ISI
A. PENGERTIAN SQUALENE
Squalene merupakan triterpenoid dan intermediet biosentesis dari
sterol pada tumbuhan maupun hewan (Kelly, 1999). Pada umumnya
squalene banyak digunakan dalam industri kesehatan/farmasi sebagai
food supplement, penyembuh luka, penghalus kulit, pelembab
(emollient), pelindung kulit dari sengatan matahari, dan mencegah
penyakit kanker. Squalene terbesar di alam adalah pada hasil
perikanan yaitu pada hati hiu 35-80% (Jame et al. 2011). Lipid pada
hati hiu sebagian besar adalah golongan diasilgliseril eter dan
triasilgliserol, sedangkan sebagian besar lainnya merupakan golongan
hidrokarbon. Asam lemak yang terkandung pada minyak hati hiu
adalah monounsaturated fatty acid 62-84%, saturated fatty acid 11-
26%, dan polyunsaturated fatty acid 1-13% (Bakes dan Nichols,
1995). Besarnya kandungan lipid pada hati hiu dipengaruhi oleh
kedalaman daerah penangkapan, lokasi penangkapan, dan jenis
kelamin. Besarnya kandungan squalene dipengaruhi oleh spesies,
makanan dan musim penangkapan. Pengaruh proses penanganan
tidak banyak mempengaruhi komposisi lipid dan squalene pada hati
hiu.
D. PROSEDUR PEMBUATAN
1. Pengambilan Sampel
Sampel minyak ikan diambil di nelayan Cilacap. Sampel yang
digunakan adalah minyak ikan cucut botol
2. Formulasi Sediaan Nanokrim
Formula yang digunakan dalam pembuatan sediaan nanokrim O/W
yaitu:
E. HASIL EVALUASI
1. Uji organoleptis, homogenitas dan Ph
Hasil uji organoleptis, homogenitas dan pH dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
Parameter Hasil
Bau Khas kelapa
Warna Putih transparan
Bentuk Semi solid
Pemisahan fase Tidak ada
Homogenitas Homogen
pH 5
2. Uji Tipe Nanokrim
Hasil uji tipe nanokrim menunjukkan bahwa nanokrim yang
dihasilkan memiliki tipr O/W. Nanokrim dapat terdispersi sempurna
dalam air dan tidak terlarut sempurna dalam minyak dimana pada
pengujian diperoleh hasil dengan fase luar berwarna biru karena
metylen blue larut dalam air dengan globul (bulatan yang berada
ditengah) tidak berwarna. Tipe O/W ini memiliki keuntungan yaitu
mudah dicuci dengan air.
3. Uji Ukuran Droplet
Ukuran droplet nanokrim squalen memiliki ukuran rata-rata 16,3
nm. Hasil pengujian ukuran droplet menunjukkan bahwa ukuran
droplet nanokrim squalen memenuhi kriteria sediaan nanokrim
karena masuk dalam rentang <500 nm.
4. Uji Daya Sebar
Terlihat dengan adanya penambahan beban, diameter
penyebarannya juga semakin besar, sehingga semakin besar juga
luas penyebarannya, semakin mudah krim dioleskan, berarti krim
dapat terdistribusi secara merata di permukaan kulit.
PEMBAHASAN
Abdulkarim, M.F., Abdullah, G.Z., Chitneni, M., Mahdi, E.S., Yam, M.F.,
Faisal, A., et all., 2010, Formulation and characterization of palm
oil esters based nano-cream for topical delivery of piroxical,
International Journal of Drug Delivery, 2, 287-298.
Ansel HC. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi keempat. Jakarta
(ID): UI Press.
Budiarso, I.T., 2008, Squalene, Ekstrak Hati Ikan Cucut botol botol Botol
yang Ajaib.
Huang, D., Boxinou, Prior, R. R., 2005, The Chemistry Behind Antioxidant
Assay, Journal Agricfood Chem., 53 (6); 1849-4850.
Indratmoko, S., 2014, Pengembangan Nanopartikel Ekstrak Temulawak
Menggunakan Fase Minyak Ikan Cucut Botol dengan Teknologi
SNEDDS sebagai Antiinflamasi, Tesis, Fakultas Farmasi
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Septiana Indratmoko, Anita Ratna Faoziah, Hanifah Nurmayadah.,(2018).
Optimasi Formula Sediaan Nanokrim Squalen Dengan
Kombinasi Surfaktan Tween 80 Dan Kosurfaktan Peg 400.
Pharmaqueous : Jurnal Ilmiah Kefarmasian, 1(1), 38-44.