JURUSAN FARMASI
SEDIAAN SUPPOSITORIA
HASNIATI (PO713251181013)
HILMAYANA (PO713251181015)
KELOMPOK : A1 / 2
JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
2020
MASTER FORMULA
A. Formula Asli
Ethylaminobenzoate 0,5
Sig. As directed
B. Rancangan Formula
1. Aethylis aminobenzoat 20 mg
2. Gliserin 60%
3. Gelatin 20%
4. Air 20%
C. Master Formula
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mempelajari cara peracikan obat ini ditentukan dalam salah satu mata
produksi sediaan farmasi solida, liquida, semi solida dan sediaan steril (Anief M,
2006).
Salah satu bentuk sediaan yang jarang dijumpai di pasaran yaitu sediaan
suppositoria. Kebanyakan orang lebih memilih obat yang dikonsumsi secara oral
karena dipikir lebih aman dan praktis dibandingkan sediaan suppositoria yang
beberapa fungsi yang tidak dimiliki oleh sediaan oral pada umumnya, seperti
suppositoria tidak dapat dirusak oleh enzim pada sistem pencernaan karena
sebagai pelindung jaringan setempat dan sebagai zat pembawa terapeutik yang
bersifat lokal atau sistemik, ketika bahan obat diberikan dalam bentuk
1975).
Basis gliserin dapat dipergunakan untuk semua tipe suppositoria terutama
rektum menghasilkan pengobatan yang perlahan untuk jangka waktu yang lama.
B. Tujuan Praktikum
basis gliserin-gelatin.
C. Maksud Praktikum
D. Prinsip Percobaan
Dengan mencampurkan obat yang telah dilarutkan dengan sebagian air atau
gliserin yang disisakan dengan massa yang sudah dingin, bila jumlah obat sedikit
akan dikurangkan pada berat air dan bila obat banyak maka dikurangkan dari
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
dan bentuk yang diberikan melalui rektal, vagina atau urethra. Umumnya meleleh,
melunak atau melarut dalam suhu tubuh. Suppositoria dapat bertindak sebagai
pelindung jaringan setempat, sebagai pembawa zat terapeutik yang bersifat lokal
vagina atau uretra, seperti penyakit hemoroid, wasir, ambeien dan infeksi
lainnya.
b. Juga secara rektal digunakan distribusi sistemik, karena dapat diserap oleh
c. Apabila dalam penggunaan obat per oral tidak memungkinkan, seperti pasien
d. Aksi kerja awal akan diperoleh secara cepat, karena obat diabsorpsi melalui
e. Bahan dasar ini juga dapat digunakan untuk pembuatan urethra suppositoria
dengan formula : gelatin 20, gliserin 60, dan aqua yang mengandung obat 20.
Keuntungan : dapat diharapkan berefek yang cukup lama, lebih lambat melunak,
Kerugian : cenderung menyerap uap air karena sifat gliserin yang higroskopik
untuk melindunginya dari udara lembab supaya terjaga bentuk dan konsistensinya
(Syamsuni A, 2005).
gelatin, yaitu : panasi dua bagian gelatin dengan empat bagian air dan lima bagian
gliserin sampai diperoleh massa yang homogeny. Tambahkan air panas sampai
diperoleh isi sebagian. Biarkan massa cukup dingin dan tuangkan dalam cetakan
dilarutkan atau digerus dengan serbuk air atau gliserin yang disisakan dan
gelatin terdiri dari campuran : gliserin10%, gelatin 20%, dan air 10%. Obat yang
dilarutkan atau digerus dengan sebagian air atau gliserin yang disisakan dan
dicampur pada massa yang sudah dingin, bila jumlah obatnya sedikit maka
dikurangkan pada berat air dan bila obatnya banyak maka dikurangkan dari berat
Zat aktif benzokain pada suppositoria ini digunakan untuk pengobatan wasir,
konstipasi, dan infeksi dubur. Untuk mendapatkan efek langsung pada rektal,
biasanya untuk menghilangkan rasa sakit dan iritasi karena sakit hemoroid. Maka
sakit dan iritasi pada penderita hemoroid. Digunakan basis gliserin-gelatin pada
sediaan ini karena bentuk basis ini lebih lunak dibanding basis oleum cacao
sehingga hanya digunakan melalui vagina dan urethra. Selain itu, basis ini juga
melarut dan bercampur dengan cairan tubuh lebih lambat dibandingkan oleum
B. Uraian Bahan
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol
kekuningan pucat.
Kegunaan : Pelarut.
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Batang pengaduk
b. Cawan porselin
c. Cetakan suppositoria
d. Gelas arloji
e. Kulkas
f. Penangas air
g. Sendok porselin
h. Timbangan analgetik
2. Bahan
a. Benzokain
b. Gelatin
c. Gliserin
d. Aquadest
B. Perhitungan Bahan
Perhitungan Kalibrasi :
1. Perhitungan kalibrasi :
70
a. Gliserin : x 10 g = 7 g
100
20
b. Gelatin : x 10 g = 2 g
100
10
c. Air : x 10 g = 1 g → 1 ml
100
B
df =
( A−C ) +B
0,05
=
( 4,92 – 4,86 ) +0,05
= 0,88
B
Nilai tukar =
df
0,05
=
0,88
= 0,05
( 4,92 – 4,86 )
= 100 +1
( 4,86 ) . ( 0,40 )
= 3,09
= 3,09 + 0.05
= 3,14
0,05
= x 100%
4,92
= 1,01 %
Ket :
F : Nilai tukar
E : Berat basis
70
1. Gliserin = x 42,32 g = 29,62 g
100
20
2. Gelatin = x 42,32 g = 8,464 g
100
10
3. Air = x 42,32 g = 4,232 g
100
C. Cara Kerja
1. Prosedur kalibrasi :
gliserin-gelatin, diaduk.
c. Diturunkan campuran dari tangas air lalu diaduk hingga homogen, selagi
pendingin.