Anda di halaman 1dari 73

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS SEBELAS MARET


FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN / PROGRAM STUDI ILMU TANAH
Jl. Ir. Sutami No. 36A, Kentingan, Surakarta, Telp/Fax (0271) 632477

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

Mata Kuliah
AGROKLIMATOLOGI
AGROKLIMATOLOGI
No Kode / SKS : TNH 622 / 2 - 1
Semester : II (Dua)
Diskripsi Singkat
• Pengertian agroklimatologi
• Atmosfer sebagai tempat proses terbentuknya
cuaca
• Unsur cuaca/iklim : radiasi surya, suhu udara,
tekanan udara, angin, kelembaban udara, awan
curah hujan dan evapotranspirasi.
• Peran cuaca/iklim pada bidang pertanian :
pengaruh cuaca/iklim terhadap tanah, tumbuhan
dan hama serta penyakit tanaman.
AGROKLIMATOLOGI

Tujuan Pembelajaran Umum

Menyampaikan kepada mahasiswa


pengetahuan tentang cuaca/iklim dan
unsur-unsurnya serta perannya bagi
bidang pertanian
AGROKLIMATOLOGI

Dosen Pengampu

Ketua : Ir. Sumani, MS


Anggota : Ir. Noorhadi, MS
Dr. Rahayu, SP, MP
BATASAN DAN PENGERTIAN
• Agroklimatologi : ilmu yang membahas
berbagai aspek iklim yang berhubungan
dengan permasalahan pertanian.
• Cuaca : kondisi atmosfer sesaat (jangka
pendek) serta perubahannya
• Iklim : karakter, sintesis atau nilai statistik
cuaca jangka panjang di suatu tempat atau
wilayah
• Klimatologi : ilmu yang membahas masalah
iklim
• Meteorologi : ilmu yang memperlajari proses
fisik terbentuknya cuaca
• Iklim mikro : kondisi cuaca dalam atmosfer
sebatas lingkungan tanaman atau kondisi
atmosfer di sekitar permukaan tanah
MANFAAT
• Pengetahuan hubungan iklim dengan
pertanian memungkinkan eksplorasi
potensi iklim di berbagai tempat untuk
perencanaan intensifikasi dan atau
ekstensifikasi pertanian
• Sebagai dasar strategi penyusunan
rencana dan kebijakan pengelolaan
usahatani
(Nasir, A.A. 2000)
UNSUR DAN PENGENDALI CUACA/IKLIM
Unsur Cuaca/Iklim
1. Radiasi surya
2. Suhu udara
3. Tekanan udara
4. Angin
5. Kelembaban udara
6. Awan
7. Presipitasi (hujan)
8. Evapotranspirasi
Pengendali Cuaca/Iklim
1. Radiasi surya
2. Letak lintang
3. Ketinggian tempat
4. Topografi
5. Pusat tekanan tinggi dan rendah
6. Posisi terhadap lautan
7. Gerakan massa udara regional
8. Arus lautan
ATMOSFER
Komposisi Atmosfer
1. Udara kering
2. Udara lembab (Uap air)
3. Aerosol
Struktur Atmosfer
1. Troposfer
2. Stratosfer
3. Mesosfer
4. Termosfer
PERAN ATMOSFER
• Menyediakan gas –gas dan air
(presipitasi) yang diperlukan oleh
makhluk hidup di bumi.
• Sebagai penyangga (buffer) yang dapat
mencegah fluktuasi yang besar suhu
siang dan malam di permukaan bumi.
• Sebagai filter radiasi surya shg kualitas
spektrum radiasi yang sampai di
permukaan bumi tidak membahayakan
makhluk hidup.
• Tempat proses fisik terbentuknya
cuaca/iklim.
RADIASI SURYA
• Energi radiasi surya sebagai sumber energi
semua proses fisika yang menentukan kondisi
Radiasi surya merupakan gelombang cuaca
dan iklim di atmosfer bumi.
• elektromagnetik.
• Suhu permukaan surya 6000 K, setiap m2
permukaannya memancarkan gelombang
elektromagnetik 73.5 juta Watt.
• Rata-rata jarak surya – bumi 150 juta km,
radiasi surya yang sampai di puncak atmosfer
bumi rata-rata 1360 W/m2, yang sampai di
permukaan bumi hanya setengah dari yang
diterima puncak atmosfer.
• Hukum Stefan-Boltzman : F = σ
PENERIMAAM RADIASI SURYA
DI PERMUKAAN BUMI
• Bervariasi menurut tempat : letak lintang,
lereng
• Bervariasi menurut waktu : dari jam ke jam
dalam sehari, dari hari ke hari (musiman)

Faktor yang mempengaruhi


1. jarak surya – bumi
2. panjang hari
3. sudut datang
4. atmosfer (gas, aerosol serta
awan)
NERACA ENERGI
DI PERMUKAAN BUMI
Qn = Qs + Ql – Qs - Ql
Qn : radiasi neto
Qs dan Qs : radiasi surya (gelombang pendek) yang
datang dan keluar (W/m2)
Ql dan Ql : radiasi gelombang panjang yang datang
dan keluar (W/m2)

Radiasi gelombang panjang diduga dengan rumus


Brunt :
Ql = σ (0.56 – 0.079 ea0.5)(0.1 + 0.9 n/N)
Ql = radiasi gelombang panjang dari permukaan bumi
(W/m2)
T = suhu udara (oK)
Ea = tekanan uap air di udara (m
n/N= rasio lama penyinaran dengan panjang hari
Bila radiasi gelombang panjang Yang datang jauh lebih
kecil dibanding Yang keluar Dan albedo sebesar A, maka
neraca energi dapat ditulis : Qn = Qs (1 – A) Ql
Qs : radisi surya datang, terukur dengan solarimeter
(W/m2)
Ql : radisi gelombang panjang (rumus Brunt, W/m2)

• Qs pada malam hari bernilai nol sehingga Qn negatif


• Qs pada siang hari jauh lebih besar dibang Ql
sehingga Ql positif
• Qn yang positif akan digunakan untuk memanaskan
udara (H), evapotranspirasi  pemanasan tanah
ataupun perairan (G) dan untuk fotosintesis(P)

Qn = H +  + G + P
SUHU UDARA
PENGERTIAN PANAS DAN SUHU
• Panas : ukuran energi yang dikandung oleh suatu benda
(joule atau kalori).
• Suhu : energi kinetik rata-rata dari gerakan molekul-
molekul di dalam benda.
• Pada gas (udara) hubungan antara energi kinetik dengan
suhu dinyatakan :

Ek = ½ m V2 = 3/2 NkT
Ek = energi kinetik rata-rata dari molekul gas
m = massa molekul
V2 = kuadrat dari kecepatan rata-rata gerakan molekul
N = jumlah molekul per satuan volume
k = tetapan Boltzman (5.67 10-8 W/m2)
T = suhu mutlak
KAPASITAS PANAS DAN PANAS JENIS
Jumlah panas yang dapat dikandung oleh suatu benda
tergantung kapasitas panasnya.

C = Q/

C : kapasitas panas (Joule/oC = Joule/oK


Q : perubahan panas (Joule)
perubahan suhu

Kapasitas panas tergantung massa (m)atau jumlah mol (n) dan


panas jenis (c)

C=mc . . . . . (2)
Sehingga :
Cv = C/m = Q / (m . 
PROSES PEMINDAHAN PANAS
DI PERMUKAAN BUMI
• energinya lebih besar ke yang lebih kecil.
Pemindahan panas terjadi dari tempat/benda
yang
• Pemindahan energi dapat terjadi melalui
konduksi, konveksi atau radiasi.

Konduksi
Proses pemindahan panas pada benda padat
G = -dT/dz
G= fluks panas (W/m2)
 = konduktivitas panas (W/m2/K)
dT/dz : gradien suhu (K/m)
KONVEKSI
Proses pemindahan panas pada fluida
H = - c / ra dT/dz
H: fluks panas dari permukaan ke atmosfer
dan sebaliknya (W/m2)
: kerapatan udara kering (kg/m3)
C : panas jenis udara pada tekanan tetap
ra : tahanan aerodinamik
dT/dz : gradien suhu vertikal

RADIASI
Proses pemindahan energi atau panas melalui
bahan transparan (udara) dalam bentuk
gelombang elektromagnetik
PENYEBARAN SUHU UDARA
• Penyebaran suhu vertikal : secara umum pada
lapisan troposfer suhu udara makin menurun
dengan bertambahnya ketinggian tempat
• Penyebaran suhu horisontal (menurut lintang)
menunjukkan bahwa dengan bertambahnya
lintang suhu udara makin menurun
• Variasi diurnal ( variasi siang dan malam)
• Fluktuasi suhu harian
PERAN SUHU BAGI PERTANIAN

• Suhu kardinal : minimum, optimal dan


maksimum
• Pengaruh cekaman suhu tinggi
• Pengaruh cekaman suhu rendah
TEKANAN UDARA
• Tekanan udara adalah gaya berat kolom
udara dari permukaan tanah sampai puncak
atmosfer per satuan luas.
P = m g/A
P : tekanan udara
m: massa (V)
g : percepatan gravitasi
A : luas

• Hubungan perubahan tekanan (dp)dengan


perubahan ketebalan lapisan udara (dz) :

Dp = - g dz
TEKANAN UDARA SEBAGAI UNSUR
DAN PENGENDALI IKLIM

• Tekanan udara mempengaruhi perubahan


kecepatan angin
• Angin berperan langsung terhadap
evapotranspirasi, suhu udara dan
presipitasi (hujan)
• Sebagai pengendali iklim :
 Di wilayah sub tropis perannya sangat
besar
 Di wilayah tropis perannya kecil/ tidak
nyata
PENYEBAB PERUBAHAN DAN PERBEDAAN
TEKANAN UDARA
FAKTOR TERMAL
• Kerapatan () dan massa (m) udara
bervariasi dengan suhu.
• Udara yang mendapat pemanasan (suhu
bertambah)  volume bertambah,
kerapatan berkurang, massa berkurang shg
tekanan udara berkurang

FAKTOR DINAMIK

• Gaya Coriolis, gaya gesek


PENYEBARAN TEKANAN UDARA

Penyebaran Vertikal
• Lapisan atmosfer yang lebih rendah
kerapatannya lebih besar  makin
bertambah ketinggian tempat tekanan
udara makin berkurang.
• Hubungan kerapatan, suhu dan tekanan
udara :
PV = nRT, dimana n= m/M
P: tekanan udara, V: volume udara, n: jumlah
mol, m: massa udara kering, M: berat
molekul udara kering, T: suhu mutlak
lapisan udara, R: tetapan gas umum
(8.3143 J/K/mol)
• Gas yang dominan dalam udara N2 (80%)
dan O2 (20) sehingga :
M = (0.8x2x14) + (0.2x2x16) = 28.8
• Dengan memperhitungkan gas-gas yang
lain M= 28.97
• P =  Ru T
• Ru : tetapan gas untuk udara kering,
besarnya = R/M = 8.3143 / 28.97
= 287 J/K/kg
Penyebaran Horisontal
• Penyebaran horisontal berhubungan
dengan gaya-gaya yang mengendalikan
angin di atmosfer
• Isobar : garis yang menghubungkan
tempat- tempat bertekanan udara sama.
• Gradien tekanan : perubahan tekanan
secara horisontal, diukur dari tinggi ke
rendah, tegak lurus isobar terdekat.
• Pada peta tekanan udara, pola yang
tergambar muncul dalam bentuk panjang
dan bergelombang. Daerah memanjang
pada tekanan rendah disebut palung
(trough), yang memanjang pada tekanan
tinggi disebut punggung (ridge)
PENGUKURAN TEKANAN UDARA
• Suatu kolom udara dengan luas
penampang 6.45cm2 (1 inci persegi) pada
permukaan laut sampai puncak atmosfer,
mempunyai berat sekitar 6.66 kg, setara
dengan berat kolom Hg setinggi 760 mm.
• Tekanan 760 mm HG disebut tekanan
normal.
• Standard tekanan atmosfer dapat
dinyatakan dalam 760 mm Hg atau 1013,3
mb. Jadi 1 mm Hg = 4/3 mb.
• Alat pengukur tekanan udara : Barometer
ANGIN
• Angin merupakan udara yang bergerak,
mempunyai arah dan kecepatan, timbul
karena ada perbedaan kerapatan udara
yang menyebabkan perbedaan tekanan
udara.
• Arah gerak udara adalah dari tempat
bertekanan tinggi ke tempat bertekanan
rendah.
• Kecepatan angin ditentukan oleh laju
perubahan tekanan.
GAYA PENGGERAK ANGIN
1. Gaya gradien tekanan : gaya yang terjadi
karena adanya perbedaan tekanan akibat
perbedaan suhu. Makin besar perbedaan
tekanan makin besar kecepatan angin.

Fp = -1/dp/dz
Fp : gaya gradien tekanan ,  : kerapatan
udara (1.2 kg/m3), dp/dz : perbedaan
tekanan pada jarak tertentu

2. Gaya Coriolis, timbul karena rotasi bumi.


3. Gaya Sentrifugal
4. Gaya gesekan
SISTEM ANGIN DUNIA
• Skala makro : pola angin umum dunia
• Skala meso : pola angin yang terjadi hanya
beberapa hari dan meliputi daerah yang
kecil, spt angin darat – laut, angin lembah –
gunung.
• Skala mikro : angin yang bertahan
beberapa menit saja, spt olak, hembusan
dan putaran debu.

POLA ANGIN UMUM

ANGIN LOKAL
PERAN ANGIN BAGI TUMBUHAN
• Dalam klimatologi angin berfungsi pokok
memindahkan panas, uap air dan CO2
serta mengendalikan unsur cuaca
kelembaban udara, suhu dan
evapotranspirasi
• Pengaruh angin pada tanaman : transpirasi
meningkat dengan bertambahnya
kecepatan angin, pemasukan CO2,
kerusakan mekanik
• Klasifikasi tanaman berdasar
tanggapannya terhadap kondisi angin:
Exposure evader, toleran dan sensitive

• Windbreak atau shelterbelt :


- mengurangi kecepatan angin sehingga
bisa mengurangi erosi tanah dan
kerusakan mekanik pada tanaman
- mencegah fluktuasi suhu siang dan
malam yang terlalu besar
- mengurangi evapotranspirasi
- menekan bahaya frost
KELEMBABAN UDARA
• Kelembaban udara menunjukkan
kandungan uap air di dalam udara .
• Dinyatakan sebagai kelembaban mutlak,
kelembaban nisbi atau defisit tekanan
uap air.

PENYATAAN KELEMBABAN UDARA


1. Kerapatan uap air ( v = mv/ V
mv : massa uap air (kg)
V : volume udara yang mengandung uap
air tsb (m3)
2. Tekanan uap air (ea) = n R T / V
n : jumlah mol
R : tetapan gas umum (8.3143 J/K/mol)
T : suhu mutlak (K)
V : volume udara (m3)
jumlah mol n = m/Mv , v = mv/ V , Mv uap air
adalah 18.016, sehingga :
ea = mvRT/(18.016 V)
= 0.056 vRT
3. Kelembaban spesifik (q) = mv/(md + mv)
mv = massa uap air
md = massa udara kering
mv + md = massa udara lembab
4. Mixing ratio (r) = mv/md
5. Kelembaban relatif (RH)
merupakan perbandingan kelembaban aktual
atau tekanan uap aktual (ea)dengan kapasitas
udara untuk menampung uap air atau tekanan
uap jenuh (es).
RH = ea/es x100%
es = 6.1078 e ((17.239 T)/ (T+237.3)
6. Defisit tekanan uap air (vpd) = es – ea
7. Suhu titik embun (Td)
Pada tekanan uap air aktual (ea) yang tetap maka
penurunan suhu udara akan meningkatkan RH
sampai 100% pada saat ea = es dimana suhu pada
saat tersebut disebut sebagai suhu titik embun.
DISTRIBUSI KELEMBABAN UDARA (RH)
Distribusi menurut ruang
Kelembaban relatif di suatu tempat
dipengaruhi oleh kondisi suhu udara dan
kandungan uap air aktual yang ditentukan
oleh ketersediaan air di tempat tsb.
- daerah pantai  RH tinggi
- daerah pegunungan (T rendah)  RH tinggi

• Umumnya RH tinggi di pusat-pusat tekanan


tekanan rendah
Distribusi menurut waktu
• Makin tinggi suhu udara makin besar kapasitas
udara menampung uap air.
- siang hari suhu lebih tinggi dibanding malam
hari sehingga RH siang < RH malam
- suhu minimum harian tercapai pada pagi hari
sebelum matahari terbit  RH maksimum 
terbentuk embun
PENGUKURAN KELEMBABAN UDARA
• Alat pengukur kelembaban udara dengan
prinsip dasar metode pertambahan panjang
dan pertambahan massa : HIGROMETER
• Alat pengukur yang berdasar metode
termodinamika : PSIKROMETER
PERAN KELEMBABAN UDARA
BAGI TUMBUHAN
• Kelembaban udara tinggi memberi pengaruh
menguntungkan dan bisa merugikan

• Kelembaban udara rendah bisa menyebabkan


stress evaporasi pada tanaman
AWAN
• Awan terbentuk akibat naiknya massa udara
lembab di atmosfer yang mengalami
kondensasi menjadi butir-butir air yang
melayang dan nampak sebagai awan.

• Peran awan : 1. Sbg sumber presipitasi


2. Sbg pengendali neraca panas
sekaligus pengendali suhu
udara
PEMBENTUKAN & PERKEMBANGAN
AWAN

Proses Dinamis
• Massa udara bergerak ke atas  suhu turun 
kondensasi.

• Penyebab naiknya massa udara :


- ada arus angin horisontal yang konvergen
- ada paksaan karena menemui hambatan
- ada konveksi karena pemanasan permukaan
Proses Fisis
• Makrofisis, prinsipnya sama dengan proses
dinamis. Naiknya massa udara dipengaruhi
sirkulasi lokal, yaitu angin, topografi dan
perbedaan pemanasan
• Mikrofisis, dimulai dari kondensasi uap air.
Uap air  pendinginan  kondensasi  cair
atau padat  ukuran butir bertambah
INTI KONDENSASI
• Merupakan bagian aerosol di dalam atmosfer,
seperti debu, garam, jelaga, ion-ion, yang
berperan mendukung terjadinya kondensasi
uap air.
• Berdasar asalnya : - inti kondensasi natural
- antropogenik
• Berdasar afinitas : - higroskopis
- hidrofobik
• Ukuran inti kondensasi yang efektif 0.1
sampai 1 mikron
PERTUMBUHAN AWAN MENJADI HUJAN
Proses Hujan Panas
(Bowen – Ludlam)
• Pertumbuhan butir awan melalui benturan
dan penggabungan.
• Terjadi di daerah tropis

Proses Kristal Es
(Bergeron – Findeisen)
• Terjadi pada awan dingin (mengandung
kristal es). Pada suhu tertentu tekanan uap
pada es < air  butir air menguap dan kristal
es makin besar.
TIPE AWAN
• Awan tinggi
• Awan menengah
• Awan rendah
• Awan dengan perkembangan vertikal
PRESIPITASI
TIPE PRESIPITASI
1. Hujan konvektif : terjadi akibat naiknya massa udara
panas dan lembab dengan proses penurunan suhu
adiabatik
2. Hujan orografik : terjadi akibat naiknya massa udara
lembab secara paksa karena menemui hambatan
(dataran tinggi, gunung, bukit,dsb)
3. Hujan frontal : terjadi akibat naiknya dua massa udara
yang berbeda sifat (panas dan dingin), mengalami
konvergensi.
4. Hujan siklonik : terjadi akibat bergeraknya massa udara
dalam skala besar, berkaitan dengan sistem pusat
tekanan rendah atau siklon.
MUSIM HUJAN
 Musim hujan mulai berlangsung bila curah hujan di
suatu daerah mencapi 50 mm dalam dua dasarian
berturut-turut

 Sifat hujan : - di atas normal > 115% rata-rata


- normal 85% - 115% rata-rata
- di bawah normal < 85% rata-rata

 Rata-rata CH bulanan : nilai rata-rata CH masing-


masing bulan , minimal dlm periode 10 th
 Normal CH bulanan - minimal 30 th
• Bentuk Presipitasi : a. Hujan Air
b. Hujan es
c. Hujan salju
• Jenis Hujan :
a. Hujan Gerimis Ǿ butir 0,15 mm
b. Hujan lemah 0,50 mm
c. Hujan normal 1,0 mm
dg intensitas 0,05 – 0,25 mm/detik
d. Hujan deras Ǿ butir 2,0 mm
dg intensitas 0,26 – 1,0 mm/detik
e. Hujan sangat deras Ǿ butir > 2,0 mm
dg intensitas > 1,0 mm/detik
• Hari hujan : suatu hari dengan curah
hujan minimal 0,5 mm/ hari
• Hari hujan tanaman : suatu hari hujan dg
curah hujan minimal 2,5 mm/hari, ini
dapat dimanfaatkan oleh tanaman
• Curah hujan 1 mm artinya :
hujan yang jatuh pada sebidang tanah
seluas 1 m2 :
1 mm x 1 m2 = 0,01 dm x 100 dm2
= 1 liter
DISTRIBUSI CURAH HUJAN
Hari hujan : hari yang mengalami hujan minimal
0.5 mm.
Distribusi Zonal CH Tahunan
Curah hujan tertinggi (rata-rata CH tahunan >
1600 mm) terdapat di sekitar equator (15o LU –
10oLS) yang dikenal sbg ITCZ.
Pada 20o – 35o LU dan LS (daerah antisiklon
subtropis), rata-rata CH tahunan <900 mm.
Pada lintang 40o – 55o LU dan LS (daerah
konvergensi lintang menengah), rata-rata curah
hujan tahunan 1000-2000 mm.
Dari lintang 55o ke arah kutub CH menurun
tajam, rata-rata CH tahunan sekitar 150 mm.
Distribusi Zonal CH Musiman
Lintang 30o LU – 30o LS :
Zona 1 : dekat equator, zona pertemuan angin pasat
timur laut dan tenggara. Hampir sepanjang tahun
menerima hujan
Zona 2 : Lintang 5o – 20o LU dan LS, CH bersifat
musiman, jumlah CH< zona 1.
Zona 3 : CH rendah, terjadi pada musim dingin
Zona 4 : CH sangat sedikit

Lintang 30o – 40o LU/LS


• Zona 5 dan 6 : di antara zona konvergensi lintang
menengah dan zona angin baratan antisiklon subtropis.
Hujan sangat sedikit pada musim panas dan cukup
banyak pada musim dingin.
Lintang di atas 40o

• Zona 7 : CH pada semua musim tetapi lebih


banyak pada musim panas.
• Zona 8 : CH jarang sepanjang musim. CH
maksimum terjadi pada bulan terpanas
karena uap air lebih banyak.
PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN
DATA HUJAN
• Curah hujan: tinggi air hujan (mm) yang
diterima permukaan sebelum mengalami
aliran permukaan, evaporasi dan infiltrasi.
• Hari hujan: suatu hari dengan curah hujan
minimal 0.5 mm
• Intensitas hujan: jumlah curah hujan dibagi
selang waktu terjadinya hujan
• Alat pengukur curah hujan: ombrometer &
ombrograf
• Isohyet: garis yang menghubungkan tempat-
tempat dengan curah hujan sama
PENGOLAHAN DATA
Untuk mengetahui rata-rata curah hujan
wilayah :
1. Rata-rata aritmatik
2. Metode Isohyet
3. Metode Poligon Thiessen
EVAPOTRANSPIRASI
Neraca Air
P + I = D + Ro + ET +S
P : Curah hujan (presipitasi)
I : Irigasi
D : Drainase
Ro : Run off (aliran permukaan)
ET : Evapotranspirasi
S : Cadangan di dalam tanah
BATASAN
• Evapotranspirasi (ET): kehilangan air pada
suatu luasan lahan melalui evaporasi (dari
tanah) dan transpirasi (dari tumbuhan).
• ET potensial (ETp): Laju maksimum
kehilangan air dari suatu lahan yang tertutup
rapat oleh tajuk tanaman pendek (rumput),
dengan penyediaan air yang cukup.
• ET aktual : ET pada lahan dimana penutupan
oleh tajuk tidak/belum penuh, permukaan
tanah kering(air tanah tersedia terbatas).
• ET pertanaman = kc x Etp
kc : koefisien tanaman
PENGUKURAN EVAPOTRANSPIRASI
• Kancah (Panci) klas A
• Lisimeter

PENDUGAAN EVAPOTRANSPIRASI
• Metode Penman
• Metode Blaney – Cridle
• Metode Radiasi
• dsb
EVAPORASI
Evaporasi merupakan proses perubahan air
dari bentuk cair menjadi gas (uap air) dan
perpindahannya dari permukaan benda ke
atmosfer.

SYARAT TERJADINYA
1. Ada energi, untuk merubah air dari bentuk
cair menjadi uap air
2. Ada proses difusi, yaitu berpindahnya uap
air ke atmosfer.
FAKTOR YANG BERPENGARUH
1. Suhu udara
Makin tinggi suhu evaporasi makin besar
2. Angin
Kecepatan angin bertambah  evaporasi
meningkat (sampai batas tertentu).
3. Tekanan uap air (kelembaban) atmosfer
Kelembaban udara rendah  laju evaporasi
tinggi
4. Sifat dan bentuk permukaan
Tanah gundul, tanah bervegetasi, dsb
5. Kualitas air
Air asin  evaporasi lebih lambat dibanding
pada air air tawar
TRANSPIRASI
as(Qs) + al(Ql) = QF + H + E + G + P
as: koefisien penyerapan radiasi gelombang
pendek Qs
al : koefisien penyerapan radiasi gelombang
panjang Ql
QF:disipasi oleh daun (radiasi balik berupa
gelombang panjang)
H : energi untuk pemanasan udara
E: energi untuk transpirasi
G : energi untuk pemanasan tajuk tanaman
P : energi untuk fotosintesis
• Transpirasi ditentukan oleh kesetimbangan
kehilangan air dari tanaman ke atmosfer dan
penyerapan air tanah oleh tanaman
a. Struktur daun (berbulu, berlapis lilin dsb)
b. Karakteristik stomata
c. Ketersediaan air dlm tanah
d. Kondisi atmosfer (angin, suhu udara, RH)
KLASIFIKASI IKLIM
Klasifikasi genetik
A. Berdasar perbedaan penerimaan radiasi
surya :
• Wilayah iklim tropis : 23.5o LU – 23.5o LS
Ciri khas : winterless
2. Wilayah iklim subtropis atau temperate atau
sedang : 23.5o – 66.5o LU dan LS
Ciri khas : springs, summer,autumn,winter
3. Wilayah iklim kutub : > 66.5o LU (Artik) dan
>66.5o LS (Antartik)
Ciri khas : summerless
B. Berdasar aliran massa udara
Tipe Iklim Ciri sifat
• Zona equatorial 1. Basah terus menerus
• Zona tropika 2. Hujan musim panas
• Zona subtropika kering 3. Kering
• Zona hujan winter 4. Hujan musim dingin
subtropika
• Zona ekstratropika 5. Hujan sepanjang tahun
• Zona sub-polar 6. Hujan terbatas
• Zona Boreal 7. Hujan musim panas, salju
musim dingin terbatas
8. Zona kutub 8. Hujan musim panas, salju
musim dingin
KLASIFIKASI EMPIRIK
Berdasar hasil pengamatan unsur-unsur cuaca/iklim :
Suhu udara (penetuan bulan terdingin & terpanas),
curah hujan (penentuan bulan basah, bulan kering),
evapotranspirasi dan vegetasi indikator.

A. Klasifikasi Thornthwaite (berdasar indeks kelembaban


dan evapotranspirasi potensial)
1. Megatermal
2. Mesotermal
3. Mikrotermal
4. Tundra
5. Frost
B. Klasifikasi Koppen
Berdasar hubungan iklim dan pertumbuhan vegetasi :
HUBUNGAN IKLIM DENGAN TANAH,
TUMBUHAN DAN HAMA PENYAKIT
TANAMAN
• Produksi pertanian dikendalikan oleh beberapa
faktor :
1. Atmosfer menyediakan gas, cuaca/iklim
sumber energi
2. Tanah menyediakan unsur hara dan air
3. Tanaman/ternak sbg mesin pemroses
produksi
4. Hama penyakit tanaman sbg penekan
produksi
5. Manusia sbg pengelola
HUBUNGAN IKLIM DENGAN TANAH
• Proses pembentukan tanah dipengaruhi unsur iklim :
radiasi surya, curah hujan, suhu udara, angin

• Ketersediaan unsur hara dan air dalam tanah dipengaruhi :


curah hujan, suhu tanah
HUBUNGAN IKLIM DENGAN TANAMAN
• Pertumbuhan, perkembangan dan produksi tanaman
dikendalikan beberapa faktor :
1. Genetik
2. Lingkungan (tanah/media tanam dan cuaca/iklim
serta lingkungan biotik yang bersimbiosis ataupun
yang bersifat patogenik
3. Manusia (petani) sbg pengelola

• Kesesuaian iklim untuk tumbuhan/tanaman

• Proses fotosintesis dan respirasi dipengaruhi cuaca :


Fotosintesis : 6CO2 + 6H2O + Energi PARC6H12O6 +6O2

Respirasi : C6H12O6 + O2 6CO2 +6H2O +Energi


PENGARUH CUACA TERHADAP HAMA
PENYAKIT TANAMAN
• Cuaca mempengaruhi penyebaran dan populasi
serangga hama dan patogen penyebab penyakit
tanaman (jamur, bakteri,virus )
1. Pengaruh langsung terhadap perkembangan
(natalitas dan mortalitas)
2. Pengaruh tak langsung : kondisi tanaman inang
dan musuh alami
• Unsur cuaca yang berpengaruh antara lain :
1. Cahaya (radiasi surya)
2. Suhu udara
3. Kelembaban udara
4. Angin
Daftar Pustaka
Lillesand, T.M and R.W. Kiefer. 1979. Remote Sensing and
Image Interpretation. John Wiley and Sons. New York.
Paine, D. 1981. Aerial Photography and Image
Interpretation for Resource Management . John Wiley
and Sons. New York
Sutanto. 1978. Fotogeografi. Fakultas Geografi Universitas
Gadjah mada. Yogyakarta
Sutanto. 1982. Pengetahuan Dasar Fotogrametri. Fakultas
Geografi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
Sutanto. 1986. Penginderaan Jauh. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta
LAMPIRAN
Foto Udara (Berwarna dan Hitam Putih)
Foto Satelit (citra non foto)

Anda mungkin juga menyukai