SMKN 7 BANDUNG
2018-2019
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya pada kita semua sehingga kami bisa menyelsaikan Makalah ini dengan baik
dan lancar, untuk melengkapi nilai kimia dan mengembangkan kemampuan menulis kami.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebanyak – banyaknya kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi dalam penyusunan Makalah ini, kami ucapkan banyak terima kasih.
Semoga segala bantuan dan dukungan yang diberikan kepada kami, mendapat imbalan yang
berlipat dari Allah Subhanahu Wata’ala, amin.
Kami menyadari dalam penulisan Makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan,
sehingga saran dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan
Makalah ini. Atas saran, kritik maupun bantuannya kami ucapkan terima kasih.
Semoga apa yang di tulis di Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................. 2
BAB I.......................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN........................................................................................................................................ 4
A. LATAR BELAKANG................................................................................................................................4
B. PERMASALAHAN....................................................................................................................................4
C. MAKSUD DAN TUJUAN........................................................................................................................4
BAB 2......................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................... 5
A. KESIMPULAN............................................................................................................................................24
B. SARAN......................................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................ 25
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan berbagai bahan kimia.
Sebagian besar dari masyarakat tidak menyadari akan bahaya dari bahan-bahan kimia
tersebut, bahan kimia yang banyak digunakan didalam kehidupan sehari-hari memang tidak
memberikan akibat secara langsung dan cepat namun, membutuhkan waktu lama.
Kita mungkin tahu polimer yang merupakan suatu golongan bahan kimia yang banyak
digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari maupun dalam industri. Polimer meliputi plastik,
karet, serat, dan nilon. Beberapa senyawa penting dalam tubuh makhluk hidup, yaitu
karbohidrat (polisakarida), protein, dan asam nukleat, juga merupakan polimer.
B. PERMASALAHAN
Dari latar belakang yang disebutkan di atas, Saya menemukan permasalahan yang
dirumuskan sebagai berikut :
1. Pengertian Polimer
2. Jenis-jenis Polimer
3. Kegunaan Polimer
4. Manfaat Polimer
5. Metode Pembuatan
5
BAB 2
PEMBAHASAN
MAKROMOLEKUL adalah molekul raksasa (giant) dimana paling sedikit seribu atom
terikat bersama oleh ikatan kovalen. Makromolekul ini mungkin rantai linear, bercabang, atau
Material biologis dapat menunjang tersediaanya pangan dan dibahas dalam biokimia sedang
material non biologis mencakup bahan sintetik. Banyak makromolekul sintetik memiliki struktur
yang relatif sederhana, karena mereka terdiri dari unit ulangan yang identik (unit struktural).
transportasi dan komunikasi (serat optik). Saat ini polimer telah berkembang pesat. Berdasarkan
Polimer ini dihasilkan di negara berkembang, harganya murah dan banyak dipakai
dalam kehidupan sehari hari. Kegunaan sehari-hari dari polimer ini ditunjukkan
melamin formaldehid
6
Tabel 1.1 Contoh dan kegunaan polimer komersial
Polietilena massa jenis Botol, drum, pipa, saluran, lembaran, film, isolasi
rendah(HDPE) kawat dan kabel
Poli(vinil klorida) (PVC) Bahan bangunan, pipa tegar, bahan untuk lantaui,
isolasi kawat dan kabel
Polimer ini sebagian dihasilkan di negara berkembang dan sebagian lagi di negara
maju. Polimer ini cukup mahal dan canggih dengan sifat mekanik yang unggul dan
daya tahan yang lebih baik. Polimer ini banyak dipakai dalam bidang transportasi
(mobil, truk, kapal udara), bahan bangunan (pipa ledeng), barang-barang listrik
konsumsi
Polimer ini dihasilkan dan dikembangkan di negara maju dan dibuat untuk tujuan
Contoh : kevlar, nomex, textura, polimer penghantar arus dan foton, polimer peka
7
2.1.1 Definisi Dan Tata Nama (Nomenklatur)
Definisi
Polimer
Molekul besar (makromolekul) yang terbangun oleh susunan unit ulangan kimia yang kecil,
sederhana dan terikat oleh ikatan kovalen. Unit ulangan ini biasanya setara atau hampir
Polimer alam telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, seperti amilum, selulosa, kapas, karet,
wol, dan sutra. Polimer buatan dapat berupa polimer regenerasi dan polimer sintetis. Polimer
regenerasi adalah polimer alam yang dimodifikasi. Contohnya rayon, yaitu serat sintetis yang
dibuat dari kayu (selulosa). Polimer sintetis adalah polimer yang dibuat dari molekul
Polimer Sintetis
8
Polimer sintetis yang pertama kali yang dikenal adalah bakelit yaitu hasil kondensasi fenol
dengan formaldehida, yang ditemukan oleh kimiawan kelahiran Belgia Leo Baekeland pada tahun
1907. Bakelit merupakan salah satu jenis dari produk-produk konsumsi yang dipakai secara luas.
Beberapa contoh polimer yang dibuat oleh pabrik adalah nylon dan poliester, kantong plastik dan
botol, pita karet, dan masih banyak produk lain yang Anda lihat sehari-hari.
Polimer Alam
merupakan pabrik polimer yang efisien. Protein, DNA, kitin pada kerangka luar serangga, wool,
jaring laba-laba, sutera dan kepompong ngengat, adalah polimer-polimer yang disintesis secara
alami. Serat-serat selulosa yang kuat menyebabkan batang pohon menjadi kuat dan tegar untuk
tumbuh dengan tinggi seratus kaki dibentuk dari monomer-monomer glukosa, yang berupa
proses tersebut adalah benang-benang sintesis yang dibentuk di pabrik diambil dari laba-laba.
Karet merupakan polimer alam yang terpenting dan dipakai secara luas. Bentuk utama dari
karet alam, terdiri dari 97% cis-1,4-poliisoprena, dikenal sebagai hevea rubber. Karet ini
diperoleh dengan menyadap kulit sejenis pohon (hevea brasiliensis) yang tumbuh liar. Hampir
semua karet alam diperoleh sebagai lateks yang terdiri dari sekitar 32 – 35% karet dan sekitar
5% senyawa lain, termasuk asam lemak, gula, protein, sterol, ester dan garam.
9
Monomer
Sebarang zat yang dapat dikonversi menjadi suatu polimer. Untuk contoh, etilena adalah
monomer yang dapat dipolimerisasi menjadi polietilena (lihat reaksi berikut). Asam amino
termasuk monomer juga, yang dapat dipolimerisasi menjadi polipeptida dengan pelepasan air
Reaksi :
polimerisasi
Monomer polimer
R O H R O
- H2O
n H2N C C OH N C C
H H n
Unit ulangan dapat memiliki struktur linear atau bercabang. Unit ulangan bercabang dapat
membentuk polimer jaringan tiga dimensi. Tabel 1.2 menunjukkan beberapa contoh polimer,
10
Tabel 1.2 Polimer, monomer, dan unit ulangannya
CH3 CH3
Poliisobutilena
CH2 C CH2 C
CH3 CH3
CH2 CH CH2 CH
Polistirena
H - N(CH2)5C - OH - N(CH2)5C -
H O H O
Polikaprolaktam (nylon-6)
CH2 = CH - C = CH2 - CH2CH = C - CH2 -
CH3 CH3
Poliisoprena (karet alam)
masuk akal. Berikut ini adalah aturan pemberian nama polimer vinil yang didasarkan atas nama
11
Nama monomer satu kata :
Contoh :
Polistirena CH2 CH
polietilena CH2CH2
Politetrafluoroetilena
CF2CF2
(teflon, merk dari du Pont)
Nama monomer lebih dari satu kata atau didahului sebuah huruf atau angka
Contoh :
Poli(asam akrilat)
CH2CH
CO2H
CH3
Poli(-metil stirena)
CH2C
CH2CH
Poli(1-pentena)
CH2CH2CH3
Untuk taktisitas polimer
12
Untuk isomer struktural dan geometrik
- Ditunjukkan dengan menggunakan awalan cis atau trans dan 1,2- atau 1,4- sebelum
poli
Contoh : trans-1,4-poli(1,3-butadiena)
IUPAC merekomendasikan nama polimer diturunkan dari struktur unit dasar, atau unit
ulang konstitusi (CRU singkatan dari constitutional repeating unit) melalui tahapan sebagai
berikut :
2. Sub unit CRU ditetapkan prioritasnya berdasarkan titik pengikatan dan ditulis
CH CH2
4. Nama CRU diletakkan dalam kurung biasa (atau kurung siku dan kurung biasa kalau
Tabel 1.3 Contoh pemberian beberapa nama polimer menurut sumber monomernya dan
IUPAC
13
Politetrafluoroetilena Poli(difluorometilena)
Polistirena Poli(1-feniletilena)
Poli(-metilstirena) Poli(1-metil-1-feniletilena)
Poli(1-pentena) Poli[1-(1-propil)etilena]
Untuk tata nama polimer non vinil seperti polimer kondensasi umumnya lebih rumit
darpada polimer vinil. Polimer polimer ini biasanya dinamai sesuai dengan monomer mula-mula atau
Contoh : nylon, umumnya disebut nylon-6,6 (66 atau 6/6), lebih deskriptif disebut
O O
C - (CH2)4 - C - NH - (CH2)6 - NH
n
nylon-6,6
Mengikuti rekomendasi IUPAC, kopolimer (polimer yang diturunkan dari lebih satu jenis
monomer) dinamai dengan cara menggabungkan istilah konektif yang ditulis miring antara nama
nama monomer yang dimasukkan dalam kurung atau antara dua atau lebih nama polimer. Istilah
konektif menandai jenis kopolimer sebagaimana enam kelas kopolimer yang ditunjukkan dalam
14
Blok -blok- Polistirena-blok-polibutadiena
Graft (cangkok/tempel) -graft- Polibutadiena-graft-polistirena
(H2O, NH3).
Contoh :
O O
Polimerisasi adisi adalah polimerisasi yang disertai dengan pemutusan ikatan rangkap
Contoh :
n H2C = CH CH2 C
n
Cl Cl
vinilklorida polivinilklorida (PVC)
1. Polimer Alam :
mineral
15
2. Polimer Sintetik :
b. Struktur
1.Polimer linear
Polimer linear terdiri dari rantai panjang atom-atom skeletal yang dapat mengikat gugus
substituen. Polimer ini biasanya dapat larut dalam beberapa pelarut, dan dalam keadaan padat
pada temperatur normal. Polimer ini terdapat sebagai elastomer, bahan yang fleksibel (lentur)
Contoh :
Polietilena, poli(vinil klorida) atau PVC, poli(metil metakrilat) (juga dikenal sebagai PMMA,
Lucite, Plexiglas, atau perspex), poliakrilonitril (orlon atau creslan) dan nylon 66
2. Polimer bercabang
Polimer bercabang dapat divisualisasi sebagai polimer linear dengan percabangan pada
struktur dasar yang sama sebagai rantai utama. Struktur polimer bercabang diilustrasikan
sebagai berikut
Rantai utama
(terdiri dari atom-atom skeletal)
16
3. Polimer jaringan tiga dimensi (three-dimension network)
Polimer jaringan tiga dimensi adalah polimer dengan ikatan kimianya terdapat antara
rantai, seperti digambarkan pada gambar berikut. Bahan ini biasanya di”swell” (digembungkan)
oleh pelarut tetapi tidak sampai larut. Ketaklarutan ini dapat digunakan sebagai kriteria dari
struktur jaringan. Makin besar persen sambung-silang (cross-links) makin kecil jumlah
penggembungannya (swelling). Jika derajat sambung-silang cukup tinggi, polimer dapat menjadi
kaku, titik leleh tinggi, padat yang tak dapat digembungkan, misalnya intan (diamond).
Ikatan kimia
1. Lentur
3. Termoplastik
2.1.4 Kopolimer
Kopolimer adalah suatu polimer yang dibuat dari dua atau lebih monomer yang berlainan.
Berikut ini adalah jenis jenis kopolimer yang terbentuk dari monomer pertama (A) dan monomer
ke dua (B).
Jenis kopolimer :
1. Kopolimer blok
Kopolimer blok mengandung blok dari satu monomer yang dihubungkan dengan blok
monomer yang lain. Kopolimer blok biasanya terbentuk melalui proses polimerisasi ionik.
Untuk polimer ini, dua sifat fisik yang khas yang dimiliki dua homopolimer tetap terjaga.
17
-A-A-A-A-A----------B-B-B-B-B-
A B n Poli(A-b-B)
m
Kopolimer graft biasanya dibuat dengan mengikatkan bersama dua polimer yang berbeda.
Untuk contoh, homopolimer yang diturunkan dari monomer A dapat diinduksi untuk
A A A A A A
B B
B B
B
B
Poli(A-g-B)
B B
Perkembangan selanjutnya ada yang berbentuk kopolimer sisir (comb copolymer) dan bintang
(star copolymer).
A A A
A A A
B A A A
B
kopolimer sisir
kopolimer bintang
18
Kopolimer yang teratur yang mengandung sequensial (deretan) bergantian dua unit
monomer. Polimerisasi olefin yang terjadi lewat mekanisme jenis ionik dapat menghasilkan
A B A B Poli(A-alt-B)
4. Kopolimer Acak
Dalam kopolimer acak, tidak ada sequensial yang teratur. Kopolimer acak sering
terbentuk jika jenis monomer olefin mengalami kopolimerisasi lewat proses jenis radikal
A B A B B A B poli(A-co-B)
Berat molekular polimer merupakan salah satu sifat yang khas bagi polimer yang penting
untuk ditentukan. Berat molekular (BM) polimer merupakan harga rata-rata dan jenisnya
beragam yang akan dijelaskan kemudian. Dengan mengetahui BM kita dapat memetik beberapa
manfaat.
Studi ketahanan produk polimer dan efek cuaca terhadap kualitas produk
distribusi panjang rantai dan untuk itu derajat polimerisasi dan berat molekular dalam semua
polimer yang diketahui juga terdistribusi (kecuali beberapa makromolekul biologis). Distribusi ini
dapat digambarkan dengan Mem”plot” berat polimer (BM diberikan) lawan BM, seperti terlihat
19
Panjang rantai polimer ditentukan oleh jumlah unit ulangan dalam rantai, yang disebut
derajat polimerisasi (DPn). Berat molekular polimer adalah hasil kali berat molekul unit ulangan
dan DPn.
M̄ n = DPn . M 0
Mn = berat molekul rata-rata polimer
DP = derajat polimerisasi
Contoh : polimer poli(vinil klorida), PVC memiliki DP = 1000 maka berat molekulnya (M n) adalah
Mn = 63 x 1000
= 63000.
Rata-rata jumlah,
Mn
Berat molekular
20
Gambar 1.1 Distribusi berat molekular dari suatu jenis polimer
molekular dapat memberikan hanya harga rata-rata. Beberapa rata-rata yang berlainan adalah
penting. Untuk contoh, beberapa metoda pengukuran berat molekular perlu perhitungan jumlah
molekul dalam massa material yang diketahui. Melalui pengetahuan bilangan Avogadro, informasi
rata jumlah terletak dekat puncak kurva distribusi berat atau berat molekul paling boleh jadi
(the most probable molecular weight). Jika sampel mengandung N i molekul jenis ke i, untuk
∞
∑i = 1 mi N i
m̄i = ∞
∑i = 1 N i (1-1)
dan perkalian dengan bilangan bilangan Avogadro memberikan berat molekul rata-rata jumlah
(berat mol) :
∞
∑i = 1 M i N i
M̄ n = ∞
∑i = 1 N i (1-2)
Berat molekular rata-rata jumlah dari polimer komersial biasanya terletak dalam kisaran
berat
M̄ w . Besaran ini didefinisikan sebagai berikut
21
∞
∑i = 1 N i M 2i
M̄ w = ∞
∑i = 1 N i M i (1-3)
kuadrat massanya. Besaran yang sebanding dengan pangkat pertama dari M mengukur hanya
konsentrasi dan bukan berat molekularnya. Dalam istilah konsentrasi c i = Ni Mi dan fraksi berat
∞
c = ∑ i = 1 ci
wi = ci/c, dimana ,
∞
∑i = 1 c i Mi ∞
M̄ w = = ∑ wi M i
c i=1 (1-4)
M̄ w
I=
Besaran indeks dispersitas,
M̄ n adalah ukuran yang bermanfaat dari lebarnya
kurva distribusi berat molekular dan merupakan parameter yang sering digunakan untuk
M̄ w
I=
menggambarkan situasi (lebar kurva distribusi) ini. Kisaran harga
M̄ n dalam polimer
Polimer Kisaran I
22
Polimer monodispers hipotetik 1,00
5 – 10
Polimer yang dibuat dengan autoakselerasi
8 – 30
Polimer adisi yang dibuat melalui polimerisasi koordinasi
20 - 50
Polimer bercabang
M̄ n ¿ ¿
M̄ w
I=
M̄ n
Hamburan cahaya
Ultrasentrifugasi
23
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ø Polimer adalah molekul besar yang terbentuk dari unit-unit berulang sederhana yang
bergabung dengan ikatan kovalen.
Ø Makromolekul adalah sinonim dari polimer, sedangkan monomer merupakan bahan baku
pembuatan polimer.
Ø Makromolekul adalah molekul raksa (giant) yang tersusun paling sedikit seribu atom
terikat bersama oleh ikatan kovalen.
24
Ø Beberapa polimer penting, yaitu polietena, polipropena, polivinil klorida (PVC), teflon,
polistirena, polivinil alkohol, dakron, nilon 66, bakelit, flexiglass, orlon dan karet alam.
B. Saran
Saya sebagai penyusun sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan karena saya memiliki
keterbatasan-keterbatasan yang tidak dapat saya pungkiri,untuk itu saya harapkan kritik dan
saran yangmembangun dari guru dan para pembaca.
25
Daftar pustaka
1. Malcolm, P.S., 2001. Polymer Chemistry : An Introduction, diindonesiakan oleh Lis Sopyan, cetakan
pertama, PT Pradnya Paramita : Jakarta
2. Fried, J.R., 1995. Polymer Science and Technology. Prentice Hall PTR : New Jersey
3. Mark, J.E. 1992. Inorganic Polymers. Prentice-Hall International, Inc. : New Jersey
4. Odian, G. 1991. Principles of Polymerization. 3rd edition, John Wiley & Sons, Inc : New York
5. Van Krevelen, D.W., 1990. Properties of Polymers. Elsevier Science B.V : Amsterdam
6. Sperling, L.H., 1986. Introduction to Physical Polymer Science. John Wiley & Sons, Inc : New York
7. Billmeyer, F.W., 1984. TextBook of Polymer Science. 3rd edition, Joh Willey & Sons Inc : New York
8. McCaffery, E.L., 1970. Laboratory Preparation for Macromolecular Chemistry. McGraw-Hill Book
Company : New York
26