Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

QASHASH AL QUR’AN
Dosen pengampu: Abdul Malik M.T, H.I

Disusun Oleh:
Kemlompok IX

Rismawati Amir 20256119046


Syamsiah 20256119057
Tina 20256119056

Fakultas Syariat dan Ekonomi Bisnis Islam


STAIN MAJENE
2019

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam. Alhamdulillah karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah
ulumul Qur’an ini. Adapun maksud dan tujuan kami disini yaitu menyajikan
beberapa hal yang menjadi materi dari makalah kami. Makalah ini membahas
mengenai “Qashash Al Qur’an”. Makalah ini menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti untuk para pembacanya.
Kami menyadari bahwa didalam makalah kami ini masih banyak
kekeurangan , kami mengharapkan kritik dan saran demi menyempurnakan
makalah kami agar lebih baik dan dapat berguna semaksimal mungkin. Akhir
kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan dan penyempurnaan makalah ini.

Majene, 15 September 2019

Penyusun

Kelompok IX

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i


KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3
A. Pengertian Qashash Al-Qur’an ....................................................... 3
B. Macam-macam Qashash Al-Qur’an ............................................... 4
C. Karakteristik Qashash Al-Qur’an ................................................... 5
D. Faedah Dalam Qashash Al-Qur’an ................................................. 6
E. Hikmah Pengulangan sebagai Kisah Dalam Al-Qur’an ................. 7
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 8
A. Kesimpulan ..................................................................................... 8
B. Saran .............................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qu’an merupakan kalamullah yang diwahyukan Allah SWT kada nabi
Muhammad SAW sebagai Rasul terkahir melalui perantara malaikat Jibril, yang
terpercaya dijadikan sebagi pedoman hidup bagi umat manusia. Serta barang siapa
yang membacanya adalah ibadah. Selain berisikan petunjuk bagi umat manusia.
Al-Qur’an juga berisikan mengenai kisah-kisah (Qashash), baik kisah itu dari
masa lalu maupun kisah pada masa yang akan datang. Tuntunan dalam Al-Qur’an
adakalanya disamaikan mlalui kisah-kisah dengan tujua untuk mejelaskan
bantahan terhadap kepercayaan-kepercayaan yang salah dab bantahan terhadap
setiap bujukan untuk berbuat ingkar, serta menerangkan prinsip-prinsip Islamiyah
dalam berdakwah. Dengan tujuan kita bisa mengambil perlajaran dari kisah-kisah
tersebut guna menjadikan diri kita menjadi seorang muslimin yang lebih baik.
Kandungan Al-Qur’an tentang sejarah atau kisah-kisah disebut dengan
iistilah Qashash Al-Qur’an ( kisah-kisah Al-Qur’an). Bahkan ayat-ayat yang
bertentangan kisah jauh kebih banyak ketimbang ayat-ayat yang berbicara tentang
hukum. Hal ini memberikan isyarat bahwa Al-Qur’an sangat perhatian terhadap
masalah kisah, yang memang didalamnya mengandung pelajaran (ibarah).
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dikaji dan dibahas kebih dalam
mengenai Qashash dalam Al-Qur’an dan kami berharap setelah disusunnya
makalah ini dapat membantu dalam menambah wawasan mengenaih Qashash
dalam Al-Qur’an
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari Qashash Al-Qur’an ?
2. Apa saja macam-macam Qashash Al-Qur’an ?
3. Bagaimana karakteristik dan Faedah Qashash Al-Qur’an ?
4. Bagaimana hikmah pada pengulangan sebagian kisah dalam Al-Quran ?
5. Bagaimana hukum dan pandangan para ulama terhadap Qashash Al-Qur’an ?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai yaitu sebagai berikut:
1. Mampu mengetahui pengertian Qashash Al-Qur’an
2. Mampu mengetahui macam Qashash Al-Qur’an
3. Mengetahui karakteristik dan faedah dalam Qashash Al-Qur’an

1
4. Mengetahui hikanh pada pengulangan sebagian kisah dalam Al-Qu’an
5. Mengetahui hukum dan pandangan para ulama terhadap Qashash Al-
Qur’an

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Qashash Al-Qu’ran


Ilmu Qashash Qur’an ialah ilmu yang membahas kisah-kisah yaitu jejak-
jejak umat dan nabi terdahulu serta peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di dalam
Al-Qur’an.
Kata al-Qashash adalah bentuk masdar seperti firman Allah SWT pada
QS. Al-Kahfi ayat 64:

Artinya: Dia (Musa) berkata “ itulah (tempat) yang kita cari” Lalu keduannya
kembali mengikuti jejak mereka semula.
Maksudnya, kedua orang itu kembali lagi untuk mengikuti jejak dari mana
keduannya itu datang. Qashash berarti berita yang berurutan. Firman Allah pada
QS. Ali-Imran ayat 62 berbunyi:

Artinya: Sungguh ini adalah kisah yang benar, tidak ada tuhan selain Allah, dan
sungguh Allah Maha perkasa, Maha Bijaksana.
Serta firma Allahpada QS. Yusuf ayat 111 tang berbunyi:

Artinya: Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang
yang mempunyai akal. (Al-Qur’an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi
membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segela sesuatu, dan
(sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang yang beriman.
Qashash al-Qur’an adalah pemberitaaan Qur’an ihwal umat yang telah lalu,
nubuwat (kenabian) yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi.
Qur’an banyak mengandung keterangan tentang kejadian pada masa lalu, sejarah
bangsa-bangsa, keadaan negeri-negeri dan peninggalan atau jejak setiap umat. Ia
menceritakan semua keadaan mereka dengan cara yang menarik dan memesona
(mengagumkan).

3
B. Macam-macam Qashash Al-Qur’an
Kisah-kisah dalam Al-Qur’an dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:
1. Qashash Al-Qur’an ditinjau dari sisi pelaku
Dilihat dari sisi pelaku, Manna Al-Qathtan membagi menjadi tiga macam
yaitu:
a. Kisah para Nabi
Bagian ini berisikan tentang ajakan para nabi kepada kaumnya,
mukjizat-mukjizat yang memperkuat dakwahnya, sikap orang-orang yang
memusuhinya, tahapan-tahapan dakwah dan perkembangannya serta akibat
yang menimpa orang beriman (mempercayai) dan golongan yang
mendustakan para nabi. Misalnya kisah nabi Nuh as., Ibrahim as., Musa
as., Harun as, Isa as., Muhammad saw, dan nabi-nabi serta rasul lainnya.
b. Kisah yang berhubungan dengan masa lalu dan orang-orang yang tidak
disebutkan kenabiannya.
Misalnya kisah orang yang keluar dari kampung halamannya, yang
beribu-ribu jumlahnya karena takut mati, kisah Talut dan Jalut, dua orang
putera Adam, Ashabul Kahfi, Dzul Qarnain, Qarun, Ashabus Sabti (orang –
orang yang menangkap ikan pada hari sabtu), misalnya Maryam, Ashabul
ukhdud, Ashabul Fil dan lain-lain.
c. Kisah pada masa Rasulullah SAW
Bagian ini berisikan tentang masa Rasulullah SAW, seperti perang
Badar dan Uhud dalam surah Ali Imran, perang Hunain dan Tabuk dalam
surah al-Taubah, perang al-Akhzab, Hijrah, Isra’ dan lain-lain.
Cerita-cerita mengenai para nabi dalam Al-Qur’an bervariasi sesuai
dengan kasus, tetapi mereka semua adalah pemberi peringatan yang mendapat
perlindungan Allah swt. Kepada para hambaNya. Perlindungan ini adalah
salah satu elemen dalam narasi yang dipercepat dengan insiden.

2. Qashash Al-Qur’an ditinjau dari panjang pendeknya


Dilihat dai panjang pendeknya, kisah-kisah Al-Qur’an dapat dibagi
menjadi tiga yaitu:
a. Kisah panjang, contohnya kisah Nabi Yusuf a.s dalam QS. Yusuf (12)
yang hampir seluruh ayatnya mengungkapkan kehidupan Nabi Yusuf,
sejak masa kanak-kanak sampai dewasa dan memiliki kekuasaan.Kisah
Nabi Musa a.s dalam surah al-Qashash (28), kisah Nabi Nuh a.s dan
kaumnya dalam QS Nuh (71), dan lain-lain
b. Kisah Pendek dari bagian yang pertama, contohnya kisah Maryam
dalam QS Maryam (19), kisah Ahzb al-Kahfi (18), kisah nabi Adam a.s
dalam QS al-Baqarah (2), dan QS Thoha (20), yang terdiri atas sepuluh
atau beberaa belas ayat saja.

4
c. Kisah pendek yaitu kisah yang jumlahnya kurang dari sepuluh ayat,
misalnya kisah nabi Hud a.s Nabi Luth a.s dalam QS al-A’raaf (7),
kasih Nabi Shahih a.s dalam QS Hud (110)
3. Qashash Al-Qur’an ditinjau dari jenisnya
Dilihat dari jenisnya kisah-kisah dalam Al-Qur’an dibagi menjadi tiga
macam tiga yaitu:
a. Kisah Sejarah (al-qishash al-tarikhyyah). Berkisar tentang kisah-kisah
sejarah seperti ara nabi dan rasul.
b. Kisah perumpamaan (al-qishash al-tamtlisiyah). Kisah ini untuk
menerangkan atau memerjelas suatu pengertian, bahwa eristiwa itu
benar terjadi tetapi hanya perkiraan.
c. Kisah asatir, kisah ini untuk mewujudkan tujuan-tujuan ilmiah atau
menafsirkan fenomena yang ada atau mengurangi masalah yang sulit
diterima akal.
Kisah-kisah Al-Qur’an pada umumnya mengandung tiga unsur yaitu:
 Pelaku (al-sakhsiyyat). Kisah-kisah yang terdapat dalam Al-Qur’an
tidaklah hanya manusia. Dalam QS an-Naml (27): 23, tetapi juga ada
malaikat, dalam QS Hud (11): 69-83, Jin dalam QS saba’ (34):12, dan
binatang (burung, semut, dll), dalam QS An-Naml (27): 18-19.
 Peristiwa (ahdats), hal ini terbagi menjadi: peristiwa yang berkelanjutan,
peristiwa yang dianggap luar biasa dalam QS Almaidah (5): 110-115, dan
peristiwa yang dianggap biasa dalam QS Almaidah (5):116-118.
 Dialog (alhiwar ), dalam QS Al-A’raf (7):11-25, Thaha (20): 9-99.
C. Karakteristik Qashash al-Qur’an
Al-Qur’an tidak menceritakan kejadian dan peristiwa secara berurutan
(kronologis) dan memaparkan kisah-kisah itu secara panjang lebar. Tetapi
terkadang berbagai kisah disebutkan berulang-ulang dibeberapa tempat, ada
pula beberapa kisah disebutkan al-Qur;an dalam bentuk yang berbeda, disatu
tempat ada bagian yang di dahulukan dan ditempat lain diakhirkan. Kadang-
kadang pula disajikan secara ringkas dan kadang secara panjang lebar. Hal
tersebut menimbulkan perdebatan diantara kalangan orang yang meyakini dan
orang-orang yang meragukan al-Qur’an. Mereka yang ragu terhadap al-Qur’an
sering mempertanyakan, mengapa kisah-kisah dalam al-Qur’an tidak disusun
secara kronologis dan sistematis sehingga lebih mudah dipahami? Karena hal
itu tersebut menurut mereka dipandang tidak efektif dan efisien.
Menurut Manna Khalil al-Qattan, bahwa penyajian kisah-kisah dalam
al-Qur’an begitu rupa mengandung beberapa hikmah yaitu:
1. Menunjukkan kehebatan mukjizat Al-Qur’an
2. Memberikan perhatian besar terhadap kisah tersebut untuk menguatkan
kesan yang mantap dan melekat dalam jiwa
3. Memperlihatkan adanya perbedaan tujuan diungkapkannya kisah terssebut

5
D. Faedah Dalam Qashash Al-Qur’an
Diantara faedah-faedah dari kisah atau Qashash Al-Quran, ialah:
a. Menjelaskan asas-asa dakwah menujuh Allah SWT dan menjelaskan
pokok-pokok syariat yang dibawa oleh para Nabi, pada QS. Al-Anbiya ayat
25 telah menjelaskan:

Artinya:
“dan kami tidak mengtus seorang Rasul pun sebelum kamu melainkan kami
wahyukan kepadanya bahwa tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembalah
olehmu sekalian aku.
b. Meneguhkan hati Rasullulah dan hati umat Muhammad atas agama allah,
memperkuat dan para pendukungnya serta hancurnya kebatilan dan para
pembelanya.
c. Membenarkan para Nabi terdahulu, menghidupkan kenangan terdapat
mereka serta mengabadikan jejak peninggalannya.
d. Menampakkan kebenara Nabi Muhammad SAW dalam dakwahnnya
dengan apa yang diberitakannya ihwal orang-oranng terdahulu di sepanjang
kurun generasi.
e. Menyibak kebohongan para ahli kitab dengan hujjah (dalil atau dasar
pemikiran) yang membeberkan keterangan dan petunjuk yang mereka
sembunyikan dan menentang mereka sebelum kitab itu diubahnya. As-
Syeikh Muhammad Abduh (Pelopor visi dan paradigma rasional kompromi
antara Islam dengan peradaban barat) berpendapat bahwa tidak perlu
memadukan antara cerita-cerita yang ada dalam al-Qur’an dengan isi kitab
Bani Israel atau kitab-kitab sejarah kuno. Menurutnya al-Qur’an bukanlah
catatan sejarah, juga bukan sebagai kisah atau dongeng, akan tetapi
merupakan petunjuk dan peringatan sehingga hal-hal yang diungkapkan
dalam al-Qur’an diharapkan untuk menjadi pelajaran dan menjelaskan
sunah-sunah kemasyarakatan.
f. Kisah termasuk salah satu bentuk sastra yang dapat menarik perhatian ada
pendengar dan memantapkan pesan-pesan yang terkadang didalamnya ke
dalam jiwa. Firman Allah pada QS Yusuf ayat 111 yang artinya:
“Sesungguhnya pada kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-
orang yang berakal”.

6
E. Hikmah Pengulangan Sebagai Kisah Dalam Al-Qur’an
Di dalam kitab suci Al-Qur’an banyak sekali kisah-kisah yang disebutkan
berulang-ulang. Hanya saja pengulangan kisah-kisah itu dalam bentuk yang
berbeda-beda. Hal tersebut mengandung yang diantaranya:
a. Menjelaskan ketinggian mutu sastra balaghah al-Qur’an, terbukti bisa
mengungkapkan kisah sampai beberapa kali tetapi dalam ungkapan.
b. Membuktikan ketinggian mu’jizat al-Qur’’an, yakni bisa menjelaskan satu
makna (satu kisah) dalam berbagai bentuk kalimat yang bermacam-
macam.
c. Untuk lebih memerhatikan kepada pentingnya kisah-kisah Al-Qur’an
sehingga perlu disebutkan dengan berulang-ulang sampai beberapa kali
agar dapat lebih meresap terpatri dalam sanubari.
d. Menunjukkan perbedaan tujuan dari tiap-tiap kali pengulangan penyebutan
kisah al-Qur’n itum sehingga menunjukkan banyaknya tujuan penyebutan
kisah sebnyak ppengulangannya.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik, ialah:
Menurut istilah, Qashash Al-Qur’an ialah kisah-kisah dalam Al-Qur’an
yang menceritakan ikwal umat-umat dahulu dan nabi-nabi, serta peristiwa-
peristiwa yang terjadi pada masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang.
Qashash Al-Qur’an memiliki beberapa macam yaitu, daat ditinjau dari sisi pelaku,
ditinjauh dari panjang pendeknya, dan ditinjau dari jenisnya. Beberapa faedah dari
Qashash Al-Qur’an yaitu meneguhkan hati Rasulullah dan hati umatnya dalam
menegakksan Agama Allah, serta menguatkan kepercayaan orang-orang yang
beriman melalui datangnnya pertolongan Allah dan hancurnya kebatilan beserta
para pendukungnya, menjelaskan prinsip-prinsip dakwah dan pokok-pokok
syariat yang dibawa setiap nabi, membenarkan nabi-nabi terdahulu dan
mengingatkan kembali jejak-jejak mereka, memperlihatkan kebenaran Nabi
Muhammad dalam penuturannya mengenai orang-orang terdahulu.

B. Saran
Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekeliruan yang
terdapat dalam penyusuanan makalah ini, baik dari segi penulisan maupun
dalam pembasannya. Oleh karena itu, penulis memohon saran dan kritikannya
yang bersifat membangun sehingga dalam penyusunan makalah-makalah
selanjutnya dapat lebih sempurna.

8
DAFTAR PUSTAKA

Sahara, Ayu Akta, Qashash Qur’an ; Lampung, 2017


http//parawali99.blogspot.com, diakses, 17 september 2019
Ma’rif, Akhmad Syafi’I, Dkk, Ilmu Qashash Al-Qur’an; Semarang, 2015
http://www.academia.edu, diakses, 17 september 2019

Anda mungkin juga menyukai