Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

UNIT OPERASI MEKANIK

“PENGECILAN UKURAN”

Disusun oleh:

1. Akhmad Dwi Syaputra NIM: 061830400267


2. Alda Marsela NIM: 061830400269
3. Alfiatus Sholehah NIM: 061830400271
4. Fadjri Maulana Wijaya NIM: 061830400273

Dosen pembimbing:

Ir. Irawan Rusnadi, M.T.

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
PRODI D3
TAHUN ANGKATAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami haturkan kehadiran Allah SWT. atas berkah rahmat, hidayah,
dan anugerah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat
serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. sebagai
Uswatun Hasanah bagi manusia.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum dapat dikatakan sempurna tanpa
kritikan dan saran yang diharapkan dari pembaca. Kritikan dan saran yang dapat membantu
potensi dari makalah ini agar dapat dikatakan dengan kategori literatur yang sempurna. Oleh
karena itu, kami berharap untuk MAKALAH STUDI UNIT OPERASI MEKANIK BAGIAN
“PENGECILAN UKURAN” ini dapat memperoleh kritik dan masukan yang membantu
kesempurnaan literatur dari pembaca.
Kami bersyukur kepada Tuhan YME dan mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang membantu proses pembuatan dan penyusunan dari makalah ini. Semoga makalah
ini dapat menjadi literatur yang berguna bagi mahasiswa pada umumnya, khususnya pada
bidang teknik pengoperasian secara mekanik.

Palembang, 01 Maret 2019


Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................1

1.3 Tujuan..............................................................................................................................1

1.4 Manfaat...........................................................................................................................1

BAB II. PEMBAHASAN.........................................................................................................2


2.1 Pengecilan Ukuran...........................................................................................................2
2.2 Jenis-Jenis Alat Pengecilan Ukuran................................................................................5

BAB III. PENUTUP................................................................................................................17

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................17

3.2 Saran..............................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia industri bahan padat dikenal unit operasi secara mekanik, merupakan
tahapan-tahapan dalam suatu proses yang dilakukan secara mekanika seperti salah satunya
ialah pengecilan ukuran. Hal ini dilakukan agar didapatkan bahan yang lebih mudah untuk
diproses dan sesuai dengan kebutuhan yang dipakai. Dalam prosesnya, pengecilan ukuran
memiliki berbagai peralatan dalam melakukannya sesuai dengan tingkatan bahan yang
akan dikecilkan. Proses ini merupakan dasar dari berlangsungnya suatu proses pengolahan
setelah pemahaman sifat-sifat dari bahan padat yang akan diolah.
Pada industri lainnya, proses produksi dalam industri kimia memerlukan
pengaturan umpan (feed) dan keluaran (product). Hal ini berhubungan dengan
penyempurnaan proses atau pembentukan hasil yang diinginkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan pengecilan ukuran?
2. Apa saja jenis-jenis alat dalam proses pengecilan ukuran?
3. Bagaimana prinsip kerja dari alat-alat pengecilan ukuran tersebut?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan definisi dari pengecilan ukuran dan cara melakukannya
2. Mendeskripsikan jenis-jenis alat pengecilan ukuran beserta prinsip kerjanya
3. Mendeskripsikan contoh dari alat pengecilan ukuran

1.4 Manfaat
1. Memahami apa yang dimaksud dengan pengecilan ukuran pada suatu unit operasi
mekanik beserta cara melakukannya
2. Mengetahui jenis-jenis alat pengecilan ukuran beserta prinsip kerjanya
3. Mengetahui contoh-contoh dari alat pengecilan ukuran

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengecilan Ukuran

Pengecilan ukuran dapat diartikan sebagai suatu bentuk proses penghancuran dan
pemotongan bentuk padatan menjadi bentuk yang lebih kecil oleh gaya mekanik. Secara
umum tujuan dari size reduction yaitu untuk menghasilkan padatan dengan ukuran
maupun spesifik permukaan tertentu dan memecahkan bagian dari mineral atau kristal dari
persenyawaan kimia yang terpaut pada padatan tertentu (Indra, 2012). Selain itu menurut
Brennan et.al. (1974), pengecilan ukuran bertujuan untuk membantu proses ekstraksi,
memperkecil bahan sampai dengan ukuran tertentu dengan maksud tertentu, memperbesar
luas permukaan bahan untuk proses lebih lanjut, dan membantu proses pencampuran
dalam dunia industri.
Bahan padat (solid) bisa dihancurkan dengan delapan atau sembilan cara, tetapi
hanya empat cara yang umum diterapkan pada mesin-mesin pengecilan ukuran, yaitu
(1) Kompresi, pengecilan ukuran dengan tekstur yang keras;
(2) Impact atau Pukulan, digunakan untuk bahan padatan dengan tekstur kasar,
setengah kasar, dan halus;
(3) Attrition, digunakan untuk menghasilkan produk dengan tekstur halus dan;
(4) Cutting, digunakan untuk menghasilkan produk dengan bentuk dan ukuran
tertentu, halus atau kasar.

Menurut Henderson dan Perry (1982), dikenal dua macam pengecilan. Pengecilan ini pada
prinsipnya yaitu diklasifikasikan berdasarkan pada produk akhir yang dihasilkan yang
dibagi menjadi dua yaitu pengecilan ekstrim dan pengecilan yang relatif masih
berukuran besar. Pengecilan ekstrim maksudnya yaitu pengecilan ini menghasilkan produk
dengan ukuran yang jauh lebih kecil daripada sebelum dikecilkan. Sedangkan pengecilan
yang kedua yaitu pengecilan relatif dimana produk yang dihasilkan masih berdimensi
besar atau produk akhir dengan awalnya tidak terlalu signifikan.

2
Contoh pengecilan ekstrim adalah pengecilan ukuran dengan mesin penggiling dimana
hasil produk gilingan adalah bahan dengan ukuran yang relatif sangat kecil, misalnya
tepung. Sedangkan contoh operasi yang kedua yaitu pemotongan dimana operasi ini
menghasilkan bahan dengan ukuran yang relatif besar.
Beberapa rumus yang menjadi dasar dari pengoperasian peralatan proses
pengecilan ukuran:
a. Efisiensi pemecahan ( crushing effisiency )
Efisiensi pemecahan yang disimbolkan dengan n didefinisikan sebagai rasio
energi permukaan yang terbentuk terhadap energi yang diserap oleh zat padat,
dirumuskan dengan :
𝑒𝑠 (𝐴𝑤𝑏−𝐴𝑤𝑎)
nc = ..............................................(1)
𝑊𝑛

keterangan: es = energi permukaan per satuan luas


Awb = luas per satuan massa produk

b. Daya mesin
6𝑚/𝑠 1 1
P = 𝑛𝑐 𝜂𝑚𝜌 ( ∅𝑏 𝐷𝑠𝑏 - ∅𝑎 𝐷𝑠𝑎 ) .............................(2)

Keterangan: ηm = efisiensi mekanik


Dsb , Dsa = diameter pukul rata volume permukaan didalam umpan
dan didalam produk
ρp = densitas partikel
∅b , ∅a = sperisitas umpan, produk dan padatan

c. Hukum Rittinger dan hukum Kick


𝑝 1 1
Perumusan Rittinger : = Kr (𝐷𝑠𝑏 - 𝐷𝑠𝑎) .....................(3)
𝑚

Dengan Kr adalah konstanta Rittinger.

Variabel operasi dalam proses pengecilan ukuran (size reduction), antara lain:
a. Kelembaban : kadar air umpan tidak boleh melebihi 4% karena akan menyebabkan
kesulitan dalam operasinya, karena zat padat akan membentuk zat pasta yang
cenderung menimbulkan sumbatan mesin. Bila kadar air diatas 50% maka
disarankan menggunakan wet grinder, yang dapat mengolah dengan baik material
yang bersifat seperti pasta.

3
b. Efisiensi pemecahan : daya yang dibutuhkan untuk operasi peralatan berkaitan erat
dengan biaya. Padahal energi yang diberikan kepada padatan saat peralatan
beroperasi tidak semuanya digunakan untuk memecahkan padatan tersebut. Dengan
demikian sangat diperlukan untuk menghitung efisiensi peralatan tersebut.
c. Reduction ratio : merupakan rasio antara diameter rata-rata umpan terhadap
produk. Pada umumnya peralatan pemecah digunakan untuk rasio reduksi 3-7,
sedangkan penggilingan halus digunakan bila diinginkan rasio reduksi diatas 100.
d. Open loop dan closed loop : sistem yang mengoperasikan peralatan dengan adanya
recycle atau tanpa recycle. Pemecah agak kasar biasanya dilengkapi ayakan atau
kisi, sedangkan untuk serbuk halus dilengkapi classifier (klasifikator).
e. Konsumsi energi : pada operasi pemecah dan penghalus sangatlah besar, terutama
bila bahan bakunya berupa bongkahan bebatuan pada industri semen, serpihan biji
logam pada industri baja dan tembaga, bongkahan batu bara dari mulut tambang dan
sebagainya.

Dalam pengoperasian pengecilan ukuran, juga perlu diperhatikan faktor-faktor pemilihan


alat yang akan digunakan, yaitu:
a. Ukuran umpan (feed) , jenis alat yang digunakan untuk memecahkan umpan
bergantung pada ukuran umpan. Umpan yang berukuran besar dipecah dengan alat
yang besar dan kasar disertai sistem penyaringan yang masih kasar. Umpan yang
berukuran kecil membutuhkan alat yang lebih halus dan kerapatan yang tinggi.
b. Ukuran keluaran (product) , pemecahan untuk menghasilkan keluaran yang masih
kasar tidak memerlukan penyaringan yang selalu efektif. Demikian juga sistem
pemecah alat yang cukup dengan susunan pemecah yang agak longgar.
c. Kekerasan bahan konstruksi alat pemecah.
d. Kapasitas yang besar dengan kebutuhan daya yang kecil dan hasil ukuran
produk yang seragam.

4
2.2 Jenis-Jenis Alat Pengecilan Ukuran
Berdasarkan ukuran umpan, pemecah di klasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu :
a. Pemecah kasar : jaw crusher, gyratory crusher
b. Pemecah antara : crushing rolls, hammer mills, disintegrator
c. Pemecah halus : roller mills, ball/tube mills, grindes
d. Pemotong : knife cutter, dicers, slitters

1. Alat Pemecah Kasar ( Crusher )

merupakan alat size reduction yang memecahkan bongkahan padatan besar


menjadi bongkahan‐bongkahan yang lebih kecil, dimana ukurannya sampai batas
beberapa inch.
Crusher terbagi menjadi dua yaitu Primary crusher dan Secondary crusher.
Primary crusher mampu beroperasi untuk segala ukuran feed (umpan). Produk yang
dihasilkan mempunyai ukuran 6‐10 inch. Sedangkan secondary crusher mampu
beroperasi dengan ukuran feed, seperti pada produk primary crusher dengan ukuran 4
inch.

Jaw Crusher
Pada mesin ini, dimasukkan diantara 2 rahang (jaw) yang berbentuk V. Satu
rahang landasan (anvil jaw) dipasang hampir vertikal dan tidak bergerak. Rahang
satunya lagi dapat berayun (swinging jaw) bergerak bolak balik dalam bidang
horizontal.

5
1. Blacke jaw crusher
adalah mesin yang paling umum dari jenis jaw crusher. Gerakkan
rahang dari mesin ini disebabkan gaya eksentris pada sebuah batang (pitman)
yang dihubungkan dengan rahang ayun oleh toggle. Keuntungannya kecil sekali
kemungkinan terjadi penyumbatan, karena gerakan paling banyak terjadi pada
bagian bawah V. Mesin ini dapat memecahkan 1000 ton batuan per jam.

Bahan yang akan dipecahkan ditekan diantara sisi jepit (kedua rahang jaw) yang
tidak bergerak dan sebuah sisi ayun. Sisi yang berayun digerakkan sebuah roda
eksentris. Ukuran butir (dan juga derajat pengecilan) tergantung dari lebar celah
diujung bawah penjepit, dimana lebar celah ini diatur.
Sisi rahang yang berayun digerakkan oleh gaya eksentris
sehingga memberikan gaya kompresi yang cukup besar terhadap bongkahan
yang terjepit antara 2 rahang. Kedua rahang dapat mencapai 200-400 kali per
menit dalam kondisi terbuka dan menutup.

2. Dodge jaw crusher

Dalam beberapa hal, konstruksi dodge jaw crusher sama dengan


blacke crusher, tapi pada dodge rahang ayun digantung pada bagian dasar dan

6
lebar bukaan konstan demikian produk yang dihasilkan berukuran lebih
seragam, dan alat tidak membutuhkan toggle sehingga rahang dioperasikan oleh
gaya eksentrik. Yang merugikan pada dodge crusher ini adalah cenderung
terjadi penyumbatan oleh butiran, karena bukaan keluarnya konstan.

Gyratory Crusher
Mesin ini memiliki rahang bundar (circular jaw). Sebuah crushing head yang
berbentuk kerucut berputar didalam sebuah funnel shaped cashing yang membuka
keatas. Crushing head tersebut bertugas memecahkan umpan yang masuk.

Berbeda dengan jaw crusher, pada gyratory crusher hasilnya dikeluarkan


secara kontinyu. Keuntungan dari mesin ini adalah perawatannya lebih mudah, daya
yang diperlukan per ton lebih kecil dibanding dengan jaw crusher, mampu menangani
3500 ton per jam. Kapasitasnya bervariasi sesuai dengan letak pengaturan rahang
dengan kecepatan girasi mesin.

2. Alat Pemecah Sedang ( Grinder )


Roll Crusher
Elemen kerja smooth roll crusher memiliki 2 buah roll logam berat dengan
permukaan licin. Kedua roll berputar satu sama lain dengan kecepatan yang sama.
Kecepatannya berkisar antara 50-300 putaran per menit.

7
Mesin ini merupakan pemecah sekunder dengan umpan berukuran 0,5 sampai
3 inchi yang menghasilkan produk dengan ukuran kira-kira 20 mesh.

Alat ini bekerja dengan kompresi ukuran maksimum umpan yang dapat dijepit
oleh roll sangat bergantung pada koefisien gesek antar partikelnya dan permukaan
roll.
Dpmek = 0,04 R + d .....................................(4)
Dimana: R = jari-jari roll
d = setengah ukuran lebar antara kedua celah roll
Alat single roll toothed crusher ini bekerja berdasarkan penekanan dan
gesekan, terdiri dari sebuah roda gigi yang berputar dan satu lagi lempeng (plat)
penahan. Gigi ini mempunyai ukuran yang berbeda. Keuntungan alat ini adalah dapat
memecah bongkahan yang sangat keras dengan giginya.
Mesin mempunyai 2 roll dengan gigi yang berbentuk piramid, atau bisa juga
satu roll bergigi dan satunya lagi dengan permukaan yang licin. Kecepatan kedua rol
tidak sama. Rol bergigi bekerja merobek. Umpan yang melaju dengan kecepatan
lambat, sedangkan rol dengan permukaan licin malaju dengan kecepatan tinggi.
Disamping bekerja dengan kompresi, alat ini juga bekerja dengan permukaan (impact)
dan geseran. Kapasitas mesin dapat mencapai 500 ton/ jam. Ukuran umpannya dapat
mencapai 20 inchi.

8
Hammer Mill
Penggilingan ini memiliki sebuah motor yang berputar dengan kecepatan
tinggi dalam sebuah casing berbentuk silinder. Umpan masuk dari bagian puncak
casing dan dihancurkan, selanjutnya keluar melalui bukaan pada dasar casing. Umpan
dipecahkan oleh seperangkat palu ayun pada piring rotor. Kemudian pecahan itu
terlempar pada anvil plate didalam sebuah casing sehingga dipecah lagi menjadi
bagian yang lebih kecil. Lalu digosok menjadi serbuk. Akhirnya didorong oleh palu
keluar bukaan yang dilapisi dengan ayakan. Kapasitas dan kebutuhan daya bervariasi
menurut jenis umpan, dan ukuran butir (dan juga derajat pengecilan) tergantung pada
besarnya lubang ayakan. Mesin giling komersial biasanya dapat memperhalus 60
sampai 240 kg/kWh energi yang di konsumsi.

Impactor
Adalah menyerupai hammer mill, tapi tidak dilengkapi dengan ayakan. Alat
ini untuk batuan dan biji, dengan kemampuan mengolah sampai 600 ton/jam. Partikel
yang dihasilkan hampir seragam menyerupai kubus. Pada impactor, hanya terjadi aksi
pukulan. Rotornya dapat dijalankan kedua arah yang sama. Hal ini dilakukan untuk
memperpanjang umur palu-palunya.

9
3. Alat Pemecah Halus ( Mill )
Ball Mill

Didalam suatu tromol yang berputar dengan bola didalamnya, bahan


dikecilkan dengan penekanan, penggesekan dan pemukulan. Frekuensi putaran
tromol, penempatan bola dan volume yang ditempati memainkan peranan penting
dalam penentuan derajat pengecilan dan lama penggilingan. Apabila frekuensi putaran
terlalu tinggi, bola-bola akan tertekan ke dinding karena pengaruh gaya sentrifugal.
Pada kecepatan tremol yang terlalu rendah, bola-bola bergerak kian kemari tanpa
jatuh ke bawah. Volume maksimum yang boleh ditempati bola tidak boleh dilewati
karena jika terlewati akan mengganggu jatuhnya bola-bola.

10
Dengan memasang benda-benda penghalang dalam tromol, slipnya bola dapat
dicegah dan bola dirangsang untuk jatuh ke bawah. Bahan dalam keadaan basah atau
berbentuk serbuk dimasukkan kedalam tromol giling melalui sebuah lubang. Ayakan
kasar yang terpasang didalamnya mencegah bola-bola jatuh keluar pada saat
penggosokkan tromol. Tromol dan bola-bola terbuat dari baja, besi cor atau porselen.
Ukuran butiran (juga derajat pengecilan) terutama bergantung pada lama
penggilingan. Waktu tinggal dalam alat penggiling dapat mencapai beberapa jam.

Road Mill
Adalah salah satu alat penghalus yang menggunakan road (batang) sebagai
penggiling. Alat ini terdiri dari suatu shell silinder yang didalamnya terdapat media
penggiling, yang tercampur dengan bahan gilingan dan terjadilah tumbukan terhadap
bahan gilingan dengan road.

Media penggiling tersebut dipasang paralel dengan sumbu putar. Batang yang
mengisi hampir keseluruhan dari panjang mesin terbuat dari baja karbon yang terbaik
dengan diameter batang 50 mm.
Prinsip kerja alat ini adalah material akan diperhalus akibat tumbukan antara
batang penggiling yang berada dalam shell silinder yang berputar pada sumbu putar
horizontal.

11
Tube Mill
Cara kerjanya secara umum hampir sama dengan ball mill, tetapi mempunyai
ukuran panjang yang lebih besar dibandingkan diameternya. Bola yang digunakan
berukuran lebih kecil dibandingkan dengan pada ball mill. Biasanya digunakan
sebagai pemecah batuan keras, seperti pada klinker semen portland. Bentuk pelapis
(lining) pada tube mills bermacam-macam.
Pada tumbling mill dapat digunakan untuk penggilingan sangat halus dari
bahan-bahan yang lunak hingga setengah keras, kering atau basah. Bahan yang
bersifat abrasif (mengikis,korosif) akan cepat merusak tromol dan bola. Pada
umumnya panas gesekan yang timbul langsung dikeluarkan dengan pendingin mantel
ganda. Karena gesekan dan jatuhnya bola yang terus menerus, ada kemungkinan
timbul bahaya pelepasan muatan listrik statis. Pada alat penggiling ayunan yang
memiliki alat kerja yang serupa gerak putar diganti dengan gerak ayun yang
dibangkitkan secara mekanik.

Attrition Mill
Pada attrition mill, partikel-partikel solid yang lunak mengalami gesekan
diantara alur permukaan datar piring-piring (circular disc) yang berputar. Sumbu
piring biasanya horizontal tapi terkadang vertikal. Pada single runner mill, salah satu
piring diam dan satunya lagi berputar dengan kecepatan tinggi dalam arah yang
berlawanan. Umpan masuk melalui bukaan pada pusat salah satu piring, lalu keluar
lagi dari tepi piring masuk kedalam casing yang diam. Sebaiknya pada salah satu
grinding plate itu dipasang pegas sehingga apabila ada bahan yang tidak dapat
dipecahkan, maka ia dapat keluar lagi dengan mudah tanpa merusak mesin.

12
Pada gambar, diperlihatkan attrition mill dengan single runner yang
mempunyai piring yang terbuat dari batu gerinda dan sering digunakan untuk
menghaluskan zat padat seperti kayu, kanji, serbuk insektisida, dan sebagainya.
Piringan dari logam biasanya terbuat dari besi putih, walaupun terkadang digunakan
piringan baja tahan karat untuk bahan-bahan korosif. Double runner mills pada
umumnya menggiling bahan menjadi hasil yang lebih halus dari single runner mill
tetapi umpannya lebih lunak. Untuk mencegah terjadinya penyumbatan, terkadang
kedalam penggiling tersebut dialirkan udara.

Classifying Mill

Alat ini merupakan contoh hammer mill untuk pemecah ultra halus, yaitu
mikro atomizer. Seperangkat palu ayun dipasang diantara 2 rotor disk, yang mirip
hummer mills. Didalam ruang penggiling, partikel padatan mengalami kecepatan
rotasi yang tinggi. Ukuran maksimum partikel produk dapat berubah sesuai kecepatan
rotor, jumlah dan ukuran sudut pemisah. Mesin giling ini dapat menggiling partikel
satu sampai dua milli micron. Sedangkan kebutuhan energy sekitar 50 HP/jam/ton.

13
Fluid Energy Mill

Dalam alat ini, partikel-partikel padat melayang kedalam arus gas dan dibawa
dengan kecepatan yang tinggi pada lintasan berbentuk elips atau lingkaran. Sebagian
proses kominusi berlangsung pada waktu partikel menumbuk atau menggosok dinding
kamar pengurung, namun sebagian besar terjadi karena atrisi antar partikel.
Pada mesin dengan internal classification, partikel-partikel yang ukurannya
masih besar tetap berada dalam penggiling sampai ukurannya menjadi kecil sesuai
dengan yang diinginkan. Gas pelayang padatan itu biasanya adalah udara tekan atau
uap panas lanjut yang masuk pada tekanan 6,9 atm melalui nozzles.

Agitated Mills

14
Untuk operasi ultra halus tertentu, ada mesin giling tampak tak putar
(nonrotary) yang berisi medium penggiling padat. Medium itu biasanya terdiri dari
mesin penggiling berbentuk bejana vertikal dengan kapasitas 1-300 gl (4-1200 L).
Berisi zat cair dimana medium penggiling itu terdapat sebagai suspense. Dalam
beberapa rancangan umpan dikocok dengan impeller bertangan banyak, pada
rancangan lain, lebih-lebih untuk menggiling bahan yang keras (silica dan titanium),
ada suatu kolom vertikal bolak-balik yang “menggetarkan” isi bejana pada frekuensi
20 Hz. Bubur umpan yang pekat dimasukkan dari atas, melalui tapis di bawah. Mesin
ini sangat bermanfaat untuk menghasilkan partikel-partikel dengan ukuran 1micro
meter / lebih halus.

Koloid Mills

Dalam koloid mills, gesekan kuat fluida dalam aliran kecepatan tinggi
digunakan untuk membubarkan atau tetesan partikel cair yang membentuk suspense
atau emulsi yang stabil. Ukuran akhir dari patikel atau tetesan biasanya kurang dari 5
mikro meter. Sering ada sedikit pengurangan ukuran sebenarnya didalam alat ini,
penyebab utamanya adalah gangguan dari kelompok ringan berikat atau aglomerasasi,
sirup, susu, purees, salep, cat dan gemuk adalah produk yang diproses dengan cara ini.
Zat aditif kimia sering digunakan untuk menstabilkan disperse. Umpan cairan yang
dipompa antara jarak dekat permukaan salah satu yang bergerak relative terhadap
yang lain dengan kecepatan 50 m/s atau lebih.

15
Didalam alat ini, cairan melewati ruang sempit antara 2 rotor berbentuk
cakram dan casing, kelonggaran yang dapat disesuaikan ke ukuran 25 mikro meter.
Pendinginan sering diperlukan untuk membuang panas yang dihasilkan. Kapasitas alat
koloid mills ini relative rendah, mulai dari 2 atau 3 L/menit (30-50 gal/h) untuk
ukuran kecil sampai 400 L/min (7000 gal/h) untuk ukuran terbesar.

4. Alat Pemotongan ( Cutter )

Mesin tipe ini mempunyai cara kerja yang berbeda dengan size reduction
sebelumnya. Pada cutter ini, cara kerjanya dengan memotong. Alat ini dipakai untuk
produk ulet dan tidak bisa diperkecil dengan cara sebelumnya. Ukuran produk yaitu
2‐10 mesh.

Berdasarkan cara kerja dan ukuran produk yang diperoleh, maka dapat dibedakan menjadi
4 kelompok, yaitu:
a. Crusher (mesin pemecah)
b. Grinder (mesin giling)
c. Mill dan ultrafine grinder
d. Cutting machine (mesin pemotong)

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengecilan ukuran (size reduction) ialah suatu proses atau tahapan yang
menghasilkan padatan dengan ukuran maupun spesifik permukaan tertentu dan
memecahkan bagian dari mineral atau kristal dari persenyawaan kimia yang terpaut pada
padatan tertentu. Pengecilan ukuran bertujuan untuk membantu proses ekstraksi,
memperkecil bahan sampai dengan ukuran tertentu dengan maksud tertentu, memperbesar
luas permukaan bahan untuk proses lebih lanjut, dan membantu proses pencampuran
dalam dunia industri. Terdapat empat cara yang digunakan dalam melakukan size
reducting,yaitu: kompresi, impact, attrition, dan cutting. Sedangkan faktor yang
mempengaruhi pemilihan alat yang tepat untuk pengecilan ukuran,antara lain: ukuran
umpan(feed), ukuran keluaran (product), kapasitas mesin, dan kekerasan bahan.
Peralatan pengecilan ukuran terdiri dari alat pemecah kasar (crusher), alat pemecah
halus (mill), alat pemecah sedang (grinder), dan alat pemotong (cutter). Crusher terdiri
dari alat jaw crusher, gyratory crusher, dan roll crusher. Sedangkan grinder terdiri dari alat
hammer mill, road mill, impactor, dan attrition mill. Dan Mill terdiri dari alat ball mill,
tube mill, classifying mill, fluid energy mill, agitated mills, dan koloid mills. Cutter atau
pemotong terdiri dari alat seperti knife, cutter, dicers, dan slitters.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca
khususnya mahasiswa-mahasiswi Politeknik Negeri Sriwijaya.

17
DAFTAR PUSTAKA

 Meilianti dkk. (2018). Modul Kuliah Unit Operasi Mekanik. Palembang: Politeknik
Negeri Sriwijaya.

 irfandi (2014). Artikel Pengecilan Ukuran. From


http://irfandismkutbi.blogspot.com/2014/08/artikel-pengecilan-ukuran_14.html?m=1,
01 Maret 2019.

 Baroto, Revashidqii (2015). TPP, Size Reduction. From


http://www.academia.edu/25179751/TPP_Size_Reduction, 02 Maret 2019.

Anda mungkin juga menyukai