Unsur-Unsur Cuaca
Penyinaran matahari mempunyai peranan dalam pembentukan cuaca karena
merupakan energi panas yang menimbulkan perubahan suhu, tekanan, dan
kelembapan udara di muka Bumi.
Ada beberapa unsur laiyang ikut berperan dalam unsur cuaca. Antara unsur
yang satu dengan yang lain saling berkait, saling memengaruhi, saling
ketergantungan, dan membentuk kerja gabungan. Unsur-unsur tersebut
sebagai berikut.
a. Suhu Udara
Suhu udara merupakan ukuran untuk menyatakan keadaan panas atau
dinginnya udara. Suhu udara diukur dengan alat termometer. Hasil
pengukuran dapat dinyatakan dalam 3 skala, yaitu Celcius (C), Reamur (R), dan
Fahrenheit (F). Persebaran suhu udara di permukaan Bumi berbeda-beda.
Karakteristik
persebaran suhu udara sebagai berikut.
1) Persebaran Secara Horizontal
Suhu udara tertinggi terdapat di daerah tropis atau sekitar ekuator, semakin
ke kutub semakin dingin.
2) Persebaran Secara Vertikal
Semakin tinggi suatu tempat, suhu udara semakin dingin atau semakin rendah.
Hal ini sesuai dengan hukum gradien geothermis, yaitu setiap kenaikan 100
meter suhu berkurang rata-rata 0,6°C.
Pada udara kering besar gradien geothermis sebesar 1°C. Pada lapisan
atmosfer tertentu hukum ini tidak berlaku.
Persebaran suhu baik vertikal maupun horizontal tidak terjadi dengan
sendirinya
Persebaran tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut.
Contoh:
Suhu maksimum = 36° C dan suhu minimum = 20° C
SHR = (20 C + 36 C ) / 2
= 28° C
Contoh soal:
Berapa suhu udara di daerah A, jika mempunyai ketinggian 1.500 m dari
permukaan laut?
Jawab:
T = 26,3 – 0,6 (15)
= 26,3 – 9
= 17,3°C
Jadi, suhu udara di daerah A adalah 17,3°C.
Contoh soal:
Kota A memiliki ketinggian 50 m di atas permukaan laut. Rata-rata suhu udara
di kota A adalah 28°C. Berapakah rata-rata suhu udara kota B yang memiliki
ketinggian 260 m di atas permukaan laut?
Jawab:
∆T = 0,006 (5 – 215) × 1°C
= –1,26°C
Jadi, suhu udara kota B = 28°C – 1,26°C
= 26,74°C
b. Tekanan Udara
Seperti halnya tanah dan air, udara juga mempunyai berat dan tekanan.
Tekanan udara merupakan tenaga yang digunakan untuk menggerakkan massa
udara dalam setiap satuan luas tetentu. Daerah yang menerima panas
matahari, udaranya akan mengembang dan naik dengan tekanan udara rendah.
Daerah yang mempunyai suhu udara rendah maka tekanan udaranya tinggi.
Gerakan udara akan terjadi dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah
yang bertekanan rendah kemudian terjadilah angin. Alat untuk mengukur
tekanan udara disebut barometer
.
c.Angin
Angin dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti berlayar,
menggerakkan kincir, dan mengeringkan jemuran. Tetapi, jika angin memiliki
kecepatan tinggi, maka tiupan bisa memorakporandakan daerah yang
dilaluinya. Angin bertiup dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang
bertekanan rendah. Hal-hal yang berkaitan dengan angin antara lain
kecepatan, arah, dan system angin.
a. Kecepatan Angin
Kecepatan angin yang bertiup dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1) Gradien Barometris
Perbedaan tekanan udara antara dua tempat akan menghasilkan angin.
Semakin besar perbedaan tekanan udara, maka angin yang bertiup pun akan
semakin kencang atau kuat.
Sebagaimana yang dirumuskan dalam hukum Stevenson.
Menurut Stevenson kekuatan angin yang bertiup berbanding lurus dengan
gradien barometernya. Semakin besar gradient barometernya, semakin kuat
angin yang bertiup. Gradien barometer adalah perbedaan tekanan udara
antara dua isobar pada tiap jarak lurus 15 meridian atau 111 km.
Contoh soal:
Diketahui dua isobar X dan Y. Isobar X mempunyai tekanan udara 1.450 mb
(milibar) dan
isobar Y mempunyai tekanan udara 1.150 mb. Jika jarak X dan Y adalah 600
km, berapakah
gradien barometernya?
Jawab:
Perbedaan tekanan X dan Y = 1.450 – 1.150 = 300 mb.
Jadi, gradien barometernya =( 300 : 111 ) / 600 = 55,5 mb.
2) Angin Muson
Proses terjadinya:
1. Angin Muson Barat
Pada bulan Oktober–April, posisi Matahari berada di sebelah selatan
khatulistiwa (Australia) sehingga suhunya lebih panas, yang mengakibatkan
tekanan udaranya lebih rendah, dibanding wilayah utara khatulistiwa (Asia).
Angin bertiup dari wilayah Asia yang bertekanan maksimum, ke wilayah
Australia yang bertekanan minimum. Angin ini bersifat lembap dan basah
sehingga menyebabkan terjadinya musim hujan di wilayah Indonesia.
2. Angin Muson Timur
Proses terjadinya angin muson timur berkebalikan dengan angin muson barat.
Pada bulan April–Oktober, posisi Matahari berada di sebelah utara
khatulistiwa (Asia). Suhu udara di wilayah ini lebih panas dan tekanan udara
lebih rendah dibanding wilayah Australia. Akibat perbedaan tekanan udara,
angin bertiup dari wilayah Australia yang bertekanan udara tinggi ke wilayah
Asia yang bertekanan udara rendah. Angin ini melewati wilayah Australia yang
bergurun dan bersifat kering. Angin ini menyebabkan musim kemarau/panas di
wilayah Indonesia. Angin muson timur bertiup pada bulan April–Oktober, saat
itu kedudukan Matahari berada di belahan Bumi utara atau Benua Asia.
Angin Lokal
Berembusnya angin lokal dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:
(1) sifat daratan dan perairan,
(2) jumlah pemanasan sinar matahari pada suatu wilayah, dan
(3) ketinggian suatu tempat.
Berdasarkan perbedaan karakteristik faktor-faktor yang memengaruhi inilah,
angin local dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut.
(1) Angin Darat dan Angin Laut
(a) Pada malam hari suhu air laut terasa panas, sementara darat sudah
mendingin.
Akibatnya, tekanan udara di darat tinggi dan tekanan udara di laut
rendah. Oleh karena itu, bertiuplah angin darat yang bertiup dari darat
menuju laut. Angin darat digunakan para nelayan untuk berangkat berlayar
mencari ikan laut.
(b) Pada siang hari daratan lebih cepat menjadi panas daripada lautan.
Akibatnya, pada siang hari daratan bertekanan minimum dan laut bertekanan
maksimum. Kondisi ini menyebabkan terjadinya angin laut yang berembus dari
laut ke daratan. Angin ini
digunakan nelayan untuk pulang dari melaut.
d. Kelembapan Udara
Udara mengandung uap air yang berasal dari berbagai tubuh air, baik air
permukaan maupun air tanah. Makin tinggi suhu udara, kandungan uap air
semakin tinggi. Hal ini juga berarti bahwa kelembapan udara juga semakin
tinggi. Alat untuk mengukur kelembapan udara disebut higrometer.
Kelembapan udara ada dua macam
.
1) Kelembapan Udara Relatif atau Nisbi
Merupakan perbandingan jumlah uap air dalam udara (kelembapan absolut)
dengan jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung oleh udara tersebut
dalam suhu yang sama dan dinyatakan dalam persen (%). Untuk menghitung
kelembapan nisbi dapat digunakan rumus berikut :
e. Awan
Awan merupakan massa dari butir-butir kecil air yang larut di lapisan
atmosfer bagian bawah. Awan dapat menunjukkan kondisi cuaca. Awan gelap
menandakan kemungkinan hujan. Sedang langit tanpa awan menunjukkan cuaca
cerah. Awah gelap yang membumbung menandakan hujan badai akan terjadi.
Nah, adanya berbagai jenis awan ini membuat adanya klasifikasi awan, antara
lain berdasarkan ketinggian.
Berdasarkan ketinggiannya, awan dapat dibedakan sebagai berikut.
a. Awan rendah (ketinggian kurang dari 2 km).
Contoh: nimbostratus, stratus, dan stratocumulus.
b. Awan menengah, mempunyai ketinggian dasar awan antara 2–6 km.
Contoh: altostratus dan altocumulus.
c. Awan tinggi (ketinggian di atas 6 km).
Contoh: cirrostratus, cirrocumulus, dan cirrus.
d. Awan menjulang vertikal (ketinggian 0,5–18 km).
Contoh: cumulonimbus dan cumulus.
.
Hujan Orografis
2) Hujan Frontal
Hujan frontal merupakan hujan yang terjadi di daerah front atau daerah yang
terbentuk oleh pertemuan dua massa udara yang berbeda temperatur
(suhu). Massa udara panas bertemu dengan massa udara dingin sehingga
massa udara terkondensasi dan terjadilah hujan.
3) Hujan Zenithal
Tipe hujan ini terjadi karena udara naik disebabkan oleh pemanasan pada
suhu yang tinggi. Udara panas ini naik terus-menerus dan akhirnya terjadilah
kondensasi yang mengakibatkan hujan. Hujan tipe ini sering terjadi di daerah
tropis sehingga juga sering disebut sebagai hujan naik tropis.
Selain itu, hujan tipe ini sering disebut hujan konveksi atau ekuatorial karena
adanya arus konveksi menyebabkan uap air di ekuatorial naik secara vertikal
sebagai akibat pemanasan air laut secara terus-menerus. Masih ada sebutan
lain bagi hujan tipe ini, yaitu hujan zenithal. Disebut hujan zenithal karena
biasanya hujan ini terjadi ketika matahari melalui zenith daerah ini. Hampir
semua wilayah di daerah tropis mendapat dua kali hujan zenithal dalam satu
tahun.
Ingredients:
Mature 50 ml water
The sweet orange fruit (orange Sunkist)
Ice Cubes
Steps:
Terjemahan:
Bahan:
Langkah – langkah:
Ingredients:
Mature 50 ml water
The sweet orange fruit (orange Sunkist)
Ice Cubes
Steps:
Terjemahan:
Bahan:
Langkah – langkah:
Ingredients:
How to make:
Toast the bread on the Teflon without put anything on the surface. Let the bread until you
find it turn to be brown.
Lift and grease by using mayonnaise as your taste on the bread’s surface.
Make the content of your sandwich by combining all the materials together. Add the
mayonnaise and stir until blended.
Take bread that has been baked. Layer it with lettuce and cheese on the top. Also, put the
contents of the sandwich’s mixture on the top, then cover with sliced tomatoes and lettuce.
Add the mayonnaise over the lettuce before it is covered with the last layer of your
sandwich bread.
Ready to serve.
Terjemahan:
Bahan:
Cara membuat:
Panggang roti di teflon tanpa menaruh apa pun di permukaan. Biarkan roti kalian berubah
berwarna kecoklatan.
Angkat serta beri minyak dengan memakai mayones sesuai selera kalian di permukaan
roti.
Buat isian sandwich kalian dengan memadukan seluruh bahan menjadi satu. Tambahkan
mayones serta aduk hingga merata.
Ambil roti yang telah dipanggang. Lapisi dengan selada serta keju di atasnya. Serta,
letakkan isi campuran sandwich di atas, kemudian tutup dengan menggunakan irisan
tomat serta selada.
Tambahkan mayones di atas selada sebelum ditutup dengan lapisan terakhir roti
sandwich kalian.
Siap untuk dihidangkan.