com
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia Vol.,III
No.1, Januari 2014
Abstrak
Basis nano merupakan aplikasi hasil nanoteknologi dalam farmasi. Penelitian formulasi
dan evaluasi fisik sediaan krim pelembabdimetilsilanol hyaluronatedengan penambahan
basis nano dan fase minyak kelapa murni dilakukan untuk melihat kestabilan fisik sediaan
krim tersebut. Dalam penelitian ini dilakukan evaluasi fisik (pengamatan organoleptis, pH,
dan viskositas), pengujian stabilitas fisik menggunakan metode sentrifugasi, pengamatan
distribusi sediaan krim, dan pengujian iritasi pada kulit. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa secara fisik sediaan krim dengan fase minyak kelapa murni stabil dan memenuhi
standar, bahkan sediaan krim dengan perbandingan antara basis nano 10% dan fase
minyak kelapa murni 10% memberikan stabilitas dan penampilan fisik terbaik. Hasil
pendistribusian pada sediaan krim, menunjukkan tidak adanya campuran globul dan
globul-globul dalam sediaan krim tersebut terlihat merata.dimetilsilanol hyaluronate6%
dengan perbandingan antara basis nano 10% dan fase minyak kelapa murni 10% tidak
mengiritasi kulit.
Abstrak
Nano base merupakan penerapan hasil nanoteknologi dalam bidang farmasi. Telah
dilakukan penelitian tentang formulasi dan evaluasi stabilitas fisik krim pelembab
dimethylasilanol hyaluronate dengan basis nano dan fase minyak kelapa murni untuk
mengamati stabilitas fisik bentuk sediaan krim. Penelitian ini dilakukan melalui evaluasi
fisik (yang meliputi organoleptik, pH, dan viskositas), stabilitas fisik dengan metode
sentrifugasi, distribusi bentuk sediaan krim nano secara makroskopis dan mikroskopis,
dan uji iritasi kulit. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa bentuk sediaan krim
dimethylsilanol hyaluronate antara fase nano 10% dan 10% minyak kelapa murni
memberikan stabilitas dan kinerja fisik terbaik sejauh ini. Sebaran sediaan krim
menunjukkan gumpalan yang tidak menggumpal dan tampak halus. Hasil uji iritasi kulit
krim dimethylsilanol hyaluronate 6% dalam basis nano 10% dan minyak kelapa murni fase
10% terbukti tidak mengiritasi.
Kata kunci:Krim, pelembab, dimethylsilanol hyaluronate, krim nano, minyak kelapa murni.
31
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia Vol.,III
No.1, Januari 2014
lauroil, palm gliserida dan kaprioil glisin. Laboratorium Teknologi Non Steril, alat
nano salah satunya dengan menambahkan dasar nano (asam amino gandum
komponen berbentuk nano atau juga dapat kalium lauroyl, palm glycerydes, capryoyl
dengan menambahkan komponen yang glisin), dandimetilsilanol hyaluronate.
berbentuk cairan. Dimetilsilanol Aquadest,minyak kelapa murni, C12-15
hyaluronatemerupakan zat aktif berbentuk alkil benzoat, lesitin,fenokimia®
32
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia Vol.,III
No.1, Januari 2014
Formula sediaan krim terdiri atas pada suhu ruang dengan menggunakan
formula sediaan krim blanko (X01, X02,dan homoginizerpada rentang putaran 150-250
X03) dan sediaan krim pelembab rpm. Emulsi yang sudah jadi, sedikit demi
dimetilsilanol hyaluronate(X1, X2, dan X3). sedikit ditambahkan ke dalam viskolam
nano 5%), X2dan X02(konsentrasi basis Pengadukan terus dilakukan sampai benar-
nano 7,5%), X3dan X03(konsentrasi basis benar seluruh komponen homogen dengan
33
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia Vol.,III
No.1, Januari 2014
Tabel 1. Perancangan Formula Sediaan Krim dengan Penambahan Basis Nano dan Fase
Minyak Kelapa Murni
X1 X2 X3 X01 X02 X03
Komponen
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
Asam amino gandum kalium lauroil, 5 7,5 10 5 7,5 10
gliserida sawit, kapriloil glisin, aqua
Minyak kelapa murni 10 10 10 10 10 10
Lesitin 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
C12-15 Alkil Benzoat 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
Dimethylsilanol hyaluronate 6 6 6 - - -
Fenokimia® (Fenoksietanol, etil 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
paraben metil paraben, propil paraben
butil paraben, isobutil paraben)
Natrium poliakriloildimetil taurat 2 2 2 2 2 2
Pengharum 1 tetes 1 tetes 1 tetes 1 tetes 1 tetes 1 tetes
(kolom 02418®)
Aquadest iklan 50 iklan 50 iklan 50 iklan 50 iklan 50 iklan 50
34
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia Vol.,III
No.1, Januari 2014
oleh Sillage Aromatique, Singapura dan Viskolam dalam formulasi ini digunakan
selama 10 menit pada rentang 150-20 mempuyai stabilitas organoleptis yang cukup
komponen homogen dan partikel-partikel warna dan bau selama penyimpanan 28 hari
homogen dilanjutkan pada suhu 400C, masing-masing formula secara umum masih
supaya fase minyak tercampur lebih tetap sama dengan keadaan awal kecuali
aquadest
homogen dengan sebanyak
basis nano. 25%
Selanjutnya pada formula dengan sediaan krim dengan
pada suhu yang sama yaitu 400C sambil tetap Kehomogenan yang stabil dikarenakan
keadaan suhu yang sama sampai benar-benar menyebabkan terbentuknya massa sediaan
terbentuk emulsi. Tahap selanjutnya yaitu krim yang stabil. Pada formula ini terdapat
35
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia Vol.,III
No.1, Januari 2014
Gunakan pengawet yang tepat sehingga krim yang dihasilkan akan tetap homogen
7.300 X01
7.280
7.260 X02
pH Sediaan Krim
7.240
7.220 X03
7.200
7.180 X1
7.160
7.140 X2
7.120
7.100 X3
7.080
1 3 7 14 21 28
Perlakuan (Hari Penyimpanan)
36
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia Vol.,III
No.1, Januari 2014
statistik yang ditolak dilanjutkan dengan uji maka nilai pH semakin besar. Apabila nilai
pengaruh waktu penyimpanan terhadap dengan nilai pH krim (X01, X02dan X03), maka
perubahan pH dari masing-masing sediaan dapat terlihat nilai pH sediaan krim (X01, X02
krim. Hasil analisis menggunakanNewman dan X03) lebih besar dari nilai pH sediaan
Keuls menunjukkan bahwa pada hari ke-14 krim (X1,X2dan X3). Hal tersebut dikarenakan
dan hari ke-7 memberikan pengaruh yang pada sediaan krim (X1,
sama terhadap perubahan pH pada sediaan X2dan X3) terdapat asam yang terkandung
krim, dan lamanya waktu penyimpanan dalamdimetilsilanol hyaluronate. Oleh
yang paling berpengaruh pada perubahan karena itu, dapat disebutkan penambahan
pH masing-masing sediaan krim yaitu pada zat aktif terhadap formula sediaan krim
waktu penyimpanan hari ke-28. Perubahan berpengaruh pada nilai pH. Akan tetapi
pH pada sediaan krim ditunjukkan dengan nilai-nilai pH tersebut masih sesuai dengan
37
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia Vol.,III
No.1, Januari 2014
terhadap viskositas pada setiap masing- yang termasuk dalam tipe minyak dalam
masing sediaan krim. Analisis dilanjutkan air cenderung akan mengalami
dengan ujiNewman Keuls. Hasil uji Newman penurunan viskositas. Hukum Stokes juga
Keulsmenunjukkan bahwa waktu menyatakan bahwa semakin bertambah
penyimpanan yang paling berpengaruh hari maka ukuran globul mengalami
terhadap perubahan viskoistas pada pembesaran, sehingga menyebabkan
sediaan krim yaitu hari ke-28 dan hari nilai viskositas semakin kecil. Menurut
ke-21. Walaupun demikian, pada hari ke-14 Sherman dalam bukunyaReologi Emulsi,
dan hari ke-1 juga memberikan pengaruh penurunan viskositas disebabkan oleh
yang signifikan terhadap perubahan penurunan viskositas dari kontinum fase
viskositas pada masing-masing sediaan karena jarak antara globul-globul yang
krim, tetapi tidak terlalu besar, dan pada meningkat. Viskositas dengan waktu
hari ke-3 dan hari ke-7 tidak memberikan mencerminkan peningkatan ukuran global
pengaruh yang signifikan pada perubahan karena penggumpalan.
38
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia Vol.,III
No.1, Januari 2014
67 X01
Viskoistas SediaanKrim
66,5 X02
66 X03
X1
65,5
X2
65
X3
64,5
1 3 7 14 21 28
Perlakuan (Hari Penyimpanan)
menunjukkan bahwa pada sediaan krim iritasi merupakan syarat mutlak dalam
dengan basis 5% terjadi kehancuran pada kosmetik industri untuk memastikan bahwa
yang disebabkan oleh ketidakcampuran digunakan. Uji iritasi pada penelitian ini
ditambahkan maka sediaan krim akan diketahui bahwa sediaan krim pelembab
sediaan krim dengan basis 5% dapat rumus (X3) tidak menimbulkan iritasi
39
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia Vol.,III
No.1, Januari 2014
40
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia Vol.,III
No.1, Januari 2014
ess.com/2008/10/08/nanoteknologipe
apakahvirgincoconutoil.pdf , diakses 13
September 2009.
5;8; 85-93;112
41