Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUIDA SEMISOLIDA NON STERIL

SUSPENSI ZINK OKSIDA DAN SUSPENSI REKONSTITUSI AMOKSISILIN

OLEH

KELOMPOK II – D SHIFT SENIN

META RAHMITA (10709011)

BAYU AHMAD RAMDANI (10709051)

HADIASTRI KUSUMAWARDHANI (10709072)

AMALIA DWI SANTIANI LUBIS (10709078)

NI WAYAN WIWIK WEDARIANI (10709089)

TANGGAL PERCOBAAN : 24 OKTOBER 2011

PENGUMPULAN LAPORAN : 31 OKTOBER 2011

LABORATORIUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUID-SEMISOLID

SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI

SEKOLAH FARMASI

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2011
SUSPENSI REKONSTITUSI AMOKSISILIN 120 mg/5 ml

I. Tujuan
1. Membuat sediaan suspensi rekonstitusi amoxicillin trihidrat dan menentukan hasil
evaluasi sediaan tersebut.
2. Menentukan formulasi yang baik untuk sediaan suspensi rekonstitusi amoxicillin
trihidrat.

II. Latar Belakang


Suspensi dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu suspensi yang siap digunakan atau yang
dikonstitusikan dengan sejumlah air untuk injeksi atau pelarut lain yang sesuai sebelum
digunakan. Suspensi yang direkonstitusikan adalah campuran sirup dalam keadaan kering
yang akan didispersikan dengan air pada saat akan digunakan dan dalam USP tertera
sebagai “for oral suspension”. Bentuk suspensi ini digunakan terutama untuk obat yang
mempunyai stabilitas terbatas di dalam pelarut air, seperti golongan antibiotika.
Persyaratan Sediaan Suspensi Rekonstitusi
1. Campuran serbuk/granul haruslah merupakan campuran yang homogen, sehingga
konsentrasi/dosis tetap untuk setiap pemberian obat.
2. Selama rekonstitusi campuran serbuk harus terdispersi secara cepat dan sempurna
dalam medium pembawa.
3. Suspensi yang sudah direkonstitusi harus dengan mudah didispersikan kembali dan
dituang oleh pasien untuk memperoleh dosis yang tepat dan serba sama.
4. Produk akhir haruslah menunjukkan penampilan, rasa, dan aroma yang menarik.

Ada 3 jenis sediaan suspensi rekonstitusi, yaitu Suspensi rekonstitusi yang berupa
campuran serbuk, suspensi rekonstitusi yang digranulasi, dan suspensi rekonstitusi yang
merupakan campuran antara granul dan serbuk.

Perbandingan Ketiga Jenis Suspensi Rekonstitusi


Jenis Suspensi Keuntungan Kerugian
Campuran serbuk Lebih ekonomis; resiko Terjadi mixing dan segregasi;
ketidakstabilan lebih rendah. kehilangan selama proses.
Campuran granul Penampilan lebih baik; Harga lebih mahal; efek panas dan
karakteristik aliran lebih baik; cairan penggranulasi pada obat
segregasi dan debu dapat dan eksipien.
ditekan.
Kombinasi antara Harga lebih murah; dapat Dapat terjadi segregasi campuran
serbuk dan granul menggunakan senyawa yang yang granular dan non-granular.
tidak tahan panas.

Pada praktikum kali ini akan dibuat suspensi rekonstitusi Amoxicillin trihidrat.
A. Efek Farmakologi

2
Amoxicillin digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram
negatif (Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Proteus mirabilis, Salmonella) dan
bakteri gram positif (Streptococcus pneumoniae, enterococci, staphylococci yang
menghasilkan nonpenicillinase, Listeria).
B. Dosis
Dosis umum pada dewasa untuk pengobatan infeksi saluran respirasi bagian bawah
adalah 875 mg setiap 12 jam atau 500 mg setiap 8 jam.

III. Permasalahan Farmasetika


a. Preformulasi Zat Aktif

Amoxicillin trihidrat
BM : 419,45
Struktur Molekul

C16H19N3O5S.3H20
Pemerian Serbuk hablur, putih;praktis tidak berbau (Farmakope Indonesia
IV, 1995, hal 95)
Kelarutan Sukar larut dalam air dan metanol; tidak larut dalam benzena,
dalam karbon tetraklorida dan dalam kloroform (Farmakope
Indonesia IV, 1995, hal 95)
Larut dalam 400 bagian air, 1000 bagian etanol, dan 200 bagian
metanol; praktis tidak larut dalam kloroform dan eter; larut dalam
hidroksida asam dan basa. (The Pharmaceutical Codex 1994, hlm.
729)
Stabilita  pH 3,5-6 (Farmakope Indonesia IV, 1995, hal. 96), jika tidak
digunakan buffer maka pH paling stabil di 5,8 ( The
Pharmaceutical Codex 1994, hlm. 730)
 untuk suspensi oral: 2-8 °C, tapi pendinginan tidak diperlukan
dan suspensi stabil selama 14 hari pada temperatur ruang atau 2-
8 °C (AHFS 2010, hal. 326)
 terhidrolisis pada asam dan basa (The Pharmaceutical Codex
1994, hlm. 730)
Kegunaan Antibiotika β-laktam untuk pengobatan infeksi yang disebabkan
oleh bakteri gram negatif dan gram positif.
Kesimpulan : Bentuk zat aktif yang digunakan Amoxicillin trihidrat
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat, pada suhu kamar tekendali (Farmakope
Indonesia IV, 1995, hal. 96)
Fungsi: Antibiotika β-laktam untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri
gram negatif dan gram positif.(British Pharmacopoeia 2008, Volume I, hal. 149) 3
b. Permasalahan Farmasetika
1. Rasa amoksisilin yang pahit dapat mengurangi kenyamanan pengguna dalam
mengkonsumsi obat ini
2. Amoksisilin mudah terhisdrolisis dalam suasana asam dan basa serta memeiliki
kelarutan terbatas/ sukar larut dalam air.
3. Sediaan amoksisilin trihidrat merupakan sediaan multi dose selain itu terdapat
komponen bahan alam seperti CMC Na, sehingga kemungkinan adanya
pertumbuhan mikroba cukup tinggi.
4. Amoksisilin merupakan suatu zat hablur, sehingga adhesivitasnya tinggi, hal ini
membuatnya mudah menempel di alat-alat saat pembuatan sediaan, misalnya
pada corong sehingga kemungkinan hilangnya zat aktif tinggi.

IV. Penyelesaian Masalah


a. Penyelesaian Masalah
1. Ditambahkan pemanis untuk menutupi rasa pahit amoksisilin.
2. Sediaan dibuat dalam bentuk suspensi rekonstitusi.
3. Ditambahkan zat anti mikroba (pengawet).
4. Proses pembuatan menggunakan teknik granulasi dimana zat aktif dibuat dalam
massa granul.

b. Preformulasi Eksipien
1. CMC Na FSH
BM: 90000-700000
Struktur Molekul

Pemerian Serbuk granul putih atau hampir putih, tidak berbau, tidak
memiliki rasa. (Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed., hal.
134)
Kelarutan Praktis tidak larut dalam asam encer dan pelarut organik. Larut
sebagian dalam larutan alkali encer dan air. (Handbook of
Pharmaceutical Excipients, 6th ed., hal. 134)
Stabilita Higroskopis, stabil pada pH 3.5-11. (Handbook of Pharmaceutical
Excipients, 6th ed., hal. 134)
Inkompatibilitas: Inkompatibel dengan oksidator kuat. (Handbook of Pharmaceutical
Excipients, 6th ed., hal. 134)
Penyimpanan: Disimpan dalam wadah tertutup rapat dalam keadaan sejuk dan kering
(Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed., hal. 134)
Fungsi: Suspending Agent. (Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed., hal. 134) 4
2. Polivinil Pirolidone (PVP)
Struktur Molekul

(C6H9NO)n
Pemerian Serbuk halus, putih, tidak berbau atau hampir berbau,;
higroskopis. (Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed., hal.
582)
Kelarutan Mudah larut dalam asam, kloroform, etanol, keton, metanol, dan
air. Praktis tidak larut dalam eter, hidrokarbon, dan minyak
mineral. (Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed., hal. 582)
Stabilita Higroskopis, tidak terdekomposisi atau terdegradasi pada kondisi
normal. (Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed., hal. 583)
Inkompatibilitas: Kompatibel pada larutan dengan garam anorganik, resin, dan zat
kimia lain. Aktivitas beberapa pengawet dapat dipengaruhi karena membentuk
kompleks dengan povidone. (Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed., hal. 583)
Penyimpanan: Dalam wadah kedap udara pada tempat kering dan sejuk. (Handbook of
Pharmaceutical Excipients, 6th ed., hal. 583)
Fungsi: Pengikat massa granul. (Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed., hal.
582)
3. Natrium Benzoat
BM=144,11
Struktur Molekul C7H5NaO2

Pemerian Granul atau serbuk higroskopik, tidak berbau atau berbau lemah,
rasa tidak enak dan sedikit asin.
Kelarutan larut 1 dalam 1,8 bagian air pada suhu 20°C
Stabilita Tidak stabil terhadap cahaya namun stabil terhadap panas
(Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed., hal. 628)

Inkompatibilitas tidak kompatibel dengan senyawa-senyawa kuarterner, gelatin,


garam-garam besi, kalsium, dan logam berat. Kemampuannya
sebagai pengawet dapat berkurang apabila digunakan bersamaan
dengan kaolin atau surfaktan nonionik.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients, hal. 662 - 663)

Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat di tempat dingin dan kering. (Handbook of
Pharmaceutical Excipients, 6th ed., hal. 628)
Fungsi: Pengawet antimikroba (Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed., hal.
627) 5
4. Sukrosa
BM=342,30
Struktur Molekul

C12H22O11
Pemerian kristal tidak berwarna, sebagai massa kristalin atau bongkahan,
atau sebagai serbuk kristalin putih, tidak berbau dan berasa manis.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed., hal. 744)
Kelarutan Larut baik dalam air yaitu 1 dalam 0,5 bagian air pada suhu kamar
atau 1 dalam 0,2 bagian air pada suhu 100 0C, tetapi relatif lambat.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed., hal. 745)
Stabilita Sukrosa cukup stabil pada temperatur kamar dengan kelembaban
relatif sedang. Sukrosa dapat mengabsorpsi kelembaban hingga
1% yang akan dilepaskan pada pemanasan hingga suhu 90 0C.
Sukrosa dapat mengalami karamelisasi ketika dipanaskan pada
suhu diatas 160 0C. Larutan sukrosa encer rentan terhadap
fermentasi oleh mikroorganisme tetapi tahan terhadap
dekomposisi pada konsentrasi yang lebih tinggi. (Handbook of
Pharmaceutical Excipients, 6th ed., hal. 745-746)
Inkompatibilitas Serbuk sukrosa dapat terkontaminasi oleh cemaran logam berat
yang dapat menyebabkan inkompatibilitas dengan bahan aktif.
Sukrosa juga dapat terkontaminasi oleh sulfit, dimana dengan
kadar sulfit yang tinggi dapat terjadi perubahan warna pada tablet
salut sukrosa. Jika terdapat asam encer atau terkonsentrasi,
sukrosa akan terhidrolisis atau terinversi membentuk dekstrosa
dan fruktosa (gula invert). Sukrosa dapat menyerang wadah
aluminium. (Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed., hal.
746)
Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat di tempat sejuk dan kering. (Handbook of
Pharmaceutical Excipients, 6th ed., hal. 746)
Fungsi: Pemanis (Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed., hal. 744)
5. Etanol
BM=45

6
Struktur Molekul

C2H5OH
Pemerian Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna; bau khas dan
menyebabkan rasa terbakar pada lidah; mudah terbakar.
(Farmakope Indonesia ed. IV, 1995, hal 63)
Kelarutan Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua
pelarut organik. (Farmakope Indonesia ed. IV, 1995, hal 63)
Stabilita Dapat disterilisasi dengan autoklaf (Handbook of Pharmaceutical
Excipients 6th ed., 2009, hal 17)
Inkompatibilitas Pada pH asam dapat bereaksi dengan oksidizing agent; dapat
mengendapkan garam organik atau akasia; tidak kompatibel
dengan wadah aluminium. (Handbook of Pharmaceutical
Excipients 6th ed., 2009, hal 17)
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, jauh dari api. (Farmakope Indonesia
ed. IV, 1995, hal 64)
Fungsi Pembentuk massa granul.
6. Aquades
BM=18
Struktur Molekul

H2O
Pemerian Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa.
(Farmakope Indonesia, ed. III, hal. 96)
Kelarutan Dapat bercampur dengan hampir semua pelarut polar.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed., hal. 766)
Stabilita Stabil secara kimiawi pada berbagai wujud fisis. (Handbook of
Pharmaceutical Excipients, 6th ed., hal. 766)
Inkompatibilitas Mengalami reaksi hidrolisis dengan senyawa obat. Dapat bereaksi
dengan logam alkali dan oksida logam alkali seperti kalsium
dioksida dan magnesium dioksida. Bereaksi juga dengan garam
anhidrat membentuk garam hidrat dan juga dengan senyawa
organik lain dan kalsium karbida. (Handbook of Pharmaceutical
Excipients, 6th ed., hal. 768) 7
Penyimpanan Dalam wadah terutup baik. (Farmakope Indonesia, ed. III, hal. 96)
Fungsi Pembawa. (Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed., hal.
768)
V. Kesimpulan Formula
No Bahan Jumlah Fungsi
1. Amoxicillin 250 mg/5 mL Zat aktif, antibiotik
2. CMC Na FSH 1,5% Suspending agent
3 PVP 2% Pengikat massa granul
4. Natrium benzoat 0,1% Pengawet
5. Sukrosa 60% Pemanis
6. Etanol qs Pembentuk massa granul.
7. Essens Stroberi 0,1% Perasa
8. Allura red AC 0,1% Pewarna
9. Aquades Ad to 60 mL Pembawa
VI. Penimbangan
Dosis : 250 mg/5 mL
Jumlah sediaan yang dibuat : 1 botol
Volume sediaan per botol : 61,8 mL (ditambah 3% vol. terpindahkan)
Volume sediaan yang dibuat : 180 mL (3 botol)
No Bahan Jumlah
1. Amoxicillin trihidrat 10,331 g
2. CMC Na FSH 2,7 g
3 PVP 3,6 g
4. Natrium Benzoat 180 mg
5. Sukrosa 108 g
6. Etanol qs
7. Essens Stroberi 180 mg
8. Allura red AC 180 mg
Catatan : jika yang tersedia adalah amoksisilin anhidrat maka jumlah yang ditimbang adalah 9 gram.

VII. Perhitungan
1. Teoritis
Massa amoksisilin trihidrat = 10,331 g
Massa eksipien :
PVP + Na Benzoat + Sukrosa + Essens Stroberi + Allura Red = 112,14 g
Massa granul total = 112,14 + 10,331 = 122,471 g
Volume total = 180 mL (3 botol)
2. Pembuatan
Massa granul yang didapat = 113,47 gram
Massa suspending agent (CMC Na FSH) = 2,7 g
Kadar air = 1,86 % = 0,0186
Sisa ruang kosong pada botol = 100% - kadar air = 0,9814

0,9814 x (113 , 47 g+2 , 7 g ) x 3 botol


Jumlah botol = = 2,7927 botol
122,471

8
100
( ) x 113 , 47
Berat granul tiap botol = 98 , 14 = 41,4 gram (untuk 60 mL sediaan)
2,7927
Untuk 61,8 mL sediaan per botol (memperhitungkan volume terpindahkan), maka
berat granul tiap botol ditambah 3% :
Berat granul = (3% x 41,4) + 41,4 = 42,642 gram (ad to 61,8 mL)

VIII. Prosedur
1. Timbang masing-masing bahan sebanyak yang dibutuhkan.
2. Tara 2 botol kemasan masing-masing 61,8 mL dengan aquades, keringkan.
3. Haluskan (gerus) masing-masing bahan pada mortar, dimulai dari 108 g sukrosa
untuk menutupi pori mortar terlebih dahulu, dilanjutkan dengan penambahan
amoksisilin trihidrat 10,331 g, PVP 3,6 g, dan natrium benzoat 180 mg, gerus sampai
halus.
4. Larutkan Allura Red AC 180 mg dengan sedikit etanol, campurkan ke dalam mortar.
5. Larutkan Essens Stroberi 180 mg dengan sedikit etanol, campurkan ke dalam mortar.
6. Gerus campuran di dalam mortar sambil menambahkan etanol sedikit demi sedikit
dengan pipet sampai terbentuk massa yang dapat digranulasi.
7. Massa granul diayak, catat massa granul yang didapat, kemudian keringkan sampai
kadar air < 2%.
8. Setelah kadar air granul sesuai, campurkan granul dengan 2,7 g CMC Na FSH yang
telah ditimbang.
9. Masukkan campuran granul-fines ke dalam masing-masing botol sejumlah yang
terhitung dari hasil perhitungan.
10. Botol ditutup, beri etiket dan masukkan ke wadah sekundernya.
11. Sediaan dievaluasi.

IX. Evaluasi Sediaan


No Evaluasi dan Prinsip Hasil Evaluasi Syarat
1 Organoleptik (Bau, Rasa, dan Sediaan berbau Sediaan berbau jeruk,
Warna) stroberi, rasa rasa manis, dan warna
manis, dan warna merah.
merah.
2 Volume Sedimentasi Hv/Ho = 6,5/14 = Hv/Ho = 1 atau
Amati dan ukur Hv / Ho pada 0,464 pada hari mendekati 1, sediaan
tabung sedimentasi pada kedua, sediaan dapat redispersable.
waktu 10’, 20’, 30’, 60’, 2 jam, 1 redispersable.
hari, dan 2 hari.
3 Volume Terpindahkan 61 mL Volume sediaan tidak
Volume sediaan diukur dengan kurang dari 100% dan
gelas ukur dan dibandingkan rata-rata volume dari 10
dengan volume yang tertera sediaan tidak ada yang
pada etiket. kurang dari 95%.
4 Waktu Rekonstitusi 1 menit Tidak lebih dari 1 menit

9
Sediaan direkonstitusi sampai
batas tara kemudian waktu
sampai serbuk terdispersi
sempurna diukur.

5 Viskositas Tidak dilakukan - -


Viskositas sediaan ditentukan dispensasi
dengan viskometer Brookfield.
6 Penetapan Kadar Tidak dilakukan - Kadar zat aktif sesuai
dispensasi dengan yang tertera pada
etiket (24 mg/mL)
7 Penetapan pH sediaan 5,29 pH sediaan antara 3.5-
pH sediaan ditentukan dengan 6,5.
pH indikator universal.
8 Penetapan Kadar Air 1,86% <2%
Dilakukan pengukuran kadar
air massa granul sediaan.
9 Pertumbuhan Mikroba Tidak dilakukan - Tidak ada pertumbuhan
Sediaan disimpan dan diamati dispensasi mikroba.
ada tidaknya pertumbuhan
mikroba.

X. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan sediaan suspensi rekonstitusi
amoxicillin trihidrat. Pertama-tama seluruh alat dan bahan yang akan digunakan
disiapkan, dan bahan ditimbang sesuai jumlah sediaan yang akan dibuat. Wadah sediaan
kemudian ditara sesuai jumlah sediaan yang akan dibuat, dilebihkan 3% untuk
memperhitungkan volume terpindahkan. Selanjutnya, dibuat larutan baku flavouring
agent, yaitu dengan melarutkan essens stroberi dan pewarna Allura red masing-masing
dalam etanol.

Setelah semua alat dan bahan disiapkan masing-masing bahan digerus pada mortar
dimulai dari sukrosa untuk menutupi pori mortar terlebih dahulu, dilanjutkan dengan
penambahan amoksisilin trihidrat, PVP, dan natrium benzoat, seluruh bahan digerus
sampai halus. Penambahan sukrosa berfungsi sebagai pemanis untuk memperbaiki rasa
sediaan yang tidak enak, hal ini bertujuan meningkatkan kenyamanan pengguna. PVP
berfungsi sebagai pengikat massa granul karena jenis suspensi amoxicillin ini adalah
suspensi rekonstitusi yang merupakan campuran serbuk dan granul. Bentuk sediaan yang
dibuat merupakan sediaan multi dose, sehingga untuk meningkatkan keamanan produk
dari kontaminasi mikroba perlu dilakukan penambahan pengawet, yaitu natrium benzoat.
Proses selanjutnya, pewarna Allura red dan essens stroberi yang sebelumnya telah dibuat
larutan baku dicampurkan ke dalam mortar sambil diaduk perlahan, sampai dicapai
warna dan aroma yang diinginkan. Setelah semua bahan tercampur rata, perlahan-lahan
dimasukkan etanol sampai terbentuk massa yang dapat digranulasi.

10
Sediaan kemudian diayak menggunakan pengayak agar diperoleh ukuran granul
yang lebih homogen. Granul yang telah diayak diuji kadar airnya menggunakan alat
penetapan kadar air granul, jika didapat kadar air granul masih lebih dari 2%, maka granul
yang didapat harus dikeringkan terlebih dahulu, hingga didapat granul dengan kadar air
kurang dari 2%. Granul yang kadar airnya telah kurang dari 2% kemudian ditimbang untuk
mengukur massa granul yang didapat dan kemudian dipakai untuk menentukan jumlah
CMC Na FSH yang dibutuhkan untuk sediaan ini. CMC Na FSH disini berfungsi sebagai
suspending agent. Selanjutnya CMC Na FSH yang telah ditimbang dicampurkan dengan
bahan-bahan lainnya. Granul yang telah siap dimasukkan ke dalam wadah, kemudian
diberi etiket dan siap dievaluasi.
Pada proses pembuatan sediaan suspensi rekonstitusi amoxicillin trihidrat ini
beberapa titik kritis yang harus diperhatikan, yaitu penambahan larutan PVP dan etanol
harus dilakukan tetes demi tetes sampai terbentuk massa granul yang baik, yaitu granul
tersebut dapat dibentuk-bentuk menggunakan tangan namun tetap dapat dihancurkan
kembali. Selanjutnya kadar air granul juga harus diperhatikan, yaitu harus berada
dibawah 2% untuk mencegah terjadinya hidrolisis dari zat aktif akibat adanya air.
Evaluasi yang dilakukan meliputi organoleptik, volume sedimentasi, volume
terpindahkan, waktu rekonstitusi, pH, dan penetapan kadar air. Dari organoleptik,
sediaan sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan, yaitu berwarna merah, berbau jeruk
dan rasanya manis. Volume terpindahkan sediaan setelah direkonstitusi adalah 61 mL
yang berarti memenuhi syarat yaitu di antara rentang 95-105%. Kadar air granul pun
memenuhi syarat yaitu berada pada angka 1,86%, tidak lebih dari 2% seperti yang
dipersyaratkan. Selain itu, pH sediaan tidak bermasalah karena tidak terlalu asam atau
basa, yaitu sebesar 5,29.
Hasil evaluasi yang perlu diperhatikan pada percobaan ini adalah waktu rekonstitusi
dan volume sedimentasi. Pada pengamatan hari kedua setelah pembuatan sediaan,
tinggi sedimentasi terukur 6,5 cm dari tinggi awal 14 cm. Ini berarti Hv/Ho dari suspensi
sebesar 0,464, angka ini cukup jauh dari nilai Hv/Ho ideal yaitu 1, namun sediaan masih
dapat diredispersikan setelah dikocok ulang yang mengindikasikan tipe sediaan suspensi
adalah suspensi deflokulasi. Ditinjau dari segi waktu rekonstitusi, sediaan membutuhkan
waktu 1 menit untuk terdispersi sempurna di dalam pembawanya, angka ini cukup untuk
memenuhi waktu yang diharapkan yaitu 1 menit.
Dari hasil evaluasi yang didapat, maka disimpulkan bahwa sediaan suspensi
rekonstitusi amoxicillin trihidrat ini memenuhi syarat.

XI. Analisis Titik Kritik Pembuatan Sediaan


 Penambahan larutan PVP dalam etanol tetes demi tetes sampai terbentuk massa
granul.
 Kadar air dalam massa granul harus di antara 1 – 2 % untuk mencegah terjadinya
hidrolisis dari zat aktif akibat adanya air.

XII. Kesimpulan
1. Hasil evaluasi sediaan meliputi:
a. Organoleptik : warna merah, wangi jeruk, rasa manis

11
b. Hv/Ho : 0,424 (redispersable)
c. Volume terpindahkan : 61 mL
d. Waktu rekonstitusi : 1 menit
e. pH : 5,29
f. Penetapan kadar air : 1,86%

2. Kesimpulan formula sediaan sirup rekonstitusi amoksisilin trihidrat :

No Bahan Jumlah Fungsi


1. Amoxicillin trihidrat 250 mg/5 mL Zat aktif, antibiotik
2. CMC Na FSH 1,5% Suspending agent
3 PVP 2% Pengikat massa granul
4. Natrium benzoat 0,1% Pengawet
5. Sukrosa 60% Pemanis
6. Etanol qs Pembentuk massa granul.
7. Essens Stroberi 0,1% Perasa
8. Allura red AC 0,1% Pewarna
9. Aquades Ad to 60 mL Pembawa
XIII. Pustaka Acuan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia,. edisi IV.
Jakarta : Departemen Kesehatan.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia,. edisi III.
Jakarta : Departemen Kesehatan.
Rowe, Raymond C..2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients. London :
Pharmaceutical Press.
The Pharmaceutical Codex 1994
British Pharmacopoeia 2008

12

Anda mungkin juga menyukai