Disusun Oleh :
Kelompok 1 (A1)
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah tentang materi Proses Industri Kimia II ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi
nilai tugas Mata Kuliah Proses Industri Kimia II.
Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa menyampaikan rasa terima kasih
kepada :
1. Dr. Suryati ST. MT selaku dosen pembimbing mata kuliah Proses
Industri Kimia II.
2. Orangtua yang telah membantu baik moral maupun materi.
3. Rekan-rekan sekelompok yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Dengan penuh kesadaran bahwa tak ada gading yang tak retak, maka
makalah inipun tidak luput dari segala kekurangan. Segala kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnya memperbaiki, menyempurnakan dan mengembangkan
makalah ini sangat penulis harapkan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna.
Baik dari segi penyusunan, bahasa dan penulisannya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, khususnya dalam mata
kuliah kimia dasar untuk menjadi acuan dalam bekal pengalaman kami untuk lebih
baik di masa yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang………………………………………………………. 1
1.2.Rumusan Masalah……………………………………………………. 2
1.3. Tujuan ……………………………………………………………….. 2
BAB II ISI
2.1. Metode Pemisahan………………………………………………… 3
2.2. Dasar-Dasar Metode Pemisahan…………………………………... 4
2.3. Klasifikasi Pemisahan……………………………………………. 6
2.4. Jenis-Jenis Metode Pemisahan Campuran………………………… 8
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan…………………………………………………………… 29
4.2. Saran……………………………………………………………….…. 29
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1
lainnya. Keunggulan tersebut yaitu pemisahan dengan membran tidak
membutuhkan zat kimia tambahan dan juga kebutuhan energinya sangat
minimum. Membran dapat bertindak sebagai filter yang sangat spesifik. Hanya
molekul-molekul dengan ukuran tertentu saja yang bisa melewati membran
sedangkan sisanya akan tertahan di permukaan membran. Selain keunggulan-
keunggulan yang telah disebutkan, teknologi membran ini sederhana, praktis, dan
mudah dilakukan.
Membran separation yaitu suatu teknik pemisahan campuran 2 atau lebih
komponen tanpa menggunakan panas. Komponen-komponen akan terpisah
berdasarkan ukuran dan bentuknya, dengan bantuan tekanan dan selaput semi-
permeable. Hasil pemisahan berupa retentate (bagian dari campuran yang tidak
melewati membran) dan permeate (bagian dari campuran yang melewati
membran).
1.3. Tujuan
1. Mahasiswa mengerti mengenai teknologi pemisahan
2. Mahasiswa faham jenis-jenis teknologi pemisahan
3. Mahasiswa mampu mengerti teknologi pemisahan dengan membrane
4. Mahasiswa mampu mengerti cara kerja dan manfaat mengenai teknologi
membrane
5. Mahasiswa mampu mengerti aplikasi atau penerapan teknologi pemisahan
dengan membrane
2
BAB II
ISI
3
3. Sifat khusus dari zat yang diinginkan dan campurannya, misalnya zat tidak
tahan panas, mudah menguap, kelarutan terhadap pelarut tertentu, titik
didih, dan sebagainya.
4. Standar kemurnian yang diinginkan. Kemurnian 100% memerlukan tahap
yang berbeda dengan 96%.
5. Zat pencemar dan campurannya yang mengotori beserta sifatnya.
6. Nilai guna zat yang diinginkan, harga, dan biaya proses pemisahan
4
larut dalam pelarut A tetapi tidak larut dalam pelarut B, atau sebaliknya. Secara
umum pelarut dibagi menjadi dua, yaitu pelarut polar, misalnya air, dan pelarut
nonpolar (disebut juga pelarut organik) seperti alkohol, aseton, methanol,
petrolium eter, kloroform, dan eter. Dengan melihat kelarutan suatu zat yang
berbeda dengan zat-zat lain dalam campurannya, maka kita dapat memisahkan zat
yang diinginkan tersebut dengan menggunakan pelarut tertentu.
4. Pengendapan
Suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam suatu
campuran atau larutan tertentu. Zat-zat dengan berat jenis yng lebih besar
daripada pelarutnya akan segera mengendap. Jika dalam suatu campuran
mengandung satu atau beberapa zat dengan kecepatan pengendapan yang berbeda
dan kita hanya menginginkan salah satu zat, maka dapat dipisahkan dengan
metode sedimentsi tau sentrifugsi. Namun jika dalm campuran mengandung lebih
dari satu zat yang akan kita inginkan, maka digunakan metode presipitasi. Metode
presipitasi biasanya dikombinasi dengan metode filtrasi.
5. Difusi
Dua macam zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat berdifusi
(bergerak mengalir dan bercampur) satu sama lain. Gerak partikel dapat
dipengaruhi oleh muatan listrik. Listrik yang diatur sedemikian rupa (baik
besarnya tegangan maupun kuat arusnya) akan menarik partikel zat hasil ke arah
tertentu sehingga diperoleh zat yang murni. Metode pemisahan zat dengan
menggunakan bantuan arus listrik disebut elektrodialisis. Selain itu kita mengenal
juga istilah elektroforesis, yaitu pemisahan zat berdasarkan banyaknya nukleotida
(satuan penyusun DNA) dapat dilakukan dengan elektroforesis menggunakan
suatu media agar yang disebut gel agarosa.
6. Adsorbsi
Adsorbsi merupakan penarikan suatu zat oleh bahan pengadsorbsi secara
kuat sehingga menempel pada permukaan dari bahan pengadsorbsi. Penggunaan
metode ini diterapkan pada pemurnian air dan kotoran renik atau organisme.
5
2.3 Klasifikasi Pemisahan Campuran
Klasifikasi pemisahan dapat dibedakan atas dasar :
6
Kromatografi kolom cair di bawah
15 KCKT / HPLC
tekanan tinggi
16 Kromatografi Penukar Ion Pertukaran ion
17 Penapisan molekuler Ukuran solute
18 Permeasi gel Ukuran solute
Distribusi solut gas dalam fasa diam
19 Kromatografi gas
cair/padat, fasa gerak gas
Pemisahan pada lembaran dg adanya
20 Elektroforesis zona
medan listrik
b. Tipe Proses
Tipe proses ini yang mendasarinya adalah sifat mekanis, fisik atau kimia.
Contohnya :
Proses Mekanis
1. Pengayakan dan eksklusi (ukuran) : Dialisis, kromatografi eksklusi,
pembentukan senyawa eksklusi
2. Sentrifugasi (densitas)
Proses Fisik
1. Partisi : KGC, KGP, KCC, Elektroforesis zona, Fraksionasi busa
2. Perubahan keadaan : Destilasi, sublimasi, kristalisasi, pemurnian zona
Proses Kimia
1. Perubahan Keadaan : Pengendapan, elektrodeposisi
2. Penopengan (masking : pemisahan semu)
3. Pertukaran ion
c. Tipe Fasa
Fasa yang dilibatkan dalam pemisahan selalu 2 yaitu fasa I dan fasa II
atau fasa awal dan fasa akhir. Fasa awal dan akhir dapat berupa gas atau
uap,cairan atau padatan.
7
Fasa II
No. Fasa I
Gas/Uap Cairan Padatan
Elektrodeposisi
ECC
2 Cair Destilasi Kristalisasi
Dialisis
Elektroforesis
Ultrafiltrasi
zona
8
dapat memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen
tersebut.
b. Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan
kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan
yang lainnya pelarut organik.
9
bercampur Pada ekstraksi cair-cair, pelarut tidak boleh (atau hanya secara
terbatas) larut dalam bahan ekstraksi. Kerapatan Terutama pada ekstraksi cair-
cair, sedapat mungkin terdapat perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut dan
bahan ekstraksi. Hal ini dimaksudkan agar kedua fase dapat dengan mudah
dipisahkan kembali setelah pencampuran (pemisahan dengan gaya berat). Bila
beda kerapatannya kecil, seringkali pemisahan harus dilakukan dengan
menggunakan gaya sentrifugal (misalnya dalam ekstraktor sentrifugal).
Reaktivitas Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan
secara kimia pada komponenkornponen bahan ekstarksi. Sebaliknya, dalam hal-
hal tertentu diperlukan adanya reaksi kimia (misalnya pembentukan garam) untuk
mendapatkan selektivitas yang tinggi. Seringkali Ekstraksi juga disertai dengan
reaksi kimia. Dalam hal ini bahan yang akan dipisahkan mutlak harus berada
dalam bentuk larutan.
Titik didih Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan
cara penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka titik didit kedua bahan itu tidak
boleh terlalu dekat, dan keduanya tidak membentuk ascotrop.Ditinjau dari segi
ekonomi, akan menguntungkan jika pada proses ekstraksi titik didih pelarut tidak
terlalu tinggi (seperti juga halnya dengan panas penguapan yang rendah).
c. Kristalisasi
Pemisahan dengan teknik kristalisasi didasari atas pelepasan pelarut dari
zat terlarutnya dalam sebuah campuran homogeen atau larutan, sehingga
terbentuk kristal dari zat terlarutnya. Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan
padat-cair yang sangat penting dalam industri, karena dapat menghasilkan
kemurnian produk hingga 100%.
Kristal dapat terbentuk karena suatu larutan dalam keadaan atau kondisi
lewat jenuh (supersaturated). Kondisi tersebut terjadinya karena pelarut sudah
tidak mampu melarutkan zat terlarutnya, atau jumlah zat terlarut sudah melebihi
kapasitas pelarut. Sehingga kita dapat memaksa agar kristal dapat terbentuk
dengan cara mengurangi jumlah pelarutnya, sehingga kondisi lewat jenuh dapat
dicapai. Proses pengurangan pelarut dapat dilakukan dengan empat cara yaitu,
penguapan, pendinginan, penambahan senyawa lain dan reaksi kimia.
10
d. Filtrasi
Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk
memisahkan zat padat dari cairannya dengan menggunakan alat berpori
(penyaring). Dasar pemisahan metode ini adalah perbedaan ukuran partikel antara
pelarut dan zat terlarutnya. Penyaring akan menahan zat padat yang mempunyai
ukuran partikel lebih besar dari pori saringan dan meneruskan pelarut.
Proses filtrasi yang dilakukan adalah bahan harus dibuat dalam bentuk
larutan atau berwujud cair kemudian disaring. Hasil penyaringan disebut filtrat
sedangkan sisa yang tertinggal dipenyaring isebut residu. (ampas). Metode ini
dimanfaatkan untuk membersihkan air dari sampah pada pengolahan air,
menjernihkan preparat kimia di laboratorium, menghilangkan pirogen (pengotor)
pada air suntik injeksi dan obat-obat injeksi, dan membersihkan sirup dari kotoran
yang ada pada gula. Penyaringan di laboratorium dapat menggunakan kertas
saring dan penyaring buchner. Penyaring buchner adalah penyaring yang terbuat
dari bahan kaca yang kuat dilengkapi dengan alat penghisap.
e. Kromatografi
Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan
perambatan pelarut pada suatu lapisan zat tertentu. Dasar pemisahan metode ini
adalah kelarutan dalam pelarut tertentu, daya absorbsi oleh bahan penyerap, dan
volatilitas (daya penguapan). Contoh proses kromatografi sederhana adalah
kromatografi kertas untuk memisahkan tinta.
f. Adsorbsi
Adsorbsi merupakan metode pemisahan untuk membersihkan suatu bahan dari
pengotornya dengan cara penarikan bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga
menempel pada permukaan bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini dipakai
untuk memurnikan air dari kotoran renik atau mikroorganisme, memutihkan gula
yang berwarna coklat karena terdapat kotoran.
11
g. Sentrifugasi
Suspensi yang partikel-partikelnya sangat halus tidak bisa dipisahkan
dengan cara filtrasi. Partikel-partikelnya dapat melewati saringan atau bahkan
menutupi lubang pori-pori saringan sehingga cairan tidak dapat lewat. Cara untuk
memisahkan suspensi adalah dengan membiarkannya hingga mengendap. Setelah
beberapa saat, partikelpartikelnya mengendap sehingga cairannya dapat dituang.
Akan tetapi banyak partikel suspense yang terlalu kecil untuk disaring tetapi juga
tidak dapat mengendap. Hal ini karena partikel-partikel padatan tersebut
dipengaruhi oleh gerakan molekul cairan yang sangat cepat.
Suspensi yang sulit dipisahkan ini dapat dipisahkan dengan sentrifugasi.
Tabung sebagai wadah suspensi dikunci pada gagang atau rotor untuk mengitari
sebuah alat atau mesin pemutar. Batang vertikal di tengahnya diputar dengan
motor listrik. Batang itu berputar dengan sangat cepat. Tabung akan mengayun
dengan cepat tetapi mulut tabung tetap menghadap ke tengah. Sentrifugasi yang
terkecil dapat memutar dengan kecepatan 2.000 putaran/menit (rpm). Sentrifugasi
dapat digunakan untuk memisahkan susu menjadi susu krim dan susu skim.
Sentrifugasi juga dapat digunakan untuk memisahkan komponen-komponen
darah.
i. Teknologi Membran
Membran adalah alat pemisah yang bersifat selektif dimana dapat
memisahkan berbagai zat campuran didalam 2 fase fluid. Fase diantara membran
bisa berupa fase cair atau fase gas. Zat campuran didalam fase tersebut bisa
bersifat homogen atau heterogen baik itu berupa padatan, cairan atau gas (lihat
gambar dibawah).
12
Beberapa keunggulan teknologi membran:
1. Pemisahan dapat dilakukan secara continue
2. Konsumsi energi umumnya relatif rendah
3. Proses membran dapat dengan mudah digabungkan dengan proses
pemisahan lainnya (hybrid processing)
4. Pemisahan dapat dilakukan dengan kondisi operasi yang dapat diatur
5. Mudah dalam scale up
6. Tidak memerlukan bahan tambahan
7. Pemakaiannya mudah diadaptasikan karena material penyusun membran
yang bervariasi
Kekurangan teknologi ini antara lain adalah fluks dan selektivitas, karena
pada proses pemisahan menggunakan membran umumnya fenomena yang terjadi
adalah fluks berbanding terbalik dengan selektivitas. Semakin tinggi fluks sering
kali berakibat menurunnya selektivitas, dan sebaliknya. Sedangkan yang
diinginkan dalam proses pemisahan berbasis membran adalah mempertinggi fluks
dan selektivitas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja membran antara lain:
1. Ukuran molekul
2. Bentuk molekul
3. Bahan membran
4. Karakteristik larutan
5. Parameter operasional (tekanan, suhu, konsentrasi, pH, ion strength,
polarisasi)
Pada sistem pengolahan air, kedua fase diantara membran adalah fase cair
untuk memfilter molekul, ion, atau partikel padat terlarut. Air yang akan difilter
oleh membran biasanya disebut “feed-stream” dan air bersih yang sudah difilter
disebut “permeate”, sedangkan air yang mengandung kotoran partikel disebut
“retentate” atau “concentrate”. Membran terdiri atas 2 jenis: membran biologis
dan membran sintetis. Dalam tulisan ini, hanya akan dijelaskan mengenai
membran sintetis.
13
Membran sintetis dibuat oleh manusia untuk kepentingan pemisahan
(filtration) baik dilaboratorium atau industri, bisa juga disebut membran artifisial.
Sejak pertengahan abad kedua puluh, membran sintetis banyak digunakan untuk
kepentingan proses industri skala kecil atau besar. Membran diproduksi dari
material organik seperti polimer ataupun material anorganik, dan saat ini yang
paling banyak diproduksi dan digunakan adalah jenis membran polimer, yang
dapat dibedakan berdasarkan kimia permukaan (surface chemistry), struktur bulk
(bulk structure), morfologi, dan metode produksi. Karakteristik kimia dan fisika
pada membran sintetis dan partikel yang difilter menentukan pemilihan gaya
dorong (driving force).
Untuk proses pemisahan menggunakan membran umumnya menggunakan
gaya dorong tekanan (pressure driving force) dan perbedaan konsentrasi
(concentration gradients driving force), yang disebut filtrasi membran atau
“membrane filtration”. Teknik pemisahan yang biasa menggunakan filtrasi
membran adalah sebagai berikut:
1. Microfiltration
2. Ultrafiltration
3. Nanofiltration
4. Reverse Osmosis
5. Electrolysis
6. Dialysis
7. Electrodialysis
8. Gas Separation
9. Vapor Permeation
10. Pervaporation
11. Membrane Distillation
12. Membrane Contactors
Semua teknik pemisahaan diatas tidak terjadi perubahan fase kecuali pada
pervaporation (perubahan fase cair menjadi fase gas). Untuk pengolahan air, yang
paling banyak digunakan adalah teknik pemisahan microfiltration, ultrafiltration,
nanofiltration, dan reverse osmosis. Keempat teknologi filtrasi membran ini
14
menggunakan gaya dorong tekanan (pressure driven). Perbedaannya adalah
kemampuannya dalam memfilter partikel dalam air berdasarkan ukurannya (lihat
gambar dibawah).
15
Istilah microfiltration berasal dari “micro” artinya kecil, bisa ditujukan pada
ukuran membran pori skala mikro, mikroorganisme atau mikropartikel, dan
“filtration” artinya pemisahan, sehingga teknologi mikrofiltrasi dapat memisahkan
mikroorganisme seperti bakteri didalam air. Selain itu, membran mikrofiltrasi
dapat menyaring padatan terlarut yang berukuran sekitar 0.05-10 microns.
Penggunaan mikrofiltrasi sangat cocok untuk menurunkan kekeruhan (turbidity)
yang disebabkan oleh partikel terlarut dan mikroorganisme. Material membran
yang digunakan dapat berasal dari polimer organik seperti polipropilen atau
polikarbonat, keramik, dan metal alloy. Terdapat 2 mekanisme pemisahan:
1. Dead-end Microfiltration
Biasa disebut juga “conventional process”. Aliran air mengarah langsung ke
membran dan partikel padatan akan terakumulasi diatas permukaan membran
hingga dilakukan backwash (cuci terbalik), jika tidak ada backwash maka laju alir
dapat menurun hingga nilainya 0 karena semua partikel padatan menyebabkan
blocking (penutupan pori) sampai menutup semua pori membran. Setelah
dilakukan backwash, padatan yang terakumulasi diatas permukaan membran akan
dibersihkan dan kemudian ditampung untuk dibuang.
2. Cross-flow Microfiltration
Aliran air pada cross-flow microfiltration secara turbulen sepanjang
membran sehingga dapat mencegah terjadinya akumulasi partikel padatan diatas
permukaan membran. Jenis membran yang digunakan biasanya berbentuk tabung
16
(misal: tubular membrane, holow fiber membrane). Air yang tidak terfiltrasi dan
mengandung partikel padatan (retentate) akan dialirkan keluar atau difilter
kembali. Istilah “cross-flow” digunakan karena aliran air umpan (feed) dan aliran
air terfiltrasi (permeate) mengarah sudut 90 derajat (tangential). Prosess ini
sangatlah banyak digunakan dan hasilnya bagus untuk air umpan yang memiliki
konsentrasi tinggi partikel padatan.
17
BAB III
APLIKASI DALAM INDUSTRI
3.1. Destilasi
1. Industri Alkohol
Pada skala industri, alkohol dihasilkan melalui proses fermentasi dari sisa
nira (tebu) yang tidak dapat diproses menjadi gula pasir. Hasil fermentasi adalah
alcohol dan tentunya masih bercampur secara homogen dengan air. Atas dasar
perbedaan titik didih air (100 oC) dan titik didih alcohol (70oC), sehingga yang
akan menguap terlebih dahulu adalah alcohol. Dengan menjaga destilasi maka
hanya komponen alcohol saja yang akan menguap. Uap tersebut akan melalui
pendingin dan akan kembali cair, proses destilasi alcohol merupakan destilasi
yang sederhana.
18
3.2. Ekstraksi
Alat berupa dua silinder, dengan satu silinder lebih kecil berada di dalam
silinder yang lebih besar. Minyak dimasukkan kedalam silinder yang besar
19
melalui bagian bawahnya. Minyak beningan akan naik ketas, seiring penambahan
minyak ke dalam silinder besar. Minyak bening dari silinder besar selanjutnya
mengisi silinder kecil dan dikeluarkan melaui bagian bawah silinder kecil. Minyak
ini kemudian dipanaskan untuk mengurangi kadar air dan didapatkan CPO.
2. Singgle/double Srew
Proses Ekstraksi Minyak dengan cara pengempaan menggunakan
single/double Screw pada tekanan 40-50 Bar.Fungsi dari alat ini adalah untuk
proses pengepresan buah sawit yang telah dilumatkan menjadi minyak sawit kasar
(minyak yang belum di murnikan).
3. Vakum Dryer
Vacum dryer adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan air dari
minyak dengan cara penguapan dalam kondisi hampa udara. Hasil yang
diharapkan dari proses ini adalah minyak dengan kadar air 0,1 – 0,15% dan kadar
kotoran 0,013 – 0,015%.
20
Melalui tangki apung (float tank) inilah yang mengatur jumlah minyak,
pertama minyak dialirkan ke vacum drayer.Minyak terhisap kedalam tabung
melalui pemercikan (nozzle) karena adanya hampa udara dan minyak terpencar
kedalam tabung hampa.
Prinsip Kerja
Sistem yang digunakan pada unit ini yaitu mekanisme dengan pemanasan
yang diatur menggunakan thermostat dan pengadukan menggunakan motor
penggerak berpengaduk. Ekstraksi dilakukan didalam silinder dengan volume 50
liter.Mekanisme penyaringan dilakukan dengan pengaturan pemakuman melalui
21
kran-kran dan vakum meter.Penyaringan menggunakan kompressor yang
dimodifikasi dari outletnya dengan meteran vakum memakai motor penggerak.
Hasil uji coba dari 4 kg bahan memerlukan waktu penyaringan 50 menit, tekanan
rata-rata 10 cm Hg dan dapat menyaring sebanyak 560 ml.Sistem penyulingan
vakum ini dilakukan dengan pengaturan pemanasan memakai thermostat dan
pemakukan memakai pompa vakum.
3.3. Kristalisasi
1. Industri garam
22
Pemisahan dengan pembentukan kristal melalui proses penguapan
merupakan cara yang sederhana dan mudah kita jumpai, seperti pada proses
pembuatan garam.
Air laut dialirkan kedalam tambak dan selanjutnya ditutup. Air laut yang
ada dalam tambak terkena sinar matahari dan mengalami proses penguapan,
semakin lama jumlah berkurang, dan mengering bersamaan dengan itu pula kristal
garam terbentuk. Biasanya petani garam mengirim hasilnya ke pabrik untuk
pengolahan lebih lanjut.
2. Industri Gula
Evaporator
23
3.4. Filtrasi
1. Filtrasi Skala Laboratorium
Kromatografi kertas yaitu kromatografi yang memakai fase diam kertas yaitu
kertas yang terkandung selulosa didalamnya, sedangkan yang dipakai sebagai fase
geraknya adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.
24
Kertas yang melakukan tindakan sebagai fase diam akan dicelupkan ke dalam
sampel atau pelarut, lalu sampel dan pelarut dengan gaya kapilaritas akan terserap
dan bergerak keatas. Kromatografi kertas ini dipakai dalam memisahkan tinta, zat
pewarna, senyawa tumbuhan misalnya klorofil, make up dan zat lain.
25
3.8. Teknologi Membran
1. Ultrafiltration (UF, Ultrafiltrasi)
Kemampuan pemisahan pada ultrafiltrasi jauh lebih baik dibandingkan
mikrofiltrasi. Istilah “ultra” secara bahasa berarti yang teramat sangat, dimana
semua mikroorganisme dapat terpisah sempurna termasuk juga makromolekul
seperti protein yang biasanya dihasilkan oleh mikroorganisme, adapun air dan
molekul rendah akan melewati membran. Pada beberapa industri, teknik
pemisahan dan pemurnian makromolekul (103-106 Dalton) dalam larutan akan
menggunakan ultrafiltrasi. Secara prinsipnya, ultrafiltrasi sama dengan
mikrofiltrasi dimana terdapat 2 proses mekanisme: dead-end dan cross-flow.
Perbedaan utamanya adalah ukuran pori membran yang jauh lebih kecil
dibandingkan mikrofiltrasi.
Umumnya material yang digunakan untuk membran ultrafiltrasi adalah
polimer seperti polysulfone, polypropylene, cellulose acetate, dan polylactic acid,
akan tetapi ada juga yang menggunakan membran keramik untuk aplikasi suhu
tinggi. Gambar dibawah adalah aplikasi membran ultrafiltrasi yang membedakan
dengan membran mikrofiltrasi. Hasil akhir berupa air bersih yang masih
mengandung garam-garam terlarut.
26
sangat spesifik dalam filtrasi menjadikan nanofiltrasi sebagai pilihan yang tepat
terkait dengan efektifitas, kelayakan, dan ekonomis. Penggunaan nanofiltrasi
meliputi demineralisasi, penghilangan senyawa warna, dan desalting. Design
membran biasanya seperti membran reverse osmosis dalam bentuk spiral wound
(lihat gambar dibawah).
27
terlarut dalam air, dengan demikian teknologi RO sedikit berbeda dengan
teknologi filtrasi membran mikrofiltrasi, ultrafiltrasi, atau nanofiltrasi, karena
gaya dorong bukan hanya dipengaruhi oleh tekanan tapi konsentrasi zat terlarut
melalui proses difusi. Teknologi membrane RO banyak digunakan untuk
pemurnian air minum dari air laut, penghilangan garam dan material terlarut
lainnya dalam air. Design membran RO berbentuk spiral wound dan gambar
dibawah sebagai ilustrasi proses filtrasi yang dilakukan oleh membran RO.
28
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Pemisahan campuran dapat diartikan sebagai proses memisahan antara dua
jenis zat atau lebih agar zat-zat tersebut terpisah dan menjadi zat tunggal
dengan melakukan tindakan secara fisika maupun kimia.
2. Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk
memisahkan zat padat dari cairannya dengan menggunakan alat berpori
(penyaring). Dasar pemisahan metode ini adalah perbedaan ukuran partikel
antara pelarut dan zat terlarutnya.
3. Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat
yang terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan
dalam suatu pelarut dan perbedaan titik beku.
4. Destilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan
yang berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang
mempunyai titik didih yang berbeda.
5. Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut
sehingga didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih
tinggi. Tujuan dari evaporasi yaitu untuk memekatkan larutan yang terdiri
dari zat terlarut yang tak mudah menguap dan pelarut yang mudah
menguap.
6. Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan
kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda.
4.2. Saran
Saat ini, sudah lebih dari satu macam metode pemisahan campuran,
semoga semakin berkembangnya sains dan teknologi, dapat pula meningkatkan
berbagai metode dalam sains tersebut.
29
DAFTAR PUSTAKA
Rasmiwetti & Roza Linda. 2006. Kimia Analitik II: Buku Ajar. Pekanbaru:
Universitas Riau.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekstraksi
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahan-kimia-dan-
analisis/kristalisasi/
http://alchemistviolet.blogspot.com/2011/03/refluks.html
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahan-kimia-dan-
analisis/destilasi/