RSUD Labuang baji sesuai dengan jadwal yang di bagikan oleh pihak koordinator
kemahasiswaan RSUD Labuang Baji dan telah di jelaskan tata tertib yang berlaku
RSUD Labuang Baji Makassar didirikan pada tahun 1938 oleh Zending Gereja
Genoformaf Surabaya, Malang dan Semarang sebagai rumah sakit Zending. RSUD
Labuang Baji diresmikan pada tanggal 12 Juni 1938. Pada masa perang dunia ke
II, rumah sakit ini digunakan oleh pemerintah Kotapraja Makassar untuk
menampung penderita korban perang. Pada tahun 1946-1948, RSUD Labuang Baji
Kapasitas tempat tidur yang tersedia pada saat diresmikan adalah 25 tempat
tidur. Pada tahun 1949- 1951, Zending mendirikan bangunan permanen sehingga
kapasitas tempat tidur menjadi 170 tempat tidur (TT). Pada tahun 1952-1955, oleh
ruangan, sehingga kapasitas tempat tidur bertambah menjadi 190 TT. Sejak saat
itulah (1955) RSUD Labuang Baji dibiayai oleh pemerintah daerah tingkat I
Sulawesi Selatan.
Pada tahun 1960, oleh Zending RSUD Labuang Baji diserahkan kepada
pemerintah daerah tingkat I Sulawesi Selatan dan dikelola oleh Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan dengan akreditasi rumah sakit tipe C. Terhitung mulai
tanggal 16 januari 1996, melalui Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan No. 2
Tahun 1996, kelas rumah sakit ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas B.
1.Tujuan Umum
kepada pasien atau pelanggan berdasarkan keilmuan dengan landasan moral dan
etika.
2.Tujuan khusus
dan teknologi.
kesehatan
masyarakat.
" SIPAKABAJI " ( Siap dengan pelayanan komunikatif, bermutu, aman, jujur dan
ikhlas )
e. Jika terdapat obat yang tidak tersedia di depo maka dibuat copy resep.
g. Jika sudah sesuai, obat disiapkan sesuai resep oleh petugas farmasi sesuai dengan
h. Obat diserahkan kepada pasien oleh petugas farmasi disertai informasi obat
b. Pasien menyerahkan formulir resep disertai dengan Surat Jaminan Pelayanan (SJP)
kekurangan tersebut.
e. Resep yang telah memenuhi persyaratan adminstrasi, dilakukan pengkajian resep
g. Pemberian obat-obatan diutamakan obat generik tetapi apabila tidak ada obat
generiknya maka ditanyakan kepada dokter konsulennya apakah bisa diganti dengan
obat lain dengan indikasi yang sama atau jika memang harus dengan obat tersebut
maka diresep harus diberi keterangan mengenai diagnosis penyakit dan alasan
diberikan obat tersebut serta harus ditandatangani oleh dokter spesialis. Obat tersebut
harus mendapatkan persetujuan dari direktur atau wadir pelayanan apakah obat
h. Obat diserahkan kepada pasien oleh petugas farmasi disertai informasi obat
a. Pasien mengambil nomor dan menuliskannya pada resep yang dibuat rangkap dua
dan telah diverifikasi oleh PT. ASKES serta telah dilengkapi Surat Jaminan
kekurangan tersebut.
d. Petugas farmasi melakukan entry data Selain itu, dilakukan pengecekan apakah obat
dalam resep termasuk dalam Daftar Plafon Harga Obat (DPHO) ASKES atau tidak.
e. Obat yang tidak termasuk dalam Daftar Plafon Harga Obat (DPHO) PT. ASKES di
tetapi melebihi peresepan maksimal dan untuk obat-obat khusus harus dilengkapi
dengan protokol terapi yang ditanda tangani oleh dokter yang memberikan terapi dan
g. Apabila obat telah mendapat persetujuan dari petugaS PT. ASKES maka dilakukan
pengkajian resep. Jika sudah sesuai, kemudian oleh petugas farmasi disiapkan obat-
obatannya
h. Obat diserahkan kepada pasien oleh petugas farmasi disertai informasi obat sesuai
a. Pasien menyerahkan resep disertai dengan berkas persyaratan kepada petugas
farmasi (foto copy surat jaminan dari Jamsostek dan foto copy Kartu Peserta
Jamsostek).
c. Apabila ada kekurangan berkas maka pasien diminta untuk melengkapi kekurangan
berkas tersebut.
d. Resep yang telah lengkap kemudian diverifikasi apakah obat termasuk dalam daftar
e. Obat yang tidak termasuk dalam daftar obat Jamsostek diberi harga dan ditanyakan
daftar obat Jamsostek atau tidak, maka dilakukan pengkajian resep sesuai dengan
Prosedur Tetap Pengkajian Resep. Jika sudah sesuai, kemudian oleh petugas farmasi
g. Obat diserahkan kepada pasien oleh petugas farmasi disertai informasi obat sesuai
G. Pengelolaan
Sumber daya manusia rumah sakit terdiri dari tenaga kesehatan dan non
kesehatan. Sumber daya manusia rumah sakit adalah aset rumah sakit yang sangat
berharga karena manusialah yang mengendalikan seluruh kegiatan yang ada di rumah
sakit. Kegiatan inti rumah sakit yaitu pelayanan kesehatan dikerjakan oleh tenaga
Rumah sakit adalah organisasi yang sangat kompleks, terutama sumber daya
manusianya.
Tenaga kesehatan terdiri berasal dari berbagai profesi kesehatan, yang dilayani
adalah pasien per-individu. Tenaga kesehatan bekerja dalam tim yang terdiri dari
berbagai profesi, yaitu dokter, dokter spesialis, perawat, laboran, ahli gizi, ahli
farmasi atau apoteker dan asisten apoteker dan sebagainya. Saat ini pelayanan
kesehatan fokus pada pasien yang dilayani, bukan pada unit rumah sakit atau klinik-
pasien yang sudah mendapatkan pelayanan sembuh atau pulih kembali menjadi sehat,
penanganan yang berbeda-beda, bahkan ada pasien yang datang ke rumah sakit dalam
kondisi kritis, bagaimana tim kesehatan di rumah sakit dapat membantu mengatasi
keadaan pasien yang kritis itu. Kadang-kadang pasien yang dalam keadaan kritis
tersebut tidak dapat diselamatkan, bagaimana menghadapi situasi seperti itu, maka
tim klinis, yaitu tim yang merawat pasien tersebut berupaya untuk menenangkan
keluarganya, tim medis sudah berupaya semaksimal mungkin, soal ajal itu hak Allah
Rumah sakit dapat sukses, tidak terlepas dari manajemen rumah sakit sebagai
Kegiatan kefarmasian sedang prasarana adalah tempat fasilitas dari peralatan Yang
secara tidak langsung mendukung pelayanan sarana dan prasarana yang perlu untuk
3. Tersedia alat dan tempat untuk mendisplai informasi obat bebas dalam
Informasi obat.
5. Tersedia tempat dan alat untuk melakukan peracikan obat yang memadai
harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk
Penetapan prioritas
Siklus penyakit
Pengadaan
1. Pembelian:
3. Sumbangan/droping/hibah
Penerimaan
Penyimpanan
a. Pelayanan Medik
khusus
1.Radiologi
5.Instalasi farmasi
1.Instalasi gizi
a. Pelayanan resep
Pada RSUD labuag baji melayani beberapa macam resep, yaitu Resep
Resep lengkap sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk contoh resep
b. Penyelenggaraan resep
a. Apoteker
K. Penyerahan Obat
Resep yang telah dibuat diperiksa kembali sebelum pasien menerimanya. Hal
b. Jenis obat
d. Penerima obat dipastikan adalah pasien itu sendiri atau keluarga pasien
yang bersangkutan.
informasi kepada pasien, baik menyangkut aturan pakain maupun cara obat yang
diberikan walaupun pasien tersebut telah berulang kali mendapatkan obat tersebut.
Jika pasien bertanya maka petugas wajib menyampaikan informasi kepada pasien.
rumah sakit yang sebenarnya. Dimana seperti dalam hal pelayanan kepada pasien,
kurangnya tenaga kefarmasian yang sangat minim, dan kamar obat yang kurang luas
obat, dll.
N. Strategi Pengembangan
Semua pihak menpunyai keinginan yang baik kedepannya untuk rumah sakit
secara bertahap agar kegiatan upaya pelayanan kesehatan di puskesmas dapat berjalan
dengan baik, system kepegawaian juga sangat di harapkan dapat berjalan dengan
baik.