PENDAHULUAN
Dalam Teknik Kimia dan bidang-bidang terkait, unit operasi adalah suatu tahapan
dasar dalam suatu proses. Suatu proses dapat terdiri dari banyak unit operasi untuk
mendapatkan produk yang diinginkan. Setiap unit operasi mengikuti hukum fisika yang
sama dan dapat digunakan pada semua industri kimia. Unit operasi menjadi prinsip
dasar dalam bidang teknik kimia. Unit operasi dan teknik kimia membentuk dasar
utama untuk segala jenis industri kimia dan merupakan dasar perancangan pabrik kimia
serta alat-alat yang digunakan.
Dalam Teknik Kimia, proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih
produk yang lebih murni dari senyawa kimia. Sebagian besar senyawa kimia ditemukan
di alam dalam keadaan yang tidak murni. Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam
keadaan tercampur dengan senyawa lain. Untuk beberapa keperluan seperti sintesis
senyawa kimia yang memerlukan bahan baku senyawa kimia dalam keadaan murni atau
proses produksi suatu senyawa kimia dengan kemurnian tinggi, proses pemisahan perlu
dilakukan
Dalam proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih produk yang
lebih murni dari suatu senyawa kimia. Secara mendasar, proses pemisahan dapat
diterangkan sebagai proses. Proses pemisahan sendiri dapat diklasifikasikan menjadi
proses pemisahan secara mekanis atau kimiawi. Pemilihan jenis proses pemisahan yang
digunakan bergantung pada kondisi yang dihadapi. Pemisahan dengan cara perlakuan
mekanis dilakukan kapanpun memungkinkan karena biaya operasinya lebih murah dari
pemisahan secara kimiawi. Untuk campuran yang tidak dapat dipisahkan melalui proses
pemisahan dengan perlakuan mekanis (seperti pemisahan minyak bumi), proses
pemisahan kimiawi harus dilakukan.
Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan berbagai metode. Metode
pemisahan yang dipilih bergantung pada fasa komponen penyusun campuran. Suatu
campuran dapat berupa campuran homogen (satu fasa) atau campuran heterogen (lebih
dari satu fasa). Suatu campuran heterogen dapat mengandung dua atau lebih fasa: padat-
padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-gas, gas-gas, campuran padat-cair-gas, dan
sebagainya. Pada berbagai kasus, dua atau lebih proses pemisahan harus
dikombinasikan untuk mendapatkan hasil pemisahan yang diinginkan. Pemisahan
komponen-komponen dari suatu campuran menjadi fraksi-fraksi lain yang berbeda,
baik dalam ukuran partikel, fase, atau komposisi kimianya diperlukan suatu proses
pemisahan.
Misalnya :
Proses reduksi ukuran untuk menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai
dengan kebutuhan pada proses berikutnya dan memperluas permukaan partikel agar
dapat mempercepat kontak dengan zat lain.
Proses distilasi untuk memisahkan dua produk atau lebih di dalam suatu campuran
menjadi produk yang murni.
Proses klasifikasi untuk menghasilkan produk yang berharga, seperti bijih logam
dengan memisahkan dari pengotornya dan sebagainya.
Banyak metode yang digunakan untuk melakukan pemisahan (separasi), dan ada
beberapa satuan operasi yang dikhususkan untuk itu. Dalam praktek, banyak. masalah
separasi yang harus dihadapi dan kita harus memilih di antara berbagai metode itu,
mana yang paling cocok untuk masalah yang dihadapi.
Metode operasi difusi (diffusional operation) yang meliputi perubahan fase atau
perpindahan bahan dari satu fase ke fase yang lain
Metode separasi dengan perlakuan mekanik atau pemisahan mekanik
(mechanical separation), yang digunakan untuk memisahkan partikel zat padat atau
tetesan zat cair dengan memanfaatkan gaya-gaya yang bekerja pada partikel dan
fluida.
Gaya-gaya yang bekerja pada proses pemisahan dengan perlakuan mekanik adalah gaya
gravitasi, gaya sentrifugal dan, gaya tekan atau vakum.
Separasi dengan perlakuan mekanik dipakai untuk campuran heterogen, bukan untuk
larutan homogen, terutama adalah mengenai partikel ukuran lebih besar dari 0,1 µm.
Teknik-teknik ini didasarkan atas perbedaan fisika antara partikel-partikel itu, seperti
ukuran, bentuk, atau densitas. Teknik ini dapat digunakan untuk memisahkan zat padat
dari gas, tetesan zat cair dari gas, zat padat dari zat padat, atau zat padat dari zat cair.
Penggunaan teknik ini berdasarkan perbedaan laju sedimentasi partikel atau tetesan
pada waktu bergerak melalui zat cair atau gas.
2
Pemisahan Mekanik
Pemisahan dengan pengendapan dan sedimentasi (settling and sedimentation)
Pemisahan dengan filtrasi
Pemisahan dengan gaya sentrifugal
Fluidisasi
Reduksi ukuran atau pengecilan ukuran (kominusi) merupakan tahap awal dalam proses
pengolahan bahan dalam industri yang bertujuan untuk :
Pemisahan Sedimentasi adalah metode pemisahan padatan dan cairan (suspensi) dengan
menggunakan gaya gravitasi untuk mengendapkan partikel suspensi.
Pemisahan dengan sentrifugasi adalah metode pemisahan campuran padatan dan cairan
(suspensi) dengan menggunakan gaya sentrifugal untuk mengendapkan partikel
suspensi.
Filtrasi adalah suatu operasi pemisahan campuran antara padatan dan cairan (slurry)
dengan melewatkan umpan berupa campuran padatan - cairan melalui medium
penyaring (filter), karena adanya daya dorong (driving force) yaitu perbedaan tekanan
masuk umpan dan tekanan keluar filtrat.
Pemisahan dengan filtrasi sentrifugasi adalah suatu operasi pemisahan campuran antara
padatan dan cairan (slurry) dengan melewatkan umpan berupa campuran padatan -
cairan melalui medium penyaring (filter), karena adanya gaya sentrifugal.
Fluidisasi merupakan salah satu teknik pengontakan fluida baik gas maupun cairan
dengan butiran padat. Pada fluidisasi kontak antara fluida dan partikel padat terjadi
dengan baik karena permukaan kontak yang luas.
3
Pemisahan Mekanik
BAB II
REDUKSI UKURAN (SIZE REDUCTION)
2.1 Pendahuluan
Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses perlakuan me
kanik yang bertujuan untuk :
Disamping itu kominusi, baik peremukan maupun penggerusan, bisa terdiri dari
beberapa tahap, yaitu :
4
Pemisahan Mekanik
Variabel Operasi Pengecilan Ukuran (SR) :
2. Reduction ratio : rasio diameter rata-rata umpan dengan diameter rata-rata produk.
Teori-teori atau hukum-hukum untuk memprediksi kebutuhan energi dan daya dalam
reduksi ukuran, memberikan kalkulasi hasil perhitungan mendekati sekitar 0,1-2% dari
hasil pengukuran. Energi dan daya yang dibutuhkan diturunkan dari teori-teori
perubahan energi dE terhadap perubahan ukuran dX dari partikel ukuran X berbanding
terbalik, seperti pada persamaan dibawah ini :
𝒅𝑬
𝒅𝑿
= −𝒄 𝑿−𝒏 (1)
1. Teori/Hukum Rittinger
2. Teori/Hukum Kick’s
3. Teori/Hukum Bond
1. Teori/Hukum Rittinger
Energi ini proporsional terhadap luas permukaan baru yang terbentuk. Rittinger
melakukan percobaan tentang hal ini, menggunakan“ a drop weight crusher” Hasil
percobaannya dinyatakan dalam energi mekanis yang dibutuhkan luas permukaan baru
5
Pemisahan Mekanik
yang terbentuk. Contoh : quartz , setiap energi 1 kgf-cm akan memberikan luas permukaan
baru sebesar 17,56 cm2.
Luas permukaan baru = selisih luas permukaan sebelum dihancurkan dan setelah
dihancurkan pada bilangan Rittinger, hal ini disebabkan energi alat harus mengatasi friksi
dan efek enersia. Menurut Rittinger energi kominusi sebanding dengan luas permukaan
baru yang terbentuk, maka, dalam penelitiannya Rittinger menentukan harga n = 2,
sehingga,
𝒅𝑬
= −𝒄 𝑿−𝒏
𝒅𝑿
𝑬 𝑿
∫𝟎 𝒅𝑬 = −𝑪 ∫𝑿 𝑿−𝒏 𝒅𝑿 , dintegralkan dengan batas: X1 = XF dan X2 = XP, maka:
𝑷
𝑭
𝑪 𝟏 𝟏 𝑪 𝟏 𝟏
𝑬 = 𝒏−𝟏 [𝑿𝒏−𝟏 − 𝑿𝒏−𝟏 ] = 𝟐−𝟏 [𝑿𝟐−𝟏 − 𝑿𝟐−𝟏 ]
𝑷 𝑭 𝑷 𝑭
𝟏 𝟏
𝑬 = 𝑪 [𝑿−𝟏 −𝟏
𝑷 − 𝑿𝑭 ] = 𝑪 [𝑿 − 𝑿 ]
𝑷 𝑭
𝟏 𝟏
𝑬 = 𝑲𝑹 [ 𝑿 − 𝑿 ] (2)
𝑷 𝑭
2. Teori/Hukum Kick’s
𝒅𝑬
= −𝒄 𝑿−𝒏
𝒅𝑿
𝑬 𝑿
∫𝟎 𝒅𝑬 = −𝑪 ∫𝑿 𝑿−𝒏 𝒅𝑿
𝑷
𝑭
𝑬 𝑿
∫𝟎 𝒅𝑬 = −𝑪 ∫𝑿 𝑿−𝟏 𝒅𝑿, dintegralkan dengan batas: X1 = XF dan X2 = XP, maka:
𝑷
𝑭
𝒙𝑷
𝑬 = −𝑪 [𝐥𝐧 𝑿] 𝒙 = −𝑪 [𝐥𝐧 𝑿𝑷 − 𝐥𝐧 𝑿𝑭 ] = 𝑪 [𝐥𝐧 𝑿𝑭 − 𝐥𝐧 𝑿𝑷 ]
𝑭
𝑬 = 𝑲𝑲 [𝐥𝐧 𝑿𝑭 − 𝐥𝐧 𝑿𝑷 ] (3)
3. Teori/Hukum Bond
𝒅𝑬
= −𝒄 𝑿−𝒏
𝒅𝑿
6
Pemisahan Mekanik
𝑬 𝑿
∫𝟎 𝒅𝑬 = −𝑪 ∫𝑿 𝑿−𝒏 𝒅𝑿, dintegralkan dengan batas: X1 = XF dan X2 = XP, maka:
𝑷
𝑭
𝑪 𝟏 𝟏 𝑪 𝟏 𝟏
𝑬 = 𝒏−𝟏 [𝑿𝒏−𝟏 − 𝑿𝒏−𝟏 ] = 𝟏,𝟓−𝟏 [ − ] = 𝟐 𝑪 [𝑿−𝟎,𝟓
𝑷 − 𝑿−𝟎,𝟓
𝑭 ]
𝑷 𝑭 𝑿𝟏,𝟓−𝟏
𝑷 𝑿𝟏,𝟓−𝟏
𝑭
𝟏 𝟏 𝒌𝑾𝒉
𝑬 = 𝑲𝑩 [ − ] (4)
√𝑿𝑷 √𝑿𝑭 𝑻𝒐𝒏
Untuk menentukan KB, Bond melakukan percobaan dengan mereduksi ukuran dari
ukuran sangat besar (∞) menjadi ukuran 100 µm (80% lolos), sehingga :
𝟏 𝟏 𝟏
𝑬 = 𝑲𝑩 [ − ] 𝑬 = 𝑲𝑩 [ − 𝟎] → 𝑲𝑩 = 𝑬√𝟎, 𝟏
√𝟎,𝟏 √∞ √𝟎,𝟏
Energi untuk reduksi ukuran dari ukuran sangat besar (∞) menjadi ukuran 100 µm (80%
lolos) didifinisikan sebagai indek kerja material (Ei ) (kWh/Ton), sehingga rumus
Bond menjadi :
𝟏 𝟏 𝒌𝑾𝒉
𝑬 = √𝟎, 𝟏 𝑬𝒊 [ − ] (5)
√𝑿𝑷 √𝑿𝑭 𝑻𝒐𝒏
Dimana : 𝑲𝑩 = 𝑬𝒊 √𝟎, 𝟏
Bila daya yang dibutuhkan P (kW) dan laju umpan T (Ton/jam), maka :
𝑷 𝟏 𝟏 𝒌𝑾𝒉
= 𝑬 = √𝟎, 𝟏 𝑬𝒊 [ − ] (6)
𝑻 √𝑿𝑷 √𝑿𝑭 𝑻𝒐𝒏
𝑷 𝟏 𝟏 𝒌𝑾𝒉
= 𝑬 = √𝟎, 𝟏 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎 𝑬𝒊 [ − ]
𝑻 √𝑿𝑷 √𝑿𝑭 𝑻𝒐𝒏
𝑷 𝟏 𝟏 𝒌𝑾𝒉
= 𝑬 = 𝟏𝟎 𝑬𝒊 [ − ] (7)
𝑻 √𝑿𝑷 √𝑿𝑭 𝑻𝒐𝒏
𝑷 𝟏 𝟏 𝟏 𝒌𝑾𝒉
𝑻
= 𝑬 = √𝟎, 𝟏𝒙 𝟑𝟎𝟒,𝟖 𝑬𝒊 [ − ] 𝑻𝒐𝒏
√𝑿𝑷 √𝑿𝑭
7
Pemisahan Mekanik
𝑷 𝟏 𝟏 𝒌𝑾𝒉
= 𝑬 = 𝟎, 𝟎𝟏𝟖𝟏 𝑬𝒊 [ − ] (8)
𝑻 √𝑿𝑷 √𝑿𝑭 𝑻𝒐𝒏
Bila P (dalam HP), T (dalam Ton/menit) , XF dan XP dalam satuan ft (1 ft=304,8 mm),
maka :
𝑷 𝟏 𝟏 𝒌𝑾𝒉 𝑯𝑷 𝟔𝟎𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕
= 𝑬 = 𝟎, 𝟎𝟏𝟖𝟏 𝑬𝒊 [ − ] 𝒙 𝟎,𝟕𝟒𝟔𝒌𝑾 𝒙
𝑻 √𝑿𝑷 √𝑿𝑭 𝑻𝒐𝒏 𝟏𝒉
𝑷 𝟏 𝟏 𝑯𝑷
= 𝑬 = 𝟏, 𝟒𝟔 𝑬𝒊 [ − ] (9)
𝑻 √𝑿𝑷 √𝑿𝑭 𝑻𝒐𝒏/𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕
Contoh-1:
Untuk memecah 10 Ton/jam material hematite dengan indek kerja 12,68 kWh/Ton
digunakan Crusher. Ukuran umpan 80% lolos 3-in (76,2 mm)(80% dan ukuran produk
80% lolos 1/8-in(3,175 mm).
Penyelesaian :
𝑷 𝟏 𝟏 𝒌𝑾𝒉
= 𝑬 = 𝟏𝟎 (𝟏𝟐, 𝟔𝟖) [ − ]
𝑻 √𝟑𝟏𝟕𝟓 √𝟕𝟔𝟐𝟎𝟎 𝑻𝒐𝒏
𝑷 𝒌𝑾𝒉
= 𝑬 = 𝟏, 𝟖
𝑻 𝑻𝒐𝒏
𝑯𝑷 𝑷 𝟏 𝟏 𝑯𝑷
b. Energi dalam (𝑻𝒐𝒏/𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕): = 𝑬 = 𝟏, 𝟒𝟔 𝑬𝒊 [ − ]
𝑻 √𝑿𝑷 √𝑿𝑭 𝑻𝒐𝒏/𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕
𝑷 𝟏 𝟏 𝑯𝑷 𝑯𝑷
= 𝑬 = 𝟏, 𝟒𝟔 (𝟏𝟐, 𝟔𝟖) [ − ] 𝑻𝒐𝒏 = 𝟏𝟒𝟒, 𝟓
𝑻 √𝟎,𝟎𝟏𝟎𝟒 √𝟎,𝟐𝟓 𝑻𝒐𝒏/𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕
𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕
𝑻𝒐𝒏 𝒌𝑾𝒉
c. Daya, P (kW): 𝑷 = 𝑻 𝑬 = 𝟏𝟎 𝒙𝟏, 𝟖 = 𝟏𝟖 𝒌𝑾
𝒋𝒂𝒎 𝑻𝒐𝒏
d. Daya, P (HP)
8
Pemisahan Mekanik
𝑻𝒐𝒏 𝑯𝑷
𝑷 = 𝑻 𝑬 = 𝟎, 𝟏𝟔𝟕 𝒙𝟏𝟒𝟒, 𝟓 𝑻𝒐𝒏/𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕 = 𝟐𝟒, 𝟏 𝑯𝑷
𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕
Contoh-2:
Untuk memecah biji logam dari ukuran umpan 50,8 mm (80% lolos) menjadi produk
6,35 mm (80% lolos) dibutuhkan daya 89,5 kW. Dengan menggunakan Persamaan
Hukum Bond, berapa daya yang dibutuhkan untuk ukuran umpan yang sama, dengan
ukuran produk 3,18 mm ?
Penyelesaian :
𝑷 𝟏 𝟏
= 𝑬 = 𝟏𝟎 𝑬𝒊 [ − ] 𝒌𝑾𝒉/𝑻𝒐𝒏
𝑻 √𝑿𝑷 √𝑿𝑭
𝟏 𝟏
𝑷 = 𝑻 𝑬 = 𝟏𝟎 𝑻 𝑬𝒊 [ − ] 𝒌𝑾
√𝑿𝑷 √𝑿𝑭
𝟏 𝟏
𝑷 = 𝑻 𝑬 = 𝟏𝟎 𝑻 𝑬𝒊 [ − ] = 𝟖𝟗, 𝟓 𝒌𝑾
√𝟔.𝟑𝟓𝟎 √𝟓𝟎.𝟖𝟎𝟎
𝑻 𝑬𝒊 = 𝟏𝟏𝟎𝟑, 𝟑 𝒌𝑾
XF= 50,8 mm = 50800 µm (80% lolos) XP=6,35 mm = 3180 µm (80% lolos) P=?
𝟏 𝟏
𝑷 = 𝑻 𝑬 = 𝟏𝟎 𝑻 𝑬𝒊 [ − ]
√𝟑𝟏𝟖𝟎 √𝟓𝟎𝟖𝟎𝟎
𝟏 𝟏
𝑷 = 𝑻 𝑬 = 𝟏𝟎 (𝟏𝟏𝟎𝟑, 𝟑 ) [ − ] = 𝟏𝟒𝟔, 𝟕 𝒌𝑾
√𝟑𝟏𝟖𝟎 √𝟓𝟎𝟖𝟎𝟎
Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari material yang langsung dari tambang
(ROM = run of mine) dan berukuran besar-besar (diameter sekitar 100 cm) menjadi
ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm. Peralatan yang dipakai antara lain
adalah :
1. Jaw crusher
2. Gyratory crusher
3. Cone crusher
4. Roll crusher
5. Impact crusher
9
Pemisahan Mekanik
6. Rotary breaker
7. Hammer mill
Penggerusan adalah proses lanjutan reduksi ukuran dari yang sudah berukuran 2,5 cm
menjadi ukuran yang lebih halus. Pada proses penggerusan dibutuhkan media
penggerusan yang antara lain terdiri dari :
1. Ball mill dengan media penggerus berupa bola-bola baja atau keramik
2. Rod mill dengan media penggerus berupa batang-batang baja.
10
Pemisahan Mekanik
Gambar 2.2 Gyratory Crusher Gambar 2.3 Impact Crusher
Gambar 2.4 Roll Crusher Licin Gambar 2.5 Roll Crusher Bergigi
11
Pemisahan Mekanik
Gambar 2.6 Rotary Breaker
12
Pemisahan Mekanik
Gambar 2.8 Ball Mill
13
Pemisahan Mekanik
BAB III
PEMISAHAN BERDASARKAN UKURAN (SIZING)
3.1 Pendahuluan
Setelah bahan atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh bermacam-macam
ukuran partikel. Oleh sebab itu harus dilakukan pemisahan berdasarkan ukuran partikel
agar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan pada proses pengolahan yang berikutnya.
Satu ayakan tunggal hanya dapat memisahkan menjadi dua fraksi saja setiap kali
pemisahan, yaitu yang lolos dari ayakan dan yang tertahan diatas ayakan.
Ayakan yang digunakan di industri dibuat dari anyaman kawat, sutera, plastik batangan-
batangan logam, plat logam yang berlobang-lobang, atau kawat-kawat yang
penampangnya berbentuk baji. Logam yang digunakanpun bermacam-macam, tetapi
pada umumnya dibuat dari baja atau stainless steel. Ayakan standar mempunyai ukuran
mesh yang berkisar antara 4 sampai 400 mesh, sedangkan ayakan dari logam yang
digunakan secara komersial mempunyai lubang samapai 1 µm. Ayakan yang lebih halus
dari 150 mesh jarang dipakai, karena untuk partikel yang sangat halus cara pemisahan
lain mungkin lebih ekonomis.
Pemisahan partikel yang ukurannya antara 4 mesh dan 48 mesh disebut pengayakan
halus, sedangkan untuk yang lebih halus disebut ultra halus
14
Pemisahan Mekanik
3.2 Neraca Massa Ayakan
𝑫 𝑿𝑩 −𝑿𝑭 𝟏−𝑿𝑭
= = (4)
𝑭 𝑿𝑩 −𝑿𝑫 𝟏−𝑿𝑫
𝑩 𝑿𝑭 −𝑿𝑫 𝑿𝑭 −𝑿𝑫
= = (5)
𝑭 𝑿𝑩 −𝑿𝑫 𝟏−𝑿𝑫
Efisiensi Ayakan
Efisiensi Ayakan didifinisikan sebagai fraksi undersize umpan (Feed) yang benar-benar
lolos dibagi dengan fraksi undersize umpan(Feed) yang seharusnya lolos.
Fraksi undersize umpan (Feed) yang benar-benar lolos = fraksi undersize dalam produk
lolos ( B XB ). Fraksi undersize umpan (Feed) yang seharusnya lolos = F XF
Partikel zat padat secara individu dikarakteristikan dengan ukuran, bentuk, dan densitas.
Partikel zat padat homogen mempunyai densitas yang sama dengan bahan bongkahan.
15
Pemisahan Mekanik
Partikel-partikel yang didapatkan dengan memecahkan zat padat campuran, misalnya
bijih yang mengandung logam, mempunyai berbagai densitas. Untuk partikel yang
bentuknya beraturan, misalnya bentuk bola dan kubus, ukuran dan bentuknya dapat
dinyatakan dengan mudah. Tetapi partikel yang bentuknya tidak beraturan seperti
butiran atau serpihan, ukuran dan bentuknya tidak begitu jelas dan harus dijelaskan
secara acak.
Bentuk Partikel
Bentuk setiap partikel dikarakteristikan dengan sperisitas (sphericity) ФS, yang tidak
tergantung pada ukuran partikel. Untuk partikel bentuk bola dengan diameter, DP,
ФS =1, untuk partikel bukan bola didifinisikan oleh hubungan :
𝟔 𝒗𝑷
Ф𝑺 = (7)
𝑫𝑷 𝑺𝑷
Dimana : DP = diameter ekivalen atau diameter nominal partikel
SP = luas permukaan satu partikel VP = volume satu partikel
Diameter ekivalen didifinisikan sebagai diameter bola yang volumenya sama dengan
volume partikel itu. Tetapi bahan-bahan berbentuk granular, volume maupun luas
permukaannya tidak mudah ditentukan secara eksak, sehingga DP biasanya diambil dari
ukuran nominal atas dasar analisa ayak. Luas permukaan diperoleh dari pengukuran
didalam hamparan partikel. Untuk kebanyakan bahan pecahan harga ФS antara 0,6-0,8,
untuk partikel yang telah membulat karena abrasi ФS bisa sampai 0,95.
M1
X1 = 0,297 mm = 48 mesh
M2
X2 = 0,250 mm = 60 mesh
M3
X3 = 0,210 mm =65 mesh
M4
X4 = 0,177 mm = 80 mesh
M5
X5 = 0,149 mm = 100 mesh
M6
Pan M = M1 + M2 + M3 + M4 + M5 + M6
16
Pemisahan Mekanik
Ukuran Berat % %Lolos %Lolos %Tertahan %Tertahan
mm gram Berat Individu Kumulatif Individu Kumulatif
+ 0,297 M1 Y1 - - Y1 Y1
-0,297+0,250 M2 Y2 Y2 Y2+Y3+Y4+Y5+Y6 Y2 Y1+Y2
-0,250+0,210 M3 Y3 Y3 Y3+Y4+Y5+Y6 Y3 Y1+Y2+Y3
-0,210+0,177 M4 Y4 Y4 Y4+Y5+Y6 Y4 Y1+Y2+Y3+Y4
-0,177+0,149 M5 Y5 Y5 Y5+Y6 Y5 Y1+Y2+Y3+Y4+Y5
-0,149 M6 Y6 Y6 Y6 - -
M 100%
Tabel 3.2 Cara Menyajikan Tabel Analisa Ayak Dalam Ukuran Mesh
Keterangan :
Ukuran yang digunakan untuk menentukan ukuran rata-rata partikel padat didunia
industri atau perdagangan dan juga untuk menghitung ukuran umpan dan produk dari
peralatan reduksi ukuran adalah ukuran 80% lolos dan ukuran 66,7% lolos. Artinya
kalau partikel padat diayak pada ukuran tersebut yang lolos jumlahnya 80% atau
66,7%., tetapi yang sering digunakan ukuran 80% lolos.
17
Pemisahan Mekanik
Ukuran %Lolos %Lolos %Tertahan %Tertahan
mm Individu Kumulatif Individu Kumulatif
+ 0,297 4 - 4 4
-0,297+0,250 8 96 8 12
-0,250+0,210 15 88 15 27
-0,210+0,177 20 73 20 47
-0,177+0,149 25 53 25 72
-0,149 28 28 - -
120
100
80
%lolos kumulatif
60
Y-Values
40
20
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35
Ukuran Ayakan (mm)
18
Pemisahan Mekanik
80
70
60
% Tertahan Kumulatif
50
40
Y-Values
30
20
10
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35
Ukuran Ayakan (mm)
Material Hematit dengan indek kerja 12,68 kWh/Ton dengan laju umpan 100 Ton/jam
di reduksi ukurannya dengan Ball Mill dilanjutkan dengan pengayakan seperti pada
diagram dibawah ini :
Recycle(R) Ayakan
Data Hasil Analisa Ayak dari Feed (F) dan Produk Ball Mill adalah sebagai berikut :
19
Pemisahan Mekanik
Tabel 3.4 Hasil Analisa Ayak Feed Dan Produk
Penyelesaian :
100
90
80
70
%lolos kumulatif
60
50
40 Y-Values
30
20
10
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Ukuran (mm)
20
Pemisahan Mekanik
Dari grafik ukuran Feed 80% lolos = XF = 1,6 mm = 1600µm
120
100
80
% Lolos Kumulatif
60
Y-Values
40
20
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Ukuran (mm)
𝑷 𝟏 𝟏 𝒌𝑾𝒉
a. = 𝑬 = 𝟏𝟎 𝑬𝒊 [ − ]
𝑻 √𝑿𝑷 √𝑿𝑭 𝑻𝒐𝒏
𝑷 𝟏 𝟏 𝒌𝑾𝒉
= 𝑬 = 𝟏𝟎 (𝟏𝟐, 𝟔𝟖) [ − ]
𝑻 √𝟏𝟎𝟎𝟎 √𝟏𝟔𝟎𝟎 𝑻𝒐𝒏
𝑷 𝒌𝑾𝒉
= 𝑬 = 𝟎, 𝟖𝟒
𝑻 𝑻𝒐𝒏
Daya, P (kW)
𝑻𝒐𝒏 𝒌𝑾𝒉
𝑷 = 𝑻 𝑬 = 𝟏𝟎𝟎 𝒙 𝟎, 𝟖𝟒 𝑻𝒐𝒏 = 𝟖𝟒 𝒌𝑾
𝒋𝒂𝒎
21
Pemisahan Mekanik
b. Produk Ball Mill diayak pada ukuran 1 mm dengan efisiensi ayakan 75%.
+1 mm = 20% = 20 Ton/jam
-1 mm = 80% = 80 Ton/jam
Produk Ball Mill sebagai Umpan Ayakan
Recycle = (-1mm dari umpan yang tidak lolos)+ (+1mm dari umpan)
-1mm = 80 – 60 = 20 Ton/jam
+1mm = 20 Ton/jam
+1 mm = 40% = 40 Ton/jam
-1 mm = 60% = 60 Ton/jam
Ada berbagai macam ayakan yang digunakan untuk berbagai tujuan tertentu, tetapi
hanya beberapa jenis saja yang akan dibahas disini. Pada kebanyakan ayakan, partikel-
partikel itu jatuh melalui bukaan(lobang) dengan gaya gravitasi, dalam beberapa
rancangan tertentu partikel didorong melalui ayakan dengan sikat atau dengan gaya
sentrifugal. Partikel-partikel kasar jatuh dengan mudah melalui lobang besar didalam
22
Pemisahan Mekanik
permukaan stasioner, tetapi partikel-partikel halus digetarkan dengan vibrator atau
diayunkan melingkar dengan girasi secara mekanik atau elektrik.
1. Hand sieve
2. Vibrating sieve series / Tyler vibrating sive
3. Sieve shaker / rotap
4. Wet and dry sieving
1. Stationary grizzly
2. Roll grizzly
3. Sieve bend
4. Revolving screen
5. Vibrating screen (single deck, double deck, triple deck, etc.)
6. Shaking screen
7. Rotary shifter
Adalah ayakan yang dibuat dari batangan-batangan logam sejajar yang dipasang pada
rangka stasioner yang miring. Kemiringan dan lintasan bahan itu sejajar dengan panjang
batangan. Umpan kasar yang keluar dari pemecah primer, masuk pada ujung atas kisi.
Bongkah-bongkah besar akan menggelinding atau meluncur menuju pengeluaran
dibagian ekor dan bongkah-bongkah kecil jatuh kebawah menuju kolektor. Jarak antara
batangan sekitar 2-8 in.
Ayakan Girasi.
Hampir semua ayakan menghasilkan fraksi-fraksi berukuran kasar dan halus, yang kasar
dikel;uarkan dahulu dan yang halus kemudian. Cara ini dapat dilihat dari ayakan datar
girasi (gyrating flat screen). Alat ini terdiri dari beberapa tingkat ayakan. Ayakan
paling kasar ditempatkan paling atas, sedangkan yang paling halus paling bawah.
Campuran partikel dijatuhkan pada ayakan teratas dan diayunkan melingkar dengan
girasi untuk mendistribusikan partikel melalui lobang ayakan.
Ayakan Vibrasi
Ayakan ini digetarkan dengan cepat dengan amplitude kecil lebih sulit membuka lobang
daripada ayakan girasi. Vibrasi dapat digerakkan secara mekanik dan elektrik. mekanik
ditransmisikan dari eksentrik berkecepatan tinggi ke ayakan
Berikut ini gambar beberapa jenis ayakan yang sering digunakan dalam industri kecil
ataupun industri besar.
23
Pemisahan Mekanik
Gambar 3.1 Ayakan Grizzly Gambar 3.3 Ayakan Vibrasi
24
Pemisahan Mekanik
BAB IV
SEDIMENTASI
4.1 Pendahuluan
2. Flocculant
Kecepatan pengadukan dari partikel-partikel meningkat, setelah adanya penggabungan
diantara partikel-partikel
25
Pemisahan Mekanik
3. Hindered/Zone settling
Kecepatan pengendapan dari partikel-partikel di dalam suspensi dengan konsentrasi
padatan melebihi 500 mg/l.
Pada umumnya sedimentasi digunakan pada pengolahan air minum, pengolahan air
limbah, dan pada pengolahan bahan galian dari hasil penambangan. Pada pengolahan air
minum proses sedimentasi khususnya digunakan untuk:
Pada pengolahan bahan galian hasil penambangan , proses sedimentasi digunakan pada
pengolahan bijih logam (ores) untuk memisahkan konsentrat logam (mineral) dari
pengotornya. Prinsip proses sedimentasi pada pengolahan air minum, pengolahan air
limbah, dan pengolahan bahan galian adalah sama, begitu juga metode dan
peralatannya. Bak sedimentasi pada umumnya dibangun dari bahan beton bertulang
dengan bentuk lingkaran, bujur sangkar, atau segi empat. Bak berbentuk lingkaran
umumnya berdiameter 10,7-45,7 meter dengan kedalamannya 3-4,3 meter. Bak
berbentuk bujur sangkar pada umumnya mempunyai panjang sisi 10-70 meter dengan
kedalaman 1,5-6 meter. Bak berbentuk segi empat pada umumnya mempunyai panjang
sampai 76 m dan lebarnya 1,5-6 meter dengan kedalaman 1,8 meter.
26
Pemisahan Mekanik
Tahap pertama merupakan satu periode singkat di mana terjadi percepatan,
kecepatan meningkat dari nol sampai kecepatan terminal.
Tahap kedua ialah periode di mana partikel itu berada dalam kecepatan
terminalnya.
Oleh karena periode percepatan awal itu singkat saja, biasanya per puluhan detik saja
atau kurang, pengaruh percepatan awal itu pendek pula. Kecepatan terminal, di lain
pihak, dapat dipertahankan selama partikel masih mengalami perlakuan di dalam alat.
Metode yang paling lazim, hanya menggunakan periode kecepatan terminal saja.
Partikel
Fb FD
Fg
𝒅𝒗
∑ 𝑭 = 𝑭 𝒈 − 𝑭𝒃 − 𝑭𝑫 = 𝒎 𝒂 = 𝒎
𝒅𝒕
(4)
𝒅𝒗 𝒎𝐠𝝆 𝐂𝐃 𝒗𝟐 𝝆𝑨
𝒎 =𝒎𝒈− −
𝒅𝒕 𝝆𝒑 𝟐
(5)
27
Pemisahan Mekanik
𝒅𝒗 𝒅𝒗 𝒎𝐠𝝆 𝐂𝐃 𝒗𝟐 𝝆𝑨
= 𝟎 → 𝒎 𝒅𝒕 = 𝟎 = 𝒎 𝒈 − −
𝒅𝒕 𝝆𝒑 𝟐
𝟐 𝒎𝒈 (𝝆𝒑 −𝝆)
𝒗𝒕 = √ 𝑪𝑫 𝝆 𝑨 𝝆𝒑
(6)
Untuk partikel bentuk bola :
𝟒 𝑫𝑷 𝒈 (𝝆𝒑 −𝝆)
𝒗𝒕 = √ 𝟑 𝑪𝑫 𝝆
(7)
𝑫𝒑 𝒗𝒕 𝝆
𝑵𝑹𝒆,𝒑 = µ
(8)
𝟐𝟒
𝑪𝑫 = 𝑵
𝑹𝒆
(9)
28
Pemisahan Mekanik
𝟒 𝑫𝑷 𝒈 (𝝆𝒑 −𝝆) 𝟒𝒈𝑫𝒑 (𝝆𝒑 −𝝆) 𝟒𝒈𝑫𝒑 (𝝆𝒑 −𝝆)
𝒗𝒕 = √ =√ 𝟐𝟒 =√ 𝟐𝟒
𝟑 𝑪𝑫 𝝆 𝟑 𝝆 𝟑𝑫 𝒗𝝆𝝆
𝑵𝑹𝒆 𝒑 𝒕
µ
Tetesan minyak bentuk bola dengan diameter (Dp) 20µm (2x10-5m) berada dalam udara.
Densitas minyak (𝜌p) 900 kg/m3. Pada temperatur 37,8oC dan tekanan 101,3 kPa
densitas udara (𝜌) 1,137 kg/m3 dan viskositasnya (µ) 1,9x10-5 Pa.s g =10 m/s2
Berapa kecepatan terminal (vt) tetesan minyak tersebut dalam udara ?
Penyelesaian:
Cek, NRe,p
29
Pemisahan Mekanik
𝑫𝒑 𝒗𝒕 𝝆 (𝟐𝒙𝟏𝟎−𝟓 )(𝟎,𝟎𝟏)(𝟏,𝟏𝟑𝟕)
𝑵𝑹𝒆,𝒑 = = = 𝟎, 𝟎𝟐 < 1 (𝑨𝒔𝒖𝒎𝒔𝒊 𝑩𝒆𝒏𝒂𝒓)
µ 𝟏,𝟗𝒙𝟏𝟎−𝟓
𝟎,𝟐𝟏𝟎𝟖
𝑪𝑫 = ( 12 )
𝒗𝟐𝒕
𝑵𝑹𝒆,𝒑 = 𝟏, 𝟐 𝒗𝒕 ( 13 )
𝟎,𝟐𝟏𝟎𝟖 𝟎,𝟐𝟏𝟎𝟖
Trial-1, vt = 1 m/s 𝑪𝑫 = = = 𝟎, 𝟐𝟏𝟎𝟖
𝒗𝟐𝒕 𝟏𝟐
𝑵𝑹𝒆,𝒑 = 𝟏, 𝟐 𝒗𝒕 = 𝟏, 𝟐 (𝟏) = 𝟏, 𝟐
30
Pemisahan Mekanik
Koordinat-1 dan Koordinat-2 di plot pada grafik CD vs NRe dalam skala
logaritma
Titik Potong
100000
CD vs NRe
10000
CD
1000
(0,12 , 21,08)
100
24
10 (1,2 , 0,2108)
1
0,44
Untuk aliran hindered settling, kecepatan pengendapan lebih kecil dari perhitungan
dari persamaan hukum Stokes’. Gaya gesek partikel terhadap fluida menjadi lebih
besar, karena fluidanya berupa suspensi. Viskositas suspensi menjadi lebih besar,
karena merupakan campuran liquid dan padatan dengan viskositas µm. Besarnya
viskositas campuran sama dengan viskositas liquid dibagi dengan faktor koreksi, ψP.
µ
µ𝒎 = ( 14 )
𝝍𝑷
Dimana : ψP = faktor koreksi viskositas yang tidak berdimensi:
𝟏
𝝍𝑷 = ( 15 )
𝟏𝟎𝟏,𝟖𝟐(𝟏−𝜺)
31
Pemisahan Mekanik
Densitas fasa fluida yang merupakan suspense (slurry),m menjadi :
𝝆𝒎 = 𝜺 𝝆 + (𝟏 − 𝜺)𝝆𝑷 ( 16 )
Contoh-2
Hitung kecepatan terminal dari bola gelas dengan diameter 1,554x10-4m dalam air pada
temperature 20oC. Slurry mengandung 60% berat padatan. Densitas gelas, 𝜌P =2467
kg/m3.
Penyelesaian:
𝟒𝟎/𝟗𝟗𝟖
𝜺 = 𝟒𝟎 𝟔𝟎 = 𝟎, 𝟔𝟐𝟐
+
𝟗𝟖 𝟐𝟒𝟔𝟕
𝟐
𝟏𝟎(𝟏,𝟓𝟓𝟒𝐱𝟏𝟎−𝟒 ) (𝟐𝟒𝟔𝟕−𝟗𝟗𝟖)
𝒗𝒕 = (𝟎, 𝟔𝟐𝟐𝟐 )(𝟎, 𝟐𝟎𝟓) = 𝟏, 𝟓𝟐𝟓𝒙𝟏𝟎−𝟑 𝒎/𝒔
𝟏𝟖 (𝟏𝟎−𝟑 )
32
Pemisahan Mekanik
(Asumsi benar)
Bila campuran partikel A dan B dengan densitas 𝜌PA dan 𝜌PB dan ukuran Dp1 – Dp4
berada dalam fluida dengan densitas 𝜌, maka :
Bila 𝜌PA > 𝜌PB , maka dapat digambarkan dalam grafik hubungan antara ukuran
partikel ( Dp) dan kecepatan pengendapan (Vt) sebagai berikut :
VtA4
A
VtA3=VtB4 B
Vt
VtA2
VtA1=VtB2
VtB1
Partikel A murni akan dipisahkan pada ukuran Dp3 - Dp4 (DpA3 - DpA4)
(Partikel A ukuran Dp3 - Dp4 kecepatan pengendapannya paling besar)
33
Pemisahan Mekanik
Partikel A dengan ukuran Dp1-Dp3 dan partikel B dengan ukuran Dp2-Dp4 akan
mengendap bersama-sama (Kecepatan pengendapannya sama, VtA1=VtB2 dan
VtA3=VtB4 )
Partikel B murni akan dipisahkan pada ukuran Dp1 – Dp2 (DpB1 – DpB2)
(Partikel B ukuran Dp1 – Dp2 kecepatan pengendapannya paling kecil)
Untuk partikel A dan B yang mempunyai kecepatan pengendapan yang sama (VtA1 =
VtB2 dan VtA3 = VtB4 ), maka :
Untuk partikel bentuk bola di daerah laminar (didaerah Hukum Stoke’s), berlaku VtA1 =
VtB2, maka :
34
Pemisahan Mekanik
𝟒𝒈𝑫𝒑𝑨𝟑 (𝝆𝒑𝑨 −𝝆) 𝟒𝒈𝑫𝒑𝑩𝟐 (𝝆𝒑𝑩 −𝝆)
𝒗𝒕𝑨𝟑 = √ 𝒗𝒕𝑩𝟒 = √
𝟑 𝑪𝑫𝑨𝟑 𝝆 𝟑 𝑪𝑫𝑩𝟒 𝝆
Penyelesaian:
𝑫𝒑𝑨𝟑 (𝟐𝟔𝟓𝟎−𝟏𝟎𝟎𝟎)
= [(𝟕𝟓𝟎𝟎−𝟏𝟎𝟎𝟎)]𝟏/𝟐 → 𝑫𝒑𝑨𝟑 = 𝟏, 𝟐𝟔𝒙𝟏𝟎−𝟓 𝒎
𝟐,𝟓𝒙𝟏𝟎−𝟓
35
Pemisahan Mekanik
𝒗𝒕𝑨𝟏 = 𝒗𝒕𝑩𝟐 𝒅𝒂𝒏 𝑫𝒑𝑨𝟏=𝑫𝒑𝟏 =𝟓,𝟐𝒙𝟏𝟎−𝟔 𝒎
36
Pemisahan Mekanik
Menghitung Dp3 :
𝟒 𝒈 𝑫𝒑𝑩𝟒 (𝝆𝑷𝑩 −𝝆) 𝟒 (𝟏𝟎) (𝟖𝒙𝟏𝟎−𝟒 )(𝟐𝟔𝟓𝟎−𝟏𝟎𝟎𝟎) 𝟎,𝟎𝟏𝟕𝟔
𝒗𝒕𝑩𝟒 = √ 𝒗𝒕𝑩𝟒 = √ =
𝟑 𝑪𝑫𝑩𝟒 𝝆 𝟑 𝑪𝑫𝑩𝟒 (𝟏𝟎𝟎𝟎) 𝑪𝑫𝑩𝟒
𝟎,𝟎𝟏𝟕𝟔
𝑪𝑫𝑩𝟒 = ( 24 )
𝒗𝟐𝒕𝑩𝟒
Bilangan Reynold partikel B ukuran Dp4, NRe,p :
𝟎,𝟎𝟏𝟕𝟔 𝟎,𝟎𝟏𝟕𝟔
𝑻𝒓𝒊𝒂𝒍 − 𝟏 ∶ 𝒗𝒕𝑩𝟒 = 𝟎, 𝟏 𝒎/𝒔 𝑪𝑫𝑩𝟒 = = = 𝟏, 𝟕𝟔
𝒗𝟐𝒕𝑩𝟒 𝟎,𝟏𝟐
𝑵𝑹𝒆,𝒑 = 𝟖𝟎𝟎 𝒗𝒕𝑩𝟒 = 𝟖𝟎𝟎(𝟎, 𝟏) = 𝟖𝟎
Didapat koordinat-1 : ( NRe,p , CDB4)=(80 , 1,76)
𝟎,𝟎𝟏𝟕𝟔 𝟎,𝟎𝟏𝟕𝟔
𝑻𝒓𝒊𝒂𝒍 − 𝟐 ∶ 𝒗𝒕𝑩𝟒 = 𝟏 𝒎/𝒔 𝑪𝑫𝑩𝟒 = = = 𝟎, 𝟎𝟏𝟕𝟔
𝒗𝟐𝒕𝑩𝟒 𝟏𝟐
𝑵𝑹𝒆,𝒑 = 𝟖𝟎𝟎 𝒗𝒕𝑩𝟒 = 𝟖𝟎𝟎(𝟏) = 𝟖𝟎𝟎
Didapat koordinat-2 : ( NRe,p , CDB4)=(800 , 0,0176)
CD vs NRe
1000
CD
100
24 (80, 1,76)
10 Titik Potong
1 (800 , 0,0176)
0,44
0,1
0,01
37
Pemisahan Mekanik
NRe NRe = 140
CD vs NRe
1000
CD
100
24 (87,5 , 1,415)
10 Titik Potong
1 (17,5 , 0,283)
0,44
0,1
38
Pemisahan Mekanik
0,01
𝟓𝟓,𝟕
𝑵𝑹𝒆,𝒑 = 𝟏𝟕𝟓𝟎𝟎𝟎 𝑫𝑷𝑨𝟑 = 𝟓𝟓, 𝟕 → 𝑫𝑷𝑨𝟑 = 𝑫𝑷𝟑 = 𝟏𝟕𝟓𝟎𝟎𝟎 = 𝟑, 𝟏𝟖𝒙𝟏𝟎−𝟒 𝒎
𝟎, 𝟗
𝑪𝑫𝑩𝟑 = 𝟐𝟖𝟑𝟎 𝑫𝑷𝑨𝟑 = 𝟎, 𝟗𝟏 → 𝑫𝑷𝑨𝟑 = 𝑫𝑷𝑨 = = 𝟑, 𝟏𝟖𝒙𝟏𝟎−𝟒 𝒎
𝟐𝟖𝟑𝟎
Pada proses sedimentasi kontinyu waktu detensi (t) adalah sebesar volume basin (V)
dibagi dengan laju alir (Q).
𝑸
𝒕= ( 28 )
𝑽
𝑸
𝑽𝟎 = 𝑨 ( 29 )
𝑷
Laju linier (V0) mengambarkan besarnya kecepatan horizontal adalah fungsi dari laju
alir (Q) dibagi dengan luas area tegak lurus aliran.
𝑯 = 𝑽𝟎 𝒕 ( 30 )
39
Pemisahan Mekanik
Cara yang sederhana adalah dengan membiarkan padatan mengendap dengan
sendirinya. Setelah partikel-partikel mengendap, maka air yang jernih dapat dipisahkan
dari padatan yang semula tersuspensi di dalamnya.
Bila suatu dilute slurry diendapkan dengan gaya gravitasi menjadi cairan bening dan
sedimen (endapan) dengan konsentrasi yang tinggi, prosesnya disebut sedimentasi.
Metode untuk menentukan settling velocity dan mekanisme settling, digunakan batch
settling test menggunakan slurry dengan konsentrasi homogen dalam tabung silinder.
Seperti yang terlihat pada gambar berikut :
B A z0
Constant rate
B B A
z z
C C zi
Dz D z1
t t1
40
Pemisahan Mekanik
zone B dan C tidak muncul lagi (gambar-1c). Terjadi pemadatan zone D dengan
ketebalan zone D dan tinggi cairan bening zone A makin bertambah.
Pada gambar.4-6 d adalah grafik/kurve tinggi cairan bening antar permukaan (z) di plot
terhadap waktu pengendapan (t). Ditunjukkan bahwa settling velocity, dimana slope
dari garis, pertama konstan, sampai pada titik kritis C. Settling velocity dihitung dari
gambar koefisien arah dari garis singgung pada gambar-d, pada saat t1, maka :
𝒅𝒛
− 𝒅𝒕 = 𝒗𝒕 ( 31 )
Pada titik dengan tinggi z1 dan zi intersep dari garis singgung kurve :
𝒛𝒊− 𝒛𝟏
𝒗= ( 32 )
𝒕𝟏 −𝟎
𝒛
c1 zi = c0z0 atau 𝒄𝟏 = [ 𝒛𝟎 ] 𝒄𝟎 ( 33 )
𝒊
Dimana : c0 = konsentrasi awal slurry kg/m3 dan z0 tinggi awal slury (pada t = 0).
41
Pemisahan Mekanik
Gambar 4.7 Alat Pemisah Debu Dan Udara
42
Pemisahan Mekanik
Gambar 4.10 Tangki Pemisahan Dengan Pengendapan Gravitasi Solid - Liquid
43
Pemisahan Mekanik
BAB V
FILTRASI
5.1 Pendahuluan
Filtrasi atau penyaringan adalah pemisahan partikel zat padat dari fluida (cair atau gas)
dengan mengalirkan campuran padat fluida (slurry) melalui suatu medium penyaring
yang berlangsung akibat adanya gaya dorong ( driving force) sehingga dihasilkan zat
padat, filtrat atau keduanya (filtrat dan padatan).Dalam industri, proses filtrasi dapat
memisahkan partikel atau padatan dari ukuran partikel yang sangat kecil dalam µm
sampai ukuran partikel yang cukup besar dalam mm.Slurry yang mengalir melalui
medium filter karena adanya gaya dorong antara lain akibat perbedaan tekanan yang
melintasi medium tersebut. Oleh karena itu filter dibagi atas filter yang beroperasi pada
tekanan yang lebih tinggi dari atmmosfir di bagian hulu dan pada tekanan atmosfir yang
beroperasi dibagian hilir atau beroperasi pada tekanan atmosfir dibagian hulu, sedang
dibagian hilir pada tekanan vakum.
44
Pemisahan Mekanik
diperangkap di dalam medium filter dan umumnya tidak ada lapisan zat padat
yang terlihat di permukaan medium filter. Filter klarifikasi untuk zat cair
digunakan untuk pembersihan air dan menggunakan jenis filter kertus (
cartridge) yang berisi elemen filter,yang merupakan sederetan piring logam tipis
dengan diameter antara 3 sampai 10 in tersusun secara vertical dengan jarak
pisah yang sempit satu sama lain. Piring yang tersusun tersebut mempunyai
poros berlubang vertical dan terpasang dalam tabung berbentuk silinder. Zat cair
terkumpul pada bagian atas melalui poros berlubang tersebut sedang padatan
yang terpisah terperangkap diantara piring-piring di dalam filter kertus. Filter
klarifikasi untuk memisahkan campuran berupa koloid menggunakan Ultra filter
dengan membrane yang halus.
b. Filter ampas digunakan untuk memisahkan campuran padatan –cair (slurry)
dengan padatan yang cukup banyak sehingga membentuk ampas dan berfungsi
sebagai penyarinng. Pada awal proses padatan tertahan oleh mediumfilter dan
untuk selanjutnya ampas berfungsi sebagai tahanan ampas yang besarnya
bergantung pada jumlah ampas yang terbentuk.
Penurunan tekanan fluida melalui filter ampas (cake filter), perhatikan gambar berikut :
Medium filter
Cs Kg/m3
dL
45
Pemisahan Mekanik
Dengan kecepatan linear filtrat sepanjang arah (yang melalui tebal ampas) tersebut :
(m/dt ,ft/s) Aliran filtrat yang melalui hamparan ampas dapat digambarkan
(dianalogikan)aliran fluida mengikuti hukum Poiseuile, dengan asumsi terjadi aliran
laminer dalam suatu tabung.
Persamaan Poiseuile untuk aliran laminer dalam tabung lurus adalah sebagai berikut:
𝐏 𝟑𝟐
= (SI unit) (1)
𝐋 𝐃𝟐
𝐏 𝟑𝟐
= (British unit)
𝐋 𝒈𝒄 𝐃𝟐
k1 = konstanta = untuk partikel secara acak yang dapat diukur dari ukuran dan bentuk
partikel
µ = viskositas filtrat kg/m.dt (lbm/ft.s)
= kecepatan linear yang melalui luas permukaan filter m/dt (ft/s)
= porositas cake
L = tebal cake m (ft)
So = luas permukaan spesifik partikel per volume partikel padatan Sp/Vp
Pc = penurunan tekanan dalam ampas N/m2 ( lbf/ ft2)
𝐝𝐕/𝐝𝐭
𝐯= (3)
𝐀
46
Pemisahan Mekanik
Hubungan volume(V) ,massa (m) dan ketebalan cake (L) merupakan neraca
massa.
L . A ( 1 - ) p = Cs (V + LA) (4)
𝐝𝐯 𝚫𝐏𝐜 𝚫𝐏𝐜
= 𝟐𝛍 = 𝛂 𝛍 𝐂𝐒 𝐕 (5)
𝐀.𝐝𝐭 𝐤 𝟏 (𝟏−𝛆 ) 𝐒𝐨 𝐒
𝛆𝟑 𝛒𝐩 𝐀 𝐀
= k (1 - ) So2 / 3 p (6)
Untuk tahanan medium filter dianalogikan dengan persamaan (5) dan dapat ditulis
sebagai berikut :
𝐝𝐕 𝚫𝐏𝐟
= (7)
𝐀 𝐝𝐭 𝛍 𝐑𝐦
𝐝𝐕 𝚫𝐏
= 𝛂 𝐂 𝐕 (8)
𝐀 𝐝𝐭 𝛍 [ 𝐒 +𝐑 𝐦 ]
𝐀
Δ P = Δ Pc + ΔPf
Volume filtrat dapat pula dihubungkan dengan W (berat cake / ampas kering yang
terkumpul ) dengan hubungan sebagai berikut:
𝐂𝐱
𝐖 = 𝐂𝐬 . 𝐕 = 𝟏− 𝐦 𝐂𝐱 𝑽 (9)
47
Pemisahan Mekanik
Tahanan Ampas Spesifik
Pada persamaan 6 tahanan ampas sebagai fungsi fraksi rongga dan So. Dengan
melakukan percobaan pada tekanan tetap dengan berbagai penurunan tekanan dapat
diperoleh variasi terhadap P. Jika tidak bergantung P, maka lumpur/padatannya
tak mampu mampat dan harga = 0. Umumnya meningkat dengan P, karena cake
pada umumnya mampu mampat meskipun dalam jumlah sedikit. Untuk padatan yang
sangat mampu mampat, jika semakin naik, maka harga P juga naik.
= 0 (P )S ( 10 )
Persamaan dasar untuk laju filtrasi dalam proses batch, secara umum beroperasi pada
tekanan konstan, sehingga persamaan 8 dapat ditulis dan disusun sebagai berikut :
𝐝𝐭 𝛍 𝐂𝐬 𝛍
= 𝑽+ 𝐑𝐦 ( 11 )
𝐝𝐕 𝐀𝟐 𝐀 (𝚫𝐏)
atau
𝐝𝐭
= 𝐊𝐩. 𝐕 + 𝐁 ( 12 )
𝐝𝐕
𝛍 𝛂 𝐂𝐬
𝐊𝐩 = untuk satuan SI
𝐀𝟐 (𝚫𝐏)
𝛍 𝛂 𝐂𝐬
𝐊𝐩 = 𝐀𝟐 (𝚫𝐏)𝐠 untuk satuan British
𝐜
𝛍 𝐑𝐦
𝐁 = 𝐀 (𝚫𝐏) 𝐠 untuk satuan British
𝑪
Untuk tekanan konstan dengan konstan dan ampasnya yang bersifat mampu mampat,
maka yang bervariasi adalah V dan t sehingga persamaan (11) bila diintegrasi di dapat :
𝐝𝐭
= 𝐊𝐩 𝐕 + 𝐁
𝐝𝐕
𝒕 𝑽
∫𝟎 𝐝𝐭 = ∫𝟎 ( 𝐊𝐩 𝐕 + 𝐁 ) 𝐝𝐕
𝐊𝐩
𝐭= 𝐕𝟐 + 𝐁 𝐕
𝟐
atau
𝐭 𝐊𝐩
= 𝑽+𝑩 ( 13 )
𝐕 𝟐
Persamaan 13 adalah untuk proses filtrasi pada tekanan tetap dengan melalui medium
filter dan ampas (cake).
48
Pemisahan Mekanik
Persamaan Filtasi Untuk Proses Filtrasi Laju Tetap
Jika filtratnya mengalir pada laju tetap, kecepatan linear akan tetap, dan dapat
dinyatakan sebagai berikut :
𝐝𝐕/𝐝𝐭
𝐯= 𝐀
Atau
𝐝𝐕
𝐯. 𝐀 = 𝐝𝐭
𝐝𝐕 𝚫𝐏𝐜
= 𝛂 𝛍 𝐂𝐬 𝐕
𝐀 𝐝𝐭
𝐀
A2 ( ΔPc ) dt = α μ Cs V dV
𝚫𝐏𝐜 𝛍 𝐂𝐬 𝐕 𝟐
= ( 15 )
𝛂 𝟐𝐭 𝐀𝟐
a. pembentukan ampas
b. pencucian dan pengeringan
c. pelepasan cake dan
d. tahapan kosong
Untuk rotary drum filter dengan vakum di bagian tengahnya, sehingga cairan filtrate
akan mengalir masuk ke bagian tengah drum dengan menembus medium filter dan
support sambil meninggalkan padatan cake di permukaan medium filter. Cake yang
menempel akan dilepaskan oleh pisau (knife) dan dikumpulkan dalam penampung cake,
sementara itu filtrate mengalir keluar dari bagian poros drum dan dialirkan ke tangki
49
Pemisahan Mekanik
filtrat oleh sebuah pompa. Dalam filtrasi kontinu, tahanan medium filter dapat diabaikan
dibandingkan tahanan ampas, sehingga harga B (yang mengandung besaran Rm) ≈ 0.
Dari persamaan filtrasi untuk tekanan tetap dengan B = 0 adalah sebagai berikut:
𝐝𝐭
= 𝐊𝐩. 𝐕 + 𝐁
𝐝𝐕
jika B = 0
𝐝𝐭
= 𝐊𝐩 𝐕 Bila diintegrasi :
𝐝𝐕
∫ 𝐝𝐭 = 𝐊𝐩 ∫ 𝐝𝐕
𝐊𝐩
𝐭= 𝐕𝟐 ( 16 )
𝟐
Waktu t adalah waktu yang diperlukan membentuk cake. Sedang untuk rotary drum
filter waktu proses untuk satu putaran adalah tc yang merupakan waktu siklus.
Jika bagian yang tercelup slury adalah f dengan membentuk cake seluas A, dan luas
total drum At serta berputar dengan kecepatan putar n, maka besar f (fraksi bagian yang
tercelup slury) adalah:
Persamaan rotary drum filter untuk flow rate pengumpulan filtrate dengan subsitusi
harga Kp pada persamaan 16 dan t= f. tc, sehingga didapat :
𝐕 𝟐.𝐟.𝚫𝐏 𝟎,𝟓
= [𝐭𝐜 µ 𝛂 𝐂𝐬] ( 17 )
𝐀.𝐭𝐜
𝐕 𝟐.𝐟.𝚫𝐏 𝟎,𝟓
𝚽 = 𝐀.𝐭𝐜 = [𝐭𝐜 µ 𝛂 𝐂𝐬]
𝟏 𝟐𝐟.∆𝐏 𝟏
𝚽𝟐 = ( 𝛂 ) ( ) ( 𝐭𝐜 )
µ.𝐂𝐬
Jika disusun ulang untuk membentuk persamaan yang sederhana ,sehingga persamaan
menjadi :
𝟏 𝛂
= 𝐭𝐜 ( 18 )
𝚽𝟐 𝐙
50
Pemisahan Mekanik
𝐤𝐩 𝟐
𝐭 = 𝐟 . 𝐭𝐜 = 𝐕 + 𝐁 .𝐕
𝟐
Dan persamaan flow rate filtrat menjadi:
𝟎,𝟓
𝐑𝐦 𝐑𝐦𝟐 𝐂𝐬 𝛂 .𝚫𝐏.𝐟
𝐕 − [ 𝟐 +𝟐 ]
𝐭𝐜 𝐭𝐜 µ.𝐭𝐜
= ( 19 )
𝐀 .𝐭𝐜 𝛂 𝐂𝐬
a b
c d
waktu (detik)
a-b : filtrat yang tertinggal dalam filter, disebut displacement washing. volume zat cair
pencuci = volume filtrat dalam ampas = . A. L
b-c : penurunan yang cepat dari konsentrasi zat cair
c-d : zat terlarut dalam zat cair buangan kecil
Soal latihan.
1. Proses filtrasi slury CaCO3 merupakan campuran CaCO3 dan H2O pada beda
tekanan tetap sebesar 6,7 lbf/in2 menghasilkan filtrat seperti pada tabel sebagai
berikut:
51
Pemisahan Mekanik
Vol.filtrat 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0
V (liter)
Waktu 17,3 41,3 72,0 108,3 152,1 201,7
t (s)
Luas total filter 440 cm2, konsentrasi slury adalah 23,5 g/l pada suhu 25°C. Dari
data tersebut hitung tahanan ampas α (ft/lb) dan medium filter Rm( ft-1).
Gunakan data densitas dan viskositas air pada 25°C.
52
Pemisahan Mekanik
BAB VI
PEMISAHAN DENGAN GAYA SENTRIFUGAL
6.1 Pendahuluan
Pengertian Sentrifugasi
Pemisahan sentrifugasi untuk campuran padat-cair, padat-gas, cair-cair yang berbeda
berat jenis dan dalam operasinya dipengaruhi adanya “percepatan sentripetal”, yang
disebabkan adanya gaya sentrifugal menuju ke pusat sumbu putar.
Kegunaan mesin sentrifugal :
53
Pemisahan Mekanik
Proses pemisahan padat-cair / padat-gas yang menggunakan proses sentrifugasi
antara lain:
54
Pemisahan Mekanik
Bila = /r dan = kecepatan tangensial partikel, sehingga gaya sentrifugal dapat juga
ditulis :
Fc = m.r. (/r)2 = m.2/r (3)
Bila kecepatan putaran dinyatakan dalam sejumlah N putaran per menit. ( N rpm), maka
kecepatan putar dapat ditulis sebagai berikut:
= 2 N / 60 (4)
N = 60 / 2 r (5)
Pengendapan Sentrifugasi.
Sentrifugasi jenis ini banyak digunakan untuk memisahkan dua fase liquid yang
berbeda, yaitu Liquid fase ringan (L) dan Liquid fase berat (H) dan pemisahan
campuran padatan –cairan.
55
Pemisahan Mekanik
Tubular Bowl sentrifugal mempunyai tinggi mangkok b , jari-jari r2 dan mempunyai
permukaan cairan dengan jarak r1 dari pusat sumbu. Umpan berupa campuran
padatan/partikel dan liquid masuk dengan asumsi liquid bergerak ke atas pada
kecepatan yang merata dan partikel pada campuran tersebut bergerak secara radial
dengan kecepatan pengendapan terminal (t). Untuk partikel tertentu ada yang mulai
mengendap pada dasar mangkok dengan jarak rA dari pusat sumbu putar . Untuk proses
pengendapan sentrifugasi terbatas dengan waktu pemisahan, jika partikel yang berada
pada posisi jarak rB dari sumbu rotasi akan keluar bersama zat cair (rB<r2). Untuk
partikel yang berada pada jarak r2 yang berarti rB= r2 maka partikel akan mengendap
pada dinding mangkok. Partikel yang mengendap tersebut mempunyai kecepatan yang
mengikuti kecepatan hukum Stokes’, yaitu kecepatan terminal pengendapan pada
jarak r dan dinyatakan sebagai berikut:
𝟐 𝐫 ( 𝐏 − ) 𝐃𝟐P
𝒕 = (6)
𝟏𝟖 µ
𝟏𝟖 𝐝𝐫
𝐝𝐭 = 𝟐 ( 𝟐 (7)
𝑷 − ) 𝐃𝑷 𝐫
𝟏𝟖 µ
𝐭 𝐓 = 𝟐 ( 𝐥𝐧 (8)
𝐩− )𝐃𝟐𝐏
Waktu tinggal tT besarnya sama dengan volume zat cairan dalam mangkok dibagi
dengan laju alir volumetric (q).
𝐛 (𝐫𝟐𝟐 − 𝐫𝟐𝟐 )
𝐭𝐓 = (9)
𝐪
56
Pemisahan Mekanik
𝐛 𝟐 (𝐩 − ) 𝐃𝟐𝐩 (𝐫 𝟐 −𝐫 𝟐 )
𝟐 𝟏
𝐪= ( 10 )
𝟏𝟖 µ 𝐥𝐧 (𝐫𝐁 /𝐫𝐀 )
Untuk partikel yang mempunyai diameter kritis Dpc dan akan mengendap pada jarak
ditengah antara r1 dan r2 ,dengan demikian jarak yang dicapai partikel sampai dinding
mangkok rB = r2 dan mengendap pada rA = (r1 + r2 ) / 2 , sehingga persamaan
volumetric pengendapan adalah :
𝐛 𝟐 (𝐩 − ) 𝐃𝟐𝐩𝐜 (𝐫 𝟐 − 𝐫 𝟐 )
𝟐 𝟏
𝐪𝐂 = 𝟐 𝐫𝟐 ( 11 )
𝟏𝟖 µ 𝐥𝐧( )
𝐫𝟏 +𝐫𝟐
qc adalah laju aliran volumetric yang berhubungan dengan diameter kritis partikel.
Contoh soal.
Centrifuge jenis ini juga digunakan untuk memisahkan campuran liquid-liquid dengan
densitas fase ringan (L) dan densitas fase berat (H). Sering kali digunakan untuk
memisahkan cairan latex, suspensi, dan cairan minyak pelumas
57
Pemisahan Mekanik
Gambar 6.3 Skematis Disk Bowl Centrifugal
Alat ini terdiri dari tumpukan beberapa disk berbentuk mangkuk dengan diameter
mangkuk 200 – 500 mm yang berputar pada sumbu vertical.Mangkuk tersebut datar
pada bagian dasar dan berbentuk kerucut bagian atas. Umpan masuk dari atas melalui
suatu pipa stasioner ke dalam leher mangkok. Dalam mangkok tersebut jika diputar
maka beberapa disk yang tersusun dengan jarak yang kecil juga berputar. Pada tiap disk
terdapat lubang berpasangan pada jarak ditengah antara poros dan dinding mangkuk.
Lubang-lubang tersebut membentuk saluran untuk dilewati zat cair. Dalam operasinya
zat cair dari umpan masuk ke dalam mangkuk dari bawah, lalu mengalir ke atas melalui
saluran melewati tumpukan disk, sehingga zat cair dengan densitas berat akan terpisah
pada sisi luar sedang zat cair dengan densitas ringan akan terdorong kea rah tengah
mangkuk. Akhirnya cairan ringan terkumpul dan keluar pada saluran bagian atas dan
cairan berat akan mengalir pada saluran bagian bawah.
Gambar proses filtrasi sentrifugal setelah ampas terbentuk secara skematis sebagai
berikut:
58
Pemisahan Mekanik
Gambar 6.4 Proses filtrasi sentrifugal
Persamaan untuk filtrasi sentrifugal dapat menggunakan persamaan filtrasi tekanan
tetap dengan asumsi pengaruh gravitasi dan perubahan energy kinetik di dalam zat cair
kurang signifikan sehingga dapat diabaikan. Penurunan tekanan yang terjadi dari
gerakan sentrifugal merupakan driving force yang dapat mengalirkan slurry sehingga
zat cair mengalir melalui ampas secara laminar. Pada saat awal proses aliran slurry luas
filter (A) tidak berubah dengan jari –jari karena ampas yang terbentuk sangat tipis
sehingga luas filter dianggap sama dengan luas permukaan dalam mesin sentrifugal
yang mempunyai jari- jari r. Aliran filtrat yang laminer melalui luas filter A mempunyai
kecepatan linier dan dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:
𝐝𝐕/𝐝𝐭 𝐪
𝐯= = ( 12 )
𝐀 𝐀
Persamaan untuk filtrasi tekanan tetap yang melalui ampas dan medium filter yang telah
kita ketahui adalah :
𝐝𝐕 𝚫𝐏
= 𝛂 .𝐂𝐬 𝐕 ( 13 )
𝐀 𝐝𝐭 (µ +𝐑𝐦)
𝐀
Jika dV/ A.dt = q/A di subsitusi ke persamaan filtrasi tekanan tetap, maka persamaan 12
menjadi :
𝐪 𝚫𝐏
= 𝛂 .𝐂𝐬 .𝐕 ( 14 )
𝐀 µ( +𝐑 𝐦 )
𝐀
59
Pemisahan Mekanik
𝛂 𝐂𝐬 𝐕 𝐑 𝐦
𝚫 𝐏 = 𝐪. µ ( 15 )
𝐀𝟐 𝐀
Ingat massa padatan dalam slurry adalah mc = Cs V . , sehingga persamaan diatas dapat
ditulis sebagai berikut :
𝛂 𝐦𝐜 𝐑𝐦
𝚫𝐏 = 𝐪 µ ( + ) ( 16 )
𝐀𝟐 𝐀
dp = .g. dz. ( 17 )
Untuk gaya sentrifugal percepatan gravitasi g= ac=r 2 dan ketinggian zat cair dz = dr,
maka persamaan penurunan tekanan dapat ditulis sebagai berikut:
dp = . r . 2 dr ( 18 )
Pada proses filtrasi sentrifugal beda tekanan yang terjadi pada jarak r1 dan r2 dengan
melakukan integrasi persamaan 17 , maka diperoleh :
𝟐 ( 𝐫𝟐𝟐 – 𝐫𝟏𝟐 )
𝚫𝐏= ( 19 )
𝟐
𝟐 ( 𝐫𝟐𝟐 – 𝐫𝟏𝟐 )
𝐪= 𝛂𝐦 𝐑 ( 20 )
𝟐 µ [ 𝟐𝐜 + 𝐦 ]
𝐀 𝐀
𝟐 ( 𝐫𝟐𝟐 – 𝐫𝟏𝟐 )
𝐪= 𝛂 𝐦𝐜 𝐑𝐦
( 21 )
𝟐 µ[ + ]
𝐀𝐋 𝐀𝐚 𝐀𝟐
60
Pemisahan Mekanik
r2 = jarak dinding mesin sentrifugal dengan pusat sumbu
Slurry buah merah ( campuran padatan /serbuk dan air) dipisahkan secara filtrasi
kontinu dengan system RDF dan pada pembentukan cake dengan drum yang tercelup
slurry sebesar 35 % yang beroperasi pada perbedaan tekanan 67 kPa dan suhu 25 °.
Perbandingan ampas basah terhadap ampas kering = 2 dan fraksi padatan dalam slurry
adalah 0,191 kg padatan/ kg slurry. Tahanan ampas yang terbentuk = 1,225 x 1011 m/kg.
Jika laju slurry 0,778 kg/s dan waktu filtrasi untuk 1 cycle 250 second, maka tentukan
luas filter yang diperlukan.
Catatan:
61
Pemisahan Mekanik
- tebal ampas yang terbentuk = 6 inci
- jumlah putaran mesin = 2000rpm.
- tahanan ampas = 1,1 x 1010m/kg
- tahanan medium filter = 6,4 x 1010 m-1
- pada akhir proses zat cair yang ada mempunyai jari-jari 8 inci dari sumbu
pusat.
Separator Siklon (Cyclone Separator) adalah alat yang menggunakan prinsip gaya
sentrifugal dan tekanan rendah karena adanya perputaran untuk memisahkan materi
berdasarkan perbedaan massa jenis dan ukuran.
Prinsip Kerja
Gas atau aliran fluida diinjeksikan melalui pipa input secara tangensial.
Bentuk kerucut Siklon menginduksikan aliran gas atau fluida untuk berputar,
menciptakan vortex.
Partikel dengan ukuran atau kerapatan yang lebih besar didorong ke arah luar
vortex.
Gaya gravitasi menyebabkan partikel-partikel tersebut jatuh ke sisi kerucut (konis)
menuju tempat pengeluaran.
Partikel dengan ukuran atau kerapatan yang lebih kecil keluar melalui bagian atas
dari Siklon (bagian Vortex Finder) melalui pusat yang bertekanan rendah.
Gaya sentrifugal timbul saat partikel di dalam fluida masuk ke puncak Siklon dan
diputar dengan cepat mengarah ke bawah seperti pusaran air, sampai dibagian konis
partikel berat mengarah ke dasar Siklon dan partikel ringan bersama fluida keatas
melalui bagian Vortex Finder.
Bagian Silinder
Bagian Konis (kerucut)
Bagian Vortex Finder (Pipa outlet bagian atas)
Bagian Zygot (Pipa outlet bagian bawah).
62
Pemisahan Mekanik
Gambar 6.5 Pemisah Cyclone
Jenis Siklon
Hydrocyclone
Aircyclone
Hydrocyclone : adalah suatu alat yang berfungsi untuk memisahkan padatan dari cairan
berdasarkan perbedaan gravitasi setiap komponen dengan gaya sentrifugal.
Aircyclone : adalah suatu alat yang berfungsi untuk memisahkan padatan dari gas/udara
berdasarkan perbedaan gravitasi setiap komponen dengan gaya sentrifugal
Parameter Kunci dari Siklon
Ada 3 parameter terpenting dari sebuah Siklon dalam pemisahan berbagai jenis materi
yakni:
Cut Diameter (dpc) : batas diameter partikel yang keluar melalui bagian atas dan
bagian bawah Siklon
63
Pemisahan Mekanik
I = kecepatan fluida masuk, (m/s)
ρp = densitas partikel, (kg/m3)
ρ = densitas fluida, (kg/m3)
Bc= lebar bagian masuk, (m)
A = luas proyeksi partikel (m2)
Ei = 1- e [-2(C)^1/(2n+2)] ( 24 )
Efisiensi Siklon
Ukuran partikel
Diamater Siklon
Viskositas fluida
Semakin besar ukuran partikel, maka efisiensi Siklon akan semakin meningkat karena
berdasarkan Hukum Stokes, diameter partikel berbanding lurus dengan terminal settling
velocity. Berdasarkan gaya sentrifugal, diameter Siklon berbanding terbalik dengan
gayanya, sehingga semakin kecil diameter Siklon maka semakin besar efisiensinya.
Berdasarkan Hukum Stokes, semakin besar viskositas maka efisiensi Siklon semakin
kecil.
Aplikasi
a. Industri agrikultural:
b. memisahkan partikel debu emisi dari pengolahan kapas, pembersihan tepung,
traktor, pencampuran tepung, dan mesin-mesin agrikultural lainnya.
c. Selain itu juga digunakan dalam pemisahan endapan lumpur dari air sumur, dan
pemisahan lumpur pada minyak tanah serta dalam pengumpulan karbon
d. Industri makanan :
64
Pemisahan Mekanik
2. memisahkan protein dan zat tepung
3. memisahkan butiran pasir dari gula dalam jus kaleng
4. pemurnian air yang digunakan untuk membersihkan kentang dalam
industri keripik kentang.
𝒗 𝒓𝒂𝒅
Dimana : 𝝎 = 𝒕𝒂𝒏 = 𝒌𝒆𝒄𝒆𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒔𝒖𝒅𝒖𝒕 ( 𝒔 )
𝒓
Vtan= kecepatan tangensial partikel pada radius r.
𝒗𝒕𝒂𝒏 𝑔
Substitusi 𝝎 = pada persamaan ( ) dan mengalikan dengan 𝑔, maka :
𝒓
BAB VII
FLUIDISASI
65
Pemisahan Mekanik
Mahasiswa mampu menjelaskan proses fluidisasi, jenis-jenis peraltan fluidisasi dan
perhitungannya
7.1. Pendahuluan
Penggunaan Fluidisasi :
B D E
66
Pemisahan Mekanik
∆P
Vmf V
Gambar 7.1 Kurva karakteristik fluidisasi ideal
Titik A sampai B merupakan awal proses fluidisasi dengan aliran fluida bentuk laminar
pada kecepatan fluida yang rendah dan beda tekanan yang sebanding dengan kecepatan
fluida. Jika kecepatan fluida dinaikan secara bertahap maka beda tekanan bertambah
dengan semakin bertambahnya kecepatan fluida, kondisi ini partikel saling kontak
secara merata. Pada titik B partikel dalam tabung mulai merenggang dengan
bertambahnya kecepatan fluida,yang meningkatkan beda tekanan sampai ke titik C (
beda tekanan yang terjadi maksimum).
Pada kondisi ini mulai terjadi fluidisasi dengan kecepatan tertentu dan
merupakan kecepatan minimum fluidisasi (vmf).
Pada titik D sampai E dengan kecepatan yang terus bertambah menimbulkan beda
tekanan yang relatif konstan yang merupakan proses fluidisasi . Untuk proses
fluidisasi, karakteristik pertama yang harus diperhatikan adalah kecepatan
minimum fluidisasi.
Bila fluida mengalir melalui hamparan partikel dalam tabung dengan kecepatan
rendah, partikel belum bergerak dan mempunyai tinggi Lo serta porositas o. Untuk
kecepatan yang bertambah besar, partikel akan bergerak dan tingginya menjadi L1 dan
porositasnya 1.
Jika luas penampang tabung (A) tidak berubah selama fluida mengalir maka hubungan
tinggi partikel dan porositas sebagai berikut:
67
Pemisahan Mekanik
- tinggi partikel yang terjadi L1 adalah tinggi minimum fluidisasi (Lmf)
- porositas yang terjadi 1 adalah porositas minimum (mf).
2. Hubungan beda tekanan (∆P) dengan tinggi partikel (L) dan porositas pada
fluidisasi minimum.
Beda tekanan yang terjadi dalam tabung dengan luas penampang A akan sebanding
dengan massa partikel pada kondisi tinggi dan porositas minimum dikalikan gravitasi
sehingga menghasilkan neraca massa sebagai berikut:
Bila dinyatakan beda tekan per tinggi unggun maka rumus yang berlaku:
Dimana :
Persamaan beda tekan untuk partikel yang mempunyai ukuran dan bentuk tertentu,
maka rumus yang berlaku yaitu persamaan "Ergun" sebagai berikut :
𝚫𝐏 𝟏𝟓𝟎 µ 𝐯 (𝟏 − )𝟐 𝟏, 𝟕𝟓 𝐯 𝟐 (𝟏 − )
= + (𝟔)
𝐋 𝟐𝐬 𝐃𝟐𝐏 𝟑 𝐒 𝐃𝐏 𝟑
𝟐
𝟏, 𝟕𝟓 𝐃𝐩𝟐 𝐯𝐦𝐟 𝟐 𝟏𝟓𝟎 (𝟏 − 𝐦𝐟 ) 𝐃𝐩 𝐯𝐦𝐟 𝐃𝐩𝟑 (𝐩 − ) 𝐠
+ − =𝟎 (𝟕)
𝐒 𝟑𝐦𝐟 µ
𝟐
𝟐𝐬 𝟑𝐦𝐟 µ𝟐
68
Pemisahan Mekanik
𝐃𝐩 𝐯𝐦𝐟
𝐍𝑹𝒆 = (𝟖)
µ
𝟐
𝟏, 𝟕𝟓 𝐍𝐑𝐞,𝐦𝐟 𝟏𝟓𝟎 (𝟏 − 𝐦𝐟 ) 𝐍𝐑𝐞,𝐦𝐟 𝐃𝟑𝐏 (𝐏 − )𝐠
+ − =𝟎
𝐬 𝟑𝐦𝐟 𝟐𝐬 𝟑𝐦𝐟 µ𝟐
Untuk kasus dengan partikel yang mempunyai diameter kecil dan bilangan NRe,mf < 20
maka kecepatan minimum fluidisasi adalah;
𝐃𝟐𝐏 𝐠 (𝐩 − )
𝐕𝐦𝐟 = (𝟗)
𝟏𝟔𝟓𝟎 µ
Untuk partikel dengan diameter yang menghasilkan bilangan NRe,mf > 1000 maka
kecepatan minimum fluidisasi adalah :
Contoh soal.
Partikel batubara digunakan untuk hamparan proses fluidisasi dengan diameter partikel
= 0,10 mm, faktor bentuk (s) = 0,65 dan
porositas pada kondisi fluidisasi minimum = 0,60. density partikel = 1000kg/m3. untuk
fluidisasi digunakan udara pada suhu 250 C dan tekanan 1 atm. Luas penampang tabung
0,5 m2 dan massa partikel dalam hamparan tabung 500kg.
69
Pemisahan Mekanik
70
Pemisahan Mekanik
71
Pemisahan Mekanik