Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH TEKNOLOGI PEMISAHAN

PROSES INDUSTRI KIMIA II

Disusun Oleh :
Kelompok 1 (A1)

Bela Aprilia 180140002


Nur Annisa 180140011
Mahfuddara 180140020
Dennis Eka Syahputra 180140025
Anisyah Padang 180140026
Rizki Ramadhan 180140030
Faiza Lutvia 190140081

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah tentang materi Proses Industri Kimia II ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi
nilai tugas Mata Kuliah Proses Industri Kimia II.
Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa menyampaikan rasa terima kasih
kepada :
1. Dr. Suryati ST. MT selaku dosen pembimbing mata kuliah Proses
Industri Kimia II.
2. Orangtua yang telah membantu baik moral maupun materi.
3. Rekan-rekan sekelompok yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Dengan penuh kesadaran bahwa tak ada gading yang tak retak, maka
makalah inipun tidak luput dari segala kekurangan. Segala kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnya memperbaiki, menyempurnakan dan mengembangkan
makalah ini sangat penulis harapkan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna.
Baik dari segi penyusunan, bahasa dan penulisannya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, khususnya dalam mata
kuliah kimia dasar untuk menjadi acuan dalam bekal pengalaman kami untuk lebih
baik di masa yang akan datang.

Bukit Indah, 24 Februari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang………………………………………………………. 1
1.2.Rumusan Masalah……………………………………………………. 2
1.3. Tujuan ……………………………………………………………….. 2

BAB II ISI
2.1. Metode Pemisahan………………………………………………… 3
2.2. Dasar-Dasar Metode Pemisahan…………………………………... 4
2.3. Klasifikasi Pemisahan……………………………………………. 6
2.4. Jenis-Jenis Metode Pemisahan Campuran………………………… 8

BAB III APLIKASI DALAM INDUSTRI……………………………… 17

BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan…………………………………………………………… 29
4.2. Saran……………………………………………………………….…. 29

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Industri kimia melibatkan rangkaian proses untuk menghasilkan suatu
produk. Salah satu proses yang memegang peranan penting adalah proses
pemisahan. Sejalan dengan hal itu, berbagai teknologi pemisahan telah
diaplikasikan dan memiliki keunggulan masing–masing.
Dalam Kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk
mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran
senyawa kimia. Sebagian besar senyawa kimia ditemukan dialam dalam keadaan
yang tidak murni. Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam keadaan
tercampur dengan senyawa lain. Untuk beberapa keperluan seperti sintesis
senyawa kimia yang memerlukan bahan baku senyawa kimia dalam keadaan
murni atau proses produksi suatu senyawa kimia dengan kemurnian tinggi, proses
pemisahan perlu dilakukan. Proses pemisahan sangat penting dalam bidang teknik
kimia. Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan berbagai
metode. Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada fasa komponen
penyusun campuran. Suatu campuran dapat berupa campuran homogen (satu fasa)
atau campuran heterogen (lebih dari satu fasa). Untuk memberikan gambaran
tentang proses-proses pemisahan diindustri, akan dibahas secara singkat sejumlah
proses pemisahan.
Membran merupakan alat pemisah berupa penghalang yang bersifat
selektif yang dapat memisahkan dua fase dari berbagai campuran. Campuran
tersebut dapat bersifat homogen atau heterogen dan dapat berupa padatan, cairan
atau gas. Transportasi pada membran terjadi karena adanya driving force yang
dapat berupa konveksi atau difusi dari masing-masing molekul, adanya tarik
menarik antar muatan komponen atau konsentrasi larutan, dan perbedaan suhu
atau tekanan (Pabby et al, 2009).
Teknologi membran telah menjadi topik hangat dalam beberapa tahun
terakhir ini. Hal itu mungkin dipicu fakta bahwa pemisahan dengan membran
memiliki banyak keunggulan yang tidak dimiliki metode-metode pemisahan

1
lainnya. Keunggulan tersebut yaitu pemisahan dengan membran tidak
membutuhkan zat kimia tambahan dan juga kebutuhan energinya sangat
minimum. Membran dapat bertindak sebagai filter yang sangat spesifik. Hanya
molekul-molekul dengan ukuran tertentu saja yang bisa melewati membran
sedangkan sisanya akan tertahan di permukaan membran. Selain keunggulan-
keunggulan yang telah disebutkan, teknologi membran ini sederhana, praktis, dan
mudah dilakukan.
Membran separation yaitu suatu teknik pemisahan campuran 2 atau lebih
komponen tanpa menggunakan panas. Komponen-komponen akan terpisah
berdasarkan ukuran dan bentuknya, dengan bantuan tekanan dan selaput semi-
permeable. Hasil pemisahan berupa retentate (bagian dari campuran yang tidak
melewati membran) dan permeate (bagian dari campuran yang melewati
membran).

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan teknologi pemisahan ?
2. Apa saja jenis-jenis teknologi pemisahan ?
3. Apa yang dimaksud dengan teknologi pemisahan dengan membrane ?
4. Bagaimana cara kerja dan apa saja manfaat teknologi membrane ?
5. Apa saja aplikasi atau penerapan teknologi pemisahan dengan membrane?

1.3. Tujuan
1. Mahasiswa mengerti mengenai teknologi pemisahan
2. Mahasiswa faham jenis-jenis teknologi pemisahan
3. Mahasiswa mampu mengerti teknologi pemisahan dengan membrane
4. Mahasiswa mampu mengerti cara kerja dan manfaat mengenai teknologi
membrane
5. Mahasiswa mampu mengerti aplikasi atau penerapan teknologi pemisahan
dengan membrane

2
BAB II
ISI

2.1 METODE PEMISAHAN


Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk
memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang
mempunyai susunan kimia yang berkaitan dalam suatu bahan, baik dalam skala
laboratorium maupun skala industri. Metode pemisahan bertujuan untuk
mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu campuran, sering
disebut sebagai pemurnian dan juga untuk mengetahui keberadaan suatu zat dalam
suatu sampel (analisis laboratorium).
Berdasarkan tahap pemisahannya, metode pemisahan dapat dibedakan
menjadi dua golongan yaitu :
a. Metode pemisahan sederhana
Metode pemisahan sederhana yaitu metode yang menggunakan cara satu
tahap. Metode ini terbatas untuk memisahkan campuran atau larutan yang relative
sederhana.
b. Metode pemisahan kompleks
Metode pemisahan kompleks yaitu metode pemisahan yang memerlukan
beberapa tahapan kerja, diantaranya penambahan bahan tertentu, pengaturan
proses mekanik alat, dan reaksi-reaksi kimia yang diperlukan. Contohnya,
pengolahan biji dari pertambangan memerlukan proses pemisahan
kompleks. Keadaan zat yang diinginkan dan dalam keadaan campuran harus
diperhatikan untuk menghindari kesalahan dalam pemilihan metode
pemisahan yang akan menimbulkan kerusakan hasil atau melainkan tidak berhasil.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Keadaan zat yang diinginkan terhadap campuran, apakah zat ada di dalam
selmakhluk hidup, apakah bahan terikat secara kimia, dan sebagainya.
2. Kadar zat yang diinginkan terhadap campurannya, apakah kadarnya kecil
atau besar.

3
3. Sifat khusus dari zat yang diinginkan dan campurannya, misalnya zat tidak
tahan panas, mudah menguap, kelarutan terhadap pelarut tertentu, titik
didih, dan sebagainya.
4. Standar kemurnian yang diinginkan. Kemurnian 100% memerlukan tahap
yang berbeda dengan 96%.
5. Zat pencemar dan campurannya yang mengotori beserta sifatnya.
6. Nilai guna zat yang diinginkan, harga, dan biaya proses pemisahan

2.2. Dasar-Dasar Metode Pemisahan


Suatu zat dapat dipisahkan dari campurannya karena mempunyai
perbedaan sifat. Hal ini dinamakan dasar pemisahan. Beberapa dasar pemisahan
campuran antara lain sebagai berikut :
1. Ukuran partikel
Bila ukuran partikel zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang tidak
diinginkan (zat pencampur) dapat dipisahkan dengan metode filtrasi
(penyaringan). Jika partikel zat hasil lebih kecil daripada zat pencampurnya, maka
dapat dipilih penyring atau media berpori yang sesuai dengan ukuran partikel zat
yang diinginkan. Partikel zat hasil akan melewati penyaring dan zat
pencampurnya akan terhalang.
2. Titik didih
Bila antara zat hasil dan zat pencampur memiliki titik didih yang jauh
berbeda dapat dipishkan dengan metode destilasi. Apabila titik didih zat hasil
lebih rendah daripada zat pencampur, maka bahan dipanaskan antara suhu didih
zat hasil dan di bawah suhu didih zat pencampur. Zat hasil akan lebih cepat
menguap, sedangkan zat pencampur tetap dalam keadaan cair dan sedikit
menguap ketika titik didihnya terlewati. Proses pemisahan dengan dasar
perbedaan titik didih ini bila dilakukan dengan kontrol suhu yang ketat akan dapat
memisahkan suatu zat dari campuranya dengan baik, karena suhu selalu dikontrol
untuk tidak melewati titik didih campuran.
3. Kelarutan
Suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu
zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu zat mungkin

4
larut dalam pelarut A tetapi tidak larut dalam pelarut B, atau sebaliknya. Secara
umum pelarut dibagi menjadi dua, yaitu pelarut polar, misalnya air, dan pelarut
nonpolar (disebut juga pelarut organik) seperti alkohol, aseton, methanol,
petrolium eter, kloroform, dan eter. Dengan melihat kelarutan suatu zat yang
berbeda dengan zat-zat lain dalam campurannya, maka kita dapat memisahkan zat
yang diinginkan tersebut dengan menggunakan pelarut tertentu.
4. Pengendapan
Suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam suatu
campuran atau larutan tertentu. Zat-zat dengan berat jenis yng lebih besar
daripada pelarutnya akan segera mengendap. Jika dalam suatu campuran
mengandung satu atau beberapa zat dengan kecepatan pengendapan yang berbeda
dan kita hanya menginginkan salah satu zat, maka dapat dipisahkan dengan
metode sedimentsi tau sentrifugsi. Namun jika dalm campuran mengandung lebih
dari satu zat yang akan kita inginkan, maka digunakan metode presipitasi. Metode
presipitasi biasanya dikombinasi dengan metode filtrasi.
5. Difusi
Dua macam zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat berdifusi
(bergerak mengalir dan bercampur) satu sama lain. Gerak partikel dapat
dipengaruhi oleh muatan listrik. Listrik yang diatur sedemikian rupa (baik
besarnya tegangan maupun kuat arusnya) akan menarik partikel zat hasil ke arah
tertentu sehingga diperoleh zat yang murni. Metode pemisahan zat dengan
menggunakan bantuan arus listrik disebut elektrodialisis. Selain itu kita mengenal
juga istilah elektroforesis, yaitu pemisahan zat berdasarkan banyaknya nukleotida
(satuan penyusun DNA) dapat dilakukan dengan elektroforesis menggunakan
suatu media agar yang disebut gel agarosa.
6. Adsorbsi
Adsorbsi merupakan penarikan suatu zat oleh bahan pengadsorbsi secara
kuat sehingga menempel pada permukaan dari bahan pengadsorbsi. Penggunaan
metode ini diterapkan pada pemurnian air dan kotoran renik atau organisme.

5
2.3 Klasifikasi Pemisahan Campuran
Klasifikasi pemisahan dapat dibedakan atas dasar :

a. Sifat fisik dan sifat kimia


Misalnya cara pemisahan dengan ekstraksi, dasarnya adalah perbedaan
kelarutan diantara dua fasa sedangkan untuk destilasi berdasarkan perbedaan
volatilitas. Kromatografi kertas dasarnya adsorpsi atau partisi pada suatu lembaran
kertas dan lain-lain.

No Cara Pemisahan Dasarnya

1 Pengendapan Perbedaan kelarutan


2 Destilasi Perbedaan volatilisasi (uap)
3 Sublimasi Perbedaan tekanan uap
4 Ekstraksi Perbedaan kelarutan antara dua fasa
Sifat kelarutan, biasanya pada
5 Kristalisasi
penurunan suhu
6 Pemurnian zona Kristalisasi (kenaikan suhu)
Perbedaan kerapatan antara zat dan
7 Flotasi
cairan
Perbandingan ukuran zat dengan pori-
8 Ultrafiltrasi
pori filter
Osmosis, aliran suatu sistem melewati
9 Dialisis
membrane
10 Elektrodeposisi Elektrolisis pada elektroda inert
Distribusi solut di antara fasa padat &
11 Kromatografi kolom adsorpsi
cair pada kolom
Distribusi solut di antara dua cairan
12 Kromatografi kolom partisi
dalam kolom
Adsorpsi/partisi pada lembar lapisan
13 KLT
tipis terbuka
Adsorpsi atau partisi pada lembaran
14 Kromatografi kertas
kertas

6
Kromatografi kolom cair di bawah
15 KCKT / HPLC
tekanan tinggi
16 Kromatografi Penukar Ion Pertukaran ion
17 Penapisan molekuler Ukuran solute
18 Permeasi gel Ukuran solute
Distribusi solut gas dalam fasa diam
19 Kromatografi gas
cair/padat, fasa gerak gas
Pemisahan pada lembaran dg adanya
20 Elektroforesis zona
medan listrik

b. Tipe Proses
Tipe proses ini yang mendasarinya adalah sifat mekanis, fisik atau kimia.
Contohnya :
 Proses Mekanis
1. Pengayakan dan eksklusi (ukuran) : Dialisis, kromatografi eksklusi,
pembentukan senyawa eksklusi
2. Sentrifugasi (densitas)
 Proses Fisik
1. Partisi : KGC, KGP, KCC, Elektroforesis zona, Fraksionasi busa
2. Perubahan keadaan : Destilasi, sublimasi, kristalisasi, pemurnian zona
 Proses Kimia
1. Perubahan Keadaan : Pengendapan, elektrodeposisi
2. Penopengan (masking : pemisahan semu)
3. Pertukaran ion

c. Tipe Fasa
Fasa yang dilibatkan dalam pemisahan selalu 2 yaitu fasa I dan fasa II
atau fasa awal dan fasa akhir. Fasa awal dan akhir dapat berupa gas atau
uap,cairan atau padatan.

7
Fasa II
No. Fasa I
Gas/Uap Cairan Padatan

1 Gas Difusi Termal KGC KGP


Pengendapan
KCC

Elektrodeposisi
ECC
2 Cair Destilasi Kristalisasi
Dialisis

Elektroforesis
Ultrafiltrasi
zona

3 Padat Sublimasi Pemurnian Zona

2.4 Jenis-Jenis Metode Pemisahan Campuran


Dalam kehidupan sehari-hari terdapat berbagai macam campuran yang
digunakan baik dalam bentuk campuran secara umum maupun dalam wujud
senyawa yang telah dipisahkan dari campurannya. Berikut beberapa metode
pemisahan campuran:
a. Destilasi
Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan
perbedaan titik didik atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari
campuran homogen. Dalam proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap
penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cair
atau padatan. Atas dasar ini maka perangkat peralatan destilasi menggunakan alat
pemanas dan alat pendingin . Proses destilasi diawali dengan pemanasan,
sehingga zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut
bergerak menuju kondenser yaitu pendingin, proses pendinginan terjadi karena
kita mengalirkan air kedalam dinding (bagian luar condenser), sehingga uap yang
dihasilkan akan kembali cair. Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya kita

8
dapat memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen
tersebut.
b. Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan
kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan
yang lainnya pelarut organik.

Proses ekstraksi dapat berlangsung pada:


1. Ekstraksi parfum, untuk mendapatkan komponen dari bahan yang wangi.
2. Ekstraksi cair-cair atau dikenal juga dengan nama ekstraksi solven.
Ekstraksi jenis ini merupakan proses yang umum digunakan dalam skala
laboratorium maupun skala industri.
3. Leaching, adalah proses pemisahan kimia yang bertujuan untuk
memisahkan suatu senyawa kimia dari matriks padatan ke dalam cairan.

Penyiapan bahan yang akan diekstrak dan pelarut Selektivitas Pelarut


hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan komponen-komponen
lain dari bahan ekstraksi. Dalam praktik, terutama pada ekstraksi bahan-bahan
alami, sering juga bahan lain (misalnya lemak, resin) ikut dibebaskan bersama-
sama dengan ekstrak yang diinginkan. Dalam hal itu larutan ekstrak tercemar
yang diperoleh harus dibersihkan, yaitu misalnya diekstraksi lagi dengan
menggunakan pelarut kedua.
Kelarutan Pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan
ekstrak yang besar (kebutuhan pelarut lebih sedikit). Kemampuan tidak saling

9
bercampur Pada ekstraksi cair-cair, pelarut tidak boleh (atau hanya secara
terbatas) larut dalam bahan ekstraksi. Kerapatan Terutama pada ekstraksi cair-
cair, sedapat mungkin terdapat perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut dan
bahan ekstraksi. Hal ini dimaksudkan agar kedua fase dapat dengan mudah
dipisahkan kembali setelah pencampuran (pemisahan dengan gaya berat). Bila
beda kerapatannya kecil, seringkali pemisahan harus dilakukan dengan
menggunakan gaya sentrifugal (misalnya dalam ekstraktor sentrifugal).
Reaktivitas Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan
secara kimia pada komponenkornponen bahan ekstarksi. Sebaliknya, dalam hal-
hal tertentu diperlukan adanya reaksi kimia (misalnya pembentukan garam) untuk
mendapatkan selektivitas yang tinggi. Seringkali Ekstraksi juga disertai dengan
reaksi kimia. Dalam hal ini bahan yang akan dipisahkan mutlak harus berada
dalam bentuk larutan.
Titik didih Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan
cara penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka titik didit kedua bahan itu tidak
boleh terlalu dekat, dan keduanya tidak membentuk ascotrop.Ditinjau dari segi
ekonomi, akan menguntungkan jika pada proses ekstraksi titik didih pelarut tidak
terlalu tinggi (seperti juga halnya dengan panas penguapan yang rendah).

c. Kristalisasi
Pemisahan dengan teknik kristalisasi didasari atas pelepasan pelarut dari
zat terlarutnya dalam sebuah campuran homogeen atau larutan, sehingga
terbentuk kristal dari zat terlarutnya. Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan
padat-cair yang sangat penting dalam industri, karena dapat menghasilkan
kemurnian produk hingga 100%.
Kristal dapat terbentuk karena suatu larutan dalam keadaan atau kondisi
lewat jenuh (supersaturated). Kondisi tersebut terjadinya karena pelarut sudah
tidak mampu melarutkan zat terlarutnya, atau jumlah zat terlarut sudah melebihi
kapasitas pelarut. Sehingga kita dapat memaksa agar kristal dapat terbentuk
dengan cara mengurangi jumlah pelarutnya, sehingga kondisi lewat jenuh dapat
dicapai. Proses pengurangan pelarut dapat dilakukan dengan empat cara yaitu,
penguapan, pendinginan, penambahan senyawa lain dan reaksi kimia.

10
d. Filtrasi
Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk
memisahkan zat padat dari cairannya dengan menggunakan alat berpori
(penyaring). Dasar pemisahan metode ini adalah perbedaan ukuran partikel antara
pelarut dan zat terlarutnya. Penyaring akan menahan zat padat yang mempunyai
ukuran partikel lebih besar dari pori saringan dan meneruskan pelarut.
Proses filtrasi yang dilakukan adalah bahan harus dibuat dalam bentuk
larutan atau berwujud cair kemudian disaring. Hasil penyaringan disebut filtrat
sedangkan sisa yang tertinggal dipenyaring isebut residu. (ampas). Metode ini
dimanfaatkan untuk membersihkan air dari sampah pada pengolahan air,
menjernihkan preparat kimia di laboratorium, menghilangkan pirogen (pengotor)
pada air suntik injeksi dan obat-obat injeksi, dan membersihkan sirup dari kotoran
yang ada pada gula. Penyaringan di laboratorium dapat menggunakan kertas
saring dan penyaring buchner. Penyaring buchner adalah penyaring yang terbuat
dari bahan kaca yang kuat dilengkapi dengan alat penghisap.

e. Kromatografi
Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan
perambatan pelarut pada suatu lapisan zat tertentu. Dasar pemisahan metode ini
adalah kelarutan dalam pelarut tertentu, daya absorbsi oleh bahan penyerap, dan
volatilitas (daya penguapan). Contoh proses kromatografi sederhana adalah
kromatografi kertas untuk memisahkan tinta.

f. Adsorbsi
Adsorbsi merupakan metode pemisahan untuk membersihkan suatu bahan dari
pengotornya dengan cara penarikan bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga
menempel pada permukaan bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini dipakai
untuk memurnikan air dari kotoran renik atau mikroorganisme, memutihkan gula
yang berwarna coklat karena terdapat kotoran.

11
g. Sentrifugasi
Suspensi yang partikel-partikelnya sangat halus tidak bisa dipisahkan
dengan cara filtrasi. Partikel-partikelnya dapat melewati saringan atau bahkan
menutupi lubang pori-pori saringan sehingga cairan tidak dapat lewat. Cara untuk
memisahkan suspensi adalah dengan membiarkannya hingga mengendap. Setelah
beberapa saat, partikelpartikelnya mengendap sehingga cairannya dapat dituang.
Akan tetapi banyak partikel suspense yang terlalu kecil untuk disaring tetapi juga
tidak dapat mengendap. Hal ini karena partikel-partikel padatan tersebut
dipengaruhi oleh gerakan molekul cairan yang sangat cepat.
Suspensi yang sulit dipisahkan ini dapat dipisahkan dengan sentrifugasi.
Tabung sebagai wadah suspensi dikunci pada gagang atau rotor untuk mengitari
sebuah alat atau mesin pemutar. Batang vertikal di tengahnya diputar dengan
motor listrik. Batang itu berputar dengan sangat cepat. Tabung akan mengayun
dengan cepat tetapi mulut tabung tetap menghadap ke tengah. Sentrifugasi yang
terkecil dapat memutar dengan kecepatan 2.000 putaran/menit (rpm). Sentrifugasi
dapat digunakan untuk memisahkan susu menjadi susu krim dan susu skim.
Sentrifugasi juga dapat digunakan untuk memisahkan komponen-komponen
darah.

i. Teknologi Membran
Membran adalah alat pemisah yang bersifat selektif dimana dapat
memisahkan berbagai zat campuran didalam 2 fase fluid. Fase diantara membran
bisa berupa fase cair atau fase gas. Zat campuran didalam fase tersebut bisa
bersifat homogen atau heterogen baik itu berupa padatan, cairan atau gas (lihat
gambar dibawah).

12
Beberapa keunggulan teknologi membran:
1. Pemisahan dapat dilakukan secara continue
2. Konsumsi energi umumnya relatif rendah
3. Proses membran dapat dengan mudah digabungkan dengan proses
pemisahan lainnya (hybrid processing)
4. Pemisahan dapat dilakukan dengan kondisi operasi yang dapat diatur
5. Mudah dalam scale up
6. Tidak memerlukan bahan tambahan
7. Pemakaiannya mudah diadaptasikan karena material penyusun membran
yang bervariasi

Kekurangan teknologi ini antara lain adalah fluks dan selektivitas, karena
pada proses pemisahan menggunakan membran umumnya fenomena yang terjadi
adalah fluks berbanding terbalik dengan selektivitas. Semakin tinggi fluks sering
kali berakibat menurunnya selektivitas, dan sebaliknya. Sedangkan yang
diinginkan dalam proses pemisahan berbasis membran adalah mempertinggi fluks
dan selektivitas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja membran antara lain:
1. Ukuran molekul
2. Bentuk molekul
3. Bahan membran
4. Karakteristik larutan
5. Parameter operasional (tekanan, suhu, konsentrasi, pH, ion strength,
polarisasi)

Pada sistem pengolahan air, kedua fase diantara membran adalah fase cair
untuk memfilter molekul, ion, atau partikel padat terlarut. Air yang akan difilter
oleh membran biasanya disebut “feed-stream” dan air bersih yang sudah difilter
disebut “permeate”, sedangkan air yang mengandung kotoran partikel disebut
“retentate” atau “concentrate”. Membran terdiri atas 2 jenis: membran biologis
dan membran sintetis. Dalam tulisan ini, hanya akan dijelaskan mengenai
membran sintetis.

13
Membran sintetis dibuat oleh manusia untuk kepentingan pemisahan
(filtration) baik dilaboratorium atau industri, bisa juga disebut membran artifisial.
Sejak pertengahan abad kedua puluh, membran sintetis banyak digunakan untuk
kepentingan proses industri skala kecil atau besar. Membran diproduksi dari
material organik seperti polimer ataupun material anorganik, dan saat ini yang
paling banyak diproduksi dan digunakan adalah jenis membran polimer, yang
dapat dibedakan berdasarkan kimia permukaan (surface chemistry), struktur bulk
(bulk structure), morfologi, dan metode produksi. Karakteristik kimia dan fisika
pada membran sintetis dan partikel yang difilter menentukan pemilihan gaya
dorong (driving force).
Untuk proses pemisahan menggunakan membran umumnya menggunakan
gaya dorong tekanan (pressure driving force) dan perbedaan konsentrasi
(concentration gradients driving force), yang disebut filtrasi membran atau
“membrane filtration”. Teknik pemisahan yang biasa menggunakan filtrasi
membran adalah sebagai berikut:
1. Microfiltration
2. Ultrafiltration
3. Nanofiltration
4. Reverse Osmosis
5. Electrolysis
6. Dialysis
7. Electrodialysis
8. Gas Separation
9. Vapor Permeation
10. Pervaporation
11. Membrane Distillation
12. Membrane Contactors

Semua teknik pemisahaan diatas tidak terjadi perubahan fase kecuali pada
pervaporation (perubahan fase cair menjadi fase gas). Untuk pengolahan air, yang
paling banyak digunakan adalah teknik pemisahan microfiltration, ultrafiltration,
nanofiltration, dan reverse osmosis. Keempat teknologi filtrasi membran ini

14
menggunakan gaya dorong tekanan (pressure driven). Perbedaannya adalah
kemampuannya dalam memfilter partikel dalam air berdasarkan ukurannya (lihat
gambar dibawah).

Agar mudah difahami, berikut penjelasannya:

Microfiltration (MF, Mikrofiltrasi)

15
Istilah microfiltration berasal dari “micro” artinya kecil, bisa ditujukan pada
ukuran membran pori skala mikro, mikroorganisme atau mikropartikel, dan
“filtration” artinya pemisahan, sehingga teknologi mikrofiltrasi dapat memisahkan
mikroorganisme seperti bakteri didalam air. Selain itu, membran mikrofiltrasi
dapat menyaring padatan terlarut yang berukuran sekitar 0.05-10 microns.
Penggunaan mikrofiltrasi sangat cocok untuk menurunkan kekeruhan (turbidity)
yang disebabkan oleh partikel terlarut dan mikroorganisme. Material membran
yang digunakan dapat berasal dari polimer organik seperti polipropilen atau
polikarbonat, keramik, dan metal alloy. Terdapat 2 mekanisme pemisahan:

1. Dead-end Microfiltration
Biasa disebut juga “conventional process”. Aliran air mengarah langsung ke
membran dan partikel padatan akan terakumulasi diatas permukaan membran
hingga dilakukan backwash (cuci terbalik), jika tidak ada backwash maka laju alir
dapat menurun hingga nilainya 0 karena semua partikel padatan menyebabkan
blocking (penutupan pori) sampai menutup semua pori membran. Setelah
dilakukan backwash, padatan yang terakumulasi diatas permukaan membran akan
dibersihkan dan kemudian ditampung untuk dibuang.

2. Cross-flow Microfiltration
Aliran air pada cross-flow microfiltration secara turbulen sepanjang
membran sehingga dapat mencegah terjadinya akumulasi partikel padatan diatas
permukaan membran. Jenis membran yang digunakan biasanya berbentuk tabung

16
(misal: tubular membrane, holow fiber membrane). Air yang tidak terfiltrasi dan
mengandung partikel padatan (retentate) akan dialirkan keluar atau difilter
kembali. Istilah “cross-flow” digunakan karena aliran air umpan (feed) dan aliran
air terfiltrasi (permeate) mengarah sudut 90 derajat (tangential). Prosess ini
sangatlah banyak digunakan dan hasilnya bagus untuk air umpan yang memiliki
konsentrasi tinggi partikel padatan.

17
BAB III
APLIKASI DALAM INDUSTRI

3.1. Destilasi
1. Industri Alkohol
Pada skala industri, alkohol dihasilkan melalui proses fermentasi dari sisa
nira (tebu) yang tidak dapat diproses menjadi gula pasir. Hasil fermentasi adalah
alcohol dan tentunya masih bercampur secara homogen dengan air. Atas dasar
perbedaan titik didih air (100 oC) dan titik didih alcohol (70oC), sehingga yang
akan menguap terlebih dahulu adalah alcohol. Dengan menjaga destilasi maka
hanya komponen alcohol saja yang akan menguap. Uap tersebut akan melalui
pendingin dan akan kembali cair, proses destilasi alcohol merupakan destilasi
yang sederhana.

2. Industri Minyak Bumi


Proses pemisahan yang lebih komplek terjadi pada minyak bumi. Dalam
minyak bumi banyak terdapat campuran. Atas dasar perbedaan titik didihnya,
maka dapat dipisahkan kelompok-kelompok produk dari minyak bumi. Proses
pemanasan dilakukan pada suhu cukp tinggi, berdasarkan perbedaan titik didih
dan system pendingin maka kita dapat pisahkan beberapa kelompok minyak bumi.
Proses ini dikenal dengan destilasi fraksi, dimana terjadi pemisahan-fraksi-fraksi
dari bahan bakar.

18
3.2. Ekstraksi

3.2.1. Ekstraksi Pada Industri Sawit


1. Oil Clarifier
Minyak sawit yang didapatkan dari expeller masih berupa minyak kental
karena mengandung partikel padat yang berwujud seperti lumpur dan susah
dipisahkan dari minyak. Berbagai metoda telah digunakan oleh banyak ilmuwan
untuk memisahkan padatan dari minyak, tetapi cara yang paling efektif adalah
menambahkan banyak air pada minyak. Penambahan ini akan memisahkan
minyak bening ke atas dan air bersama kotoran ke bawah.

Alat berupa dua silinder, dengan satu silinder lebih kecil berada di dalam
silinder yang lebih besar. Minyak dimasukkan kedalam silinder yang besar

19
melalui bagian bawahnya. Minyak beningan akan naik ketas, seiring penambahan
minyak ke dalam silinder besar. Minyak bening dari silinder besar selanjutnya
mengisi silinder kecil dan dikeluarkan melaui bagian bawah silinder kecil. Minyak
ini kemudian dipanaskan untuk mengurangi kadar air dan didapatkan CPO.

2. Singgle/double Srew
Proses Ekstraksi Minyak dengan cara pengempaan menggunakan
single/double Screw pada tekanan 40-50 Bar.Fungsi dari alat ini adalah untuk
proses pengepresan buah sawit yang telah dilumatkan menjadi minyak sawit kasar
(minyak yang belum di murnikan).

3. Vakum Dryer
Vacum dryer adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan air dari
minyak dengan cara penguapan dalam kondisi hampa udara. Hasil yang
diharapkan dari proses ini adalah minyak dengan kadar air 0,1 – 0,15% dan kadar
kotoran 0,013 – 0,015%.

20
Melalui tangki apung (float tank) inilah yang mengatur jumlah minyak,
pertama minyak dialirkan ke vacum drayer.Minyak terhisap kedalam tabung
melalui pemercikan (nozzle) karena adanya hampa udara dan minyak terpencar
kedalam tabung hampa.

3.2.2. Ekstraksi pada Industri Oleoresin dari Cassia Vera


Alat ekstraksi oleoresin ini merupakan alat yang praktis dan menggunakan
teknologi sederhana yang dapat diaplikasikan pada industri kecil dan menengah
dalam upaya meningkatkan nilai tambah dan diversifikasi produk cassia vera.

Prinsip Kerja
Sistem yang digunakan pada unit ini yaitu mekanisme dengan pemanasan
yang diatur menggunakan thermostat dan pengadukan menggunakan motor
penggerak berpengaduk. Ekstraksi dilakukan didalam silinder dengan volume 50
liter.Mekanisme penyaringan dilakukan dengan pengaturan pemakuman melalui

21
kran-kran dan vakum meter.Penyaringan menggunakan kompressor yang
dimodifikasi dari outletnya dengan meteran vakum memakai motor penggerak.
Hasil uji coba dari 4 kg bahan memerlukan waktu penyaringan 50 menit, tekanan
rata-rata 10 cm Hg dan dapat menyaring sebanyak 560 ml.Sistem penyulingan
vakum ini dilakukan dengan pengaturan pemanasan memakai thermostat dan
pemakukan memakai pompa vakum.

3.2.2. Ekstraksi Pada Industri Obat-Obatan


Untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan serta menyediakan
bahan baku obat herbal berkualitas terbaik, maka pada tahun 2003 Borobudur
Natural Herbal Industry mendirikan unit ekstraksi modern yaitu Borobudur
Extraction Center (BEC).

BEC menggunakan mesin berteknologi canggih buatan Jerman, menggunakan 3


tahapan dalam proses ekstraksi yaitu Perkolasi, Evaporasi dan Drying.

3.3. Kristalisasi
1. Industri garam

Alat Crystalizer Rotary Evaporator Salt

22
Pemisahan dengan pembentukan kristal melalui proses penguapan
merupakan cara yang sederhana dan mudah kita jumpai, seperti pada proses
pembuatan garam.
Air laut dialirkan kedalam tambak dan selanjutnya ditutup. Air laut yang
ada dalam tambak terkena sinar matahari dan mengalami proses penguapan,
semakin lama jumlah berkurang, dan mengering bersamaan dengan itu pula kristal
garam terbentuk. Biasanya petani garam mengirim hasilnya ke pabrik untuk
pengolahan lebih lanjut.

2. Industri Gula

Evaporator

Pabrik gula juga melakukan proses kristalisasi, tebu digiling dan


dihasilkan nira, nira tersebut selanjutnya dimasukkan kedalam alatvacuum
evaporator, Dalam alat ini dilakukan pemanasan sehingga kandungan air di dalam
nira menguap, dan uap tersebut dikeluarkan dengan melalui pompa, sehingga nira
kehilangan air berubah menjadi Kristal gula. Ketiga teknik yang lain pendinginan,
penambahan senyawa lain dan reaksi kimia pada prinsipnya adalah sama yaitu
mengurangi kadar pelarut didalam campuran homogen.

23
3.4. Filtrasi
1. Filtrasi Skala Laboratorium

2. Filtrasi Skala Industri di industry oleoresin

3.5. Kromatografi Kertas

Kromatografi kertas yaitu kromatografi yang memakai fase diam kertas yaitu
kertas yang terkandung selulosa didalamnya, sedangkan yang dipakai sebagai fase
geraknya adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.

24
Kertas yang melakukan tindakan sebagai fase diam akan dicelupkan ke dalam
sampel atau pelarut, lalu sampel dan pelarut dengan gaya kapilaritas akan terserap
dan bergerak keatas. Kromatografi kertas ini dipakai dalam memisahkan tinta, zat
pewarna, senyawa tumbuhan misalnya klorofil, make up dan zat lain.

3.6. Adsorpsi Air Minum


Penggunaan metode ini dipakai untuk memurnikan air dari kotoran renik
atau mikroorganisme, memutihkan gula yang berwarna coklat karena terdapat
kotoran.

3.7. Sentrifugasi pada mesin cuci

25
3.8. Teknologi Membran
1. Ultrafiltration (UF, Ultrafiltrasi)
Kemampuan pemisahan pada ultrafiltrasi jauh lebih baik dibandingkan
mikrofiltrasi. Istilah “ultra” secara bahasa berarti yang teramat sangat, dimana
semua mikroorganisme dapat terpisah sempurna termasuk juga makromolekul
seperti protein yang biasanya dihasilkan oleh mikroorganisme, adapun air dan
molekul rendah akan melewati membran. Pada beberapa industri, teknik
pemisahan dan pemurnian makromolekul (103-106 Dalton) dalam larutan akan
menggunakan ultrafiltrasi. Secara prinsipnya, ultrafiltrasi sama dengan
mikrofiltrasi dimana terdapat 2 proses mekanisme: dead-end dan cross-flow.
Perbedaan utamanya adalah ukuran pori membran yang jauh lebih kecil
dibandingkan mikrofiltrasi.
Umumnya material yang digunakan untuk membran ultrafiltrasi adalah
polimer seperti polysulfone, polypropylene, cellulose acetate, dan polylactic acid,
akan tetapi ada juga yang menggunakan membran keramik untuk aplikasi suhu
tinggi. Gambar dibawah adalah aplikasi membran ultrafiltrasi yang membedakan
dengan membran mikrofiltrasi. Hasil akhir berupa air bersih yang masih
mengandung garam-garam terlarut.

2. Nanofiltration (NF, Nanofiltrasi)


Penggunaan istilah “nano” mengacu pada pori membran yang berukuran
nano (artinya pangkat -9), yaitu 1-5 nm. Membran nanofiltrasi memiliki
kemampuan menahan ion divalen seperti ion kalsium (Ca2+) dan ion magnesium
(Mg2+), akan tetapi dapat melewatkan ion monovalen seperti ion natrium (Na+)
dan ion kalium (K+) . Untuk senyawa organik dengan berat molekul 200-300
dapat difilter dengan sempurna seperti sukrosa (gula pasir). Kemampuannya yang

26
sangat spesifik dalam filtrasi menjadikan nanofiltrasi sebagai pilihan yang tepat
terkait dengan efektifitas, kelayakan, dan ekonomis. Penggunaan nanofiltrasi
meliputi demineralisasi, penghilangan senyawa warna, dan desalting. Design
membran biasanya seperti membran reverse osmosis dalam bentuk spiral wound
(lihat gambar dibawah).

3. Reverse Osmosis (RO, Osmosis terbalik)


Peristiwa osmosis banyak terjadi dialam karena disebabkan oleh
perbedaan tekanan yang dipisahkan oleh membran semipermeabel dimana cairan
yang sedikit mengandung zat terlarut (larutan encer) akan mengalir ke cairan yang
banyak mengandung zat terlarut (larutan pekat). Jika aliran air berlawanan dengan
peristiwa osmosis dimana air mengalir dari larutan pekat ke larutan encer karena
diberikan gaya dorong (driving force) maka disebut osmosis terbalik atau reverse
osmosis, yang disingkat RO (lihat gambar dibawah).

Membran RO mampu memfilter mulai dari bakteri hingga ion monovalen


yang terkandung didalam air. Ukuran porinya yang sangat kecil kurang dari 1 nm
dapat secara efektif menghasilkan air murni, akan tetapi membutuhkan energi
yang besar dengan tekanan sekitar 50 bar tergantung dari jumlah komponen zat

27
terlarut dalam air, dengan demikian teknologi RO sedikit berbeda dengan
teknologi filtrasi membran mikrofiltrasi, ultrafiltrasi, atau nanofiltrasi, karena
gaya dorong bukan hanya dipengaruhi oleh tekanan tapi konsentrasi zat terlarut
melalui proses difusi. Teknologi membrane RO banyak digunakan untuk
pemurnian air minum dari air laut, penghilangan garam dan material terlarut
lainnya dalam air. Design membran RO berbentuk spiral wound dan gambar
dibawah sebagai ilustrasi proses filtrasi yang dilakukan oleh membran RO.

28
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Pemisahan campuran dapat diartikan sebagai proses memisahan antara dua
jenis zat atau lebih agar zat-zat tersebut terpisah dan menjadi zat tunggal
dengan melakukan tindakan secara fisika maupun kimia.
2. Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk
memisahkan zat padat dari cairannya dengan menggunakan alat berpori
(penyaring). Dasar pemisahan metode ini adalah perbedaan ukuran partikel
antara pelarut dan zat terlarutnya.
3. Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat
yang terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan
dalam suatu pelarut dan perbedaan titik beku.
4. Destilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan
yang berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang
mempunyai titik didih yang berbeda.
5. Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut
sehingga didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih
tinggi. Tujuan dari evaporasi yaitu untuk memekatkan larutan yang terdiri
dari zat terlarut yang tak mudah menguap dan pelarut yang mudah
menguap.
6. Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan
kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda.

4.2. Saran
Saat ini, sudah lebih dari satu macam metode pemisahan campuran,
semoga semakin berkembangnya sains dan teknologi, dapat pula meningkatkan
berbagai metode dalam sains tersebut.

29
DAFTAR PUSTAKA

Rasmiwetti & Roza Linda. 2006. Kimia Analitik II: Buku Ajar. Pekanbaru:
Universitas Riau.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekstraksi
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahan-kimia-dan-
analisis/kristalisasi/
http://alchemistviolet.blogspot.com/2011/03/refluks.html
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahan-kimia-dan-
analisis/destilasi/

Anda mungkin juga menyukai