Anda di halaman 1dari 20

Disusun Oleh:

1. Muhammad Rafli Firmansyah (15)

2. Nabila Putri Nasyta (16)

3. Okta Malinda (17)


Politeknik Negeri Sriwijaya

Tahun Ajaran 2018/2019

Kata Pengantar

Assalamualaikum wr.wb,

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kita ke hadirat Allah SWT.
Yang mana atas berkat, rahmat dan karunianya kita masih diberikan kesehatan
sehingga terkhususnya kami dapat mengerjakan makalah ini dan selesai tepat pada

waktunya. Pada makalah ini, kami akan membahas “ Analisis Titrimetri ” dan

memberikan jawaban tentang definisi dari analisis titrimetri, penggolongan analisis ini,
dan tentu langkah-langkah yang harus dikerjakan dalam kerangka analisis titrimetri.

Makalah ini tentunya jauh dari kata sempurna, namun kami selaku penyusun
telah memberikan pembahasan materi yang sejelas-jelasnya dan telah disaring dari
berbagai sumber, baik buku maupun sumber-sumber lainnya. Semoga materi yang
akan kami bahas ini memberikan manfaat bagi kita semua. Kami mohon maaf apabila
ada penulisan kata yang salah, kepada Allah kami memohon ampun.

Wassalamualaikum wr.wb.
Palembang, 12 September 2018

Penyusun,

Kelompok 5

ii

Daftar Isi

Halaman Judul ...........................................................................................................i

Kata Pengantar ..........................................................................................................ii

Daftar Isi ....................................................................................................................iii

BAB I: Pendahuluan.....................................................................................................1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1


C. Tujuan Pembuatan ......................................................................................... 1

BAB II: Pembahasan .................................................................................................. 2

A. Sejarah Titrasi ............................................................................................... 2

B. Analisis Titrimetri ............................................................................................ 2

C. Larutan Baku (Standar) ................................................................................. 4

D. Penggolongan Analisis Titrimetri ................................................................. 5

E. Langkah-langkah Kerja Analisis Titrimetri .................................................... 8

F. Contoh Penggunaan Analisis Titrimetri (Titrasi) ........................................... 9

BAB III: Penutup ........................................................................................................ 10

Daftar Pustaka ........................................................................................................... 11

iii

BAB I: Pendahuluan
A. Latar Belakang

Salah satu mata kuliah yang kita pelajari pada semester 1 ini adalah kimia analisis
dasar. Kimia analisis itu sendiri memiliki pengertian salah satu cabang ilmu kimia yang
mempelajari teori dan praktik dari metode-metode yang digunakan untuk
mengetahui komposisi suatu materi yang meliputi identifikasi suatu zat, elusidasi
struktur, dan analisis kuatitatif komposisinya. Dalam kehidupan, kimia analitik
memiliki peran yang cukup luas baik dalam disiplin ilmu kimia maupun ilmu-ilmu lain.

Pada semester 1 ini, kimia analisis dasar dibagi menjadi 14 cabang materi yang
salah satu diantaranya adalah analisis titrimetri.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud analisis titrimetri ?

2. Bagaimana titrasi pertama kali ditemukan ?

3. Apa saja jenis-jenis titrasi ?

4. Bagaimana langkah kerja analisis titrimetri ?

5. Apa saja contoh-contoh penggunaan analisis titrimetri ?

C. Tujuan Pembuatan

Tujuan ditulisnya makalah ini adalah untuk menjawab semua pertanyaan yang
sudah dirumuskan pada rumusan masalah dan memberikan ilmu tentang analisis
titrimetri yang dapat bermanfaat bagi kita.
1

BAB II: Pembahasan

A. Sejarah Titrasi

Sebutan “titrasi” berasal dari bahasa latin titulus, yang berarti prasasti atau gelar.

Istilah Perancis titre, berarti peringkat atau ranking.

Analisis titrimetri pertama kali ditemukan pada akhir abad ke-18 di Perancis.
Francois Antoine Henri Descroizilles, pertama kali mengembangkan alat kimia yang
digunakan untuk proses titrasi, yaitu buret (namun pada saat itu namanya belum
menjadi buret) pada tahun 1791. Joseph Louis Gay-Lussac mengembangkan versi
perbaikan buret dengan menambahkan lengan samping, dan memberikan nama

“pipet” dan “buret” dalam makalah tahun 1824 pada standardisasi larutan indigo.

Terobosan penting dalam metodologi dan popularisasi analisis titrimetri dilakukan


oleh Karl Friedrich Mohr, yang merancang ulang buret dengan memasang klep dan tip
pada bagian bawah.

B. Analisis Titrimetri

Titrimetri dikenal juga sebagai titrasi, adalah analisis kuantitatif dengan


mereaksikan suatu zat yang dianalisis dengan larutan baku (standar) yang telah
diketahui konsentrasinya secara teliti, dan reaksi antara zat yang dianalisis dan
larutan standar tersebut secara kuantitatif. Dalam titrimetri atau titrasi, pengukuran
volume memiliki peran penting, sehingga analisis titrimetri juga dapat disebut sebagai
analisis volumetri. Titrasi dilakukan dengan meneteskan larutan titrat setetes demi
setetes ke dalam larutan sampel sampai tercapai titik akhir. Titik akhir adalah titik
dimana terjadi perubahan warna pada indikator yang menunjukkan titik ekuivalen
reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan baku (standar). Sedangkan titik ekuivalen
adalah titik dimana terjadi kesetaraan reaksi secara stoikiometri antara zat yang
direaksikan dan larutan baku.

Pada umumnya, titik ekuivalen lebih dulu tercapai lalu diteruskan dengan titik
akhir titrasi. Oleh karena itu, ketelitian dalam penentuan titik akhir sangat
memengaruhi hasil analisis pada suatu sampel. Pada kebanyakan titrasi titik ekuivalen
ini tidak dapat diamati, sehingga perlu bantuan senyawa lain yang dapat
menunjukkan saat titrasi harus dihentikan. Senyawa ini dinamakan indikator.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi suatu reaksi dalam analisis titrimetri adalah
sebagai berikut:

1. Reaksinya harus berlangsung cepat.

2. Reaksinya harus sederhana serta dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi


yang kuantitatif atau stoikiometrik.

3. Harus ada perubahan yang terlihat pada saat titik ekuivalen tercapai, baik
secara kimia maupun fisika.

4. Harus ada indikator apabila reaksi tidak menunjukkan perubahan fisika


maupun kimia. Indikator potensiometrik juga dapat digunakan.

Alat-alat yang digunakan untuk melakukan analisa titrimetri atau titrasi adalah
sebagai berikut:
1. Alat pengukur volume kuantitatif seperti buret, labu ukur, dan pipet volume
yang telah dikalibrasi.

2. Larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti atau baku
primer dan sekunder dengan kemurnian tinggi.

3. Indikator atau alat lain yang dapat menujukkan bahwa titik akhir titrasi telah
tercapai.

3
C. Larutan Baku (Standar)

Larutan baku merupakan larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat


dan teliti. Senyawa yang digunakan untuk membuat larutan baku dinamakan
senyawa baku. Senyawa baku dibedakan menjadi dua, yaitu senyawa baku primer
dan senyawa baku sekunder.

 Senyawa Baku Primer

Senyawa baku primer adalah bahan dengan kemurnian tinggi yang digunakan
untuk membakukan larutan dasar dan untuk membuat larutan baku yang
konsentrasi larutannya dapat dihitung dari hasil penimbangan senyawanya dan
volume larutan yang dibuat. Contoh-contoh senyawa baku primer adalah H2C2O4 .
2H2O, Asam Benzoat (C6H5COOH), Na2CO3, K2Cr2O7, As2O3, KBrO3, KIO3, NaCl, dan
masih banyak lagi.

Syarat-syarat senyawa baku primer:

1. Diketahui dengan pasti rumus molekulnya.

2. Mudah didapat dalam keadaan murni dan mudah dimurnikan.

3. Stabil, tidak mudah bereaksi dengan CO2, cahaya, dan uap air.

4. Mempunyai Mr atau massa molekul relatif yang tinggi.

5. Memiliki massa ekuivalen yang tinggi.

 Senyawa Baku Sekunder

Senyawa baku sekunder adalah bahan yang telah dibakukan sebelumnya


oleh baku primer karena sifatnya yang tidak stabil, dan kemudian digunakan
untuk mambakukan larutan standar. Contoh senyawa baku sekunder adalah
larutan natrium tiosulfat pada pembakuan larutan iodium.
4
D. Penggolongan Analisis Titrimetri

Penggolongan analisis titrimetri dibedakan berdasarkan reaksi kimia, cara titrasi,


dan jumlah sampel.

1. Reaksi kimia

 Reaksi Asam-Basa (reaksi netralisasi)

Jika larutan bakunya adalah larutan basa, maka zat yang akan ditentukan
juga harus bersifat basa dan sebaliknya. Berdasarkan sifat larutan
bakunya, titrasi dibagi atas:

a) Asidimetri, adalah titrasi penetralan yang menggunakan larutan


baku asam. Contohnya HCl dan H2SO4

b) Alkalimetri, adalah titrasi penetralan yang menggunakan larutan


baku basa. Contohnya NaOH dan KOH

 Reaksi Redoks (reaksi reduksi-oksidasi)

Yang terjadi adalah reaksi antara senyawa atau ion yang bersifat sebagai
oksidator dengan senyawa atau ion yang bersifat sebagai reduktor dan
sebaliknya. Berdasarkan larutan bakunya, titrasi dibagi atas:

a) Oksidimetri, adalah metode titrasi redoks dimana larutan baku


yang digunakan merupakan oksidator.

Contoh: > Permanganometri, yang larutan bakunya KMnO4

> Dikromatometri, yang larutan bakunya K2Cr2O7

> Serimetri, yang larutan bakunya Ce(SO4)2 dan


Ce(NH4)2SO

> Iodometri, yang larutan bakunya I2


b) Reduksimetri, adalah titrasi redoks dimana larutan baku yang
digunakan bersifat sebagai reduktor. Yang termasuk titrasi
reduksimetri adalah:

> Iodometri, yang larutan bakunya Na2S2O3 . 5H2O

 Reaksi Pengendapan

Yang terjadi adalah reaksi penggabungan ion yang menghasilkan


endapan atau senyawa yang praktis tidak terionisasi. Yang termasuk
titrasi pengendapan adalah:

a) Argentometri, yang larutan bakunya AgNO3

b) Merkurimetri, yang larutan bakunya Hg(NO3)2 atau logam raksa


itu sendiri.

 Reaksi Pembentukan Kompleks

Titrasi kompleksometri digunakan untuk menetapkan kadar ion-ion alkali


dan alkali tanah/ ion-ion logam, yang larutan bakunya EDTA.

2. Berdasarkan Cara Titrasi

 Titrasi Langsung

Titrasi langsung adalah titrasi yang dilakukan dengan mereaksikan


langsung larutan baku dengan larutan yang sampelnya akan dianalisa.
Reaksi titrasi langsung dapat diilustrasikan sebagai berikut:
A (Sampel) + B (Larutan baku) → C (Larutan dengan

konsentrasi)

Adapun persamaan yang digunakan adalah:

Mek larutan baku = mek larutan sampel (analit)

 Titrasi Tidak Langsung

Titrasi tidak langsung adalah metode titrasi yang mereaksikan larutan


sampel dengan pereaksi tertentu, sehingga larutan sampel berubah
menjadi zat lain, dan zat lain hasil reaksi inilah yang kemudian dititrasi
oleh larutan baku. Adapun ilustrasinya sebagai berikut:

A (Sampel) + B (Pereaksi) → C (Zat lain hasil reaksi)

C (Zat lain) + D (Larutan baku) → E (Larutan dengan konsentrasi)

Adapun persamaan yang digunakan adalah:

Mek larutan baku = mek hasil reaksi = mek larutan analit

 Titrasi Balik (Residual)


Titrasi balik adalah metode titrasi yang menganalisa sampel dengan cara
mereaksikannya dengan satu pereaksi berlebih yang telah diketahui
konsentrasinya dengan pasti, kemudian sisa pereaksi tersebut dititrasi
dengan menggunakan larutan baku. Adapun ilustrasinya sebagai berikut:

A (Sampel) + B (Pereaksi berlebih) → C (Sisa pereaksi)

C (Sisa pereaksi) + D (Larutan baku) → E (Larutan dengan

konsentrasi)

Adapun persamaan yang digunakan adalah:

Mol zat yang berlebih = mol analit + mol titrat

atau

Mek zat yang berlebih = mek analit + mek titrat

3. Berdasarkan Jumlah Sampel

 Titrasi Makro

Jumlah sampel: 100 - 1000 mg

Volume titrat: 10 - 20 mL

Ketelitian buret: 0,02 mL

 Titrasi Semi Mikro

Jumlah sampel: 10 - 100 mg

Volume titrat: 1 - 10 mL

Ketelitian buret: 0,001 mL


 Titrasi Mikro

Jumlah sampel: 1 - 10 mg

Volume titrat: 0,1 - 1 mL

Ketelitian buret: 0,001 mL

E. Langkah-langkah Kerja Analisis Titrimetri

1) Sampel yang akan diukur ditimbang terlebih dahulu dan dilarutkan dengan
aquadest dalam gelas kimia.

2) Larutan sampel dimasukkan ke dalam labu ukur dan diencerkan.

3) Larutan sampel diambil dengan menggunakan pipet volume dan dimasukkan


ke dalam labu Erlenmeyer.

4) Labu Erlenmeyer lalu ditambahkan senyawa indikator untuk membantu


menentukan titik akhir titrasi.

5) Siapkan titrat atau larutan standar yang konsentrasinya telah diketahui untuk
dititrasi dengan analit, dan langsung dimasukkan ke dalam buret.

6) Letakkan labu Erlenmeyer yang berisi larutan sampel tepat dibawah buret.

7) Larutan baku diteteskan ke dalam labu Erlenmeyer setetes demi setetes


hingga titik akhir tercapai, dan volume titrat nya dicatat.

8) Hitung volume rata-rata titrat yang digunakan.

9) Apabila senyawa indikator telah menunjukkan perubahan warna, maka titrasi


harus secepatnya dihentikan.
8
F. Contoh Penggunaan Analisis Titrimetri (Titrasi)

1. Pengolahan Limbah Minyak Sayur

Limbah minyak sayur harus dinetralkan sebelum suatu tumpak diproses lebih
lanjut. Sejumlah limbah minyak sayur dititrasi dengan basa untuk
menentukan kadar keasamannya, sehingga tumpak berikutnya dapat
dinetralkan dengan tepat. Ini menghilangkan asam lemak bebas dari limbah
minyak sayur yang secara normal akan bereaksi membentuk sabun.

2. Menentukan Konsentrasi Oksigen dalam Air

Oksigen dalam air direduksi menggunakan mangan(II) sulfat, yang bereaksi


dengan kalium iodida menghasilkan iodium. Iodium yang dibebaskan
proporsional terhadap oksigen dalam sampel, oleh karena itu konsentrasi
oksigen ditentukan dengan titrasi redoks iodium dengan tiosulfat
menggunakan indikator amilum.

3. Menentukan Konsentrasi Vitamin C

Vitamin C atau yang dikenal juga sebagai asam askorbat merupakan salah
satu reduktor kuat. Konsentrasinya dapat ditentukan dengan mudah ketika
dititrasi dengan pewarna biru diklorofenolindofenol (DCPIP) yang berubah
menjadi tidak berwarna ketika direduksi oleh vitamin C.

4. Mengukur Kadar Glukosa dalam Urin

Kelebihan glukosa dalam urin menandakan diabetes. Metode titrasi Benedict


dapat digunakan dalam hal ini. Metode Benedict adalah metode
konvensional untuk mengukur kadar glukosa dalam urin menggunakan
pereaksi yang telah disiapkan. Dalam titrasi ini, glukosa mereduksi ion kupri
menjadi kupro ketika bereaksi dengan kalium tiosianat menghasilkan
endapan berwarna putih yang menandakan titik akhir titrasi.

BAB III: Penutup

A. Kesimpulan

Analisis Titrimetri adalah analisis kuantitatif yang dilakukan dengan mereaksikan


larutan sampel (analit) dengan larutan baku (standar) yang telah diketahui
konsentrasinya. Titrasi dilakukan untuk mencapai kesetaraan secara stoikiometrik
antara larutan analit dan baku yang ditandai dengan titik akhir. Namun sebelum
mencapai titik akhir, larutan terlebih dulu mencapai titik ekuivalen. Apabila titik
ekuivalen tidak dapat diamati, maka titrasi dapat dibantu dengan senyawa indikator.

Jenis-jenis analisis titrimetri dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu


berdasarkan reaksi kimianya, cara titrasi, dan jumlah sampel. Alat-alat yang
digunakan antara lain alat ukur volume kuantitatif, larutan baku yang diketahui
konsentrasinya, dan senyawa indikator untuk membantu menentukan titik akhir
titrasi. Dalam analisis titrimetri, terdapat langkah-langkah kerja dan syarat-syarat
yang harus dipenuhi agar titrasi dapat berlangsung dan faktor keselamatan dalam
analisis tetap terjaga.
10

Daftar Pustaka
 Wikipedia (2018). Titrimetri. From https://id.m.wikipedia.org/wiki/Titrimetri,
11 September 2018.

 Salam Kimia (2010). Titrimetri. From


https://chemistryoche.blogspot.com/2010/04/titrimetri.html?m=1,
11 September 2018.

 Anita Nur Dianingrum (2011). Analisis Titrimetri. From


https://anitanurdianingrum.blogspot.com/2011/01/analisis-titrimetri.html?m=1,
11 September 2018.

 Kimia Analisis Dasar, Kasie Laboratorium (2018). Penuntun Praktikum Kimia


Analisis Dasar. Palembang: 2018.
 Erni Johan (2017). Analisis Titrimetri. From
https://vioni13.blogspot.com/2017/08/laporan-titrimetri.html?m=1,
12 September 2018.

 Rizki Hidayat (2015). Titrasi langsung, tidak langsung, dan balik. From
https://kidut-theory.blogspot.com/2015/11/titrasi-langsung-tidak-langsung-dan-
balik.html?m=1, 15 September 2018.

11

Anda mungkin juga menyukai