Anda di halaman 1dari 36

KELEMBABAN UDARA

INDIKATOR KOMPETENSI

MAHASISWA MEMILIKI PENGUASAAN


TENTANG PENENTU, FUNGSI, ZONASI, DAN
KEDUDUKAN KELEMBABAN UDARA DALAM
IKLIM SEBAGAI SISTEM DAN HUBUNGAN
DENGAN SISTEM PERTANAMAN

1
Untuk dapat menguapkan air diperlukan panas laten.
± 600 cal per gram air padaT-500C
± 540 Cal per gram air pada T1000C
Sebaiknya pada proses kondensasi & pembekuan panas.
+
H

-
B. KELEMBABAN UDARA

Jumlah uap air dalam udara hanya merupakan bagian kecil saja dari atm.
Kira-kira 2 % dari jumlah masa. Tetapi jumlah ini tidak konstan,bervariasi
antara 0-5%.

Walaupun jumlah kecil tetapi mempunyai arti penting karena:

 Besar uap air di udara merupakan bahan uktuk pembentukan awan.


 Uap air menyerap radiasi surya, sehingga ikut mengatur suhu.
 Makin besar jumlah uap air dalam udara makin besar energi potensial
yang tersedia dalam atm dan merupakan sumber terjadinya hujan angin,
berarti menentukan udara itu kekal / tidak.
KAPASITAS UDARA & KEJENUHAN

Kap. Udara : jumlah uap air maks. Yang dapat dikandung oleh udara pada
suatu suhu. Makin tinggi suhu makin besar kapasitas udara.
Kapasitas udara dicapai berarti udara jenuh uap air.

1. Jika suhu naik, berarti kapasitas udara tetap.


V Kejenuhan dicapai dengan menambah
T uap air
melalui penguapan dari suatu sumber.
+ Uap air
2. Jika suhu turun, berarti kapasitas udara turun.
Kalau turun terus maka.
V
kapasitas udara akan= jumlah uap air yang

Tetes air (T>00C) – Kristal es (T<00C)


TITIK EMBUN & KONDENSASI

Titik embun : suhu yang bertepatan dengan jenuhnya udara

Kondensasi : perubahan bentuk uap cair


Sublimasi : Perubahan Bentuk uap padat

Jika udara didinginkan melampaui titik embun,


maka kelebihan yang tidak dapat dikandung oleh udara akan dilepas berupa:
Mis: T 320C, Jumlah uap air 5 gr/m3
Didinginkan 280C kejenuhan
Didinginkan 240C Kondensasi
Uap air yang mencair : 2.3 gr
Ini merupakan perbedaan kapasitas udara
antara T 280C & T 240C.
Penurunan T sama dari udara yang jenuh pada T yang berbeda
tidak menghasilkan jumlah kondensasi yang sama.

Mis: 1 m3 udara jenuh pada T 320C.

diturunkan 300 C, uap air Kondensasi 4 gr

diturunkan 280 C, uap air Kondensasi 2 gr


diturunkan 260 C, uap air Kondensasi 1 gr
Berarti udara yang panas mempunyai kemungkinan terjadi hujan lebih lebat.
KELEMBABAN UDARA
• Kelembaban udara adalah kandungan uap air
di atmosfer
dinyatakan dalam:

 Kerapatan uap air (v = mv.V-1


mv : massa uap air (kg)
V : volume udara yang mengandung uap air (m3)

 Tekanan uap air (ea) = n R T.V-1


n : jumlah mol, R : tetapan gas umum (8,3143 J-1K-1mol-1)
T : suhu mutlak (K), V : volume udara (m3)
jumlah mol (n) = m-1Mv , v= mv-1 V , Mv uap air adalah
18,016, sehingga : ea = mvRT(18,016 V)-1 = 0,056 vRT

8
 Kelembaban spesifik (q) = mv/(md + mv)
mv = massa uap air
md = massa udara kering
mv + md = massa udara lembab

 Mixing ratio (r) = mv/md


 Kelembaban relatif (RH)
merupakan perbandingan kelembaban aktual atau
tekanan uap aktual (ea)dengan kapasitas udara untuk
menampung uap air atau tekanan uap jenuh (es)
RH = ea/es x100%, es = 6,1078 e (17,239 T)/ (T+237,3)

 Defisit tekanan uap air (vpd) = es – ea

 Suhu titik embun (Td)


Pada tekanan uap air aktual (ea) tetap, penurunan suhu
udara akan meningkatkan RH sampai 100% pada saat
ea = es. Suhu pada saat tersebut disebut sebagai suhu 9
DISTRIBUSI KELEMBABAN UDARA (RH)

• Distribusi berdasar ruang


Kelembaban relatif di suatu tempat dipengaruhi
oleh kondisi suhu udara dan kandungan uap air
aktual yang ditentukan oleh ketersediaan air di
tempat tersebut
- daerah pantai  RH tinggi
- daerah pegunungan (T rendah)  RH tinggi

o Umumnya RH tinggi di pusat-pusat tekanan


rendah
10
• Distribusi berdasar waktu
Makin rendah suhu udara makin besar kapasitas udara
menampung uap air
- siang hari suhu lebih tinggi dibanding malam
hari sehingga RH siang < RH malam

- suhu minimum harian tercapai pada pagi hari


sebelum matahari terbit  RH maksimum 
terbentuk embun

11
PENGUKURAN KELEMBABAN UDARA

• Alat pengukur kelembaban udara dengan


prinsip dasar metode pertambahan
panjang dan pertambahan massa :
HIGROMETER

• Alat pengukur yang berdasar metode


termodinamika : PSIKROMETER
(termometer bola basah – bola kering)

12
PERAN KELEMBABAN UDARA
BAGI TUMBUHAN

• Kelembaban udara tinggi :


 menguntungkan: kelembaban tinggi disertai intensitas
cahaya tinggi (laju fotosintesis meningkat)
 merugikan: kelembaban tinggi disertai suhu udara
tinggi (suasana ideal untuk perkembangan OPT )

• Kelembaban udara rendah bisa menyebabkan cekaman


(stress) air pada tanaman (terutama bila terjadi pada
siang hari dan suhu udara tinggi)
13
AWAN
• Awan terbentuk akibat massa udara lembab di
atmosfer naik kemudian mengalami kondensasi
(menjadi butir-butir air yang melayang)

• Peran awan sebagai:


1. sumber presipitasi
2. pengendali neraca panas sekaligus sebagai
pengendali suhu udara

14
PEMBENTUKAN & PERKEMBANGAN
AWAN

Proses dinamis

Massa udara bergerak ke atas  suhu turun 


kondensasi

Penyebab massa udara naik:


- arus angin horisontal konvergen
- paksaan karena menemui hambatan
- konveksi karena pemanasan permukaan
15
(KONDENSASI)

Lereng balik
angin
Lereng
menghadap
angin
Konveksi karena pemanasan permukaan

17
Proses fisik
• Makrofisik, prinsip sama dengan proses dinamik →
Massa udara naik yang dipengaruhi oleh sirkulasi lokal
yaitu: angin, topografi dan perbedaan pemanasan

• Mikrofisik, dimulai dari kondensasi uap air


Uap air  pendinginan  kondensasi  cair
atau padat  ukuran butir membesar menjadi hujan

18
INTI KONDENSASI
Adalah bagian aerosol di dalam atmosfer, seperti debu,
garam, jelaga, ion-ion, yang berperan mendukung
kondensasi uap air
MACAM INTI KONDENSASI:
• Berdasar asal:
- inti kondensasi natural
- antropogenik
• Berdasar afinitas:
- higroskopik (efektif sebagai inti kondensasi)
- hidrofobik

Ukuran inti kondensasi efektif: Ǿ → 0,1 sampai 1 μ 19


PERKEMBANGAN AWAN MENJADI HUJAN

 Proses Hujan Panas


(Bowen – Ludlam)
• Pertumbuhan butir awan melalui benturan dan
penggabungan
• Terjadi di daerah tropik

 Proses Kristal Es
(Bergeron – Findeisen)
• Terjadi pada awan dingin (mengandung kristal es)
Pada suhu tertentu tekanan uap pada es < air  butir
air menguap dan kristal es makin besar
20
 PENDINGINAN ADIBIATIK
UDARA BERGERAK KE ATAS BERADA PADA P RENDAH
MESKI TAK ADA PENGURANGAN PANAS BERKURANG.
PRINSIP:
k1
1. HK. BOYLE : P  T TETAP
v
2. HK. CHARLES : V=K2.T P TETAP
V BERTAMBAH TUMBUKAN MOLEKUL <<< SUHU
TURUN.
 LAJU PERUBAHAN SUHU ADIABATIK KERING (DALR) / DRY
ADIABATIC LAPSE RATE.
LAJU PEMANASAN ATRAU PENDINGINAN ADIABATIK DARI UDARA
KERING (UDARA TAK JENUH) MELALUI GERAK VERTIKAL ADALAH
TETAP DENGAN SYARAT SUHU TIDAK BERPENGARUH. LAJU
PEMANBASAN ATAU PENDINGINAN ADIABATIK ± 9,8° C PER 1000 M
DALR, YANG BERLAKU UNTUK UDARA TAK JENUH.
 LAJU PERUBAHAN SUHU NORMAL : - 6,5° C PER 1000 M
PENYEBARAN SUHU SECARA VERTIKAL DAN TAK ADA
HUBUNGANNYA DENGAN UDARA NAIK ATAU UDARA TURUN YANG
DISERTAI PERUBAHAN SUHU.
DALR : PERUBAHAN SUHU YANG TERJADI PADA UDARA TAK JENUH
YANG BERGERAK KE ATAS ATAU KE BAWAH.
 LAJU PERUBAHAN SUHU ADIBIATIK JENUH (SALR / SATURATED ADIBIATIK LAPSE
RATE).

UDARA NAIK MENGALAMI PENDINGINAN, AKAN MENCAPAI KETINGGIAN


KONDENSASI TERBENTUK AWAN. SETELAH TERCAPAI KETINGGIAN
KONDENSASI, KENAIKAN UDARA YANG MENJADI JENUH TAK AKAN MENGALAMI
PENURUNAN T LAGI SEPERTI PADA DALR KEADAAN INI DISEBUT SEBAGAI
LPSAJ.
(LAJU PERUBAHAN SUHU ADIABATIK JENUH).
PADA PROSES KONDENSASI DILEPASKAN PANAS KONDENSASI KE ATM.
MERUPAKAN TAMBAHAN PANAS YANG MEMPERLAMBAT LAJU PENDINGINAN
UDARA YANG NAIK.
LAJU PERUBAHAN SUHU ADIABATIK JENUH TAK SELALU SAMA TETAPI BERUBAH
DENGAN PANAS YANG DILEPASKAN TERSEBUT.
TIPE2 AWAN
DIKLASIFIKASIKAN BERDASAR BENTUK UMUM DAN KETINGGIANNYA, YANG DAPAT
DIKELOMPOKKAN KEDALAM 4 FAMILI UTAMA :
1. AWAN TINGGI : 6.500 M KE ATAS
a. CIRRUS (CI) : AWAN TIPIS SEPERTI BULU2 DENGAN STRUKTUR
FIBAROUS, NAMPAK LEMBUT SEPERTI SUTRA, TERSUSUN DARI
KRISTAL2 ES.
b. CIRROSTRATUS (CS) : AWAN BERBENTUK LEMBARAN TIPIS
PUTIH YANG MENUTUP LANGIT SEHINGGA LANGIT NAMP[AK
PUTIH SEPERTI SUSU. BIASANYA AWAN INI MENIMBULKAN
ADANYA “HALO” DISEKITAR MATAHARI ATAU BULAN
c. CIRROCUMULUS (CC) : AWAN BERBENTUK SERPIHAN KECIL
PUTIH ATAU MASSA BULATAN2 KECIL. TERSUSUN
BERKELOMPOK2 BERUPA GARIS/ RIAK2 (RIPPLE). SERING
DISEBUT MACKEREL SKY.
2. AWAN MENENGAH : 2.500-6.500 M
a. ALTOSTRATUS (AS): AWAN BERBENTUK LEMBARAN2 DENGAN
WARNA ABU2 ATAU KEBIRU2AN. SERING MENUNJUKKAN
STRUKTUR FIBROUS. MIRIP CS TEBAL. SERING SECARA
BERTAHAP BERGBABUNG DENGAN CS. CAHAYA SURYA ATAU
BULAN YANG MELEWATI AWAN INI AKAN MENJADI SURAM/REDUP.
BIASANYA DIIKUTI HUJAN YANG MELUAS DAN BERLANGSUNG
LAMA.
b. ALTOCUMULUS (AC): MASSA AWAN BULAT2 DATAR, TERSUSUN
DALAM GARIS ATAU GELOMBANG. BULATAN2NYA > CC.

3. AWAN RENDAH : < 2.500 M


a. STRATOCUMULUS (SC): MASSA AWAN BULAT2 BESAR ATAU BERUPA
GULUNGAN2 WARNA ABU2 MUDA DENGAN CELAH2 YANG TERANG.
b. STRATUS (ST): LAPISAN AWAN RENDAH YANG MIRIP KABUT / FOG
c. NIMBOSTRATUS (NS): PADAT/RAPAT DAN TERSUSUN SEBAGAI LAPISAN
DASAR/ TIDAK RATA. BIASANYA MENIMBULKAN HUJAN YANG TERUS
MENERUS.
4. AWAN DENGAN PERKEMBANGAN VERTIKAL
a. CUMULUS (CU) : AWAN TEBAL PADAT/ RAPAT, PERMUKAAN
ATAS BERBENTUK KUBAH DENGAN STRUKTUR SEPERTI
KEMBANG KOL.
b. COMULUNIMBUS (CB) : MASSA AWAN BERAT DENGAN
PERKEMBANGAN VERTIKAL YANG BESAR, PUNCAKNYA
BERBENTU SEPERTI GUNUNG ATAU MENARA. AWAN INI
BIASANYA DIIKUTI DENGAN HUJAN LEBAT, HUJAN BADAI,
KADANG2 HUJAN ES.

KEAWANAN : DINYATAKAN DALAM ISTILAH LUAS TOTAL LANGIT


TETUTUP AWAN, BIASANYA DINYATAKAN DALAM
PERSEPULUH.
KEAWANAN 0 : LANGIT CERAH TANPA AWAN
KEAWANAN 10: LANGIT TERTUTUP AWAN gelap (kelabu kehitaman)
TIPE AWAN
Altostratus (ketinggian 2500-6000 meter)

Awan memenuhi langit, berserat tipis sehingga matahari


tampak samar-samar, bila bertambah terus berpotensi
hujan tidak lebat tetapi lama dan terus menerus 26
Nimbostratus (ketinggian ‹ 2500 meter)

Awan cukup tebal, sinar matahari tak dapat menembus,


mencurahkan hujan/salju terus menerus (berasal dari
altrostratus yang mendekati bumi) 27
stratokumulus (ketinggian ‹ 2500 meter)

Seperti tirai berlipat yang terbentuk di belakang udara


dingin yang melewati suatu daerah (bukan curahan hujan,
kadang-kadang menimbulkan hujan salju tipis) 28
Stratus (ketinggian ‹ 2500 meter)

Awan paling rendah dan seragam, kadang terjadi karena


kabut melewati permukaan tanah hangat lalu naik, kerap
mendatangkan gerimis 29
Kumulus (ketinggian 300-13500 meter)

Awan menjulang dan berbentuk bukit dan menara


bergelombang, ujung berkilau karena sinar matahari dan
bawah gelap (tak berpotensi hujan) 30
Kumulus

31
Kumulonimbus (ketinggian 300-18999 meter)

Berasal dari awan kumulus yang naik di musim panas atau


di daerah tropik, selalu menimbulkan badai dan hujan32
lebat
Kumulonimbus

33
Sirus (ketinggian 6000-18000 meter)

Awan biasa berserabut putih terdiri atas hablur es dan tak


menimbulkan hujan 34
Sirokumulus (ketinggian 6000-12000 meter)

Awan tipis putih terdiri atas butir dan riak mikro, dapat
bergabung atau memisah, selalu tertata teratur, dapat
berubah menjadi sirostratus bila akan terjadi badai 35
Altokumulus (ketinggian 2500-6000 meter)

Awan terdiri atas titik air, gumpalan serta gulungan putih


dan kelabu, potensial mendatangkan hujan bila menjulang
ke atas dan mungkin terjadi badai 36

Anda mungkin juga menyukai