Anda di halaman 1dari 6

PROSES TERMAL DAN KELEMBABAN

1. Neraca Panas Atmosfer dan Radiasi


2. Neraca Radiasi Ekuator – Kutub dan Sirkulasi Atmosfer

Gambar 1.0. Model Ideal


Sirkulasi Atmosfer
Catatan : Sirkulasi
sebenarnya tidak
continue dalam ruang
dan waktu.

3. Perbandingan Penyerapan Panas


4. Fluks Panas
➢ Fluks Panas Sensibel
- Merupakan fluks panas yang bergantung pada temperatur udara
dan permukaan laut.
- Panas yang dirasakan langsung oleh manusia.
- Panas ini merupakan bagian dari Panas Total (QH) yang
dihubungkan dengan perubahan Temperatur (∆T).
qH = Panas Sensibel
persatuan massa (J/Kg).
Cp = Panas Spesifik pada
tekanan Konstan
Gambar 2.0
➢ Fluks Panas Laten
- Merupakan panas tersembunyi yang terdapat dalam suatu zat
dan akan mengalir jika zat tersebut mengalami perubahan fasa.
- permukaan air
menghasilakan uap air
yang seragam.

Gambar 3.0
5. Kesetimbangan Radiasi
Radiasi Matahari yang dipantulkan 107 W m2, Dipantulkan awan, aerosol
& atm 77W m2, Insolasi 342 W m2, Diserap atmosfer 165W m2 ,
Dipancarkan atmosfer Outgoing longwave radiation 235 W m2 ,
Dipantulkan permukaan Radiasi balik Diserap permukaan 324W m2.
6. Proses Adiabatik
Adalah proses dalam mana tidak ada energi yang masuk atau keluar dari
system.
➢ Proses Adiabatik :
• Kenaikan plumes konvektif
• Pengangkatan atau subsidens skala besar
• Kondensasi / evaporasi dalam massa udara
➢ Proses Non-Adiabatik :
• Pemanasan / Pendinginan radiative.
• Pemanasan / Pendinginan permukaan
• Kehilangan air lewat presipitasi (Pengembunan uap air)
• Penambahan air dari evaporasi presipitasi yang jatuh
7. Lapse Rate
- Penurunan temperatur terhadap ketinggian untuk udara kering
sebagai akibat pengurangan tekanan disebut “Susut
Temperatur” Adiabatik Kering.
- Paket udara kering yang naik ke atas mengalami pendinginan
10oC setiap kenaikan ketinggian 1 KM, dan juga sebaliknya.
- Di Indonesia biasa digunakan 6.5oC/Km untuk susut suhu
adiabatic jenuh dan 10oC/Km untuk adiabatic kering.
8. Tekanan dan Temperatur
• Jika kolom memanas, udara akan memuai dan densitasnya pada
setiap paras akan berkurang.
• Interval antara setiap paras tekanan akan bertambah, sehingga
paras tekanan pada setiap ketinggian dikolom udara panas akan
lebih besar dari pada yang koom yang lebih dingin
• Karena total massa udara dalam kolom adalah konstan, tekanan
di permukaan tidak berubah.
9. Tekanan Rendah Termal
• Tekanan rendah Termal disebabkan oleh kontras yang besar
pemanasan permukaan antara daratan dan laut.
• Daratan dipanasi (Radiasi Matahari) dan didinginkan (Radiasi
infra-merah) jauh lebih cepat dibandingkan dengan lautan;
siklus harian gradien temperatur didaerah pantai(Criss-Coast
Temperature Gradient)
• Catatan :
Tekanan rendah termal dihasilkan dari cuaca yang baik, cerah
dan hangat dan karena itu berbeda dengan depresi yang berkaitan
dengan cuaca yang jelek dan berawan.
10. Angin Laut
• Pembentukan “Thermal Low” local di atas daratan akan
menghasilakn air laut.
• Menyertai udara dingin dari laut akan terbentuk front angin laut,
suatu bentuk miniature front dingin.
• Udara didepan front dipaksa bergerak keatas sehingga terbentuk
formasi cumulus.
11. Tekanan Sebagai Indikator Suhu
• Karena ketebalan lapisan udara bertambah dengan peningkatan
temperatur , maka dapat digunakan perbedaan ketinggian antara
dua paras tekanan tetap sebagai indicator suhu rerata suatu
lapisan.
• Peta meteorology dibuat untuk ketebalan lapisan antara 1000-
500 mb.
• Ketebalan lapisan biasa dinayatakn dalam deka-meter.
• Pada umumnya ketebalan lapisan 1000-500mb adalah sekitar
528 dm(5280m), dimana pada ketinggian ini, presipitasi jatuh
sebagai salju dan bukan hujan.
12. Angin Termal
Angin termal adalah komponen angin teoritis yang sama dengan perbedaan
antara angin actual 2 ketinggian yang berbeda.
• Dua paras sembarang dapat digunakan , tapi biasanya yang
dipakai adalah ketinggian 1000mb dan 500mb.
• Catatan : paras 1000mb dapat saja lebih rendah dari permukaan
laut, dan karena itu berada dalam lapisan batas sehingga
dipengaruhi gaya gesekan.
13. Thermal Wind

Gambar 4.0
Gambar 5.0
14. Backing & Veering
Proses Kelembaban
1. Air dalam atmosfer
• Hampir seluruh air yang terdapat dalam atmosfer , ditemukan di
troposfer.
• Kebanyakan dalam bentuk uap air, dengan sedikit dalam bentuk
butir awan atau partikel es awan.
• Perbandingan percampuran uap adalah :
~10g kg-1 (Troposfer bawah) (dapat menapai harga ~20 g kg-1)
~1g kg-1 (Troposfer menengah)
2. Kandungan Air dalam Awan
• Kandung air untuk masing – masing tipe awan :
- Cumulus (tahap awal) : 0.2 – 0.5 g m-3
- Cumulus (tahap lanjut) : 0.5 – 1.0 g m-3
- Cumulonimbus : 3.0 g m-3
-3
- (>5g m teramati dalam updraft yang sangat kuat)
- Alto – Kumulus : 0.2 – 0.5 g m-3
- Stratokumulus / stratus : 0.1 – 0.5 g m-3
3. Sumber dan Pengendapan
• Sumber :
- Evaporasi permukaan :
- Evaporasi presipitasi yang jatuh
• Pengendapan :
- Presipitasi : Hujan , Salju, Hujan es, …
- Kendensasi Permukaan : Embun, permbekuan(frost)
4. Efek Buoyancy / Daya Apung
• Air dalam atmosfer mempunyai pengaruh yang sangat penting
terhadap dinamika, terutama proses konveksi.
- Densitas uap air lebih kecil dari densitas udara kering.
- Panas Laten dilepas/diserap selama proses
kondensasi/evaporasi
• Campuran udara lembab memiliki densitas lebih kecil dari udara
kering (atau dari yang kelembaban lebih redah) pada suhu dan
tekanan yang sama.
- Berat molekul air = 18 g mol-1
- Berat rerata molecular udara kering = 29 g mol-1
- Wuap air = 0.62 Wudara
5. Panas Laten
➢ Panas laten evaporasi air :
Lv = 2.5 Jt J Kg-1
Jauh lebih besar dibandingkan dengan panas spesifik udara kering:
Cp = 1004 J Kg-1 k-1
➢ Evaporasi 1 gram air/ 1 cm3 (dalam bentuk cair) kedalam 1 meter
kubik udara :
- Membutuhkan panas laten = 2500J
- Udara mendingin sebesar = 1.9 K
• Panas laten yang sama akan dilepaskan dan digunakan untuk
memanaskan udara pada saat terjadi kondensasi – seperti apda
pembentukan butiran awan.
6. Kondisi Kondensasi
Adalah Temperatur diturunkan dibawah titik embun.
• 2 Mekanisme utaam pendinginan :
- Pendinginan karena Persentuhan / Kontak.: kehilangan panas
ke permukaan yang lebih dingin dari udara diatas permukaan.
- Pendinginan dinamik : Pengangkatan adiabatic.
• Pengangkatan adiabatik biasanya terjadi dalam berbagai skala :
- Skala besar, kenaikan sepanjang front panas/dingin (100-an
kilometer)
- Pengangkatan plum konvektif individual dalam pembentukan
awan cumulus (~100m s/d ~ 1 Km)
- Pengangkatan dengan paksaan melewati bentuk-bentuk
topografi (Bukit, pegunungan) untuk awan orografi (~1 Km
s/d > 10s Km)
- Gelombang gravitasi dan angin pegunungan (beberapa km).
• Pendinginan Radiatif (Proses non-adiabatik)
- Pendinginan radiative langsung mendinginkan udara , tetapi
prosesnya sangat lambat.
- Ketika awan sudah terbentuk, pendinginan radiative butir
awan (dan pendinginan udara sekitar oleh konduksi panas ke
butir awan) akanberlangsung dengan lebih efisien.
- Pendinginan radiative -> menurunkan tekanan uap jenuh ->
kondensasi meningkat -> jumlah air awan naik.
• Penambahan uap air, pada temperatur konstan, meningkatkan
kelembaban hingga mencapai titik jenuh.
7. Pengangkatan Adiabatik
• Ketika parsel udara diangkat , tekanan
menurun & parsel menggembang dan
mendinginkan pada lapse rate adiabatic
kering.
• Ketika parsel mengalami pendinginan,
rasio percampuran jenuh menurun;
ketika ini sama dengan rasio
percamuran uap air, parsel menjadi
jenuh dan kondensasi dapat terjadi.
• Ketinggian dimana kejenuhan terjadi
disebut sebagai lifting condensation
level.

Gambar 6.0
8. Efek Fohn

Gambar 7.0
Perbedaan lapse rate pada udara jenuh dan tak jenuh menunjukkan bahwa
udara yang mengalir kebawah menuju lee side gunung seringkali lebih hangat
daripada udara di upwind side. Di pegunungan Alpen, angin hangat kering ini
disebut Fohn, di American Rockies (Pegunungan Rocky) ini dikenal sebagai
Chinook. Perumalaan pada angin itu dapat menghasilkan kenaikan temperatur
yang sangat cepat (tercatat 22oC dalam 5 minutes) dan dikaitkan denagn pelelhan
salju yang cepat, dan kondisi longoran salju.

Referensi :
• Power Point Pak Zadrach ( Proses Termal dan Kelembaban)

Anda mungkin juga menyukai