DISUSUN OLEH :
Soal
1. Coba saudara terangkan tentang ekstraksi dan jenis – jenis ekstraksi
2. Coba saudara terangkan tentang ekstraksi cair – cair dan ekstraksi padat – cair
3. Gambarkan tentang proses peralatan ekstraksi dilab dan jelaskan tentang fungsi alat
yang digunakan
4. Sebagai perbandingan coba saudara lengkapi dengan satu buah jurnal yang
berhubungan dengan ekstraksi.
Jawaban
1. Ekstraksi adalah proses penarikan suatu zat dengan pelarut. Ekstraksi menyangkut
distribusi suatu zat terlarut (solut) diantara dua fasa cair yang tidak saling
bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan
bersih, baik untuk zat organik atau anorganik, untuk analisis makro maupun mikro.
Selain untuk kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga banyak digunakan untuk
pekerjaan preparatif dalam bidang kimia organik, biokimia, dan anorganik di
laboratorium. Alat yang digunakan berupa corong pisah (paling sederhana), alat
ekstraksi soxhlet, sampai yang paling rumit berupa alat counter current craig.
Secara umum, ekstraksi adalah proses penarikan suatu zat terlarut dari larutannya di
dalam air oleh suatu pelarut lain yang tidak bercampur dengan air. Tujuan ekstraksi
ialah memisahkan suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan
pelarut. Proses ekstraksi dengan pelarut digunakan untuk memisahkan dan isolasi
bahan-bahan dari campurannya yang terjadi di alam, untuk isolasi bahan-bahan
yang tidak larut dari larutan dan menghilangkan pengotor yang larut dari campuran.
Berdasarkan hal di atas, maka prinsip dasar ekstraksi ialah pemisahan suatu zat
berdasarkan perbandingan distribusi zat yang terlarut dalam dua pelarut yang tidak
saling melarutkan. Perbandingan distribusi ini disebut koefisien distribusi (K).
2. EKSTRAKSI CAIR-CAIR
Dengan bantuan pompa, bahan ekstraksi cair dan pelarut dialirkan dengan arah
berlawanan ke dalam ekstraktor yang terdiri atas tangki-tangki pengaduk dan
pemisah yang dihubungkan secara seri. Perangkat ini kebanyakan hanya sesuai
untuk bahan ekstraksi yang tidak cendrung membentuk emulsi dan mempunyai
kerapatan yang sangat berbeda dari pelarutnya.
1 Pertama perubahan fase dari zat terlarut yang diambil pada saat zat pelarut
meresap masuk.
2 Kedua terjadi proses difusi pada cairan dari dalam partikel padat menuju keluar.
3.Ketiga perpindahan zat terlarut dari padatan ke zat pelarut.
Perpindahan massa pada operasi leaching
Laju perpindahan massa di dalam rongga-rongga partikel sukar untuk
diketahui karena sulitnya menentukan bentuk dari lorong tempat perpindahan
terjadi. Tetapi masih mungkin dilakukan untuk menentukan laju perpindahan secara
pendekatan dari partikel zat pelarut.
Pada ekstraksi padat-cair, satu atau beberapa komponen yang dapat larut dipisahkan
dari bahan padat dengan bantuan pelarut. Proses ini digunakan secara teknis dalam
skala besar terutama dibidang, industri bahan alami dan makanan, misalnya untuk
memperoleh :
· bahan-bahan aktif dari tumbuhan atau organ-organ binatang untuk keperluan
farmasi
· gula dari umbi
· minyak dari biji-bijian
· kopi dari biji kopi
Alat-alat ekstraksi tak kontinu dan kontinu berikut ini biasanya merupakan
bagian dari suatu instalasi lengkap, yang misalnya terdiri atas.
Alat untuk pengolahan awal (pengecilan ukuran, pengeringan) bahan
ekstraksi.
ekstraktor yang sebenarnyaperlengkapan untuk memisahkan (dengan
penjernihan atau penyaringan) larutan ekstrak dari rafinat (seringkali
menyatu dengan ekstraktor)
peralatan untuk mengisolasi ekstrak atau meningkatkan konsentrasi larutan
ekstrak dan memperoleh kembali pelarut (dengan cara penguapan).
2.2 Ekstraktor sabuk
Pada ekstraktor ini, bahan ekstraksi diumpankan secara kontinu di atas
sabuk ayak yang melingkar. di sepanjang sabuk bahan dibasahi oleh pelarut
atau larutan ekstrak dengan konsentrasi yang meningkat dan arah aliran
berlawanan. Setelah itu bahan dikeluarkan dari ekstraktor.
3. Gambar tentang proses peralatan ekstraksi dan fungsi alat yang digunakan
Nama-nama alat dan fungsinya :
1. Kondensor : berfungsi sebagai pendingin, dan juga untuk mempercepat
prosespengembunan.
2. Timbal : berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang ingin diambil
zatnya.
3. Pipa F : berfungsi sebagai jalannya uap, bagi pelarut yang menguap dari
proses penguapan.
4. Sifon : berfungsi sebagai perhitungan siklus, bila pada sifon larutannya
penuh kemudiaan jatuh ke labu alas bulat maka hal ini dinamakan 1 siklus
5. Labu alas bulat : berfungsi sebagai wadah bagi sampel dan pelarutnya
6. Hot plate : berfungsi sebagai pemanas larutan.
4. Sebagai perbandingan coba saudara lengkapi dengan satu buah jurnal yang
berhubungan dengan ekstraksi.
Abstrak
Indonesia memiliki sumber daya alam yang kaya akan minyak atsiri.
Salah satu sumber daya alam yang potensial adalah jeruk nipis yang
dapat dimanfaatkan sebagai flavor dalam makanan. Pengambilan
minyak atsiri daun jeruk nipis menggunakan metode ekstraksi pelarut
mudah menguap.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh
waktu ekstraksi terhadap rendemen, indek bias, dan densitas minyak
atsiri yang dihasilkan. Ekstraksi minyak daun jeruk nipis dengan
pelarut n-heksana menggunakan ekstraktor soxhlet. Daun jeruk nipis
yang tua yang sudah dibersihkan, dipotong kecil- kecil dan dibungkus
dengan kertas saring dan dimasukkan dalam soxhlet. Pelarut n-
heksana sebanyak 200 ml dimasukkan dalam labu alas bulat ekstraktor
yang dilengkapi pendingin. Ekstraksi dilakukan pada suhu dan waktu
tertentu tergantung dari jenis pelarut yang digunakan, sampai
dihasilkan warna pelarut kembali seperti semula. Selanjutnya filtrat
didistilasi untuk dimurnikan, sehingga diperoleh minyak daun jeruk
nipis terpisah dari pelarutnya. Minyak atsiri kemudian dilakukan uji
rendemen, indek bias, dan densitas yang terkandung dalam minyak
atsiri. Hasil penelitian diperoleh ekstraksi daun jeruk nipis dengan
pelarut n-heksan, rendemen yang tertinggi diporoleh pada berat
sampel 200 gram dengan waktu ekstraksi 180 menit yaitu 3,11 %.
Indek bias minyak tertinggi juga diperoleh pada berat sampel 200
gram dengan waktu ekstraksi 180 menit yaitu 1,47, sedangkan densitas
minyak atsiri dari daun jeruk nipis diperoleh 0,79 gr/ml.
Kata kunci: minyak atsiri, daun jruk nipis, ekstraksi, n-heksan
1. PENDAHULUAN
Selama ini kita mengetahui bahwa jeruk nipis adalah salah satu
jenis buah yang banyak ditemui di Indonesia. Tanaman jeruk nipis akan
tumbuh dengan baik dilokasi yang mendapat cukup sinar matahari. Jeruk
nipis mengandung sari asam yang tinggi. Buah jeruk nipis banyak
mengandung vitamin C, asam sitrat, asam amino, (triptofan, lisin), minyak
atsiri (sitral, limonene, felanden, lemon kamfer, kadinen, dan nidehida),
glikolisa, asam sitrun, belerang dan vitamin B (tiamin). Buah jeruk nipis
terkenal sebagai buah yang berkhasiat menyembuhkan batuk, mengurangi
dahak, menyembuhkan panas dalam, merawat kecantikan wajah serta
menghilangkan jerawat (Tjitrosoepomo, 2003a).
2.2Variabel Penelitian
2.3Metode
Adapun langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini adalah
persiapan bahan baku, ekstraksi, destilasi, dan analisis. Daun jeruk nipis tua
dibersikan dan kemudian dirajang/dipotong kecil-kecil untuk diekstraksi
dengan alat soxhlet dengan perlakuan sesuai dengan variabel. Setelah
mencapai waktu yang ditentukan proses ekstraksi dihentikan, dan
dilanjutkan dengan proses distilasi untuk memisahkan antara pelarut dengan
minyak atsiri yang didapat. Setelah didapatkan minyak daun jeruk nipis,
minyak tersebut dimasukkan ke dalam botol sampel, kemudian dianalisa
seperti analisa rendemen, analisa densitas, dan indek bias.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa densitas minyak atsiri dari daun jeruk
nipis yang didapat adalah 0,7948 gr/ml, masih sesuai dengan penelitian
Nugraheni (2012) yang mengatakan berat jenis minyak atsiri pada suhu 25 ᵒC
berkisar antara 0,696-1,188 g/ml. Pada umumnya berat jenis minyak atsiri
lebih kecil dari berat jenis air (1 gr/ml).
4. Penutup
4.1Kesimpulan
4.2Saran
Daftar Pustaka
Astarini, F. P.N; Burhan, P. Y. R; Zetra, Y., Minyak Atsiri Dari Kulit Buah
Citrus Grandis, Citrus Aurantium x (L), dan Citrus Aurantifolia
(RUTACEAE) Sebagai Senyawa Anti Bakteri dan Insetisida, Prosiding
Skripsi, Dipublikasikan, Surabaya: FMIPA ITS, 2009.
Nugraheni, K.S., Pengaruh Perlakuan Pendahuluan dan Metode Destilasi
Terhadap Karakteristik Mutu Minyak Atsiri Daun Kayu Manis, Fakultas
Pertanian. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta, 2012.
Reineccius, G., Flavor Chemistri, Di dalam: Hidayat, F. K., Ekstraksi
Minyak Atsiri Dari Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix DC) pada Skala Pilot-
Plant, Sripsi, Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi Fakultas Teknologi
Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor (1994).
Tjitrosoepomo, Gembong., Morfologi Tumbuhan, Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.