Anda di halaman 1dari 53

- 570 Fase gerak Buat campuran air-Dapar asetat-metanol P

(350:100:550). Dinginkan hingga suhu ruang, encerkan


dengan air hingga 1000 ml, campur, saring dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Larutan baku internal Masukkan sejumlah nitrogliserin
encer ke dalam labu tentukur yang sesuai, tambahkan
metanol P hingga 60% dari volume labu tentukur,
sonikasi selama 5 menit, kocok 30 menit. Encerkan
dengan metanol P sampai tanda hingga diperoleh kadar
nitrogliserin lebih kurang 3 mg per ml. Biarkan
mengendap, saring, masukkan filtrat dalam wadah kedap
udara.
Larutan baku [Catatan Buat larutan pada saat akan
digunakan.] Timbang saksama lebih kurang 125 mg
Isosorbid Dinitrat Encer BPFI, masukkan ke dalam labu
tentukur 50-ml, tambahkan lebih kurang 30 ml Fase
gerak, kocok selama 30 menit, encerkan dengan Fase
gerak sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu
tentukur 25-ml, tambahkan 4,0 ml Larutan baku internal
dan 4 ml enceran Dapar asetat (1 dalam 10). Dinginkan
hingga suhu ruang, encerkan dengan Fase gerak sampai
tanda (mengandung isosorbid dinitrat 0,25 mg per ml
berdasarkan pada jumlah Isosorbid dinitrat encer BPFI
yang ditimbang dan yang tertera pada etiket). Saring
melalui penyaring berpori 0,45 m.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat yang baru
dibuat setara dengan 30 mg isosorbid dinitrat, masukkan
ke dalam labu tentukur 50-ml. Lanjutkan penyiapan
seperti tertera pada Larutan baku, mulai dari tambahkan
lebih kurang 30 ml Fase gerak .
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4 mm x 25
cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 ml
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak
isosorbid dinitrat dan nitrogliserin tidak kurang dari 2,0
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 2%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Waktu retensi relatif isosorbid
dinitrat dan nitrogliserin masing-masing adalah lebih
kurang 0,75 dan 1,0. Jika terdapat isosorbid dinitrat,
waktu retensi relatif adalah 0,38. Hitung jumlah dalam
mg isosorbid dinitrat,C6H8N2O8 dalam zat yang
digunakan dengan rumus:

R
125 C U
RS

C adalah kadar Isosorbid Dinitrat BPFI dalam mg per ml


Larutan baku; RU dan RS berturut-turut adalah

perbandingan respons puncak isosorbid dinitrat terhadap


baku internal dalam Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.

TABLET ISOSORBID DINITRAT


Isosorbide Dinitrate Tablet
Tablet Isosorbid Dinitrat mengandung Isosorbid Dinitrat,
C6H8N2O8, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Isosorbid Dinitrat Encer BPFI;
campuran isosorbid dinitrat 25% dan manitol P, tidak
boleh dikeringkan sebelum digunakan.
Identifikasi Masukkan sejumlah serbuk tablet ke dalam
tabung sentrifuga bersumbat kaca, tambahkan 10 ml
larutan natrium hidroksida P (1 dalam 250), kocok agar
serbuk menjadi basah, tambahkan 15 ml heksan P dan
kocok. Sentrifus campuran dan masukkan lapisan atas ke
dalam gelas piala. Uapkan, keringkan residu dalam
hampa udara di atas kalsium klorida anhidrat P pada
suhu ruang selama 16 jam: spektrum serapan inframerah
sejumlah residu dalam kloroform P menunjukkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti larutan residu dari Isosorbid Dinitrat Encer BPFI
yang diperlakukan sama.
Disolusi <1231>
Media disolusi: 1000 ml air.
Alat tipe 2: 75 rpm.
Waktu: 45 menit.
Lakukan penetapan jumlah isosorbid dinitrat terlarut
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran amonium sulfat 0,1 Mmetanol P (50:50), atur pH hingga 3,0 dengan
penambahan asam sulfat P, saring dan awaudarakan. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian Sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x
5 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 ml
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0% dan faktor ikutan
tidak lebih dari 1,5.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 l) alikuot jika perlu diencerkan
dengan Media disolusi dan Larutan baku Isosorbid
Dinitrat Encer BPFI ke dalam kromatograf. Rekam
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
jumlah C6H8N2O8, yang terlarut dengan membandingkan
respons puncak alikuot dan respons puncak Larutan baku
yang diketahui kadarnya.

- 571 Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak


kurang dari 70% (Q) C6H8N2O8, dari jumlah yang tertera
pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Dapar asetat, Fase gerak, Larutan baku internal,
Larutan baku dan Sistem kromatografi Lakukan seperti
tertera pada Penetapan kadar dalam Isosorbid Dinitrat
Encer.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 12,5 mg isosorbid
dinitrat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml,
tambahkan lebih kurang 30 ml Fase gerak, kocok segera,
untuk mencegah terjadi gumpalan. Jika terjadi gumpalan,
dispersikan dengan sonikasi atau aduk dengan batang
pengaduk selama 30 menit. Tambahkan 8,0 ml Larutan
baku internal, dinginkan hingga suhu ruang, tambahkan 8
ml enceran Dapar asetat dalam air (1 dalam 10),
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Saring dengan
penyaring penukar ion.
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Isosorbid Dinitrat Encer. Hitung jumlah
dalam mg isosorbid dinitrat, C6H8N2O8, dalam serbuk
tablet yang digunakan dengan rumus:

R
50 C U
RS

C adalah kadar Isosorbid Dinitrat BPFI dalam mg per ml


Larutan baku; RU dan RS berturut-turut adalah
perbandingan respons puncak isosorbid dinitrat terhadap
baku internal dari Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.

TABLET LEPAS LAMBAT ISOSORBID


DINITRAT
Isosorbide Dinitrate Extended-Release Tablet
Tablet Lepas Lambat Isosorbid Dinitrat mengandung
Isosorbid Dinitrat, C6H8N2O8, tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada
etiket.
Baku pembanding Isosorbid Dinitrat Encer BPFI;
[Perhatian Bahan yang tidak diencerkan, mudah meledak
oleh tekanan atau pemanasan berlebih], merupakan
campuran yang mengandung 25% isosorbid dinitrat
dalam manitol, tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam
wadah tertutup rapat dan terhindar dari pemanasan
berlebih.

Identifikasi Lakukan seperti pada uji Identifikasi dalam


Tablet Isosorbid Dinitrat. Jika diperlukan pemisahan zat
pengganggu, gunakan teknik sebagai berikut: masukkan
sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih kurang 20 mg
isosorbid dinitrat ke dalam tabung sentrifuga bersumbat
kaca, tambahkan 10 ml larutan natrium hidroksida P (1
dalam 250), kocok sampai semua serbuk terbasahi,
tambahkan 15 ml heksan P dan kocok. Sentrifus dan
pindahkan lapisan atas ke dalam gelas piala. Masukkan
ke dalam lemari pembeku pada suhu lebih kurang -14,
setelah 30 menit lakukan penyaringan dalam lemari
pembeku menggunakan corong bertangkai pendek
melalui kapas yang sebelumnya telah dicuci dengan
kloroform P dan dikeringkan, tampung filtrat dalam gelas
piala. Uapkan pelarut dan keringkan residu dalam hampa
udara di atas kalsium klorida P selama 16 jam: Spektrum
serapan inframerah residu yang telah dilarutkan dalam 0,4
ml kloroform P menggunakan sel 0,1 mm menunjukkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Isosorbid Dinitrat Encer BPFI. Puncakpuncak utama pada bilangan gelombang lebih kurang 1650
cm-1, 1284 cm-1 dan 1275cm-1 (doblet), 1106 cm1, dan 844
cm-1.
Disolusi<1231>
UJI 1
Media disolusi: 500 ml air.
Alat tipe 2: 50 rpm.
Waktu: 1, 2, 4 dan 6 jam.
Lakukan penetapan jumlah C6H8N2O8 yang terlarut
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Dapar pH 3,0 Timbang lebih kurang 6,6 g amonium
sulfat P dan tambahkan ke dalam 500 ml air. Atur pH
hingga 3,0 dengan penambahan asam sulfat 1 N.
Fase gerak Buat campuran metanol P-Dapar pH 3,0
(50:50), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Isosorbid
Dinitrat Encer BPFI, larutkan dalam Media disolusi
hingga kadar seperti Larutan uji.
Larutan uji Gunakan sejumlah alikuot yang telah
disaring.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor UVdan kolom 5 mm x 25 cm
berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 ml per
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 2,5
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama.
Hitung jumlah isosorbid dinitrat, C6H8N2O8, yang
terlarut.

- 572 Toleransi Gunakan kriteria seperti tertera pada Tabel


penerimaan 2 dalam uji Disolusi <1231>. Persentase
jumlah C6H8N2O8 yang terlarut pada waktu tertentu
sesuai dengan tabel di bawah ini.
Waktu (jam)
1
2
4
6

Jumlah terlarut
antara 15% dan 30%
antara 50% dan 70%
antara 65% dan 85%
tidak kurang dari 75%

UJI 2
Jika pada etiket tercantum bahwa sediaan memenuhi
Uji Disolusi 2, lakukan uji disolusi di bawah ini.
Media disolusi: 900 ml cairan lambung buatan tanpa
pepsin pH 1,2 untuk jam pertama; 900 ml cairan usus
buatan tanpa enzim pH 7,5 untuk jam berikutnya.
Alat tipe 2: 50 rpm, dengan sinker berbentuk spiral.
Waktu: 1, 3, 6 dan 12 jam.
Lakukan penetapan jumlah C6H8N2O6 yang terlarut
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Dapar dan Fase gerak Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Isosorbid Dinitrat Encer.
Larutan baku Buat dua larutan, dalam masing-masing
Media disolusi. Timbang saksama sejumlah Isosorbid
Dinitrat Encer BPFI, larutkan dalam Media disolusi,
encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan
masing-masing Media disolusi hingga kadar lebih kurang
40 g per ml.
Larutan uji Saring 5 ml alikuot melalui penyaring
dengan porositas 10 m. Alikuot yang diambil pada jam
ke-3 dan 6, ganti dengan Media disolusi.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Isosorbid Dinitrat Encer.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 2,0;
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 2,0 %.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur
respons puncak. Hitung persentase kumulatif isosorbid
dinitrat, C6H8N2O8 yang terlarut pada tiap waktu
pengambilan sampel, koreksi jumlah yang diambil pada
waktu pengambilan sampel sebelumnya (tidak berlaku untuk
jam pertama), sebagai berikut:
C
CU rU S
rS
Hitung persentase zat terlarut pada jam pertama dengan
rumus:
C1

900 100
1000 LC

Hitung persentase zat terlarut pada jam ketiga dengan


rumus:
900 100

C3 1000 LC % terlarut pada jam pertama

Hitung persentase zat terlarut pada jam keenam dengan


rumus:
900 100
5 C 3
C 6
% terlarut pada jam pertama
1000 LC
900

Hitung persentase zat terlarut pada jam kedua belas


dengan rumus:
900100
5

C12
C3 C6 % terlarut jam pertama
1000 LC
900

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji


dan Larutan baku; CU adalah kadar sampel dalam g per
ml pada waktu tertentu; CS adalah kadar Isosorbid
Dinitrat Encer BPFI dalam g per ml Larutan baku; 900
adalah volume media disolusi dalam ml; 1000 adalah
faktor konversi dari g menjadi mg; 100 adalah faktor
konversi persentase; LC adalah jumlah isosorbid dinitrat
dalam mg per tablet yang tertera pada etiket dan 5 adalah
volume dalam ml alikuot yang diambil dan media yang
digantikan.
Toleransi Gunakan kriteria seperti tertera pada Tabel
penerimaan 2 dalamUji Disolusi <1231>. Persentase
jumlah C6H8N2O8 yang terlarut pada waktu tertentu
sesuai dengan tabel di bawah ini:
Waktu (jam)
1
3
6
12

Jumlah terlarut
antara 5% dan 25%
antara 30% dan 50%
antara 50% dan 80%
tidak kurang dari 75%

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.


Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Dapar, Fase gerak, Larutan baku internal, Larutan
baku dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera
pada Penetapan kadar dalam Isosorbid Dinitrat Encer.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk setara
dengan lebih kurang 12,5 mg isosorbid dinitrat,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml kering,
tambahkan lebih kurang 30 ml Fase gerak, segera kocok
untuk mencegah terjadinya gumpalan. Jika terjadi
gumpalan, dispersikan dengan bantuan sonikasi atau
pecahkan gumpalan dengan batang pengaduk atau
hangatkan di atas tangas uap dalam labu bersumbat atau
diamkan labu sampai gumpalan hilang. [Catatan Jika
gumpalan tetap ada, buang campuran dan ganti dengan
larutan yang dibuat sebagai berikut. Timbang saksama
sejumlah zat, larutkan dalam 15 ml campuran Dapar-air
(1:10) dengan cara dipanaskan di atas tangas uap

- 573 selama 1 jam dan kocok sesering mungkin, kemudian


tambahkan 15 ml metanol P.] Kocok selama 30 menit,
tambahkan 8,0 ml Larutan baku internal, dinginkan
hingga suhu ruang, tambahkan 8 ml campuran Dapar- air
(1:10), encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Saring
melalui penyaring membran dengan porositas mikro.
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Prosedur dalam
Penetapan kadar pada Isosorbid Dinitrat Encer. Hitung
jumlah dalam mg isosorbid dinitrat, C6H8N2O8, dalam
serbuk tablet yang digunakan dengan rumus:

R
50C U
RS

C adalah kadar Isosorbid Dinitrat Encer BPFI dalam mg


per ml Larutan baku; RU dan RS berturut-turut adalah
perbandingan respons puncak analit terhadap puncak baku
internal dari Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Penandaan Cantumkan uji disolusi yang digunakan, jika
tidak menggunakan Uji 1.

Fase gerak Buat campuran amonium sulfat 0,1 M pH


3,0-metanol P (50:50), saring dan awaudarakan.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Isosorbid
Dinitrat BPFI, larutkan dalam air hingga kadar yang
dikehendaki.
Larutan uji Pipet sejumlah alikuot media hasil disolusi
dan saring.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x 5
cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1,0 ml
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku;
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif tidak lebih
dari 2,0% dan faktor ikutan tidak lebih dari 1,5.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah C6H8N2O8, yang
terlarut.
Toleransi Dalam waktu 15 menit harus larut tidak
kurang dari 50% (Q) dan dalam waktu 30 menit harus
larut tidak kurang dari 70% (Q) C6H8N2O8, dari jumlah
yang tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.

TABLET SUBLINGUAL ISOSORBID


DINITRAT
Isosorbide Dinitrate Sublingual Tablet
Tablet Sublingual Isosorbid Dinitrat mengandung
Isosorbid Dinitrat, C6H8N2O8, tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada
etiket.
Baku pembanding Isosorbid Dinitrat Encer BPFI,
campuran 25% Isosorbid dinitrat dan manitol, tidak boleh
dikeringkan sebelum digunakan.
Identifikasi Masukkan sejumlah serbuk tablet ke dalam
tabung sentrifuga bersumbat kaca, tambahkan 10 ml
larutan natrium hidroksida P (1 dalam 250), kocok agar
serbuk menjadi basah, tambahkan 15 ml heksan P dan
kocok. Sentrifus campuran dan masukkan lapisan atas ke
dalam gelas piala. Uapkan, keringkan residu dalam
hampa udara di atas kalsium klorida anhidrat P pada
suhu ruang selama 16 jam: spektrum serapan inframerah
larutan dari sejumlah residu dalam kloroform P
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti larutan residu dari
Isosorbid Dinitrat Encer BPFI.
Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 2 menit; lakukan
penetapan seperti tertera pada Tablet Sublingual.
Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml air.
Alat tipe 2: 50 rpm.
Waktu: 15 menit; 30 menit.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Dapar asetat, Fase gerak, Larutan baku internal,
Larutan baku dan Sistem kromatografi Lakukan seperti
tertera pada Penetapan kadar dalam Isosorbid Dinitrat
Encer.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk setara
dengan lebih kurang 12,5 mg isosorbid dinitrat,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan lebih
kurang 30 ml Fase gerak, segera kocok untuk mencegah
terjadinya gumpalan. Jika terjadi gumpalan, dispersikan
dengan bantuan sonikasi atau pecahkan gumpalan dengan
batang pengaduk atau hangatkan di atas tangas uap dalam
labu bersumbat atau diamkan labu sampai gumpalan
hilang. [Catatan Jika gumpalan tetap ada, buang
campuran dan ganti dengan larutan yang dibuat sebagai
berikut. Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dalam
15 ml campuran Dapar-air (1:10) dengan cara
dipanaskan di atas tangas uap selama 1 jam dan kocok
sesering mungkin, kemudian tambahkan 15 ml metanol
P.] Kocok selama 30 menit, tambahkan 8,0 ml Larutan
baku internal, dinginkan hingga suhu ruang, tambahkan 8
ml campuran Dapar - air (1 dalam 10), encerkan dengan
Fase gerak sampai tanda. Saring melalui penyaring
membran dengan porositas mikro.
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Prosedur dalam
Penetapan kadar pada Isosorbid Dinitrat Encer. Hitung
jumlah dalam mg isosorbid dinitrat, C6H8N2O8, dalam
serbuk tablet yang digunakan dengan rumus:

- 574 -

RU
50C
RS
C adalah kadar Isosorbid Dinitrat BPFI dalam mg
per
ml Larutan baku; RU dan RS berturut-turut adalah
perbandingan respons puncak analit terhadap puncak
baku internal dari Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Penandaan Cantumkan uji disolusi yang digunakan, jika
tidak menggunakan Uji 1.

Identifikasi
A. Kocok sejumlah zat setara dengan lebih kurang 25
mg isosorbid mononitrat, dengan 10 ml aseton P selama 5
menit. Saring, uapkan filtrat sampai kering pada suhu di
bawah 40, keringkan residu dalam hampa udara di atas
fosfor pentoksida P selama 16 jam: Spektrum serapan
inframerah residu yang telah dikeringkan dan didispersikan
dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Isosorbid Mononitrat Encer BPFI.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada
Penetapan kadar.
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 10 bpj.

ISOSORBID MONONITRAT ENCER


Diluted Isosorbide Mononitrate

1,4:3,6-Dianhidro, D-glusitol 5-nitrat [16051-77-7]


C6H9NO6
BM 191,14
Isosorbid Mononitrat Encer adalah suatu campuran kering
dari isosorbid mononitrat, C6H9NO6, dengan laktosa atau
zat tambahan yang sesuai untuk penanganan yang aman.
Mengandung isosorbid mononitrat, C6H9NO6, tidak
kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket.
[Perhatian Hati-hati dalam penanganan isosorbid
mononitrat yang tidak diencerkan, mudah meledak dan
dapat meledak karena benturan atau pemanasan
berlebih. Dalam jumlah yang sangat kecil harus
diisolasi.]
Baku pembanding Isosorbid BPFI; Untuk penggunaan
kuantitatif, lakukan penetapan kadar air secara Titrimetri.
Setelah ampul dibuka simpan dalam wadah tertutup rapat;
[Catatan Baku pembanding berikut adalah campuran
kering dari suatu zat aktif dan zat tambahan yang sesuai
untuk penanganan yang aman. Untuk penggunaan
kuantitatif, hitung konsentrasi zat aktif berdasarkan pada
kandungan yang tertera pada etiket.] Isosorbid Dinitrat
Encer BPFI;
[Perhatian Zat yang tidak diencerkan, mudah meledak
dan dapat meledak karena benturan atau pemanasan
berlebih.] Campuran ini mengandung isosorbid dinitrat
25% dalam manitol. Tidak boleh dikeringkan sebelum
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
terlindung dari panas berlebih. Isosorbid Mononitrat
Encer BPFI. Senyawa Sejenis A Isosorbid Mononitrat
Encer BPFI [1,4:3,5-dianhidro-D-glusitol 2-nitrat
(C6H9NO6 BM 191,14)].

Senyawa sejenis
UJI 1
Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak Campuran etanol mutlak P-toluen P (8:2).
Penjerap Silika gel P setebal 0,25 mm.
Larutan baku 1 Timbang saksama sejumlah Isosorbid
BPFI, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap
dengan etanol mutlak P hingga kadar lebih kurang 0,0125
mg per ml.
Larutan baku 2 Timbang saksama sejumlah Isosorbid
BPFI, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap
dengan etanol mutlak P hingga kadar lebih kurang 0,025
mg per ml.
Larutan baku 3 Timbang saksama sejumlah Isosorbid
BPFI, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap
dengan etanol mutlak P hingga kadar lebih kurang 0,05
mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat setara
dengan lebih kurang 200 mg isosorbid mononitrat,
masukkan ke dalam wadah yang sesuai, tambahkan 20,0
ml etanol mutlak P, sonikasi selama 10 menit dan
sentrifus. Gunakan beningan.
Penampak bercak Larutkan 1,25 g kalium
permanganat P dan 10 g natrium hidroksida P dalam 500
ml air. Larutan ini dibuat segar untuk tiap lempeng.
Prosedur Totolkan secara terpisah 20 l Larutan uji
dan semua Larutan baku pada lempeng kromatografi.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang
berisi Fase gerak. Biarkan merambat hingga tiga per
empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas
rambat, keringkan dengan udara hangat selama lebih
kurang 10 menit, masukkan lempeng dalam penampak
bercak dan panaskan pada suhu 105 selama 5 menit.
Beberapa bercak yang diperoleh pada kromatogram
Larutan uji dengan harga Rf yang sesuai dengan bercak
yang diperoleh pada kromatogram semua Larutan baku,
tidak lebih intensif dari bercak yang diperoleh pada
kromatogram Larutan baku 3: masing-masing cemaran
tidak lebih dari 0,5%. Jika intensitas bercak yang diperoleh
pada kromatogram Larutan uji hampir sama seperti bercak
yang 0diperoleh pada kromatogram Larutan baku 3,
encerkan Larutan uji dengan etanol mutlak P (1:1),

- 575 ulangi uji dan bandingkan intensitas bercak isosorbid dari


enceran Larutan uji dengan intensitas bercak dari semua
Larutan baku, yang telah dikoreksi tingkat persentasenya
sesuai pengenceran Larutan uji.
UJI 2
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak, Larutan resolusi, Larutan baku senyawa
sejenis A isosorbid mononitrat, Larutan uji dan Sistem
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar.
Larutan baku isosorbid dinitrat persediaan Timbang
saksama sejumlah Isosorbid Dinitrat Encer BPFI,
larutkan dalam metanol P, sonikasi dan jika perlu
hangatkan. Encerkan secara kuantitatif dan jika perlu
bertahap dengan metanol P hingga kadar lebih kurang
0,125 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Isosorbid
Mononitrat Encer BPFI, masukkan ke dalam labu
tentukur yang sesuai. Larutkan dalam air, tambahkan
secara kuantitatif sejumlah volume Larutan baku
senyawa sejenis A isosorbid mononitrat dan Larutan
baku isosorbid dinitrat persediaan, encerkan dengan air
hingga kadar isosorbid mononitrat, senyawa sejenis A
isosorbid mononitrat dan isosorbid dinitrat berturut-turut
lebih kurang 2,0 mg per ml; 0,005 mg per ml dan 0,005
mg per ml. Saring larutan, buang beberapa ml filtrat
pertama.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 50 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur
repons puncak utama. Hitung persentase senyawa sejenis
A isosorbid mononitrat dan isosorbid dinitrat relatif
terhadap jumlah isosorbid mononitrat dalam zat dengan
rumus:

CV rU

100

W rS
C adalah kadar senyawa sejenis A isosorbid mononitrat
atau isosorbid dinitrat, dalam mg per ml Larutan baku; V
adalah volume Larutan uji dalam ml; W adalah jumlah
isosorbid mononitrat dalam mg, dari isosorbid mononitrat
encer yang digunakan untuk membuat Larutan uji
berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket; rU dan rS
berturut-turut adalah respons puncak dari Larutan uji dan
Larutan baku: senyawa sejenis A isosorbid mononitrat
dan isosorbid dinitrat, masing-masing tidak lebih dari
0,25%.
Hitung persentase masing-masing cemaran lain (selain
senyawa sejenis A isosorbid mononitrat atau isosorbid
dinitrat) dalam zat dengan rumus:

r
100 i
rS

ri adalah respons puncak masing-masing cemaran lain


dari Larutan uji dan rS adalah jumlah semua respons
puncak: total cemaran termasuk senyawa sejenis A
isosorbid mononitrat dan isosorbid dinitrat tidak lebih
dari 0,5%; total cemaran dari hasil Uji 1 dan Uji 2, tidak
lebih dari 0,5%.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran air -metanol P (95:5), saring
dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Isosorbid
Mononitrat Encer BPFI, masukkan ke dalam labu
tentukur yang sesuai, larutkan dalam air, tambahkan
sejumlah volume metanol P lebih kurang 4% dari volume
labu, encerkan dengan air hingga kadar lebih kurang 2,0
mg per ml.
Larutan baku senyawa sejenis A isosorbid mononitrat
Timbang saksama sejumlah Senyawa Sejenis A Isosorbid
Mononitrat Encer BPFI, larutkan dalam metanol P,
encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan
metanol P hingga kadar lebih kurang 1,0 mg per ml.
Encerkan secara kuantitatif larutan dengan air hingga
kadar lebih kurang 0,05 mg per ml.
Larutan resolusi Pipet 10 ml Larutan baku Senyawa
sejenis A isosorbid mononitrat, 1 ml Larutan baku dan 4
ml metanol P ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
dengan air sampai tanda. Saring larutan, buang beberapa
ml filtrat pertama.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat yang setara
dengan lebih kurang 100 mg isosorbid mononitrat,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dalam
lebih kurang 25 ml air. Tambahkan 2 ml metanol P,
encerkan dengan air sampai tanda. Campur dan saring,
buang beberapa ml filtrat pertama.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4 mm x
12,5 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang
1,5 ml per menit, pada menit ke 8,5 naikkan laju alir
hingga 3,0 ml per menit untuk memastikan bahwa puncak
isosorbid mononitrat sudah tereluasi sempurna. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: waktu retensi relatif untuk senyawa
sejenis A isosorbid mononitrat, isosorbid mononitrat dan
isosorbid dinitrat berturut-turut lebih kurang 0,8; 1,0 dan
4,1; resolusi, R, antara puncak senyawa sejenis A
isosorbid mononitrat dan puncak isosorbid mononitrat
tidak kurang dari 2,0. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 50 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur

- 576 respons puncak isosorbid mononitrat. Hitung jumlah


dalam mg isosorbid mononitrat, C6H9NO6, dalam zat
yang digunakan dengan rumus:

r
CV U
rS

C adalah kadar isosorbid mononitrat dalam mg per ml


Larutan baku;V adalah volume Larutan uji dalam ml; rU
dan rS berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji
dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Simpan pada suhu antara 20 dan 30.

TABLET ISOSORBID MONONITRAT


Isosorbide Mononitrate Tablet
Tablet Isosorbid Mononitrat mengandung Isosorbid
Mononitrat, C6H9NO6, tidak kurang dari 90,0% dan tidak
lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Isosorbid BPFI; Untuk penggunaan
kuantitatif lakukan penetapan kadar air secara Titrimetri.
Setelah ampul dibuka simpan dalam wadah tertutup rapat;
[Catatan Baku pembanding berikut adalah campuran
kering dari suatu zat aktif dan zat tambahan yang sesuai
untuk penanganan yang aman. Untuk penggunaan
kuantitatif, hitung konsentrasi zat aktif berdasarkan pada
kandungan yang tertera pada etiket.] Isosorbid Dinitrat
Encer BPFI [Perhatian Zat yang tidak diencerkan,
mudah meledak dan dapat meledak karena benturan atau
pemanasan berlebih.] Campuran ini mengandung
isosorbid dinitrat 25% dalam manitol. Tidak boleh
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
tertutup rapat dan terlindung dari panas berlebih.
Isosorbid Mononitrat EncerBPFI. Senyawa Sejenis A
Isosorbid Mononitrat Encer BPFI.
Identifikasi
A. Lakukan penetapan seperti tertera pada
Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
Fase gerak Campuran kloroform P-metanol P (95:5).
Penampak bercak Larutkan 1 g kanji P dalam 100 ml air
mendidih, dinginkan, tambahkan 0,5 g kalium iodida P,
aduk sampai larut.
Larutan baku Larutkan Isosorbid Mononitrat Encer
BPFI dalam etanol mutlak P hingga kadar lebih kurang
0,5 mg per ml.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang sejumlah serbuk setara dengan lebih
kurang 120 mg isosorbid mononitrat, masukkan ke dalam
wadah yang sesuai, tambahkan 50 ml etanol mutlak P,
sonikasi selama 10 menit, sentrifus. Encerkan secara
kuantitatif 10 bagian beningan dengan 50 bagian etanol
mutlak P.

Prosedur Totolkan secara terpisah 20 l Larutan uji


dan Larutan baku pada lempeng kromatografi silika gel
P. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
yang berisi Fase gerak. Biarkan merambat hingga tiga
per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng dan tandai
batas rambat, biarkan lempeng kering di udara. Amati
lempeng di bawah cahaya UV 254 nm dan tandai bercak
yang sesuai dengan Larutan baku. Semprot bercak
dengan penampak bercak dan sinari dengan cahaya UV
254 nm selama lebih kurang 10 menit. Bercak isosorbid
mononitrat dan nitrat-nitrat lain terlihat sebagai bercak
ungu dengan latar belakang putih sampai ungu muda.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada
Penetapan kadar.
Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml air.
Alat tipe 2: 50 rpm.
Waktu: 15 menit.
Lakukan penetapan jumlah C6H9NO6, yang terlarut
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20 mg
Isosorbid mononitrat encer BPFI, masukkan ke dalam
labu tentukur 200-ml, larutkan dan encerkan dengan
Media disolusi sampai tanda. Pipet 20 ml larutan ke
dalam labu tentukur 100-ml dan encerkan dengan Media
disolusi sampai tanda.
Larutan uji Gunakan sejumlah alikuot, saring melalui
penyaring dengan porositas 0,45 m, buang beberapa ml
filtrat pertama.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x
25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 ml
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5%.
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar. Hitung persentase isosorbid mononitrat, C6H9NO6
yang terlarut dengan rumus:

C r
900 S U
LC rS

100

CS adalah kadar Isosorbid mononitrat encer BPFI dalam


mg per ml Larutan baku; LC adalah jumlah dalam mg per
tablet yang tertera pada etiket; rU dan rS berturut-turut
adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku; 900
adalah volume media disolusi dalam ml; 100 adalah faktor
konversi terhadap persentase.
Toleransi Dalam waktu 15 menit harus larut tidak
kurang dari 80% (Q) C6H9NO6 dari jumlah yang tertera
pada etiket.

- 577 Keseragaman sediaan


Keseragaman kandungan.

<911>

Memenuhi

syarat

Senyawa sejenis
UJI 1
Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak, Penjerap, Larutan baku 1, Larutan baku 2,
Larutan baku 3 dan volume penotolan Lakukan seperti
tertera pada UJI 1 dalam Senyawa sejenis pada Isosorbid
Mononitrat Encer.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 100 mg isosorbid mononitrat,
masukkan ke dalam wadah yang sesuai, tambahkan 20,0
ml etanol mutlak P, sonikasi selama 10 menit dan
sentrifus. Gunakan beningan.
Penampak bercak Larutkan 1:25 g kalium
permanganat P dan 10 g natrium hidroksida P dalam 500
ml air. Larutan ini dibuat segar untuk tiap lempeng.
Prosedur Totolkan secara terpisah 20 l Larutan uji,
semua Larutan baku pada lempeng kromatografi.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang
berisi Fase gerak. Biarkan merambat hingga tiga per
empat tinggi lempeng. Angkat lempeng dan tandai batas
rambat, biarkan lempeng kering dengan aliran udara
hangat selama lebih kurang 10 menit, masukkan
lempeng dalam penampak bercak dan panaskan pada
suhu 105 selama 5 menit. Beberapa bercak yang
diperoleh pada kromatogram Larutan uji dengan harga
Rf yang sesuai dengan bercak yang diperoleh pada
kromatogram semua Larutan baku, tidak lebih intensif
dari bercak yang diperoleh pada kromatogram Larutan
baku 3: masing-masing cemaran tidak lebih dari 1,0%.
Jika intensitas bercak yang diperoleh pada kromatogram
Larutan uji hampir sama seperti bercak yang diperoleh
dalam kromatogram Larutan baku 3, encerkan Larutan
uji dengan etanol mutlak P (1:1), ulangi uji dan
bandingkan intensitas bercak isosorbid dari Larutan uji
encer dengan intensitas bercak dari semua Larutan baku
yang telah dikoreksi tingkat persentasenya sesuai
pengenceran Larutan uji.
UJI 2
Senyawa sejenis A isosorbid mononitrat dan isosorbid
dinitrat masing-masing tidak lebih dari 0,5%. Lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak, Larutan resolusi dan Larutan uji Lakukan
seperti tertera pada Penetapan kadar.
Larutan baku senyawa sejenis A isosorbid mononitrat
persediaan Timbang saksama sejumlah Senyawa Sejenis
A Isosorbid Mononitrat Encer BPFI, larutkan dan
encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan
metanol P hingga kadar lebih kurang 0,1 mg per ml.
Larutan baku isosorbid dinitrat persediaan Timbang
saksama sejumlah Isosorbid Dinitrat Encer BPFI,
larutkan dalam metanol P, sonikasi dan jika perlu
hangatkan. Encerkan secara kuantitatif dan jika perlu

bertahap dengan metanol P hingga kadar lebih kurang


0,1 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Isosorbid
Mononitrat Encer BPFI, masukkan ke dalam labu
tentukur yang sesuai. Larutkan dalam air, tambahkan
secara kuantitatif sejumlah volume Larutan baku
senyawa sejenis A isosorbid mononitrat persediaan dan
Larutan baku isosorbid dinitrat persediaan, encerkan
dengan air hingga kadar isosorbid mononitrat, senyawa
sejenis A isosorbid mononitrat dan isosorbid dinitrat
berturut-turut lebih kurang 0,1 mg per ml; 0,0005 mg per
ml dan 0,0005 mg per ml. Saring larutan, buang beberapa
ml filtrat pertama.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x
25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 ml
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak
senyawa sejenis A isosorbid mononitrat dan puncak
isosorbid mononitrat tidak kurang dari 1,5. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 10% untuk puncak senyawa sejenis A isosorbid
mononitrat dan isosorbid dinitrat.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 50 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Bandingkan respons puncak
cemaran yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan
baku. Respons puncak rata-rata cemaran Larutan uji
kurang dari atau sama dengan respons puncak rata-rata
dari puncak yang sama Larutan baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran air-metanol P (7:3), saring
dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan resolusi Buat larutan Isosorbid Mononitrat
Encer BPFI dan Senyawa Sejenis A Isosorbid Mononitrat
Encer BPFI dengan kadar masing-masing lebih kurang
0,0005 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Isosorbid
Mononitrat Encer BPFI, larutkan dan encerkan secara
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan air, hingga
kadar lebih kurang 0,1 mg per ml. Saring melalui
penyaring dengan porositas 0,45 m atau lebih kecil.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 20 mg isosorbid mononitrat,
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan 100
ml air, sonikasi selama 10 menit, encerkan dengan air
sampai tanda. Saring melalui penyaring dengan porositas
0,45 m atau lebih kecil.

- 578 Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada


Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x
25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 ml
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak
senyawa sejenis A isosorbid mononitrat dan puncak
isosorbid mononitrat tidak kurang dari 1,5. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 1,5%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 50 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
isosorbid mononitrat, C6H9NO6, dalam serbuk tablet yang
digunakan dengan rumus:

r
200C U
rS

C adalah kadar isosorbid mononitrat dalam mg per ml


Larutan baku; rU dan rS adalah respons puncak Larutan
uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Simpan pada suhu antara 20 dan 30.

TABLET LEPAS LAMBAT ISOSORBID


MONONITRAT
Isosorbide Mononitrate Extended-Release Tablet
Tablet Lepas Lambat Isosorbid Mononitrat mengandung
Isosorbid Mononitrat, C6H9NO6, tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada
etiket.
Baku pembanding Isosorbid BPFI Untuk penggunaan
kuantitatif, lakukan penetapan kadar air secara Titrimetri.
Setelah ampul dibuka simpan dalam wadah tertutup rapat;
[Catatan Baku pembanding berikut adalah campuran
kering dari suatu zat aktif dan zat tambahan yang sesuai
untuk keamanan penggunaan. Untuk penggunaan
kuantitatif, hitung konsentrasi zat aktif berdasarkan pada
kandungan yang tertera pada etiket.] Isosorbid Dinitrat
Encer BPFI [Perhatian Zat yang tidak diencerkan mudah
meledak dan dapat meledak karena benturan atau
pemanasan berlebih.] Campuran ini mengandung isosorbid
dinitrat 25% dalam manitol. Tidak boleh dikeringkan
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat
dan terlindung dari panas berlebih. Isosorbid Mononitrat
Encer BPFI. Senyawa Sejenis A Isosorbid Mononitrat
Encer BPFI.

Identifikasi
A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. Lakukan seperti
tertera pada Identifikasi A dalam Tablet Isosorbid
Mononitrat.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada
Penetapan kadar.
Disolusi <1231>
UJI 1
Media disolusi: 900 ml air.
Alat tipe 2: 50 rpm, tablet diletakkan dalamsinker
berbentuk spiral yang dibuat dari baja tahan karat dengan
diameter 0,8 mm, panjang 25,4 cm dengan diameter
lingkaran lebih kurang 0,72 cm dan tinggi lebih kurang
2,5 cm.
Waktu: 1, 2, 4, 8 dan 12 jam.
Lakukan penetapan jumlah C6H9NO6, yang terlarut
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran air-metanol P (7:3), saring
dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Isosorbid
Mononitrat Encer BPFI, larutkan dalam Media disolusi,
encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan
Media disolusi hingga kadar lebih kurang LC/1000. LC
adalah jumlah dalam mg per tablet seperti yang tertera
pada etiket.
Larutan uji Saring sejumlah alikuot melalui penyaring
nilon dengan porositas 0,45 m, buang 4-6 ml filtrat
pertama.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 220 nm, kolom 4,6 mm x 25
cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 ml
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5 %.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 25 L) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur
respons puncak. Hitung jumlah dalam mg isosorbid
mononitrat, C6H9NO6, yang terlarut pada tiap interval
waktu dengan rumus:

r
CS U
rS

CS adalah kadar isosorbid mononitrat dalam mg per ml


Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku; V adalah
volume dalam ml media disolusi dalam bejana disolusi
pada tiap pengambilan sampel.

- 579 Hitung jumlah dalam mg isosorbid mononitrat, C6H9NO6


yang diambil pada pengambilan sampel sebelumnya
dengan rumus:

VS

AD V

AD adalah jumlah dalam mg isosorbid mononitrat yang


terlarut pada tiap titik pengambilan sampel; VS adalah
volume dalam ml sampel yang diambil; V adalah volume
dalam ml media disolusi dalam bejana disolusi pada
setiap pengambilan sampel. Hitung persentase isosorbid
mononitrat, C6H9NO6, yang terlarut pada tiap
pengambilan sampel dengan rumus:

AD AR

100
LC
AD adalah jumlah dalam mg isosorbid mononitrat yang
terlarut pada tiap titik pengambilan sampel; AR adalah
jumlah dalam mg isosorbid mononitrat yang diambil pada
pengambilan sampel sebelumnya; 100 adalah faktor
konversi persentase dan LC jumlah dalam mg per tablet
seperti tertera pada etiket.
Toleransi Gunakan kriteria seperti tertera pada Tabel
Penerimaan 2 dalam Uji Disolusi <1231>. Persentase
jumlah C6H9NO6 yang terlarut pada waktu tertentu, sesuai
dengan tabel di bawah ini.
Waktu (jam)
1
2
4
8
12

Jumlah terlarut
antara 15% dan 35%
antara 28% dan 48%
antara 43% dan 68%
antara 65% dan 90%
tidak kurang dari 80%

UJI 2
Jika pada etiket tercantum bahwa sediaan memenuhi
Uji Disolusi 2, lakukan uji disolusi di bawah ini.
Media disolusi: 500 ml air cairan lambung buatan LP
(tanpa enzim).
Alat tipe 2: 50 rpm.
Waktu: 1, 2, 6 dan 12 jam.
Lakukan penetapan jumlah C6H9NO6 yang terlarut
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran air-metanol P (3:2), saring
dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah
Isosorbid Mononitrat Encer BPFI, larutkan dan encerkan
secara kuantitatif, jika perlu bertahap dengan Media
disolusi hingga kadar lebih kurang 1,2 mg per ml.
Larutan baku Lakukan pengenceran Larutan baku
persediaan dengan Media disolusi hingga kadar lebih
kurang 60 g per ml untuk tablet yang mengandung 30 mg

isosorbid mononitrat dan 120 g per ml untuk tablet yang


mengandung 60 mg isosorbid mononitrat.
Larutan uji Saring sejumlah volume alikuot melalui
penyaring yang sesuai dengan porositas 0,45 m.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 220 nm, kolom 4,6 mm x 25
cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 10 m.
Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
dan ukur responspuncak seperti tertera pada Prosedur:
faktor ikutan tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0 %.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur
respons puncak. Hitung jumlah dalam mg isosorbid
mononitrat, C6H9NO6, yang diambil pada tiap
pengambilan sampel dengan rumus:

rU ( i )
CS
rS

CS adalah kadar isosorbid mononitrat dalam mg per ml


Larutan baku; rU(i) adalah respons puncak dari Larutan uji
pada tiap pengambilan sampel ke-i dan rS adalah respons
puncak dari Larutan baku.
Hitung jumlah persentase isosorbid mononitrat yang
terlarut pada tiap pengambilan sampel dengan rumus:

V 0

i 1 V t ij11 C

Vt

100
LC

Ci adalah kadar isosorbid mononitrat yang dilepaskan


pada tiap titik waktu i, dalam mg per ml; V0 adalah
volume awal dalam ml media;Vt adalah volume sampel
dalam ml yang diambil pada tiap pengambilan sampel; Cj
adalah kadar isosorbid mononitrat yang dilepaskan dalam
mg per ml, pada waktu j;100 adalah faktor konversi
persentase dan LC adalah jumlah isosorbid mononitrat
dalam mg per tablet seperti yang tertera pada etiket.
Toleransi Gunakan kriteria seperti tertera pada Tabel
Penerimaan 2 dalam Uji Disolusi <1231>. Persentase
jumlah C6H9NO6 yang terlarut pada waktu tertentu, sesuai
dengan tabel di bawah ini.
Waktu (jam)
1
2
6
12

Jumlah terlarut
antara 25% dan 45%
antara 35% dan 60%
antara 72% dan 90%
tidak kurang dari 80%

UJI 3
Jika pada etiket tercantum bahwa sediaan memenuhi
Uji Disolusi 3, lakukan uji disolusi di bawah ini.
Media disolusi: 500 ml cairan lambung buatan LP
(tanpa enzim).

- 580 Alat tipe 2: 50 rpm.


Waktu: 1, 2, 6 dan 12 jam.
Lakukan penetapan jumlah C6H9NO6 yang terlarut
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Dapar Masukkan lebih kurang 15,4 g amonium asetat
P dan 11,5 ml asam asetat P ke dalam labu tentukur
1000-ml yang berisi 500 ml air, atur pH hingga 4,7
dengan penambahan asam asetat P. Encerkan dengan air
sampai tanda.
Fase gerak Buat campuran air-metanol P-Dapar
(6:3:1), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Larutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah
Isosorbid Mononitrat Encer BPFI, larutkan dan encerkan
secara kuantitatif, jika perlu bertahap dengan Media
disolusi hingga kadar lebih kurang 0,12 mg per ml.
Larutan baku Untuk tablet yang mengandung 60 mg
isosorbid mononitrat, gunakan Larutan baku persediaan
tanpa pengenceran. Untuk tablet yang mengandung 30
mg isosorbid mononitrat, pipet 25 ml Larutan baku
persediaan ke dalam labu tentukur 50-ml. Encerkan dengan
Media disolusi sampai tanda.
Larutan uji Gunakan sejumlah alikuot yang telah
disaring melalui penyaring dengan porositas 0,45 m.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x
15 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5
m. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 100 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur
respons puncak. Hitung kadar dalam mg per ml isosorbid
mononitrat yang terlarut pada tiap pengambilan sampel
dengan rumus:

rU (i )

C S
rS
CS adalah kadar isosorbid mononitrat dalam mg per ml
Larutan baku; ru(i) adalah respons puncak Larutan uji
pada titik waktu i; rS adalah respons puncak Larutan baku.
Hitung jumlah persentase isosorbid mononitrat yang
terlarut pada tiap pengambilan sampel dengan rumus:

C V
i

i 1 V t ij11 C jV t 100
LC

Ci adalah kadar isosorbid mononitrat yang dilepaskan pada


tiap titik waktu i, dalam mg per ml; V0 adalah volume awal
dalam ml media;Vt adalah volume sampel dalam ml yang
diambil pada tiap pengambilan sampel; Cj adalah kadar
isosorbid mononitrat yang dilepaskan dalam mg per ml,

pada waktu j; 100 adalah faktor konversi persentase dan


LC adalah jumlah dalam mg per tablet seperti yang tertera
pada etiket.
Toleransi Gunakan kriteria seperti tertera pada Tabel
Penerimaan 2 dalam Uji Disolusi <1231>. Persentase
jumlah C6H9NO6 yang terlarut pada waktu tertentu, sesuai
dengan tabel di bawah ini.
Waktu (jam)
1
2
6
12

Jumlah terlarut
antara 20% dan 40%
antara 30% dan 50%
antara 70% dan 90%
tidak kurang dari 85%

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat


Keseragaman kandungan. Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar, kecuali gunakan 1 tablet sebagai
pengganti serbuk tablet dalam Larutan uji.
Senyawa sejenis
UJI 1
Masing-masing cemaran tidak lebih dari 1,0 %.
Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak Campuran toluen P-etil asetat P-isopropil
alkohol P (53:32:15).
Penjerap Silika gel P setebal 0,25 mm.
Larutan baku 1 Timbang saksama sejumlah Isosorbid
BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif, jika perlu
bertahap dengan asetonitril P hingga kadar lebih kurang
0,0125 mg per ml.
Larutan baku 2 Timbang saksama sejumlah Isosorbid
BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan jika
perlu bertahap dengan asetonitril P hingga kadar lebih
kurang 0,025 mg per ml.
Larutan baku 3 Timbang saksama sejumlah Isosorbid
BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan jika
perlu bertahap dengan asetonitril P hingga kadar lebih
kurang 0,05 mg per ml.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 100 mg isosorbid mononitrat,
masukkan ke dalam wadah yang sesuai yang berisi 20,0
ml asetonitril P, sonikasi selama 10 menit, sentrifus.
Gunakan beningan.
Penampak bercak Larutkan 1,25 g kalium
permanganat P dan 10 g natrium hidroksida P dalam 500
ml air. Larutan ini dibuat segar untuk tiap lempeng.
Prosedur Totolkan secara terpisah 20 l Larutan uji
dan Larutan baku pada lempeng kromatografi. Masukkan
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi Fase
gerak. Biarkan merambat hingga tiga per empat tinggi
lempeng. Angkat lempeng dan tandai batas rambat,
keringkan lempeng dengan udara hangat selama lebih
kurang 10 menit, masukkan lempeng dalam penampak
bercak dan panaskan lempeng pada suhu 105 selama 5
menit. Beberapa bercak yang diperoleh pada
kromatogram Larutan uji dengan harga Rf yang sesuai
dengan bercak yang diperoleh pada kromatogram semua

- 581 Larutan baku tidak lebih intensif dari bercak yang


diperoleh pada kromatogram Larutan baku 3 [Catatan
Harga Rf isosorbid dan isosorbid mononitrat berturutturut lebih kurang 0,2 dan 0,6.] Jika intensitas bercak
yang diperoleh dalam kromatogram Larutan uji hampir
sama seperti bercak yang diperoleh dalam kromatogram
Larutan baku 3, encerkan Larutan uji dengan asetonitril
P (1:1), ulangi uji dan bandingkan intensitas bercak
isosorbid dari enceran Larutan uji dengan intensitas
bercak yang diperoleh dari semua Larutan baku, yang
telah dikoreksi tingkat persentasenya sesuai pengenceran
Larutan uji.
UJI 2
Senyawa sejenis A isosorbid mononitrat; isosorbid
dinitrat masing-masing tidak lebih dari 0,25%.Total
cemaran lain tidak lebih dari 0,25%; Total cemaran
termasuk senyawa sejenis A isosorbid mononitrat dan
isosorbid dinitrat tidak lebih dari 0,5%. Lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran air - metanol P (75:25),
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan baku senyawa sejenis A isosorbid mononitrat
persediaan Timbang saksama sejumlah Senyawa Sejenis
A Isosorbid Mononitrat Encer BPFI, larutkan dan
encerkan secara kuantitatif, jika perlu bertahap dengan air
hingga kadar lebih kurang 0,3 mg per ml.
Larutan baku Isosorbid dinitrat persediaan Timbang
saksama sejumlah Isosorbid Dinitrat Encer BPFI,
larutkan dan encerkan secara kuantitatif, jika perlu
bertahap dengan metanol P hingga kadar lebih kurang
0,15 mg per ml.
Larutan baku persediaan Pipet 2 ml Larutan baku
senyawa sejenis A isosorbid mononitrat persediaan dan 4
ml Larutan baku Isosorbid dinitrat persediaan ke dalam
labu tentukur 100-ml. Encerkan dengan air sampai tanda.
Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah Isosorbid
Mononitrat Encer BPFI setara dengan lebih kurang 24
mg isosorbid mononitrat, masukkan ke dalam labu
tentukur 100-ml, tambahkan 10,0 ml Larutan baku
persediaan dan 20 ml metanol P, encerkan dengan air
sampai tanda.
Larutan baku Pipet 10 ml Larutan baku persediaan
dan 20 ml metanol P ke dalam labu tentukur 100-ml.
Encerkan dengan air sampai tanda.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 60 mg isosorbid mononitrat,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml. Tambahkan 40
ml metanol P, sonikasi selama lebih kurang 30 menit
dengan pendinginan. Hangatkan sampai suhu ruang,
encerkan dengan metanol P sampai tanda. Sentrifus pada
lebih kurang 3000 rpm selama 10 menit. Encerkan secara
kuantitatif 10 bagian beningan dengan 50 bagian air.
Saring melalui penyaring dengan porositas 0,45 m atau
lebih kecil.

Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada


Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x
25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 ml
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak
senyawa sejenis A isosorbid mononitrat dan puncak
isosorbid mononitrat tidak kurang dari 1,0. [Catatan
Waktu retensi relatif untuk senyawa sejenis A isosorbid
mononitrat, isosorbid mononitrat dan isosorbid dinitrat
berturut-turut lebih kurang 0,9; 1,0 dan 5,6.] Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 10% untuk senyawa sejenis A isosorbid
mononitrat dan isosorbid dinitrat.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 100 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur
semua respons puncak. Hitung persentase senyawa
sejenis A isosorbid mononitrat dan isosorbid dinitrat
dalam tablet dengan rumus:

C
25
W

rU

rS

C adalah kadar Senyawa sejenis A isosorbid mononitrat


BPFI atau isosorbid dinitrat encer BPFI dalam g per ml
Larutan baku; W adalah bobot dalam mg isosorbid
mononitrat untuk membuat Larutan uji; rU dan rS berturutturut adalah respons puncak dari Larutan uji dan Larutan
baku.
Hitung persentase masing-masing cemaran lain (selain
senyawa sejenis A isosorbid mononitrat atau isosorbid
dinitrat) dengan rumus:

r
100 i
rS

ri adalah respons puncak masing-masing cemaran lain


dari Larutan uji; rS adalah jumlah semua respons puncak.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran air-metanol P (8:2), saring
dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan baku senyawa sejenis A isosorbid mononitrat
Timbang saksama sejumlah Senyawa Sejenis A Isosorbid
Mononitrat Encer BPFI, larutkan dan encerkan secara
kuantitatif, jika perlu bertahap dengan air hingga kadar
lebih kurang 0,15 mg per ml.
Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah Isosorbid
Mononitrat Encer BPFI setara dengan lebih kurang 30

- 582 mg isosorbid mononitrat, masukkan ke dalam labu


tentukur 250-ml. Larutkan dalam air, tambahkan 10 ml
Larutan baku senyawa sejenis A isosorbid mononitrat,
tambahkan 50 ml metanol P, encerkan dengan air sampai
tanda. Larutan ini mengandung isosorbid mononitrat dan
senyawa sejenis A isosorbid mononitrat berturut-turut
lebih kurang 0,12 mg per ml dan 0,006 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Isosorbid
Mononitrat Encer BPFI, masukkan ke dalam labu
tentukur yang sesuai, larutkan dalam air, tambahkan
sejumlah volume metanol P lebih kurang 20% dari
volume labu, encerkan dengan air hingga kadar lebih
kurang 0,12 mg per ml.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 60 mg isosorbid mononitrat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 50
ml metanol P, sonikasi selama lebih kurang 30 menit
dengan pendinginan. Hangatkan sampai suhu ruang,
encerkan dengan metanol P sampai tanda. Sentrifus pada
lebih kurang 3000 rpm selama 10 menit. Encerkan secara
kuantitatif 10 bagian beningan dengan 50 bagian air.
Saring larutan melalui penyaring dengan porositas
0,45m atau lebih kecil.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x
12,5 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1,5
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak
senyawa sejenis A isosorbid mononitrat dan puncak
isosorbid mononitrat tidak kurang dari 1,5. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
faktor ikutan tidak lebih dari 1,5 dan simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
isosorbid mononitrat, C6H9NO6, dalam serbuk tablet yang
digunakan dengan rumus:

r
500C U
rS

C adalah kadar isosorbid mononitrat dalam mg per ml


Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Simpan pada suhu antara 20 dan 30.
Penandaan Cantumkan uji disolusi yang digunakan, jika
tidak menggunakan Uji 1.

KALAMIN
Calamine
Kalamin [8011-96-9]

BM 265,33

Kalamin adalah zink oksida dengan sebagian kecil besi


oksida, mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak
lebih dari 100,5% ZnO, dihitung terhadap zat yang telah
dipijarkan.
Pemerian Serbuk halus; merah muda; tidak berbau;
praktis tidak berasa.
Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah larut dalam
asam mineral.
Identifikasi
A. Campurkan 1 g zat dengan 10 ml asam klorida 3 N
dan saring. Filtrat menunjukkan reaksi Zink seperti tertera
pada Uji identifikasi Umum <291>.
B. Campurkan 1 g zat dengan 10 ml asam klorida 3
N, panaskan hingga mendidih, saring. Pada filtrat
tambahkan amonium tiosianat LP: terjadi warna
kemerahan.
Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung
Staphylococus aureus dan Pseudomonas aeruginosa.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 2,0%; lakukan
pemijaran pada suhu 500 menggunakan 2 g zat.
Zat tidak larut asam Tidak lebih dari 2,0%; lakukan
penetapan dengan melarutkan 2,0 g zat dalam 50 ml asam
klorida 3 N. Zat yang tidak larut saring dengan penyaring
yang telah ditara, cuci dengan air, keringkan pada suhu
105 selama 1 jam, dinginkan dan timbang. Bobot tidak
lebih dari 40 mg.
Kebasaan Digesti 1,0 g zat dengan 20 ml air di atas
tangas uap selama 15 menit, saring, tambahkan 2 tetes
fenolftalein LP; untuk menghilangkan warna merah yang
terbentuk, dibutuhkan tidak lebih dari 0,20 ml asam sulfat
0,10 N.
Kalsium Digesti 1 g zat dengan 25 ml asam klorida 3 N
selama 30 menit, saring untuk membuang besi(III) oksida
yang tidak larut. Pada filtrat tambahkan amonium
hidroksida 6 N hingga endapan yang terbentuk larut
kembali, tambahkan 5 ml amonium hidroksida 6 N. Pada
10 ml larutan tambahkan 2 ml amonium oksalat LP:
terbentuk sedikit kekeruhan.
Kalsium atau Magnesium Pada 10 ml larutan yang
diperoleh pada uji Kalsium tambahkan 2 ml larutan
natrium fosfat dibasa P: terbentuk sedikit kekeruhan.
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 8 bpj.

- 583 Timbal Pada 1 g zat tambahkan 15 ml air, aduk, tambahkan


3 ml asam asetat glasial P, hangatkan di atas tangas uap
hingga larut, saring. Pada filtrat tambahkan 5 tetes kalium
kromat LP: tidak terbentuk kekeruhan.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1,5 g zat
yang baru dipijarkan, digesti dengan 50,0 ml asam sulfat
1 N LV, panaskan hati-hati hingga zat tidak melarut lagi.
Saring, cuci residu dengan air panas sampai air cucian
bereaksi netral terhadap kertas lakmus P. Pada kumpulan
filtrat dan air cucian tambahkan 2,5 g amonium klorida P,
dinginkan. Titrasi dengan natrium hidroksida 1 N LV
menggunakan indikator jingga metil LP.
Tiap ml asam sulfat 1 N
setara dengan 40,69 mg ZnO

asam sulfat 1,0 N: warna yang terjadi tidak lebih tua dari
warna larutan pembanding.
Nitrat, Nitrit dan Amonia Pada larutan 1 g zat dalam 5
ml air di dalam tabung reaksi 40 ml, tambahkan 5 ml
natrium hidroksida 1 N dan lebih kurang 200 mg kawat
aluminium. Sisipkan segumpal kapas murni pada bagian
atas tabung reaksi dan letakkan kertas lakmus merah P
basah pada mulut tabung reaksi. Panaskan tabung reaksi
dalam tangas uap selama 15 menit: tidak terjadi warna
biru pada kertas lakmus merah P.
Tiosulfat dan Barium Larutkan 500 mg zat dalam 10 ml
air bebas amonia dan karbon dioksida P, tambahkan 2
tetes asam sulfat 2 N: tidak terjadi kekeruhan dalam
waktu 1 menit.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.

Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj: lakukan


penetapan dengan melarutkan 2,0 g zat dalam 25 ml air.

KALIUM IODIDA
Potassium Iodide

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 500 mg


zat, larutkan dalam lebih kurang 10 ml air dan tambahkan
35 ml asam klorida P. Titrasi dengan kalium iodat 0,05 M
LV sampai larutan warna coklat hitam berubah menjadi
coklat pucat. Tambahkan 2 atau 3 tetes amaran LP,
titrasi perlahan sampai warna merah berubah menjadi
kuning.

Kalium iodida [7681-11-0]


KI

BM 166,00

Kalium Iodida mengandung tidak kurang dari 99,0% dan


tidak lebih dari 101,5% KI, dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan.
Pemerian Hablur heksahedral; transparan atau tidak
berwarna atau agak buram dan putih atau serbuk granul
putih; agak higroskopik. Larutan menunjukkan reaksi
netral atau basa terhadap lakmus.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, terlebih dalam
air mendidih; mudah larut dalam gliserin; larut dalam
etanol.
Identifikasi Larutan menunjukkan reaksi Kalium dan
Iodida seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Kebasaan Larutkan 1,0 g zat dalam 10 ml air, tambahkan
0,1 ml asam sulfat 0,1 N dan 1 tetes fenolftalein LP: tidak
terjadi warna.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 4 jam.
Iodat Tidak lebih dari 4 bpj; lakukan penetapan sebagai
berikut: Larutkan 1,1 g zat dalam air bebas amonia dan
karbon dioksida P secukupnya hingga diperoleh 10 ml,
masukkan ke dalam tabung pembanding warna.
Tambahkan 1 ml kanji LP dan 0,25 ml asam sulfat 1,0 N,
campur. Bandingkan warna yang terjadi terhadap warna
larutan pembanding volume sama yang mengandung 100
mg kalium iodida P, 1 ml larutan baku iodat dibuat dengan
mengencerkan 1 ml larutan kalium iodat P (1 dalam 2500)
dengan air sampai 100 ml, 1 ml kanji LP dan 0,25 ml

Tiap ml kalium iodat 0,05 M


setara dengan 16,60 mg KI
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.

KALIUM KLORIDA
Potassium Chloride
Kalium klorida [7447-40-7]
KCl

BM 74,55

Kalium Klorida mengandung tidak kurang dari 99,0%


dan tidak lebih dari 100,5% KCl, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan.
Pemerian Hablur bentuk memanjang, prisma atau kubus,
atau serbuk granul putih; tidak berbau; tidak berwarna;
rasa asin; stabil di udara; larutan bereaksi netral terhadap
lakmus.
Kelarutan Mudah larut dalam air; tidak larut dalam
etanol.
Identifikasi Larutan (1 dalam 20) menunjukkan reaksi
Kalium dan Klorida seperti tertera pada Uji Identifikasi
Umum <291>.
Keasaman atau kebasaan Pada larutan 5,0 g zat dalam
50 ml air bebas karbon dioksida P, tambahkan 3 tetes
fenolftalein LP: tidak terjadi warna merah muda.

- 584 Kemudian tambahkan 0,30 ml natrium hidroksida 0,020


N: terjadi warna merah muda.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam.
Iodida atau Bromida
Iodida Tidak lebih dari 0,005%.
Larutan uji Larutkan 2 g zat dalam 8 ml air.
Tambahkan 1 ml kloroform P dan asam klorida encer P,
kemudian tambahkan 2 tetes larutan kloramin T (0,1
dalam 100) dan kocok perlahan. Warna ungu yang
terbentuk pada lapisan kloroform tidak lebih tua dari
Larutan baku.
Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih
kurang 41 mg kalium iodida P, masukkan ke dalam labu
tentukur 25-ml, larutkan dan encerkan dengan air sampai
tanda.
Larutan baku Pipet 1 ml Larutan baku persediaan ke
dalam labu tentukur 25-ml, encerkan dengan air sampai
tanda. Encerkan 2,0 ml larutan dengan 8,0 ml air dan
lakukan seperti tertera pada Larutan uji, mulai dari
Tambahkan 1 ml kloroform P.
Bromida Tidak lebih dari 0,1%.
Larutan uji Larutkan 2 g zat dalam 8 ml air.
Tambahkan 1 ml kloroform P dan asam klorida encer P,
kemudian tambahkan 5 tetes larutan kloramin T (1 dalam
100) dan kocok perlahan. Warna coklat yang terbentuk
pada lapisan kloroform tidak lebih tua dari Larutan baku.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 32 mg
natrium bromida P, masukkan ke dalam labu tentukur 25ml, larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda.
Encerkan 2,0 ml larutan dengan 8,0 ml air dan lakukan
seperti tertera pada Larutan uji, mulai dari Tambahkan 1
ml kloroform P.
Aluminium <315> Tidak lebih dari 1 bpj; jika pada
etiket tertera untuk digunakan dalam hemodialisis,
lakukan penetapan dengan menggunakan 2,0 g kalium
klorida untuk penyiapan Larutan uji.
Kalsium dan Magnesium Pada 20 ml larutan (1 dalam
100), tambahkan 2 ml amonium hidroksida 6 N, 2 ml
amonium oksalat LP dan 2 ml natrium fosfat dibasa LP:
tidak terjadi kekeruhan dalam waktu 5 menit.
Natrium Larutan (1 dalam 20) pada pembakaran dengan
kawat platina tidak menunjukkan nyala kuning jelas
hingga nyala yang tidak terang.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan
penetapan dengan larutan 2,0 g zat dalam 25 ml air.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 200
mg zat, larutkan dalam 10 ml air. Tambahkan 10 ml asam
asetat glasial P, 75 ml metanol P dan 3 tetes eosin Y LP.
Titrasi dengan perak nitrat 0,1 N LV hingga terjadi warna
merah muda.

Tiap ml perak nitrat 0,1 N


setara dengan 7,455 mg KCl
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Penandaan Jika digunakan untuk hemodialisis harus
tertera pada etiket.

KALIUM PERMANGANAT
Potassium Permanganate
KMnO4 [7722-64-7]

BM 158,03

Kalium Permanganat mengandung tidak kurang dari


99,0% dan tidak lebih dari 100,5% KMnO4, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
[Perhatian Penanganan kalium permanganat harus hatihati, dapat terjadi ledakan yang berbahaya bila terjadi
kontak dengan zat organik, atau zat mudah teroksidasi
baik sebagai larutan atau dalam keadaan kering.]
Pemerian Hablur; ungu tua, hampir tidak tembus oleh
cahaya yang diteruskan dan berwarna biru metalik
mengkilap oleh cahaya yang dipantulkan, kadang-kadang
disertai warna merah tembaga tua; stabil di udara.
Kelarutan Larut dalam air; mudah larut dalam air
mendidih.
Identifikasi Larutan pekat berwarna merah lembayung
tua dan larutan sangat encer berwarna merah muda;
menunjukkan reaksi Permanganat seperti tertera pada Uji
Identifikasi Umum <291>.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5% ;
lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 18 jam.
Zat tak larut Tidak lebih dari 0,2%; lakukan penetapan
sebagai berikut: Larutkan 2,0 g zat dalam 150 ml air yang
telah dihangatkan hingga suhu tangas uap, saring segera
dengan krus penyaring porositas medium yang telah
ditara. Cuci penyaring tiga kali, tiap kali dengan 50 ml air
hangat, keringkan krus penyaring dan residu pada suhu
105 selama 3 jam: residu tidak lebih dari 4 mg.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g zat,
masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500 ml. Tambahkan
untuk tiap mg kalium permanganat 2,13 mg natrium
oksalat P yang ditimbang saksama dan telah dikeringkan
pada suhu 110 hingga bobot tetap. Tambahkan 150 ml
air dan 20 ml asam sulfat 7 N, panaskan hingga suhu
lebih kurang 80, titrasi kelebihan asam oksalat dengan
kalium permanganat 0,03 N LV, hitung jumlah dalam mg
kalium permanganat, KMnO4, dalam zat yang digunakan
dengan rumus:
0,4718WS 0,9482V
0,4718 adalah jumlah KMnO4 dalam mg yang setara
dengan 1 mg natrium oksalat; WS adalah bobot dalam mg

- 585 natrium oksalat yang digunakan; 0,9482 adalah jumlah


KMnO4 dalam mg per ml kalium permanganat 0,03 ; V
adalah volume kalium permanganat 0,03 N yang
digunakan.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.

KALIUM SULFOGUAIAKOLAT
Potassium Guaiacolsulfonate

Kalium
hidroksimetoksibenzensulfonat
hemihidrat
[78247-49-1]
C7H7KO5S.H2O
BM 251,29
C7H7KO5S
BM 242,29
Kalium Sulfoguaiakolat mengandung tidak kurang dari
98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C7H7KO5S, dihitung
terhadap zat anhidrat.
Pemerian Serbuk hablur atau hablur; putih; tidak berbau;
rasa pahit. Oleh pengaruh udara dan cahaya, warna
perlahan-lahan menjadi merah muda; larutan dalam air
memberikan reaksi netral terhadap lakmus P.
Kelarutan Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam
etanol; tidak larut dalam eter.
Baku pembanding Kalium Sulfoguaiakolat BPFI;
lakukan Penetapan Kadar Air <1031> Metode I sebelum
digunakan untuk analisis kuantitatif.

Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan


penetapan dengan melarutkan 1,0 g zat dalam 1 ml asam
asetat 1 N, encerkan dengan air hingga 25 ml.
Penetapan kadar
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kalium
Sulfoguaiakolat BPFI, larutkan dalam campuran air dan
dapar fosfat pH 7,0 (1 dalam 10) hingga kadar lebih
kurang 50 g per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 250 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 500-ml, larutkan dalam
400 ml air dan encerkan dengan air sampai tanda. Pipet
10 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
dapar fosfat pH 7,0 sampai tanda.
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
279 nm terhadap blangko campuran air dan dapar fosfat
pH 7,0 (1 dalam 10). Hitung jumlah dalam mg kalium
sulfoguaiakolat, C7H7KO5S, dengan rumus:

A
5C U
AS

C adalah kadar Kalium Sulfoguaiakolat BPFI dalam g


per ml Larutan baku dihitung terhadap zat anhidrat; AU
dan AS berturut-turut adalah serapan Larutan uji dan
Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus cahaya.

KALSITRIOL
Calcitriol
CH3

CH3

H3C

CH3
OH

Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan pada suhu 105 selama 18 jam dan
didispersikan dalam minyak mineral P, menunjukkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Kalium Sulfoguaiakolat BPFI pada daerah
spektrum antara 7 dan 13 m.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
20.000) yang dibuat seperti tertera pada Penetapan kadar,
menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang
gelombang yang sama seperti pada Kalium
Sulfoguaiakolat BPFI.
C. Larutan (1 dalam 10) menunjukkan reaksi Kalium
seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Air <1031>Metode I Antara 3,0% dan 6,0%.
Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj.
Sulfat Pada 10 ml larutan (1 dalam 20) tambahkan 5 tetes
barium klorida LP dan asamkan dengan asam klorida P:
tidak terbentuk kekeruhan dalam 1 menit.

OH
CH2

HO

(5Z,7E)-9,10-Sekokholesta-5,7,10(19)-triena-1,3, 25triol [32222-06-3]


C27H44O3
BM 416,64
Monohidrat
BM 434,65
Kalsitriol berbentuk anhidrat atau mengandung satu
molekul air. Bentuk anhidrat mengandung tidak kurang
dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C27H44O3,
dihitung terhadap zat bebas pelarut. Bentuk monohidrat
mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari
103,0% C27H44O3, dihitung terhadap zat anhidrat.
[Catatan Perlakukan dengan hati-hati untuk menghindari
terhirup partikel kalsitriol dan terpapar ke kulit.]
Pemerian Hablur; putih atau hampir putih; peka terhadap
udara, panas dan cahaya.

- 586 Kelarutan Mudah larut dalam etanol; larut dalam eter


dan minyak lemak; praktis tidak larut dalam air.
Baku pembanding Kalsitriol BPFI, simpan dalam lemari
pendingin, terlindung cahaya.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Kalsitriol BPFI.
B. Waktu retensi puncak utama pada kromatogram
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
diperoleh pada Penetapan kadar.
Air <1031> Metode I
bentuk monohidrat.

Antara 3,5% dan 5,5%; untuk

Kemurnian kromatografi [Catatan Lakukan penetapan


secepat mungkin untuk menghindari larutan terpapar
cahaya dan udara.]
Dapar tris, Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem,
Larutan uji dan Sistem kromatografi Lakukan seperti
tertera pada Penetapan kadar.
Prosedur Suntikkan lebih kurang 50 l Larutan uji ke
dalam kromatograf, rekam kromatogram selama tidak
kurang dari dua kali waktu retensi puncak kalsitriol.
Lakukan identifikasi terhadap cemaran seperti tertera
pada Tabel dan ukur respons puncak.
Hitung persentase masing-masing cemaran dalam zat
dengan rumus:

r
100 i
rS

ri adalah respons masing-masing puncak selain puncak


utama kalsitriol dan pre-kalsitriol dan rS adalah jumlah
semua respons puncak. Tidak lebih dari batas yang tertera
pada Tabel. Abaikan puncak yang kurang dari 0,1%.
Tabel
Cemaran
Triazolin hasil samping prekalsitriol
Trans-kalsitriol1
1-Kalsitriol2
Metilen kalsitriol3
Cemaran lain yang tak
teridentifikasi
Jumlah semua cemaran

Waktu retensi
relatif (menit)

Batas
(%)

0,43

0,1

0,96
1,15
1,5

0,25
0,1
0,25

0,1

1,0

) (5Z,7E)-9,10-sekokholesta-5,7,10(19)-triena-1,3,25-triol
2
) (5Z,7E)-9,10-sekokholesta-5,7,10(19)-triena-1,3,25-triol
3
) (5Z,7E)-1,3- dihidroksi-17-((R)-7-hidroksi-7-metiloktan-2-il)9,10-sekoandrosta-5,7,10(19)-triena

Penetapan kadar [Catatan Lakukan penetapan secepat


mungkin untuk menghindari larutan terpapar cahaya dan
udara.] Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi

cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi


<931>.
Dapar tris Timbang 1 g tris (hidroksimetil)
aminometana, masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml
dan larutkan dalam 900 ml air, atur pH hingga 7,0-7,5
dengan penambahan asam fosfat P. Encerkan dengan air
sampai tanda.
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-Dapar tris
(55:45), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kalsitriol
BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai dan
larutkan dalam asetonitril P (tanpa pemanasan)
menggunakan sejumlah volume hingga 55% dari volume
akhir. Encerkan dengan Dapar tris hingga kadar kalsitriol
100 g per ml. [Catatan Biarkan larutan mencapai suhu
ruang sebelum diencerkan dengan Dapar tris sampai
volume akhir.]
Larutan kesesuaian sistem Panaskan 2 ml Larutan
baku pada 80 selama 30 menit.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, masukkan
ke dalam labu tentukur yang sesuai dan larutkan dalam
asetonitril P (tanpa pemanasan) menggunakan sejumlah
volume hingga 55% dari volume akhir. Encerkan dengan
Dapar tris hingga kadar kalsitriol 100 g per ml.
[Catatan Biarkan larutan mencapai suhu ruang sebelum
diencerkan dengan Dapar tris sampai volume akhir.]
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom 4,6 mm x
25 cm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel 5
m. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Pertahankan
suhu kolom pada 40. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu
retensi relatif pre-kalsitriol dan kalsitriol berturut-turut
adalah lebih kurang 0,9 dan 1,0; resolusi, R, antara
puncak pre-kalsitriol dan kalsitriol tidak kurang dari 3,5.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang dari 10.000
lempeng teoritis dan simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 50 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak kalsitriol dan pre-kalsitriol. Hitung
persentase kalsitriol, C27H44O3, dalam zat dengan rumus:

C
100 S
CU

rU

rS

CS adalah kadar Kasitriol BPFI dalam mg per ml Larutan


baku; CU adalah kadar kalsitriol dalam g per ml Larutan
uji; rU dan rS berturut-turut adalah jumlah respons puncak
kalsitriol dan pre-kalsitriol dalam Larutan uji dan
Larutan baku.

- 587 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,


tidak tembus cahaya. Simpan seperti petunjuk pada etiket.
Penandaan Mencantumkan monohidrat untuk bentuk
monohidrat.

KALSIUM FOSFAT DIBASA ANHIDRAT


Kalsium Hidrogen Fosfat Anhidrat
Anhydrous Dibasic Calcium Phosphate
Kalsium fosfat (1:1) [7757-93-9]
Asam fosfat, garam kalsium (1:1)
CaHPO4

BM 136,06

Kalsium Fosfat Dibasa Anhidrat mengandung tidak


kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 103,0% kalsium
fosfat dibasa anhidrat (CaHPO4).
Pemerian Serbuk putih; tidak berbau dan tidak berasa.
Stabil di udara.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; tidak larut dalam
alkohol; larut dalam asam klorida 3 N dan asam nitrat 2
N.
Baku pembanding Natrium Fluorida BPFI; tidak boleh
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat.
Identifikasi
A. Larutkan lebih kurang 100 mg zat dalam 10 ml
asam klorida 2 N dengan penghangatan, tambahkan 2,5
ml amonia LP tetes demi tetes dengan pengocokan,
kemudian tambahkan 5 ml amonium oksalat LP:
terbentuk endapan putih.
B. Larutan amonium molibdat Larutkan 21,2 g
amonium molibdat P dalam air untuk membuat 200 ml
larutan 10%. Larutan dibuat segar.
Larutkan lebih kurang 100 mg zat dalam 5 ml asam nitrat
encer P. Hangatkan larutan pada suhu 70 dan tambahkan
2 ml Larutan amonium molibdat: terbentuk endapan
kuning amonium fosfomolibdat.
Sisa pemijaran <301> Antara 6,6% dan 8,5%; lakukan
pemijaran pada lebih kurang 1 g zat pada suhu 800
sampai 825 hingga bobot tetap.
Karbonat Campurkan 1,0 g zat dengan 5 ml air bebas
karbon dioksida P, segera tambahkan 2 ml asam klorida
P: tidak terjadi gelembung gas.
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,25%; pada 200 mg zat
tambahkan 20 ml air dan 13 ml asam nitrat encer LP dan
hangatkan perlahan jika perlu, sampai tidak lagi melarut.
Encerkan hingga 100 ml, saring jika perlu. Pada 50 ml
larutan ini, tambahkan 1 ml perak nitrat LP: larutan tidak
lebih keruh dari yang dihasilkan oleh 0,70 ml asam
klorida 0,01 N.

Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,5%; larutkan 500 mg zat


dalam 5 ml air dan 5 ml asam klorida encer P, encerkan
dengan air hingga 100 ml, saring jika perlu. Pada 20 ml
filtrat, tambahkan 1 ml asam klorida encer P, encerkan
dengan air hingga 50 ml. Tambahkan 1 ml barium klorida
LP: larutan tidak lebih keruh dari yang dihasilkan oleh
1,0 ml asam sulfat 0,01 N.
Arsen <211> Metode I Tidak lebih dari 3 bpj; larutkan
1,0 g zat dalam 25 ml asam klorida 3 N dan encerkan
dengan air hingga 55 ml: Larutan memenuhi uji Batas
Arsen tanpa penambahan 20 ml asam sulfat 7 N, seperti
tertera pada Prosedur.
Barium Didihkan 500 mg zat dalam 10 ml air,
tambahkan 1 ml asam klorida P tetes demi tetes, aduk
pada setiap penambahan. Biarkan dingin dan saring jika
perlu, tambahkan pada filtrat 2 ml kalium sulfat LP; tidak
terbentuk kekeruhan selama 10 menit.
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 30 bpj;
buat larutan uji sebagai berikut: hangatkan 1,3 g zat
dengan 3 ml asam klorida 3 N sampai tidak lagi melarut,
encerkan dengan air hingga volume 50 ml dan saring.
Zat tak larut dalam asam Tidak lebih dari 0,2%;
larutkan 5,0 g zat dalam campuran 40 ml air dan 10 ml
asam klorida P, didihkan hati-hati selama 5 menit,
dinginkan, kumpulkan zat yang tidak larut dalam kertas
saring bebas abu, cuci dengan air sampai air cucian
terakhir tidak memberikan reaksi Klorida (tidak terbentuk
kekeruhan dengan penambahan perak nitrat LP). Pijarkan
residu dan kertas saring bebas abu pada suhu 600 50.
Bobot residu tidak lebih dari 10 mg.
Fluorida Tidak lebih dari 50 bpj [Catatan Siapkan dan
simpan semua larutan dalam wadah plastik.]
Dapar Larutkan 73,5 g natrium sitrat dihidrat P dalam
air hingga volume 250 ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Natrium
Fluorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan air hingga
kadar lebih kurang 1,1052 mg per ml. Pipet 20 ml larutan
ke dalam labu tentukur 100-ml yang berisi 50 ml Dapar,
encerkan dengan air sampai tanda. Tiap ml larutan ini
mengandung 100 g ion fluorida.
Sistem elektroda Lakukan seperti tertera pada
Penetapan pH <1071>. Gunakan elektroda penunjuk ion
fluorida khusus dan elektroda pembanding perak-perak
fluorida yang dihubungkan pada pH meter yang mampu
mengukur potensial dengan reprodusibilitas minimum
0,02 mV.
Garis respons baku Masukkan 50,0 ml Dapar dan 2,0
ml asam klorida P ke dalam gelas piala dan tambahkan
air hingga 100 ml. Masukkan pengaduk magnetik berlapis
plastik, celupkan elektroda ke dalam larutan, aduk selama
15 menit dan baca potensial dalam mV. Lanjutkan
pengadukan dan pada setiap interval 5 menit tambah 100,
100, 300 dan 500 l Larutan baku, baca potensial 5 menit
setelah tiap penambahan, buat gambar kurva logaritma

- 588 kumulatif kadar ion fluorida (0,1; 0,2; 0,5 dan 1,0 g per
ml) terhadap potensial dalam mV.
Larutan uji Timbang 2,0 g zat, masukkan ke dalam
gelas piala berisi pengaduk magnetik berlapis plastik,
tambahkan 20 ml air dan 2 ml asam klorida P dan aduk
sampai larut. Tambahkan 50,0 ml Dapar dan air
secukupnya hingga volume 100 ml.
Prosedur Bilas dan keringkan elektroda, masukkan ke
dalam Larutan uji, aduk selama 5 menit dan baca
potensial dalam mV. Ukur potensial dan garis baku
respons, tetapkan kadar C dalam g per ml, dari ion
fluorida dalam Larutan uji. Hitung persen fluorida dalam
zat dengan mengalikan C dengan 0,005.
Penetapan kadar
Dapar amonia-amonium klorida pH 10,7 Larutkan
53,5 g amonium klorida P dalam air. Tambahkan 570 ml
amonium hidroksida P. Encerkan dengan air hingga
volume larutan 1000 ml.
Prosedur Timbang lebih kurang 400 mg zat, masukkan
ke dalam labu tentukur 200-ml. Larutkan dalam 12 ml
asam klorida encer P, jika perlu dengan bantuan
pemanasan dan encerkan dengan air sampai tanda. Pipet
20 ml larutan ke dalam larutan yang berisi 25 ml
dinatrium edetat 0,02 M LV, 50 ml air dan 5 ml Dapar
amonia-amonium klorida pH 10,7. Tambahkan 25 mg
hitam eriokrom T P-natrium klorida P dan titrasi
kelebihan dinatrium edetat dengan zink sulfat 0,02 M LV.
Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml dinatrium edetat 0,02 M
setara dengan 2,721 mg CaHPO4
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.

KALSIUM GLUKONAT
Calcium Gluconate

H3CO

OH OH H

OH

OH H

COO-

Ca2+
2

Kalsium D-glukonat (1:2) [299-28-5]


C12H22CaO14(anhidrat)
Monohidrat [18016-24-5]

BM 430,37
BM 448,39

Kalsium Glukonat adalah senyawa anhidrat atau


mengandung 1 molekul air hidrat. Bentuk anhidrat
mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih
dari 102,0% C12H22CaO14, dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan. Bentuk monohidrat mengandung tidak
kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0%
C12H22CaO14.H2O jika etiket menunjukkan untuk
penggunaan pembuatan sediaan injeksi; tidak kurang dari
98,5% dan tidak lebih dari 102,0% C12H22CaO14.H2O

jika etiket menunjukkan tidak untuk penggunaan


pembuatan injeksi.
Pemerian Hablur, granul atau serbuk; putih; tidak
berbau; tidak berasa. Stabil di udara.
Kelarutan Agak sukar (dan lambat) larut dalam air;
mudah larut dalam air mendidih; tidak larut dalam
etanol. Larutan bersifat netral terhadap lakmus.
Baku pembanding Kalium Glukonat BPFI; lakukan
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105 selama
4 jam sebelum digunakan, simpan dalam wadah tertutup
rapat.
Identifikasi
A. Larutan (1 dalam 50) menunjukkan reaksi Kalsium
cara A dan B seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum
<291>.
B. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
Fase gerak Campuran etanol P-air-amonium
hidroksida P-etil asetat P (50:30:10:10).
Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25mm.
Larutan baku Larutan Kalium Glukonat BPFI 10 mg
per ml.
Larutan uji Larutan zat 10 mg per ml (jika perlu
panaskan dalam tangas air pada suhu 60).
Penampak bercak Larutkan 2,5 g amonium molibdat P
dalam lebih kurang 50 ml asam sulfat 2 N dalam labu
tentukur 100-ml, tambahkan 1,0 g serium(IV) sulfat P,
goyang sampai larut, encerkan dengan asam sulfat 2 N
sampai tanda.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5
l Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng
kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam bejana
kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fase gerak
dan biarkan merambat sampai tiga per empat tinggi
lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat,
keringkan pada suhu 110 selama 20 menit, biarkan
dingin, semprot dengan Penampak bercak. Panaskan
lempeng pada 110 selama 10 menit. Warna, ukuran dan
harga RF bercak utama yang diperoleh dari Larutan uji
sesuai dengan bercak utama Larutan baku.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 3,0% untuk
bentuk anhidrat; Tidak lebih dari 1,0% untuk bentuk
monohidrat jika etiket menunjukkan untuk penggunaan
pembuatan sediaan injeksi; Tidak lebih dari 2,0% untuk
bentuk monohidrat jika etiket menunjukkan tidak untuk
penggunaan pembuatan sediaan injeksi; lakukan
pengeringan pada suhu 105 selama 16 jam.
Klorida <361> Lakukan penetapan menggunakan
larutan 1,0 g zat: mengandung klorida tidak lebih dari
yang terdapat dalam 0,07 ml asam klorida 0,020 N
(setara dengan tidak lebih dari 0,005%). Jika etiket
menunjukkan untuk penggunaan pembuatan sediaan
injeksi, larutan 1,0 g zat mengandung klorida tidak lebih

- 589 dari yang terdapat dalam 1 ml asam klorida 0,020 N


(setara dengan tidak lebih dari 0,07%).

tertera tidak untuk penggunaan pembuatan sediaan


injeksi,tidak harus memenuhi syarat ini.]

Oksalat Tidak lebih dari 0,01%. Lakukan penetapan


dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
tertera pada Kromatografi <931>. [Catatan Gunakan air
deionisasi.]
Fase gerak Buat larutan natrium bikarbonat 0,0017 M
dan natrium karbonat 0,0018 M dalam air. Saring dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Larutan supresor regenerasi Buat larutan asam sulfat
0,0125 M.
Asam klorida encer Encerkan 1 ml asam klorida P
dengan air hingga volume 1200 ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah natrium
oksalat P, larutkan dalam Asam klorida encer hingga
kadar lebih kurang 1,5 g per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dalam
Asam klorida encer, jika perlu sonikasi, encerkan dengan
Asam klorida encer sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf ion dilengkapi dengan
detektor konduktansi dan kolom pelindung 4 mm x 5 cm
berisi bahan pengisi L12 dengan ukuran partikel 15 m,
kolom analisis 4 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L12
dengan ukuran partikel 15 m dan kolom supresor anion
mikromembran yang terhubung dengan seri kolom
pelindung dan analisis. Kolom supresor anion dilengkapi
dengan mikromembran yang memisahkan Fase gerak
dengan Larutan supresor regenerasi mengalir
berlawanan arah dengan Fase gerak dengan laju alir lebih
kurang 7 ml per menit. Kondisikan sistem dengan Fase
gerak selama lebih kurang 15 menit, dengan laju alir
lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan baku dan rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: efisiensi
kolom yang ditentukan dari puncak analit tidak kurang
dari 2500 lempeng teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari
1,2 dan simpangan baku relatif pada penyuntikkan ulang
tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 50 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung persentase oksalat dalam
zat dengan rumus:

Fosfat Tidak lebih dari 0,01%. Timbang 10,0 g zat,


larutkan dalam 90 ml air panas (70 sampai 80) dan
panaskan sampai mendidih, goyang selama 10 detik
sampai larutan jernih. Encerkan 1 ml larutan panas dengan
air hingga 100 ml (Larutan uji). Encerkan 1,0 ml larutan
dengan kadar kalium fosfat monobasa 0,716 mg per ml
dengan air hingga volume larutan 100 ml. Pipet 2 ml
larutan, tambahkan 98 ml air (Larutan baku). Ke dalam
Larutan uji dan Larutan baku tambahkan 4 ml asam
sulfomolibdat LP dan 0,1 ml campuran asam klorida 3 Ntimah(II)klorida asam pekat LP (10:1) yang dibuat segar.
Setelah 10 menit warna Larutan uji tidak lebih intensif dari
Larutan baku [Catatan Jika pada etiket kalsium glukonat
tertera tidak untuk penggunaan pembuatan sediaan injeksi,
tidak harus memenuhi syarat ini.]

88,03 rU
0,005 C

134 ,00 rS

C adalah kadar natrium oksalat dalam g per ml Larutan


baku; 88,03 dan 134,00 berturut-turut adalah bobot
molekul oksalat dan natrium oksalat; rU dan rS berturutturut adalah respons puncak oksalat dari Larutan uji dan
Larutan baku. [Catatan Jika pada etiket kalsium glukonat

Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,005%; lakukan


penetapan menggunakan larutan 2,0 g zat dalam air
mendidih: tidak lebih dari yang terdapat dalam 0,1 ml
asam sulfat 0,020 N (setara dengan 0,005%). Jika etiket
menunjukkan untuk penggunaan pembuatan sediaan
injeksi, larutan 2,0 g zat dalam air mendidih
menunjukkan tidak lebih dari yang terdapat dalam 1 ml
asam sulfat 0,020 N (setara dengan 0,05%).
Arsen <321>Metode I Tidak lebih dari 3 bpj; lakukan
penetapan menggunakan larutan yang dibuat sebagai
berikut: Larutkan 1,0 g zat dalam campuran 10 ml asam
klorida P dan 20 ml air dan encerkan dengan air hingga
55 ml: larutan memenuhi Uji Batas Arsen, tanpa
penambahan 20 ml asam sulfat 7 N, seperti tertera pada
Prosedur.
Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari 10 bpj;
[Catatan Jika pada etiket kalsium glukonat tertera tidak
untuk penggunaan pembuatan sediaan injeksi, tidak lebih
dari 20 bpj.]
Magnesium dan Logam alkali Tidak lebih dari 0,4%.
Timbang 1,0 g zat, larutkan dalam 100 ml air mendidih,
tambahkan 10 ml amonium klorida LP, 1 ml amonium
hidroksida P dan 50 ml amonium oksalat LP panas yang
dipertahankan pada suhu 70 - 80. Diamkan selama 4
jam, encerkan dengan air hingga 200 ml, saring. Uapkan
100 ml filtrat sampai kering dan pijarkan sampai bobot
tetap. Bobot residu tidak lebih dari 2 mg. [Catatan Jika
pada etiket kalsium glukonat tertera tidak untuk
penggunaan pembuatan sediaan injeksi, tidak harus
memenuhi syarat ini.]
Senyawa mereduksi Tidak lebih dari 1,0%; masukkan
1,0 g zat ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml, larutkan
dalam 20 ml air panas, dinginkan dan tambahkan 25 ml
tembaga(II) sitrat basa LP. Tutup, didihkan hati-hati
selama tepat 5 menit dan segera dinginkan hingga suhu
ruang. Tambahkan 25 ml asam asetat 0,6 N; 10,0 ml

- 590 larutan iodum 0,1 N dan 10 ml asam klorida 3 N, titrasi


dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV, tambahkan 3 ml
larutan kanji LP mendekati titk akhir. Lakukan
penetapan blangko.
Tiap ml natrium tiosulfat 0,1 N
setara dengan 2,7 mg senyawa mereduksi (sebagai
dekstrosa)
Besi Tidak lebih dari 5 bpj.
Larutan baku Pipet terpisah 2, 4 dan 10 ml Larutan
baku besi, seperti tertera pada Uji batas besi <331> ke
dalam labu tentukur100-ml yang berisi 1,37 g kalsium
klorida P, yang sebelumnya telah diuji dan menunjukkan
kadar besi kurang dari 5 bpj. Encerkan dengan asam
klorida 2 N sampai tanda. Kadar besi larutan ini berturutturut 0,2; 0,4 dan 1,0 g per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1 g zat,
masukkan ke dalam labu kuarsa 100-ml, tambahkan 20
ml asam nitrat 12 N dan panaskan sampai mendidih
hingga terbentuk asap. Tambahkan 0,5 ml hidrogen
peroksida P 30% dan panaskan kembali hingga terbentuk
asap. Ulangi proses ini sampai volume lebih kurang 5 ml.
Dinginkan, tambahkan 0,1 ml asam perklorat P dan
panaskan sampai mendidih. [Perhatian Tidak boleh
dipanaskan di atas 190 atau diuapkan hingga kering
karena bahaya ledakan.] Masukkan larutan ke dalam
labu tentukur 25-ml, encerkan dengan asam klorida 2 N
sampai tanda.
Larutan blangko Gunakan 0,34 g kalsium klorida P yang
sebelumnya telah diuji dan menunjukkan kadar besi kurang
dari 5 bpj. Lakukan seperti tertera pada Larutan uji.
Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji
secara bersamaan pada garis emisi besi 248,3 nm dengan
spektrofotometer serapan atom seperti tertera pada
Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>
dilengkapi dengan lampu hollow katoda besi dan nyala
asetilen udara. Ukur serapan Larutan blangko dan
lakukan koreksi. Buat kurva yang menggambarkan
hubungan antara serapan Larutan baku terhadap kadar
besi dalam g per ml dan tarik garis lurus yang sesuai
dengan 3 titik yang mendekati garis lurus. Dari kurva
yang diperoleh, tentukan kadar besi (C) dalam g per ml
Larutan uji. Hitung kadar besi dalam bpj dalam zat yang
digunakan dengan rumus:

25C
[Catatan Jika pada etiket kalsium glukonat tertera tidak
untuk penggunaan pembuatan sediaan injeksi, tidak
harus memenuhi syarat ini.]
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 800
mg zat, larutkan dalam 150 ml air yang mengandung 2
ml asam klorida 3 N. Sambil diaduk, sebaiknya
menggunakan pengaduk magnetik, tambahkan lebih
kurang 30 ml dinatrium edetat 0,05 M LV melalui buret
50 ml, kemudian tambahkan 15 ml natrium hidroksida 1 N

dan 300 mg indikator biru hidroksi naftol LP, lanjutkan


titrasi sampai titik akhirberwarna biru.
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
setara dengan 21,52 mg C12H22CaO14
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Penandaan Etiket menunjukkan anhidrat atau
monohidrat. Jika jumlah kalsium glukonat dinyatakan
pada etiket dari sediaan yang mengandung kalsium
glukonat, ini merupakan kalsium glukonat anhidrat
(C12H22CaO14). Kalsium glukonat yang ditujukan untuk
pembuatan sediaan injeksi harus dicantumkan dalam
etiket. Kalsium glukonat yang tidak ditujukan untuk
pembuatan sediaan injeksi harus dicantumkan dalam
etiket dan dapat pula ditambahkan untuk pembuatan
sediaan oral.

INJEKSI KALSIUM GLUKONAT


Calcium Gluconate Injection
Injeksi Kalsium Glukonat adalah larutan steril kalsium
glukonat dalam air untuk injeksi. Mengandung tidak
kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari
jumlah kalsium yang tertera pada etiket. Kalsium tersebut
berupa kalsium glukonat, kecuali sejumlah kecil dapat
digantikan dengan kalsium yang sama berupa kalsium
sakarat, atau garam kalsium yang sesuai, untuk tujuan
stabilisasi. Dapat mengandung penambahan natrium
hidroksida untuk pengaturan pH.
Baku pembanding Kalsium Glukonat BPFI; Lakukan
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105 selama 4
jam sebelum digunakan, simpan dalam wadah tertutup
rapat. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik,
penanganan vial dan isinya harus hati-hati untuk
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi,
gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Identifikasi
A. Encerkan sejumlah volume larutan injeksi dengan
air hingga kadar kalsium glukonat (1 dalam 100). Larutan
menunjukkan reaksi uji B seperti tertera pada Identifikasi
dalam Kalsium Glukonat.
B. Enceran larutan injeksi dengan air (1 dalam 5)
menunjukkan reaksi Kalsium seperti tertera pada Uji
Identifikasi Umum <291>.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,17 unit
Endotoksin FI per mg kalsium glukonat.
pH <1071> Antara 6,0 dan 8,2.
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat untuk Injeksi
Volume Kecil.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.

- 591 Penetapan kadar Ukur saksama sejumlah volume injeksi


setara dengan lebih kurang 500 mg kalsium glukonat,
tambahkan 2 ml asam klorida 3 N dan encerkan dengan
air hingga 150 ml. Sambil diaduk, dengan pengaduk
magnetik, tambahkan lebih kurang 20 ml dinatrium edetat
0,05 M LV melalui buret 50 ml. Tambahkan 15 ml natrium
hidroksida 1 N dan 300 mg hidroksi naftol biru P, titrasi
hingga titik akhir berwarna biru.
Tiap ml dinatrium edetat 0,05M
setara dengan 2,004 mg kalsium (Ca)
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal,
sebaiknya dari kaca Tipe I.
Penandaan Pada etiket dicantumkan isi, jika ada
penambahan garam kalsium lain, dihitung sebagai
persentase kalsium di dalam injeksi. Etiket menyatakan
kadar osmolar total dalam milli Osmol per liter. Jika isi
kurang dari 100 ml, atau jika etiket menyatakan bahwa
sediaan bukan untuk injeksi langsung tapi harus
diencerkan sebelum digunakan, etiket menyatakan kadar
osmolar total dalam milli Osmol per ml. Etiket
menyatakan bahwa injeksi harus jernih pada saat akan
digunakan dan bila terjadi penghabluran, dapat
dihangatkan untuk melarutkan endapan.

KALSIUM HIDROKSIDA
Calcium Hydroxide
Kalsium hidroksida [1305-62-0]
Ca(OH)2

BM 74,09

Karbonat Campur 2 g zat dengan 50 ml air, tambahkan


asam klorida 3 N berlebih: hanya boleh terbentuk sedikit
gelembung udara.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan
penetapan menggunakan larutan uji sebagai berikut:
Larutkan 2,0 g zat dalam 20 ml asam klorida 3 N, uapkan
di atas tangas uap hingga kering. Larutkan residu dalam
20 ml air, saring. Encerkan filtrat dengan air hingga 40
ml. Pada 20 ml larutan tambahkan 1 ml asam klorida 0,1
N, encerkan dengan air hingga 25 ml.
Magnesium dan garam alkali Tidak lebih dari 4,8%;
lakukan penetapan sebagai berikut: Larutkan 500 mg zat
dalam campuran 30 ml air dan 10 ml asam klorida 3 N,
lanjutkan penetapan seperti tertera pada Magnesium dan
garam alkali dalam Kalsium Karbonat mulai dari
panaskan larutan dan didihkan selama 1 menit: bobot
residu tidak lebih dari 12 mg.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1,5 g
zat, masukkan ke dalam gelas piala, tambahkan 30 ml
asam klorida 3 N sedikit demi sedikit hingga larut
sempurna. Masukkan larutan ke dalam labu tentukur 500ml, cuci gelas piala, tambahkan cairan cucian ke dalam
labu, encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 50 ml
larutan, ke dalam labu yang sesuai, tambahkan 100 ml air,
15 ml natrium hidroksida 1 N dan 300 mg biru
hidroksinaftol P. Titrasi dengan dinatrium edetat 0,05 M
LV sampai titik akhir berwarna biru.
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
setara dengan 3,705 Ca (OH)2

Kalsium Hidroksida mengandung tidak kurang dari 95,0


% dan tidak lebih dari 100,5 % Ca(OH)2.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.

Pemerian Serbuk putih; bersifat basa; rasa agak pahit.

LARUTAN TOPIKAL KALSIUM HIDROKSIDA


Calcium Hydroxide Topical Solution

Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam gliserin dan


sirop; sangat sukar larut dalam air mendidih; tidak larut
dalam etanol.
Identifikasi
A. Campur sejumlah zat dengan air 3 - 4 kali bobot:
akan menjadi bubur halus. Beningan yang jernih bereaksi
basa terhadap kertas lakmus P.
B. Campur 1 g zat dengan 20 ml air, tambahkan asam
asetat 6 N secukupnya hingga larut, menunjukkan reaksi
Kalsium cara A dan B seperti tertera pada Uji Identifikasi
Umum <291>.
Zat tidak larut asam Tidak lebih dari 0,5 %; lakukan
penetapan dengan melarutkan 2,0 g zat dalam 30 ml asam
klorida 4 N, panaskan sampai mendidih, saring. Cuci
residu dengan air panas dan pijarkan: bobot tidak lebih
dari 10 mg.

Larutan Topikal Kalsium Hidroksida adalah larutan yang


mengandung tidak kurang dari 140 mg Ca(OH)2 per 100
ml. Larutan topikal kalsium hidroksida dibuat dengan
cara menambahkan 3 g kalsium hidroksida P pada 1000
ml air dingin, kocok kuat dan berulang kali selama 1 jam.
Biarkan kelebihan kalsium hidroksida mengendap.
Gunakan beningan.
[Catatan Kelarutan kalsium hidroksida bervariasi
tergantung suhu larutan disimpan, lebih kurang
170
mg per 100 ml pada suhu 15 dan berkurang pada suhu
yang lebih tinggi. Kadar ditetapkan pada suhu 25.]
Bagian yang tidak larut tidak dapat digunakan lagi untuk
membuat larutan topikal kalsium hidroksida.
Identifikasi
A. Menyerap karbon dioksida dari udara: terbentuk
lapisan kalsium karbonat pada permukaan cairan.
B. Jika dipanaskan menjadi keruh, karena terjadi
pemisahan kalsium hidroksida.

- 592 C. Menunjukkan reaksi Kalsium cara A dan B seperti


tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Alkali dan garam karbonat Jenuhkan sejumlah larutan
dengan karbon dioksida dan didihkan: larutan bereaksi
netral.
Penetapan kadar Pipet 100 ml larutan ke dalam labu
Erlenmeyer yang sesuai, tambahkan 50 ml air, 15 ml
natrium hidroksida 1 N dan 300 mg biru hidroksi naftol P
dan titrasi dengan dinatrium edetat 0,05 M LV hingga
titik akhir berwarna biru.
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
setara dengan 3,705 Ca(OH)2
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
terisi penuh pada suhu tidak lebih dari 25.

Arsen <321>Metode I Tidak lebih dari 3 bpj; lakukan


penetapan menggunakan Larutan uji yang dibuat sebagai
berikut: Larutkan sedikit demi sedikit 1,0 g zat dalam 15
ml asam klorida P dan encerkan dengan air hingga 55 ml.
Larutan memenuhi Uji Batas Arsen, tanpa penambahan
20 ml asam sulfat 7 N, seperti tertera pada Prosedur.
Barium Celupkan kawat platina ke dalam filtrat yang
diperoleh dari uji Senyawa tidak larut asam, bakar: nyala
tidak berwarna hijau.

KALSIUM KARBONAT
Calcium Carbonate
Kalsium karbonat (1:1) [471-34-1]
CaCO3

Larutan dapar, Larutan baku dan Sistem elektroda


Lakukan seperti tertera pada uji Fluorida dalam Kalsium
Fosfat Dibasa Anhidrat.
Garis respons baku Lakukan seperti tertera pada uji
Fluorida dalam Kalsium Fosfat Dibasa Anhidrat,
gunakan 4,0 ml asam klorida P sebagai pengganti 2,0 ml
asam klorida P.
Prosedur Lakukan seperti tertera pada uji Fluorida
dalam Kalsium Fosfat Dibasa Anhidrat, gunakan 4,0 ml
asam klorida P.

BM 100,09

Kalsium Karbonat yang telah dikeringkan pada suhu 200


selama 4 jam mengandung kalsium setara tidak kurang
dari 98,0% dan tidak lebih dari 100,5% CaCO3.
Pemerian Serbuk halus mikro hablur, putih; tidak
berbau; tidak berasa; stabil di udara.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; kelarutan dalam
air meningkat dengan adanya sedikit garam amonium
atau karbon dioksida; adanya alkali hidroksida
menurunkan kelarutan; tidak larut dalam etanol; larut
dalam asam asetat 1 N, asam klorida 3 N dan asam nitrat
2 N dengan membentuk gelembung gas.
Identifikasi Pada sejumlah zat tambahkan asam asetat P
terbentuk gelembung gas, setelah dididihkan larutan
menunjukkan reaksi Kalsium cara A, B seperti tertera
pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 200 selama 4 jam.
Senyawa tidak larut asam Tidak lebih dari 0,2%;
lakukan penetapan sebagai berikut: Campur 5,0 g zat
dengan 10 ml air, tambahkan asam klorida P tetes demi
tetes sambil dikocok, sampai tidak terbentuk gelembung
gas, kemudian tambahkan air sampai 200 ml dan saring.
Cuci residu dengan air hingga air cucian terakhir tidak
mengandung klorida dan pijarkan. Bobot residu tidak
lebih dari 10 mg.
Fluorida Tidak lebih dari 0,005% [Catatan Siapkan dan
simpan semua larutan dalam wadah plastik.]

Timbal <401> Tidak lebih dari 3 bpj; lakukan penetapan


menggunakan larutan uji yang dibuat sebagai berikut:
Campur 1,0 g zat dengan 5 ml air, tambahkan sedikit
demi sedikit 8 ml asam klorida 3 N, uapkan di atas tangas
uap hingga kering, larutkan residu dalam 5 ml air.
Besi Tidak lebih dari 0,1%; lakukan penetapan sebagai
berikut: Buat Larutan uji dengan melarutkan 40 mg zat
dalam 5 ml asam klorida 2 N, masukkan ke dalam gelas
piala dan encerkan dengan air hingga 10 ml. Buat
Larutan baku menggunakan 4,0 ml Larutan baku besi
seperti tertera pada Uji batas besi <331> dalam gelas
piala dan encerkan dengan air hingga 10 ml. Pada
masing-masing gelas piala tambahkan 2 ml larutan asam
sitrat P (1 dalam 5) dan 2 tetes asam tioglikolat P, atur
pH hingga 9,5 0,1 dengan penambahan amonia LP,
encerkan dengan air hingga 20 ml, campur, diamkan
selama 5 menit. Encerkan dengan air hingga 50 ml. Ukur
serapan Larutan uji dan Larutan baku pada panjang
gelombang serapan maksimum lebih kurang 530 nm
menggunakan air sebagai blangko: serapan Larutan uji
tidak lebih dari Larutan baku.
Raksa <381> Metode IIa Tidak lebih dari 0,5 bpj; lakukan
penetapan menggunakan larutan yang dibuat sebagai
berikut: Pindahkan 4,0 g zat ke dalam gelas piala 100 ml,
larutkan hati-hati dalam 14 ml asam klorida 6 N. Gunakan
3 ml asam klorida 6 N sebagai pengganti 3 ml asam sulfat
P pada pembuatan Larutan baku dan Larutan uji.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan
penetapan menggunakan larutan yang dibuat sebagai
berikut: Campur 1,0 g zat dalam 5 ml air, tambahkan
sedikit demi sedikit 8 ml asam klorida 3 N dan uapkan di
atas tangas uap hingga kering. Larutkan residu dalam 20
ml air, saring dan tambahkan air pada filtrat hingga 25 ml.

- 593 Magnesium dan garam alkali Tidak lebih dari 1,0%;


lakukan penetapan sebagai berikut: Campur 1,0 g zat
dengan 35 ml air, tambahkan hati-hati 3 ml asam klorida
P, panaskan larutan dan didihkan selama 1 menit. Segera
tambahkan 40 ml asam oksalat LP dan aduk kuat sampai
terbentuk endapan. Segera tambahkan pada campuran
hangat 2 tetes larutan merah metil LP dan tetes demi tetes
amonium hidroksida 6 N sampai campuran tepat basa,
dinginkan hingga suhu ruang. Masukkan ke dalam gelas
ukur, encerkan dengan air hingga 100 ml dan diamkan
selama 4 jam atau semalam. Saring, masukkan 50 ml
filtrat ke dalam cawan platina, tambahkan 0,5 ml asam
sulfat P, uapkan di atas tangas uap sampai hampir kering.
Panaskan perlahan-lahan di atas api bebas sampai kering,
lanjutkan pemanasan sampai garam-garam amonium
terurai dan menguap. Pijarkan residu sampai bobot tetap.
Bobot residu tidak lebih dari 5 mg.

Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan


penetapan dengan melarutkan 2,0 g zat dalam 25 ml air.
Besi, aluminium dan fosfat Pada larutan zat (1 dalam
20) tambahkan 2 tetes asam klorida 3 N dan 1 tetes
fenolftalein LP. Tambahkan tetes demi tetes amonium
klorida-amonium hidroksida LP sampai larutan berwarna
merah muda pucat, tambahkan 2 tetes berlebih dan
panaskan sampai mendidih: tidak terbentuk kekeruhan
atau endapan.
Magnesium dan garam alkali Tidak lebih dari 1,0%;
Larutkan 1 g zat dalam 50 ml air, tambahkan 500 mg
amonium klorida P, lanjutkan penetapan menurut uji
Magnesium dan garam alkali seperti tertera pada Kalsium
Karbonat mulai dari panaskan larutan dan didihkan
selama 1 menit: bobot residu tidak lebih dari 5 mg.

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 200


mg zat yang telah dikeringkan pada suhu 200 selama 4
jam. Masukkan ke dalam gelas piala 250 ml, basahkan
dengan beberapa ml air, tambahkan tetes demi tetes asam
klorida 3 N secukupnya hingga larut sempurna.
Tambahkan 100 ml air, 15 ml natrium hidroksida 1 N dan
300 mg biru hidroksinaftol P. Titrasi dengan dinatrium
edetat 0,05 M LV sampai titik akhir berwarna biru.

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g zat,


masukkan ke dalam gelas piala 250 ml, larutkan dalam
campuran air-asam klorida 3 N (100:5). Pindahkan
larutan ke dalam labu tentukur 250-ml, encerkan dengan
air sampai tanda. Pipet 50 ml larutan ke dalam labu
Erlenmeyer, tambahkan 100 ml air, 15 ml natrium
hidroksida 1 N dan 300 mg indikator biru hidroksinaftol
LP. Titrasi dengan dinatrium edetat 0,05 M LV sampai
titik akhir berwarna biru tua.

Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M


setara dengan 5,004 mg CaCO3

Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M


setara dengan 7,351 mg CaCl2.2H2O

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.

Penandaan Jika digunakan untuk hemodialisis, harus


dinyatakan pada etiket.

KALSIUM KLORIDA
Calcium Chloride
Kalsium Klorida dihidrat [10035-04-8]
CaCl2.2H2O
Anhidrat [10043-52-4]

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.

BM 147,01
BM 110,98

Kalsium Klorida mengandung sejumlah CaCl2 setara


tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 107,0%
CaCl2.2H2O.
Pemerian Granul atau serpihan putih; keras; tidak berbau.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air mendidih;
mudah larut dalam air, etanol, dan etanol mendidih.
Identifikasi Larutan (1 dalam 10) menunjukkan reaksi
Kalsium cara A, B dan reaksi Klorida cara A, B dan C
seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
pH <1071> Antara 4,5 dan 9,2; lakukan penetapan
menggunakan larutan zat (1 dalam 20).
Aluminium <291> [Catatan Jika pada etiket tertera
untuk pemakaian hemodialisis.] Tidak lebih dari 1 bpj;
lakukan penetapan menggunakan 2,0 g zat.

INJEKSI KALSIUM KLORIDA


Calcium Chloride Injection
Injeksi Kalsium Klorida adalah larutan steril kalsium
klorida dalam Air untuk Injeksi. Mengandung kalsium
klorida, CaCl2.2H2O, tidak kurang dari 95,0% dan tidak
lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Endotoksin BPFI [Catatan Bersifat
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi,
gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Identifikasi Menunjukkan reaksi Kalsium cara A, B dan
Klorida cara A, B, C seperti tertera pada Uji Identifikasi
Umum <291>.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,2 unit
Endotoksin FI per mg kalsium klorida.
pH <1071> Antara 5,5 dan 7,5; lakukan penetapan
menggunakan injeksi yang tidak diencerkan, kecuali jika

- 594 kadar lebih besar dari 1 dalam 20, gunakan larutan injeksi
yang diencerkan dengan air hingga kadar 1 dalam 20.
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera
pada Injeksi volume kecil.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
Penetapan kadar Ukur saksama sejumlah volume injeksi
setara dengan lebih kurang 1 g kalsium klorida,
masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml, tambahkan 5
ml asam klorida 3 N, encerkan dengan air sampai tanda.
Pipet 50 ml larutan ke dalam labu Erlenmeyer, tambahkan
100 ml air, 15,0 ml natrium hidroksida 1 N dan 300 mg
indikator biru hidroksinaftol LP dan titrasi dengan
dinatrium edetat 0,05 M LV sampai titik akhir berwarna
biru tua.
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
setara dengan 7,351 mg CaCl2.2H2O
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal,
sebaiknya dari kaca Tipe I.
Penandaan Pada etiket dicantumkan kadar osmolar total
dalam mOsmol per liter. Jika volume kurang dari 100 ml,
atau tertera tidak untuk injeksi langsung tetapi harus
diencerkan terlebih dahulu, pada etiket dicantumkan
kadar osmolar total dalam mOsmol per ml.

KALSIUM LAKTAT
Calcium Lactate

Identifikasi
A. Larutan (1 dalam 20) menunjukkan reaksi Kalsium
cara A dan B seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum
<291>.
B. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Kalsium Laktat BPFI.
Keasaman Tidak lebih dari 0,45 % (sebagai asam laktat).
Titrasi 20 ml larutan (1 dalam 20) dengan natrium
hidroksida 0,1 N LV menggunakan indikator fenolftalein
LP: untuk menetralkan diperlukan tidak lebih dari 0,50
ml natrium hidroksida 0,1 N.
Susut pengeringan <1121> Pentahidrat antara 22,0%
dan 27,0%; trihidrat antara 15,0% dan 20,0%; monohidrat
antara 5,0% dan 8,0% dan bentuk anhidrat tidak lebih dari
3,0%. Lakukan pengeringan menggunakan 1 - 2 g zat
dengan ketebalan tidak lebih dari 3 mm, panaskan pada
suhu 120 selama 4 jam.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan
penetapan menggunakan 1 g zat yang dilarutkan dalam
2,5 ml asam asetat 1 N dan encerkan dengan air hingga
25 ml.
Magnesium dan garam alkali Tidak lebih dari 1,0%.
Campur 1,0 g zat dalam 40 ml air, tambahkan 1 ml asam
klorida P sedikit demi sedikit dan didihkan. Lakukan
seperti tertera pada uji Magnesium dan garam alkali
dalam Kalsium Karbonat, mulai dari Segera tambahkan
40 ml asam oksalat LP: bobot residu tidak lebih dari 5,0
mg.

O
H3C

H
C

OH

Ca2+ . xH2O

O2

Kalsium laktat (1:2) hidrat


Pentahidrat [63690-56-2]
Anhidrat [814-80-2]
C6H10CaO6.xH2O

BM 308,30
BM 218,22

Kalsium Laktat mengandung tidak kurang dari 98,0% dan


tidak lebih dari 101,0% C6H10CaO6, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk atau granul, putih; praktis tidak berbau;
bentuk pentahidrat sedikit mekar pada suhu 120 menjadi
bentuk anhidrat.
Kelarutan Kalsium laktat pentahidrat larut dalam air;
praktis tidak larut dalam etanol.
Baku pembanding Kalsium Laktat BPFI.

Asam lemak mudah menguap Aduk lebih kurang 500


mg zat dengan 1 ml asam sulfat P, hangatkan: campuran
tidak mengeluarkan bau uap asam lemak.
Penetapan kadar Timbang saksama sejumlah zat setara
dengan lebih kurang 350 mg C6H10CaO6, masukkan ke
dalam labu Erlenmeyer dan larutkan dalam campuran airasam klorida 3 N (150:2). Sambil diaduk, sebaiknya
menggunakan pengaduk magnetik, tambahkan lebih
kurang 30,0 ml dinatrium edetat 0,05 M LV melalui buret
50 ml, tambahkan 15 ml natrium hidroksida 1 N dan 300
mg indikator biru hidroksinaftol P dan lanjutkan titrasi
sampai titik akhir berwarna biru.
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
setara dengan 10,91 mg C6H10CaO6
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Penandaan Pada etiket harus dicantumkan bentuk kering
atau hidrat; jika bentuk hidrat, harus dicantumkan derajat
hidrasinya. Jika pada etiket sediaan tertera mengandung
kalsium laktat, diartikan sebagai kalsium laktat
pentahidrat C6H10CaO6.5H2O.

- 595 -

TABLET KALSIUM LAKTAT


Calcium Lactate Tablet

Kalsium D-pantotenat(1:2) [137-08-6]


C18H32CaN2O10

Tablet Kalsium Laktat mengandung kalsium laktat,


C6H10CaO6.5H2O tidak kurang dari 94,0% dan tidak lebih
dari 106,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
[Catatan Kalsium laktat dengan air hidrat yang lebih
kecil
dapat
digunakan
untuk
menggantikan
C6H10CaO6.5H2O dalam pembuatan tablet dengan jumlah
kalsium laktat yang setara.]

Kalsium Pantotenat adalah garam kalsium isomer asam


pantotenat yang memutar bidang polarisasi ke kanan.
Kalsium pantotenat mengandung tidak kurang dari 5,7%
dan tidak lebih dari 6,0% nitrogen (N) dan mengandung
tidak kurang dari 8,2% dan tidak lebih dari 8,6% kalsium
(Ca), keduanya dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan.

Identifikasi
A. Larutkan sejumlah serbuk tablet dalam air (1 dalam
20), saring. Filtrat menunjukkan reaksi Kalsium cara A
dan B seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
B. Larutkan sejumlah serbuk tablet dalam air (1 dalam
20), saring. Filtrat menunjukkan reaksi Laktat seperti
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.

Pemerian Serbuk putih; agak higroskopis; tidak berbau;


rasa pahit.

Disolusi <1231> Prosedur gabungan sampel


Media disolusi: 500 ml air.
Alat tipe 1: 100 rpm.
Waktu: 45 menit.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C6H10CaO6.5H2O
yang terlarut seperti tertera pada Penetapan kadar, jika
perlu lakukan modifikasi.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q) C6H10CaO6.5H2O, dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.

BM 476,53

Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam gliserin;


praktis tidak larut dalam etanol, kloroform dan eter.
Baku pembanding Kalsium Pantotenat BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105 selama 3 jam sebelum
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Beta
Alanin BPFI (asam 3-amino propionat).
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Kalsium Pantotenat
BPFI.
B. Larutan zat (1 dalam 20) menunjukkan reaksi
Kalsium cara A dan B seperti tertera pada Uji Identifikasi
Umum <291>.

Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak kurang


dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet
setara dengan lebih kurang 350 mg C6H10CaO6.5H2O,
masukkan ke dalam labu Erlenmeyer, tambahkan 150 ml
air dan 2 ml asam klorida 3 N, aduk menggunakan
pengaduk magnetik selama 3 sampai 5 menit. Sambil
diaduk, tambahkan lebih kurang 20,0 ml dinatrium edetat
0,05 M LV melalui buret 50 ml, tambahkan 15 ml natrium
hidroksida 1 N dan 300 mg indikator biru hidroksinaftol
P dan lanjutkan titrasi sampai titik akhir berwarna biru.

Kebasaan Larutkan 1,0 g zat dalam 15 ml air bebas


karbondioksida P dalam labu kecil. Segera setelah
melarut sempurna, tambahkan 1,0 ml asam klorida 0,10
N dan 0,05 ml fenolftalein LP, campur: tidak terjadi
warna merah muda dalam waktu 5 detik.

Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M


setara dengan 15,42 mg C6H10CaO6.5H2O

Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan


penetapan menggunakan larutan 1,0 g zat dalam 25 ml
air.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.


Penandaan Jumlah kalsium laktat yang dicantumkan
dalam etiket adalah kalsium laktat pentahidrat.

KALSIUM PANTOTENAT
Calcium Panthotenate

Rotasi jenis <1081> Antara +25,0 dan +27,5; lakukan


penetapan menggunakan larutan 50 mg per ml.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0 %;
lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 3 jam.

Cemaran umum <481> Tidak lebih dari 1,0%.


Larutan uji Gunakan pelarut air.
Larutan baku Gunakan pelarut air. Gunakan Beta
Alanin BPFI sebagai pengganti baku Kalsium Pantotenat
BPFI.
Fase gerak Buat campuran etanol P-air (65:35).
Penampak bercak Gunakan teknik penampak bercak
nomor 4.
Kandungan nitrogen <581> Metode I Gunakan zat yang
ditimbang saksama lebih kurang 500 mg.

- 596 Kadar kalsium Timbang saksama lebih kurang 800 mg


zat, larutkan dalam 150 ml air yang mengandung 2 ml
asam klorida 3 N. Tambahkan 15 ml natrium hidroksida 1
N dan 300 mg indikator biru hidroksinaftol P. Titrasi
dengan dinatrium edetat 0,05 M LV sampai titik akhir
berwarna biru.
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
setara dengan 2,004 mg Ca

trietanolamin P, 300 mg biru hidroksinaftol P dan dari


buret 50 ml lebih kurang 30 ml dinatrium edetat 0,05 M
LV. Tambahkan larutan natrium hidroksida P (45 dalam
100) sampai warna merah berubah menjadi biru jelas,
kemudian lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai
warna berubah menjadi ungu, kemudian tambahkan 0,5
ml lagi sampai pH larutan antara 12,3 dan 12,5.
Lanjutkan titrasi dengan dinatrium edetat 0,05 M LV
sampai titik akhir berwarna biru terang yang mantap
selama tidak kurang dari 60 detik.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.


Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
setara dengan 6,807 mg CaSO4

KALSIUM SULFAT
Calcium Sulfate
Kalsium Sulfat (1:1) [7778-18-9]
CaSO4
Dihidrat [10101-41-4]

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.

BM 136,14
BM 172,17

KAMFER
Camphor

Kalsium Sulfat berbentuk anhidrat atau mengandung 2


molekul air hidrasi. Mengandung tidak kurang dari 98,0
% dan tidak lebih dari 101,0 % CaSO4, dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk halus; putih sampai putih kekuningan;
tidak berbau.

2-Bornanon [76-22-2]
C10H16O

Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam asam


klorida 3 N.

Kamfer adalah suatu keton yang diperoleh dari


Cinnamomum Camphora (Linne) Nees et Ebermaier
(Fam Lauraceae) (kamfer alam) atau dibuat secara
sintetik (kamfer sintetik).

Identifikasi Larutkan lebih kurang 200 mg zat dengan


penghangatan dalam campuran 4 ml asam klorida 3 N
dan 16 ml air. Larutan ini menunjukkan reaksi Kalsium
cara A, B dan Sulfat cara A, B, C seperti tertera pada Uji
Identifikasi Umum <291>.
Susut pengeringan <1121> Bentuk anhidrat: tidak lebih
dari 1,5 % dan bentuk dihidrat: antara 19,0 % dan 23,0
%; lakukan pengeringan pada suhu tidak lebih rendah
dari 250 hingga bobot tetap.
Besi <331> Tidak lebih dari 0,01 %; lakukan penetapan
menggunakan 100 mg zat dalam 8 ml asam klorida 3 N
dan encerkan dengan air hingga 47 ml.
Logam berat <371>Metode I Tidak lebih dari 10 bpj;
lakukan penetapan menggunakan Larutan uji yang dibuat
sebagai berikut: campur 2,0 g zat dengan 20 ml air,
tambahkan 25 ml asam klorida 3 N dan didihkan sampai
larut. Dinginkan dan tambahkan amonium hidroksida P
sampai pH 7. Saring, uapkan sampai volume lebih
kurang 25 ml dan saring kembali jika perlu, hingga
diperoleh larutan jernih.
Penetapan kadar Timbang saksama, lebih kurang 300
mg zat, larutkan dalam 100 ml air dan 4 ml asam klorida
3 N. Jika perlu didihkan untuk melarutkan dan dinginkan
sebelum titrasi. Sambil diaduk, sebaiknya dengan
pengaduk magnetik, tambahkan secara berurutan: 0,5 ml

BM 152,24

Pemerian Hablur, granul atau masa hablur; putih, atau


tidak berwarna; jernih; bau khas tajam; rasa pedas dan
aromatik; menguap perlahan-lahan pada suhu ruang:
Bobot jenis lebih kurang 0,99.
Kelarutan Sukar larut dalam air; sangat mudah larut
dalam etanol, kloroform dan eter; mudah larut dalam
karbon disulfida, heksan, minyak lemak dan minyak
menguap.
Jarak lebur <1021> Antara 174 O dan 179 O.
Rotasi jenis <1081> Antara +41O dan +43O untuk
kamfer alam; lakukan penetapan menggunakan larutan 1
g dalam 10 ml etanol P. Kamfer sintetik adalah bentuk
rasemik, tidak optik aktif.
Air Larutan dalam heksan P (1 dalam 10) harus jernih.
Sisa senyawa tidak mudah menguap Tidak lebih dari
0,05 %; panaskan 2,0 g zat dalam cawan yang telah
ditara di atas tangap uap hingga tersublimasi sempurna.
Keringkan residu pada suhu 120 selama 3 jam, dinginkan
dan timbang: bobot tidak lebih dari 1,0 mg.
Halogen Tidak lebih dari 0,035%; campur 100 mg zat
yang telah dihaluskan dengan 200 mg natrium peroksida

- 597 P dalam tabung reaksi kaca keras bersih, kering,


diameter dalam lebih kurang 25 mm dan panjang 20 cm.
Gantung tabung dengan sudut lebih kurang 45 dengan
menjepit tabung pada ujung atas dan panaskan tabung
perlahan-lahan, mulai dekat ujung atas sampai bagian
bawah hingga pembakaran sempurna. Larutkan residu
dalam 25 ml air hangat, asamkan dengan asam nitrat P
dan saring ke dalam tabung lain. Cuci tabung reaksi dan
penyaring dua kali, tiap kali dengan 10 ml air panas.
Tambahkan hasil cucian ke dalam filtrat. Pada filtrat
tambahkan 0,50 ml perak nitrat 0,10 N, encerkan dengan
air hingga 50 ml: larutan yang diperoleh tidak lebih keruh
dari blangko yang dibuat dengan jumlah pereaksi yang
sama ditambah 0,050 ml asam klorida 0,020 N.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
hindarkan dari panas berlebihan.

KANAMISIN SULFAT
Kanamycin Sulfate

Kanamisin Sulfat (1:1) (garam) [133-92-6; 25389-94-0]


C18H36N4O11.H2SO4
BM 582,58
Kanamisin Sulfat mempunyai potensi setara dengan tidak
kurang dari 750 g kanamisin, C18H36N4O11 per mg,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur; putih; tidak berbau.
Kelarutan Mudah larut dalam air; tidak larut dalam
aseton, etil asetat dan benzen.
Baku pembanding Amikasin BPFI; tidak boleh
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, di
tempat sejuk dan terlindung cahaya. Endotoksin BPFI;
[Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isinya
harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.]
Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu 14
hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, dalam
lemari pendingin. Kanamisin Sulfat BPFI; tidak boleh
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, di
tempat sejuk dan terlindung cahaya.
Identifikasi
A. Larutkan lebih kurang 10 mg zat dalam 1 ml air,
tambahkan 1 ml larutan ninhidrin P (1 dalam 500) dalam
n-butanol P dan 0,5 ml piridin P. Panaskan di atas tangas
uap selama 5 menit dan tambahkan 10 ml air: terjadi
warna lembayung tua.

B. Menunjukkan reaksi Sulfat cara A, B dan C seperti


tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
C. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh
pada Penetapan kadar.
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
pH <1071> Antara 6,5 dan 8,5; lakukan penetapan
menggunakan larutan zat (1 dalam 100).
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 4,0%;
lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler pada
tekanan tidak lebih dari 5 mmHg dan suhu 60 selama 3
jam menggunakan lebih kurang 100 mg zat yang
ditimbang saksama.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 1,0%; sisa
pengarangan dibasahkan dengan 2 ml asam nitrat P dan 5
tetes asam sulfat P.
Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan
cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak Larutan kalium fosfat monobasa P (7,5
dalam 100), jenuhkan selama 90 menit.
Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm yang
sebelumnya telah diaktifkan dengan memanaskan pada
suhu 110 selama 1 jam yang segera didinginkan
sebelum digunakan.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji,
larutkan dalam air hingga kadar 30 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kanamisin
Sulfat BPFI, larutkan dalam air hingga kadar 30 mg per ml.
Enceran Larutan baku Encerkan sejumlah Larutan
baku dengan air hingga kadar 0,90 mg per ml.
Penampak bercak Larutan ninhidrin P dalam butanol P
(1 dalam 100).
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 1 l
Larutan uji, Larutan baku dan Enceran larutan baku
pada lempeng kromatografi. Masukkan lempeng ke
dalam bejana kromatografi yang berisi Fase gerak dan
biarkan merambat lebih kurang tiga per empat tinggi
lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan
biarkan kering. Semprot lempeng dengan Penampak
bercak, keringkan lempeng pada suhu 110 selama 10
menit: harga RF bercak utama Larutan uji sesuai dengan
harga RF bercak utama Larutan baku dan jika terdapat
bercak lain selain bercak utama pada Larutan uji tidak
lebih intensif dari bercak utama Enceran larutan baku.
Syarat lain Jika etiket menyatakan bahwa kanamisin
sulfat steril, maka harus memenuhi persyaratan Sterilitas
dan Endotoksin Bakteri seperti tertera pada Injeksi
Kanamisin. Jika etiket menyatakan bahwa kanamisin
sulfat harus dilakukan proses lebih lanjut untuk
pembuatan sediaan injeksi, maka harus memenuhi
persyaratan Endotoksin Bakteri pada Injeksi Kanamisin.

- 598 Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat larutan natrium hidroksida 0,115 N,
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah Amikasin
BPFI dan Kanamisin Sulfat BPFI, larutkan dalam air
hingga kadar masing-masing berturut-turut lebih kurang
0,02 dan 0,008 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kanamisin
Sulfat BPFI, larutkan dalam air hingga kadar lebih kurang
0,008 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 40 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml, larutkan dan
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ke
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air sampai
tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor elektrokimia, elektroda emas,
elektroda pembanding perak-perak klorida, kolom
pelindung yang berisi bahan pengisi L47 dan kolom
analitik 4 mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi L47.
Detektor elektrokimia digunakan dalam mode
amperometrik terpadu dengan rentang 300 nC dan
keluaran 1 V skala penuh. Potensial diprogram sebagai
berikut:
Waktu (detik)
0,00
0,30
0,50
0,51
0,70
0,71
0,90

Potensial (V)
+0,04
+0,04
+0,04
+0,80
+0,80
-0,80
-0,80

Integrasi
mulai
akhir

Laju alir lebih kurang 0,5 ml per menit. Lakukan


kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: waktu retensi relatif kanamisin dan
amikasin berturut-turut lebih kurang 1,0 dan 1,3; resolusi,
R, antara kanamisin dan amikasin tidak kurang dari 3.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 2 dan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam g
kanamisin, C18H36N4O11, dalam tiap mg zat yang
digunakan dengan rumus:

CP rU
5000

W rS

C adalah kadar Kanamisin Sulfat BPFI dalam mg per ml


Larutan baku; P adalah kadar kanamisin dalam
Kanamisin Sulfat BPFI, dalam g per mg; W adalah
bobot dalam mg zat yang digunakan untuk membuat
Larutan uji; rU dan rS berturut-turut adalah respons
puncak kanamisin dari Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Penandaan Jika ditujukan untuk pembuatan sediaan
injeksi, pada etiket harus dinyatakan steril atau harus
dilakukan proses lebih lanjut selama pembuatan sediaan
injeksi.

INJEKSI KANAMISIN SULFAT


Kanamycin Sulfate Injection
Injeksi Kanamisin mengandung kanamisin sulfat setara
dengan kanamisin, C18H36N4O11, tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 115,0% dari jumlah yang tertera pada
etiket. Mengandung pengawet dan dapar yang sesuai.
Baku pembanding Amikasin BPFI; tidak boleh
dikeringkan.Simpan dalam wadah tertutup rapat, di
tempat sejuk dan terlindung dari cahaya. Endotoksin
BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan
isinya harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.]
Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu 14
hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan
rekonstitusi dalam lemari pendingin. Kanamisin Sulfat
BPFI; tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah
tertutup rapat, di tempat sejuk dan terlindung cahaya.
Identifikasi
A. Encerkan sejumlah volume injeksi dengan air
hingga kadar lebih kurang 1 mg per ml. Larutan ini
memenuhi Identifikasi seperti tertera pada Kapsul
Kanamisin Sulfat.
B.Waktu retensi puncak utama pada kromatogram
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
diperoleh pada Penetapan kadar.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,67 unit
Endotoksin FI per mg kanamisin.
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
dengan cara penyaringan membran.
pH <1071> Antara 3,5 dan 5,0.
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera
pada Injeksi volume kecil.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.

- 599 Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang diperoleh
pada Kromatografi <931>.
Fase gerak, Larutan resolusi, Larutan baku dan Sistem
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Kanamisin Sulfat.
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi,
encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan
air, hingga kadar kanamisin lebih kurang 0,006 mg per ml.
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Kanamisin Sulfat. Hitung jumlah dalam mg
kanamisin, C18H36N4O11, dalam injeksi yang digunakan
dengan rumus:

L CP

D 1000

rU

rS

L adalah jumlah dalam mg kanamisin tiap ml injeksi yang


tertera pada etiket; D adalah kadar kanamisin dalam mg
per ml Larutan uji, berdasarkan jumlah per ml seperti
tertera pada etiket dan jumlah pengenceran; C adalah
kadar Kanamisin Sulfat BPFI dalam mg per ml Larutan
baku; P adalah kadar kanamisin dalam g per mg
Kanamisin Sulfat BPFI; rU dan rS berturut-turut adalah
respons puncak kanamisin dari Larutan uji dan Larutan
baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I atau Tipe III.

KAPSUL KANAMISIN SULFAT


Kanamycin Sulfate Capsule
Kapsul Kanamisin Sulfat mengandung kanamisin sulfat
setara dengan kanamisin, C18H36N4O11, tidak kurang dari
90,0% dan tidak lebih dari 115,0% dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Baku pembanding Amikasin BPFI; tidak boleh
dikeringkan.Simpan dalam wadah tertutup rapat, di
tempat sejuk dan terlindung cahaya. Kanamisin Sulfat
BPFI; tidak boleh dikeringkan.Simpan dalam wadah
tertutup rapat, di tempat sejuk dan terlindung cahaya.
Identifikasi
A. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera
pada Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
Fasa gerak Larutan kalium fosfat monobasa P (15
dalam 100).
Penjerap Campuran Silika gel P setebal 0,25 mm yang
telah dipanaskan pada suhu 110 selama 1 jam dan
didinginkan segera sebelum digunakan.
Larutan uji Larutkan sejumlah zat dalam air hingga
kadar 1 mg per ml.
Larutan baku Larutkan sejumlah Kanamisin Sulfat
BPFI dalam air hingga kadar 1 mg per ml.

Penampak bercak Larutan ninhidrin P dalam butanol P


(1 dalam 100).
Prosedur Totolkan masing-masing 10 l Larutan baku
dan Larutan uji pada lempeng kromatografi. Masukkan
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah
dijenuhkan selama 18 jam dengan Fase gerak dan biarkan
merambat lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng.
Angkat lempeng, biarkan kering di udara dan semprot
lempeng dengan Penampak bercak. Keringkan lempeng
pada suhu 110 selama 10 menit: harga RF bercak utama
yang diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan yang
diperoleh dari Larutan baku.
B.Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh
pada Penetapan kadar.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 4,0%;
lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler,
dalam hampa udara pada suhu 60 selama 3 jam
menggunakan lebih kurang 100 mg zat.
Disolusi <1231> Prosedur untuk gabungan sampel
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,01 N.
Alat tipe 1: 100 rpm.
Waktu: 45 menit.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C18H36N4O11,
yang terlarut dengan cara seperti tertera pada Penetapan
kadar.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q) C18H36N4O11, dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Penetapan kadar Lakukan Kromatografi cair kinerja
tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak, Larutan resolusi, Larutan baku dan Sistem
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Kanamisin Sulfat.
Larutan uji Timbang saksama tidak kurang dari
10
kapsul. Keluarkan semua isi kapsul, bersihkan cangkang
kapsul dan timbang saksama. Hitung bobot rata-rata isi
kapsul.Timbang saksama sejumlah isi kapsul setara
dengan lebih kurang 80 mg kanamisin, masukkan ke
dalam labu tentukur 250-ml, tambahkan 50 ml air, aduk
hingga larut. Encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 5
ml larutan ke dalam labu tentukur 250-ml, encerkan
dengan air sampai tanda.
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Kanamisin Sulfat. Hitung jumlah dalam mg
kanamisin, C18H36N4O11, dalam isi kapsul yang
digunakan dengan rumus:

r
125 CP U
rS

C adalah kadar Kanamisin Sulfat BPFI dalam mg per ml


Larutan baku; P adalah kadar kanamisin dalam g per
mg Kanamisin Sulfat BPFI; rU dan rS berturut-turut

- 600 adalah respons puncak kanamisin dari Larutan uji dan


Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.

KAOLIN RINGAN
Light Kaolin
Kaolin Ringan adalah aluminium silika hidrat alam; bebas
dari sebagian besar cemaran dengan cara elutriasi dan
dikeringkan; mengandung zat pendispersi yang sesuai.
Pemerian Serbuk putih, ringan; tidak mengandung
butiran kasar; tidak atau hampir tidak berbau.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam asam
mineral.
Identifikasi
A. Pijarkan 1 g zat dengan 2 g natrium karbonat
anhidrat P, hangatkan residu dengan 10 ml air, saring dan
bilas penyaring dengan 5 ml air, simpan residu. Pada
campuran filtrat dan air bilasan tambahkan 3 ml asam
klorida P: terbentuk endapan seperti gelatin.
B. Larutkan residu pada uji A dalam 10 ml asam
klorida 2 N. Larutan ini menunjukkan reaksi Aluminium
cara D seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
C. Gerus 2 g zat dengan 2 ml air: terbentuk campuran
yang mudah mengalir.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105 hingga bobot tetap,
menggunakan 1 g zat.
Susut pemijaran <1111> Tidak lebih dari 15,0%.
Klorida Tidak lebih dari 330 bpj; lakukan penetapan
seperti tertera pada uji batas Klorida dalam Klorokuin
Sulfat menggunakan larutan uji yang dibuat sebagai
berikut: Refluks 1,0 g zat dalam 80 ml air dan 20 ml
asam nitrat 2 N selama 5 menit, dinginkan dan saring.
Pada 15 ml filtrat tambahkan 1 ml asam nitrat 2 N.
Arsen <321>Metode III Tidak lebih dari 2 bpj; lakukan
penetapan dengan mendispersikan 500 mg zat dalam 25
ml air.
Logam berat <371>Metode II Tidak lebih dari 20 bpj;
lakukan penetapan menggunakan 12 ml larutan yang
dibuat sebagai berikut: Refluks 6,0 g zat dalam 70 ml air
dan 10 ml asam klorida P di atas tangas air selama 15
menit dan saring. Pada 40 ml filtrat tambahkan 0,5 ml
asam nitrat P dan uapkan hingga hampir kering.
Tambahkan 20 ml air, 2 g amonium klorida P dan 2 g
amonium tiosianat P. Ekstraksi dua kali, tiap kali dengan
10 ml campuran amilalkohol P-eter P volume sama. Pada
lapisan air tambahkan 2 g asam sitrat P dan encerkan
dengan air hingga 60 ml. Gunakan Larutan baku timbal
(1 bpj) sebagai pembanding.

Partikel kasar Tidak lebih dari 25 mg; lakukan


penetapan sebagai berikut: masukkan 5 g ke dalam tabung
tertutup, (ukuran lebih kurang 35 mm x 16 cm), tambahkan
60 ml larutan natrium pirofosfat P 1%, kocok baik dan
diamkan selama 5 menit. Pipet 50 ml pada lebih kurang 5
cm di bawah permukaan cairan. Pada sisa cairan,
tambahkan 50 ml air, kocok, diamkan selama 5 menit dan
pipet 50 ml seperti yang dilakukan sebelumnya. Ulangi
dengan cara yang sama dan kumpulkan suspensi hingga
diperoleh 400 ml. Pindahkan sisa cairan ke dalam cawan
penguap dan uapkan di atas tangas air hingga kering,
kemudian keringkan pada suhu 105o hingga bobot tetap.
Partikel halus Dispersikan 5 g zat dalam 250 ml air
dengan pengocokan kuat selama 2 menit dalam labu
bersumbat, tuang segera ke dalam tabung kaca diameter 5
cm dan pipet 20 ml ke dalam cawan kaca. Uapkan hingga
kering dan keringkan pada suhu 105 hingga bobot tetap.
Biarkan sisa suspensi pada suhu 20 selama 4 jam dan
pipet 20 ml tepat 5 cm di bawah permukaan, tanpa
mengganggu sedimen pindahkan ke dalam cawan kaca.
Uapkan hingga kering dan keringkan pada suhu 105
hingga bobot tetap. Bobot sisa bagian kedua tidak kurang
dari 70% terhadap bobot sisa bagian pertama.
Zat yang larut Tidak lebih dari 10 mg; lakukan
penetapan sebagai berikut: refluks 2 g zat dalam 100 ml
asam klorida 0,2 N selama 5 menit, dinginkan dan saring.
Uapkan 50 ml filtrat hingga kering dan pijarkan residu
pada suhu 600 selama 30 menit.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.

KAPAS MURNI
Kapas Tidak Berlemak
Cotton
Kapas Murni adalah bulu dari biji Gossypium hirsutum
Linne, atau spesies Gossypium (Familia Malvaceae) yang
dibudidayakan, dibebaskan dari lemak dan kotoran yang
melekat, dikelantang dan disterilkan dalam wadah akhir.
Pemerian Bulu seperti benang halus, warna putih; di
bawah mikroskop nampak sebagai benang berongga,
terpilin, bergaris dan ujungnya agak menebal; praktis
tidak berbau dan tidak berasa.
Kelarutan Tidak larut dalam pelarut umum; larut dalam
tembaga(II) oksida amonia.
Keasaman-kebasaan Jenuhkan lebih kurang 10 g dengan
100 ml air bebas karbondioksida P, tekan dengan batang
kaca, masukkan cairan yang diperoleh ke dalam dua
cawan porselen putih masing-masing 25 ml. Ke dalam 1
cawan tambahkan 3 tetes fenolftalein LP dan ke dalam
cawan lain tambahkan 1 tetes jingga metil LP: kedua
cairan tidak berwarna merah muda.

- 601 Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,20%; lakukan


penetapan menggunakan lebih kurang 5,0 g zat.
Masukkan ke dalam cawan porselen atau cawan platina
dan basahi dengan asam sulfat 2 N. Panaskan hati-hati
hingga menjadi arang. Pijarkan hingga terjadi
pengarangan sempurna.
Zat larut dalam air Tidak lebih dari 0,35%; lakukan
penetapan sebagai berikut: Timbang saksama 10 g zat,
masukkan ke dalam gelas piala berisi 1000 ml air dan
didihkan perlahan-lahan selama 30 menit, tambahkan air
untuk mempertahankan volume. Tuang air melalui
corong ke dalam wadah lain dan tekan kapas dengan
batang pengaduk kaca untuk menghilangkan air, cuci
kapas dalam corong dua kali, tiap kali dengan 250 ml air
mendidih, setiap kali pencucian kapas ditekan. Saring
kumpulan ekstrak dan air cucian, cuci penyaring dengan
air panas.Uapkan kumpulan ekstrak dan air cucian hingga
volume kecil, masukkan ke dalam cawan porselen atau
platina yang telah ditara, uapkan hingga kering dan
keringkan pada suhu 105 hingga bobot tetap.
Lemak Tidak lebih dari 0,7%; lakukan penetapan sebagai
berikut: Masukkan 10 g 0,01 g ke dalam alat Soxhlet
dengan labu penampung yang sudah ditara dan ekstraksi
dengan eter P selama 5 jam dengan kecepatan sedemikian
hingga aliran eter tidak kurang dari 4 sirkulasi tiap jam.
Larutan eter dalam labu tidak menunjukkan sesepora
berwarna biru, hijau atau coklat. Uapkan ekstrak sampai
kering dan keringkan pada suhu 105 selama 1 jam.
Zat warna Masukkan lebih kurang 10 g zat ke dalam
perkolator sempit dan ekstraksi perlahan-lahan dengan
etanol P sampai diperoleh 50 ml perkolat: amati dari atas
cairan setinggi 20 cm dalam tabung pembanding: perkolat
boleh berwarna kekuningan, tetapi tidak boleh berwarna
biru atau hijau.
Bahan asing lain Bahan yang digunakan untuk
penetapan Panjang Serat <951>, Tidak boleh
mengandung noda minyak atau partikel logam.
Panjang serat <951> dan Daya serap <1221>
Keluarkan kapas dari kemasan dan kondisikan selama
tidak kurang dari 4 jam dalam atmosfir baku dengan
kelembaban relatif 65% 2% pada suhu 21 1,1
sebelum penetapan.
Panjang serat Tetapkan panjang serat kapas murni
seperti tertera pada Panjang Serat <951>. Tidak kurang
dari 60% serat dalam bobot, mempunyai panjang 12,5
mm atau lebih dan tidak lebih dari 10% serat dalam
bobot, mempunyai panjang 6,25 mm atau kurang.
Daya serap Lakukan seperti tertera pada Uji Daya
Serap <1221>. Kapas harus tenggelam dalam waktu tidak
lebih dari 10 detik pada suhu 25 dan kapas menyerap air
tidak kurang dari 24 kali bobotnya.
Sterilitas <71> Memenuhi syarat.

Wadah dan penyimpanan Kemas dalam bentuk


gulungan tidak lebih dari 500 g zat dengan putaran
berkesinambungan, dilapisi kertas tipis di bawah seluruh
gulungan, lebar kertas cukup untuk dilipat menutupi tepi
gulungan dengan jarak 25 mm, digulung erat dan merata
dan dimasukkan ke dalam wadah tertutup baik dan
disegel. Dapat dikemas dalam wadah jenis lain yang
menjamin sterilitas produk.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.

KAPTOPRIL
Captopril

1-[(2S)-3-Merkapto-2-metilpropionil]-L-prolina [6257186-2]
C9H15NO3S
BM 217,28
Kaptopril mengandung tidak kurang dari 97,5 % dan
tidak lebih dari 102,0 % C9H15NO3S, dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur; putih atau hampir putih; bau
khas seperti sulfida. Melebur pada suhu 104 - 110.
Kelarutan Mudah larut dalam air, metanol, etanol, dan
kloroform.
Baku pembanding Kaptopril BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum digunakan. Garam dari Asam 3merkapto-2-metilpropanoat dan 1,2-Difeniletilamin
BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Kaptopril BPFI.
Rotasi jenis <1081> Tidak kurang dari -125dan tidak
lebih dari-134, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan, lakukan penetapan menggunakan larutan
dalam etanol mutlak P yang mengandung 10 mg per ml.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0 %;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60
selama 3 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2 %.
Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari 30 bpj.
Zat sejenis Tidak lebih dari 0,1 %. Lakukan penetapan
dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Cemaran (Asam 3-merkapto-2-metilpropanoat)

- 602 Pereaksi sililasi Buat larutan tert-butildimetil


klorosilan
dalam
N-metil-N-tert-butildimetil
sililtrifluoroasetamida (1 dalam 100).
Larutan baku internal Masukkan lebih kurang 0,4 ml
asam 3-merkaptopropanoat ke dalam labu tentukur 10ml, encerkan dengan metilen klorida P sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Garam dari
Asam
3-merkapto-2-metilpropanoat
dan
1,2Difeniletilamin BPFI, larutkan dalam metilen klorida P
dan encerkan dengan metilen klorida P hingga kadar
lebih kurang 12 mg per ml. [Catatan Buat segar bila
hendak digunakan. Larutan ini stabil selama lebih
kurang 5 jam.]
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi
dengan detektor ionisasi nyala, pertahankan suhu pada
lebih kurang 310 dan kolom kapiler silika 0,32 mm x 15
mm dilapisi 1 m fase diam G27 dan pemisahan sistem
injeksi dilapisi dengan wol kaca yang telah disililasi
dengan perbandingan pemisahan lebih kurang 25:1,
pertahankan suhu lebih kurang 250. Pertahankan suhu
kolom pada 125 selama 11 menit setelah penyuntikan,
naikkan suhu 30 per menit hingga 300 dan pertahankan
selama 8 menit. Gunakan helium P sebagai gas pembawa
dan laju alir lebih kurang 1,7 ml per menit pada 125,
selanjutnya laju alir lebih kurang 25 ml per menit.
Prosedur Pada dua tabung vial yang bertutup ulir
masukkan masing-masing 0,5 ml metilen klorida P.
Tambahkan 25,0 l Larutan baku pada salah satu
tabung. Masukkan lebih kurang 100 mg kaptopril pada
tabung kedua dan campur. Tambahkan 15,0 l Larutan
baku internal dan 0,4 ml Pereaksi sililasi pada tiap
tabung, tutup rapat tabung dengan penutup ulir dan
campur hati-hati dengan pengocok vortex. Letakkan
tabung pada lempeng pemanas pada suhu 60 selama 30
menit, angkat dan biarkan dingin. Suntikkan 1,0 l
Larutan baku ke dalam kromatograf dan rekam luas
puncak dari larutan baku internal dan garam dari asam 3merkapto-2-metilpropanoat
dan
1,2-difenil-etilamin
(MMPA). Perbandingan simpangan baku relatif luas
puncak MMPA dan luas puncak larutan baku internal
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. Waktu
retensi relatif derivat silil dari larutan baku internal dan
derivat silil dari MMPA berturut-turut adalah lebih
kurang 0,85 dan 1,0. Dengan cara yang sama suntikkan
sejumlah volume 1,0 l Larutan uji. Hitung persentase
asam 3-merkapto-2-metilpropanoat dalam kaptopril yang
digunakan dengan rumus:

120 ,17 2 ,5C R U

317 , 45 W R S
120,17 dan 317,45 berturut-turut adalah bobot molekul
asam 3-merkapto-2-metilpropanoat dan MMPA; C
adalah kadar Garam dari Asam 3-merkapto-2metilpropanoat dan 1,2-Difeniletilamin BPFI dalam mg
per ml Larutan baku; W adalah bobot kaptopril dalam
mg; RS dan RU berturut-turut adalah perbandingan luas

puncak asam 3-merkapto-2-metilpropanoat dan baku


internal dalam Larutan uji dan Larutan baku.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode I Memenuhi syarat.
Penetapan kadar
Titran kalium iodat 0,1 N Larutkan 3,567 g kalium
iodat P yang telah dikeringkan pada 110 hingga bobot
tetap, dalam air hingga 1000,0 ml.
Prosedur Timbang saksama lebih kurang 300 mg zat,
masukkan ke dalam labu Erlenmeyer bersumbat kaca
berisi 100 ml air, larutkan, tambahkan 10 ml asam sulfat
3,6 N, 1 g kalium iodida P dan 2 ml kanji LP. Titrasi
dengan kalium iodat 0,1 N sampai warna biru lemah
yang bertahan selama tidak kurang dari 30 detik.
Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml kalium iodat 0,1 N
setara dengan 21,73 mg C9H15NO3S
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.

TABLET KAPTOPRIL
Captopril Tablet
Tablet Kaptopril mengandung kaptopril, C9H15NO3S,
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Kaptopril BPFI, tidak boleh
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
tertutup rapat. Kaptopril Disulfida BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
tertutup rapat.
Identifikasi
Lakukan
uji
Identifikasi
secara
Kromatografi Lapis Tipis <281>.
Larutan uji Masukkan sejumlah serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 100 mg kaptopril ke dalam labu
bulat. Tambahkan 25 ml metanol P, aduk selama 30
menit menggunakan pengaduk magnetik dan sentrifus.
Gunakan larutan jernih.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kaptopril
BPFI. Larutkan dan encerkan dengan metanol P hingga
kadar lebih kurang 4 mg per ml.
Volume penotolan 50 l.
Fase gerak Campuran toluen P-asam asetat glasial Pmetanol P (75:25:1).
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Identifikasi
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. Tandai bercak
pada kromatogram dengan menyemprotkan campuran
segar dari 1 bagian volume amonium hidroksida P dan 6
bagian volume larutan 5,5-ditiobis (asam 2-nitrobenzoat)
P 0,04% dalam metanol P.
Disolusi
<1231>
[Catatan
Media
disolusi
diawaudarakan secara sempurna untuk mengurangi

- 603 paparan udara terhadap kaptopril dan segera lakukan


analisa.]
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,01N.
Alat tipe 1: 50 rpm.
Waktu: 20 menit.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah kaptopril
C9H15NO3S yang terlarut dengan mengukur serapan
alikuot, jika perlu diencerkan dengan Media disolusi dan
serapan larutan baku Kaptopril BPFI dalam media yang
sama pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 205 nm.
Toleransi Dalam waktu 20 menit harus larut tidak
kurang dari 80% (Q) C9H15NO3S, dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Batas kaptopril disulfida Tidak lebih dari 3,0%.
[Catatan Lindungi larutan dari paparan udara. Gunakan
dalam waktu 8 jam setelah pembuatan.] Lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat seperti tertera pada Penetapan kadar.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah
Kaptopril BPFI dan Kaptopril Disulfida BPFI, larutkan
dalam Fase gerak, hingga kadar masing-masing lebih
kurang 1 mg dan 0,05 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kaptopril
disulfida BPFI, larutkan dalam Fase gerak dan jika perlu
encerkan secara kuantitatif dan bertahap dengan Fase
gerak hingga kadar 0,05 mg per ml.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari 20
tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 25 mg kaptopril, masukkan dalam
tabung sentrifuga yang sesuai. Tambahkan 25,0 ml Fase
gerak, sonikasi selama 15 menit dan sentrifus. Gunakan
larutan jernih sebagai Larutan uji.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x
25 cm berisi bahan pengisi L1 dengan kandungan
hidrokarbon lebih kurang 15%. Laju alir lebih kurang 1
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
kesesuaian sistem dan Larutan baku, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
waktu retensi relatif kaptopril dan kaptopril disulfida
berturut-turut lebih kurang 0,5 dan 1,0; resolusi, R, antara
kaptopril dan kaptopril disulfida dalam Larutan
kesesuaian sistem tidak kurang dari 2,0 dan simpangan
baku relatif pada penyuntikan ulang Larutan baku tidak
lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram, ukur respons
puncak utama. Hitung persentase kaptopril disulfida
dalam zat uji dengan rumus:

2500

C rU

W rS

C adalah kadar Kaptopril Disulfida BPFI dalam mg per


ml Larutan baku; W adalah jumlah mg kaptopril dalam
serbuk tablet yang digunakan untuk Larutan uji; rU dan rS
berturut-turut adalah respons puncak kaptopril disulfida
dari Larutan uji dan Larutan baku.
Penetapan kadar [Catatan Lindungi larutan dari
paparan udara. Gunakan dalam waktu 8 jam.] Lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran 550 ml metanol P dan 450
ml air yang mengandung 0,50 ml asam fosfat P, saring
dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kaptopril
BPFI dan Kaptopril Disulfida BPFI, larutkan dalam Fase
gerak hingga kadar masing-masing lebih kurang 1 mg
dan 0,05 mg per ml.
Larutan uji Timbang tidak kurang dari 20 tablet,
masukkan dalam labu tentukur yang sesuai, tambahkan
Fase gerak hingga lebih kurang setengah kapasitas labu
tentukur dan sonikasi selama 15 menit. Encerkan dengan
Fase gerak sampai tanda, kocok secara mekanik selama
15 menit dan saring. Jika perlu encerkan secara
kuantitatif dan bertahap dengan Fase gerak hingga kadar
kaptopril lebih kurang 1 mg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x
25 cm berisi bahan pengisi L1 dengan kandungan
hidrokarbon lebih kurang 15%. Laju alir lebih kurang 1
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
baku dan rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif
kaptopril dan kaptopril disulfida berturut-turut adalah 0,5
dan 1,0; resolusi, R, antara kaptopril dan kaptopril
disulfida tidak kurang dari 2,0 dan simpangan baku relatif
pada penyuntikan ulang tidak kurang dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
kaptopril, C9H15NO3S, dalam zat uji dengan rumus:
L rU

D rS

L adalah jumlah mg kaptopril dalam tiap tablet yang


tertera pada etiket; D adalah kadar kaptopril dalam mg
per ml Larutan uji berdasarkan jumlah per tablet yang
tertera pada etiket dan faktor pengenceran; C adalah
kadar Kaptopril BPFI dalam mg per ml Larutan baku; rU
dan rS berturut-turut adalah respons puncak kaptopril
dalam Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.

- 604 -

KARBAMAZEPIN
Carbamazepine

5H-Dibenz[b,flazepina-5-karboksamida] [298-46-4]
C15H12N2O
BM 236,27
Karbamazepin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 102,0% C15H12N2O, dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk; putih sampai hampir putih.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam
etanol dan aseton.
Baku pembanding Karbamazepin BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam sebelum
digunakan.
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P,
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Karbamazepin BPFI.
Difraksi sinarX <811> Difraksi sinar-X menunjukkan
pola yang sama seperti pada Karbamazepin BPFI.
Keasaman Tambahkan 2,0 g zat ke dalam 40,0 ml air,
kocok selama 15 menit dan saring melalui kertas saring.
Pipet 10,0 ml filtrat dengan natrium hidroksida 0,01 N
LV menggunakan buret 10 ml dan 1 tetes fenolflalein LP
sebagai indikator, lakukan titrasi blangko: tidak lebih
dari 1,0 ml natrium hidroksida 0,01 N diperlukan untuk
tiap 1,0 g karbamazepin.
Kebasaan Pada 10,0 ml filtrat di atas tambahkan 1 tetes
merah metil LP dan titrasi dengan asam klorida 0,01 N
LP menggunakan buret 10-ml, lakukan penetapan
blangko: tidak lebih dari 1,0 ml asam klorida 0,01 N
diperlukan untuk setiap 1,0 g zat.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan
penetapan menggunakan 2,0 g zat.
Klorida <361> tidak lebih dari 0,014%; lakukan
penetapan menggunakan 1,0 g zat dalam 20,0 ml air,
didihkan selama 10 menit, dinginkan, tambahkan air
hingga 20,0 ml dan saring; 10,0 ml filtrat menunjukkan
klorida tidak lebih dari 0,10 ml asam klorida 0,020 N.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.

Kemurnian kromatografi Tidak lebih dari 0,2% untuk


cemaran tunggal dan tidak lebih dari 0,5% untuk cemaran
total dengan menggunakan Cara I dan II.
Cara I
Fase gerak Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar.
Larutan resolusi Timbang sejumlah fenitoin dan
Karbamazepin BPFI, larutkan dalam metanol P hingga
kadar berturut-turut lebih kurang 0,6 mg dan 0,2 mg per
ml. Encerkan bertahap dengan Fase gerak hingga kadar
masing-masing lebih kurang 60 g dan 20 g per ml.
Larutan
baku
Timbang
saksama
sejumlah
Karbamazepin BPFI, larutkan dalam metanol P.
Encerkan bertahap dengan metanol P hingga kadar lebih
kurang 4 g per ml.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
dalam metanol P hingga kadar 4,0 mg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tetera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom
3,9
mm x 30 cm berisi bahan pengisi L1. [Catatan Cuci
kolom dengan 50 hingga 100 ml metanol P, sebelum dan
sesudah di gunakan.] Laju alir lebih kurang 2 ml per
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi
dan rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak fenitoin
dan karbamazepin tidak kurang dari 2,8 dan simpangan
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari
2,0%. Waktu retensi relatif fenitoin dan karbamazepin
berturut-turut adalah lebih kurang 0,7 dan 1,0.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 10 l). Larutan baku dan Larutan uji
kedalam kromatrograf dan ukur respons puncak. Hitung
persen tiap puncak selain puncak karbamazepin, dalam
zat yang digunakan dengan rumus:

C
100 S
CU

rU

rS

CS adalah kadar Karbamazepin BPFI dalam mg per ml


Larutan baku; CU adalah kadar karbamazepin dalam mg
per ml Larutan uji ; rU dan rS berturut-turut adalah
respons puncak selain puncak karbamazepin dalam
Larutan uji dan Larutan baku.
Cara II
Fase gerak Buat campuran air-metanol P-asetonitril P
(10:7:3), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Larutan resolusi Timbang sejumlah iminostilbena dan
Karbamazepin BPFI dalam metanol P hingga kadar
berturut-turut lebih kurang 12,5g dan 5,0 g per ml.
Larutan
baku
Timbang
saksama
sejumlah
Karbamazepin BPFI, larutkan dalam metanol P,
encerkan secara bertahap dengan metanol P hingga kadar
lebih kurang 4 g per ml.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
dalam metanol P hinga kadar 4,0 mg per ml.

- 605 Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada


Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom 3,9 mm x
30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 2
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
resolusi dan rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara
puncak karbamazepin dan iminostilbena tidak kurang
dari 10,0 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
ulang tidak lebih dari 2,0%. Waktu retensi relatif
karbamazepin dan iminostilbena berturut-turut adalah
lebih kurang 0,3 dan 1,0.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak. Hitung persen tiap puncak selain puncak
karbamazepin, dalam zat uji yang digunakan dengan
rumus:

C
100 S
CU

rU

rS

CS adalah kadar Karbamazepin BPFI dalam mg per ml


Larutan baku;CU adalah kadar karbamazepin dalam mg
per ml Larutan uji; rU dan rS berturut-turut adalah
respons puncak selain puncak karbamazepin dalam
Larutan uji dan Larutan baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatrografi <931>.
Fase gerak Buat campuran air-metanol P-metilen
klorida P (40:30:3), saring dan awaudarakan. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku internal Timbang lebih kurang 60 mg
fenitoin, masukkan dalam labu tentukur 100-ml, larutkan
dalam lebih kurang 80 ml metanol P dan encerkan dalam
metanol P sampai tanda.
Larutan
baku
Timbang
saksama
sejumlah
Karbamazepin BPFI, larutkan dalam metanol P hingga
kadar lebih kurang 0,2 mg per ml. Masukkan 10,0 ml
larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
10,0 ml Larutan baku internal, encerkan dengan Fase
gerak sampai tanda, hingga diperoleh kadar
Karbamazepin BPFI lebih kurang 20 g per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 200 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan
dan encerkan dengan metanol P sampai tanda. Masukkan
10,0 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
dengan metanol P sampai tanda. Masukkan 10,0 ml
larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 10,0
ml Larutan baku internal dan encerkan dengan Fase gerak
sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom 3,9 mm x
30 cm berisi bahan pengisi L1. [Catatan Bilas kolom

dengan 50 - 100 ml metanol P sebelum dan sesudah


digunakan.] Laju alir lebih kurang 2 ml per menit.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak analit dan
puncak baku internal tidak kurang dari 2,8 dan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 2,0 %.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Waktu retensi relatif fenitoin dan
karbamazepin berturut-turut adalah lebih kurang 0,7 dan
1,0. Hitung jumlah dalam mg karbamazepin,
C15H12N12O, dalam karbamazepin yang digunakan
dengan rumus:

R
10 C U
RS

C adalah kadar Karbamazepin BPFI dalam mg per ml


Larutan baku; RU dan RS berturut-turut adalah
perbandingan respons puncak karbamazepin dan fenitoin
dalam Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.

SUSPENSI ORAL KARBAMAZEPIN


Carbamazepine Oral Suspension
Suspensi Oral Karbamazepin mengandung karbamazepin,
C15H12N2O, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
110,0%, dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Karbamazepin BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam sebelum
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Senyawa
Sejenis A Karbamazepin BPFI.
Identifikasi Masukkan 5 ml suspensi oral ke dalam
corong pisah yang berisi 20 ml natrium hidroksida 0,1 N
dan ekstraksi dengan 25 ml kloroform P. Lewatkan
ekstrak melalui kertas saring yang berisi natrium sulfat
anhidrat P ke dalam gelas piala. Bilas natrium sulfat
anhidrat dengan 10 ml kloroform P dan tambahkan
bilasan ke dalam ekstrak. Uapkan ekstrak kloroform
dengan bantuan aliran nitrogen P sampai kering.
Larutkan residu dalam 10 ml metilenklorida P. Spektrum
serapan inframerah larutan ini menunjukan maksimum
hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Karbamazepin BPFI.
Uji batas mikroba <51> Angka lempeng total tidak lebih
dari 100 koloni per g, tidak boleh mengandung
Salmonella sp dan Escherichia coli.

- 606 Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat untuk


suspensi oral yang dikemas dalam wadah dosis tunggal.
Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat untuk
suspensi oral yang dikemas dalam wadah dosis ganda.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem, Larutan baku
dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Karbamazepin.
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume suspensi
oral yang baru dikocok setara dengan lebih kurang 200
mg karbamazepin, masukkan ke dalam labu tentukur 100ml, tambahkan lebih kurang 70 ml metanol P, kocok
secara mekanik selama lebih kurang 30 menit, sonikasi
selama lebih kurang 2 menit, encerkan dengan metanol P
sampai tanda. Diamkan larutan selama
10 menit, pipet
10 ml beningan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
dengan metanol P sampai tanda. Untuk penetapan uji
kesesuaian sistem, campur 10,0 ml Larutan uji dan 10,0
ml Larutan kesesuaian sistem.
Prosedur Lakukan penetapan seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Karbamazepin. Hitung jumlah
dalam mg karbamazepin, C15H12N2O, dalam suspensi oral
yang digunakan dengan rumus:

r
10C U
rS

C adalah kadar Karbamazepin BPFI dalam mg per ml


Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya, hindari pembekuan dan panas
berlebih.

TABLET KARBAMAZEPIN
Carbamazepine Tablet
Tablet Karbamazepin mengandung karbamazepin,
C15H12N2O, tidak kurang dari 92,0% dan tidak lebih dari
108,0%, dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Karbamazepin BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam sebelum
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Identifikasi Sejumlah serbuk tablet, setara dengan lebih
kurang 250 mg karbamazepin, masukkan ke dalam gelas
piala 50 ml, tambahkan 15 ml aseton P, didihkan selama
5 menit. Saring selagi panas ke dalam gelas piala ke dua,
cuci penyaring dua kali, tiap kali dengan 5 ml aseton P
panas. Uapkan dengan aliran nitrogen P hingga lebih
kurang 5 ml dan dinginkan dalam tangas es sampai

terbentuk hablur. Saring hablur, cuci dengan 3 ml aseton


P dingin dan keringkan dalam hampa udara pada suhu
70 selama 30 menit: hablur menunjukkan reaksi seperti
tertera pada Identifikasi dalam Karbamazepin.
Air<1031>Metode I Tidak lebih dari 5,0%; lakukan
penetapan sebagai berikut: Serbukkan 20 tablet dan
timbang saksama lebih kurang 1,5 g serbuk dalam cawan
penguap yang telah ditara. Lakukan pengeringan pada
suhu 120 selama 2 jam.
Disolusi <1231>
UNTUK TABLET KUNYAH 100 mg
UJI1 Jika memenuhi uji ini pada etiket dicantumkan
memenuhi Disolusi Uji 1.
Media disolusi: 900 ml air yang mengandung natrium
lauril sulfat P 1%.
Alat tipe 2: 75 rpm.
Waktu : 60 menit.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah karbamazepin,
C15H12N2O yang terlarut dengan mengukur serapan
alikuot, jika perlu encerkan dengan Media disolusi dan
serapan larutan baku Karbamazepin BPFI dalam media
yang sama pada panjang gelombang serapan maksimum
lebih kurang 288 nm.
[Catatan Dapat digunakan sejumlah metanol P tidak
lebih dari 1% dari jumlah volume akhir Larutan baku
untuk melarutkan karbamazepin.]
Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q) C15H12N2O dari jumlah yang tertera
pada etiket. Gunakan Tabel Penerimaan seperti tertera
pada Uji Disolusi <1231>, dengan pengecualian berikut:
pada S2 tidak satu unit pun yang lebih kecil dari Q-5%;
pada S3 tidak satu unit pun yang lebih kecil dari Q-10%
dan tidak lebih dari 2 dari 24 unit sediaan yang lebih kecil
dari Q-5%.
UNTUK TABLET 200 MG
UJI 2 Jika memenuhi uji ini, pada etiket dicantumkan
memenuhi Disolusi Uji 2.
Media disolusi, Alat dan Prosedur lakukan seperti
tertera pada Uji 1.
Waktu dan Toleransi Dalam waktu 15 menit, harus
larut antara 45% dan 75%; dalam waktu 60 menit harus
larut tidak kurang dari 75% (Q) C15H12N2O dari jumlah
yang tertera pada etiket. Gunakan Tabel Penerimaan 1
seperti tertera pada Pelepasan Obat <961> dengan
pengecualian berikut: untuk waktu 15 menit, pada L2
tidak satu unitpun yang lebih dari 5% dari jumlah yang
tertera pada etiket di luar tiap rentang penerimaan yang
dinyatakan; pada L3, tidak satu unitpun lebih dari 10%
dari jumlah yang tertera pada etiket di luar tiap rentang
penerimaan yang dinyatakan dan tidak lebih dari 2 dari
24 unit sediaan yang lebih dari 5% dari jumlah yang
tertera pada etiket di luar tiap rentang penerimaan yang
dinyatakan. Untuk waktu 60 menit pada L2 tidak satu
unitpun yang lebih kecil dari Q-5%; pada L3 tidak satu
unitpun yang lebih kecil dari Q-10%; dan tidak lebih dari
2 unit sediaan yang lebih kecil dari Q-5%.

- 607 UJI 3 Jika memenuhi uji ini pada etiket dicantumkan


memenuhi Disolusi Uji 3.
Media disolusi, Alat dan Prosedur Lakukan seperti
tertera pada UJI 1.
Waktu dan Toleransi Dalam waktu 15 menit, harus
larut antara 60% dan 85%; dalam waktu 60 menit harus
larut tidak kurang dari 75% (Q) C15H12N2O dari jumlah
yang tertera pada etiket. Gunakan Tabel Penerimaan 1
seperti tertera pada Pelepasan obat <961> dengan
pengecualian berikut: untuk waktu 15 menit, pada L2
tidak satu unitpun yang lebih dari 5% dari jumlah yang
tertera pada etiket di luar tiap rentang penerimaan yang
dinyatakan; pada L3 tidak satu unitpun lebih dari 10%
dari jumlah yang tertera pada etiket di luar tiap rentang
penerimaan yang dinyatakan dan tidak lebih dari 2 unit
sediaan yang lebih dari 5% dari jumlah yang tertera pada
etiket di luar tiap rentang peneriman yang dinyatakan.
Untuk waktu 60 menit pada L2 tidak satu unit pun yang
lebih kecil dari Q-5%; pada L3 tidak satu unit pun yang
lebih kecil dari Q-10% dan tidak lebih dari 2 dari 24 unit
sediaan yang lebih kecil dari Q-5%.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran 1000 ml dari air- metanol Ptetrahidrofuran P (85:12:3) tambahkan 0,22 ml asam
format P, campur, kemudian tambahkan 0,5 ml
trietilamina P dan campur. Saring dan awaudarakan. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan kesesuaian sistem Larutkan sejumlah tertentu
Karbamazepin BPFI dan 10,11-dihidrokarbamazepin
dalam metanol P, jika perlu encerkan secara bertahap dan
kuantitatif dengan metanol P hingga diperoleh kadar
berturut-turut 0,1 dan 0,5 mg per ml. Pipet 5 ml larutan
ini, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan
dengan campuran metanol P-air (1:1) sampai tanda.
Larutan baku Larutkan sejumlah Karbamazepin BPFI
dalam metanol P dan encerkan secara kuantitatif dengan
metanol P hingga diperoleh kadar lebih kurang 2 mg per
ml. Pipet 5 ml larutan ini, masukkan ke dalam labu
tentukur 50-ml, encerkan dengan campuran metanol P-air
(1:1) sampai tanda.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
dengan lebih kurang 100 mg karbamazepin, masukkan ke
dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 40-ml metanol P,
sonikasi selama lebih kurang 15 menit. Biarkan dingin
sampai suhu ruang, encerkan dengan metanol P sampai
tanda, campur dan saring, buang 10-ml filtrat pertama.
Pipet 5 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 50-ml,
encerkan dengan metanol P : air (1:1) sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom baja tahan
karat 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L10. Laju alir
lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi

terhadap Larutan baku dan Larutan kesesuaian sistem,


rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara 10,11dihidrokarbamazepin dan karbamazepin dalam Larutan
kesesuaian sistem tidak kurang dari 1,70 dan simpangan
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
karbamazepin, C15H12N2O, dalam serbuk tablet yang
digunakan dengan rumus:

r
500 C U
rS

C adalah kadar Karbamazepin BPFI dalam mg per ml


Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
sebaiknya dari kaca. Cantumkan Simpan di tempat
kering. Hindarkan dari kelembaban .
Penandaan Mencantumkan uji disolusi sesuai jenis tablet.

KARBIDOPA
Carbidopa

Asam(-)-L--hidrazino-3,4-dihidroksi-metilhidrosinamat monohidrat [38821-49-7]


C10H14N2O4.H2O
BM 244,25
Anhidrat [28860-95-9]
BM 226,23
Karbidopa mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 101,0% C10H14N2O4.H2O.
Pemerian Serbuk; putih sampai putih krem; tidak berbau.
Kelarutan Sukar larut dalam air dan metanol; mudah
larut dalam asam klorida 3 N; praktis tidak larut dalam
etanol, aseton, kloroform dan eter.
Baku pembanding Karbidopa BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum digunakan; pada sebagian bahan
lain lakukan pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5
mmHg pada suhu 100 hingga bobot tetap dan gunakan
sebagai koreksi pada analisis kuantitatif. Simpan dalam
wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya. Senyawa
Sejenis A Karbidopa BPFI; tidak boleh dikeringkan.
Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.
Metildopa BPFI; tidak boleh dikeringkan, tetapkan kadar
air secara titrimetri pada waktu akan digunakan. Simpan
dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.

- 608 Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
dalam minyak mineral P menunjukkan maksimum hanya
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Karbidopa BPFI.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh
pada Penetapan kadar.
Rotasi jenis <1081> Antara -21,0 dan -23,5 dihitung
sebagai monohidrat; lakukan penetapan menggunakan
larutan 10 mg per ml dalam larutan aluminium klorida P
0,7 g per ml (dibuat dari garam aluminium heksahidrat)
yang telah disaring, atur pH hingga1,5 dengan
penambahan natrium hidroksida 0,25 N.
Susut pengeringan <1121> Tidak kurang dari 6,9% dan
tidak lebih dari 7,9%; lakukan pengeringan dengan
tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 100 hingga
bobot tetap, menggunakan 1 g zat.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
Metildopa dan Senyawa Sejenis A Karbidopa Masingmasing tidak lebih dari 0,5%; Lakukan penetapan dengan
cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem, Larutan uji
dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar.
Larutan baku cemaran Timbang saksama sejumlah
Metildopa BPFI dan Senyawa Sejenis A Karbidopa
BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar masingmasing lebih kurang 2,5 g per ml.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku cemaran dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak utama. Waktu retensi relatif
metildopa, karbidopa dan senyawa sejenis A karbidopa
berturut-turut lebih kurang 0,8; 1,0 dan 1,8. Hitung
persentase metildopa dan senyawa sejenis A karbidopa
dalam zat dengan rumus :

C
100 S
CU

rU

rS

Fase gerak Buat campuran etanol P-natrium fosfat


monobasa 0,05 M (1:19), atur pH hingga 2,7 dengan
penambahan asam fosfat P dan awaudarakan.
Larutan kesesuaian system Buat larutan Karbidopa
BPFI dan Metildopa BPFI dalam Fase gerak hingga
kadar masing-masing lebih kurang 0,1 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Karbidopa
BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar lebih
kurang 0,5 mg per ml. [Catatan Jika perlu lakukan
pemanasan hati-hati dan ultrasonifikasi untuk
melarutkan.]
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
dalam Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per
ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom 3,9 mm x
30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 ml
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
kesesuaian system, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif
metildopa dan karbidopa berturut-turut lebih kurang 0,8
dan 1,0; resolusi, R, antara karbidopa dan metildopa tidak
kurang dari 0,9. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji,
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung persentase karbidopa,
C10H14N2O4.H2O, dalam zat dengan rumus:

C
100 S
CU

rU

rS

CS adalah kadar Karbidopa BPFI sebagai monohidrat


dalam mg per ml Larutan baku; CU adalah kadar zat
dalam mg per ml Larutan uji; rU dan rS berturut-turut
adalah respons puncak utama dari Larutan uji dan
Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
tidak tembus cahaya.

KARBINOKSAMIN MALEAT
Carbinoxamine Maleate

CS adalah kadar Metildopa BPFI atau Senyawa Sejenis A


Karbidopa BPFI dalam g per ml Larutan baku
cemaran; CU adalah kadar zat dalam g per ml Larutan
uji; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
metildopa atau senyawa sejenis A karbidopa dari Larutan
uji dan Larutan baku cemaran.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.

2-[p-Kloro--[2-(dimetilamino)etoksi]benzil]piridin
maleat (1:1) [3505-38-2]
C16H19ClN2O.C4H4O4
BM 406,86

- 609 Karbinoksamin Maleat mengandung tidak kurang dari


98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C16H19ClN2O.C4H4O4,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan pada suhu
105 selama 2 jam.

KARBOKSIMETILSELULOSA NATRIUM
Carboxymethylcellulose Sodium
Garam selulosa karboksilmetil eter natrium
[9004-32-4]

Pemerian Serbuk hablur; putih; tidak berbau.


Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut
dalam etanol dan kloroform; sangat sukar larut dalam
eter.
Baku pembanding Karbinoksamin Maleat BPFI;
lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P,
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Karbinoksamin
Maleat BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 50 g per ml
dalam metanol P menunjukkan maksimum dan minimum
pada panjang gelombang yang sama seperti pada
Karbinoksamin maleat BPFI. Serapan masing-masing
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan pada
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 260
nm berbeda tidak lebih dari 3,0%.
Jarak lebur <1021> Antara 116 dan 121; lakukan
penetapan menggunakan zat yang telah dikeringkan.
pH <1071> Antara 4,6 dan 5,1; lakukan penetapan
menggunakan larutan (1 dalam 100).
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Cemaran umum <481>
Larutan baku Gunakan pelarut kloroform P.
Larutan uji Gunakan pelarut kloroform P.
Fase gerak Buat campuran sikloheksan P-kloroform Pdietilamina P (75:15:10).
Penampak bercak Gunakan teknik penampak bercak
nomor 1.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 400
mg zat yang telah dikeringkan, larutkan dalam 50 ml
asam asetat glasial P, tambahkan 1 tetes kristal violet LP,
titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV hingga titik akhir
berwarna hijau biru. Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 20,34 mg C16H19ClN2O.C4H4O4
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.

Karboksimetilselulosa Natrium adalah garam natrium


dari polikarboksimetil eter selulosa, mengandung tidak
kurang dari 6,5% dan tidak lebih dari 9,5% natrium (Na)
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk atau granul; putih sampai krem;
higroskopik.
Kelarutan Mudah terdispersi dalam air membentuk
larutan koloidal; tidak larut dalam etanol, eter dan pelarut
organik lain.
Identifikasi
Larutan uji Tambahkan 1 g zat pada 50 ml air sambil
diaduk hingga terdispersi homogen. Lanjutkan
pengadukan hingga diperoleh larutan jernih dan gunakan
larutan ini untuk pengujian sebagai berikut:
A. Encerkan 1 ml Larutan uji dengan 1 ml air dalam
tabung reaksi kecil, tambahkan 5 tetes 1-naftol LP.
Miringkan tabung dan tuangkan 2 ml asam sulfat P
dengan hati-hati melalui dinding tabung: terjadi warna
merah ungu pada bidang batas antara dua lapisan.
B. Pada 5 ml Larutan uji, tambahkan 5 ml barium
klorida LP: terbentuk endapan halus putih.
C. Menunjukkan reaksi Natrium seperti tertera pada
Uji Identifikasi Umum <291>.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj;
tambahkan 1 ml larutan hidroksilamina hidroklorida P (1
dalam 5) ke dalam larutan residu.
Penetapan kekentalan <1051> Tidak kurang dari 80,0%
dan tidak lebih dari 120,0% dari yang tertera pada etiket
untuk kadar larutan 2%; tidak kurang dari 75,0% dan
tidak lebih dari 140,0% dari yang tertera pada etiket;
timbang saksama sejumlah zat yang tidak dikeringkan
dan bila dilarutkan setara dengan 200 g larutan zat, yang
telah dikeringkan, pada konsentrasi yang dinyatakan.
Tambahkan zat sedikit demi sedikit sambil diaduk ke
dalam lebih kurang 180 ml air dalam botol bermulut lebar
yang telah ditara. Lanjutkan pengadukan dengan cepat
hingga seluruhnya basah. Tambahkan air secukupnya
hingga berat 200 g, biarkan sambil sekali-kali diaduk
hingga larut sempurna. Ukur kekentalan pada suhu
250,2 menggunakan viskosimeter rotasi, sistem
mencapai kesetimbangan sebelum pembacaan akhir.
pH <1071> Antara 6,5 dan 8,5; lakukan penetapan
menggunakan larutan zat (1 dalam 100).
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 10,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 3 jam.

- 610 Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 500


mg zat, larutkan dalam 80 ml asam asetat glasial P,
panaskan di dalam tangas air mendidih selama 2 jam,
dinginkan hingga suhu ruang dan titrasi dengan asam
perklorat 0,1 N LV.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 2,299 mg Na
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Penandaan Pada etiket mencantumkan kekentalan dalam
larutan yang dinyatakan konsentrasinya.

KARBON DIOKSIDA
Carbon Dioxide
Karbon dioksida [124-38-9]
CO2

BM 44,01

Karbon Dioksida mengandung tidak kurang dari 99,0%


CO2.
[Catatan Pengujian berikut ini dirancang untuk
menyatakan kualitas karbon dioksida dalam kedua fase
yaitu uap dan cairan yang berada dalam silinder yang
sebelumnya belum pernah dibuka. Kurangi tekanan
wadah sedemikian rupa dengan alat pengatur. Lakukan
pengambilan zat uji secara benar sehingga terlepasnya
karbon dioksida dari peralatan pengambilan contoh
sekecil mungkin. Ukur gas dengan volume meter gas
aliran menurun dari tabung detektor untuk memperkecil
kontaminasi atau berubahnya zat uji. Lakukan pengujian
dengan urutan sesuai daftar. Jenis tabung detektor yang
digunakan dalam pengujian ini tertera pada Pereaksi
dalam Pereaksi, Indikator dan Larutan.]
Identifikasi Alirkan 100 ml 5 ml yang dilepaskan dari
fase uap dari isi wadah melalui tabung detektor karbon
dioksida dengan kecepatan yang ditetapkan untuk
tabung: perubahan indikator menjangkau seluruh kisaran
indikasi tabung.
Karbon monoksida Perubahan indikator menunjukkan
setara dengan tidak lebih dari 10 bpj; alirkan 1050 ml
50 ml yang dilepaskan dari fase uap dari isi wadah
melalui tabung detektor karbon monoksida pada
kecepatan yang ditetapkan untuk tabung.
Hibidrogen sulfida Perubahan indikator menunjukkan
setara dengan tidak lebih dari 1 bpj; alirkan 1050 ml
50 ml yang dilepaskan dari fase uap melalui tabung
detektor hidrogen sulfida pada kecepatan yang
ditetapkan untuk tabung.
Nitrogen oksida Perubahan indikator menunjukkan
setara dengan tidak lebih dari 2,5 bpj; alirkan 550 ml
50 ml yang dilepaskan dari fase uap melalui tabung
detektor nitrogen oksida-nitrogen dioksida pada
kecepatan yang ditetapkan untuk tabung.

Nitrogen dioksida Perubahan indikator menunjukkan


tidak lebih dari 2,5 bpj; atur wadah sedemikian rupa
hingga jika katup dibuka, isi bagian fase cair dilepas
melalui tabung yang cukup panjang untuk dapat
menguapkan semua cairan pada saat melewati saluran
tersebut dan untuk mencegah pembekuan pada bagian
dalam tabung detektor. Lepaskan ke dalam aliran cairan
secukupnya untuk memperoleh 550 ml spesimen uap,
ditambahkan kelebihan guna menjamin pengusiran udara
dari sistem. Alirkan 550 ml 50 ml gas ini melalui
tabung detektor nitrogen oksida-nitrogen dioksida pada
kecepatan yang ditetapkan untuk tabung.
Amonia Perubahan indikator menunjukkan setara
dengan tidak lebih dari 25 bpj; lakukan penetapan seperti
tertera pada uji Nitrogen dioksida, menggunakan zat uji
sejumlah 1050 ml 50 ml yang dilewatkan melalui
tabung detektor amonia pada kecepatan yang ditetapkan
untuk tabung.
Belerang dioksida Perubahan indikator menunjukkan
setara dengan tidak lebih dari 5 bpj; lakukan penetapan
seperti tertera pada uji Nitrogen dioksida menggunakan
zat uji sejumlah 1050 ml 50 ml yang dilewatkan
melalui tabung detektor belerang dioksida pada
kecepatan yang ditetapkan untuk tabung.
Air Perubahan indikator menunjukkan setara dengan
tidak lebih dari 150 mg per m3. Bilas regulator yang
telah dibilas dengan 5 liter atau lebih gas uji. Lewatkan
505 liter gas yang dilepaskan dari fase uap melalui
tabung detektor uap air yang dihubungkan dengan
regulator memakai pipa logam atau polietilena dengan
panjang minimum. Ukur gas yang melalui tabung
detektor dengan alat pengukur aliran gas pada laju alir 2
liter per menit.
Penetapan kadar [Catatan Pengambilan zat uji untuk
penetapan kadar dapat dilakukan dari fase uap untuk
kemudahan, tetapi akibatnya akan menambah volume
residu. Jika spesifikasi 1 ml berlebih dari fase uap, dapat
digunakan sediaan uji cairan.] Hubungkan buret gas 100
ml yang dilengkapi dengan pelampung gelembung dan
kran 2 arah ke pipet serapan gas dengan kapasitas yang
sesuai dengan cara menghubungkan pipet dengan salah
satu saluran keluar buret. Isi buret dengan air yang
sedikit diasamkan (dengan jingga metil menjadi merah
muda). Isi pipet dengan larutan kalium hidroksida P (1
dalam 2). Dengan menyesuaikan pelampung gelembung
dan pelampung air, dorong larutan kalium hidroksida
untuk mengisi pipet dan sambungkan kapiler sampai
kran, kemudian isi buret dengan pelampung air dan
dorong melalui kran yang lain sedemikian sehingga semua
gelembung gas dihilangkan dari sistem. Dorong ke dalam
buret 100,0 ml zat uji yang diambil dari fase cair seperti
tertera pada uji Nitrogen dioksida. Dengan menaikkan
pelampung botol, paksakan dengan mendorong zat uji ke
dalam pipet. Serapan dapat dibantu dengan mengosok-

- 611 gosok pipet atau dengan mengalirkan zat uji antara pipet
dan buret. Dorong setiap sisa gas ke dalam buret dan
ukur volumenya: tidak lebih dari 1 ml gas yang tinggal.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah silinder.

KARBOPLATIN
Carboplatin
O
O

NH2
Pt

NH2

cis-Diamina(1,1-siklobutanadikarboksilato)platinum
[41575-94-4]
C6H12N2O4Pt
BM 371,25
Karboplatin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 102,0% C6H12N2O4Pt, dihitung terhadap
zat anhidrat.
Perhatian: Hati-hati dalam menangani Karboplatin
karena bersifat karsinogenik.
Pemerian Serbuk hablur tidak berwarna. Melebur pada
suhu 200 dengan penguraian.
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; sangat sukar larut
dalam aseton dan etanol.
Baku pembanding Karboplatin BPFI, tidak boleh
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
tertutup rapat, terlindung cahaya dan dalam lemari
pendingin.
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Karboplatin BPFI.
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
pH <1071> Antara 5,0 dan 7,0; lakukan penetapan
menggunakan larutan dalam air yang mengandung lebih
kurang 10 mg zat per ml.
Air <1031>Metode I Tidak lebih dari 0,5%, gunakan
formamida P sebagai pelarut.
Transmitan Tidak kurang dari 97%. Timbang saksama
lebih kurang 100 mg zat, masukkan ke dalam labu
tentukur 10-ml, larutkan dalam 6 ml air, encerkan dengan
air sampai tanda. Ukur persen transmitan menggunakan
sel 1-cm pada panjang gelombang 440 nm, dengan air
sebagai blangko.

Bahan tidak larut air Tidak lebih dari 0,5%. Timbang


saksama lebih kurang 1 g zat, masukkan ke dalam gelas
piala 150 ml. Tambahkan 100 ml air dan larutkan dengan
cara mengaduk menggunakan batang pengaduk selama 30
menit. Dengan bantuan penghisap, saring melalui
penyaring krus yang telah ditara. Bilas gelas piala dengan
air dan pindahkan bilasan ke dalam krus. Keringkan krus
pada suhu 130 10 hingga bobot tetap.
Batas asam 1,1-siklobutanakarboksilat Tidak lebih dari
0,5%.
Pereaksi A Larutkan 8,5 g tetrabutilamonium hidrogen
sulfat P dalam 80 ml air. Tambahkan 3,4 ml asam fosfat
P dan atur pH hingga 7,55 dengan penambahan natrium
hidroksida 10 N.
Fase gerak Tambahkan 20 ml Pereaksi A ke dalam
campuran 880 ml air dan 100 ml asetonitril P, saring dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
<921>.
Larutan baku asam 1,1-siklobutanakarboksilat
Timbang
saksama
sejumlah
asam
1,1-siklobutanakarboksilat, larutkan dalam Fase gerak
hingga diperoleh larutan dengan kadar lebih kurang 0,5
mg per ml. Pindahkan 2,0 ml larutan ini ke dalam labu
tentukur 200-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai
tanda.
Larutan kesesuaian sistem Campur 1,0 ml Larutan
baku asam 1,1-siklobutanakarboksilat dengan 1,0 ml
Larutan baku yang dibuat seperti pada Penetapan kadar.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml. Larutkan dan
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,0 mm x
30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 2 ml
per menit. Lakukan kromatografi dengan injeksi berulang
(lebih kurang 100 l) Larutan kesesuaian sistem, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak: waktu retensi
relatif lebih kurang 0,65 untuk karboplatin dan 1,0 untuk
asam 1,1-siklobutana karboksilat; efisiensi kolom yang
ditentukan dari puncak asam 1,1-siklobutana karboksilat
tidak kurang dari 1500 lempeng teoritis; resolusi, R,
antara puncak karboplatin dan asam 1,1-siklobutana
karboksilat tidak kurang dari 2,5; simpangan baku relatif
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 10%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 100 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama asam 1,1-siklobutana karboksilat.
Hitung persentase asam 1,1-siklobutana karboksilat
dalam zat uji dengan rumus:
5 C
W

rU

rS

- 612 C adalah kadar asam 1,1-siklobutanakarboksilat dalam g


per ml Larutan baku; W adalah bobot karboplatin dalam
mg, yang digunakan untuk membuat Larutan uji; rU dan
rS berturut-turut adalah respons puncak asam 1,1siklobutana karboksilat Larutan uji dan Larutan baku.
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran tidak
lebih dari 0,25% dan jumlah semua cemaran tidak lebih dari
0,5%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak, Sistem kromatografi dan Prosedur
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.
Larutan baku Encerkan secara kuantitatif sejumlah
volume Larutan baku yang tertera pada Penetapan kadar,
dengan air hingga diperoleh larutan dengan kadar lebih
kurang 2,5 g per ml.
Larutan uji Gunakan Larutan uji seperti tertera pada
Penetapan kadar.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak. Jumlah respons puncak, tidak termasuk
respons karboplatin dan asam 1,1-siklobutana karboksilat
dari Larutan uji, tidak lebih dari dua kali respons
karboplatin dari Larutan baku dan tidak ada respons
puncak tunggal lebih besar dari puncak karboplatin dari
Larutan baku.
Kandungan platina Antara 52,0% dan 53,0%, dihitung
terhadap zat anhidrat.
[Catatan Cuci semua peralatan gelas dengan asam nitrat
dan bilas dengan air untuk mencegah terjadinya lapisan
cermin dari endapan platina.] Timbang saksama lebih
kurang 0,25 g zat, masukkan ke dalam gelas piala 600 ml.
Tambahkan 400 ml air, larutkan perlahan-lahan dengan
pemanasan hingga hampir mendekati titik didih, sambil
sering diaduk dengan batang pengaduk kaca. Lakukan
seperti tertera pada uji untuk Kandungan platina pada
Sisplatin, dimulai dari Jika sudah larut sempurna.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-air (87:13),
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Karboplatin
BPFI, larutkan dalam air dan encerkan secara kuantitatif
dengan air hingga kadar lebih kurang 1 mg per ml.
[Catatan Gunakan larutan ini dalam waktu 2 jam.]
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan
encerkan dengan air sampai tanda. [Catatan Gunakan
larutan ini dalam waktu 2 jam.]
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom 4,0 mm x
30 cm berisi bahan pengisi L8. Laju alir lebih kurang 2,0

ml per menit. Lakukan kromatograf terhadap Larutan


baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada Prosedur: faktor kapasitas, k, tidak
kurang dari 3,0; efisiensi kolom tidak kurang dari 2500
lempeng teoritis, faktor ikutan tidak lebih dari 2,5 dan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 1,2%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
karboplatin, C6H12N2O4Pt, dalam zat uji dengan rumus:

50C

rU

rS

C adalah kadar Karboplatin BPFI dalam mg per ml


Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya.

KARBOPLATIN UNTUK INJEKSI


Carboplatin for Injection
Karboplatin untuk Injeksi adalah campuran terliofilisasi
steril dari karboplatin dan manitol, mengandung tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%
C6H12N2O4Pt dari jumlah yang tertera pada etiket.
[Perhatian Hati-hati dalam menangani Karboplatin
karena bersifat karsinogenik.]
Baku pembanding Karboplatin BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
tertutup rapat, terlindung cahaya dan dalam lemari
pendingin. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat
pirogenik, penanganan vial dan isinya harus hati-hati
untuk menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi,
gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Larutan konstitusi Pada saat pemakaian, larutan
terkonstitusi yang disiapkan dari karboplatin untuk injeksi
memenuhi syarat Larutan konstitusi seperti tertera pada
Injeksi.
Identifikasi
Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
Fase gerak Campuran aseton P-air (80:20).
Penampak bercak Tambahkan 5,6 g timah(II) klorida P
ke dalam 10 ml asam klorida P dan aduk selama 5 menit.
[Catatan Tidak perlu semua logam larut.] Tambahkan 90
ml air dan 1 g kalium iodida P dan aduk. Larutan dibuat
segar setiap hari.

- 613 Larutan baku Buat larutan baku dalam air yang


mengandung Karboplatin BPFI 10 mg per ml.
Larutan uji Larutkan seluruh isi dari satu wadah
dengan air sampai diperoleh karboplatin 10 mg per ml.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10
l Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng
kromatografi campuran silika gel P setebal 0,25 mm.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang
dilapisi kertas saring dan dijenuhkan Fase gerak selama 2
jam hingga Fase gerak merambat lebih kurang 10 cm di
atas garis penotolan. Angkat lempeng, biarkan fase gerak
menguap, keringkan di udara pada suhu ruang selama 2
jam. Semprot lempeng dengan Penampak bercak,
panaskan pada suhu 110 selama 10 menit: harga RF dan
warna bercak utama yang diperoleh dari Larutan uji
sesuai dengan yang diperoleh dari Larutan baku.
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
dengan Penyaringan membran seperti tertera pada Uji
Sterilitas dari produk yang diuji.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,54 unit
Endotoksin FI per mg karboplatin.

C adalah kadar asam 1,1-siklobutana karboksilat dalam


mg per ml Larutan baku; V adalah volume kandungan
terkonstitusi dalam wadah, dalam ml; L adalah jumlah
karboplatin per wadah, dalam mg, yang tertera pada
etiket; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
asam 1,1-siklobutana karboksilat yang diperoleh dari
Larutan uji dan Larutan baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak, Larutan baku dan Sistem kromatografi
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam
Karboplatin.
Larutan uji Larutkan secara kuantitatif isi satu wadah
dalam air hingga diperoleh larutan dengan kadar lebih
kurang 1 mg per ml. [Catatan Selesaikan analisa larutan
secara kromatografi dalam waktu 2 jam.]
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 10 l) Larutan uji dan Larutan baku
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
karboplatin, C6H12N2O4Pt, dalam zat uji dengan rumus:

pH <1071> Antara 5,0 dan 7,0; lakukan penetapan dalam


larutan konstitusi seperti tertera pada etiket, gunakan Air
Steril untuk Injeksi.
Air <1031>Metode I Tidak lebih dari 3,0%. Lakukan
seperti tertera pada Air dalam Sisplatin untuk Injeksi.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Batas asam 1,1-siklobutanakarboksilat Tidak lebih dari
1,0. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem dan Sistem
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Batas asam
1,1-siklobutanakarboksilat dalam Karboplatin.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah asam 1,1siklobutanakarboksilat, larutkan dalam Fase gerak hingga
kadar lebih kurang 0,5 mg per ml. Pipet 2 ml larutan ini
ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Fase
gerak sampai tanda.
Larutan uji Larutkan secara kuantitatif isi satu wadah
dalam Fase gerak hingga diperoleh larutan dengan kadar
karboplatin 1 mg per ml. [Catatan Selesaikan analisa
larutan secara kromatografi dalam waktu 2 jam.]
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 100 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak asam 1,1-siklobutanakarboksilat. Hitung
persentase asam 1,1-siklobutanakarboksilat dalam zat uji
dengan rumus:

CV rU

L rS

100

CV

rU

rS

C adalah kadar Karboplatin BPFI dalam mg per ml


Larutan baku; V adalah volume kandungan terkonstitusi
dalam wadah, dalam ml; rU dan rS berturut-turut adalah
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk Padatan
steril seperti tertera pada Injeksi, terlindung cahaya.

KARISOPRODOL
Carisoprodol

2-Metil-2-propil-1,3-propanadiol karbamat
Isopropilkarbamat [78-44-4]
C12H24N2O4
BM 260,33
Karisoprodol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 102,0% C12H24N2O4, dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur; putih; bau khas lemah; rasa
pahit.
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; mudah larut
dalam etanol, kloroform dan aseton.

- 614 Baku pembanding Karisoprodol BPFI; lakukan


pengeringan dalam hampa udara selama 3 jam pada suhu
60 sebelum digunakan. Meprobamat BPFI; lakukan
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60 selama 3
jam sebelum digunakan.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Karisoprodol BPFI.
B. Harga RF bercak utama Larutan uji yang diperoleh
pada uji Meprobamat, sesuai dengan harga RF larutan
Karisoprodol BPFI dalam kloroform P dengan kadar 100
mg per ml, yang diperlakukan sama.
Jarak lebur <1021>Metode I Antara 91 dan 94.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60
selama 3 jam.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
Meprobamat Tidak lebih dari 0,5%. Lakukan
Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Faser gerak Buat campuran kloroform P-aseton P
(4:1).
Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm.
Larutan baku Timbang sejumlah Meprobamat BPFI,
larutkan dalam kloroform P hingga kadar 1 mg per ml.
Larutan uji Timbang sejumlah zat, larutkan dalam
kloroform P hingga kadar 100 mg per ml.
Prosedur Totolkan secara terpisah berturut-turut 10 l
Larutan uji dan 5 l Larutan baku pada lempeng
kromatografi. Biarkan bercak mengering di udara.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang
telah dijenuhkan dengan Fase gerak dan biarkan
merambat tiga per empat tinggi lempeng. Angkat
lempeng, biarkan fase gerak menguap dan semprot
lempeng dengan antimon triklorida LP kemudian dengan
larutan furfural P dalam kloroform P (3 dalam 100)
hingga timbul satu atau lebih bercak hitam. Panaskan
lempeng pada suhu 110 selama 15 menit: bercak lain
selain bercak utama Larutan uji dengan harga RF yang
sesuai tidak lebih intensif dari bercak Larutan baku.
Penetapan Kadar
Titran natrium metoksida Buat dan lakukan
pembakuan natrium metoksida 0,1 M dalam toluen P
seperti tertera pada Larutan volumetrik dalam Pereaksi,
Indikator dan Larutan kecuali penggunaan 200 ml untuk
melarutkan logam natrium, tambahkan 750 ml toluen P
dan encerkan dengan metanol P hingga 1000 ml.
Prosedur Timbang saksama lebih kurang 400 mg zat,
tambahkan 10 ml piridin P dan 1 tetes fenolftalein LP,
campur. Titrasi dengan Titran natrium metoksida hingga
warna merah muda yang stabil. Tambahkan 25,0 ml

Titran natrium metoksida dan refluks di atas lempeng


pemanas selama 30 menit. Biarkan dingin, tambahkan 40
ml etanol P dan 7 tetes fenolftalein LP. Titrasi kelebihan
basa dengan asam klorida 0,1 N LV hingga warna merah
muda hilang. Lakukan penetapan blangko seperti tertera
pada Titrasi residual dalam Titrimetri <771>.
Tiap ml titran natrium metoksida
setara dengan 26,03 mg C12H24N2O4
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.

TABLET KARISOPRODOL
Carisoprodol Tablet
Tablet
Karisoprodol
mengandung
karisoprodol,
C12H24N2O4, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Karisoprodol BPFI; lakukan
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60 selama 3
jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup
rapat.
Identifikasi Waktu retensi puncak utama pada
kromatogram Larutan uji sesuai dengan kromatogram
Larutan baku yang diperoleh pada Penetapan kadar.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml dapar fosfat 0,05M pH 6,9
yang mengandung 5 unit -amilase per ml [Catatan
Larutan dibuat baru dan biarkan Media disolusi
setimbang pada 37 selama tidak lebih dari 1 jam
sebelum uji disolusi dimulai.]
Alat tipe 2: 75 rpm.
Waktu: 60 menit.
Lakukan penetapan jumlah karisoprodol terlarut
menggunakan metode berikut:
Lakukan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak, Larutan resolusi dan Sistem kromatografi
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.
Larutan baku [Catatan Volume asetonitril P yang
digunakan untuk melarutkan karisoprodol tidak lebih
dari 2% total volume akhir larutan.] Timbang saksama
sejumlah Karisoprodol BPFI, larutkan dan encerkan
dengan Media disolusi hingga kadar lebih kurang 0,4 mg
per ml.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 150 l) Larutan baku dan alikuot
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah
C12H24N2O4 terlarut.
Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
kurang dari 80% (Q) C12H24N2O4 dari jumlah yang tertera
pada etiket.

- 615 Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak buat campuran air-asetonitril P (60:40),
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Pengencer Buat campuran metanol P-asam sulfat 0,01
N (60:40).
Larutan
baku
Timbang
saksama
sejumlah
Karisoprodol BPFI, larutkan dalam Pengencer bila perlu
gunakan sonikasi, hingga kadar lebih kurang 3,5 mg per
ml.
Larutan resolusi Timbang sejumlah 2-metil-2-propil1,3-propanadiol dan karisoprodol, larutkan dalam Fase
gerak hingga kadar masing-masing 2,4 mg dan 3,4 mg
per ml.
Larutan uji Timbang saksama dan serbukkan tidak
kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
setara dengan lebih kurang 350 mg karisoprodol,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan 50
ml Pengencer, masukkan dalam tangas ultra sonik
selama 30 menit dan kocok selama 60 menit. Encerkan
dengan Pengencer sampai tanda. Saring melalui
penyaring membran berpori 0,5 m atau lebih kecil dan
gunakan beningan sebagai Larutan uji.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor indeks refraksi dan kolom
3,9 mm x 30 cm berisi bahan pengisi L1. Suhu detektor
dan kolom 301. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi dan
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara
puncak 2-metil-2-propil-1,3-propanadiol dan puncak
karisoprodol tidak kurang dari 2,0 dan simpangan baku
relatif pada tiga kali penyuntikan ulang tidak lebih dari
2,0%. Waktu retensi relatif 2-metil-2-propil-1,3propanadiol dan karisoprodol masing-masing lebih
kurang 0,5 dan 1,0.
Prosedur [Catatan Gunakan tinggi puncak sebagai
respons puncak.] Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 35 l) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram
dan ukur tinggi puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
karisoprodol, C12H24N2O4, dalam serbuk tablet yang
digunakan dengan rumus:

r
100C U
rS

C adalah kadar Karisoprodol BPFI dalam mg per ml


Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah tinggi
puncak karisoprodol yang diperoleh dalam Larutan uji
dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.

KARVEDILOL
Carvedilol

()-1-(Karbazol-4-iloksi)-3-[[2-(o-metoksifenoksi)
etil]amino]-2-propanol [72956-09-3]
C24H26N2O4
BM 406,47
Karvedilol mengandung tidak kurang dari 98,0 % dan
tidak lebih dari 102,0% C24H26N2O4, dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Serbuk hablur; putih atau hampir putih.
Kelarutan Sukar larut dalam etanol; praktis tidak larut
dalam air dan asam encer.
Baku pembanding Karvedilol BPFI. Senyawa Sejenis A
Karvedilol BPFI. Senyawa Sejenis B Karvedilol BPFI.
Senyawa Sejenis C Karvedilol BPFI. Senyawa Sejenis D
Karvedilol BPFI. Senyawa Sejenis E Karvedilol BPFI.
Campuran Kesesuaian Sistem Karvedilol BPFI.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Karvedilol BPFI.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh
pada Penetapan kadar.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 3 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan
penetapan menggunakan 1 g zat.
Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
Senyawa sejenis [Catatan Berdasarkan proses, cemaran
sejenis dilakukan sesuai Uji 1 atau Uji 2. Uji 2
direkomendasikan jika Senyawa sejenis F karvedilol
adalah cemaran potensial.]
UJI 1 Masing-masing cemaran tidak lebih dari batas
yang tertera pada Tabel; Total cemaran tidak lebih dari
0,5%. Lakukan penetapan secara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Dapar dan Fase gerak Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah
Karvedilol BPFI dan Senyawa Sejenis C Karvedilol
BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar masingmasing lebih kurang 0,05 mg per ml.

- 616 Larutan baku Timbang saksama sejumlah Karvedilol


BPFI, Senyawa sejenis A Karvedilol BPFI, Senyawa
sejenis B Karvedilol BPFI, Senyawa sejenis C Karvedilol
BPFI, Senyawa sejenis D Karvedilol BPFI dan Senyawa
sejenis E Karvedilol BPFI, larutkan dalam Fase gerak
hingga kadar lebih kurang 0,001 mg per ml untuk
Karvedilol BPFI, Senyawa Sejenis A, B, D dan E
Karvedilol BPFI dan 0,2 g per ml untuk Senyawa
Sejenis C Karvedilol BPFI.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
dalam Fase gerak hingga kadar lebih kurang 1 mg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor dengan dua panjang
gelombang (220 nm digunakan untuk penentuan senyawa
sejenis E karvedilol dan 240 nm untuk karvedilol dan
senyawa sejenis yang lain) dan kolom 4,6-mm x 15-cm
berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel 5m. Laju
alir lebih kurang 1 ml per menit. Pertahankan suhu kolom
pada 55. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara
puncak karvedilol dan puncak senyawa sejenis C
karvedilol tidak kurang dari 17.
Prosedur Suntikkan sejumlah volume sama (lebih
kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam
kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua
respons puncak. Hitung persentase senyawa sejenis A, B,
C, D dan E karvedilol dalam zat yang digunakan dengan
rumus:

100 CS ri
CU rS

CS adalah kadar masing-masing cemaran dalam mg per


ml Larutan baku; CU adalah kadar karvedilol dalam mg
per ml Larutan uji; ri adalah respons puncak masingmasing cemaran dari Larutan uji dan rS adalah respons
puncak masing-masing cemaran dari Larutan baku.
Hitung persentase masing-masing cemaran lain, dengan
CS adalah kadar Karvedilol BPFI dalam Larutan baku.
Tabel
Nama
Senyawa Sejenis A karvedilol1
Senyawa Sejenis B karvedilol2
Karvedilol
Senyawa Sejenis C karvedilol3
Senyawa Sejenis D karvedilol4
Senyawa Sejenis E karvedilol5
Tiap cemaran lain
1

Waktu
retensi
relatif
0,52
8,5
1,0
3,6
5,0
0,35
-

Batas
(%)
0,1
0,1
0,02
0,1
0,1
0,10

1-(4-(2-hidroksi-3-(2-(2-metoksifenoksi)etilamino) propoksi) -9-Hkarbazol-9-il)-3-(2-(2-fenoksi) etilamino)propan-2-ol.


2
3,3-(2-(2-metoksifenoksi)etilazandiil)bis(1-9H-karbazol-4iloksi)propan-2-ol.

(1-9H-karbazol-4-iloksi)-3-(benzil(2-(2metoksifenoksi)etil)amino)propan-2-ol.
4
4-(Oksiran-2-ilmetoksi)-9H-karbazol.
5
2-(2-metoksifenoksi)etil amin.
[Catatan Abaikan cemaran yang kurang dari 0,01%, dihitung terhadap
Larutan baku.]

UJI 2 Masing-masing cemaran tidak lebih dari batas


yang tertera pada Tabel; Total cemaran tidak lebih dari
0,5%. Lakukan penetapan secara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan A Buat campuran asetonitril P-asam
trifluoroasetat P (100:0,1).
Larutan B Buat campuran air-asam trifluoroasetat P
(100:0,1).
Pengencer Buat campuran air-asetonitril P-asam
trifluoroasetat P (78:22:0,1).
Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan
Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah
Campuran Kesesuaian Sistem Karvedilol BPFI, larutkan
dalam Pengencer hingga kadar lebih kurang 1,0 mg per
ml.
Larutan uji Buat larutan zat dalam Pengencer hingga
kadar lebih kurang 1 mg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 240 nm dan kolom 4,6 mm x
15 cm, berisi bahan pengisi L68 dengan ukuran partikel 5
m. Laju alir lebih kurang 1,4 ml per menit. Pertahankan
suhu kolom pada 30. Kromatograf diprogram sebagai
berikut:
Waktu
(menit)
0-20
20-33
33-45
45-55
55-65
65-68
68-80

Larutan A
(%)
22
2238
38
3855
55
5522
22

Larutan B
(%)
78
7862
62
6245
45
4578
78

Eluasi
Isokratik
Gradien Linier
Isokratik
Gradien Linier
Isokratik
Gradien Linier
Kesetimbangan

Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian


sistem, rekam kromatogram dan ukur semua respons
puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara
puncak karvedilol
dan puncak senyawa sejenis F
karvedilol tidak kurang dari 1,8.
Prosedur Suntikkan sejumlah volume tertentu (lebih
kurang 20 l) Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung
persentase senyawa sejenis karvedilol dalam zat dengan
rumus:

r
100 i
rS

- 617 ri adalah respons puncak masing-masing cemaran dari


Larutan uji; rS adalah jumlah semua respons puncak dari
Larutan uji.
Tabel
Waktu
Batas
Nama
retensi
(%)
relatif
Senyawa Sejenis F Karvedilol1
1,2
0,1*
Senyawa Sejenis C Karvedilol2
1,8
0,02
Karvedilol
1,0
N,O-Bis-karvedilol3
0,7
0,1
N,N-Bis-karvedilol4
2,1
0,1
N-isopropilkarvedilol5
1,6
0,1
Biskarbazol6
3
0,1
Tiap cemaran lain
0,1
1

1-(2-(2-metoksifenoksi)etilamino)-3(6,7,8,9-tetrahidro-5H-karbazol-4iloksi)propan-2-ol.
2
1-(9H-karbazol-4-iloksi-3-benzil[[2-(2-metoksifenoksi)etil]amino]-2propanol.
3
1-[9-[3-[2-(2-metoksifenoksi)etilamino]-2-hidroksipropil]-9Hkarbazol-4-iloksi]-3-[2-(2-metoksifenoksi)etilamino]-2- propanol.
4
1,1-[2-(2-metoksifenoksi)etil]iminobis[3(9-H-karbazol-4-iloksi)-2propanol.
5
1-(H-karbazol-4-iloksi)-3-[[2-(2-metoksifenoksi)etil]Nisopropilamino]-2-propanol.
6
1,3-Bis-( 9H-karbazol-4-iloksi)-2-propanol.
*Cemaran ini dihitung menggunakan Uji Senyawa sejenis F Karvedilol

Senyawa sejenis F Karvedilol (Jika ada) Lakukan


penetapan secara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan A Buat campuran air-asam trifluoroasetat P
(100:0,5).
Larutan B Buat campuran metanol P-asam
trifluoroasetat P (100:0,5).
Fase gerak Buat campuran Larutan A-Larutan B
(65:35) saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian Sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
Pengencer Buat campuran air-asetonitril P (1:1).
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah
Campuran Kesesuaian Sistem Karvedilol BPFI, larutkan
dalam Pengencer hingga kadar lebih kurang 1,5 mg per
ml.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, masukkan
ke dalam labu tentukur yang sesuai dan tambahkan lebih
kurang 1,9 ml Pengencer per mg zat. Sonikasi untuk
melarutkan. Encerkan dengan pengencer hingga kadar
lebih kurang 1,5 mg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 226 nm dan kolom 4,6 mm x
3 cm, berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel 3
m. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Pertahankan
suhu kolom pada 40. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R,
antara puncak karvedilol dan puncak senyawa sejenis F
karvedilol tidak kurang dari 2,0.
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang 10
l) Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam

kromatogram dan ukur respons puncak. Hitung


persentase senyawa sejenis F karvedilol dalam zat dengan
rumus:

100 ri

F rS

F adalah faktor respons relatif sama dengan 1,1; ri adalah


respons puncak senyawa sejenis F karvedilol dari Larutan
uji; rS adalah jumlah respons puncak karvedilol dan
senyawa sejenis F karvedilol dari Larutan uji.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Dapar Timbang saksama 2,72 g kalium fosfat
monobasa P, larutkan dalam 1000 ml air dan atur pH
hingga 2,0 dengan penambahan larutan asam fosfat P (69
dalam 1000).
Fase gerak Buat campuran dapar-asetonitril P (69:31),
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah
Karvedilol BPFI dan Senyawa sejenis A Karvedilol BPFI,
larutkan dalam Fase gerak hingga kadar masing-masing
lebih kurang 0,05 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Karvedilol
BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar lebih
kurang 0,04 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Larutkan dan
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet 10 ml
larutan ini ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan
dengan Fase gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor UV 240 nm dan kolom 4,6
mm x 15 cm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran
partikel 5 m. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit dan
waktu analisis lebih kurang 60 menit. Pertahankan suhu
kolom pada 55. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara
puncak karvedilol dan puncak senyawa sejenis A
karvedilol tidak kurang dari 4,0; faktor ikutan karvedilol
tidak lebih dari 1,5 dan simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak. Hitung persentase karvedilol,
C24H26N2O4, dalam zat dengan rumus:

C
100 S
CU

rU

rS

- 618 CS adalah kadar Karvedilol BPFI dalam mg per ml


Larutan baku; CU adalah kadar karvedilol dalam mg per
ml Larutan uji; rU dan rS berturut-turut adalah respons
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
pada suhu ruang terkendali.
Penandaan Cantumkan uji Senyawa sejenis yang
digunakan, jika tidak menggunakan Uji 1.

TABLET KARVEDILOL
Carvedilol Tablet
Tablet Karvedilol mengandung karvedilol, C24H26N2O4,
tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih dari 110,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Karvedilol BPFI .
Identifikasi
A.Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh
pada Penetapan kadar.
B. Masukkan 10 tablet ke dalam tabung polipropilen
150 ml dan hancurkan dalam metanol P (lebih kurang
100 ml untuk tablet dengan kadar 3,125; 6,25 dan 25 mg
dan lebih kurang 50 ml untuk tablet dengan kadar 12,5
mg) menggunakan pengaduk mekanik. Pindahkan
campuran ke dalam labu tentukur yang sesuai dan
encerkan dengan metanol P hingga kadar lebih kurang
0,125 mg per ml. Saring melalui penyaring PTFE dengan
porositas 0,45 m. Spektrum serapan ultraviolet larutan
yang diukur dalam sel 0,2 cm pada panjang gelombang
250 - 400 nm menunjukkan maksimum dan minimum
pada panjang gelombang yang sama seperti pada
Karvedilol BPFI.
Disolusi <1231>
UJI 1
Media disolusi: 900 ml enceran asam klorida P pH
1,45 0,2 (asam klorida 0,01 N atur pH hingga 1,45 0,2
dengan penambahan asam klorida 1 N), awaudarakan.
Alat tipe 2: 50 rpm
Waktu: 30 menit
Lakukan penetapan jumlah karvedilol, C24H26N2O4
terlarut menggunakan metode sebagai berikut:
Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih
kurang 7 mg Karvedilol BPFI, masukkan ke dalam labu
tentukur 250-ml, tambahkan 5 ml metanol P dan sonikasi.
Dinginkan hingga suhu ruang, encerkan dengan Media
disolusi sampai tanda.
Larutan baku Encerkan Larutan baku persediaan
dengan Media disolusi sesuai dengan etiket, hingga kadar
(CS) seperti tertera pada Tabel.

Tabel
Etiket (mg)
25
12,5
6,25
3,125

CS (mg per ml)


0,028
0,014
0,007
0,0035

Larutan uji Gunakan sejumlah alikuot yang telah


disaring melalui penyaring yang sesuai dengan porositas
0,45 m.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C24H26N2O4 yang
terlarut dengan mengukur serapan Larutan baku dan
Larutan uji pada panjang gelombang serapan maksimum
lebih kurang pada 285 dan 380 nm menggunakan sel 1cm. Gunakan Media disolusi sebagai blangko. Hitung
serapan terkoreksi dari Larutan baku dan Larutan uji
dengan rumus:

( Akoreksi A285 A380 )


Akoreksi adalah serapan terkoreksi dari Larutan baku atau
Larutan uji; A285 adalah serapan dari Larutan baku atau
Larutan uji pada 285 nm; A380 adalah serapan dari
Larutan baku pada 380 nm. Hitung persentase karvedilol,
C24H26N2O4, yang terlarut dengan rumus:

A C
900 U S 100
AS L
900 adalah volume dalam ml Media disolusi; AU dan AS
berturut-turut adalah serapan terkoreksi Larutan uji dan
Larutan baku; CS adalah kadar koreksi dalam mg per ml
Larutan baku, sesuai yang tertera pada etiket dalam
Tabel; L adalah jumlah karvedilol dalam mg per tablet
yang tertera pada etiket; 100 adalah faktor konversi
terhadap persentase.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 80% (Q) C24H26N2O4 dari jumlah yang tertera
pada etiket.
UJI 2
Jika pada etiket tercantum bahwa sediaan memenuhi Uji
disolusi 2, lakukan uji disolusi di bawah ini.
Media disolusi: 900 ml cairan lambung buatan tanpa
enzim.
Alat, Waktu, Larutan baku persediaan, Larutan baku,
Larutan uji dan Prosedur Lakukan pengujian seperti pada
Uji 1.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 80% (Q) C24H26N2O4 dari jumlah yang tertera
pada etiket.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Dapar, Fase gerak, Pengencer, Larutan metanol dan
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar.

- 619 Larutan uji Masukkan 1 tablet ke dalam labu tentukur


yang sesuai berdasarkan etiket. Tambahkan air lebih
kurang 10% volume labu. Kocok sampai tablet hancur,
tambahkan Pengencer lebih kurang 75% dari volume
labu dan sonikasi sampai tablet hancur sempurna (lebih
kurang 30 menit). Kocok secara mekanik selama 30
menit, dinginkan dan encerkan dengan Pengencer hingga
kadar karvedilol lebih kurang 0,25 mg per ml,
berdasarkan etiket, sentrifus sejumlah larutan pada 2400
rpm selama 10 menit. Pipet 4 ml beningan ke dalam labu
tentukur 100-ml. Tambahkan Larutan metanol lebih
kurang 85% dari volume labu dan sonikasi selama 20
menit dan kocok sekali-sekali. Tambahkan Larutan
metanol sampai tanda dan saring melalui penyaring yang
sesuai dengan porositas 0,45 m.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 25 l) Larutan uji dan Larutan baku
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
karvedilol, C24H26N2O4 dalam tablet yang digunakan
dengan rumus:

C
L S
CU

rU

r S

L adalah jumlah karvedilol dalam mg per tablet seperti


tertera pada etiket; CS adalah kadar Karvedilol BPFI
dalam mg per ml Larutan baku; CU adalah kadar
karvedilol dalam mg per ml Larutan uji berdasarkan
jumlah tertera pada etiket; rU dan rS berturut-turut adalah
respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
Senyawa sejenis Masing-masing cemaran tidak lebih dari
0,2% dan total cemaran tidak lebih dari 1,0%.
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Dapar, Fase gerak, Larutan metanol, Pengencer dan
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar.
Larutan baku Encerkan secara kuantitatif dan jika
perlu bertahap Larutan baku yang diperoleh dari
Penetapan kadar dengan campuran air - Pengencer (1:1)
hingga kadar lebih kurang 1,25 g per ml.
Larutan uji Pipet 25 ml beningan dari Larutan uji
Tahap A yang diperoleh dari Penetapan kadar ke dalam
labu tentukur 50-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
Saring melalui penyaring yang sesuai dengan porositas
0,45 m.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Lakukan penetapan seperti tertera
pada Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan untuk
puncak karvedilol tidak lebih dari 2,0 dan simpangan
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 3,0
%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 15 l) Larutan uji dan Larutan baku

ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur


respons puncak karvedilol dari Larutan baku dan semua
puncak Larutan uji selain puncak karvedilol. Abaikan
puncak dengan waktu retensi relatif kurang atau sama
dengan 0,04 dan puncak kurang dari 0,05% dari nominal
respons puncak karvedilol dalam Larutan baku. Hitung
persentase senyawa sejenis dalam tablet dengan rumus:

C
100 S
CU

ri

r
S

CS adalah kadar Karvedilol BPFI dalam mg per ml


Larutan baku; CU adalah kadar karvedilol dalam mg per
ml Larutan uji; ri adalah respons puncak masing-masing
cemaran dari Larutan uji dan rS adalah respons puncak
karvedilol dari Larutan baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Dapar Timbang lebih kurang 0,7 g kalium fosfat
monobasa anhidrat P, masukkan ke dalam labu tentukur
1000-ml. Larutkan dengan 500 ml air, tambahkan 10 ml
trietilamina P. Atur pH hingga 3,0 0,1 dengan
penambahan asam fosfat P, tambahkan air sampai tanda.
Fase gerak Timbang saksama lebih kurang 1,04 g
natrium dodesilsulfat P, masukkan ke dalam labu
tentukur 2000-ml, larutkan dengan lebih kurang 150 ml
Dapar dan sonikasi. Tambahkan 720 ml asetonitril P dan
encerkan dengan air sampai tanda. Saring melalui
penyaring nilon 66 dengan porositas 0,2 m,
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian, menurut
Kesesuaian system seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Pengencer Buat campuran metanol P-asam klorida 1
M (9:1).
Larutan metanol Buat campuran metanol P-air (1:1).
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Karvedilol
BPFI, larutkan dengan campuran Pengencer-air (9:1) dan
sonikasi sampai larutan jernih. Encerkan secara
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Larutan
metanol hingga kadar lebih kurang 0,0125 mg per ml.
Larutan uji Tahap A Timbang dan serbukkan tidak
kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
tablet setara dengan lebih kurang 25 mg karvedilol,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan 10
ml air, kocok dan tambahkan 70 ml Pengencer, sonikasi
selama lebih kurang 30 menit. Kocok secara mekanik
lebih kurang 30 menit dan encerkan dengan Pengencer
sampai tanda. Larutan ini mempunyai kadar lebih kurang
0,25 mg per ml. Sentrifus lebih kurang 50 ml larutan pada
2000 rpm selama 10 menit.
Larutan uji Tahap B Pipet 10 ml beningan dari Larutan
uji Tahap A ke dalam labu tentukur 200-ml dan encerkan
dengan Larutan metanol sampai tanda. Saring melalui
penyaring yang sesuai dengan porositas 0,45 m dan
buang 5 ml filtrat pertama.

- 620 Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada


Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 240 nmdan kolom 4,6 mm x 5
cm, berisi bahan pengisi L7. Pertahankan suhu kolom
pada 40. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit dan waktu
analisis lebih kurang 30 menit. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor
ikutan untuk puncak karvedilol tidak lebih dari 2,0 dan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 25 l) Larutan baku dan Larutan uji
Tahap B ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan
ukur respons puncak utama. Hitung persentase karvedilol,
C24H26N2O4, dengan rumus:

C
100 S
CU

rU

rS

CS adalah kadar Karvedilol BPFI dalam mg per ml


Larutan baku; CU adalah kadar karvedilol dalam mg per ml
Larutan uji Tahap B berdasarkan jumlah yang tertera pada
etiket; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak dari
Larutan uji Tahap B dan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya dan terlindung dari lembab. Simpan
pada suhu ruang terkendali.
Penandaan Cantumkan uji disolusi yang digunakan jika
tidak menggunakan Uji 1.

KASA PEMBALUT
Absorbent Cotton Gauze
Kasa Pembalut terdiri dari kain katun dengan tenunan
sederhana, dikelantang menjadi putih dan dimurnikan.
Praktis tidak berbau. Hampir bebas dari kerusakan
tenunan dan mengandung tidak lebih dari sesepora sisa
daun, perikarp kulit biji atau cemaran lain.
Identifikasi serat Lakukan menurut uji A,B dan D seperti
tertera pada Katun dalam Identifikasi Serat <841>.
Fluoresensi Lakukan pengamatan di bawah cahaya
ultraviolet 365 nm; tidak lebih dari beberapa serat
terisolir menunjukkan fluoresensi biru terang; dua lapis
lipatan hanya menunjukkan sedikit fluoresensi ungu
kecoklatan dan beberapa partikel kuning.
Keasaman-kebasaan Pada 15,0 g zat tambahkan 150 ml
air bebas karbondioksida P, maserasi selama 2 jam
dalam labu tetutup, enaptuangkan larutan, peras hati-hati
sisa cairan dengan batang pengaduk kaca dan campur.
Pisahkan 10 ml larutan untuk pengujian Zat aktif
permukaan dan saring sisanya. Pada 25 ml cairan,

tambahkan 0,10 ml fenolftalein encer LP dan pada 25 ml


cairan yang lain tambahkan 0,05 ml jingga metil LP.
Kedua cairan tidak berwarna merah muda.
Zat larut dalam ter <1311> Tidak lebih dari 0,50%.
Zat larut dalam air <1301> Tidak lebih dari 0,50 %
sebelum disaring pisahkan 200 ml larutan untuk
penetapan Pati dan dekstrin.
Warna dan akromisitas <1291> Metode II Ekstraksi
perlahan-lahan 10,0 g zat dalam perkolator sempit dengan
etanol P hingga diperoleh 50 ml. Warna larutan tidak
lebih tua dari warna Larutan padanan W5 atau X6 atau
terhadap larutan yang dibuat sebagai berikut : Pada 3,0 ml
tembaga(II) sulfat LK tambahkan 7,0 ml asam klorida P
1%. Encerkan 0,5 ml dengan asam klorida P 1% sampai
10 ml.
Daya serap <1221>Metode II Waktu tenggelam tidak
lebih dari 10 detik.
Pati dan dekstrin Pada 200 ml ekstrak dingin yang
diperoleh pada penetapan Zat Larut dalam Air,
tambahkan 5 ml asam asetat 5 M dan 0,15 ml larutan
iodum 0.05 M: tidak terjadi warna biru, ungu, kemerahan
atau kecoklatan.
Serat asing Amati di bawah mikroskop, hanya terdiri
dari serat kapas yang khas, kadang terdapat juga serat
asing yang terisolir.
Zat aktif permukaan Masukkan 10 ml ekstrak yang
diperoleh pada uji Keasaman-kebasaan ke dalam gelas
ukur 25 ml bersumbat kaca, diameter luar 18 - 22 mm
yang telah dibilas dengan asam sulfat P dan air. Kocok
kuat 30 kali selama 10 detik, biarkan 1 menit dan ulangi
pengocokan. Setelah 5 menit tinggi busa tidak lebih dari 2
mm di atas permukaan cairan.
Susut pengeringan Tidak lebih dari 8,0%; lakukan
pengeringan pada suhu 100 sampai 105 hingga bobot
tetap, menggunakan lebih kurang 5 g zat.
Sisa pemijaran <301>Metode II Tidak lebih dari 0,75 %
untuk kasa pembalut jenis 13 ringan dan tidak lebih dari
0,40% untuk kasa pembalut jenis lain; lakukan penetapan
menggunakan 5 g zat.
Jumlah benang per 10 cm Memenuhi syarat seperti
tertera pada tabel; lakukan penetapan sebagai berikut:
Hitung jumlah benang arah memanjang dan arah melebar
pada potongan bentuk segi empat dengan sisi 10 cm, jauh
dari tepi pada 3 tempat yang berbeda, dari gulungan yang
sama. Hitung jumlah benang rata-rata pada tiap arah.
Bobot per satuan luas Memenuhi syarat seperti tertera
pada tabel; lakukan penimbangan menggunakan sepotong
pembalut dengan panjang 100 cm dan lebar penuh atau
untuk contoh yang lebih kecil, potongan luas tidak kurang

- 621 dari 250 cm2, luas permukaan total tidak kurang dari 0,5
m2. Hitung bobot per satuan luas.

Beban regang minimum <761> Metode IV Memenuhi


syarat seperti tertera pada tabel.

Jumlah benang per 10 cm


Jenis
arah memanjang
13 ringan
13 berat
17
18
20
22
24a
24b

69 77
66 74
95 105
95 105
114 126
114 126
114 126
134 146

arah melebar
53 61
56 64
66 74
75 85
75 85
95 105
114 126
94 106

KASA PEMBALUT FRAMISETIN


Framycetin Gauze Dressing
Kasa Pembalut Framisetin terdiri dari kain linen dengan
dua benang yang dipilin pada tiap lapis; benang arah
memanjang dan melebar terdiri dari benang katun atau
benang viskosa atau campuran benang katun dan viskosa.
Kain diimpregnasi dengan salep yang sesuai mengandung
serbuk sangat halus framisetin sulfat 1%, dalam dasar
parafin lemak putih yang mengandung lemak bulu
domba. Untuk negara tropis dapat digunakan campuran
yang sesuai parafin lemak putih dan lemak bulu domba.
Pembalut tersedia dalam kemasan tunggal steril.
Baku pembanding Framisetin sulfat BPFI; Neamin
BPFI; Neomisin B BPFI.
Kain
Identifikasi serat <841> Lakukan seperti tertera pada uji
Katun atau uji Viskosa atau keduanya menggunakan kain
terekstrak yang diperoleh dari uji Bobot per Satuan Luas.
Jumlah benang per 10 cm Untuk benang arah
memanjang tidak kurang dari 74; untuk benang arah
melebar tidak kurang dari 80; lakukan penetapan seperti
tertera pada Pembalut tidak meregang Metode I dalam
Jumlah Benang per Satuan Panjang <871> menggunakan
kain diimpregnasi.
Bobot per satuan luas Tidak kurang dari 39 g per m2;
lakukan penetapan sebagai berikut: Keluarkan pembalut
dari wadah dan tentukan luasnya. Masukkan dengan
pinset ke dalam ekstraktor sinambung, ekstraksi dengan
eter P selama 6 jam atau hingga semua salep terekstraksi
sempurna. Pisahkan larutan eter untuk uji Zat larut dalam
eter. Keluarkan kain dan keringkan pada suhu 105

Bobot
minimum per
meter persegi
g/m3
14,0
17,0
23,0
24,0
27,0
30,0
32,0
32,0

Beban regang minimum


N/cm
arah
arah
memanjang
melebar
7
4
10
6
10
6
12
7
12
8
12
10
14
8

hingga bobot tetap. Hitung bobot per satuan luas kain


dalam g per m2.
Salep
Identifikasi
Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. Totolkan secara
terpisah pada lempeng kromatografi silika gel setebal
0,25 cm masing-masing 3 l (1) Larutan uji yang dibuat
sebagai berikut: 12 g pembalut digunting menjadi
potongan, hangatkan dengan 20 ml air, biarkan dingin,
enaptuangkan lapisan air dan saring
(2) larutan
Framisetin sulfat BPFI 0,4% dan (3) campuran larutan
(1) dan (2) sama banyak. Masukkan lempeng ke dalam
bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan fase
gerak campuran metanol P-amonium hidroksida Pkloroform P (60:40:20). Angkat lempeng, biarkan fase
gerak menguap dan semprot lempeng dengan larutan
ninhidrin P 1% dalam butanol P dan panaskan pada suhu
105 selama 2 menit. Bercak utama berwarna merah dari
larutan (1) sesuai dengan larutan (2) dan bercak utama
berwarna merah dari larutan (3) tampak sebagai satu
bercak kompak.
Zat larut dalam eter Tidak kurang dari 110 g per m2;
lakukan penetapan menggunakan larutan eter yang
diperoleh pada uji Bobot persatuan luas, uapkan dan
keringkan pada suhu 105 hingga bobot tetap. Bagi bobot
sisa dengan luas pembalut yang digunakan dalam
penetapan.
Neamin Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera
pada Kromatografi <931>. Totolkan secara terpisah pada
tepi lempeng kromatografi silika gel H masing-masing 2
l (1) Larutan uji yang dibuat sebagai berikut: Pisahkan
salep dari kasa dan lainnya, dispersikan 1,0 g dalam 20
ml kloroform P, tambahkan 5 ml air, campur, biarkan
memisah dan gunakan lapisan air;

Anda mungkin juga menyukai