Abstrak
Basis nano merupakan aplikasi hasil nanoteknologi dalam farmasi. Penelitian formulasi dan
evaluasi fisik sediaan krim pelembab dimethylsilanol hyaluronate dengan penambahan basis
nano dan fase minyak kelapa murni dilakukan untuk melihat kestabilan fisik sediaan krim
tersebut. Dalam penelitian ini dilakukan evaluasi fisik (pengamatan organoleptis, pH, dan
viskositas), pengujian stabilitas fisik menggunakan metode sentrifugasi, pengamatan distribusi
sediaan krim, dan pengujian iritasi pada kulit. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara
fisik sediaan krim dengan fase minyak kelapa murni stabil dan memenuhi standar, bahkan
sediaan krim dengan perbandingan antara basis nano 10% dan fase minyak kelapa murni 10%
memberikan stabilitas dan penampilan fisik terbaik. Hasil distribusi pada sediaan krim,
menunjukkan tidak adanya penumpukan globul dan globul-globul dalam sediaan krim tersebut
terlihat merata Hasil pengujian iritasi sediaan krim pelembab dimethylsilanol hyaluronate 6%
dengan perbandingan antara basis nano 10% dan fase minyak kelapa murni 10% tidak
mengiritasi kulit.
Kata kunci: Krim, pelembab, dimethylsilanol hyaluronate, krim, minyak kelapa murni
Abstract
Nano base is the application of result nanotechnology in the pharmacy field. A research about
the formulation and evaluation of physical stability of dimethylasilanol hyaluronate
moisturizing cream with nano base and the phase of virgin coconut oil had been carried out to
observe the physical stability of the cream dosage form. This research had through the physical
evaluation (which included the organoleptic, pH, and viscosity), the physical stability using
centrifugation method, the distribution of the nano cream dosage form in macroscopic and
microscopic, and a skin irritation test. The result of observation indicated that dosage form of
dimethylsilanol hyaluronate cream between nano bases 10% and 10% phase of virgin coconut
oil gave the stability and the best physical performance so far. The distribution of cream
preparation showed inagglomerate globules and looked smooth. The result of skin irritation test
of 6% dimethylsilanol hyaluronate cream in 10% nano bases and 10% phase of virgin coconut
oil had been proven as-non irritating.
Keywords: Cream, moisturizing, dimethylsilanol hyaluronate, nano cream, virgin coconut oil.
31
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.,III No.1, Januari 2014
32
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.,III No.1, Januari 2014
(fenoxyethanol, etil paraben, metil paraben, beaker glass kemudian ditambahkan lesitin,
propil paraben, butil paraben, dan isobutil C12-15 alkil benzoat dan minyak kelapa
paraben), Sodium polyacryloyldimethyl murni. Setelah itu, dihomogenkan
taurate (Viskolam AT 100P®), dan menggunakan homoginizer selama 10 menit
pengharum columbine 02418® pada rentang 150 -250 rpm. Setelah
homogen dilanjutkan pemanasan pada suhu
Metode 400C supaya semua komponen larut.
1. Persiapan bahan baku Kemudian tahap terakhir dalam
Bahan baku penelitian berupa basis pencampuran ini adalah penambahan
nano (potassium lauroyl wheat amino acid, aquadest sebanyak 25% pada suhu yang
0
palm glycerydes, capryoyl glycine) dan sama yaitu 40 C sambil tetap diaduk.
dimethylsilanol hyaluronate diperoleh dari Setelah benar-benar tercampur kemudian
PT. EXSYMOL, Monaco dan sisa aquadest dimasukkan pada suhu yang
didistribusikan PT. Nardevchem Kemindo, sama pula dan terus diaduk sampai
Jakarta. terbentuk emulsi. Tahap kedua adalah
2. Formula sediaan krim pembentukan massa krim dilakukan pada
Formula sediaan krim terdiri atas suhu ruang dengan menggunakan
formula sediaan krim blanko (X01, X02, dan homoginizer pada rentang putaran 150-250
X03) dan sediaan krim pelembab rpm. Emulsi yang sudah jadi, sedikit demi
dimethylsilanol hyaluronate (X1, X2, dan sedikit ditambahkan ke dalam viskolam
X3). Masing-masing formula sediaan krim yang terdapat dalam beaker glass. Setelah
mempunyai variasi konsentrasi basis nano terbentuk massa krim, ditambahkan zat
yaitu, X1 dan X01 (konsentrasi basis nano aktif, pengawet, dan pengharum.
5%), X2 dan X02 (konsentrasi basis nano Pengadukan terus dilakukan sampai benar-
7,5%), X3 dan X03 (konsentrasi basis nano benar seluruh komponen homogen dengan
10%) (Tabel. 1). sempurna. Perlakuan yang sama dilakukan
3. Pembuatan Krim untuk formula X1, X2, dan X3 dengan
Tahap pertama yaitu pencampuran penyesuaian konsentrasi masing-masing
basis nano dengan komponen lainnya. Pada komponen yang telah ditentukan dalam
suhu ruang, basis nano disimpan dalam rancangan formula sediaan krim.
33
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.,III No.1, Januari 2014
Tabel 1. Perancangan Formula Sediaan Krim dengan Penambahan Basis Nano dan Fase
Minyak Kelapa Murni
X1 X2 X3 X01 X02 X03
Komponen
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
Potassium lauroyl wheat amino acid, 5 7,5 10 5 7,5 10
palm glycerides, capryloyl glycine, aqua
Minyak kelapa murni 10 10 10 10 10 10
Lesitin 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
C12-15 Alkil Benzoat 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
Dimethylsilanol hyaluronate 6 6 6 - - -
Phenochem® (
Fenoxyethanol, etil 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
paraben metil paraben, propil paraben
butil paraben, isobutyl paraben)
Sodium polyacryloyldimethyl taurate 2 2 2 2 2 2
Pengharum 1 tetes 1 tetes 1 tetes 1 tetes 1 tetes 1 tetes
(columbine 02418® )
Aquadest ad 50 ad 50 ad 50 ad 50 ad 50 ad 50
34
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.,III No.1, Januari 2014
35
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.,III No.1, Januari 2014
7.300 X01
7.280
7.260
pH Sediaan Krim
X02
7.240
7.220 X03
7.200
7.180 X1
7.160
7.140 X2
7.120
7.100 X3
7.080
1 3 7 14 21 28
Perlakuan (Hari Penyimpanan)
36
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.,III No.1, Januari 2014
37
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.,III No.1, Januari 2014
terhadap viskositas pada setiap masing- yang termasuk dalam tipe minyak dalam air
masing sediaan krim. Analisis dilanjutkan cenderung akan mengalami penurunan
dengan uji Newman Keuls. Hasil uji viskositas. Hukum Stokes juga menyatakan
Newman Keuls menunjukkan bahwa waktu bahwa semakin bertambah hari maka
penyimpanan yang paling berpengaruh ukuran globul mengalami pembesaran,
terhadap perubahan viskoistas pada sediaan sehingga menyebabkan nilai viskositas
krim yaitu hari ke-28 dan hari ke-21. semakin kecil. Menurut Sherman dalam
Walaupun demikian, pada hari ke-14 dan bukunya Rheology of Emulsion,
hari ke-1 juga memberikan pengaruh yang pengurangan viskositas disebabkan oleh
signifikan terhadap perubahan viskositas penurunan viskositas dari fase kontinu
pada masing-masing sediaan krim, tetapi karena jarak antara globul-globul yang
tidak terlalu besar, dan pada hari ke-3 dan meningkat. Viskositas dengan waktu
hari ke-7 tidak memberikan pengaruh yang mencerminkan peningkatan ukuran globul
signifikan pada perubahan viskositas karena penggumpalan.
sediaan krim. Apabila nilai viskositas sediaan krim
Perubahan viskositas yang terjadi dibandingkan terhadap sediaan satu sama
ditunjukkan dengan penurunan nilai lainnya, maka terlihat perbedaan viskositas,
viskositas masing-masing sediaan krim. semakin besar konsentrasi basis nano, maka
Perubahan yang terjadi selama waktu nilai viskositas semakin besar pula. Hal
penyimpanan bisa terjadi karena perubahan tersebut disebabkan oleh adanya kandungan
pada suhu ruangan. Sesuai dengan Hukum potassium lauroyl wheat amino acids dalam
Stokes menyatakan bahwa peningkatan basis nano, dimana potassium lauroyl
suhu ruangan yang dapat mengganggu daya wheat amino acids ini merupakan salah satu
tahan krim dan dapat menurunkan nilai senyawa yang dapat meningkatkan
viskositas dari fase kontinu (air), serta konsistensi krim dan juga meningkatkan
meningkatkan gerak globul fase terdispersi stabilitas sediaan krim. Selain itu,
(minyak). Keduanya menunjukkan meningkatnya viskositas dapat disebabkan
hubungan yang berbanding terbalik pada oleh beberapa senyawa, seperti viskolam.
persamaan Hukum Stokes, semakin cepat Viskolam digunakan sebagai pengental,
pergerakan globul maka semakin turun nilai dimana viskolam ini mempunyai
viskositas suatu sediaan. Selain itu, kemampuan mengentalkan larutan air
perubahan pada krim disebabkan pula oleh sebagai fase luar dari krim.
tipe emulsi pada krim itu sendiri. Emulsi
38
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.,III No.1, Januari 2014
67 X01
Viskoistas SediaanKrim
66,5 X02
66 X03
X1
65,5
X2
65
X3
64,5
1 3 7 14 21 28
Perlakuan (Hari Penyimpanan)
dengan basis 5% terjadi pemisahan pada dalam industri kosmetik untuk memastikan
kecepatan 3750 rpm. Pemisahan fase yang bahwa sediaan yang dibuat aman untuk
terjadi disebabkan oleh ketidakcampuran digunakan. Uji iritasi pada penelitian ini
dengan sempurna antara basis bersama fase dilakukan secara in vivo kepada 10 orang
lainnya. sukarelawan. Adapun yang diuji adalah
sediaan krim dengan basis 5% dapat formula (X3) tidak menimbulkan iritasi
pada kulit. Hal itu ditandai dengan tidak
menunjukkan bahwa sediaan krim
adanya reaksi panas, kemerahan dan iritasi,
tersebut tidak tahan terhadap
ataupun gatal pada kulit sukarelawan.
Begitu juga dengan sediaan krim blanko
39
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.,III No.1, Januari 2014
40
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.,III No.1, Januari 2014
41