Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLIDA

“PERBANDINGAN PENGGUNAAN AMYLUM MANIHOT SEBAGAI


DESINTEGRAN PADA TABLET SALUT SELAPUT FILM PARACETAMOL”

SHIFT/KELOMPOK NILAI

A/1

Disusun Oleh:

Tiara Puspita Widhiastuti 2161B0001


Artha Dwi Shafira Pawestri 2161B0002
Nova Rosniati Djami 2161B0003
Gita Nala Sotya 2161B0004
Wisnu Aji Putra Arifin 2161B0006

LABORATORIUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLIDA

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

FAKULTAS FAKAR

INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA

KEDIRI

2022/2023
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLIDA

“PERBANDINGAN PENGGUNAAN AMYLUM MANIHOT SEBAGAI


DESINTEGRAN PADA TABLET SALUT SELAPUT FILM PARACETAMOL”

Dosen Pengampu: Apt. Arif Wijayanto, M.Farm.

Dosen Pengampu :

1. Apt. Arif Wijayanto, M. Farm


2. Apt. Fidi Setyawan, M. Kes

LABORATORIUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLIDA

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

FAKULTAS FAKAR

INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA

KEDIRI

2022/2023
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH 2
C. TUJUAN PRAKTIKUM 3
BAB II MONOGRAFI BAHAN 4
A. MONOGRAFI BAHAN TABLET INTI4
a. PARACETAMOL 4
b. AMYLUM MANIHOT 5
c. LACTOSA 6
d. GELATIN 7
e. TALKUM 8
f. MAGNESIUM STEARAT 9
B. MONOGRAFI BAHAN PENYALUT TABLET FILM 10
A. HYDROXY PROPYL METHYL CELLULOSE 10
B. POLYETHYLEN GLYCOL 4000 11
C. NATRIUM LAURIL SULFATE 11
D. TITANIUM DIOXIDE 12
BAB III METODE PENELITIAN 14
A. ALAT 14
B. BAHAN 14
C. PROSEDUR KERJA 15
a. PROSES PENCAMPURAN BAHAN 15
b. UJI EVALUASI GRANUL 16
c. UJI EVALUASI TABLET 17
BAB IV FORMULASI 19
A. USULAN FORMULA 19
B. KESIMPULAN FORMULA 20
C. CARA PENIMBANGAN FORMULA 21
BAB V HASIL EVALUASI 22
BAB VI PENUTUP 28
A. PEMBAHASAN 28
B. KESIMPULAN 29
DAFTAR PUSTAKA 30
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menurut Farmakope Indonesia Edisi VI (2020), tablet adalah sediaan padat
mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Selain mengandung zat
aktif, dalam pembuatan tablet diperlukan bahan tambahan yaitu bahan pengisi,
pengikat, penghancur, pelicin dan pewarna. Bahan pengikat memegang peranan
penting dalam pembuatan tablet yaitu untuk menjamin penyatuan bersama dari
partikel serbuk dalam sebuah butir granulat. Kompaktibilitas tablet dapat dipengaruhi
oleh tekanan kompresi maupun bahan pengikat. Bahan pengikat yang biasa digunakan
adalah gula, amilum, gelatin, tragakan, povidon (PVP), gom arab dan zat lain yang
sesuai (Voight, 1984).

Menurut Howard C. Ansel, tablet ada beberapa macam yaitu: tablet tablet
kompresi, tablet kompresi ganda, tablet salut gula, tablet salut selaput, tablet salut
enterik, tablet diwarnai coklat, tablet sublingual/bukal, tablet effervescent, tablet
kunyah, tablet triturate. Tablet salut selaput disalut dengan selaput tipis dari polimer
yang tidak larut dalam air maupun membentuk lapisan yang meliputi tablet.

Berikut merupakan keunggulan utama tablet, yaitu:

a. Tablet merupakan sediaan yang utuh untuk ketetapan ukuran serta variabilitas
kandungan yang paling rendah.
b. Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling rendah.
c. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, seperti pelepasan di
usus atau produk lepas lambat.
d. Tablet merupakan sediaan yang paling ringan dan kompak.
e. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia,
mekanik dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik. (Lachman, halaman 646).

Berikut kekurangan tablet, yaitu:

a. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung pada
sifat fisikokimianya.

1
b. Obat yang memiliki sifat fisikokimia yang buruk tidak mungkin di formulasi dan
di fabrikasi dalam bentuk tablet.
c. Obat yang rasanya pahit, bau yang tidak dapat dihilangkan, atau peka terhadap
oksigen, sebelum dikempa memerlukan penyalutan terlebih dahulu. (Lachman,
halaman 646)

Komponen formulasi tablet terdiri dari bahaan berkhasiat (API) dan bahan
pembantu (eksipien). Bahan eksipien yang digunakan dalam mendesain formulasi
tablet dapat dikelompokkan berdasarkan fungsionalitas eksipien sebagai berikut :

a. Pengisi (diluent) : berupa bahan inert yang digunakan untuk mengisi ketersediaan
akhir tablet.
b. Pengikat (binder) : digunakan untuk meningkatkan sifat kohesifitas serbuk dalam
pembentukan granul yang pada pengempaan membentuk masa kohesi.
c. Penghancur (desintegran) : untuk memfasilitasi kehancuran tablet sesaat setelah
ditelan pasien.
d. Pelincir (lubrikan) : untuk mengurangi friksi yang meningkat pada antarmuka
tablet dan dinding ceakan logam selama pengempaan.
e. Pelicin (glidan) : untuk meningkatkan aliran granul dari hoper ke dalam lobang
lumpang (Goeswin, halaman 288-291).

Paracetamol atau yang dikenal dengan nama asetaminofen


merupakan zat aktif yang umumnya digunakan untuk mengobati sakit kepala dan
nyeri ringan seperti pilek dan flu (Samar, et al. 2013). Paracetamol merupakan
bahan obat yang memiliki karakteristik kompaktibilitas yang kurang baik dan
sifat alir yang buruk. Mengatasi hal tersebut pembuatan tablet Paracetamol
menggunakan metode granulasi basah. Metode ini mengandung bahan pengikat
dalam bentuk mucilago yang dapat meningkatkan kohesivitas agar kekerasannya
semakin tinggi (Sugiyono, dkk. 2012).

B. Rumusan Masalah
1. Apa komponen penyusun tablet salut film?
2. Bagaimana pengaruh penggunnaan amylum manihot sebagai desintegran?
C. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui komponen penyusun tablet salut selaput.
2. Mengetahui pengaruh penggunnaan Amylum Manihot sebagai desintegran.

2
BAB II
MONOGRAFI BAHAN

A. BAHAN TABLET INTI


a. PARACETAMOL

Pemerian Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit. (FI VI)
Nama Kimia N- (4- hydroxyphenyl) acetamide, N-(4-hydroxyphenyl)
ethanamide
Struktur Kimia

Rumus Kimia C8H9NO2


Bobot molekul 151,163 g/mol
Titik lebur 169°C
Kelarutan Larut dalam air mendidih dan dalam natrium klorida 1N:
mudah larut dalam etanol.
Stabilitas - Terhidrolisis pada pH minimal 5-7.
- Dalam bentuk serbuk stabil pada temperature 45°C
- Dapat terdegradasi oleh quinominim dan terbentuk
warna pink, coklat, dan hitam.
- Relatif stabil terhadap oksidasi.
- Menyerap uap air dalam jumlah tidak signifikan pada
suhu 25°C dan kelembaban 90%
- Tablet yang dibuat granulasi basah menggunakan pasta
gelatin tidak dipengaruhi oleh kelembaban tinggi
dibandingkan menggunakan povidone.
Inkompatibilitas Inkompatibilitas terhadap permukaan nilon dan rayon.
Penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal atau ganda, sebaiknya dari kaca
tipe I.

3
Kegunaan Zat Aktif (Analgesik dan Antipiretik)
Alasan Pemilihan Sebagai zat aktif yang berfungsi sebagai analgesic dan
Bahan antipiretik, serta memiliki sifat antiinflamasi dengan efek
terbatas.
Daftar Pustaka Farmakope Indonesia Edisi III
Farmakope Indonesia Edisi IV
Farmakope Indonesia Edisi VI
Codek halam 988

b. AMYLUM MANIHOT

Pemerian Serbuk sangat halus, putih


Nama Resmi Amylum Manihot
Nama Lain Pati Singkong
Struktur Kimia

Rumus Kimia (C₆H₁₀O₅)n. dimana n= 300 – 1000


Bobot molekul 300-1000
Titik lebur -114,1˚C
Kelarutan Praktis tidak larut dalam etanol 96% dan dalam air dingin,
pati mengembang seketika dalam air sekitar 5%-10% pada
suhu 37°C. Pati menjadi larut dalam air panas pada suhu
diatas suhu gelatinase.
Stabilitas Pati kering stabil jika dilindungi dari kelembaban tinggi. Pati
dianggap sebagai bahan kimia dan mikrobiologi pada kondisi
penyimpanna dibawah normal. Larutan amylum atau pasta
amylum tidak stabil dan mudah dimetabolisme oleh
mikroorganisme, karena itu untuk granulasi basah harus

4
selalu dibuat baru. Pati harus disimpan dalam wadah kedap
udara ditempat sejuk dan kering.
Inkompatibilitas Pati tidak kompatibel dengan zat pengoksidasi kuat. Berwarna
senyawa inklusi terbentuk dengan yodium.
Penyimpanan Dalam tempat sejuk dan kering.
Kegunaan Desintegran
Alasan Pemilihan Memiliki kemampuan yang baik dalam mempercepat proses
disintegrasi tablet, tidak bereaksi secara kimia dengan
Bahan
paracetamol.
Daftar Pustaka Handbook Pharmaceuthical Exipient Edisi VI.

c. LACTOSA

Pemerian Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak manis.


Nama Kimia β-D-galactopyranosyl-(1→4)-D-glucose
Struktur Kimia

Rumus Kimia C₁₂H₂₂O₁₁


Bobot molekul 342,3 g/mol
Titik lebur 202,8°C
Kelarutan Larut dalam 6bg air, larut dalam 1bg air mendidih, sukar larut
dalam etanol 95%, praktis tidak larut dalam kloroform dan
dalam eter.
Stabilitas Lactose monohidrat dapat berubah warna menjadi
kecokelatan pada penyimpanan, reaksi tersebut dapat
dipercepat oleh suasana hangat dan lembab.
Inkompatibilitas Laktosa anhidrat inkompatibel dengan oksidator kuat.
Dapatmengalami reaksi maillard dengan amin primer dan
sekunder biladisimpan dalam kondisi kelembaban tinggi pada
waktu tertentu.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup di tempat sejuk dan kering.
Kegunaan Diluent/ pengisi
Alas an Pemilihan Menutupi rasa pahit dari paracetamol, memiliki sifat fisik
Bahan yang baik, tidak ada reaksi kimia bila bercampur dengan

5
paracetamol
Daftar Pustaka Farmakope Indonesia Edisi III
Handbook Of Pharmaceuthical Exipient Edisi VI

d. GELATIN

Pemerian Lembaran, kepingan, serbuk, dan butiran tidak berwarna atau


kekuningan pucat; bau dan rasa lemah.
Nama Kimia Glisin
Struktur Kimia

Rumus Kimia C 10 O2 H 151 N 31


Bobot molekul 35.788 gr/mol
Titik lebur 29,77– 30,74oC
Kelarutan tidak larut dalam air dingin, mengembang dan lunak bila
dicelup dalam air, menyerap air secara bertahap sebanyak 5
sampai 10 kali beratnya.
Stabilitas Gelatin kering stabil di udara, solusi gelatin berair juga stabil
untuk waktu lama jika disimpan dalam kondisi dingin tapi
mereka tunduk pada degradasi bakteri. Pada suhu ±508°C,
solusi gelatin berair dapat mengalami depolimerasi lambat
dan penurunan kekuatan gel dapat terjadi pada ulang.
Depolimerasi menjadi lebih cepat pada suhu diatas 658°C,
dan gel kekuatan dapat dikurangi setengahnya Ketika solusi
dipanasjan pada 808°C selama 1jam. Tingkat dan luasnya
depolimerasi tergantung pada berat molekul gelatin, dengan
rendah berat molekul bahan membusuk lebih cepat.
Inkompatibilitas Gelatin merupakan bahan amfoter dan akan bereaksi dengan
kedua asam dan basa. Hal ini juga protein dan dengan

6
demikian menunjukkan sifat kimia karakteristik bahan-bahan
tersebut, misalnya gelatin mungkin dihidrolisis oleh
kebanyakan system proteolitik untuk menghasilkan asam
amino komponen.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik dan di tempat sejuk.
Kegunaan Pengikat
Alasan Pemilihan Menutupi rasa pahit dari paracetamol, memiliki sifat fisik
Bahan yang baik, tidak ada reaksi kimia bila bercampur dengan
paracetamol

e. TALKUM

Pemerian Serbuk halus, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit,
bebas dari butiran, warna putih atau putih kelabu.
Nama Kimia magnesium silikat hidrat
Struktur Kimia

Rumus Kimia Mg₃Si₄O₁₀(OH)₂


Bobot molekul 360,31 g/mol
Titik lebur 201-202°C
Kelarutan Serbuk halus, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit,
bebas dari butiran, warna putih atau putih kelabu. Kelarutan:
Tidak larut dalam semua pelarut
Stabilitas Talk merupakan bahan yang stabil dan dapat disterilkan
dengan pemanasan pada 1608°C selama tidak kurang dari
1jam. Hal ini dapat disterilkan dengan oleh paparan etilen
oksida atau radiasi gamma.
Inkompatibilitas Tidak kompatibel dengan senyawa surfaktan.

7
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan Glidant
Alasan pemilihan Meningkatkan laju aliran partikel bahan dalam cetakan,
mencegah adhesi atau penggumpalan antara partikel-partikel
bahan
bahan, tidak bereaksi secara kimia dengan bahan-bahan
tersebut dan tidak mempengaruhi stabilitas atau aktivitas
obat.

f. MAGNESIUM STEARAT

Pemerian serbuk halus, licin, putih, dan mudah melekat pada kulit, bau
lemah khas.
Nama Kimia Asam oktadekanoat.
Struktur Kimia

Rumus Kimia C 36 H 70 MgO 4


Bobot molekul  591,24g/mol
Titik lebur 88,5° C
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol 95% dan dalam
eter, sedikit larut dalam benzene panas dan etanol 95% panas.
Stabilitas Stabil, harus disimpan dalam wadah tertutup rapat dan kering.
Inkompatibilitas Inkompatibel dengan asam kuat, alkali, dan garam besi.
Hindari mencampurnya dengan bahan pengoksidasi kuat.
Tidak dapat dicampurkan dalam produk yang mengandung
aspirin, beberapa vitamin, dan hamper seluruh garam
alkaloid.
Penyimpanan Disimpan dalam wadah tertutup rapat dan disimpan dalam te
mpat sejukdan kering
Kegunaan Lubricant
Alasan pemilihan Membantu mengurangi gesekan antara partikel-partikel bahan
bahan di dalam cetakan tablet, meningkatkan aliran bahan dalam
proses produksi tablet, tidak bereaksi secara kimia dengan
bahan-bahan formulasi.

8
B. BAHAN PENYALUT TABLET SALUT FILM
a. HYDROXY PROPYL METHYL CELLULOSE

Pemerian berbentuk serbuk, tidak berbau dan tidak berasa, berwarna


putih sampai putih kekuningan
Nama Kimia Hidroxy Propyl Methyl Cellulose
Struktur Kimia

Rumus Kimia C56H108O30

Bobot molekul 324,2848.


Titik lebur 190-200°C
Kelarutan tidak larut dalam air panas, kloroform, etanol 95%, dan eter,
tetapi larut dalam campuran etanol dan diklorometana,
campuran metanol dan diklorometana, serta campuran air dan
etanol

Stabilitas Larutan HPMC stabil pada pH 3-11 dan dapat disimpan


dalam wadah tertutup baik, di tempat sejuk dan kering.
Inkompatibilitas Hypromellose tidak kompatibel dengan beberapa zat
pengoksidasi. Karena bersifat nonionik, hipromelosa tidak
akan membentuk kompleks dengan garam logam atau organik
ionik untuk membentuk endapan yang tidak larut.
Penyimpanan dapat disimpan dalam wadah tertutup baik
Kegunaan Polimer
Alasan pemilihan Memiliki sifat hidrofilik, kemampuan membentuk film yang
bahan kuat dan fleksibel, serta kemampuan untuk mengendalikan
pelepasan zat aktif.

9
b. POLYETHYLEN GLYCOL 4000

Pemerian serbuk licin putih atau potongan putih gading, praktis tidak
berbau, tidak berasa.
Nama Kimia POLYETHYLEN GLYCOL 4000
Struktur Kimia

Rumus Kimia H(O-CH2-CH2)nOH


Bobot molekul 620.7 gram/mol
Titik lebur 50-58ºC
Kelarutan mudah larut dalam air, dalam etanol (95 %) P, dan dalam
kloroform P, praktis tidak larut dalam eter P.
Stabilitas Polietilen glikol secara kimiawi stabil di udara dan dalam
larutan, meskipun kadar dengan berat molekul kurang dari
2000 bersifat higroskopis. Polietilen glikol tidak mendukung
pertumbuhan mikroba, dan tidak menjadi tengik.
Inkompatibilitas Nilai polietilen glikol cair dan padat mungkin tidak sesuai
dengan beberapa zat pewarna. Aktivitas antibakteri antibiotik
tertentu berkurang basis polietilen glikol, terutama penisilin
dan basitrasin. Khasiat pengawet paraben juga mungkin
terganggu karena mengikat dengan polietilen glikol. Efek
fisik yang disebabkan oleh basa polietilen glikol meliputi
pelunakan dan pencairan dalam campuran dengan fenol, asam
tanat, dan asam salisilat. Perubahan warna sulfonamida dan
ditranol juga dapat terjadi, dan sorbitol dapat diendapkan dari
campuran. Plastik, seperti polietilen, fenolformaldehida,
polivinil klorida.
Penyimpanan Disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat yang sejuk
dan kering.
Kegunaan Plasticizer

10
Alasan pemilihan Memiliki kompatibilitas yang baik, memberikan fleksibilitas
bahan dan kekuatan yang baik pada film salut (untuk melentur dan
menyesuaikan dengan bentuk tablet tanpa pecah atau retak),
mempengaruhi laju pelepasan zat aktif (vitamin C) dari salut
film

c. NATRIUM LAURIL SULFATE

Pemerian Putih/kuning, kristal, rasa pahit, menyerupai sabun,


Nama Kimia Mudah larut dalam air, dapat membentuk utanopeselen,
hampir tdak dapat larut dalam kloroform dan eter.
Struktur Kimia

Rumus Kimia CH3(CH2)10CH2(OCH2CH2)nOSO3Na


Bobot molekul 288,38 g/mol
Titik lebur 206°C
Kelarutan Mudah larut dalam air, dapat membentuk utanopeselen,
hampir tdak dapat larut dalam kloroform dan eter.
Stabilitas Na Lauril sulfat stabil pada kondisi dibawah normal, pada
kondisi pH < 2,5 mudah terhidrolisis menjadi laurel alkohol
dan sodium bisulfat, Inkompatibilitas bahan Na lauril sulfat
bereaksi dengan surfaktan kationik menjadi tidak berfungsi.
Alkaloid (garamnya) dan mengendap bila ada potassium.

Inkompatibilitas Zat ini bereaksi dengan surfaktan kationik sehingga


menyebabkan hilangnya aktivitas, dan dalam kondisi terlalu
rendah dapat terjadi pengendapan, tidak dapat bercampur
dengan garam dan polivalen, ion logan.
Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya
Kegunaan Surfaktan
Alasan pemilihan Membantu dalam dispersi dan penyebaran homogen bahan,

11
bahan mencegah terjadinya pengerutan atau pecahnya film,
meningkatkan kualitas penyalutan film.

d. TITANIUM DIOXIDE

Pemerian kristal padat, tidak berwarna, putih, hitam,tidak berbau, tidak


berasa.
Nama Kimia TITANIUM DIOXIDE
Struktur Kimia

Rumus Kimia TiO2

Bobot molekul 79,866 g/mol


Titik lebur 1.843°C
Kelarutan tidak larut dalam air, larut dalam asamsulfat pekat panas,
asam hidroflorida,alkail, tidak larut dalam asam hidroklorida,
asam nitrat, asam sulfat, encer,air dingin,pelarut organic

Stabilitas Titanium dioksida sangat stabil pada suhu tinggi. Karena


ikatan yang kuat antara ion titanium tetravalen dan
ion oksigen bivalen. Namun, titanium dioksida bisa
kehilangan kecil, jumlah tak tertimbang oksigen oleh
interaksi dengan energi radiasi. Oksigen ini dapat dengan
mudah bergabung kembali sebagai bagian yang reversibel
reaksi fotokimia, terutama jika tidak ada yang dapat
teroksidasi bahan tersedia. Kehilangan oksigen kecil ini
penting karena mereka dapat menyebabkan perubahan
signifikan pada optik dan listrik sifat pigmen. Titanium
dioksida harus disimpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung dari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering.

Inkompatibilitas titanium dioksida dapat berinteraksi dengan zat aktif tertentu,


mis. famotidine. Penelitian telah menunjukkan bahwa
titanium dioksida secara monatonik mendegradasi mekanisme
film sifat ical dan meningkatkan permeabilitas uap air
polivinil pelapis alkohol bila digunakan sebagai pengisi dan
pemutih inert. Titanium dioksida juga telah terbukti
menginduksi fotooksidasi lipid tak jenuh

12
Penyimpanan Tempat penyimpanan yang kering, sejuk, dan terlindung dari
sinar matahari langsung; suhu penyimpanan sekitar 15-25°C
(59-77°F); Jauhkan TiO2 dari sumber panas atau api terbuka,
serta bahan kimia yang bersifat oksidator, dan bahan kimia
yang tidak kompatibel.
Kegunaan Pengkilap
Alasan pemilihan Membantu meningkatkan penampilan visual tablet, memiliki
bahan kemampuan untuk menyerap dan memantulkan sinar UV,
memiliki sifat hidrofobik yang dapat membantu melindungi
tablet dari kelembaban dan stabil secara kimia.

13
BAB III

METODE PENELITIAN

A. ALAT
Alat yang digunakan:
1. Mortir dan stamper.
2. Gelas ukur.
3. Lap.
4. Kompor.
5. Panci.
6. Oven.
7. Jangka Sorong.
8. Flow tester granul.
9. Moisture ballance.
10. Single punch.
11. Friability tester.
12. Disintegration tester.
13. Hardness tester.

B. BAHAN
Bahan yang digunakan:
1. Asetamenophen/Paracetamol.
2. Amylum manihot.
3. Gelatin
4. Lactosa.
5. Talkum.
6. Magnesium stearate.

14
C. PROSEDUR KERJA
a. Proses Pencampuran Bahan

Menyetaraan Neraca

Menimbang Gelatin

Membuat fase mucilago gelatin

Menimbang bahan serbuk, masukkan kedalam mortir, gerus ad homogen

Tambahkan mucilago gelatin sedikit demi sedikit ke bahan serbuk yang ada di mortir

Ayak menggunakan mesh 14

Masukkan kedalam oven dengan suhu 40°C- 45°C

Diayak menggunakan mesh 12.

Menimbang talkum masukkan kedalam loyang

Evaluasi granul (Organoleptis, kadar air, Kecepatan Aliran)

Granul dimasukkan cetakan tablet.

tablet disalut

Evaluasi tablet (Uji Keseragaman Bobot, Uji Keseragaman Ukuran, Uji Waktu Hancur)

b. Evaluasi Granul
1. Uji Organoleptis Granul

Menyiapkan sediaan granul paracetamol yang akan diamati secara fisik.

Granul paracetamol diamati warna, bau dari sediaan.

15
2. Uji Kadar Air

Menyalakan alat moisture balance.

Menyetarakan neraca moisture balance.

Menimbang masing-masing formula sebanyak 0,5gram.

Ditunggu sampai hasilnya keluar, Catat hasilnya

3. Uji Waktu Alir

Granul dituangkan ke dalam corong, pastikan kran tertutup.

Penutup dibuka dan granul dibiarkan mengalir sampai habis.

Setelah itu lama waktu dicatat dengan mengguanakan alat pencatat


waktu (stopwatch). 

4. Sudut Diam

Masukkan granul tiap formula secara bergantian ke dalam corong granul


flow tester yang masih tertutup ujung corongnya.

Kemudian ukur diameter dan ketinggian granul.

Catat hasilnya.

hitung menggunakan rumus: x

16
5. Uji Kompresibilitas

Masukkan granul ke gelas ukur.

Ukur tinggi granul.

Melakukan pemampatan.

Ukur granul setelah dimampatkan.

Rumus %Kompresibilitas:

c. Evaluasi Tablet
1. Uji Ogranoleptis Tablet

Menyiapkan tablet paracetamol yang akan diamati secara fisik.

Granul paracetamol diamati warna, bau dari sediaan.

2. Uji Keregasan

Tablet dibersihkan dari debu dengan cara memakai kuas kecil.

Menimbang 10 tablet ().

Tablet dimasukkan ke dalam alat, kemudian alat dijalankan dengan


kecepatan 25rpm atau 100putaran.

Bersihkan tablet, kemudian ditimbang lagi ().

17
3. Uji Kekerasan

Tablet diletakkan diantara pegas penekan, kemudian alat dihidupkan.

Jarum petunjuk tekanan akan bergerak sesuai tekanan yang diberikan


pada tablet.

Saat tablet retak atau pecah, jarum akan berhenti pada suatu
angka sebagai penunjuk

kekerasan tablet yang dinyatakan dalam satuan kilogram.

4. Uji Kehancuran

Siapkan aquadest dengan suhu 37°C sebanyak + 650 mL

Masukkan ke dalam beaker 1 liter

Pasang beaker pada alat

Pasang keranjang

Masukkan satu tablet pada masing-masing tabung dari keranjang,


lalu masukkan satu cakram pada tiap tabung

alat dijalankan menggunakan air bersuhu 37°C sebagai media.

Alat dihentikan apabila semua tablet sudah hancur

Catat waktu yang dibutuhkan tablet untuk seliuruh tablet hancur

Angkat keranjang

18
BAB IV

FORMULA

A. USULAN FORMULA

BAHAN RENTANG FUNGSI FORMULA FORMULA FORMULA KONTROL


FORMULA KADAR I II III NEGATIF
PENGGUNAAN
PCT - 250mg 250mg 250mg 250mg 250mg
Amylum Desintegran 3% 8% 13% -
3%-25%
Manihot
Lubricant 2% 2% 2% 2%
Mg Stearat 0,25%-5%

Talkum 1%-10% Glidant 7% 7% 7% 7%


Gelatin 3%-6% Pengikat 6% 6% 6% 6%
(ADI 300mg/ Pengisi 13% 8% 5% 15%
Laktosa
kgBB)
USULAN FORMULA PENYALUT FILM

BAHAN FORMULA RENTANG FUNSGI PENGGUNAAN


PENGGUNAAN
HPMC 15%-35% Polimer 15%
PEG 400 10%-35% Plasticizer 20%
Na Lauril Sulfat 1%-2% Surfaktan 1,5%
Titanium Dioxside 1%-10% pengkilap 6%
Aquadest - Pelarut qs

19
B. KESIMPULAN FORMULA
Bobot tablet = 350mg
Jumlah tablet = 50tablet

BAHAN RENTANG FUNGSI FORMULA FORMULA FORMULA KONTROL


FORMUL KADAR 1 II III NEGATIF
A PENGGUNAAN
Bahan 250mg 250mg 250mg 250mg
PCT
Aktif
Amylum Desintegran 10,5mg 28mg 45,5mg -
3%-25%
Manihot
Lubricant 7mg 7mg 7mg 7mg
Mg Stearat 0,25%-5%

Talkum 1%-10% Glidant 24,5mg 24,5mg 24,5mg 24,5mg


Gelatin 3%-6% Pengikat 21mg 21mg 21mg 21mg
(ADI = 300mg/ Pengisi 45,5mg 28mg 17,5mg 52,5mg
Laktosa
kgBB)

FORMULA FUNGSI RENTANG BOBOT PENYALUT


PENYALUT PENGGUNAAN FORMULA PER
TAB
HPMC Polimer 15%-35% 37,5mg

PEG 400 Plasticizer 10%-35% 50mg

Na Lauril Surfaktan 1%-2% 3,75mg


Sulfat
Titanium pengkilap 1%-10% 15mg
Dioxside
Aquadest pelarut - qs

20
C. PENIMBANGAN FORMULA

BAHAN RENTANG FUNGSI FORMULA FORMULA FORMULA KONTROL


FORMUL KADAR 1 II III NEGATIF
A PENGGUNAAN
- Bahan 12,5g 12,5g 12,5g 12,5g
PCT
Aktif
Amylum Desintegran 0,525g 1,4g 2,3g -
3%-25%
Manihot

Mg Stearat 0,25%-5% Lubricant 0,35g 0,35g 0,35g 0,35g

Talkum 1%-10% Glidant 1,25g 1,25g 1,25g 1,25g


Gelatin 3%-6% Pengikat 1g 1g 1g 1g
(ADI 300mg/ Pengisi 2,3g 1,4g 0,875g 2,6g
Laktosa
kgBB)

FORMULA FUNGSI RENTANG PENIMBANGAN


PENYALUT PENGGUNAAN PENYALUT
FORMULA UNTUK
50tab
HPMC Polimer 15%-35% 1,2g

PEG 400 Plasticizer 10%-35% 2,5g

Na Lauril Surfaktan 1%-2% 0,18g


Sulfat
Titanium pengkilap 1%-10% 0,75g
Dioxside
Aquadest pelarut - qs

21
BAB V

HASIL EVALUASI

A. EVALUASI GRANUL
I. UJI ORGANOLEPTIS

FORMULA FORMULA FORMULA FORMULA


PENGAMATAN
I II III KONTROL NEGATIF
Bentuk Granul Granul Granul Granul
Warna Putih Putih Putih Putih
Bau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau

II. UJI KADAR AIR

FORMULA KONTROL
FORMULA I FORMULA II FORMULA III
NEGATIF
1,50% 4,36% 6% 0,55%

III. UJI WAKTU ALIR

FORMULA I 15,56 gram


1,49 sec
FORMULA II 15,22 gram
1,91 sec
FORMULA III 16,45 gram
1,9 sec
FORMULA KONTROL NEGATIF 15,88 gram
2 sec

IV. SUDUT DIAM

FORMULA I −1 h −1 28,47 mm
tan = tan = 37,4°
r 37,15 mm
FORMULA II −1 h −1 22,1 mm
tan = tan = 31,67°
r 35,71 mm
FORMULA III −1 h −1 25,87 mm
tan = tan = 36,68°
r 33,58 mm

22
FORMULA KONTROL NEGATIF −1 h −1 22,5 mm
tan = tan = 37,19°
r 33,58 mm
V. UJI KOMPAKTIBILITAS

FORMULA I 33 ml−28 ml
x 100% = 17%
28 ml
FORMULA II 37 ml−35 ml
x 100% = 5,7%
35 ml
FORMULA III 38 ml−35 ml
x 100% = 8,5%
35 ml
FORMULA KONTROL NEGATIF 35 ml−33 ml
x 100% = 6,06%
33 ml

B. EVALUASI TABLET
I. UJI ORGANOLEPTIS

FORMULA FORMULA FORMULA FORMULA


PENGAMATAN
I II III KONTROL NEGATIF
Bentuk Tablet Tablet Tablet Tablet
Warna Putih Putih Putih Putih
Bau Tidak Tidak Tidak Tidak berbau
berbau berbau berbau

II. UJI KERAPUHAN

FORMULA I 4,86 g−4,82 g


x 100% = 0,84%
4,82 g
FORMULA II 5,40 g−5,30 g
x 100% = 2,00%
5,30 g
FORMULA III 4,80 g−4,63 g
x 100% = 3,8%
4,63 g
FORMULA KONTROL NEGATIF 4,80 g−4,78 g
x 100% = 2,41%
4,78 g

III. UJI KEKERASAN TABLET

FORMULA I FORMULA II FORMULA III FORMULA KONTROL

23
NEGATIF
45,5 N 30,5 N 25,3 N 43,5 N

IV. UJI WAKTU HANCUR

FORMULA I FORMULA II FORMULA III FORMULA KONTROL


NEGATIF
13 menit 11 menit 9 menit 15 menit

V. KESERAGAMAN BOBOT TABLET

FORMULA I
(bobot rata – rata = 0,54g)
NO BOBOT TABLET %PENYIMPANGAN
.
1. 0,54g 0,54−0,54
x 100% = 0%
0,54
2. 0,54g 0,54−0,54
x 100% = 0%
0,54
3. 0,53g 0,53−0,54
x 100% = -1,8%
0,54
4. 0,53g 0,53−0,54
x 100% = -1,8%
0,54
5. 0,55g 0,55−0,54
x 100% = 1,8%
0,54
6. 0,55g 0,55−0,54
x 100% = 1,8%
0,54
7. 0,53g 0,53−0,54
x 100% = -1,8%
0,54
8. 0,54g 0,54−0,54
x 100% = 0%
0,54
9. 0,54g 0,54−0,54
x 100% = 0%
0,54

24
10. 0,53g 0,53−0,54
x 100% = -1,8%
0,54

FORMULA II
(bobot rata – rata = 0,55)
NO BOBOT TABLET %PENYIMPANGAN
.
1. 0,55g 0,55−0,55
x 100% = 0%
0,55
2. 0,57g 0,57−0,55
x 100% = 3,6%
0,55
3. 0,56g 0,56−0,55
x 100% = 1,8%
0,55
4. 0,54g 0,54−0,55
x 100% = -1,8%
0,55
5. 0,55g 0,55−0,55
x 100% = 0%
0,55
6. 0,57g 0,57−0,55
x 100% = 3,6%
0,55
7. 0,54g 0,55−0,54
x 100% = 1,8%
0,54
8. 0,56g 0,56−0,55
x 100% = 1,8%
0,55
9. 0,54g 0,54−0,55
x 100% = -1,8%
0,55
10. 0,56g 0,56−0,55
x 100% = 1,8%
0,55

FORMULA III
(bobot rata-rata = 0,54g)
NO BOBOT TABLET %PENYIMPANGAN
.
1. 0,54g 0,54−0,54
x 100% = 0%
0,54
2. 0,53g 0,53−0,54
x 100% = -1,8%
0,54
3. 0,55g 0,55−0,54
x 100% = 1,8%
0,54

25
4. 0,54g 0,54−0,54
x 100% = 0%
0,54
5. 0,55g 0,55−0,54
x 100% = 1,8%
0,54
6. 0,54g 0,54−0,54
x 100% = 0%
0,54
7. 0,54g 0,54−0,54
x 100% = 0%
0,54
8. 0,53g 0,53−0,54
x 100% = -1,8%
0,54
9. 0,55g 0,55−0,54
x 100% = 1,8%
0,54
10. 0,53g 0,53−0,54
x 100% = -1,8%
0,54

FORMULA KONTROL NEGATIF


(bobot rata-rata = 0,55g)
NO BOBOT TABLET %PENYIMPANAN
.
1. 0,56g 0,56−0,55
x 100% = 1,7%
0,55
2. 0,54g 0,54−0,55
x 100% = -1,8%
0,55
3. 0,58 0,58−0,55
x 100% = 5,4 %
0,55
4. 0,57g 0,57−0,55
x 100% = 3,6%
0,55
5. 0,55g 0,55−0,55
x 100% = 0%
0,55
6. 0,55g 0,55−0,55
x 100% = 0%
0,55
7. 0,56g 0,56−0,55
x 100% = 1,7%
0,55
8. 0,55g 0,55−0,55
x 100% = 0%
0,55
9. 0,56g 0,56−0,55
x 100% = 1,7%
0,55
10. 0,55g 0,55−0,55
x 100% = 0%
0,55

26
VI. KESERAGAMAN UKURAN TABLET

FORMULA I FORMULA II
NO. Diameter Ketebalan NO. Diameter Ketebalan
1. 12mm 4,17mm 1. 12,11mm 4,91mm
2. 12,03mm 4,80mm 2. 12mm 4,51mm
3. 12,04mm 4,74mm 3. 11,97mm 4,89mm
4. 12mm 4,17mm 4. 12,02mm 4,8mm
5. 12mm 4,17mm 5. 12,08mm 4,39mm
6. 12,1mm 4,81mm 6. 12,06mm 4,52mm
7. 12,07mm 4,52mm 7. 11,97mm 4,62mm
8. 12,08mm 4,97mm 8. 12,04mm 4,93mm
9. 12,18mm 4,60mm 9. 12,03mm 4,67mm
10. 12,01mm 4,84mm 10. 12,03mm 4,84mm
Rata-rata= Rata-rata= Rata-rata= Rata-rata=
12,11mm 4,57mm 12,03mm 4,7mm
Keseragaman Ukuran Tablet: Keseragaman Ukuran tablet:
4 4
(t) = x 4,57mm = 6,9mm (t) = x 4,7mm = 6,26mm
3 3
(d) = 3 x 4,57mm = 13,71mm (d) = 3 x 4,7mm = 14,1mm
13,71mm 14,1 mm
Ukuran tablet: = 1,9 kali Ukuran tablet: = 2,25 kali
6,9mm 6,26 mm
FORMULA III FORMULA KONTROL NEGATIF
NO. Diameter Ketebalan NO. Diameter Ketebalan
1. 11,98mm 4,73mm 1. 12,04mm 4,99mm
2. 12,13mm 4,96mm 2. 12,02mm 4,86mm
3. 12,05mm 4,91mm 3. 12,08mm 4,43mm
4. 12,07mm 4,72mm 4. 12,03mm 4,75mm
5. 12,08mm 4,68mm 5. 12,01mm 4,63mm
6. 11,99mm 4,84mm 6. 12,13mm 4,44mm
7. 12,10mm 4,89mm 7. 12,11mm 4,88mm
8. 12,05mm 45,4mm 8. 12,07mm 4,87mm

27
9. 11,90mm 4,91mm 9. 12,10mm 4,73mm
10. 11,87mm 4,62mm 10. 12,06mm 4,67mm
Rata-rata = Rata-rata = Rata-rata = Rata-rata =
12,06mm 4,78mm 12,06mm 4,72mm
Keseragaman Ukuran Tablet: Keseragaman Ukuran Tablet:
4 4
(t) = x 4,78mm = 6,37mm (t) = x 4,72mm = 6,29mm
3 3
(d) = 3 x 4,78mm = 14,34 (d) = 3 x 4,72mm = 14,16mm
14,34 mm 14,16 mm
Ukuran tablet: = Ukuran tablet: =
6,37 mm 6,29 mm
2,25 kali 2,25 kali

28
BAB V

PENUTUP

A. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, dilakukan proses penyalutan tablet paracetamol
dengan salut film. Keuntungan dari salut film ini yaitu memperbaiki tampilan tablet,
memperlama waktu release tablet/waktu disolusi, dan sebagai perlindungan terhadap
lingkungan luar, misalnya terhadap cahaya dan udara luar. Setelah dilakukan
penyalutan film pada tablet, tablet di uji penyalutan terlebih dahulu yaitu seperti uji
organoleptis, keseragaman bobot, kekerasan, uji waktu hancur dan kerapuhan.
Hasil uji kekerasan tablet menunjukkan, kekerasan tablet Formula I adalah
yang tertinggi dengan nilai 45,5 Newton (4,64 Kp). Formula Kontrol Negatif
memiliki kekerasan yang cukup tinggi juga dengan nilai 43,5 Newton (4,44 Kp).
Sementara itu, Formula II memiliki kekerasan sedang dengan nilai 30,5 Newton (3,11
Kp), dan Formula III memiliki kekerasan yang paling rendah dengan nilai 25,3
Newton (2,58 Kp).
Berdasarkan data diatas, dapat disimpulkan bahwa Formula I dan Formula
Kontrol Negatif memiliki kekerasan yang memenuhi persyaratan atau bahkan
melebihi batas minimum yang ditetapkan. Namun, Formula II dan Formula III
memiliki kekerasan di bawah batas minimum yang diharapkan, yang dapat
menimbulkan kekhawatiran terkait kepadatan dan kemampuan tablet untuk bertahan
dalam penggunaan atau pengemasan yang normal..
Pada pengujian waktu hancur tablet ini bertujuan untuk mengetahui berapa
lama tablet tersebut hancur menjadi molekul-molekul yang siap untuk didistribusikan
di dalam tubuh. Untuk formula I 13 menit, formula II 11 menit, formula III 9 menit
dan kontrol negatif 15 menit. Hal ini sesuai dengan yang disyaratkan Farmakope
Indonesia Edisi 3, yaitu waktu hancur untuk tablet salut adalah kurang dari 15 menit.
Pengujian kerapuhan merupakan uji ketahanan permukaan tablet terhadap
gesekan yang dialami selama pengemasan, pengiriman dan penyimpanan. Tablet
dikatakan baik apabila kerapuhannya tidak lebih dari 1%. Pada pengujian kerapuhan
pada beberapa tablet paracetamol, diperoleh hasil kerapuhan untuk masing-masing
formula, yaitu formula I yaitu 0,84%, formula II yaitu 2%, formula III 3,8% dan

29
kontrol negatif 2,41%. Untuk formula II dan III tidak memenuhi persyaratan
dikarenakan bahan desintegran lebih tinggi dibandingkan Formula I, dan untuk
Formula Kontrol Negatif tidak menggunakan bahan desintegran.
Bobot tablet dipersyaratkan tidak lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobot
menyimpang dari bobot isi rata-rata lebih besar dari 10% dan tidak satu kapsul pun
yang bobot isinya menyimpang dari bobot isi rata-rata lebih besar dari 25% (PerKa
BPOM No.12 tahun 2014 (BPOM, 2014). Pada hasil uji keseragaman bobot tablet
paracetamol Formula I; Formula II; Formula III; dan Formula Kontrol Negatif lebih
dari tidak ada yang memenuhi syarat keseragaman bobot tablet.
Pengujian Selanjutnya yaitu keseragaman ukuran Tablet, Keseragaman ukuran
tablet diperoleh dengan tebal dan diameter tablet menggunakan jangka sorong. Pada
tablet paracetamol rata – rata tebal tablet formula I adalah 4,57mm; Formula II
4,7mm; Formula III 4,78mm; dan Kontrol Negatif 4,72mm. Sedangkan untuk
diameter pada Formula I 12,11mm: Formula II 12,03mm; Formula III 12,06mm;
Formula Kontrol Negatif 12,06mm. Ukuran tablet dari formula I, II, III, dan Kontrol
Negatif memenuhi ukuran syarat yang tertera pada Farmakope Indonesia III, yakni
diameter tablet tidak boleh lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3
kali tebal tablet.

B. KESIMPULAN
Hasil evaluasi sediaan tablet paracetamol yang telah kelompok kami buat, pada
hasil uji waktu alir granul, kompatibilitas granul, waktu hancur tablet, keseragaman
ukuran tablet, dan kerapuhan tablet memenuhi persyaratan. Sedangkan untuk kadar air
granul, dan keseragaman bobot tablet tidak memenuhi persyaratan. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa tablet paracetamol formula I, II, III, dan Kontrol Negatif dapat
dinyatakan tidak lolos. Hal ini dikarenakan kadar air granul dan rata – rata
penyimpangan keseragaman bobot Formula I, II, III, dan Kontrol negatif banyak yang
tidak memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan.

30
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Goeswin.2010.sediaan Farmasi Padat. Bandung : Penerbit ITB

BPOM RI, 2014, Persyaratan Mutu Obat Tradisional, Peraturan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan Republik Indonesia, Indonesia, p. 1–25.

Depkes RI., 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.

Depkes RI., 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.

Depkes RI., 2014. Farmakope Indonesia, Edisi V. Departemen Kesehatan Republik


Indonesia. Jakarta.

Depkes RI., 2020. Farmakope Indonesia, Edisi VI. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.

Lachaman, L., H. A. Liberman dan J.L. kanig (1986). Teori dan Praktek Farmasi Industri,
Edisi Ketiga. Jakarta : UI Press.

Lachman, L., Lieberman, H.A., dan Kanig, J.L., 1994, Teori dan Praktik Farmasi Industri,
Jilid II, Diterjemahkan oleh Suyatmi, S, Jakarta, UI Press, 187, 651-652, 702.

Samar A. Afifi, D. 2013. Comperative Evalution Of The Pharmaceutical And Chemical


Equivalence Of Some Cemmercial Brands Of Acetaminophen Tablets. Life
Science Journal; 10(3).

Sugiono, S. K.2016. Formulasi Tablet Paracetamol Menggunakan Tepung Bonggol Pisang


Kepok (Musa Paradisiaca Cv, Kepok) Sebagai Bahan Pengikat.

Voigt, R., 1984, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi IV, Diterjemahkan oleh Soendani
Noerono Soewandhani, R., UGM Press, Yogyakarta, 156-233.

Yunarto N. Formulation of Peperomia pellucida (L) Kunth extract tablet . Health Science
Journal of Indonesia. 2013;4(1):32-6.

31

Anda mungkin juga menyukai