DI SUSUN OLEH :
NIM : NH0519038
KELAS : FARMASI B
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
A. RANCANGAN FORMULA
Bahan (Formula mg)(%)
Metronidazole 500
PEG 1000 75
PEG 6000 25
Gliserin 2
B. PREFORMULASI
1. Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagaibobot dan bentuk, yang
diberikan melalui rectal, vagina dan uretra ( Dirjen POM. 2014: 16)
2. Keuntungan Suppositoria (Jhones, David. 2008: 157-158)
a. Bentuk sediaan rectal dapat memberikan efek local untuk mengobati
infeksi radang.
b. Bentuk sediaan rectal digunakan efek sistemik pada situasi di mana
penyerapan obat oral tidak dianjurkan seperti pasien yang tidak sadar,
pasien yang mudah muntah, obat yang rentan terhadap degradasi di
lambung dan obat yang eratur penyerapan di saluran cerna.
3. Tujuan Penggunaan
a. Efek Lokal
Pada umumnya digunakan untuk pengobatan wasir, konstipasi, infeksi
dubur. Zat aktif yang biasa digunakan:
1) Anastesi Lokal (Bezokain, tetrakain)
2) Adstrigen (ZnO, Bi-subgalat, Bi-subnitrat)
3) Vasokontriktor (efedrin HCL)
4) Analgesik (turunan salisilat)
5) Emollient (balsam peru untuk wasir)
6) Konstipasi (glisin bisakodil)
7) Antibiotika untuk infeksi
b. Masalah-masalah dalam pmbuatan suppositoria (Lachman. 1994: 1186)
1) Air dalam suppositoria
Pengunaan air sebagai pelarut untuk mencampurkan zat-zat dalam
basis suppositoria harus dihindari untuk alasan berikut:
a) Air mempercepat oksidasi lemak
b) Kecuali air berada dlaam jumlah lebih tinggi dari yang dibutuhkan
untuk melarutkan obat.
c) Reaksi antara bahan-bahan yang terdapat dalam suppositoria
seringkali disebabkan karena adanya air
A. Higroskopitas
Suppositoria gelatin yang mengandunggliserin kehilangan
lembab oleh penguapan iklim dan mengabsorbsi lembab dalam
kondisi kelembaban yang tingi.
B. Ketidakcampuran
Basis-basis PEG, tidak dapat tercampur dengan garam-garam
perak, asam nitrat, aminofilin, kinin, aspirin, benzokain, dan
sulfonamide.
C. Viskositas
Viskositas assa suppositoria yang mencair sangat penting
dalam pembuatan suppositoria dan proses pencairan dalam
rectum.
D. Kerapuhan
Basa-basa lemak sintesis dengan derajat hidrogenase yang
tinggi dan kandungan stearat yang tinggi dengan kandungan
padatan lebih tinggi pada temperature kamar, biasanya lebih
rapuh.
E. Kerapatan
Untuk menghitung jumlah obat tiap suppositoria, kerapatan
basi tersebut harus diketahui.
F. Pengemasan bobot dan volume
Masing-masing suppositoria rectal ketentuannya kurang lebih
5% dari bobot rata-ratanya.
G. Ketengikan dan antioksidan
Ketengikan disebabkan oleh antioksidan dan penguraian
berturut-turut dari lemak tidak jenuh menjadi aldehid jenuh
dengan BM kecil.
2) Metronidazole memiliki data fisiko kimia sebagai berikut:
Struktur metronidazol :
b. Perhitungan bahan
1 ovulae @ 5 gram dibuat 10 ovula = 5 gram x 10 = 50 gram = 50.000 mg
Metronidazole = 500 mg x 10 = 5 gram = 5000 mg
PEG 1000 75% = 75/100 x 50 g = 37,5 gram = 37500 mg
PEG 6000 25% = 25/100 x 50 g = 12,5 gram =12500 mg
Gliserin 2% = 2/100 x 50 g = 1 ml
Lachman. 1989. Teori dan Praktek Farmasi Industri edisi III. Jakarta: UI
Press