Anda di halaman 1dari 25

AIR BERSIH

A.1 Umum
Diagram alir pada pengolahan air minum, merupakan suatu gambaran
mengenai urutan proses pengolahan air minum. Pada diagram alir ini meliputi unit-
unit pengolahan yang akan digunakan untuk memproses air baku, mulai dari sumber
hingga ditribusi.
Dalam pembuatan diagram alir pengolahan air minum, meliputi beberapa faktor
penting. Faktor-faktor tersebut diantaranya :

a. Jenis dan Karakteristik Air Baku yang akan diolah


b. Parameter kualitas air yang akan dihasilkan
c. Pertimbangan biaya investasi, pengelolaan serta pemeliharaan
d. Ketersediaan lahan
A.2 Jenis-Jenis Air Baku
Jenis air baku yang akan diolah, merupakan faktor penting dalam penentuan
diagram alir proses prengolahan air minum. Hal ini dikarenakan, berbeda sumber air
baku yang digunakan, maka proses pengolahannya pun juga akan berbeda. Sumber air
baku itu sendiri, terdiri dari 2. Yaitu, Air Permukaan dan juga Air Tanah. Proses
pengolahan pada air permukaan, biasanya cenderung lebih kompleks dibandingkan
dengan air tanah. Karena, kualitas dari air tanah lebih baik dibandingkan air
permukaan.
A.2.1 Air Permukaan
Air permukaan merupakan sumber air baku yang paling sering digunakan.
Hal ini dikarenakan air baku dari permukaan lebih mudah untuk digunakan. Air
permukaan itu sendiri terdiri dari,
a. Air Sungai
b. Air Danau
c. Air Laut
d. Air Gambut
Air baku yang paling sering digunakan dalam proses pengolahan air minum di
Indonesia adalah air sungai. Selain karna paling mudah didapat, proses pengolahan
air sungai itu sendiri, lebih mudah dibandingkan jika air baku yang digunakan
adalah air laut ataupun air gambut. Namun tak jarang pula di beberapa daerah,
menggunakan air laut sebagai air baku dalam pengolahan air minumnya. Berikut,
beberapa diagram alir proses pengolahan air minum

Gambar A.1 Diagram Alir Proses Pengolahan Air Sungai


Uraian Proses

1. Bangunan Intake
Bangunan intake ini berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air
dari sumber air.Pada umumnya, sumber air untuk pengolahan air bersih, diambil dari
sungai.Pada bangunan intake ini biasanya terdapat bar screen yang berfungsi untuk
menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam air. Selanjutnya, air akan masuk
ke dalam sebuah bak yang nantinya akan dipompa ke bangunan selanjutnya, yaitu
Water Treatment Plant (WTP).
2. Water Treatment Plant
Water Treatment Plant (WTP) adalah bangunan utama pengolahan air bersih.
Biasanya bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu : bak koagulasi, bak flokulasi, bak
sedimentasi, dan bak filtrasi. Nah, sekarang kita bahas satu per satu bagian-bagian ini.
a. Koagulasi
Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. Pada proses
koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya
air sungai atau air-air kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel
koloid yang terkandung di dalamnya. Destabilisasi partikel koloid ini bisa dengan
penambahan bahan kimia berupa tawas, ataupun dilakukan secara fisik dengan
rapid mixing (pengadukan cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic jump), maupun
secara mekanis (menggunakan batang pengaduk). Biasanya pada WTP dilakukan
dengan cara hidrolis berupa hydrolic jump. Lamanya proses adalah 30 – 90 detik.
Reaksi:
Al2(SO4)3.18 H2O + 3 Ca(HCO3)2 ==> 2 Al(OH)3 +3 Ca(SO4) + 6 CO2 + 18 H2O
alkalinity

Al2(SO4)3.18 H2O + 3 Ca(OH)2 ==> 2 Al(OH)3 + 3 Ca(SO4) + 3 CO2 + 18 H2O


mengendap

b. Flokulasi
Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit flokulasi.
Unit ini ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok.Teknisnya adalah
dengan dilakukan pengadukan lambat (slow mixing).

c. Sedimentasi
Setelah melewati proses destabilisasi partikel koloid melalui unit koagulasi dan
unit flokulasi, selanjutnya perjalanan air akan masuk ke dalam unit sedimentasi.
Unit ini berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah
didestabilisasi oleh unit sebelumnya.Unit ini menggunakan prinsip berat jenis.
Berat jenis partikel koloid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada
berat jenis air. Dalam bak sedimentasi, akan terpisah antara air dan lumpur.
d. Filtrasi
Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit filtrasi ini,
sesuai dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media berbutir.Media
berbutir ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica denga
ketebalan berbeda.Dilakukan secara grafitasi.
Selesailah sudah proses pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses
tambahan, dilakukan disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV,
pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu reservoir.
3. Reservoir
Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air masuk
ke dalam reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara
air bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa secara grafitasi.Karena
kebanyakan distribusi di kita menggunakan grafitasi, maka reservoir ini biasanya
diletakkan di tempat dengan eleveasi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang
menjadi sasaran distribusi.Biasanya terletak diatas bukit, atau gunung.
Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA – Instalasi Pengolahan
Air. Untuk menghemat biaya pembangunan, biasanya Intake, WTP, dan Reservoir
dibangun dalam satu kawasan dengan ketinggian yang cukup tinggi, sehingga tidak
diperlukan pumping station dengan kapasitas pompa dorong yang besar untuk
menyalurkan air dari WTP ke reservoir. Barulah, setelah dari reservoir, air bersih siap
untuk didistribusikan melalui pipa-pipa dengan berbagai ukuran ke tiap daerah
distribusi.

Fungsi Alat
1. Intake
intake sendiri adalah proses pemompaan air baku sungai untuk dialirkan
kedalam sumur penyeimbang.
2. Bak pra – sedimentasi

Pada bak prasedimentasi ini dimaksudkan untuk mengendapkan partikel


diskret atau partikel kasar atau lumpur. Partikel diskret adalah partikel yang tidak
mengalami perubahan bentuk dan ukuran selama mengendap didalam air. Material
yang kasar mempunyai berat jenis lebih besar dari pada air, material ini pasti akan
jatuh/ mengendap ke bagian dasar. Material ini dapat terbawa arus air (melayang)
sebagai akibat daya jatuhnya dikalahkan oleh gaya dorong arus air. Bak
prasedimentasi umumnya dibuat memanjang searah aliran air, pada saat air masuk ke
dalam bak maka kecepatan arusnya menjadi berkurang. Karena luas penampang bak
yang tegak lurus aliran biasanya lebih besar dari saluran masuknya, material-material
yang berat akan segera jatuh pada bagian muka bak.

3. Flash mixer
Merupakan unit pengadukan cepat yang berfungsi untuk melarutkan tawas
kedalam air hingga homogen. jenis pengadukan hidrolis yang digunakan pada
pengadukan cepat haruslah aliran air yang menghasilkan energi hidrolik yang besar.
Dalam hal ini dapat dilihat dari besarnya kehilangan energi (headloss) atau perbedaan
muka air, dengan tujuan menghasilkan turbulensi yang besar tersebut, maka jenis
aliran yang sering digunakan sebagai pengadukan cepat.

4. Slow mixer
jenis pengadukan hidrolis yang digunakan pada pengadukan lambat adalah
aliran air yang menghasilkan energi hidrolik yang lebih kecil. Aliran air dibuat relatif
lebih tenang dan dihindari terjadinya turbulensi agar flok yang terbentuk tidak pecah
lagi. beberapa contoh pengadukan hidrolis untuk pengadukan lambat adalah kanal
bersekat. Proses flokulasi dalam pengolahan air bertujuan untuk mempercepat
proses penggabungan flok-flok yang telah dibibitkan pada proses
koagulasi. Partikel-partikel yang telah distabilkan selanjutnya saling bertumbukan
serta melakukan proses tarik-menarik dan membentuk flok yang ukurannya makin
lama makin besar serta mudah mengendap. Gradien kecepatan merupakan faktor
penting dalam desain bak flokulasi. Jika nilai gradien terlalu besar maka gaya
geser yang timbul akan mencegah pembentukan flok, sebaliknya jika nilai gradient
terlalu rendah dan tidak memadai maka proses penggabungan antar partikulat tidak
akan terjadi dan flok besar serta mudah mengendap akan sulit dihasilkan.

5. Bak sedimentasi
Menggunakan prinsip gaya gravitasi dalam pemisahannya, sehingga untuk
material dengan massa jenis besar akan mengendap ke bagian bawah bak dan masaa
jenis kecil akan berada dilapisan atas atau mengapung. Aplikasinya pada campuran
yang berpartikel besar.

6. Filter
Unit filtrasi ini, sesuai dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan
media berbutir.Media berbutir ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan
kerikil silica denga ketebalan berbeda.Dilakukan secara grafitasi.

7. Reservois ( waduk )
Reservoir berfungsi sebagai tempat penampungan air bersih yang telah
disaring melalui filter, Air yang dalam reservoar ini sebelum disalurkan ke konsumen
di berikan larutan kaporit untuk membunuh bakteri yang terkandung dalam air
tersebut.
Gambar A.2 Diagram Alir Proses Pengolahan Air Baku Menggunakan Aerasi
dan Parameter Kesadahan Tinggi.

Uraian Proses

A. Screening
Tahap awal unit pemurnian yaitu air baku (air permukaan) melewati
layar/screen logam untuk mencegah organisme hidup berukuran besar dan puing-
puing mengambang seperti tongkat, daun dan sampah masuk ke dalam sistem
pengolahan, tetapi memungkinkan air baku (air permukaan) untuk melewati screen
tersebut. (Waterwise, 2011).
B. Pra-Sedimentasi
Pra-sedimentasi dimaksudkan untuk menangkap benda kasar yang mudah
mengendap yang terkandung dalam air baku seperti pasir atau dapat juga disebut
partikel diskret. Partikel diskret merupakan partikel yang tidak mengalami perubahan
bentuk selama proses pengendapan. Unit ini dapat dilengkapi penangkap minyak dan
lemak bila diperlukan. (Tri Joko, 2010).
Penggunaan unit prasedimentasi memanfaatkan prinsip gravitasi untuk
mengendapkan material pasir dan lain-lain (partikel diskret) yang tidak tersaring
screening. (Tri Joko, 2010)
C. Koagulasi
Koagulasi adalah penambahan koagulan (aluminium sulfat/tawas, natrium
aluminat, ferro sulfat, ferri chlorida) ke dalam air baku diikuti dengan pengadukan
cepat yang bertujuan untuk mencampur antara koagulan dengan koloid. Koagulasi
berfungsi untuk mempermudah butiran ukuran halus (missal berdiameter 0,06 mm)
yang sangat lama mengendap dalam unit sedimentasi dan koloid-kolid yang
bermuatan listrik yang selalu bergerak-gerak serta tidak dapat diendapkan secara
gravitasi untuk mengendap. (Tri Joko, 2010)
D. Flokulasi
Flokulasi secara umum disebut juga pengadukan lambat, dimana dalam unit
ini berlangsung proses terbentuknya penggumpalan flok-flok yang lebih besar dan
akibat adanya perbedaan berat jenis terhadap air, maka flok-flok tersebut dapat
dengan mudah mengendap di bak sedimentasi. (Tri Joko, 2010).Flokulasi
dilakukan setelah proses koagulasi. Flokulator berjalan dengan kecepatan lambat
dengan maksud terjadi pembentukkan flok besar.Kecepatan air dalam bak
pengaduk dijaga pada harga 15-30 cm/detik, agar tidak terjadi pengendapan
maupun kerusakan flok yang telah terbentuk. (Tri Joko, 2010).
E. Sedimentasi
Proses sedimentasi secara umum diartikan sebagai proses pengendapan, dimana
akibat gaya gravitasi, partikel yang mempunyai berat jenis lebih besar dari berat jenis
air akan mengendap ke bawah dan jika lebih kecil berat jenisnya maka akan
mengapung. Kecepatan pengendapan partikel akan bertambah sesuai dengan
pertambahan ukuran partikel dan berat jenisnya. (Tri Joko, 2010).
Fungsi dari bangunan sedimentasi adalah untuk menyingkirkan beberapa macam
partikel yang terkandung di dalam air yaitu: (Tri Joko, 2010)
1. Partikel terendapkan.
2. Partikel yang telah terkoagulasi seperti kekeruhan dan warna.
3. Hasil endapan dari proses presipitasi seperti hardness (CaCO3), besi, dan mangan.
4. Untuk memisahkan flok yang telah terbentuk dari sub unit flokulator sehingga
mudah dibuang.

F. Saringan Pasir Cepat


Saringan pasir dapat menghasilkan air bersih sejumlah 1,3 – 2,7
liter/m3/detik, Diameter pasir yang digunakan 0,4 mm – 0,8 mm dengan ketebalan 0,4
– 0,7 m. Saringan pasir hanya mampu berfungsi untuk menahan bahan padat terapung
dan tidak bias menyaring mikroorganisme seperti virus atau bakteri pathogen,
sehingga diperlukan unit disinfeksi setelah pengolahan air dengan saringan pasir
cepat. (Untung, 2008).Secara umum bahan lapisan saringan yang digunakan sama
dengan saringan pasir lambat, yaitu pasir kerikil, dan batu. Selain ukuran pasir yang
digunakan, saringan pasir cepat memiliki perbedaan dengan saringan pasir lambat
dalam segi arah aliran ketika penyaringan.Saringan pasir lambat menggunakan arah
aliran air dari atas ke bawah, sedangkan pada saringan pasir cepat menggunakan arah
aliran air dari bawah ke atas.(Wibowo, 2009).
G. Pengolahan Terhadap CO2 Agresif
CO2 agresif merupakan bentuk karbondioksida yang paling berbahaya kadar
CO2 agresif yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada logam-logam dan beton.
(Tri Joko, 2010). Cara yang dilakukan untuk menghilangkan CO2 di dalam air yaitu
dengan metode oksidasi dengan udara (aerasi).Aerasi merupakan proses pengolahan
air dengan cara mengontakkan air dengan udara. Aerasi secara luas telah digunakan
untuk mengurangi kandungan zat padat dan gas terlarut dalam air.Aerasi adalah
pencampuran udara dengan air sehingga terjadi perubahan konsentrasi zat-zat yang
mudah menguap di dalam air.Dengan tersedianya oksigen terlarut dapat
meningkatkan karateristik fisik dan kimia air. (Tri Joko, 2010).
Proses aerasi pada dasarnya adalah untuk memberikan oksigen ke dalam air atau
meningkatkan kandungan oksigen terlarut dalam air, diantaranya bertujuan untuk: (Tri
Joko, 2010)
a. Menghilangkan CO2 yang terlarut dalam air, dengan cara melepaskan CO2 ke
udara, dengan proses ini sekaligus menaikkan pH air
b. Menghilangkan gas amoniak (NH3); H2S dengan kondisi tertentu
H. Desinfeksi
Desinfeksi adalah usaha untuk memetikan mikroorganisme yang masih tersisa
dalam proses pengolahan air minum, terutama ditujukan kepada mikroorganisme
pathogen. Terdapat bermacam-macam cara desinfeksi: (Tri Joko, 2010)
Kimia : Larutan kaporit, gas chloor, dan gas ozon.
Fisika : Gelombang mikro, ultraviolet.
Untuk membunuh mikroorganisme yang bersifat pathogen tekandung di dalam
air, misalnya adalah mikroba E. Colli (tergolong jenis bakteri coliform fecal).Bahan
atau media desinfeksi berupa kaporit, bromin klorida, gas klor, gas iod, ozon, dan
kalium permanganate.Desinfektan yang sering digunakan adalah kaporit, gas klor, dan
sinar ultra. (Tri Joko, 2010).
Kemampuan dari desinfektan ini adalah sebagai berikut: (Tri Joko, 2010)
 Menghilangkan bau
 Mematikan alga
 Mengoksidasi Fe (II) menjadi Fe (III) sehingga konsentrasi di air turun.
 Mengoksidasi Mn.
 Mengoksidasi H2S menjadi H2SO4.
 Mengoksidasi nitrit menjadi nitrat
 Mengoksidasi ammonia menjadi senyawa amin
 Mengoksidasi phenol menjadi senyawa yang tidak berbahaya.

Fungsi alat

1. Screening
Screening berfungsi untuk memisahkan air dari sampah-sampah dalam
ukuran besar yang terbawa oleh aliran air. Screening ini berupa saringan dari
batang baja (round bar) yang dipasang pada saluran masuk bak pengumpul air.
2. Aerator
Tempat terjadinya aerasi dimana oksigen atau udara dimasukkan
kedalam air yang diolah sehingga proses oksidasi biologi bisa berjalan dengan
baik dan lancar. Prinsip kerja aerator ini sendiri dengan cara menambahkan
oksigen terlarut di dalam air tersebut. Selanjutnya, yang menjadi tugas utama dari
alat ini ialah dalam memperbesar permukaan kontak yang terjadi antara air dan
udara.
3. Bak pra – sedimentasi

Pada bak prasedimentasi ini dimaksudkan untuk mengendapkan partikel


diskret atau partikel kasar atau lumpur. Partikel diskret adalah partikel yang tidak
mengalami perubahan bentuk dan ukuran selama mengendap didalam air. Material
yang kasar mempunyai berat jenis lebih besar dari pada air, material ini pasti akan
jatuh/ mengendap ke bagian dasar. Material ini dapat terbawa arus air (melayang)
sebagai akibat daya jatuhnya dikalahkan oleh gaya dorong arus air. Bak
prasedimentasi umumnya dibuat memanjang searah aliran air, pada saat air masuk
ke dalam bak maka kecepatan arusnya menjadi berkurang. Karena luas
penampang bak yang tegak lurus aliran biasanya lebih besar dari saluran
masuknya, material-material yang berat akan segera jatuh pada bagian muka bak.

4. Clarifier
Pada klarifier atau cleator inilah proses koagulasi dan flokulasi
terjadi,dimana pada proses koagulasi, koagulan dicampur dengan air baku selama
beberapa saat hingga merata. Setelah pencampuran ini, akan terjadi destabilisasi
koloid yang ada pada air baku. Koloid yang sudah kehilangan muatannya atau
terdestabilisasi mengalami saling tarik menarik sehingga cenderung membentuk
gumpalan yang lebih besar.
5. Tangki sedimentasi
Tangki sedimentasi berfungsi untuk mengendapkan kotoran-kotoran
berupa lumpur dan pasir. Pada tangki sedimentasi terdapat waktu tinggal. Ke
dalam tangki sedimentasi ini diinjeksikan klorin yang berfungsi sebagai oksidator
dan desinfektan. Sebagai oksidator klorin digunakan untuk menghilangkan bau
dan rasa pada air.
6. Filter
Merupakan bangunan untuk menghilangkan partikel yang tersuspensi
dan kolodial dengan cara menyaringnya dengan media filter.
7. Sand filter
Penyaring yang digunakan adalah rapid sand fliter (filter saringan
cepat)Sand filter jenis ini berupa bak yang berisi pasir kwarsa yang berfungsi
untuk menyaring flok halus dan kotoran lain yang lolos dari klarifier (clearator).
jumlah bak penyaringan 12 unit dengan kemapuan kapasitas saringan 500 l/dt
Media penyaring biasanya lebih dari satu lapisan, yaitu pasir kwarsa dan batu
dengan mesh tertentu. Air mengalir ke bawah melalui media tersebut.Zat-zat padat
yang tidak larut akan melekat pada media, sedangkan air yang jernih akan
terkumpul di bagian dasar dan mengalir keluar melalui suatu pipa menuju
reservoir.
8. Desinfeksi
Desinfeksi air minum bertujuan membunuh bakteri pathogen yang ada dalam air.
Desinfektan air dapat dilakukan dengan berbagai cara yaiitu pemanasan,
penyinaran antara lain sinar UV, ion-ion logam antara lain dengan copper dan
silver, asam atau basa, senyawa – senyawa kimia, dan klorinasi.
Jika air baku yang dipergunakan adalah Air laut atau air yang bersifat payau, dimana
kedua jenis air tersebut memiliki kadar garam yang cukup tinggi. Maka, diperlukan
penambahan unit yang berfungsi sebagai penurun kadar garam. Seperti, unit pertukaran ion
atau reverse osmosis (Filtrasi membrane).

Gambar A.3 Diagram Alir Pengolahan Air Laut/Payau

Gambar A.3 Diagram Alir Pengolahan Air Laut/Payau


Uraian Proses
Pengambilan air laut
Tahapan paling awal dalam proses RO adalah pengambilan air laut sebagai bahan
baku proses. Metode yang umum dilakukan adalah dengan pemasangan pipa kearah laut
hingga jarak beberapa kilometer dari pantai.Hal ini dilakukan untuk memperoleh air laut
dengan kualitas baik yang terhindar dari pergerakan sedimen permukaan yang umumnya
terjadi pada laut kedalaman dangkal.Laju alir pengambilan air laut dilakukan secara lambat
untuk mencegah masuknya biota laut ke dalam pipa.
Metode pengambilan air laut dengan pipa
Metode diatas menjadi pilihan utama karena kemudahan pemasangan sistem.Namun,
dalam hal kinerja, teknik tersebut sangat sensitif dengan perubahan kondisi air laut yang
terjadi seiring dengan perubahan musim dan iklim.Pencegahan biota laut untuk masuk ke
dalam sistem juga tidak seefektif yang diharapkan.

Pengolahan awal
Pengolahan awal bertujuan untuk mengkondisikan bahan baku, dalam hal kandungan
pengotor, agar ramah bagi proses utama RO. Pengotor yang biasa terkandung dalam air laut
mencakup makromolekul (pasir dan biota laut termasuk ikan, alga dll.) dan mikromolekul
(unsur penyebab sedimentasi, kristalisasi dan fouling). Teknik yang dilakukan pada
umumnya mencakup koagulasi-flokulasi-sedimentasi (coagulation-flocculation-
sedimentation), membrane tekanan rendah (low pressure membrane), penyaringan dengan
media (media filter) dan catridge filter.
Proses pengolahan awal menjadi kunci penting lancarnya proses RO karena
menentukan stabilitas dan kinerja proses dengan semakin tingginya kualitas air umpan. Dari
segi ekonomi, proses pengolahan awal terhitung hampir mencapai 30% dari keseluruhan
biaya proses. Penghematan biaya dalam proses pengolahan awal sangat mungkin dilakukan
dengan aplikasi alternatif pengambilan air laut seperti yang dijelaskan sebelumnya. Dengan
bahan baku yang kualitasnya lebih baik saat, proses pengolahan awal akan lebih ringan
sehingga mengurangi konsumsi bahan kimia proses serta mengurangi jumlah peralatan proses
dan pada akhirnya menurunan biaya operasional serta meningkatkan performa dan stabilitas
proses.
Proses Inti
Pada tahapan ini, bahan baku yang telah mengalami pengolahan awal akan mengalami
proses penyisihan garam sehingga menghasilkan air bersih. Berdasarkan teknik pemisahan
garamnya, proses RO dikategorikan menjadi dua: berbasis panas dan berbasis membran.
Pada proses berbasis panas, bahan baku dikondisikan mendidih pada tekanan rendah sehingga
menghasilkan uap air pada temperatur rendah. Pada proses ini, hanya air saja yang
mengalami penguapan, sehingga setelah pengumpulan dan pengkondensasian uap, akan
dihasilkan air bersih tanpa garam dan pengotor. Multistage flash distillation dan multi effect
distillation adalah contoh teknologi RO dengan berbasis panas.

Berbeda halnya pada proses diatas yang menggunakan energi panas untuk pemisahan
garam dari air laut, teknologi membran menggunakan energi tekanan. Membran adalah istilah
umum untuk saringan tipis yang memfasilitasi pemisahan secara selektif – hanya bahan-
bahan tertentu yang dapat dilewatkan dan ditahan oleh membran ini.Tipe membran yang
digunakan sangat bergantung pada aplikasi. Khusus untuk RO, digunakan reverse
osmosis(RO) membrane dengan karakter tak berpori yang mampu melakukan pemisahaan
pada level ion, termasuk garam dengang komposisi utama ion natrium dan klorida.
Penyaringan dengan membran RO dilakukan dengan cara menekan bahan baku air
laut pada permukaan membran sehingga melewatkan air murni pada sisi produk, sementara
menahan kandungan garam dan pengotor lainnya ke aliran buangan. Produk air yang
dihasilkan sangat murni dengan konsentrasi ion yang sangat rendah.
Pengolahan akhir
Kondisi air murni dengan konsentrasi ion rendah dalam produk RO perlu disesuaikan
agar nyaman saat dikonsumsi dan tidak merusak pipa distribusi. Untuk konsumsi, air murni
tidak berasa, perlu adanya penambahan mineral supaya rasanya sesuai dengan kualitas air
minum: rasa menyegarkan dari air berasal dari kandungan mineral. Kandungan ion yang
minimal dapat memicu proses korosi pada pipa distribusi karena kecenderungan pengikatan
ion-ion metal pipa agar keseimbangan kimia air tercapai. Pada tahapan akhir penambahan
mineral dilakukan pada aliran produk sehingga dihasilkan produk air bersih dengan kualitas
air minum.
Proses RO air laut hingga saat ini terus berkembang di seluruh dunia untuk memenuhi
kebutuhan air bersih dan mengentaskan permasalahan krisis air. Kegiatan penelitian sangat
intensif dilakukan dan menyeluruh pada setiap tahapan proses untuk menjadikan proses ini
lebih ramah lingkungan, hemat energi dan murah. Proses ini juga cocok untuk
diimplementasikan di Indonesia yang merupakan negara maritime dengan garis pantai yang
panjang. Studi mengenai energi yang berujung pada kelayakan ekonomi perlu di lakukan
lebih lanjut pada implementasi proses ini.

Reaksi Kimia

Fungsi Alat
1. Screening
Screening berfungsi untuk memisahkan air dari sampah-sampah dalam ukuran
besar yang terbawa oleh aliran air. Screening ini berupa saringan dari batang baja
(round bar) yang dipasang pada saluran masuk bak pengumpul air.

2. Clarifier
Pada klarifier atau cleator inilah proses koagulasi dan flokulasi terjadi,dimana
pada proses koagulasi, koagulan dicampur dengan air baku selama beberapa saat
hingga merata. Setelah pencampuran ini, akan terjadi destabilisasi koloid yang ada
pada air baku. Koloid yang sudah kehilangan muatannya atau terdestabilisasi
mengalami saling tarik menarik sehingga cenderung membentuk gumpalan yang lebih
besar.
3. Bak sedimentasi
Menggunakan prinsip gaya gravitasi dalam pemisahannya, sehingga untuk
material dengan massa jenis besar akan mengendap ke bagian bawah bak dan masaa
jenis kecil akan berada dilapisan atas atau mengapung.
4. Filter
Merupakan bangunan untuk menghilangkan partikel yang tersuspensi dan
kolodial dengan cara menyaringnya dengan media filter.
5. Filter membran
Penyaringan membran yaitu suatu teknik pemisahan campuran 2 atau lebih
komponen tanpa menggunakan panas. Komponen-komponen akan terpisah
berdasarkan ukuran dan bentuknya, dengan bantuan tekanan dan selaput semi-
permeable. Hasil pemisahan berupa retentate (bagian dari campuran yang tidak
melewati membran) dan permeate (bagian dari campuran yang melewati
membran).Penyaring membran terutama berfungsi dengan mengayak atau dengan
menyaring partikel dari larutan, Jadi menahannya diatas permukaan penyaring.
Karena sifat penyaring membran dan ketebalannya yang terbatas, media penyaring
mempunyai kemampuan menangkap hanya sedikit; hal ini merupakan suatu
mekanisme yang dapat diterapkan pada fungsi penyaring yang mempunyai kedalaman
seperti yang terbuat dari gelas dan kertas. Dalam beberapa hal, penyaring membran
juga berfungsi dengan gaya tarik elektrostatis.
6. Desinfeksi
Desinfeksi air minum bertujuan membunuh bakteri pathogen yang ada dalam
air. Desinfektan air dapat dilakukan dengan berbagai cara yaiitu pemanasan,
penyinaran antara lain sinar UV, ion-ion logam antara lain dengan copper dan silver,
asam atau basa, senyawa – senyawa kimia, dan klorinasi.

Pengolahan Air Gambut


Gambar A.4 Diagram Alir Proses Pengolahan Air Gambut

Uraian Proses

1. Netralisasi
Yang dimaksud netralisasi adalah mengatur keasaman air agar menjadi netral
(Ph=7-8). Untuk air yang bersifat asam misalnya air gambut yang paling murah dan
mudah adalah dengan pemberian kapur/gamping. Fungsi pemberian kapur disamping
untuk menetralkan air baku yang bersifat asam juga untuk membantu efektifitas
proses selanjutnya.
2. Aerasi
Yang dimaksud aerasi yaitu mengontakkan udara dengan air baku agar
kandungan zat besi dan mangan yang ada dalam air baku bereaksi dengan oksigen
yang ada dalam udara membentuk senyawa besi dan mangan yang dapat diendapkan.
3. Koagulasi
Koagulasi adalah proses pembubuhan bahan kimia kedalam air agar kotoran
dalam air yang berupa padatan tersuspensi misalnya zat warna organic, lumpur halus
bakteri dan lain-lain dapat menggumpal dan cepat mengendap. Cara yang paling
mudah adalah dengan pembubuhan tawas/alum atau rumus kimianya
Al2(SO4)3.18H2O (berupa Kristal putih_.
Reaksi koagulasi dengan tawas secara sederhana dapat ditulis sebagai berikut :
Al2(SO4)3.18H2O + 3Ca(HCO3)2 2 Al(OH3) + 3 Ca(SO4) + 6 CO2 +18 H2O
Al2(SO4)3.18H2O + 3Ca(OH)2 2 Al(OH3) + 3 Ca(SO4) + 3 CO2 +18 H2O
Pengendapan kotoran dapat terjadi karena pembentukan aluminium
hidroksida.Al(OH3) yang berupa partikel padat akan menarik partikel-partikel kotoran
sehingga menggumpal bersama-sama, menjadi besar dan berat dan segera dapat
mengendap.
4. Pengendapan
Setelah proses koagulasi air tersebut didiamkan sampai gumpalan kotoran
yang terjadi mengendap semua (45-60 menit). Setelah kotoran mengendap air akan
tampak lebih jernih. Endapan yang terkumpul didasar tangki dapat dibersihkan
dengan membuka kran penguras yang terdapat dibawah tangki.
5. Penyaringan
Pada proses pengendapan , tidak semua gumpalan kotoran dapat diendapkan
semua. Butiran gumpalan kotoran dengan ukuran yang besar dan berat akan
mengendap, sedangkan yang berukuran kecil dan ringan masih melayang-layang
dalam air. Untuk mendapatkan air yang betul-betul jernih harus dilakukan proses
penyaringan. Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan air yang telah diendapkan
kotorannya ke bak penyaring yang terdiri dari saringan pasir.

A.2.2 Air Tanah


Air tanah atau Groundwater ini biasa didapatkan dari Mata air atau sumur bor.
Proses pengolahan air tanah menjadi air minum relatif sederhana. Karena, kualitas air
tanah cenderung lebih baik dibandingkan air permukaan yang memang rawan terkena
bermacam polutan.
Pada umumnya, air tanah mengandung kadar besi (Fe) dan Mangan (Mn) yang
cenderung tinggi. Maka dari itu diperlukan alternative untuk menghilangkannya
dengan penambahan unit Aerasi untuk menghilangkan kadar besi dalam air dan
filtrasi karbon aktif untuk mengurangi kadar Mangan dalam air tanah yang diolah.
Dapat juga dengan penambahan oksidator pada unit pengolahan air tanah.

Gambar A.5 Diagram Alir Pengolahan Air Tanah


Uraian Proses
Air baku dipompa ke bak penampung, kemudian dari tangki penampung, air
dialirkan ke filter mangan zeolit untuk menyaring atau menghilangkan zat besi atau
mangan yang ada dalam air serta menghilangkan padatan tersuspensi. Dari filter ini
air dialirkan ke filter karbon aktif untuk menghilangkan kandungan zat organik, bau,
rasa serta polutan mikro lainnya. Kemudian, air dialirkan ke filter cartridge. Filter
cartridge ini dapat menghilangkan padatan terlarut dengan ukuran lebih besar 5 (lima)
mikron.
Dari filter cartridge air olahan sudah sangat jernih , dan apabila diinginkan
dapat langsung diminum, air dari filter cartridge dialirkan ke sterilisator ultra violet
untuk mematikan atau membunuh mikroorganisme patogen yang ada dalam air.
Proses ini tanpa memerlukan energi yang besar karena bekerja dengan sistem gravitasi
dan hanya memerlukan energi listrik sekitar 30 watt untuk lampu disinfeksi ulra
violetnya. Air yang keluar dari sterilisator UV sudah dapat diminum langsung. Skema
proses pengolahan diunjukkan pada Gambar. Pada saat air dipompa ke bak
penampung, terjadi proses oksidasi antara zat besi atau mangan yang ada dalam air
dengan oksigen yang ada di udara. Reaksi kimianya dapat diterangkan sebagai berikut

4 Fe2+ + O2 + 10 H2 O ====> 4 Fe(OH)3 + 8 H+


2 Mn2+ + O2 + 2 H2O ====> 2 MnO2 + 4 H+
Reaksi oksidasi tersebut menghasilkan senyawa ferrihidroksida atau mangan
dioksida yang berupa gumpalan sangat halus (micro flock) yang tak larut dalam air,
sehinggga dapat tersaring pada filter mangan zeolit. Berdasarkan reaksi tersebut
diatas, untuk mengoksidasi setiap 1 mg/l zat besi memerlukan 0,14 mg/l oksigen , dan
untuk setiap I mg/l mangan diperlukan oksigen sebanyak 0,29 mg/l.
Dengan memompa air baku ke bak penampung, maka akan terjadi kontak
antara zat besi atau mangan yang ada dalam air dengan oksigen yang ada di udara,
sehingga besi atau mangan dapat dioksidasi, yang mana hal tersebut dapat
meringankan beban filter mangan zeolitnya. Dengan demikian maka masa pakai (life
time) dari filter mangan zeolitnya menjadi lebih lama.
Zat besi atau mangan yang belum teroksidasi selanjutnya akan dihilangkan di
dalam filter mangan zeolit, yang reaksinya merupakan reaksi antara Fe2+ atau
Mn2+ dengan mangan-oksida tinggi (higher manganoxide). Mangan zeolit adalah
zeolit alami (green sand) atau zeolit sintetis yang permukaannya dilapisi oleh mangan
oksida tinggi yang secara umum rumus molekulnya adalah K2Z.MnO.Mn2O7 .Mangan
zeolit berfungsi sebagai katalis dan pada waktu yang bersamaan dapat mengoksidasi
besi atau mangan yang larut dalam air menjadi bentuk senyawa ferrihidroksida atau
mangan dioksida yang tak larut dalam air dan menempel pada permukaan mangan
zeloitnya. Proses reaksinya dapat diterangkan sebagai berikut :
K2Z.MnO.Mn2O7 + 4 Fe(HCO3)2 ===> K2Z + 3 MnO2 + 2 Fe2O3 + 8 CO2 + 4 H2O
K2Z.MnO.Mn2O7 + 2 Mn(HCO3)2 ===> K2Z + 5 MnO2 + 4 CO2 + 2 H2O
Selama proses berlangsung kemampuan reaksi mangan zeolit tersebut makin
lama makin berkurang dan akhirnya menjadi jenuh, dan jika sudah jenuh harus diganti
dengan mangan zeolit yang baru. Lama pakai dari manganzeolit tersebut tergantung
dari kualitas air baku dan jumlah air yang disaring. Dalam keadaan normal,
penggantian biasanya satu kali dalam satu tahun.
Dari filter mangan zeolit, air selanjutnjutnya dialirlkan ke filter karbon aktif.
Filter karbon aktif ini berfungsi untuk menghilangkan polutan organik, bau, rasa yang
kurang sedap, dan polutan organik mikro lainnya. Proses reaksinya adalah
berdasarkan adsorpsi secara fisika-kimia. Setelah penyaringan dengan filter karbon
aktif ini air menjadi sangat jernih dan tidak berbau dan taidak berasa. Selain itu, filter
karbon aktif ini juga berfungsi untuk menyaring partikel partikel kotoran yang belum
tersaring pada filter mangan zeolit. Dari filter karbon aktif, air dialirkan ke filter
cartride. Filter cartridge ini terbuat dari rajutan serat poliester atau dari jenis polimer,
yang dapat menyaring partikel kotoran dengan ukuran antara 5 sampai 10 mikron.
Dengan demikian air yang keluar dari filter cartridge ini sudah sangat jernih sekali.
Setelah penyaringan dengan filter cartridge, air selanjutnya dilairkan ke alat
srterilisator ultra violet (UV). Alat UV ini terdiri dari tabung kaca buntuk huruf U dan
sebuah lampu UV 30 watt.Air dialirkan melalui tabung kaca, kemudian disinari
dengan sinar ultra violet. Sterilisator dengan UV ini mempunyai keuntungan antara
lain yakni sinar ultra violet dapat langsung mengenai sistem genetik dari bakteri
sehingga proses pembunuhan bakteri dapat berlangsung dalam waktu yang singkat.
Selain itu disinfeksi dengan UV tidak menghasilkan hasil samping sebagaimana
disinfeksi dengan menggunakan khlorine.Air yang keluar dari sterilisator UV ini
sudah dapat langsung diminum.

Fungsi Alat
1. Bak penampung
Bak penampung / reservoir atau lebih tepatnya Ground Reservoir berfungsi
sebagai penampung/ penyimpan air, baik dari hasil olahan ( jika menggunakan
pengolahan) maupun langsung dari sumber mata air.
Selain itu, bak penampung berfungsi untuk mengatasi masalah naik turunnya
kebutuhan air dan merupakan bagian dari pengelolaan distribusi air di masyarakat.
2. Filter mangan zeolite
Mangan zeolit berfungsi sebagai katalis dan pada waktu yang bersamaan dapat
mengoksidasi besi atau mangan yang larut dalam air menjadi bentuk senyawa
ferrihidroksida atau mangan dioksida yang tak larut dalam air dan menempel pada
permukaan mangan zeloitnya.
3. Filter karbon aktif
Filter karbon aktif ini berfungsi untuk menghilangkan polutan organik, bau,
rasa yang kurang sedap, dan polutan organik mikro lainnya. Proses reaksinya
adalah berdasarkan adsorpsi secara fisika-kimia.
4. Filter Cartidge
Filter cartridge ini dapat menghilangkan padatan terlarut dengan ukuran lebih
besar 5 (lima) mikron.
5. Disinfeksi dengan Ultra Violet
Alat UV ini terdiri dari tabung kaca buntuk huruf U dan sebuah lampu UV 30
watt.Air dialirkan melalui tabung kaca, kemudian disinari dengan sinar ultra
violet. Sterilisator dengan UV ini mempunyai keuntungan antara lain yakni sinar
ultra violet dapat langsung mengenai sistem genetik dari bakteri sehingga proses
pembunuhan bakteri dapat berlangsung dalam waktu yang singkat. Selain itu
disinfeksi dengan UV tidak menghasilkan hasil samping sebagaimana disinfeksi
dengan menggunakan khlorine.

Air tanah juga terkadang memiliki tingkat kesadahan yang cukup tinggi.Tingkat
kesadahan itu dipengaruhi oleh tingginya Kalsium dan Magnesium yang terkandung dalam
air tersebut. Untuk menghilangkan atau mengurangi kadar KAlsium dan Magnesium dalam
air tanah diperlukan penambahan kapur saat pretreatment. Serta penambahan CO2 untuk
menghilangkan kadar kapur berlebih, sebelum air di desinfeksi dan di distribusikan.

A.6 Diagram Alir Proses Pengolahan Air Tanah (Kadar Kalsium dan Magnesium Tinggi)

Uraian Proses

NO Nama Proses Uraian Proses Proses


1 Pemompaan Air tanah dipompa lalu dimasukkan kedalam pengaduk 1
yang ditambahkan dengan Ca(OH)2 Fisika

2 Karbonisasi Menghilangkan air sadah dengan pengadukan cepat yang Kimia


disertai dengan penambahan Ca(OH)2

3 Karbonasi Setelah Air berada dalam pengaduk 1 diumpankan ke Kimia


pengaduk 2 yang berfungsi menghilangkan air sadah dengan
penambahan Na2CO3 dengan pengadukan cepat

4 Pemanasan dan Air dipanaskan untuk menghilangkan kadar Mg2+ dan Kimia
Pengadukan Ca2+ (proses pemanasan dan pendinginan terjadi secara
besama)

5 Sedimentasi Air diumpankan ke setting tank yang berfungsi untuk Fisika


mengendapkan zat pengotor seperti Mg, Ca (selama 3-5 jam)

6 Rekarbonasi Air ditambahkan atau dinjeksi CO2 untuk menstabilkan air Kimia
olahan atau penurunan pH

7 Filtrasi Air difiltrasi secara continue atau disaring berulang-ulang Fisika


untuk mengendapkan zat-zat pengotor yang kemungkinan
masih ada

8 Disinfeksi Untuk membunuh bakteri dengan bantuan Ultraviolet, Ozon, Fisika,


Clorida atau lainnya Kimia
dan
Biologi
9 Penangkap Air Air ditampung dalam penangkap air Fisika

10 Disinfeksi Membunuh bakteri seperti proses no.8 agar bakteri mati dan Fisika
menjadi air minum yang siap digunakan dan
Kimia

Fungsi Alat

1. Pompa
salah satu elemen utama pada sistem distribusi dan penyediaan air bersih
adalah pompa air (pompa hidrolik). pompa air merupakan komponen elektro
hidrolilk yang berfungsi untuk memompa sumber hidrolik dari suatu tempat ketempat
lain dengan memanfaatkan tekanan.

2. Flash mixer
Merupakan unit pengadukan cepat yang berfungsi untuk melarutkan tawas
kedalam air hingga homogen. jenis pengadukan hidrolis yang digunakan pada
pengadukan cepat haruslah aliran air yang menghasilkan energi hidrolik yang besar.
Dalam hal ini dapat dilihat dari besarnya kehilangan energi (headloss) atau perbedaan
muka air, dengan tujuan menghasilkan turbulensi yang besar tersebut, maka jenis
aliran yang sering digunakan sebagai pengadukan cepat.

3. Slow mixer
jenis pengadukan hidrolis yang digunakan pada pengadukan lambat adalah
aliran air yang menghasilkan energi hidrolik yang lebih kecil. Aliran air dibuat relatif
lebih tenang dan dihindari terjadinya turbulensi agar flok yang terbentuk tidak pecah
lagi. beberapa contoh pengadukan hidrolis untuk pengadukan lambat adalah kanal
bersekat. Proses flokulasi dalam pengolahan air bertujuan untuk mempercepat
proses penggabungan flok-flok yang telah dibibitkan pada proses
koagulasi. Partikel-partikel yang telah distabilkan selanjutnya saling bertumbukan
serta melakukan proses tarik-menarik dan membentuk flok yang ukurannya makin
lama makin besar serta mudah mengendap. Gradien kecepatan merupakan faktor
penting dalam desain bak flokulasi. Jika nilai gradien terlalu besar maka gaya
geser yang timbul akan mencegah pembentukan flok, sebaliknya jika nilai gradient
terlalu rendah dan tidak memadai maka proses penggabungan antar partikulat tidak
akan terjadi dan flok besar serta mudah mengendap akan sulit dihasilkan.

4. Tangki sedimentasi
Tangki sedimentasi berfungsi untuk mengendapkan kotoran-kotoran berupa
lumpur dan pasir. Pada tangki sedimentasi terdapat waktu tinggal. Ke dalam tangki
sedimentasi ini diinjeksikan klorin yang berfungsi sebagai oksidator dan desinfektan.
Sebagai oksidator klorin digunakan untuk menghilangkan bau dan rasa pada air.
5. Filter
Merupakan bangunan untuk menghilangkan partikel yang tersuspensi dan
kolodial dengan cara menyaringnya dengan media filter.
6. Desinfeksi
Desinfeksi air minum bertujuan membunuh bakteri pathogen yang ada dalam
air. Desinfektan air dapat dilakukan dengan berbagai cara yaiitu pemanasan,
penyinaran antara lain sinar UV, ion-ion logam antara lain dengan copper dan silver,
asam atau basa, senyawa – senyawa kimia, dan klorinasi.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuAirMinum/BAB10RO.pdfwww.kelair.bppt.go.id
( Diakses pada 11 Oktober 2019 Pukul 19.30 WIB)

(7) (PDF) Pengolahan Air Minum dan Air Bersih | Achmad Rizki Azhari - Academia.edu
(Diunduh pada 11 Oktober 2019 Pukul 20.00 WIB)

(7) (DOC) A. Flow Chart | Ocktafiany Anggraeni - Academia.edu


(Diunduh pada 11 Oktober 2019 Pukul 20.15 WIB)

https://mariayovinia.wordpress.com/2016/11/05/pembangunan-pengolahan-air-sungai-
menjadi-air-bersih/
(Diakses pada 11 Oktober 2019 Pukul 20.30 WIB)

https://lingkunganitats.wordpress.com/2014/12/15/pengolahan-air-laut-menjadi-air-besih
(Diakses pada 11 Oktober 2019 Pukul 21.00 WIB)

http://mynewblogkimiaindustri.blogspot.com/2017/11/proses-pengolahan-air-tanah-
dengan.html
(Diakses pada 12 Oktober 2019 Pukul 19.00 WIB)

Anda mungkin juga menyukai