ABSTRACT
These roses and Bengkoang are used by rural communities in the East Kalimantan region
as a basic ingredient for the treatment of acne scars. Roses and Bengkoang have flavonoid
compounds that work as antioxidants. MCT oil as a nanoemulsion solvent which can
dissolve drugs or compounds that have low solubility in water. This study aims to
determine nanoemulsion formula with MCT oil carrier and physical characteristics of
nanoemulsion. In making nanoemulsion using the sonication method with 3 main
components namely oil carrier, surfactant and cosurfactant. The materials used in
nanoemulsion are ethanol, cremophor RH 40 and tween 80, with various comparisons. The
results of the study obtained formulas with a comparison of MCT oil: Tween80: Ethanol
(1: 6: 1) with a pH value of 4.1, particle size 67.86nm, Polidispersibility Index 0.561
ABSTRAK
Bunga mawar dan bengkoang ini sering digunakan oleh masyarakat pedalaman di daerah
Kalimantan Timur sebagai bahan dasar untuk perawatan bekas jerawat. Bunga mawar dan
bengkoang memiliki senyawa golongan flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan.
MCT oil sebagai pelarut nanoemulsi yang dapat melarutkan obat atau senyawa yang
memiliki kelarutan rendah dalam air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formula
nanoemulsi dengan pembawa minyak MCT oil dan karakteristik fisik dari sediaan
nanoemulsi. Pada pembuatan nanoemulsi menggunakan metode sonikasi dengan 3
komponen utama yaitu pembawa minyak, surfaktan dan kosurfaktan. Bahan yang
digunakan dalam nanoemulsi yaitu etanol, cremophor RH 40 dan tween 80, dengan
berbagai perbandingan. Hasil penelitian diperoleh formula dengan perbandingan MCT oil:
Tween80: Etanol (1: 6 : 1) dengan nilai pH 4,1, ukuran partikel 67.86nm, Indeks
Polidispersibilitas 0,561.
Kata kunci: Rosa damascena Mill , Pachyrhizus erosus, MCT oil, nanoemulsi.
DOI: https://doi.org/10.25026/mpc.v8i1.326
petroleum eter, metanol, kemudian untuk pengujian lain yaitu uji ukuran
disaring dan ekstrak selanjutnya droplet, organoleptis, dan pH.
diperkatkan dengan rotary evaporator.
Setelah diperoleh ekstrak metanol pekat, Pengujian Karakteristik Nanoemulsi
ditambahkan air lalu ekstrak dipartisi Uji Organoleptis
dengan etil asetat dan dihasilkan fraksi Pengamatan organoleptis
etil asetat umbi bengkoang. nanoemulsi dilakukan secara visual
menggunakan pancaindera, parameter
Pembuatan Nanoemulsi yang diamati meliputi warna, bau,
Disuspensikan ekstrak dalam fase kejernihan dan homogenitas.
minyak yaitu MCT oil, kemudian
ditambahkan dengan kosurfaktan berupa Uji pH
etanol dan PEG 400 dengan Pengukuran pH sediaan
perbandingan yang telah ditentukan. nanoemulsi dilakukan dengan
Terakhir ditambahkan surfaktan yaitu menggunakan pH meter. Sebelum
cremophor RH 40 dan tween 80 pada digunakan, elektroda dikalibrasi atau
perbandingan yang telah ditentukan lalu diverifikasi dengan menggunakan larutan
diaduk dengan pengaduk magnetic (100 standar dapar pH 4 dan 7. Proses kalibrasi
rpm, 45 menit). Lalu campuran selesai apabila nilai pH yang tertera pada
ditempatkan dalam sonikator tipe bath layar telah sesuai dengan nilai pH standar
selama 20 menit. Diaduk hingga dapar dan stabil. Setelah itu elektroda
terbentuk nanoemulsi dan dilakukan dicelupkan ke dalam sediaan. Nilai pH
peegukuran persen transmittan, formula akan tertera pada layar dan pengukuran
nanoemulsi dengan persen transmitan pH dilakukan pada suhu ruangan.
mendekati air yaitu 100% dilanjutkan