Anda di halaman 1dari 18

DATA METEOROLOGI Program D3/D4

Teknik Sipil ITS

HIDROLOGI 1
DATA METEOROLOGI
CUACA & IKLIM
- Data ini sangat erat hubungan dengan karakteristik daerah aliran sungai.
- Persoalan meteorologi adalah studi mengenai kondisi cuaca & iklim dari suatu
daerah aliran.
Dilihat pada waktu sesaat  cuaca
- Iklim : rata-rata cuaca ini dilihat sepanjang tahun.
DATA METEOROLOGI

TEMPERATUR (SUHU)
Temperatur Udara
- Sangat mempengaruhi : hujan; evaporasi & transpirasi.
- Pengukuran : diletakkan pada sangkar meteorologi supaya
terlindung dari hujan dan angin.
- Besarnya temp. merupakan fungsi dari tinggi tempat atau variasi
elevasi.
- Data temp.udara dinyatakan dalam derajat centigrad (°C), derajat
farenheit (°F)
DATA METEOROLOGI

SANGKAR METEOROLOGI(suhu udara) TERMOMETER TANAH(suhu tanah)


DATA METEOROLOGI
Temperatur Harian :
24
ti
tav  
i 24
tav = temperatur rata – rata harian (°C)
ti = temperatur jam – jaman (°C)
Biasanya temperatur udara juga diukur dengan 2 termometer :
termo max & termo minimum.
Dari 2 termometer tersebut dihitung :
tmaxtmin
tav 
2
tav = temperatur rata – rata harian
tmax = temperatur harian max (°C)
tmin = temperatur harian min (°C)
Dalam kondisi atmosfer normal setiap kenaikan elevasi, temperatur udara akan
mengalami penurunan.
Temp. Rata – rata mengalami penurunan 0,7 °C tiap kenaikan 100 m.
TEKANAN UDARA
Sangat besar sekali pengaruhnya terhadap angin dan penguapan air
permukaan.
1 bar = 105 N/m2
1 mm bar = 102 N/m2
1 atm = 760 mm Hg
Alat pengukur tekanan udara :
BAROMETER
Tekanan udara akan berkurang menurut elevasi tempat.
Hubungan antara tekanan udara dan elevasi dirumuskan oleh : LAPLACE

Po Z
Log 
Dimana :
P 18400 1  Kt 
P = tekanan udara pada elevasi Z m (mm/Hg)
Po = tekanan udara pada elevasi awal
K = Koef. Pengembangan udara
= 0,00367
t= temperatur rata sampai Z m (°C)
PENYINARAN MATAHARI

SUNSHINE RECORDER
PENYINARAN MATAHARI
Diukur dengan SUNSHINE RECORDER
Dipasang pada tiang pasangan batu bata setinggi 1,20 m dari muka tanah.
Contoh pengolahan penyinaran matahari selama satu hari,
Tgl. 11 Maret ’85
Jam : 06.00 – 07.00 = 0 12.00 – 13.00 = 10
07.00 – 08.00 = 3 13.00 – 14.00 = 10
08.00 – 09.00 = 7 14.00 – 15.00 = 8
09.00 – 10.00 = 8 15.00 – 16.00 = 10
10.00 – 11.00 = 10 16.00 – 17.00 = 10
11.00 – 12.00 = 7 17.00 – 18.00 = 2
Hasil pembacaan pembakaran dalam satu hari dijumlahkan kemudian
dibagi dengan 10.
Jadi pembacaannya ditotal :
85  dibagi 10  85/10 = 8,5 jam
Lama penyinaran = 8,5 jam  11 Maret
Misal data penyinaran tgl. 11 maret
PENYINARAN MATAHARI
Terbenam jam : 18.12
Terbit jam : 05.59
Lama penyinaran : 12.13

 Lama penyinaran relatif :

8,5
 100%  69,5%
12,13
n
Bila = 100 %  tidak ada awan
N
n
Bila = 0 %  langit tertutup awan
N
ANGIN
Arah angin : arah dimana angin bertiup
Kecepatan angin diukur dengan ANEMOMETER
Macam ANEMOMETER :
1. Tipe Robinson
2. Tipe Thies
3. Tipe Casella
Contoh :
Misal bacaan pada tgl 2 Maret 1985 = 141298
1 Maret 1985 = 141173
Selisih bacaan = 125
 Anemometer Thies, pembacaan dikalikan dengan 100, yaitu
dalam satuan m dan kemudian dijadikan Km  125 x 100 =
12,5 Km/hr.
 Anemometer tipe Casella, pembacaannya adalah langsung
dari hasil pengurangan ditulis dengan 1 (satu) angka
dibelakang koma.
Selisih = 125 ≈ 12,5 Km/hr.
ANGIN
 Persamaan empiris untuk kecepatan angin rata – rata pada
suatu tempat (ttk) dari permukaan tanah sampai ketinggian
± 610 m (2000 ft)

1
Z 7
V V o 
 Zo 
Dimana :
Vo = Kecepatan angin pada anemometer dengan tinggi Zo
V = Kecepatan angin pada tempat lebih tinggi Z
V2 = V1 (log 6,6/log Z)
V2 = Ketinggian 2 m
V1 = Ketinggian 1 m
ANGIN

Tipe Robinson Tipe Casella

ANEMOMETER
KELEMBABAN UDARA
 Udara sangat mudah menyerap air dalam bentuk uap air,
tergantung dari temperatur udara & kadar airnya.
 Temperatur udara makin tinggi makin banyak air menguap
dan mengisi udara, dan ini akan berlangsung terus sampai
terjadi keseimbangan dimana udara jenuh uap air dan
penyerapan air tidak banyak.
 Tekanan pada molekul air dalam kondisi diatas diketahui
sebagai uap jenuh / tekanan uap jenuh (saturation vapour
presure) – es pada suatu temperatur tertentu.
 Setiap penguapan membutuhkan panas yang ada di udara
dimana panas ini disebut LATENT HEAT OF EVAPORATION (hr).
hr = 606,5 – 0,695 t (cal/g)
Dimana t = °C

 Kelembaban udara dan tekanan uap air naik  temp. udara


turun  untuk pengukuran dipakai termometer bola basah.
KELEMBABAN UDARA
 Dari kenyataan bahwa kelembaban udara sangat tergantung
dari temp. yang selalu tidak tetap, maka kelembaban udara
yang mutlak sebenarnya jarang dijumpai.
 Yang ada Kelembaban Relatif.
ea
h   100%
e s
e = tekanan uap pada temperatur t°C (mmHg)
a

es = tekanan uap jenuh temperatur t°C (mmHg)


h = Kelembaban, %
Contoh :
Pengukuran T bola kering (td) : 24 °C
Pengukuran T bola basah (tw) : 20 °C
Selisih : 4 °C
Dari tabel 3.2  h = 64 %, dari temp. bola kering t = 24 °C
tabel 3.1  es = 22,27 mmHg
Maka, ea dapat dicari
KELEMBABAN UDARA
 Bila temp udara & temp titik embun diketahui, maka perkiraan
besarnya kelembaban relatif dapat diperoleh :

8
 112  0,1t  td 
h 
 112  0,9t 
td = temperatur titik embun (°C)
KELEMBABAN UDARA
Tabel 3.1 Tekanan Uap Air es (mmHg) Sebagai Fungsi Temp. t (°C)
KELEMBABAN UDARA
Tabel 3.2 Psychrometer (Kelembaban)
KELEMBABAN UDARA

PSHYCHROMETER

Anda mungkin juga menyukai