Anda di halaman 1dari 15

BAB III

TINJAUAN INSTANSI TEMPAT PKL

A. Waktu, Tempat dan Teknis Pelaksanaan

Praktek Kerja Lapangan (PKL) di RSUD dilaksanakan mulai dari 12 April – 7

Mei 2021 yang di laksanakan di RSUD Labuang Baji Jl.DR, Ratulangi No 81

Makassar. Dimana pelaksanaannya di bagi masing-masing depo yang ada di

RSUD Labuang baji sesuai dengan jadwal yang di bagikan oleh pihak koordinator

kemahasiswaan RSUD Labuang Baji dan telah di jelaskan tata tertib yang berlaku

di RSUD Labuang Baji pada pembekalan PKL.

B. Sejarah RSUD Labuang Baji

RSUD Labuang Baji Makassar didirikan pada tahun 1938 oleh Zending Gereja

Genoformaf Surabaya, Malang dan Semarang sebagai rumah sakit Zending. RSUD

Labuang Baji diresmikan pada tanggal 12 Juni 1938. Pada masa perang dunia ke

II, rumah sakit ini digunakan oleh pemerintah Kotapraja Makassar untuk

menampung penderita korban perang. Pada tahun 1946-1948, RSUD Labuang Baji

mendapat bantuan dari pemerintah Negara Indonesia Timur (NIT) dengan

merehabilitasi gedung-gedung yang hancur akibat perang.

Kapasitas tempat tidur yang tersedia pada saat diresmikan adalah 25 tempat

tidur. Pada tahun 1949- 1951, Zending mendirikan bangunan permanen sehingga
kapasitas tempat tidur menjadi 170 tempat tidur (TT). Pada tahun 1952-1955, oleh

pemerintah daerah Kotapraja Makassar diberikan tambahan beberapa bangunan

ruangan, sehingga kapasitas tempat tidur bertambah menjadi 190 TT. Sejak saat

itulah (1955) RSUD Labuang Baji dibiayai oleh pemerintah daerah tingkat I

Sulawesi Selatan.

Pada tahun 1960, oleh Zending RSUD Labuang Baji diserahkan kepada

pemerintah daerah tingkat I Sulawesi Selatan dan dikelola oleh Dinas Kesehatan

Provinsi Sulawesi Selatan dengan akreditasi rumah sakit tipe C. Terhitung mulai

tanggal 16 januari 1996, melalui Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan No. 2

Tahun 1996, kelas rumah sakit ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas B.

C. Tujuan Pendirian RSUD Labuang Baji

1.Tujuan Umum

Memberikan pelayanan kesehatan paripurna yang berkualitas dan memuaskan

kepada pasien atau pelanggan berdasarkan keilmuan dengan landasan moral dan

etika.

2.Tujuan khusus

1. Meningkatkan Pembinaan dokter dan dokter spesialis yang professional, visioner,

inovatif, dan berakhlak mulia.

2. Meningkatkan pengembangan SDM yang berkesinambungan.


3.Mengembangkan pelayanan rumah sakit seiring perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi.

4.Meningkatkan kualitas dan mempertahankan standar pelayanan Rumah Sakit.

5.Melakukan kerja sama dengan lembaga instititusi pendidikan, terutama di bidang

kesehatan

D. Visi Dan Misi RSUD Labuang Baji

Visi : Mewujudkan rumah sakit mandiri dengan pelayanan kesehatan

paripurna, profesional menggunakan teknologi tepat guna untuk

mencapai kepuasan bersama


   
Misi : Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau

oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat.

E. Motto Rsud Labuang Baji

" SIPAKABAJI " ( Siap dengan pelayanan komunikatif, bermutu, aman, jujur dan

ikhlas )

F.Pelayanan Di Rsud Labuang Baji


1.      Alur Pelayanan Resep Pasien Umum :

a.     Pasien mengambil nomor dan menuliskannya pada resep.

b.     Resep diserahkan kepada petugas farmasi.

c.     Petugas farmasi membaca resep kemudian diberi harga.

d.     Petugas farmasi memberikan tanda bukti pembayaran kepada pasien

e.     Jika terdapat obat yang tidak tersedia di depo maka dibuat copy resep.

f.      Jika sudah dibayar, maka dilakukan pengkajian resep

g.     Jika sudah sesuai, obat disiapkan sesuai resep oleh petugas farmasi sesuai dengan

Protap Penyiapan Obat.

h.     Obat diserahkan kepada pasien oleh petugas farmasi disertai informasi obat

2.      Alur Pelayanan Resep Pasien Jamkesmas

a.    Pasien mengambil nomor dan menuliskannya pada formulir resep Jamkesmas.

b.    Pasien menyerahkan formulir resep disertai dengan Surat Jaminan Pelayanan (SJP)

dan Surat Keabsahan Peserta (SKP) Jamkesmas.

c.    Petugas farmasi memeriksa kelengkapan berkas tersebut.

d.    Apabila terdapat kekurangan berkas maka pasien diminta untuk melengkapi

kekurangan tersebut.

e.     Resep yang telah memenuhi persyaratan adminstrasi, dilakukan pengkajian resep

sesuai dengan Prosedur Tetap Pengkajian Resep.


f.   Jika sudah sesuai, kemudian oleh petugas farmasi disiapkan obat-obatannya sesuai

dengan Protap Penyiapan Obat.

g.   Pemberian obat-obatan diutamakan obat generik tetapi apabila tidak ada obat

generiknya maka ditanyakan kepada dokter konsulennya apakah bisa diganti dengan

obat lain dengan indikasi yang sama atau jika memang harus dengan obat tersebut

maka diresep harus diberi keterangan mengenai diagnosis penyakit dan alasan

diberikan obat tersebut serta harus ditandatangani oleh dokter spesialis. Obat tersebut

harus mendapatkan persetujuan dari direktur atau wadir pelayanan apakah obat

diberikan sesuai resep atau tidak.

h.     Obat diserahkan kepada pasien oleh petugas farmasi disertai informasi obat

3. Alur Pelayanan Resep Peserta Askes

a.     Pasien mengambil nomor dan menuliskannya pada resep yang dibuat rangkap dua

dan telah diverifikasi oleh PT. ASKES serta telah dilengkapi Surat Jaminan

Pelayanan (SJP) PT. ASKES.

b.    Petugas farmasi memeriksa kelengkapan berkas tersebut.

c.    Apabila terdapat kekurangan berkas maka pasien diminta untuk melengkapi

kekurangan tersebut.

d.    Petugas farmasi melakukan entry data Selain itu, dilakukan pengecekan apakah obat

dalam resep termasuk dalam Daftar Plafon Harga Obat (DPHO) ASKES atau tidak.

e.    Obat yang tidak termasuk dalam Daftar Plafon Harga Obat (DPHO) PT. ASKES di

buat copy resep.


f.      Untuk obat yang terdapat dalam Daftar Plafon Harga Obat (DPHO) PT. ASKES

tetapi melebihi peresepan maksimal dan untuk obat-obat khusus harus dilengkapi

dengan protokol terapi yang ditanda tangani oleh dokter yang memberikan terapi dan

disetujui oleh PT. ASKES.

g.   Apabila obat telah mendapat persetujuan dari petugaS PT. ASKES maka dilakukan

pengkajian resep. Jika sudah sesuai, kemudian oleh petugas farmasi disiapkan obat-

obatannya

h.   Obat diserahkan kepada pasien oleh petugas farmasi disertai informasi obat sesuai

dengan Protap Penyerahan Obat.

4.Alur Pelayanan Resep Peserta Jamsostek

a.     Pasien menyerahkan resep disertai dengan berkas persyaratan kepada petugas

farmasi (foto copy surat jaminan dari Jamsostek dan foto copy Kartu Peserta

Jamsostek).

b.     Petugas farmasi memeriksa kelengkapan resep dan berkas tersebut.

c.    Apabila ada kekurangan berkas maka pasien diminta untuk melengkapi kekurangan

berkas tersebut.

d.    Resep yang telah lengkap kemudian diverifikasi apakah obat termasuk dalam daftar

obat Jamsostek atau tidak.

e.    Obat yang tidak termasuk dalam daftar obat Jamsostek diberi harga dan ditanyakan

kepada pasien, apakah akan dibeli atau tidak.


f.      Apabila semua obat telah mendapat persetujuan dari pasien baik yang termasuk

daftar obat Jamsostek atau tidak, maka dilakukan pengkajian resep sesuai dengan

Prosedur Tetap Pengkajian Resep. Jika sudah sesuai, kemudian oleh petugas farmasi

disiapkan obat-obatannya sesuai dengan Protap Penyiapan Obat

g.   Obat diserahkan kepada pasien oleh petugas farmasi disertai informasi obat sesuai

dengan Protap Penyerahan Obat.

G. Pengelolaan

1. Sumber Daya Manusia ( SDM )

Sumber daya manusia rumah sakit terdiri dari tenaga kesehatan dan non

kesehatan. Sumber daya manusia rumah sakit adalah aset rumah sakit  yang sangat

berharga karena manusialah yang mengendalikan seluruh kegiatan yang ada di rumah

sakit. Kegiatan inti rumah sakit yaitu pelayanan kesehatan dikerjakan oleh tenaga

kesehatan, sedangkan kegiatan manajemen dan teknis yang tidak langsung

berhubungan dengan pelayanan kesehatan dikerjakan oleh tenaga non kesehatan.

Rumah sakit adalah organisasi yang sangat kompleks, terutama sumber daya

manusianya.

Tenaga kesehatan terdiri berasal dari berbagai profesi kesehatan, yang dilayani

adalah pasien per-individu. Tenaga kesehatan bekerja dalam tim yang terdiri dari

berbagai profesi, yaitu dokter, dokter spesialis, perawat, laboran, ahli gizi, ahli
farmasi atau apoteker dan asisten apoteker dan sebagainya.  Saat ini pelayanan

kesehatan fokus pada pasien yang dilayani, bukan pada unit rumah sakit atau klinik-

klinik spesialis, atau dokter spesialisnya. Keberhasilan pelayanan kesehatan apabila

pasien yang sudah mendapatkan pelayanan sembuh atau pulih kembali menjadi sehat,

dan semakin sehat, pemahaman pasien terhadap kesehatannya meningkat akibat

pemberian edukasi selama perawatannya di rumah sakit. Namun kondisi pasien

sangat beraneka ragam ketika datang ke rumah sakit, mereka memerlukan

penanganan yang berbeda-beda, bahkan ada pasien yang datang ke rumah sakit dalam

kondisi kritis, bagaimana tim kesehatan di rumah sakit dapat membantu mengatasi

keadaan pasien yang kritis itu. Kadang-kadang pasien yang dalam keadaan kritis

tersebut tidak dapat diselamatkan, bagaimana menghadapi situasi seperti itu, maka

tim klinis, yaitu tim yang merawat pasien tersebut berupaya untuk menenangkan

keluarganya, tim medis sudah berupaya semaksimal mungkin, soal ajal itu hak Allah

Subahanawa Ta’ala yang telah menetapkannya.

Rumah sakit dapat sukses, tidak terlepas dari manajemen rumah sakit sebagai

fungsi penunjang terhadap fungsi utamanya yaitu pelayanan kesehatan. Fungsi

penunjang terdiri dari manajemen sumber daya manusia, manajemen keuangan,

manajemen pemasaran, manajemen operasional, manajemen sistem informasi,

penelitian dan pengembangan, dan manajemen pembelian.

H. Sarana Dan Prasarana


Sarana adalah tempat, fasilitas dan peralatan yang secara langsung terkait dengan

Kegiatan kefarmasian sedang prasarana adalah tempat fasilitas dari peralatan Yang

secara tidak langsung mendukung pelayanan sarana dan prasarana yang perlu untuk

meningkatkan pelayanan adalah sebagi berikut :

1. Papan nama “Apotek” yang telihat jelas oleh pasien

2. Ruang tunggu yang nyaman

3. Tersedia alat dan tempat untuk mendisplai informasi obat bebas dalam

Upaya penyeluhan pasien, misalnya untuk memasang poster tempat brosur,

Laeaflet, booklet dan majalah kesehatan

4. Tersedia sumber informasi dan literatur obat memadai untuk pelayanan

Informasi obat.

5. Tersedia tempat dan alat untuk melakukan peracikan obat yang memadai

6. Tempat penyimpanan obat khusus seperti lemari es untuk suppositoria,

Serum. dan vaksin dan lemari terkunci untuk penyimpanan narkotika

7. Tersedia kartu stok untuk masing-masing jenis obat untuk pengeluaran

Obat dan pemasukan obat

8. Tempat penyerahan obat yang memungkinkan untuk melakukan pelayanan

I. Pengelolaan Sediaan Farmasi Dan Perbekalan Kesehatan Lainnya

Pengelolaan obat di RSUD LABUANG BAJI dimaksudkan agar tercapainya

efektifitas dan efesiensi obat. Adapun pengelolaan obat itu meliputi :


 Perencanaan

Perencanaan merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan

harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk

menghindari kekosongan obat dengan menggunakan metode yang dapat

dipertanggung jawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan

antara lain konsumsi, epidemiologi, kombinasi metode konsumsi dan

epidemiologi disesuaikan dengan anggaran yang tersedia.

 Pedoman perencanaan berdasarkan:

 Daftar obat esensial nasional (DOEN) atau  formularium, standar terapi

rumah sakit dan ketentuan setempat yang berlaku

 Data catatan medik

 Anggaran yang tersedia

 Penetapan prioritas

 Siklus penyakit

 Pengadaan

Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah

direncanakan dan disetujui melalui:

1.    Pembelian:

(a)  secara tender (oleh panitia pembelian barang farmasi)

(b) secara langsung dari pabrik/distributor/pedagang besar farmasi/rekanan


2. Produksi/pembuatan sediaan farmasi:

(a)  produksi steril

(b)  produksi non steril

3. Sumbangan/droping/hibah

 Penerimaan

Penerimaan merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang

telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui pembelian langsung,

tender, konsinyasi atau sumbangan.

 Penyimpanan

Penyimpanan merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi

menurut persyaratan yang ditetapkan:

1.    Dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya

2.    Dibedakan menurut suhunya, kestabilannya

3.    Mudah tidaknya meledak/terbakar

J. Pelayanan di RSUD Labuang Baji

pelayanan di RSUD Labuang Baji Makassar meliputi:

pelayanan medic, pelayanan penunjang medic dan pelayanan non medic.

a. Pelayanan Medik

1.Instalasi rawat jalan terdiri dari 16 poliklinik

2.Instalasi rawat darurat terdiri dari 12 ruangan


3.Instalasi rawat inap terdiri atas perawatan umum dan ruang perawatan

khusus

4.Instalasi rawat inap intensif dengan kapasitas 7 tempat tidur

5.Instalasi bedah sentral terdiri dari 7 kamar

b. Pelayanan Penunjang Medik

1.Radiologi

2.Instalasi patologi klinik

3.Instalasi patologi anatomi

4.Instalasi rawat intensif

5.Instalasi farmasi

c. Pelayanan Penunjang Non Medik

1.Instalasi gizi

2.Instalasi pemeliharaan sarana

2. Pelaksanaan Pelayanan Farmasi di RSUD Labuang Baji

a. Pelayanan resep
Pada RSUD labuag baji melayani beberapa macam resep, yaitu Resep

Umum, dan JKN (BPJS, ASKES)

Resep lengkap sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk contoh resep

dapat dilihat di lampiran.

b. Penyelenggaraan resep

Yang berhak menyelenggarakan resep atau meracik obat di Apotek adalah:

a. Apoteker

b. Tenaga teknis kefarmasian

3. Pelayanan obat meliputi :

a. Peracikan merupakan kegiatan menyiapkan, mencampur, mengemas,

dan member etiket pada wadah.

b. Etiket harus jelas dan dapat dengan mudah dibaca.

c. Keamanan obat yang diserahkan hendaknya dibungkus rapi dalam

kemasan yang cocok agar terjaga kualitasnya.

d. Sebelum obat tersebut diserahkan kepada pasien maka harus dilakukan

pemeriksaan akhir yaitu kesesuaian antar aobat dan resep.

K. Penyerahan Obat

Resep yang telah dibuat diperiksa kembali sebelum pasien menerimanya. Hal

ini dilakukan untuk menghindari kesalahan terutama:


a. Jumlah obat

b. Jenis obat

c. Dosis atau Aturan pakai obat

d. Penerima obat dipastikan adalah pasien itu sendiri atau keluarga pasien

yang bersangkutan.

L. Pelayanan Informasi Obat (PIO)

Setelah obat diberikan kepada pasien, maka Apoteker wajib menyampaikan

informasi kepada pasien, baik menyangkut aturan pakain maupun cara obat yang

diberikan walaupun pasien tersebut telah berulang kali mendapatkan obat tersebut.

Jika pasien bertanya maka petugas wajib menyampaikan informasi kepada pasien.

M. Evaluasi Mutu Pelayanan

Pelayanan di Rs labuang baji dapat dikatakan belum memenuhi kriteria

rumah sakit yang sebenarnya. Dimana seperti dalam hal pelayanan kepada pasien,

kurangnya tenaga kefarmasian yang sangat minim, dan kamar obat yang kurang luas

untuk memungkinkan terlaksananya kegiatan kefarmasian seperti pengerjaan resep,

obat, dll.

N. Strategi Pengembangan

Semua pihak menpunyai keinginan yang baik kedepannya untuk rumah sakit

tersebut.Dimana kualitas dan kuantitas serta mutu pelayanan dapat


ditingkatkan.Salain itu, sarana dan prasarana yang belum terpenuhi dapat terpenuhi

secara bertahap agar kegiatan upaya pelayanan kesehatan di puskesmas dapat berjalan

dengan baik, system kepegawaian juga sangat di harapkan dapat berjalan dengan

baik.

Anda mungkin juga menyukai