Kata Pengantar
Assalamualaikum wr.wb,
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kita ke hadirat Allah SWT.
Yang mana atas berkat, rahmat dan karunianya kita masih diberikan kesehatan
sehingga terkhususnya kami dapat mengerjakan makalah ini dan selesai tepat pada
waktunya. Pada makalah ini, kami akan membahas “ Analisis Titrimetri ” dan
memberikan jawaban tentang definisi dari analisis titrimetri, penggolongan analisis ini,
dan tentu langkah-langkah yang harus dikerjakan dalam kerangka analisis titrimetri.
Makalah ini tentunya jauh dari kata sempurna, namun kami selaku penyusun
telah memberikan pembahasan materi yang sejelas-jelasnya dan telah disaring dari
berbagai sumber, baik buku maupun sumber-sumber lainnya. Semoga materi yang
akan kami bahas ini memberikan manfaat bagi kita semua. Kami mohon maaf apabila
ada penulisan kata yang salah, kepada Allah kami memohon ampun.
Wassalamualaikum wr.wb.
Palembang, 12 September 2018
Penyusun,
Kelompok 5
ii
Daftar Isi
BAB I: Pendahuluan.....................................................................................................1
iii
BAB I: Pendahuluan
A. Latar Belakang
Salah satu mata kuliah yang kita pelajari pada semester 1 ini adalah kimia analisis
dasar. Kimia analisis itu sendiri memiliki pengertian salah satu cabang ilmu kimia yang
mempelajari teori dan praktik dari metode-metode yang digunakan untuk
mengetahui komposisi suatu materi yang meliputi identifikasi suatu zat, elusidasi
struktur, dan analisis kuatitatif komposisinya. Dalam kehidupan, kimia analitik
memiliki peran yang cukup luas baik dalam disiplin ilmu kimia maupun ilmu-ilmu lain.
Pada semester 1 ini, kimia analisis dasar dibagi menjadi 14 cabang materi yang
salah satu diantaranya adalah analisis titrimetri.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembuatan
Tujuan ditulisnya makalah ini adalah untuk menjawab semua pertanyaan yang
sudah dirumuskan pada rumusan masalah dan memberikan ilmu tentang analisis
titrimetri yang dapat bermanfaat bagi kita.
1
A. Sejarah Titrasi
Sebutan “titrasi” berasal dari bahasa latin titulus, yang berarti prasasti atau gelar.
Analisis titrimetri pertama kali ditemukan pada akhir abad ke-18 di Perancis.
Francois Antoine Henri Descroizilles, pertama kali mengembangkan alat kimia yang
digunakan untuk proses titrasi, yaitu buret (namun pada saat itu namanya belum
menjadi buret) pada tahun 1791. Joseph Louis Gay-Lussac mengembangkan versi
perbaikan buret dengan menambahkan lengan samping, dan memberikan nama
“pipet” dan “buret” dalam makalah tahun 1824 pada standardisasi larutan indigo.
B. Analisis Titrimetri
Pada umumnya, titik ekuivalen lebih dulu tercapai lalu diteruskan dengan titik
akhir titrasi. Oleh karena itu, ketelitian dalam penentuan titik akhir sangat
memengaruhi hasil analisis pada suatu sampel. Pada kebanyakan titrasi titik ekuivalen
ini tidak dapat diamati, sehingga perlu bantuan senyawa lain yang dapat
menunjukkan saat titrasi harus dihentikan. Senyawa ini dinamakan indikator.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi suatu reaksi dalam analisis titrimetri adalah
sebagai berikut:
3. Harus ada perubahan yang terlihat pada saat titik ekuivalen tercapai, baik
secara kimia maupun fisika.
Alat-alat yang digunakan untuk melakukan analisa titrimetri atau titrasi adalah
sebagai berikut:
1. Alat pengukur volume kuantitatif seperti buret, labu ukur, dan pipet volume
yang telah dikalibrasi.
2. Larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti atau baku
primer dan sekunder dengan kemurnian tinggi.
3. Indikator atau alat lain yang dapat menujukkan bahwa titik akhir titrasi telah
tercapai.
3
C. Larutan Baku (Standar)
Senyawa baku primer adalah bahan dengan kemurnian tinggi yang digunakan
untuk membakukan larutan dasar dan untuk membuat larutan baku yang
konsentrasi larutannya dapat dihitung dari hasil penimbangan senyawanya dan
volume larutan yang dibuat. Contoh-contoh senyawa baku primer adalah H2C2O4 .
2H2O, Asam Benzoat (C6H5COOH), Na2CO3, K2Cr2O7, As2O3, KBrO3, KIO3, NaCl, dan
masih banyak lagi.
3. Stabil, tidak mudah bereaksi dengan CO2, cahaya, dan uap air.
1. Reaksi kimia
Jika larutan bakunya adalah larutan basa, maka zat yang akan ditentukan
juga harus bersifat basa dan sebaliknya. Berdasarkan sifat larutan
bakunya, titrasi dibagi atas:
Yang terjadi adalah reaksi antara senyawa atau ion yang bersifat sebagai
oksidator dengan senyawa atau ion yang bersifat sebagai reduktor dan
sebaliknya. Berdasarkan larutan bakunya, titrasi dibagi atas:
Reaksi Pengendapan
Titrasi Langsung
konsentrasi)
konsentrasi)
atau
Titrasi Makro
Volume titrat: 10 - 20 mL
Volume titrat: 1 - 10 mL
Jumlah sampel: 1 - 10 mg
1) Sampel yang akan diukur ditimbang terlebih dahulu dan dilarutkan dengan
aquadest dalam gelas kimia.
5) Siapkan titrat atau larutan standar yang konsentrasinya telah diketahui untuk
dititrasi dengan analit, dan langsung dimasukkan ke dalam buret.
6) Letakkan labu Erlenmeyer yang berisi larutan sampel tepat dibawah buret.
Limbah minyak sayur harus dinetralkan sebelum suatu tumpak diproses lebih
lanjut. Sejumlah limbah minyak sayur dititrasi dengan basa untuk
menentukan kadar keasamannya, sehingga tumpak berikutnya dapat
dinetralkan dengan tepat. Ini menghilangkan asam lemak bebas dari limbah
minyak sayur yang secara normal akan bereaksi membentuk sabun.
Vitamin C atau yang dikenal juga sebagai asam askorbat merupakan salah
satu reduktor kuat. Konsentrasinya dapat ditentukan dengan mudah ketika
dititrasi dengan pewarna biru diklorofenolindofenol (DCPIP) yang berubah
menjadi tidak berwarna ketika direduksi oleh vitamin C.
A. Kesimpulan
Daftar Pustaka
Wikipedia (2018). Titrimetri. From https://id.m.wikipedia.org/wiki/Titrimetri,
11 September 2018.
Rizki Hidayat (2015). Titrasi langsung, tidak langsung, dan balik. From
https://kidut-theory.blogspot.com/2015/11/titrasi-langsung-tidak-langsung-dan-
balik.html?m=1, 15 September 2018.
11