TINJAUAN PUSTAKA
Minyak kelapa pada umumnya dibagi menjadi dua kategori yaitu minyak
kelapa komersial yang telah di Refined, Deodorized, Bleached (RBD) dan minyak
kelapa murni. Minyak kelapa komersial terbuat dari kopra (daging kelapa yang
dijemur dibawah sinar matahari). Sesuai kondisinya, bahan ini relatif kotor dan
mengandung bahan asing yang mempengaruhi hasil akhirnya. Bahan asing ini
biasa berupa jamur, tanah, sampah dan kotoran lainnya (Gani, et al., 2005).
Saat ini, minyak kelapa dibuat dalam bentuk minyak kelapa murni (VCO).
Minyak kelapa murni dibuat dari kelapa yang segar tanpa pemanasan dan bahan
kimia. Selain itu, tidak melalui tahap pemurnian, pemucatan dan penghilang
aroma. Biasanya, kelapa yang digunakan bukan kelapa hibrida, tetapi kelapa
dalam atau kelapa liar sehingga kandungannya masih utuh dan tahan terhadap
ketengikan (Sutarmi dan Rozaline, 2005). Keunggulan dari minyak ini menurut
SNI adalah bau kelapa segar, tidak tengik, rasa normal, khas kelapa dan tidak
Komponen utama VCO adalah asam lemak jenuh sekitar 90% dan asam
lemak tak jenuh sekitar 10%. Asam lemak jenuh VCO didominasi oleh asam
5
Universitas Sumatera Utara
Komposisi kandungan asam lemak VCO dapat dilihat dalam Tabel 2.1.
VCO mengandung asam lemak rantai sedang yang mudah dicerna dan
samping itu ternyata kandungan antioksidan di dalam VCO pun sangat tinggi
penuaan dini dan menjaga vitalitas tubuh (Setiaji dan Prayugo, 2006).
Antioksidan adalah zat yang dapat menetralisir radikal bebas sehingga atom
tidak liar lagi (Sutarmi dan Rozaline, 2005). Antioksidan Merupakan senyawa
dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif, akibatnya
VCO dapat dibuat dengan banyak metode. Beberapa metode tersebut adalah
6
Universitas Sumatera Utara
a. Fermentasi
dengan air lalu diperas. Santan yang diperoleh dimasukkan ke dalam wadah dan
didiamkan selama 1 jam sehingga terbentuk dua lapisan, yaitu krim santan pada
bagian atas dan air pada bagian bawah. Kemudian krim santan difermentasi
dengan menambah ragi tempe dengan perbandingan 5:1 (5 bagian krim santan dan
yaitu lapisan minyak paling atas, lapisan tengah berupa protein dan lapisan paling
coconut oil (VCO) yaitu mikroba dari ragi tempe dalam emulsi menghasilkan
enzim, antara lain enzim protease. Enzim protease ini memutus rantai-rantai
peptida dari protein berat molekul tinggi menjadi molekul-molekul sederhana dan
akhirnya menjadi peptida-peptida dan asam amino yang tidak berperan lagi
sebagai emulgator dalam santan kelapa sehingga antara minyak dan air memisah.
Dari uraian diatas dapat dimengerti bahwa dengan adanya aktivitas mikroba
tersebut dihasilkan asam sehingga akan menurunkan pH. Pada pH tertentu akan
dicapai titik isoeletrik dari protein. Protein akan menggumpal sehingga mudah
b. Pemanasan Bertahap
Cara pembuatan dengan metode ini sama dengan cara pembuatan dengan
cara tradisional, yang berbeda terletak pada suhu pemanasan. Dimana, pada
pemanasan bertahap suhu yang digunakan sekitar 60 - 75⁰ C. Bila suhu mendekati
7
Universitas Sumatera Utara
angka 75⁰ C matikan api dan bila suhu mendekati angka 60⁰C nyalakan lagi api.
Pada tahap awal, kelapa diparut, lalu dibuat santan. Krim yang diperoleh
dipisahkan dari air, kemudian dipanaskan sampai terbentuk minyak dan blondo.
c. Sentrifugasi
pembuatan santan sama dengan yang di atas. Masukkan krim santan kedalam alat
sentrifuse. Kemudian nyalakan alat sentrifuse lalu atur pada kecepatan putaran
20.000 rpm dan waktu pada angka 15 menit. Ambil tabung dimana di dalam
tabung terbentuk 3 lapisan. Ambil bagian VCO dengan menggunakan pipet tetes
e. Pancingan
menjadio santan terlebih dahulu, lalu krim kental (kani) yang berupa cairan
putih/jernih dipisahkan dari air dengan cara didiamkan sekitar 1 jam. Selanjutnya
krim tersebut dicampur dengan minyak pancingan (minyak kelapa murni hasil
fermentaasi) dengan perbandingan tertentu sambil terus diaduk hingga rata, lalu
didiamkan 7-8 jam. Krim akan menghasilkan tiga lapisan, yaitu air pada bagian
bawah, blondo pada bagian tengah dan minyak murni pada lapisan paling atas
Pada pengolahan minyak kelapa biasa atau minyak goreng secara tradisional
dihasilkan minyak kelapa bermutu kurang baik. Hal tersebut ditandai dengan
adanya kadar air dan asam lemak bebas yang cukup tinggi di dalam minyak
kelapa. Bahkan warnanya agak kecokelatan sehingga cepat menjadi tengik. Daya
8
Universitas Sumatera Utara
simpannya pun tidak lama, hanya sekitar dua bulan saja. Oleh karena itu,
kelapa tersebut sehingga diperoleh minyak kelapa dengan mutu yang lebih baik
Minyak kelapa murni merupakan hasil olahan kelapa yang bebas dari trans
fatty acid (TFA) atau asam lemak-trans. Asam lemak trans ini dapat terjadi akibat
minyak kelapa ini dilakukan dengan proses dingin. Misalnya, secara fermentasi,
3. Kelarutan : tidak larut dalam air, tetapi larut dalam alcohol (1:1)
5. pH : tidak terukur, karena tidak larut dalam air. Namun karena termasuk
(Darmoyuwono, 2006).
9
Universitas Sumatera Utara
2.2 Kulit
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta
merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis
dan sensitif, serta bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan lokasi tubuh.
Kulit merupakan bagian paling luar dari tubuh dan merupakan organ yang
terluas, yaitu antara 1,5-2,0 m2 dengan berat kurang lebih 20 kg, sedangkan
bagian kulit yang kelihatan dari luar yang disebut epidermis beratnya 0,05-0,5 kg
(Putro, 1998).
Lapisan epidermis merupakan lapisan kulit sebelah luar. Lapisan epidermis terdiri
atas lima lapisan, yaitu stratum korneum (lapisan tanduk) merupakan lapisan
paling luar di permukaan kulit, stratum lusidum yang terdapat langsung di bawah
tanduk, stratum spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar, dan stratum
aktif membelah diri untuk membentuk sel-sel kulit baru, menggantikan sel-sel
mati pada lapisan korneum pada lapisan ini terdapat pigmen melanin. Pigmen
inilah yang menentukan warna kulit seseorang dan melindungi jaringan kulit dari
10
Universitas Sumatera Utara
Lapisan dermis merupakan lapisan kulit yang terletak di bawah lapisan
epidermis. Lapisan dermis dikenal pula sebagai kulit jangat (Achroni, 2012). Pada
lapisan ini, serabut kolagen dan elastin yang paralel membentuk struktur
jaringan saraf dan sitem pembuluh darah atau kapiler yang sangat banyak.
Pembuluh darah ini akan mensuplai nutrisi penting ke sel dan membuat kulit
Lapisan hipodermis atau jaringan subkutis, terdiri atas jaringan ikat longgar
berisi sel-sel lemak didalamnya. Sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti
membentuk kelompok yang dipisahkan satu dengan yang lainnya oleh trabekula
yang fibrosa. Lapisan sel lemak disebut panikulus adiposus, berfungsi sebagai
cadangan makanan. Dilapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah,
Kulit memiliki sejumlah fungsi yang sangat penting bagi tubuh yaitu fungsi
perlindungan atau proteksi dimana kulit berfungsi melindungi bagian dalam tubuh
dari kontak langsung lingkungan luar, misalnya paparan sinar matahari, polusi,
bakteri, serta kerusakan akibat gesekan, tekanan, dan tarikan. Mengeluarkan zat-
zat tidak berguna sisa metabolisme dari dalam tubuh, sisa metabolisme ini
11
Universitas Sumatera Utara
Suriana, 2013). Mengatur suhu tubuh, dengan cara mengeluarkan keringat dan
mengerutkan otot dinding pembuluh darah kulit. Pada keadaan suhu tubuh
dari kehilangan panas pada waktu dingin. Dengan adanya sistem pengaturan suhu
ini, suhu tubuh akan selalu dalam kondisi stabil. Kemampuan absorpsi kulit
dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, kelembaban udara, metabolisme dan jenis
seimbang, tekstur kulit kenyal, halus dan lembut, pori-pori kulit kecil.
mudah berjerawat.
berkulit kering.
e. Kulit Sensitif: mudah iritasi, kulit wajah lebih tipis, sangat sensitif
(Noormindhawati, 2013).
Penuaan merupakan proses alami yang tidak dapat dihindari oleh semua
makhluk hidup. Penuaan dapat terjadi pada semua bagian tubuh, mulai dari
12
Universitas Sumatera Utara
pembuluh darah, organ tubuh serta kulit (Tranggono dan Latifah, 2007). Proses
penuaan kulit yang lebih cepat dari waktunya bisa terjadi saat umur kita
memasuki usia 20 – 30 tahun. Pada usia muda, regenerasi kulit terjadi setiap 28 –
(Noormindhawati, 2013).
kulit, yang lalu diikuti dengan kelembaban dan kekenyalan kulit menurun karena
daya elastisitas kulit dan kemampuan kulit untuk menahan air sudah berkurang,
proses pigmentasi kulit semakin meningkat. Pada dari wajah biasanya terlihat
wrinkle atau kerut/keriput, kulit kering dan kasar, bercak ketuaan/pigmentasi dan
kekenyalan kulit menurun. Biasanya bukan hanya garis tawa yang merupakan
tanda alami dari penuaan yang terlihat tetapi garis-garis lain seperti di sekitar
sudut mata, kerut antara hidung dan bibir bagian atas disebabkan serat elastis
menjadi kerut/keriput. Pada orang yang mengalami penuaan dini akan lebih
2011).
a. Faktor internal
Pada umumnya disebabkan oleh gangguan dari dalam tubuh, misalnya sakit
yang berkepanjangan, kurangnya asupan gizi, ras dan faktor genetik juga
memegang peranan dalam terjadinya penuaan. Orang kulit putih lebih mudah
13
Universitas Sumatera Utara
terbakar sinar matahari sehingga lebih mudah mengalami gejala penuaan
Faktor internal juga dipicu oleh perubahan hormonal dan tingkat stres yang
dialami oleh seseorang (Putra, 2012). Pada wanita yang menopause, penurunan
yang lebih jelas (Putro, 1998). Pada saat stres, akan terjadi peningkatan hormon
mengatur banyaknya gula yang diserap ke dalam tubuh dan mengikat protein serta
kulit dan apabila fungsinya dihentikan, maka kulit akan kehilangan kelenturan dan
kehalusannya (Kelly, 2010). Faktor Internal tidak dapat dihindari tetapi dapat
b. Faktor eksternal
Penuaan dini yang dipengaruhi faktor eksternal yaitu pajanan sinar matahari
Pada penuaan ekstrinsik, gambaran akan lebih jelas terlihat pada area yang banyak
terbesar terhadap terjadinya penuaan dini (Putra, 2012). Para ahli kulit
memperkirakan sekitar 80% garis kerutan, keriput, kendur, dan kasar pada kulit
14
Universitas Sumatera Utara
disebabkan langsung oleh sinar UV (Bentley, 2006). Paparan sinar matahari yang
yang dapat menyebabkan kerusakan kulit (Achroni, 2012). Kedua jenis sinar
tersebut dapat menembus lapisan kulit epidermis dan dermis dan memicu
Sering diduga bahwa hanya UV B yang menjadi ancaman besar bagi kulit,
namun sekarang ini telah diketahui bahwa sekitar 80% sinar UV A yang
menggosongkan kulit justru mampu mecapai lapisan dermis. Pada lapisan dermis
UV A dapat merusak struktur kulit dengan mengubah susunan DNA dan RNA
pada inti sel serta mengubah susunan kolagen dan elastin. Sel yang dirusak
kulit lebih dalam dari UV B yakni menembus sampai dermis (lapisan kedua dari
kulit) dan dapat merusak serat-serat yang berada di dalamnya. Kulit menjadi
nm, sinar UV B biasanya hanya merusak lapisan luar kulit (Darmawan, 2013).
Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang mempunyai satu atau
lebih elektron yang tidak berpasangan di orbit luarnya. Radikal bebas dapat timbul
15
Universitas Sumatera Utara
dari proses metabolisme dalam tubuh dan dapat juga berasal dari lingkungan,
seperti pencemaran udara, bahan kimia, makanan , alkohol, rokok, radiasi UV,
dan sebagainya. Radikal bebas ini bersifat reaktif dan tidak stabil sehingga untuk
mencapai kestabilan atom atau molekul, radikal bebas akan bereaksi dengan
molekul sel tubuh dengan cara mengikat elektron molekul tersebut. Proses ini
pada akhirnya akan menimbulkan radikal bebas baru terhadap molekul yang
elektronnya diambil sehingga jumlahnya terus bertambah. Oleh karena itu, reaksi
radikal bebas cenderung berupa reaksi berantai. Reaksi berantai ini akan terus
menerus berlangsung dalam tubuh dan bila tidak segera dicegah dapat merusak
sel-sel penting dalam tubuh. Hal ini akan menimbulkan berbagai penyakit seperti
suatu substansi penting, yaitu antioksidan yang mampu menangkap radikal bebas
(Youngson, 2005).
Kelembaban udara yang rendah, musim dingin, udara pegunungan dan arus
angin akan mempercepat penguapan air pada kulit, akibatnya kelembaban kulit
mata menyebabkan otot-otot di sekitar alis dan dahi bekerja lebih keras sehingga
memperparah kerutan di area dahi. Nikotin dari rokok yang terserap ke dalam
tubuh menyebabkan aliran darah ke kulit berkurang sehingga asupan gizi dan
16
Universitas Sumatera Utara
2.4 Anti-aging
Sesuai dengan asal katanya, anti berarti menahan atau melawan, sementara
aging berarti penuaan, apabila diartikan anti-aging adalah menahan atau melawan
memperlambat efek penuaan supaya seseorang terlihat lebih segar, cantik, dan
awet muda (Kelly, 2010). Kosmetik anti-aging pada umumnya berupa bahan aktif
yang mengandung antioksidan untuk melindungi kulit dari efek radikal bebas
2.5 Krim
sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang ini lebih
diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air untuk
Secara garis besar krim terdiri dari 3 komponen yaitu bahan aktif, bahan
dasar dan bahan pembantu. Bahan dasar terdiri dari fase minyak dalam fase air
2.6 Bahan-bahan
17
Universitas Sumatera Utara
a. Propilen glikol
Propilen glikol adalah salah satu bahan pembantu dalam formulasi sediaan
dimana minyak dan air harus dicampur untuk menghasilkan krim (Chatterje, et al.,
2011).
b. Trietanolamin
tidak berwarna, berbau amoniak yang samar. Bahan ini banyak digunakan pada
dicampur dengan asam lemak seperti asam stearat atau asam oleat akan
membentuk emulsi minyak dalam air yang stabil. Konsentrasi yang biasa
c. Setil alkohol
Setil alkohol berbentuk granul, butiran atau kubus yang seperti lilin. Setil
d. Asam stearat
putih atau kekuningan. Pada formulasi topikal konsentrasi asamstearat yang biasa
18
Universitas Sumatera Utara
digunakan berkisar antara 1 – 20%. Larut dalam etanol, heksan dan propilen
e. Nipagin
Nipagin berbentuk kristal tidak berwarna atau putih yang tidak berbau.
Digunakan secara luas sebagai pengawet pada kosmetika, produk makanan dan
dalam air, larut dalam air panas, mudah larut dalam alkohol, aseton dan propilen
Perawatan kulit sedini mungkin dapat mencegah efek penuaan, pada analisa
semata. Pemeriksaan seperti ini memiliki kekurangan pada sisi analisis secara
skin analyzer yaitu moisture (kadar air), evenness (kehalusan), pore (pori), spot
(noda), wrinkle (keriput), kedalaman keriput juga terdeteksi dengan alat ini.
19
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Parameter hasil pengukuran dengan skin analyzer
mendiagnosa keadaan pada kulit. Skin analyzer dapat mendukung diagnosa dokter
yang tidak hanya meliputi lapisan kulit teratas namun mampu memperlihatkan sisi
lebih dalam dari lapisan kulit, dengan menggunakan mode pengukuran normal
dan polarisasi, dilengkapi dengan rangkaian sensor kamera pada skin analyzer
menyebabkan alat ini dapat menampilkan hasil lebih cepat dan akurat (Aramo,
2012).
20
Universitas Sumatera Utara