleh dipekatkan dengan oven pada suhu Dicatat waktu yang dibutuhkan granul untuk
60°C. Proses sokletasi ini dilakukan sebanyak 10 mengalir seluruhnya.
kali hingga serbuk simplisia yang terektraksi d. Uji Sudut Diam
sebanyak 1 kg. Ditimbang 100 gram granul, dimasukkan ke
Formulasi Tablet Dengan Metode Granulasi dalam corong yang bagian bawahnya ditutup.
Basah Tutup corong dibuka dan granul ditampung pada
Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan, bidang datar. Diukur tinggi dan diameter kerucut
semua bahan ditimbang sesuai dengan bobot yang granul yang terbentuk.
diperlukan. Dimasukkan ekstrak kental daun sirih

16
Putra, dkk.

DOI: https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i01.p03
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 1, Tahun 2019, 14-21

e. Uji Bulk Density untuk senyawa yang mudah rusak oleh panas
Sebanyak 100 gram granul dimasukkan ke maka tidak cocok digunakan.
dalam gelas ukur, kemudian dicatat volume total. Hasil rendemen ekstrak yang didapat yaitu
f. Uji Kompresibilitas 9,86% hasil tersebut telah sesuai dengan
Sebanyak 50 gram granul diukur persyaratan pustaka yaitu tidak kurang dari 5%.
volumenya, kemudian tabung diketuk sebanyak Penetapan kadar abu ekstrak diperoleh 0,295%
500 kali. Catat volume uji sebelum dimampatkan hasil tersebut telah sesuai dengan persyaratan
(V0) dan volume setelah dimampatkan (V). pustaka yaitu tidak lebih dari 0,3% (Depkes RI,
Evaluasi Tablet 2010). Penetapan kadar abu tidak larut asam
a. Uji Organoleptis diperoleh 0,0549% hasil tersebut telah sesuai
Diamati penampilan fisik dari tablet dengan persyaratan pustaka yaitu tidak lebih dari
meliputi bau, warna dan bentuk tablet. 0,1% (Depkes RI, 2010).
b. Uji Keseragaman Ukuran Pembuatan tablet dengan menggunakan
Diambil 10 tablet, diukur diameter dan tebal ekstrak kental perlu dilakukan pengeringan
masing-masing tablet dengan menggunakan ekstrak terlebih dahulu. Pengeringan ekstrak dapat
jangka sorong. dilakukan dengan beberapa metode, salah satunya
c. Uji Keseragaman Bobot yaitu dengan menggunakan adsorben.
Diambil masing-masing 10 tablet dari ketiga Pengeringan dengan adsorben merupakan salah
formula. Ditimbang bobot tablet satu per satu. satu metode pengeringan yang biasanya digunakan
d. Uji Keregasan/Kerapuhan dalam suatu produk farmasi dimana terjadi proses
Ditimbang sejumlah tablet hingga bobotnya adsorbsi dari adsorben untuk menghilangkan
minimal 6,5 gram. Tablet dimasukkan ke dalam cairan (Piter dan Amanda, 2017). Adsorben yang
alat friabilator. Alat dinyalakan dengan kecepatan digunakan pada penelitian ini adalah aerosil.
25 rpm selama 4 menit. Ditimbang bobot tablet Aerosil merupakan adsorben yang dapat
setelah diputar. mengadsorbsi lembab terutama yang berasal dari
e. Uji Waktu Hancur ekstrak tanpa terjadi pencairan sehingga
Disiapkan air dengan suhu 37°C. Diambil 6 mempermudah pencampuran bahan.
tablet secara acak dan dimasukkan ke keranjang. Perbandingan ekstrak kental dengan aerosil yang
Alat dinyalakan dan waktu dicatat hingga semua optimum yaitu 1:1.
tablet hancur sempurna.
Tabel 1. Formulasi Tablet
F1 (mg) F2 (mg) F3 (mg)
3. HASIL
Ekstrak 210 210 210
Tahap pertama yang dilakukan adalah
Etanol
penyiapan simplisia. Simplisia yang digunakan Daun Sirih
adalah daun seirih yang dipetik dari lingkungan Aerosil 210 210 210
Jimbaran. Metode yang digunakan dalam tahap PVP 1% 3% 5%
ekstraksi ini yaitu soxhletasi dengan pelarut etanol Avicel PH 15% 15% 15%
70%. Ekstraksi dengan soxhlet memberikan 102
keuntungan daripada proses ekstraksi yang lain Mg Stearat 1% 1% 1%
karena pada proses ekstraksi ini serbuk akan selalu Talk 1% 1% 1%
terbasahi oleh cairan penyari yang jernih dan ini Laktosa Ad 650 Ad 650 Ad 650
berlangsung kontinyu sehingga ekstraksi akan Bahan pengikat berfungsi untuk
efektif. Selain itu pelarut yang dibutuhkan tidak memberikan kekompakkan dan daya tahan tablet,
terlalu banyak. Kelemahan cara soxhletasi adalah sehingga menjamin penyatuan beberapa partikel
terbatas pada senyawa yang tahan terhadap panas, serbuk dalam sebuah butir granul (Voigt, 1984).
Salah satu bahan pengikat yang sering digunakan

17
Putra, dkk.

DOI: https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i01.p03
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 1, Tahun 2019, 14-21

adalah polivinil pirolidon (PVP). Granul dengan yang melewati ayakan mesh 40 dan tertahan pada
polivinil pirolidon memiliki sifat alir yang baik, mesh 60 dari ketiga formula tersebut melebihi
sudut diam minimum, menghasilkan fines lebih 10%. Hal ini terjadi kemungkian karena proses
sedikit dan daya kompaktibilitasnya lebih baik. granulasi dilakukan dengan menggunakan ayakan
PVP sebagai bahan pengikat dapat digunakan mesh 20 sehingga granul yang terbentuk dominan
dalam bentuk larutan berair maupun alkohol. PVP berada pada ukuran rentang 425-850µm. Namun
juga berkemampuan sebagai pengikat kering granul yang terbentuk tidak terdistribusi merata,
(Banker dan Anderson, 1994). Penggunaan PVP dalam artian ukuran partikel baik ketika tidak
konsentrasi 5% dalam etanol anhidrat dominan pada satu ukuran saja.
menghasilkan granul dengan daya kompresi yang
baik, selain itu juga menghasilkan tablet Tabel 2. Hasil Uji Granul
effervescent yang kuat, dan cepat larut (Mohrle, Uji F1 F2 F3
1980). Kelembaban 2,89% 2,53% 2,17%
Pada penelitian ini dilakukan variasi Laju Alir 67,11 80 71,4
konsentrasi PVP yaitu 1%, 3%, dan 5%. Untuk g/detik g/detik g/detik
mengevaluasi konsentrasi yang paling optimum Sudut Diam
dilakukan evaluasi granul dan evaluasi tablet. Bulk Density 2,597 2,67 2,5
Adapun evaluasi granul yang dilakukan yaitu uji g/mL g/mL g/mL
Kompresibilitas 10,4% 16% 6,25%
kelembaban, uji distibusi ukuran partikel, uji laju
alir, uji sudut diam, uji bulk density, dan uji
kompresibilitas. Tabel 3. Hasil Uji Distribusi Ukuran Partikel
Formula No Bobot granul % bobot
Uji kelembaban ini dilakukan untuk
mesh tertahan (gram) tertahan
mengetahui kadar air pada granul yang telah F1 20 0,0238 0,12 %
dibuat setelah mengalami pengeringan. 40 15,6306 81,97 %
Pengeringan bermaksud untuk mengontrol agar 60 2,8150 11,46 %
massa granul tidak mudah ditumbuhi jamur dan 80 0,5645 2,96 %
mikroba. Pengujian kelembaban dilakukan dengan F2 20 0,087 0,43 %
menggunakan alat moisture analyzer. Granul yang 40 13,158 65,83 %
baik memiliki kelembaban 2- 5%. Hasil uji 60 3,240 16,21 %
menujukkan bahwa ketiga formula memenuhi 80 1,158 11,59 %
persyaratan. F3 20 0,273 1,38 %
Evaluasi distribusi ukuran granul dilakukan 40 13,813 70,11 %
untuk mengetahui penyebaran ukuran granul. Uji 60 3,785 19,21 %
ini dilakukan dengan menggunakan ayakan 80 1,362 6,91 %
bertingkat. Pentingnya dilakukan uji ini karena
ukuran partikel dapat mempengaruhi kemampuan Uji laju alir dan sudut diam ini penting
laju alir suatu serbuk. Semakin halus ukuran dilakukan karena sifat alir granul akan sangat
partikel maka laju alir akan berkurang. Hal ini berpengaruh pada daya alir granul saat proses
disebabkan karena daya kohesivitas antarpartikel pengempaan. Uji waktu dan kecepatan alir granul
semakin besar. Granul yang terdistribusi lebih dilakukan untuk mengetahui granul mempunyai
banyak pada ukuran tertentu berarti kualitas dari waktu dan kecepatan alir yang baik atau tidak.
granul (keseragaman ukuran partikelnya) cukup Granul dengan aliran yang kurang baik akan
baik sebagai bahan baku pencetakan tablet menyebabkan aliran granul dari hopper kedalam
(Lachman dkk., 2008). Hasil uji menunjukan die tidak sempurna, akibatnya bobot tablet yang
bahwa granul dari ketiga formula sebagian besar dihasilkan tidak konstan. Hasil uji laju alir
tertahan pada ayakan mesh 40. Selain itu, granul

18
Putra, dkk.

DOI: https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i01.p03
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 1, Tahun 2019, 14-21

menunjukkan bahwa ketiga formula memenuhi menentukan atau mengukur kekuatan fisik tablet
persyaratan yaitu >10 gram/detik. non salut terhadap tekanan mekanik atau gesekan
Sudut diam merupakan sudut maksimum sewaktu pengemasan dan pengiriman. Selain itu,
yang dibentuk permukaan serbuk dengan uji kerapuhan dilakukan untuk menilai efektivitas
permukaan horizontal pada waktu pengujian. bahan pengikat dalam tablet. Uji kerapuhan
Suatu granul memiliki sudut diam yang sangat berhubungan dengan kehilangan bobot akibat
baik jika kurang dari 30 maka mengalir bebas pengikisan yang terjadi pada permukaan tablet.
(free flowing) maka dapat dikatakan granul Prinsipnya adalah menetapkan bobot yang hilang
memiliki sifat alir yang baik. Hasil uji sudut diam dari sejumlah tablet selama diputar dalam
hanya dipenuhi oleh formula 1 (≤30o). Formula II friabilator selama waktu tertentu. Kerapuhan yang
dan III tidak memenuhi persyaratan karena ikatan tinggi akan mempengaruhi konsentrasi atau kadar
antar partikelnya besar atau kohesi jelek sehingga zat aktif yang masih terdapat pada tablet. Pada
menghasilkan sudut besar (Mastiholimath et al., proses pengujian kerapuhan, tablet yang akan diuji
2007). terlebih dahulu diperlakukan sedemikian rupa agar
Selanjutnya dilakukan uji kompresibillitas. tidak berdebu, ini dimaksudkan agar tidak ada
Tujuan dari pengujian indeks kompresibilitas debu atau kotoran yang menempel pada tablet
untuk mengetahui sifat alir dan kerapatan dari yang nantinya akan mempengaruhi bobot dari
granul serta penurunan setiap volume akibat tablet. Berdasarkan hasil percobaan bobot total
hentakan. Hasil pemeriksaan indeks dari 10 tablet yang diperoleh persentase
kompresibilitas menunjukkan bahwa formula I kerapuhan tablet adalah 0,322% (Formula 1),
dan III memberikan nilai alir yang sangat baik. 0,321% (Formula 2), dan 0,116% (Formula 3).
Sedangkan formula II memberikan sifat yang Data tersebut menunjukkan bahwa uji kerapuhan
baik. Hasil pengujian untuk semua formula pada penelitian ini sudah memenuhi syarat yaitu
menunjukkan indeks kompresibilitas granul yang dibawah 1% (Sulaiman, 2007).
diuji memenuhi persyaratan yakni kurang dari Keseragaman sediaan dapat ditetapkan
20%. dengan salah satu metode yaitu uji keseragaman
Evaluasi yang dilakukan terhadap sediaan bobot. Persyaratan ini digunakan untuk sediaan
tablet pada penelitian meliputi uji organoleptis, uji yang mengandung satu zat aktif dan sediaan
kerapuhan, uji kekerasan, uji waktu hancur, dan mengandung dua atau lebih zat aktif (Depkes RI,
uji keseragaman bobot. Uji organoleptis atau uji 1995). Bobot rata-rata tablet yang diperoleh yakni
penampilan fisik dilakukan dengan cara sebesar 654,7 (Formula 1), 638,4 (Formula 2), dan
mengamati tampilan fisik dari sediaan tablet, 644,5 (Formula 3) keseragaman bobot dalam
seperti aroma, bentuk tablet dan warna. sediaan tablet ketiga formula yang dibuat telah
Dalam uji ini didapatkan hasil sediaan memenuhi kriteria tidak ada lebih dari 2 tablet
tersebut berbentuk bundar cembung dan memilki menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari
bau aromatik khas ekstrak daun sirih, hal ini 5%, serta tidak satupun tablet yang bobotnya
sesuai dengan pemerian dari simplisia daun sirih menyimpang dari bobot rata-rata tablet lebih
yaitu beraroma aromatik. Sedangkan berdasarkan besar dari 10% dalam ketiga formula yang dibuat
pengamatan warna tablet menunjukkan warna (Depkes RI, 1979).
coklat kehitaman. Warna yang dihasilkan oleh Dari hasil pengujian yang diperoleh
seluruh tablet secara visual sudah menunjukkan dinyatakan bahwa tablet tersebut telah memenuhi
warna yang seragam. Hal ini menujukan persyaratan keseragaman ukuran dengan rasio
keseragaman secara visual sehingga dapat diterima diameter tablet dengan tebal tablet rata-rata
oleh konsumen. sebesar 1 : 2,057 (Formula 1), 1 : 2,06 (Formula
Uji kerapuhan atau sering dikenal dengan 2), dan 1 : 2,078 (Formula 3) diameter tablet tidak
friability test adalah sebuah metode untuk

19
Putra, dkk.

DOI: https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i01.p03
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 1, Tahun 2019, 14-21

lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi
tablet (Depkes RI, 1979). Keempat. Jakarta: Departemen Kesehatan
Hasil uji waktu hancur tablet, menunjukkan Republik Indonesia.
tablet anti alergi daun sirih membutuhkan waktu
selama 25 menit 02 detik (Formula 1), 26 menit Depkes RI. 2010. Farmakope Herbal Indonesia.
33 detik (Formula 2), dan 28 menit 12 detik Suplemen I. Jakarta: Kementrian Kesehatan
(Formula 3) untuk hancur seluruhnya. Waktu Republik Indonesia.
hancur tablet ikut dipengaruhi oleh kekerasan Hajare, R., V. M. Darvhekar, A. Shewale and V.
tablet (Aiche, 1993). Waktu hancur yang diperoleh Patil. 2011. Evaluation of antihistaminic
tidak memenuhi persyaratan yaitu kurang dari 15 activity of Piper betel leaf in guinea pig.
menit (Depkes RI, 1995). African Journal of Pharmacy and Pharmacology.
Vol. 5(2): 113-117.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, Hutapea, J. R. 2000. Inventaris Tanaman Obat
pengikat PVP menghasilkan formula optimum Indonesia. Edisi I. Jakarta: Bhakti Husada.
tablet ekstrak sirih yaitu formula dengan 19-20.
konsentrasi PVP 1%, pada konsentrasi tersebut Lachman, L., Liebermann, H.A. dan J.I. Kanig.
telah menghasilkan granul yang terstandar dan 2008. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi
memiliki waktu hancur paling kecil. II. Jakarta: UI Press.
5. UCAPAN TERIMA KASIH Mastiholimath, V. S., Dandagi, P. M., Jain, S. S.,
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Gadad, A. P., and Kulkarni, A. R. 2007.
dosen pembimbing, keluarga penulis, teman- Time and pH dependent colon specific,
teman dan semua pihak yang telah sangat pulsatile delivery of theophylline for
membantu dalam penelitian ini. nocturnal asthma. Int. J. Pharm. 328, 49–56.

6. DAFTAR PUSTAKA Mohrle, R. 1980. Effervescent Tablet, in H.A.


Aiche, J. M. 1993. Farmasetika Edisi II. Surabaya: Lieberman, L. Lachman and J.B.,
Airlangga University Press. Pharmaceutical Dosage Forms : Tablet, Marcel
Dekker, Second Edition. New York: INC.
Banker, G. S., and Anderson, N. R. 1994. Tablets
(eds) : The Theory and Practise of Pin, K. Y., A. L. Chuah, A. A. Rashih, M. P.
Industrial Pharmacy. 3rd Edition. New Mazura, J. Fadzureena, S. Vimala and M. A.
York : Marcel Dekker. Berdarah Dengue. Rasadah. 2010. Antioxidant And Anti-
Tesis. Surabaya: Universitas Airlangga. Inflammatory Activities Of Extracts Of
Betel Leaves (Piper Betle) From Solvents
Bhalerao S. A., D. R. Verma, R.V. Gavankar, N. With Different Polarities. Journal of Tropical
C. Teli, Y. Y. Rane, V. S. Didwana, A. Forest Science. Vol. 22(4): 448-455.
Trikannad. 2013. Phytochemistry,
Pharmacological Profile and Therapeutic Piter dan W. F. Amanda. 2017. Formulasi Tablet
Uses of Piper Betle Linn. – An Overview. Hisap Ekstrak Urang Aring (Eclipta albal.)
RRJPP. Vol. 1(2). Dengan Avicel Sebagai Adsorben. Indonesia
Natural Research Pharmaceutical Journal. Vol 1
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. (2): 85-99.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.

20
Putra, dkk.

DOI: https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i01.p03
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 1, Tahun 2019, 14-21

Putra, I. G. S. 1999. Taru Premana Khasiat Tanam- Wang .J, and Sampson A. H. 2009. Food allergy
tanaman untuk Obat Tradisional. Denpasar: recent advances in pathophysiology and
PT. Upada Sastra. treatment. Allergy Asthma Immunol Res.Vol.
1(1):19-29.
Sulaiman, T. N. S. 2007. Teknologi dan Formulasi
Sediaan Tablet Cetakan Pertama. Yogyakarta: Widya, C. A., A. Siswanto dan D. Hartanti. 2010.
Mitra Communications Indonesia. Pengaruh Gelatin, Amilum dan PVP
Sebagai Bahan Pengikat Terhadap Sifat
Voigt, R.1984. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Fisik Tablet Ekstrak Temulawak (Curcuma
Yogyakarta: UGM Press. xanthorrhiza Rxob). Journal Pharmacy. Vol.
7(2): 58-66.

21

Anda mungkin juga menyukai