Disusun oleh :
A3-18
SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Dasar-dasar analisis metode KLT ini tepat pada waktunya adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Kimia
Farmasi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
dasar-dasar analisis metode KLT bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak dan ibu dosen kimia
farmasi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Rachmad Doni
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II ISI................................................................................................................2
2.1 Kromatografi Lapis Tipis...............................................................................2
2.2 Fase Diam dan Fase Gerak.............................................................................4
2.3 Nilai RF..........................................................................................................5
Gambar 1. Ilustrasi kromatogram untuk mengukur nilai Rf ...........................5
2.4 Prosedur Kerja dengan Metode KLT.............................................................7
Gambar 2. Proses elusi pada Kromatografi Lapis Tipis..................................8
Gambar 3. Contoh hasil dari pendektesian sinar UV dan pemberian warna....9
BAB III RANGKUMAN DAN KESIMPULAN...................................................10
3.1 Rangkuman...................................................................................................10
3.2 Kesimpulan...................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
BAB II
ISI
v
dapat berguna untuk mencari eluen untuk kromatografi kolom, analisis fraksi
yang diperoleh dari kromatografi kolom, identifikasi senyawa secara
kromatografi, dan isolasi senyawa murni skala kecil.
vi
Adapun kekurangan KLT yaitu:
1. Butuh ketekunan dan kesabaran yang ekstra untuk mendapatkan
bercak/noda yang diharapkan.
2. Butuh sistem trial and eror untuk menentukan sistem eluen yang
cocok.
3. Memerlukan waktu yang cukup lama jika dilakukan secara tidak
tekun
Fase Diam yang sering digunakan dalam KLT adalah bahan penjerap
(adsorben). Silika gel merupakan penjerap yang paling banyak digunakan dalam
KLT. Pada umumnya ditambah dengan bahan pengikat untuk memberikan
kekuatan perlekatan pada pendukungnya. Bahan pengikat yang sering digunakan
adalah gipsum, dan silika gel yang diberikan tambahan senyawa , ini dikenal
dengan istilah “silika gel G” . Kadang-kadang untuk mempermudah identifikasi
ditambahkan zat berfluoresensi sehingga dikenal dengan istilah silika gel GF.
Bahan penjerap lain yang digunakan adalah alumina, selulosa, safadex, poliamida,
kieselguhr, dan amilum (Harborne, 1973)
Fase Gerak adalah medium angkut yang terdiri atas satu atau beberapa
pelarut. Fase gerak bergerak di dalam fase diam yaitu lapisan berpori karena ada
gaya kapiler. Yang digunakan adalah pelarut bertingkat mutu analitik dan bila
diperlukan sistem pelarut multikomponen, maka harus berupa suatu campuran
sederhana mungkin terdiri atas maksimum tiga komponen (Stahl, 1985).
Berikut adalah beberapa petunjuk dalam memilih dan mengoptimasi fase gerak:
1. Fase gerak harus mempunyai kemurnian yang sangat tinggi karena KLT
merupakan teknik yang sensitif
2. Daya elusi fase gerak harus diatur sedemikian rupa sehingga harga Rf
terletak antara 0,2-0,8 untuk memaksimalkan pemisahan.
vii
3. Untuk pemisahan dengan menggunakan fase diam polar seperti silika gel,
polaritas fase gerak akan menentukan kecepatan migrasi solute yang
berarti juga menentukan nilai Rf. penambahan pelarut yan bersifat sedikit
polar seperti dietil eter ke dalam pelarut non polar seperti metal benzene
akan meningkatkan harga Rf secara signifikan.
4. Solut-solut ionik dan solut-solut polar lebih baik digunakan campuran
pelarut sebagai fase geraknya, seperti campuran air dan methanol dengan
perbandingan tertentu. Penambahan sedikit asam etanoat atau ammonia
masing-masing akan meningkatkan solu-solut yang bersifat basa dan asam
2.3 Nilai RF
viii
Semakin besar nilai Rf dari sampel maka semakin besar pula jarak
bergeraknya senyawa tersebut pada plat kromatografi lapis tipis. Saat
membandingkan dua sampel yang berbeda di bawah kondisi kromatografi yang
sama, nilai Rf akan besar bila senyawa tersebut kurang polar dan berinteraksi
dengan adsorbent polar dari plat kromatografi lapis tipis.
2. Suhu. Perubahan dalam suhu merubah koefisien partisi dan juga kecepatan
aliran.
ix
2.4 Prosedur Kerja dengan Metode KLT
Pada KLT, fasa diam berupa plat yang biasanya disi dengan silica gel.
Sebuah garis pensil digambar dekat bagian bawah fasa diam dan setetes larutan
sampel ditempatkan di atasnya. Sampel ditotol dengan bantuan pipa kapiler. Garis
pada fasa diam berguna untuk menunjukkan posisi asli sampel. Pembuatan garis
harus menggunakan pensil karena jika semua ini dilakukan dengan tinta,
x
Gambar 2. Proses elusi pada Kromatografi Lapis Tipis
Setelah dilakukan elusi, maka plat akan menghasilkan bercak atau spot
warna yang dapat diukur nilai Rf-nya. Untuk mendeteksi bercak-bercak tersebut
dapat dilakukan dengan pengamatan secara langsung, menggunakan sinar UV,
atau diberi pereaksi untuk membentuk warna.
xi
berdasarkan pelarut yang digunakan untuk ekstraksi, seperti ekstrak yang
menggunakan pelarut metanol ketika diamati dengan UV366 yang menunjukkan
warna seperti kuning berarti menunjukkan adanya senyawa quercetin dan yang
warna biru menunjukkan adanya senyawa asam fenol. Kemudian ekstrak yang
menggunakan pelarut kloroform ketika diamati dengan UV366 yang
menunjukkan warna violet mengindikasikan adanya flavonoid, kuning
mengindikasikan adanya quercetin, violet gelap mengindikasikan adanya senyawa
rutin, dan biru mengindikasikan adanya asam fenol.
xii
BAB III
3.1 Rangkuman
Kromatografi merupakan teknik pemisahan berdasarkan perbedaan
partisi antara fase gerak dan fase diam dalam suatu campuran (Chattopadhyay,
2008) sedangkan Kromatografi Lapisan Tipis (KLT) adalah suatu
teknik kromatografi yang digunakan untuk memisahkan campuran yang tidak
volatil.
xiii
analisis seramida dan asam lemak, deteksi pestisida dan insektisida dalam air dan
makanan, analisisi komposisi zat warna serat dalam bidang forensik.
Semakin besar nilai Rf dari sampel maka semakin besar pula jarak
bergeraknya senyawa tersebut pada plat kromatografi lapis tipis. Saat
membandingkan dua sampel yang berbeda di bawah kondisi kromatografi yang
sama, nilai Rf akan besar bila senyawa tersebut kurang polar dan berinteraksi
dengan adsorbent polar dari plat kromatografi lapis tipis
xiv
3.2 Kesimpulan
Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari suatu
sampel yang ingin dideteksi dengan memisahkan komponen-komponen sampel
berdasarkan perbedaan kepolaran.
Kromatografi lapis tipis menggunakan fasa gerak berupa eluen, serta fasa
diam berupa plat dengan lapisan adsorben yang tidak mudah bereaksi misalnya
silika gel, aluminium oksida, atau selulosa.
Prosedur Kerja dengan KLT dimulai dari (1) penyiapan plat, eluen dan
sampel, (2) penotolan, (3) elusi, (4) deteksi bercak/noda. Cara mendeteksi bercak
ada 2 yaitu menggunakan UV dan campuran zat kimia tertentu.
xv
DAFTAR PUSTAKA
xvi