Anda di halaman 1dari 8

TEKANAN UDARA

1. Pengertian Tekanan Udara

Tekanan udara adalah tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam setiap satuan
luas tertentu.Diukur dengan menggunakan barometer. Satuan tekanan udara adalah milibar (mb).
Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan udaranya disebut sebagai
isobar.Tekanan udara diukur berdasarkan tekanan gaya pada permukaan dengan luas tertentu,
misalnya 1 cm2. Satuan yang digunakan adalah atmosfer (atm),millimeter kolom air raksa
(mmHg) atau milibar (mbar). Tekanan udara patokan (sering juga disebut) tekanan udara
normal) adalah tekanan kolom udara setinggi lapisan atmosfer bumi pada garis lintang 450 dan
suhu 00C. Besarnya tekanan udara tersebut dinyatakan sebagai 1 atm. Tekanan sebesar 1 atm ini
setara dengan tekanan yang diberikan oleh kolom air raksa setinggi 760 mm. Satuan tekanan
selain dengan atm atau mmHg juga dapat dan sering dinyatakan dalam satuan kg/m2.

Dan juga Tekanan udara merupakan tingkat kebasahan udara karena dalam udara air selalu
terkandung dalam bentuk uap air. kandungan uap air dalam udara hangat lebih banyak daripada
kandungan uap air dalam udara dingin. kalau udara banyak mengandung uap air didinginkan
maka suhunya turun dan udara tidak dapat menahan lagi uap air sebanyak itu. Uap air berubah
menjadi titik-titik air. Udara yang mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya
disebut udara jenuh.

1. Pembentukan Udara

Udara terbentuk dari campuran gas yang diperlukan oleh semua tanaman dan hewan untuk
hidup. Ketika bergerak,udara menekan segala sesuatu yang dilaluinya,misalnya daun berdesir
dan layangan terangkat tinggi. Gerakan udara yang disebabkan oleh tekanan disebut angin.
Udara yang tak bergerak juga menekan. Bumi dikelilingi oleh lapisan udara setebal 640 km.

Meskipun ringan,lapisan udara ini begitu tebal sehingga menekan semua benda kepermukaan
tanah dengan kekuatan yang sama dengan tekanan setebal 10,4 m. Kita tidak merasakan tekanan
udara ke tubuh kita karena tekanannya sama besar pada seluruh tubuh,dan cairan dalam tubuh
juga menekan ke luar. Tekanan atmosfer lebih rendah di tempat tinggi. Tekanan udara pada
kapal terbang di ketinggian sekitar 16.000 m di atas permukaan tanah hanya tekanan di
permukaan tanah.

1. Variasi Tekanan Udara

Tekanan udara dibatasi oleh ruang dan waktu. Artinya pada tempat dan waktu yang berbeda,
besarnya juga berbeda. Tekanan udara secara vertikal yaitu makin ke atas semakin menurun.

Hal ini dipengaruhi oleh:


 Komposisi gas penyusunnya makin ke atas makin berkurang.
 Sifat udara yang dapat dimampatkan, kekuatan gravitasi makin ke atas makin lemah.
 Adanya variasi suhu secara vertikal di atas troposfer (>32 km) sehingga makin tinggi
tempat suhu makin naik.

Tekanan udara secara horizontal yaitu variasi tekanan udara dipengaruhi suhu udara, bahwa
daerah yang suhu udaranya tinggi akan bertekanan rendah dan daerah yang bersuhu udara rendah
tekanannya tinggi.

Pola penyebaran tekanan udara horizontal dipengaruhi:

 Lintang tempat.
 Penyebaran daratan dan lautan.
 Pergeseran posisi matahari tahunan.

1. Sistem Tekanan Udara

Dua system tekanan udara yang utama mengontrol cuaca kita. Tekanan tinggi (antisiklon)
terbentuk ketika udara dingin turun. Biasanya tekanan tinggi berarti cuacanya kering dan baik
panas di musim panas dan dingin di musim dingin. Tekanan rendah (siklon atau depresi) terjadi
ketika udara panas naik,membawa awan hujan dan cuaca yang tidak mementu. Angin bertiup
dari zona bertekanan tinggi ke zona bertekanan randah. Kekuatan angin tergantung pada
besarnya perbedaan tekanan. Jika perbedaannya besar,maka anginnya kuat.
Seperti dibelahan bumi utara,angin berputar melawan arah jarum jam menuju zona bertekanan
rendah dan berputar-putar searah jarum jam dari zona bertekanan tinggi dan dibelahan bumi
selatan,angin berputar berlawanan arah dengan angin di belahan bumi utara,berputar menuju
zona bertekanan rendah.

1. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Udara

Faktor-faktor yang memengaruhi tekanan udara adalah sebagai berikut :

1. Tinggi Rendahnya Tempat

Semakin tinggi suatu tempat, lapisan udaranya semakin tipis dan semakin renggang, akibatnya
tekanan udara semakin rendah.Tekanan udara di suatu tempat pada umumnya dipengaruhi oleh
penyinaran matahari. Daerah yang banyak mendapat sinar matahari mempunyai tekanan udara
rendah dan daerah yang sedikit mendapat sinar matahari mempunyai tekanan udara tinggi.

Tekanan udara pada suatu tempat berubah sepanjang hari. Alat pencatat tekanan udara
dinamakan barograf. Pada barograf tekanan udara sepanjang hari tergores pada kertas yang
dinamakan barogram. Bila hasilnya dibaca secara teliti, maka tekanan udara tertinggi terjadi pada
pukul 10.00 (pagi) dan pukul 22.00 (malam) dan tekanan rendah terjadi pada pukul 04.00 (pagi)
dan pukul 16.00 (sore).

1. Temperatur
Jika temperatur udaranya tinggi, maka volume molekul udara berkembang, sehingga tekanan
udara menjadi rendah, sebaliknya jika temperatur udara menjadi kecil, maka tekanan udara
menjadi tinggi.

1. Sebaran lautan dan daratan

Pengaruh sebaran daratan dan lautan ini sangat jelas pada lintang pertengahan, pada musim
dingin benua relatif lebih dingin dan mempunyai tendensi membentuk pusat-pusat tekanan
tinggi.

1. Alat Ukur Tekanan Udara

alat ukur tekanan udara barometer raksa

Tekanan udara merupakan besaran turunan yang dapat diukur dengan alat ukur yang dinamakan
barometer yang berasal dari bahasa yunani “baros = berat dan metron = udara” . Barometer ada
beberapa jenis seperti barometer. Alat yang ditemukan oleh Ilmuwan asal Irlandia (Robert
Boyle) ini memiliki beberapa jenis seperti barometer air raksa, barometer air, barometer aneroid,
dan beberapa jenis barometer lainnya.

Pada umumnya dunia menggunakan hektopascal untuk menyatakan nilai tekanan udara. Akan
tetapi mungkin masih ada yang menjumpai satuan cmHg pada barometer tua dengan konversi
satuan 1 cmHg = 1,103 x 105 Pa = 1 x 1,013 x 103 hektopascal. Penggunaan hektopascal sebagai
pengganti milibar. Hektopascal adalah satuan pengukuran langsung dari tekanan udara
(gaya/luas alas) seperti halnya newton/cm persegi tetapi dalam satuan metrik. 1 Hektopascal =
100 Pascal sedangkan 1 bar = 100.000 newton/m2 = 100.000 Pa.
Barometer ada dua jenis yaitu barometer raksa dan barometer aneroid.Tetapi kegunaan mereka
tetap sama yaitu mengukur tekanan udara. Barometer termasuk peralatan metereologi non
recording yang pada waktu tertentu harus dibaca agar mendapat data yang diinginkan.Barometer
baik raksa maupun aneroid dipengaruhi oleh ketinggian,mengingat tekanan udara akan
berkurang seiring pertambahan ketinggian,sehingga perlu selalu pensetting awal.

Barometer raksa ada dua jenis yaitu wheel barometer dan stick barometer.Prinsip kerja wheel
barometer adalah peningkatan tekanan udara akan berpengaruh pada kolom merkuri
menyebabkan ketinggian raksa di tuba sebelah kiri meningkat disebelah kanan
menurun.Terdapat pemberat kecil yng mengapung di atas merkuri,yang mengikuti pergerakan
turun naik merkuri ini menyebabkan darongan yang terhubung pada pointer dimana akan
mengidentifikasi kenaikan tekanan.Jika terjadi penurunan tekanan maka akan terjadi proses
sebaliknya,barometer jenis ini sebaiknya diguncang dulu sebelum digunakan.

Stik barometer mempunyai prinsip kerja sebagai berikut barometer jenis ini dirancang untuk
dapat membaca tekanan pada sea level dan juga dapat langsung dibaca oleh pengguna pada skala
yang biasanya tercatat pada stick barometer tersebut,sehinngga memerlukan pengaturan yang
lebih rumit disbanding wheel barometer untuk menyesuaikan dengan ketinggian.Prinsip kerjanya
hampir sama dengan wheel barometer karena sama-sama menggunakan air raksa.Intinya
barometer didasarkan pada pemahaman bahwa tekanan udara akan berkurang dengan menambah
ketinggian.

1. Cara Mengukur Tekana Udara

Tekanan udara diukur berdasarkan tekanan gaya pada permukaan dengan luas tertentu, misalnya
1 cm2. Satuan yang digunakan adalah atmosfer (atm), millimeter kolom air raksa (mmHg) atau
milibar (mbar).Tekanan udara patokan (sering juga disebut) tekanan udara normal) adalah
tekanan kolom udara setinggi lapisan atmosfer bumi pada garis lintang 450 dan suhu 00C.
Besarnya tekanan udara tersebut dinyatakan sebagai 1 atm. Tekanan sebesar 1 atm ini setara
dengan tekanan yang diberikan oleh kolom air raksa setinggi 760 mm. Satuan tekanan selain
dengan atm atau mmHg juga dapat dan sering dinyatakan dalam satuan kg/m2

Konversi antara satuan tekanan udara tersebut adalah sebagai berikut :

1 atm = 760 mmHg = 14,7 Psi = 1,013 mbar

Tekanan udara berkurang dengan bertambahnya ketinggian tempat(elevasi atau altitude).


Hubungan antara tekanan udara dengan ketinggian dapat dilihat pada persamaan laplace sebagai
berikut :

H = k(1+¥t)log(β0/βh)

Hubungan antara tekanan udara dengan ketinggian tempat itu dimanfaatkan dalam merancang
alat untuk pengukuran ketinggian tempat yang disebut altimeter. Tekanan udara dipengaruhi oleh
suhu.
1. Rumus Tekanan Udara

Bagaimana menetukan tinggi suatu tempat bila diketahui tekanannya?

Bagaimana pula menentukan tekanan jika yang kita ketahui adalah tekanannya. Tekanan udara
dipermukaan air laut adalah 76 cmHg yang akan jadi patokan dan setiap perubahan tinggi 100 m
maka akan terjadi perubahan tekanan sebesaar 1 mmHg.

Ph = (Pu – h/100) cmHg

Ph = tekanan pada ketinggian h

Pu = tekanan udara permukaan air laut

h = tinggi suatu tempat

Untuk mencari ketinggian :

h = (Pu-Ph) x 100 m

Contoh Soal :

Wilayah Jakarta utara memiliki ketinggian 10 m dibawah permukaan airl laut. Berapakah
tekanan udara di tempat tersebut.

Jawab :

Ph = (Pu – h/100) cmHg

Ph = (76 – 10/100) = 76 – 0,1 = 75,9 ccmHg

jika disuatu puncak gunung tekanan udaranya adalah 45 cmHg, berapa ketinggian gunung
tersebut dari permukaan air laut?

h = (Pu-Ph) x 100

h = (76-45 x 100 = 31 x 100 = 3100 m di atas permukaan laut.

1. Hubungan Gejala- Gejala Alam Dengan Tekanan Udara

Tekanan udara termasuk salah satu unsur utama cuaca. Cuaca adalah keadaan atmosfer di suatu
tempat yang tidak luas pada saat tertentu dan biasanya tidak berlangsung lama. Kita mengatakan
cuaca baik jika hari cerah dan tidak berawan, dan cuaca buruk ketika hari mendung dan turun
hujan lebat. Ilmu yang mempelajariatmosfer di sebut dengan meteorologi.
Tekanan udara pada suatu tempat berubah sepanjang hari. Lembaga neteorologi mencatat
tekanan udara yang berubah-ubah ini pada gulungan kertas yang terdapat pada barograf (alat
pencatat tekanan udara). Penyimpangan yang cukup signifikan pada garfik yang di peroleh dapat
mem prakirakan cuaca di tempat itu:

1. Tekanan udara lebih rendah dari biasanya, maka kemungkinan besar akan turun hujan.
Karena angin akan melaju ke tempat tersebut.
2. Tekanan udara lebih tinggi dari biasanya, maka kemungkinan cuaca cerah. Ini karena
angin bertiup dari daerah tersebut.

Bagaimana pola tekanan udara dapat memprakirakan datangnya musim hujan?

Pola tekanan udara yang baik yang terjadi di belahan bumi utara (BBU) dan belahan bumi
selatan (BBS) misalnya dapat memberikan gambaran seberapa besar aliran udara yang melintasi
wilayah Indonesia (ekuator). Dengan mengacu pada indeks tekanan udara di BBU dan BBS ini
kita dapat mewaspadai kedatangan hujan pada tahun itu secara lebih arif.

1. Jenis- Jenis Tekanan Udara

Jika suatu gas atau udara menempati suatu bejana tertutup maka pada dinding bejana tersebut
akan bekerja suatu gaya. Gaya ini per satuan luas dinding disebut tekanan.Menurut teori ilmu
fisika, gas terdiri dari molekul-molekul yang bergerak terus menerus secara sembarang. Karena
gerakan ini, dinding bejana yang ditempati akan mendapat tumbukan terus-menerus pula dari
banyak molekul.

Tumbukan inilah yang dirasakan sebagai tekanan pada dinding.Jika temperatur gas dinaikkan,
maka gerakan molekul-molekul akan menjadi semakin cepat. Dengan demikian tumbukan pada
dinding akan menjadi semakin sering dan dengan implus yang semakin besar. Jadi meskipun
volume bejana tetap, tekanan pada dinding akan menjadi lebih besar.

1. Tekanan atmosfir

Tekanan atmosfir yang bekerja di permukaan bumi dapat dipandang sebagai berat kolom udara
mulai dari permukanan bumi sampai batas atmosfir yang paling atas. Untuk kondisi standar,
gaya berat kolom udara ini pada setiap 1 cm2 luas permukaan bumi adalah 1,033 kgf. Dengan
perkataan lain dapat dinyatakan bahwa tekanan :

1 atmosfir (1atm) = 1,033 kgf/cm2 = 0,1013 MPa

Tekanan atmosfir juga biasa dinyatakan dalam tinggi kolom air raksa (mm Hg), di mana 1 atm =
760 mm Hg

2. Tekanan Mutlak dan Tekanan Lebih


Untuk menyatakan besarnya tekanan gas (atau zat cair) dalam suatu ruangan atau pipa biasanya
dipakai satuan kgf/cm2 atau Pa (pascal). Dasar yang dipakai sebagai harga nol dalam mengukur
atau menyatakan tekanan ada dua macam.

 Jika harga nol diambil sama dengan tekanan atmosfir, maka tekanan yang diukur disebut
tekanan lebih (gage pressure)
 Jika harga nol diambil sama dengan tekanan vakum mutlak maka tekanan
disebut tekanan mutlak.

Antara tekanan mutlak dan tekanan lebih terdapat hubungan sebagai berikut:

Tekanan mutlak = tekanan lebih + tekanan atmosfir

Dalam penulisan satuan tekanan biasanya perlu ditambahkan keterangan apakah harga yang
dimaksud merupakan tekanan mutlak atau tekanan absolut. Jika yang dimaksud adalah tekanan
lebih, maka penulisan satuannya dapat dilakukan misalnya sebagai berikut: kgf/cm2 (g) atau Pa
(g), dimana g merupakan singkatan dari gage. Jika yang dimaksud adalah tekanan mutlak, dapat
ditulis sebagai: kgf/cm2 (abs) atau Pa (abs) dimana abs. merupakan singkatan dari absolut atau
mutlak.

Dalam praktek biasanya orang memakai tekanan lebih, sedang tekanan mutlak dipakai dalam
teori.

 Tabel konversi tekanan

Tekanan dapat dinyatakan dalam berbagai satuan. Dalam prakteknya seringkali diperlukan
untuk mengubah harga tekanan dalam suatu satuan menjadi harga dalam satuan lainnya. Untuk
memudahkan perhitungan dapat dipergunakan

Tabel. Daftar Konversi Tekanan

mm Hg
Pa Bar kgf/cm2 atm mm H2O
(Torr)
1,019 72 x 9,869 23 x 1,019 72 x 10 7,500 62 x 10-
-
1 1 x 10-5
10-5 10-6 1 3

9,869 23 x
1 x 105 1 1,019 72 1,019 72 x 104 7,500 62 x 102
10-4
9,806 65 x 9,806 65 x 9,678 41 x
1 1,000 0 x 104 7,355 59 x 102
104 10-1 10-1
1,013 25 x
1,013 25 1,033 23 1 1,033 23 x 104 7,600 00 x 102
105
9,806 63 x 1,000 0 x 9,678 41 x 7,355 59 x 10-
9,806 65 1
10-5 10-4 10-5 2

1,333 22 x 1,333 22 x 1,359 51 x 1,315 79 x


1,359 51 x 10 1
102 10-3 10-3 10-3
(Sumber ;Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penebit
Erlangga)

Anda mungkin juga menyukai