Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH POLIMER

Nama : Moch Adlan Ramadhan


NIS : 181910368
KELAS : X APL 6

SMKN 7 BANDUNG
2018-2019
Kata Pengantar
             Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya pada kita semua sehingga kami bisa menyelsaikan Makalah ini  dengan baik
dan lancar, untuk melengkapi nilai kimia dan mengembangkan kemampuan menulis kami.
             Tak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebanyak – banyaknya kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi dalam penyusunan Makalah ini, kami ucapkan banyak terima kasih.
Semoga segala bantuan dan dukungan yang diberikan kepada kami, mendapat imbalan yang
berlipat dari Allah Subhanahu Wata’ala, amin.
            Kami menyadari dalam penulisan Makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan,
sehingga saran dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan
Makalah ini. Atas saran, kritik maupun bantuannya kami ucapkan terima kasih.
            Semoga apa yang di tulis di Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Bandung,14 April 2019

Mochamad Adlan Ramadhan

2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................. 2
BAB I.......................................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN........................................................................................................................................ 4
A.    LATAR BELAKANG................................................................................................................................4
B. PERMASALAHAN....................................................................................................................................4
C. MAKSUD DAN TUJUAN........................................................................................................................4

BAB 2......................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................... 5

1.1 KONSEP DASAR ILMU POLIMER......................................................................................................5


1.1.1 Definisi Dan Tata Nama (Nomenklatur).......................................................................................7
Polimer..........................................................................................................................................................7
Monomer.......................................................................................................................................................9
POLIMER.........................................................................................................................................................10
Tata Nama (Nomenklatur)......................................................................................................................11
1.1.2 Proses Polimerisasi........................................................................................................................14
1.1.3 Klasifikasi Polimer.........................................................................................................................15
1.1.4 Kopolimer.........................................................................................................................................17
1.2.1 Manfaat berat molekular rata-rata polimer.............................................................................19
1.2.2 Sifat dan konsep Berat Molekular polimer.............................................................................19
1.2.3 Penentuan Berat molekular rata-rata.......................................................................................23
BAB 3....................................................................................................................................................... 24
PENUTUP................................................................................................................................................. 24

A.    KESIMPULAN............................................................................................................................................24
B.  SARAN......................................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................ 25

3
4
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan berbagai bahan kimia.
Sebagian besar dari masyarakat tidak menyadari akan bahaya dari bahan-bahan kimia
tersebut, bahan kimia yang banyak digunakan didalam kehidupan sehari-hari memang tidak
memberikan akibat secara langsung dan cepat namun, membutuhkan waktu lama.
Kita mungkin tahu polimer yang merupakan suatu golongan bahan kimia yang banyak
digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari maupun dalam industri. Polimer meliputi plastik,
karet, serat, dan nilon. Beberapa senyawa penting dalam tubuh makhluk hidup, yaitu
karbohidrat (polisakarida), protein, dan asam nukleat, juga merupakan polimer.

B. PERMASALAHAN
Dari latar belakang yang disebutkan di atas, Saya menemukan permasalahan yang
dirumuskan sebagai berikut :
1.       Pengertian Polimer
2. Jenis-jenis Polimer
3. Kegunaan Polimer
4. Manfaat Polimer
5. Metode Pembuatan

C. MAKSUD DAN TUJUAN


Karya tulis diharapkan dapat membantu para pembaca untuk mengetahui lebih
mengenai:
1.     Pengertian Polimer
2.     Jenis-jenis Polimer
3.     Kegunaan Polimer
4. Manfaat Polimer
5. Metode Pembuatan

5
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP DASAR ILMU POLIMER

MAKROMOLEKUL adalah molekul raksasa (giant) dimana paling sedikit seribu atom

terikat bersama oleh ikatan kovalen. Makromolekul ini mungkin rantai linear, bercabang, atau

jaringan tiga dimensi.

Makromolekul dibagi atas dua material yaitu

1. Material biologis (makromolekul alam)

Contoh : karet alam, wool, selulosa, sutera dan asbes

2. Material non biologis (makromolekul sintetik)

Contoh : plastik, serat sintetik, elastomer sintetik

Material biologis dapat menunjang tersediaanya pangan dan dibahas dalam biokimia sedang

material non biologis mencakup bahan sintetik. Banyak makromolekul sintetik memiliki struktur

yang relatif sederhana, karena mereka terdiri dari unit ulangan yang identik (unit struktural).

Inilah sebabnya mereka disebut polimer.

Polimer sangat penting karena dapat menunjang tersedianya pangan, sandang,

transportasi dan komunikasi (serat optik). Saat ini polimer telah berkembang pesat. Berdasarkan

kegunaannya polimer digolongkan atas :

a. Polimer komersial (commodity polymers)

Polimer ini dihasilkan di negara berkembang, harganya murah dan banyak dipakai

dalam kehidupan sehari hari. Kegunaan sehari-hari dari polimer ini ditunjukkan

dalam tabel 1.1

Contoh : Polietilen (PE), polipropilen (PP), polistirena (PS), polivinilklorida (PVC),

melamin formaldehid

6
Tabel 1.1 Contoh dan kegunaan polimer komersial

Polimer komersial Kegunaan atau manfaat


Polietilena massa jenis Lapisan pengemas, isolasi kawat, dan kabel, barang
rendah(LDPE) mainan, botol yang lentur, bahan pelapis

Polietilena massa jenis Botol, drum, pipa, saluran, lembaran, film, isolasi
rendah(HDPE) kawat dan kabel

Polipropilena (PP) Tali, anyaman, karpet, film

Poli(vinil klorida) (PVC) Bahan bangunan, pipa tegar, bahan untuk lantaui,
isolasi kawat dan kabel

Polistirena (PS) Bahan pengemas (busa), perabotan rumah, barang


mainan

b. Polimer teknik (engineering polymers)

Polimer ini sebagian dihasilkan di negara berkembang dan sebagian lagi di negara

maju. Polimer ini cukup mahal dan canggih dengan sifat mekanik yang unggul dan

daya tahan yang lebih baik. Polimer ini banyak dipakai dalam bidang transportasi

(mobil, truk, kapal udara), bahan bangunan (pipa ledeng), barang-barang listrik

dan elektronik (mesin bisnis, komputer), mesin-mesin industri dan barang-barang

konsumsi

Contoh : Nylon, polikarbonat, polisulfon, poliester

c. Polimer fungsional (functional polymers)

Polimer ini dihasilkan dan dikembangkan di negara maju dan dibuat untuk tujuan

khusus dengan produksinya dalam skala kecil

Contoh : kevlar, nomex, textura, polimer penghantar arus dan foton, polimer peka

cahaya, membran, biopolimer

7
2.1.1 Definisi Dan Tata Nama (Nomenklatur)

Definisi

Polimer
Molekul besar (makromolekul) yang terbangun oleh susunan unit ulangan kimia yang kecil,

sederhana dan terikat oleh ikatan kovalen. Unit ulangan ini biasanya setara atau hampir

setara dengan monomer yaitu bahan awal dari polimer.

Polimer Berdasarkan Asalnya


Berdasarkan asalnya, polimer dibedakan atas polimer alam dan polimer buatan.

Polimer alam telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, seperti amilum, selulosa, kapas, karet,

wol, dan sutra. Polimer buatan dapat berupa polimer regenerasi dan polimer sintetis. Polimer

regenerasi adalah polimer alam yang dimodifikasi. Contohnya rayon, yaitu serat sintetis yang

dibuat dari kayu (selulosa). Polimer sintetis adalah polimer yang dibuat dari molekul

sederhana (monomer) dalam pabrik.

Polimer Sintetis

8
Polimer sintetis yang pertama kali yang dikenal adalah bakelit yaitu hasil kondensasi fenol

dengan formaldehida, yang ditemukan oleh kimiawan kelahiran Belgia Leo Baekeland pada tahun

1907. Bakelit merupakan salah satu jenis dari produk-produk konsumsi yang dipakai secara luas.

Beberapa contoh polimer yang dibuat oleh pabrik adalah nylon dan poliester, kantong plastik dan

botol, pita karet, dan masih banyak produk lain yang Anda lihat sehari-hari.

Polimer Alam

Laboratorium bukan satu-satunya tempat mensintesis polimer. Selsel kehidupan juga

merupakan pabrik polimer yang efisien. Protein, DNA, kitin pada kerangka luar serangga, wool,

jaring laba-laba, sutera dan kepompong ngengat, adalah polimer-polimer yang disintesis secara

alami. Serat-serat selulosa yang kuat menyebabkan batang pohon menjadi kuat dan tegar untuk

tumbuh dengan tinggi seratus kaki dibentuk dari monomer-monomer glukosa, yang berupa

padatan kristalin yang berasa manis.

Banyak polimer-polimer sintesis dikembangkan sebagai pengganti sutra. Gagasan untuk

proses tersebut adalah benang-benang sintesis yang dibentuk di pabrik diambil dari laba-laba.

Karet merupakan polimer alam yang terpenting dan dipakai secara luas. Bentuk utama dari

karet alam, terdiri dari 97% cis-1,4-poliisoprena, dikenal sebagai hevea rubber. Karet ini

diperoleh dengan menyadap kulit sejenis pohon (hevea brasiliensis) yang tumbuh liar. Hampir

semua karet alam diperoleh sebagai lateks yang terdiri dari sekitar 32 – 35% karet dan sekitar

5% senyawa lain, termasuk asam lemak, gula, protein, sterol, ester dan garam.

Polimer alam lain adalah polisakarida, selulosa dan lignin yang


merupakan bahan dari kayu.

9
Monomer
Sebarang zat yang dapat dikonversi menjadi suatu polimer. Untuk contoh, etilena adalah

monomer yang dapat dipolimerisasi menjadi polietilena (lihat reaksi berikut). Asam amino

termasuk monomer juga, yang dapat dipolimerisasi menjadi polipeptida dengan pelepasan air

Reaksi :
polimerisasi
Monomer polimer

monomer Unit Ulangan terikat secara


kovaken dengan unit ulangan lainnya

n H2C CH2 CH2 CH2


n
etilena Polimer polietilena

R O H R O
- H2O
n H2N C C OH N C C

H H n

asam amino polipeptida

Unit ulangan dapat memiliki struktur linear atau bercabang. Unit ulangan bercabang dapat

membentuk polimer jaringan tiga dimensi. Tabel 1.2 menunjukkan beberapa contoh polimer,

monomer, dan unit ulangannya.

10
Tabel 1.2 Polimer, monomer, dan unit ulangannya

Polimer Monomer unit ulangan

Polietilena CH2 = CH2 - CH2CH2 –

poli(vinil klorida) CH2 = CHCl - CH2CHCl –

CH3 CH3

Poliisobutilena
CH2 C CH2 C

CH3 CH3

CH2 CH CH2 CH

Polistirena

H - N(CH2)5C - OH - N(CH2)5C -

H O H O
Polikaprolaktam (nylon-6)
CH2 = CH - C = CH2 - CH2CH = C - CH2 -

CH3 CH3
Poliisoprena (karet alam)

Tata Nama (Nomenklatur)


Jumlah yang sangat besar dari struktur polimer menuntut adanya sistem tata nama yang

masuk akal. Berikut ini adalah aturan pemberian nama polimer vinil yang didasarkan atas nama

monomer (nama sumber atau umum), taktisitas dan isomer :

11
 Nama monomer satu kata :

Ditandai dengan melekatkan awalan poli pada nama monomer

Contoh :

Polistirena CH2 CH

polietilena CH2CH2

Politetrafluoroetilena
CF2CF2
(teflon, merk dari du Pont)

 Nama monomer lebih dari satu kata atau didahului sebuah huruf atau angka

Nama monomer diletakkan dalam kurung diawali poli

Contoh :

Poli(asam akrilat)
CH2CH

CO2H

CH3
Poli(-metil stirena)

CH2C

CH2CH
Poli(1-pentena)

CH2CH2CH3
 Untuk taktisitas polimer

- diawali huruf i untuk isotaktik atau s (sindiotaktik) sebelum poli

Contoh : i-polistirena (polimer polistirena dengan taktisitas isotaktik)

12
 Untuk isomer struktural dan geometrik

- Ditunjukkan dengan menggunakan awalan cis atau trans dan 1,2- atau 1,4- sebelum

poli

Contoh : trans-1,4-poli(1,3-butadiena)

IUPAC merekomendasikan nama polimer diturunkan dari struktur unit dasar, atau unit

ulang konstitusi (CRU singkatan dari constitutional repeating unit) melalui tahapan sebagai

berikut :

1. Pengidentifikasian unit struktural terkecil (CRU)

2. Sub unit CRU ditetapkan prioritasnya berdasarkan titik pengikatan dan ditulis

prioritasnya menurun dari kiri ke kanan (lihat penulisan nama polistirena)

CH CH2

3. Substituen-substituen diberi nomor dari kiri ke kanan

4. Nama CRU diletakkan dalam kurung biasa (atau kurung siku dan kurung biasa kalau

perlu), dan diawali dengan poli

Tabel 1.3 Contoh pemberian beberapa nama polimer menurut sumber monomernya dan
IUPAC

Nama Sumber Nama IUPAC


Polietilena Poli(metilena)

13
Politetrafluoroetilena Poli(difluorometilena)

Polistirena Poli(1-feniletilena)

Poli(asam akrilat) Poli(1-karboksilatoetilena)

Poli(-metilstirena) Poli(1-metil-1-feniletilena)

Poli(1-pentena) Poli[1-(1-propil)etilena]

Untuk tata nama polimer non vinil seperti polimer kondensasi umumnya lebih rumit

darpada polimer vinil. Polimer polimer ini biasanya dinamai sesuai dengan monomer mula-mula atau

gugus fungsional dari unit ulangan.

Contoh : nylon, umumnya disebut nylon-6,6 (66 atau 6/6), lebih deskriptif disebut

poli(heksametilen adipamida) yang menunjukkan poliamidasi heksametilendiamin (disebut juga 1,6-

heksan diamin) dengan asam adipat. Lihat gambar berikut

n HO - C - (CH2)4 - C - OH + n H2N - (CH2)6 - NH2


asam adipat heksametilediamin

O O

C - (CH2)4 - C - NH - (CH2)6 - NH
n

nylon-6,6

Mengikuti rekomendasi IUPAC, kopolimer (polimer yang diturunkan dari lebih satu jenis

monomer) dinamai dengan cara menggabungkan istilah konektif yang ditulis miring antara nama

nama monomer yang dimasukkan dalam kurung atau antara dua atau lebih nama polimer. Istilah

konektif menandai jenis kopolimer sebagaimana enam kelas kopolimer yang ditunjukkan dalam

tabel 1.4 berikut

Tabel 1.4 Berbagai jenis kopolimer

Jenis kopolimer Konektif Contoh


Tak dikhususkan -co- Poli[stirena-co-(metil metakrilat)]
Statistik -stat- Poli(stirena-stat-butadiena)
Random/acak -ran- Poli[etilen-ran-(vinil asetat)]
Alternating (bergantian) -alt- Poli(stirena-alt-(maleat anhidrida)]

14
Blok -blok- Polistirena-blok-polibutadiena
Graft (cangkok/tempel) -graft- Polibutadiena-graft-polistirena

2.1.2 Proses Polimerisasi


Polimerisasi kondensasi adalah polimerisasi yang disertai dengan pembentukan molekul kecil

(H2O, NH3).

Contoh :

Alkohol + asam ester + air

HOCH2CH2OH + HOC - (CH2)4COH + H2O

O O

Polimerisasi adisi adalah polimerisasi yang disertai dengan pemutusan ikatan rangkap

diikuti oleh adisi monomer.

Contoh :

n H2C = CH CH2 C

n
Cl Cl
vinilklorida polivinilklorida (PVC)

2.1.3 Klasifikasi Polimer

Polimer dapat diklasifikasikan atas dasar asalnya (sumbernya), dan strukturnya.

a. Asal atau sumbernya

1. Polimer Alam :

 tumbuhan : karet alam, selulosa

 hewan : wool, sutera

 mineral

15
2. Polimer Sintetik :

 hasil polimerisasi kondensasi

 hasil polimerisasi adisi

b. Struktur

Berdasarkan strukturnya polimer dibedakan atas :

1.Polimer linear

Polimer linear terdiri dari rantai panjang atom-atom skeletal yang dapat mengikat gugus

substituen. Polimer ini biasanya dapat larut dalam beberapa pelarut, dan dalam keadaan padat

pada temperatur normal. Polimer ini terdapat sebagai elastomer, bahan yang fleksibel (lentur)

atau termoplastik seperti gelas).

Rantai utama linear

Contoh :

Polietilena, poli(vinil klorida) atau PVC, poli(metil metakrilat) (juga dikenal sebagai PMMA,

Lucite, Plexiglas, atau perspex), poliakrilonitril (orlon atau creslan) dan nylon 66

2. Polimer bercabang

Polimer bercabang dapat divisualisasi sebagai polimer linear dengan percabangan pada

struktur dasar yang sama sebagai rantai utama. Struktur polimer bercabang diilustrasikan

sebagai berikut

Rantai utama
(terdiri dari atom-atom skeletal)

16
3. Polimer jaringan tiga dimensi (three-dimension network)
Polimer jaringan tiga dimensi adalah polimer dengan ikatan kimianya terdapat antara

rantai, seperti digambarkan pada gambar berikut. Bahan ini biasanya di”swell” (digembungkan)

oleh pelarut tetapi tidak sampai larut. Ketaklarutan ini dapat digunakan sebagai kriteria dari

struktur jaringan. Makin besar persen sambung-silang (cross-links) makin kecil jumlah

penggembungannya (swelling). Jika derajat sambung-silang cukup tinggi, polimer dapat menjadi

kaku, titik leleh tinggi, padat yang tak dapat digembungkan, misalnya intan (diamond).

Ikatan kimia

Polimer linear dan bercabang memiliki sifat :

1. Lentur

2. Berat Molekul relatif kecil

3. Termoplastik

2.1.4 Kopolimer
Kopolimer adalah suatu polimer yang dibuat dari dua atau lebih monomer yang berlainan.

Berikut ini adalah jenis jenis kopolimer yang terbentuk dari monomer pertama (A) dan monomer

ke dua (B).

Jenis kopolimer :

1. Kopolimer blok

Kopolimer blok mengandung blok dari satu monomer yang dihubungkan dengan blok

monomer yang lain. Kopolimer blok biasanya terbentuk melalui proses polimerisasi ionik.

Untuk polimer ini, dua sifat fisik yang khas yang dimiliki dua homopolimer tetap terjaga.

17
-A-A-A-A-A----------B-B-B-B-B-

A B n Poli(A-b-B)
m

2. Kopolimer graft (tempel/cangkok)

Kopolimer graft biasanya dibuat dengan mengikatkan bersama dua polimer yang berbeda.

Untuk contoh, homopolimer yang diturunkan dari monomer A dapat diinduksi untuk

bereaksi dengan homopolimer yang diturunkan dari monomer B untuk menghasilkan

kopolimer graft, yang ditunjukkan pada gambar berikut

A A A A A A

B B

B B

B
B
Poli(A-g-B)
B B

Perkembangan selanjutnya ada yang berbentuk kopolimer sisir (comb copolymer) dan bintang

(star copolymer).

A A A
A A A
B A A A
B

kopolimer sisir
kopolimer bintang

3. Kopolimer bergantian (alternating)

18
Kopolimer yang teratur yang mengandung sequensial (deretan) bergantian dua unit

monomer. Polimerisasi olefin yang terjadi lewat mekanisme jenis ionik dapat menghasilkan

kopolimer jenis ini.

A B A B Poli(A-alt-B)

4. Kopolimer Acak

Dalam kopolimer acak, tidak ada sequensial yang teratur. Kopolimer acak sering

terbentuk jika jenis monomer olefin mengalami kopolimerisasi lewat proses jenis radikal

bebas. Sifat kopolimer acak sungguh berbeda dari homopolimernya.

A B A B B A B poli(A-co-B)

1.2 BERAT MOLEKULAR DAN DISTRIBUSI BERAT MOLEKULAR

Berat molekular polimer merupakan salah satu sifat yang khas bagi polimer yang penting

untuk ditentukan. Berat molekular (BM) polimer merupakan harga rata-rata dan jenisnya

beragam yang akan dijelaskan kemudian. Dengan mengetahui BM kita dapat memetik beberapa

manfaat.

2.2.1 Manfaat berat molekular rata-rata polimer


 Menentukan aplikasi polimer tersebut

 Sebagai indikator dalam sintesa dan proses pembuatan produk polimer

 Studi kinetika reaksi polimerisasi

 Studi ketahanan produk polimer dan efek cuaca terhadap kualitas produk

2.2.2 Sifat dan konsep Berat Molekular polimer


Hal yang membedakan polimer dengan spesies berat molekul rendah adalah adanya

distribusi panjang rantai dan untuk itu derajat polimerisasi dan berat molekular dalam semua

polimer yang diketahui juga terdistribusi (kecuali beberapa makromolekul biologis). Distribusi ini

dapat digambarkan dengan Mem”plot” berat polimer (BM diberikan) lawan BM, seperti terlihat

pada gambar 1.1.

19
Panjang rantai polimer ditentukan oleh jumlah unit ulangan dalam rantai, yang disebut

derajat polimerisasi (DPn). Berat molekular polimer adalah hasil kali berat molekul unit ulangan

dan DPn.

M̄ n = DPn . M 0
Mn = berat molekul rata-rata polimer

M0 = berat molekul unit ulangan ( sama dengan berat molekul monomer)

DP = derajat polimerisasi

Contoh : polimer poli(vinil klorida), PVC memiliki DP = 1000 maka berat molekulnya (M n) adalah

Mn = DP x M0 M0 (– CH2CHCl - ) = 63, DP = 1000

Mn = 63 x 1000

= 63000.

Rata-rata jumlah,
Mn

Jumlah Rata-rata berat,


Mw
polimer

Berat molekular

20
Gambar 1.1 Distribusi berat molekular dari suatu jenis polimer

Karena adanya distribusi dalam sampel polimer, pengukuran eksperimental berat

molekular dapat memberikan hanya harga rata-rata. Beberapa rata-rata yang berlainan adalah

penting. Untuk contoh, beberapa metoda pengukuran berat molekular perlu perhitungan jumlah

molekul dalam massa material yang diketahui. Melalui pengetahuan bilangan Avogadro, informasi

ini membimbing ke berat molekul rata-rata jumlah


Mn sampel. Untuk polimer sejenis, rata-

rata jumlah terletak dekat puncak kurva distribusi berat atau berat molekul paling boleh jadi

(the most probable molecular weight). Jika sampel mengandung N i molekul jenis ke i, untuk

jumlah total molekul


∑i =1 N i dan setiap jenis molekul ke i memiliki massa mi, maka massa total

semua molekul adalah


∑i =1 N i mi . Massa molekular rata-rata jumlah adalah


∑i = 1 mi N i
m̄i = ∞
∑i = 1 N i (1-1)

dan perkalian dengan bilangan bilangan Avogadro memberikan berat molekul rata-rata jumlah

(berat mol) :


∑i = 1 M i N i
M̄ n = ∞
∑i = 1 N i (1-2)

Berat molekular rata-rata jumlah dari polimer komersial biasanya terletak dalam kisaran

10000 – 100000. Setelah berat molekular rata-rata jumlah


M̄ n , berat molekular rata-rata

berat
M̄ w . Besaran ini didefinisikan sebagai berikut

21

∑i = 1 N i M 2i
M̄ w = ∞
∑i = 1 N i M i (1-3)

Seharusnya dicatat bahwa setiap molekul menyumbang kepada


M̄ w yang sebanding dengan

kuadrat massanya. Besaran yang sebanding dengan pangkat pertama dari M mengukur hanya

konsentrasi dan bukan berat molekularnya. Dalam istilah konsentrasi c i = Ni Mi dan fraksi berat


c = ∑ i = 1 ci
wi = ci/c, dimana ,


∑i = 1 c i Mi ∞
M̄ w = = ∑ wi M i
c i=1 (1-4)

Karena molekul yang lebih berat menyumbang lebih besar kepada


M̄ w daripada yang ringan,

M̄ w selalu lebih besar daripada


M̄ n , kecuali untuk polimer monodispers hipotetik. Harga

M̄ w terpengaruh sekali oleh adanya spesies berat molekul tinggi, sedangkan


M̄ n
dipengaruhi oleh spesies pada ujung rendah dari kurva distribusi BM .

M̄ w
I=
Besaran indeks dispersitas,
M̄ n adalah ukuran yang bermanfaat dari lebarnya

kurva distribusi berat molekular dan merupakan parameter yang sering digunakan untuk

M̄ w
I=
menggambarkan situasi (lebar kurva distribusi) ini. Kisaran harga
M̄ n dalam polimer

sintetik sungguh besar, sebagaimana diilustrasikan dalam tabel 1.5.

Tabel 1.5 Kisaran indeks polidispersitas (I) berbagai macam polimer

Polimer Kisaran I

22
Polimer monodispers hipotetik 1,00

Polimer “living” monodispers nyata 1,01 – 1,05

Polimer adisi, terminasi secara coupling 1,5

Polimer adisi, terminasi secara disproporsionasi, atau polimer 2,0


kondensasi

Polimer vinil konversi tinggi 2–5

5 – 10
Polimer yang dibuat dengan autoakselerasi
8 – 30
Polimer adisi yang dibuat melalui polimerisasi koordinasi
20 - 50
Polimer bercabang

Pada umumnya berlaku hal berikut :


M̄ n ¿ ¿

 Bila distribusinya sempit maka


M̄ n ≃ M̄ w

 Bila distribusinya lebar maka


M̄ n ¿ ¿
 Indeks dispersitas (I)

M̄ w
I=
M̄ n

2.2.3 Penentuan Berat molekular rata-rata


Berat molekular polimer dapat ditentukan dengan berbagai metoda. Metoda ini dapat

disebutkan sebagai berikut :

 Analisis gugus fungsional secara fisik atau kimia

 Pengukuran sifat koligatif

 Hamburan cahaya

 Ultrasentrifugasi

 Pengukuran viskositas larutan encer

 Gel Permeation chromatography

23
BAB 3

PENUTUP

A.    Kesimpulan
Ø Polimer adalah molekul besar yang terbentuk dari unit-unit berulang sederhana yang
bergabung dengan ikatan kovalen.

Ø Makromolekul adalah sinonim dari polimer, sedangkan monomer merupakan bahan baku
pembuatan polimer.

Ø Makromolekul adalah molekul raksa (giant) yang tersusun paling sedikit seribu atom
terikat bersama oleh ikatan kovalen.

Ø Monomer adalah zat yang dapat diubah menjadi suatu polimer .

Ø Etilena adalah monomer yang dapat dipolimerisasi menjadi polietilena.

24
Ø Beberapa polimer penting, yaitu polietena, polipropena, polivinil klorida (PVC), teflon,
polistirena, polivinil alkohol, dakron, nilon 66, bakelit, flexiglass, orlon dan karet alam.

B.  Saran
Saya sebagai penyusun sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan karena saya memiliki
keterbatasan-keterbatasan yang tidak dapat saya pungkiri,untuk itu saya harapkan kritik dan
saran yangmembangun dari guru dan para pembaca.

25
Daftar pustaka

1. Malcolm, P.S., 2001. Polymer Chemistry : An Introduction, diindonesiakan oleh Lis Sopyan, cetakan
pertama, PT Pradnya Paramita : Jakarta

2. Fried, J.R., 1995. Polymer Science and Technology. Prentice Hall PTR : New Jersey

3. Mark, J.E. 1992. Inorganic Polymers. Prentice-Hall International, Inc. : New Jersey

4. Odian, G. 1991. Principles of Polymerization. 3rd edition, John Wiley & Sons, Inc : New York

5. Van Krevelen, D.W., 1990. Properties of Polymers. Elsevier Science B.V : Amsterdam

6. Sperling, L.H., 1986. Introduction to Physical Polymer Science. John Wiley & Sons, Inc : New York

7. Billmeyer, F.W., 1984. TextBook of Polymer Science. 3rd edition, Joh Willey & Sons Inc : New York

8. McCaffery, E.L., 1970. Laboratory Preparation for Macromolecular Chemistry. McGraw-Hill Book
Company : New York

26

Anda mungkin juga menyukai