Anda di halaman 1dari 24

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN PENGUSAHA

MODISTE HFN COLLECTION TERHADAP ORDER YANG DITERIMA


DI KECAMATAN TANJUNGSARI KOTA BLITAR

PROPOSAL PENELITIAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


METODOLOGI PENELITIAN
Yang dibina oleh Dr. Nur Endah, M.Pd.

Oleh :
Nadia Silvi Angesti (190544636042)

Dosen Pembimbing :
1. Dra. Idah Hadijah, M.Pd ; NIP 196211031988122001
2. Rizki Yulianingrum Pradani, S.Pd., M.Pd. ; NIDN 6400201529230

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MARET 2021
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha
Esa berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang
diharapkan. Laporan ini kami membahas pengajuan proposal usaha.

Proposal ini dibuat dalam rangka pengajuan proposal usaha bisnis yang
sangat di perlukan dalam suatu harapan untuk mengetahui kelayakan dalam usaha
busana dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa yang
mengikuti mata kuliah “Metodologi Penelitian”.

Dengan pembuatan proposal ini penulis dapat melatih diri dalam persiapan
pembuatan proposal dengan memiliki standart kelayakan dalam proposal sesuai
standart mata kuliah metodologi penelitian. Tujuan pembuatan proposal usaha ini
diharapkan bisa membantu mengetahui hubungan latar belakang Pendidikan
pengusaha tailor dalam produktivitas kerjanya. Diadakannya tugas pembuatan
proposal penelitian ini yang dibimbing oleh ibu Dr. Nur Endah Purwaningsih,
M.Pd. selaku dosen mata kuliah “Metodologi Penelitian” dan teman-teman yang
sudah membantu dalam penyusunan proposal usaha ini, untuk rasa terima kasih
yang dalam-dalam kami sampaikan.

Malang, 29 Maret 2021

Nadia Silvi Angesti


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB 1 ............................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 4
1.5 Batasan Penelitian ......................................................................... 5
BAB 2 ............................................................................................................ 6
LANDASAN TEORI .................................................................................... 6
2.1 Kajian Pustaka ............................................................................... 6
2.1.2 Pengusaha Modiste ...................................................................... 6
2.1.3 Pendidikan .................................................................................... 7
2.1.3.1 Pendidikan Formal..................................................................... 8
2.1.3.2 Pendidikan Dasar ....................................................................... 8
2.1.3.3 Pendidikan Menengah ............................................................... 9
2.1.3.3.1 Pendidikan Menengah Umum ................................................ 9
2.1.3.3.2 Pendidikan Menengah Kejuruan .......................................... 10
2.1.4 Pendidikan Tinggi ...................................................................... 11
2.1.5 Pendidikan Non Formal .............................................................. 11
2.1.6 Pendidikan Informal ................................................................... 12
2.1.7 Profil Usaha Modiste HFN Collection ....................................... 13
BAB 3 .......................................................................................................... 17
METODE PENELITIAN ............................................................................ 17
3.1 Pendekatan Penelitian ........................................................................ 17
3.2 Metode Pengambilan Data ................................................................ 17
3.3 Uji Validitas dan Rehabilitas ............................................................ 18
3.3.1 Uji validitas : .............................................................................. 18
3.3.2 Uji reabilitas : ............................................................................. 19
3.4 Teknik Analisis Data ......................................................................... 19
3.4.1 Reduksi Data .............................................................................. 20
3.4.2 Penyajian Data ............................................................................ 20
3.4.3 Kesimpulan dan Verifikasi ......................................................... 20
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Busana merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia,


selain untuk menutup dan melindungi tubuh busana juga digunakan untuk
mempercantik penampilan seseorang. Dengan bebrbusana kita dapat
mengetahui kepribadian, budaya, serta tingkat sosial ekonomi orang
tersebut. Karena semakin meningkatnya kebutuhan manusia terhadap
busana maka memicu munculnya industri rumahan yang khususnya
dibidang busana, modiste, konveksi dan tailor.
Modiste adalah orang yang menjahit busana lebih dikhususkan
kepada model baju-baju wanita. Usaha bisnis ini bentuknya hanya rumah
produksi, namun pembeliannya dengan cara custom dan sifatnya limited
editions. Model yang dibuat tidak terlalu sulit namun bervariasi, karena
jenis baju wanita memang lebih variatif dari segi model, jahitan juga cukup
rapih, namun tidak serapih dan sedetail jahitan butik maka dari itu harga
harga yang dipatok usaha modiste lebih terjangkau daripada harga di butik.
Kuantiti pesanan biasanya mulai dari satuan paling banyak satu lusin,
karena sifatnya sangat limited edition khusus wanita dan menjahit sesuai
ukuran dan permintaan pelanggan. Pakaian yang dibuat biasanya seperti
kebaya, dress, gaun, dan masih banyak lagi.
Usaha modiste ini cukup potensial untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat khususnya dalam keluarga, karena usaha ini
memang bertujuan untuk mencari laba dengan memberikan jasa
pelayanan kepada konsumen melalui kegiatan keterampilannya. Adanya
usaha modiste ini juga memberikan peluang yang besar bagi penyerapan
tenaga kerja yang memiliki keahlian dibidang busana atau jahit-menjahit.
Persaingan pada industri yang bergerak di bidang busana semakin
ketat karena hadirnya industri baru yang cukup sukses mengambil
persaingan melalui perang harga dan model busana yang cukup bervariasi.
2

Industri yang menyediakan busana pada beberapa tempat seperti toko


busana, butik, distro dan sebagainya tersebut dibandrol dengan harga yang
cukup tinggi sesuai dengan kualitasnya. Penyedia busana dengan harga
cukup tinggi tersebut hanya dapat dijangkau oleh kalangan menengah ke
atas. Banyaknya minat konsumen pada bidang busana membuat beberapa
industri baru yang muncul dengan menawarkan produk dengan harga yang
cukup murah, namun kualitas yang diberikan tidak cukup bagus.
Busana dengan model yang sesuai keinginan dengan kualitas yang
bagus, sesuai bentuk dan ukuran tubuh tidak mudah didapatkan, karena
tidak semua toko busana menyediakannya. Alternatif lain untuk
mendapatkan busana sesuai keinginan yaitu di industri rumahan seperti
usaha menjahit perseorangan seperti modiste. Modiste merupakan usaha
menjahit perseorangan yang dapat dipilih untuk memeroleh busana yang
diinginkan. Modiste merupakan usaha menjahit perseorangan yang sangat
mudah ditemukan, karena hampir di setiap daerah terdapat modiste.
HFN Collection merupakan usaha modiste yang telah berdiri kurang
lebih selama 13 tahun. HFN Collection adalah usaha modiste yang hanya
fokus untuk membuat busana wanita kebaya dan gaun pernikahan saja.
Modiste tersebut cukup dikenal luas, karena telah menjadi tempat menimba
ilmu bagi anak-anak SMK untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan atau
biasa disingkat PKL. Beberapa istri pejabat daerah setempat juga selalu
menggunakan jasanya dalam pembuatan kebaya. HFN Collection ini
memiliki tiga karyawan khusus untuk memasang payet dan satu sebagai
owner yang menangani keseluruhan proses mulai dari menerima pesanan,
pengambilan ukuran, desain busana, pembuatan busana hingga finishing.
Ruangan modiste tersebut cukup minimalis dan bergaya tradisional khas
rumah adat Jawa dengan ruang tunggu yang cukup luas dengan beberapa
kursi beserta meja kayu yang dibentuk rapi seperti ruang tamu ala rumah
Jawa.
HFN Collection adalah salah satu modiste yang menawarkan produk
dan jasa sesuai permintaan konsumen yang dikenal bagus dalam
3

pelayanannya. Kualitas jasa dan produk yang dihasilkan juga sangat bagus
dan rapi. Penetapan harga dan jasanya masih dapat dijangkau oleh semua
kalangan masyarakat. Selain itu HFN Collection juga menyewakan baju
kebaya dan gaun.
Hafnan Su’udi selaku pemilik usaha modiste selalu berusaha
meningkatkan dan kepuasan pelanggan untuk memberikan pelayanan yang
sebaik mungkin dari segi kualitas produk maupun jasa yang ditawarkannya.
Pemasaran produk pada HFN Collection ini tidak hanya sekedar dari papan
nama atau dari mulut ke mulut saja tetapi juga aktif menggunakan media
sosial.
Pelanggan yang merupakan orang yang mempunyai peran penting
dalam kesuksesan usaha modiste. Pelanggan yang merasa puas akan
memberikan banyak dampak positif bagi keberhasilan modiste tersebut
untuk terus berkembang dan sukses. Tingkat kepuasan pada masing-masing
modiste berbeda. Permasalahan pada modiste tersebut diketahui ketika
melakukan observasi pada saat mengambil data. Beberapa faktor yang
mempengaruhi kepuasan pelanggan antara lain yaitu kualitas produk,
kualitas jasa, harga, dan lainnya. Banyak pelanggan yang setia
menggunakan produk atau jasa pada modiste tersebut bukan karena
kualitasnya saja karena pada kenyataan saat observasi, kualitas produk
maupun jasa yang ditawarkan terkadang tidak cukup bagus.
Pengusaha modiste di Kecamatan Tanjungsari Kota Blitar memiliki
latar belakang Pendidikan formal yang berbeda-beda. Banyak dari mereka
yang bekerja sangat produktif dan ada juga yang bekerja kurang produktif.
Pendidikan mempunyai peranan penting bagi kualitas diri seseorang
terutama dalam hal bekerja. Karena banyaknya pengusaha Modiste di Kota
Blitar maka membuat persaingan diantara pengusaha Modiste tersebut,
dengan begitu para pengusaha terdorong untuk semakin memperbaiki
kulitas dan menghasilkan lebih banyak produk. Maka sangat penting
meningkatkan produktivitas karyawan untuk meningkatkan mutu kerja.
4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan


yang ditemukan sebagai berikut :

1.2.1. Apakah ada pengaruh latar belakang Pendidikan pengusaha modiste HFN
Collection di Kecamatan Tanjungsari Kota Blitar terhadap order yang
diterima?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah :
1.3.1 Untuk mengetahui apakah ada pengaruh latar belakang Pendidikan
pengusaha modiste HFN Collection di Kecamatan Tanjungsari Kota Blitar
terhadap order yang diterima

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan dari tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka


penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1.4.1 Memberikan masukan kepada pemilik usaha modiste untuk lebih


meningkatkan kualitas produk yang dibuat agar order yang diterima juga
ikut meningkat.
1.4.2 Menambah pengalaman dan wawasan yang bermanfaat bagi peneliti untuk
bekal berwirausaha dalam bidang busana di masa depan.
1.4.3 Dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi mahasiswa supaya lebih
termotivasi berwirausaha dalam bidang busana.
5

1.5 Batasan Penelitian

1.5.1 Penelitian tentang tingkat Pendidikan mengungkap tentang Pendidikan


formal, non formal dan informal pemilik usaha modiste HFN Collection di
Kecamatan Tanjungsari Kota Blitar.
1.5.2 Penelitian tentang order yang diterima pengusaha modiste HFN Collection
mengungkap tentang kemampuan kerja serta tingkat rata-rata penghasilan
HFN Collection.
6

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.2 Pengusaha Modiste


Pengusaha modiste merupakan pelaku usaha jahit menjahit yang menerima
pesanan pembuatan pakaian khusus wanita, pengusaha modiste harus menggunakan
manajemen yang baik agar usahanya berjalan dengan lancar serta dapat mencapai
tujuan secara efektif dan efisien. Manajemen tersebut meliputi Perencanaan,
Pengorganisasian, Pelaksanaan, Pengarahan dan Pengawasan. Usaha yang bergerak
di bidang jasa ini dibangun atas dasar kebutuhan masyarakat dan kebutuhan
ekonomi pribadi (laba), tujuan lainnya yaitu membuka lapangan kerja kepada
masyarakat yang membutuhkan lapangan kerja. Usaha modiste ini merupakan jenis
industri rumah tangga yang bertujuan untuk membuka lapangan pekerjaan bagi
masyarakat dan tenaga kerja yang minimal sudah memiliki keahlian dasar menjahit.
Pengusaha tailor biasanya melakukan manajemen usaha sendiri dan dibantu oleh
beberapa karyawan.

Pengusaha modiste atau bisa disebut penjahit merupakan seorang pekerja


yang mampu menciptakan sebuah pakaian. Produk jahit menjahit dapat berupa
pakaian seperti kebaya dan gaun. Menjahit merupakan proses penyambungan kain
atau bahan-bahan pelatihan/pendidikan karena menjadi seorang penjahit yang
handal bukanlah hal yang mudah, ada tata cara untuk membuat desain, membuat
pola dan ada tata cara untuk memotong kain yang baik dan benar. Pendidikan
menjahit dapat diperoleh di kursus menjahit atau sekolah mode. Orang bekerja
mejahit pakaian disebut penjahit. Penjahit pakaian pria disebut tailor, sedangkan
pakaian wanita disebut modiste.
7

2.1.3 Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik dan peserta didik
untuk mengembangkan potensi serta pengetahuan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan dan atau latihan bagi peranannya dimasa mendatang. Dalam suatu
pendidikan sangat erat dengan adanya peserta didik dan pendidik sehingga terjadi
suatu proses pembelajaran. Suatu keberhasilan pendidikan tidak lepas dari proses
belajar di sekolah, maka dari itu sekolah merupakan salah satu pelaksana
pendidikan yang dominan dalam keseluruhan organisasi pendidikan disamping
keluarga dan masyarakat. Pembelajaran di sekolah selalu terjadi interaksi atau
hubungan timbal balik antara guru dengan peserta didik dalam situasi pendidikan
atau disebut proses kegitan belajar mengajar Pendididikan sangat penting bagi
kehidupan manusia, pendididikan merupakan disiplin ilmu tersendiri yang
pengkajiannya diperlukan studi khusus. Melalui pendidikan kepribadian dan
kemampuan karyawan tailor dapat dibentuk dan dikembangkan. Berdasarkan UU
RI No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa :
Pendidikan usaha sadar dan terencana mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.

Menurut Zahara idris (1992:4) Mengemukakan bahwa “pendidikan adalah


serangkaian kegiatan komunikasi antara manusia dengan anak didik secara tatap
muka, menggunakan media dalam rangka memberikan bantuan terhadap
perkembangan anak seutuhnya agar dapat mengembangkan potensinya semaksimal
mungkin supaya menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Potensi yang
dimaksud meliputi potensi fisik,emosi, moral, pengetahuan dan ketrampilan.”
Pendapat M Ngalim Purwanto (1993:13) mangatakan bahwa “pendidikan adalah
sagala usaha yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak–anak
dalam pertumbuhan jasmani dan rohani agar berguna bagi dirinya sendiri dan
masyarakat.” Menurut Redja Mudyahardjo (2001:3) berpendapat bahwa
“pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan
individu.”
8

Berdasarkan tulisan diatas Pendidikan dalam penulisan proposal penelitian


ini adalah serangkaian kegiatan atau usaha dapat dilakukan semua orang, terutama
orang dewasa yang melakukannya terhadap anak didiknya secara sadar dan
disengaja demi mencapai tujuan membantu mengembangkan dan meningkatkan
potensi dalam diri anak tersebut dalam pengetahuan dan bidang keterampilan
lainnya.

2.1.3.1 Pendidikan Formal


Pendidikan formal adalah pendidikan berprogram, berstruktur, dan
berlangsung disekolah, mempunyai bentuk organisasi dibagi dalam waktu–waktu
tertentu, berlangsung dari kanak–kanak sampai perguruan tinggi (Umar T
,1995:63). Pendidikan formal dimulai sejak manusia sadar bahwa pengalaman yang
harus dibedakan kepada generasi berikutnya semakin banyak. Hal ini mendorong
untuk mengusahakan suatu lembaga yang biasa digunakan untuk menyampaikan
berbagai ilmu pengatahuan atau keahlian yang dimiliki. Lembaga ini dikenal
dengan nama sekolah, yang mempunyai kewajiban untuk mengusahakan agar
kecerdasan pikiran anak sesuai dengan tingkat perkembangannya. Struktur yang
harus dilalui dan ditempuh oleh murid pada pendidikan formal seperti SD, SMP,
SMU / SMK dan perguruan Tinggi dengan jenjang atau masa belajar tertentu,
direncanakan dengan sistematis dengan periode waktu tertentu melalui tahapan–
tahapan, seseorang tidak dapat belajar pada SLTP jika tidak memiliki Surat Tamat
Belajar pada Sekolah Dasar atau yang sederajat.

Sesuai UU RI No 20 Tahun 2003 bab I Pasal 1 Ayat (11) dinyatakan bahwa


Jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang dan terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah, pendidikan tinggi.

2.1.3.2 Pendidikan Dasar


Menurut PP No. 28 Tahun 1990, pendidikan dasar adalah pendidikan umum
yang lamanya 9 tahun, diselenggarakan 6 tahun di SD dan 3 tahun di SMP atau
satuan pendidikan yang sederajat. Pendidikan di Sekolah Dasar bertujuan
9

memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa dalam mengembangkan


kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga negara serta
mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama. Pada
Sekolah Dasar diberikan pengetahuan yang bersifat umum dan mendasar seperti
mata pelajaran matematika, agama, bahasa Indonesia, manulis, membaca, kerajiana
tangan. Sehingga dari sekolah dasar hanya akan memperolah bekal kemampuan,
pengetahuan dan keterampilan yang masih dasar dan sedikit.

Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama bertujuan memberikan bekal


kemampuan dasar serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang
diperolehnya di Sekolah Dasar. Manfaat bagi siswa adalah mengembangkan
kehidupan sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga Negara yang sesuai
dengan tingkat perkembangannya serta mempersiapkan siswa untuk hidup dalam
masyarakat atau mengikuti pendidikan menengah. Pada SMP mata pelajaran yang
diberikan lebih luas daripada SD , misalnya diberikan mata pelajaran ketrampilan
jasa dan PKK baik boga maupun busana. Mata pelajaran PKK merupakan muatan
lokal yang memberikan pelajaran tentang busana seperti menyulam, membuat pola,
dan menjahit. Bahan kajian mangenai busana masih taraf sederhana, sehingga
pengetahuan dan keterampilan bidang busana masih sedikit. Seorang karyawan
tailor yang mencapai pendidikan formal sampai tingkat dasar dalam melaksanakan
pekerjaan yang dibebankan kepadanya akan terbatas sesuai dengan pengatahuan
yang dimilikinya.

2.1.3.3 Pendidikan Menengah


Menurut PP No 29 Tahun 1990, Pendidikan menengah adalah pendidikan
yang diselenggarakan bagi lulusan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas
pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan (Abu Ahmadi,
2001:163).

2.1.3.3.1 Pendidikan Menengah Umum


Pendidikan menengah umum adalah pendidikan yang mengutamakan
perluasan pengetahuan, peningkatan keterampilan, dan pengkhususan yang
diwujudkan pada tingkat akhir masa pendidikan (Madyo Eko Susilo,1993:80).
10

Pendidikan menengah umum mengutamakan penyiapan siswa untuk melanjutkan


pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Sekolah Menengah Umum
menyelenggarakan program yang berhubungan dengan kebutuhan untuk memasuki
perguruan tinggi dan kurikulum yang menitik beratkan pada pengetahuan yang
bersifat akademik. Sekolah Menengah Umum mempunyai dua jurusan yaitu IPA
dan IPS. Mata pelajaran yang bersifat umum seperti PKN dan bersifat khusus sesuai
jurusan IPA mempelajari fisika dan jurusan IPS mempelajari akuntansi. Pada
Sekolah Menengah Umum tidak diberikan pelajaran PKK sehingga lulusan sekolah
menengah umum tidak mempunyai keterampilan bidang busana kecuali jika
mengikuti kursus menjahit. Dengan demikian karyawan tailor dengan tingkat
pendidikan sekolah menengah umum untuk dapat mengerjakan pekerjaanya
menjahit harus belajar dalam bidang busana dengan mengikuti kursus menjahit
ataupun belajar secara otodidak.

2.1.3.3.2 Pendidikan Menengah Kejuruan


Pendidikan menengah kejuruan adalah lembaga pendidikan sekolah yang
mempersiapkan anak untuk menguasai keahlian–keahlian tertentu seperti : SMEA,
SMKK, STM, dan sebagainya.

Pemerintah juga mempunyai program dalam dunia pendidikan, yaitu untuk


SMK sebanyak 70% dan 30% untuk SMU. Perubahan jumlah sekolah ini dipicu
data yang diperoleh dilapangan bahwa pengangguran produktif kebanyakan adalah
lulusan SMU. Pada dasarnya SMU diprogramkan untuk mereka yang melanjutkan
ke tingkat yang lebih tinggi, sedangkan pembekalan keahlian (untuk SMU) bisa
dikatakan tidak ada. Berbeda dengan dunia SMK, mereka dituntut untuk menguasai
untuk keahlian serta harapan dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.

SMK dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dari segi keterampilan


kerja, maka dari itu saat ini banyak perusahaan yang membutuhkan lulusan SMK.
Dinas pendidikan telah menganjurkan untuk lebih memilih SMK karena lebih
menjanjikan dalam dunia kerja.

Pendidikan menengah kejuruan benar–benar mempersiapkan peserta didik


untuk terjun didunia kerja, maka karyawan tailor yang mencapai pendidikan
11

sekolah menengah kejuruan khususnya jurusan tata busana mampu mengerjakan


pekerjaanya yang beraneka ragam sesuai dengan pesanan pelanggan dengan baik
karena telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang luas.

2.1.4 Pendidikan Tinggi


Pendidikan tinggi dapat diartikan sebagai perguruan tinggi yaitu suatu istilah
umum dalam kelembagaan pendidikan yang digunakan untuk menunjukkan suatu
system yang memberikan pendidikan yang setinggi–tingginya antara lain
mencakup akademi, sekolah tinggi, institut, dan universitas (Achmad
Munif,2002:189). Menurut Cipta Ginting (2003:137) “Pendidikan tinggi adalah
pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dari pada pendidikan menengah.”

Pengajaran suatu mata kuliah pada pendidikan tinggi biasanya mencakup


berbagai kegiatan seperti kuliah, praktikum, diskusi dan response. Praktikum yang
efektif bermanfaat dalam melatih keterampilan mahasiswa, menerapkan dan
mengintegrasikan pengetahuan secara nyata, membuktikan sesuatu secara ilmiah,
serta menimbulkan penghargaan terhadap ilmu dan keterampilan yang dimiliki
(Cipta Ginting, 2003:105). Seseorang yang memiliki pendidikan tinggi telah
mencapai kedewasaan yang baik dan matang, sehingga dalam pengkajian materi
lebih diarahkan pada tanggung jawab kepada diri sendiri maupun masyarakat.

2.1.5 Pendidikan Non Formal


Pendidikan non formal adalah pendidikan diluar sekolah yang secara
potensial dapat membantu dan menggantikan pendidikan formal dalam aspek–
aspek tertentu seperti pendidikan dasar dan keterampilan khusus. Pendidikan non
formal diselenggarakan dengan sengaja dan sistematis, tertib, berencana, diluar
persekolahan dengan menyesuaikan waktu pelaksanaan, waktu yang diberikan,
proses belajar yang dipakai, fasilitas dan tenaga pengajar dengan kebutuhan dan
keadaan peserta didik agar memperoleh hasil yang memuaskan. Pendidikan non
formal antara lain, pendidikan mayarakat, keolahragaan, keterampilan,
kepemudaan, dan kebudayaan. Lembaga Pendidikan keterampilan (LPK)
12

memberikan pengetahuan berupa kursus menjahit, kursus memasak, kursus merias,


kursus bahasa Inggris, kursus komputer. Kursus menjahit terdiri dari tingkat dasar,
tingkat terampil dan tingkat mahir.Pendidikan non formal juga dapat berupa
seminar,pelatihan,tentang busana. Pengajaran dalam pendidikan non formal
mempunyai nilai praktis dan dapat digunakan untuk bekerja di tailor.

2.1.6 Pendidikan Informal


Pendidikan informal adalah suatu proses yang sesungguhnya terjadi seumur
hidup karena tiap–tiap individu memperoleh sikap, nilai, keterampilan,
pengetahuan dan pengalaman sehari–hari, teman, pergaulan, pasar, perpustakaan,
dan media massa. Pada umumnya tidak terdapat perjenjangan. Pendidikan ini
berlangsung tanpa organisasi, yakni tanpa orang tertentu harus diangkat atau
ditunjuk sebagai pendidik, tanpa suatu program yang harus diselesaikan dalam
jangka waktu tertentu, tanpa evaluasi yang formal berbentuk ujian. Namun
demikian pendidikan informal ini sangat penting bagi pembentukan pribadi
seseorang. Pengaruh oramg tua, orang lain yang ditemui anak dalam pergaulan
sehari hari dapat membentuk sikap dan nilai–nilai yang dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam hidupnya.

Pendidikan yang diperoleh dari keluarga disebut sebagai lingkungan atau


lembaga pertama karena sebelum manusia mengenal lembaga pendidikan yang lain,
Lembaga pendidikan yang lain inilah yang pertama ada. Kegiatan membuat busana
ini merupakan suatu kegiatan rutinitas bagi keluarga tersebut untuk memenuhi
segala kebutuhan hidupnya, maka secara tidak langsung anak–anak mereka
mewarisi keahlian yang dimiliki orang tuanya. Sejak kecil mereka melihat kegiatan
orang tuanya setelah tumbuh dan berkembang, mereka mulai mencoba dan
menirukan untuk menjahit,sehingga secara tidak sadar telah terjadi adanya proses
belajar mengajar yang dilakukan di lingkungan keluarga yang merupakan
pendidikan informal. Pendidikan ini diberikan secara turun temurun kepada anak –
anaknya. Seorang penjahit yang memiliki keturunan menjahit dari orang tuanya
akan dapat lebih terampil dibandinngkan dengan pengrajin yang bukan dari
keturunan penjahit, sehingga keterampilan yang dimiliki tidaklah sama antara
13

penjahit yang satu dengan yang lainnya. Hal ini akan mempengaruhi produktivitas
kerjanya.

2.1.7 Profil Usaha Modiste HFN Collection


HFN Collection merupakan industri rumahan yang bergerak dalam bidang
jasa, Hafnan Su’udi selaku pemilik usaha modiste tersebut merupakan seseorang
yang tidak memiliki latar belakang Pendidikan di bidang busana. Beliau adalah
lulusan D3 Pariwisata dan sudah bekerja di Hotel. Berdirinya HFN Collection ini
bermula saat pemilik resign dari pekerjaannya di Hotel kemudian karena seringnya
mengoleksi majalah dan melihat banyak busana yang sangat menarik membuat
beliau tertarik untuk menggeluti dunia fashion. Pada bulan Februari tahun 2006
beliau memutuskan untuk mengikuti kursus menjahit di Kota Malang yang
berlangsung selama tiga bulan. Pada saat kursus beliau hanya diajari dasar-dasar
menjahit dan selebihnya belajar secara otodidak dengan banyak melihat referensi
pada majalah-majalah busana. Pada tahun 2008 Hafnan Su’udi mulai
memberanikan diri menerima orderan kebaya untuk pertama kalinya membuat
kebaya tanpa payet seharga Rp. 250.000.00,-. Kemudian untuk menarik minat
pembeli Hafnan Su’udi memanfaatkan sisa kain kebaya untuk boneka barbie
kemudian diberikan untuk pelanggan yang memesan kebaya.

Modiste tersebut cukup dikenal, karena telah menjadi tempat menimba ilmu
para siswa SMK di Kota Blitar yang biasanya digunakan untuk Praktek Kerja
Lapangan atau PKL. HFN Collection memiliki tiga pegawai khusus untuk
memasang payet karena HFN Collection hanya fokus pada pembuatan kebaya dan
gaun saja. Pemilik sebagai owner yang menangani kesuluruhan proses dari
penerimaan pesanan, pengambilan ukuran, desain busana, pembuatan busana
hingga finishing.

a. Unsur yang ada dalam modiste HFN Collection

1) Pemilik
14

Pemilik usaha modiste memiliki tanggungjawab penuh dalam kelangsungan


usahanya. Pemilik bertanggung jawab dalam administrasi keuangan, melayani
pelanggan, menerima ataupun membatasi jumlah pesanan yang masuk, membuat
pola dan memotong bahan, terkadang juga ikut dalam penyelesaian keseluruhan
pakaian, serta memasarkan produk dan jasanya lewat media sosial.

2) Karyawan.

Karyawan memiliki tugas dalam membuat payet pada kebaya dan gaun
sesuai instruksi pemilik modiste. Karyawan juga memiliki tanggung jawab dalam
penyelesaian busana dan membimbing siswa yang melaksanakan PKL.

3) Pelanggan.

Pelanggan merupakan penerima jasa yang ditawaran oleh modiste dan juga
memiliki peran dalam menilai kualitas produk/jasa yang ditawarkan.

4) Kualitas Jasa.

Kualitas jasa disefinisikan sebagai penyampaian jasa yang akan melebihi


tingkat kepentingan pelanggan. (Freddy Rangkuti,2007). Jenis kualitas yang
digunakan untuk menilai kualitas jasa adalah sebagai berikut :

a) Kualitas teknik (outcome), yaitu kualitas hasil kerja penyampaian jasa.


Penyampaian jasa yang dimaksud yaitu hasil jahitan pada busana yang telah selesai
dibuat. Teknik yang digunakan suah benar dan sesuai dengan model yang
diinginkan serta hasil jahitan rapi, rentangan benang setingan kuat tidak mudah
renggang. Kualitas jasa pembuatan busana pada modiste HFN Collection sangat
baik sesuai dengan model yang diinginkan dan juga rapi jahitannya.

b) Kualitas pelayanan (proses), yaitu kualitas cara karyawan ataupun pemilik


modiste dalam menyampaikan jasa tersebut. Pelayanan pemilik ataupun karyawan
modiste dalam menangani keluhan pelanggan. Kecepatan pemilik dalam
menangani keluhan pelanggan dalam pembuatan busana.

5) Daya Saing.
15

Suatu produk atau jasa mempunyai daya saing bila keunikan serta kualitas
pelayanannya disesuaikan dengan manfaat serta pelayanan yang dibutuhkan oleh
pelanggan Freddy Rangkuti. (2007, 32)

6) Persepsi pelanggan.

Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana individu memilih,


mengorganisasikan, serta mengartikan stimulus yang diterima melalui alat
inderanya menjadi suatu makna. Persepsi pelanggan tentang usaha modiste HFN
Collection.

7) Harga.

Harga produk/jasa yang ditetapkan pada modiste HFN Collection


terjangkau untuk ukuran busana kebaya dan gaun bagi semua kalangan. Harga yang
ditetapkan sesuai dengan kualitas yang diberikan.

8) Citra.

Citra buruk menimbulkan persepsi produk tidak berkualitas, sehingga


pelanggan mudah marah untuk kesalahan kecil sekalipun. Citra yang baik
menimbulkan persepsi produk berkualitas, sehingga pelanggan memaafkan suatu
kesalahan. Modiste HFN Collection memiliki citra yang baik, sehingga kesalahan
dalam pembuatan busana seperti kurang nyaman dipakai tidak menjadi masalah
besar karena pelanggan akan meminta diperbaiki dan kembali menggunakan
jasanya.

9) Jasa.

Jasa yang ditawarkan modiste HFN Collection yaitu pelayanan jasa


pembuatan busana wanita khususnya kebaya dan gaun. Hafnan Su’udi selaku
pemilik modiste selalu berusaha meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan
agar selalu mendapatkan order dari pelanggan. Agar pelanggan juga berlangganan
kembali mereka juga memberikan pelayanan yang baik.
16

HFN Collection adalah salah satu usaha modiste yang menawarkan produk
dan jasa sesuai dengan permintaan konsumen. Beberapa pelanggan yang
menggunakan jasanya juga mendapatkan dampak yang positif. HFN Collection
dikenal dengan hasil kebaya dan gaun yang berkualitas dan sangat bagus dan juga
selalu menyelesaikan pesanan tepat waktu.
17

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang digunakan untuk


mengungkap masalah penelitian. Penelitian ini dirancang dengan pendekatan
kualitatif,. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan
cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih
ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai
pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu
landasan teori ini juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang
latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat
perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif
dengan penelitian kuantitatif. Dengan ini judul penelitian saya adalah “Pengaruh
Latar Belakang Pendidikan Pengusaha Modiste HFN Collection Terhadap Order
Yang Diterima”.

3.2 Metode Pengambilan Data

Metode pengumpulan data adalah metode-metode yang digunakan


dalam penelitian untuk mengumpulkan data. Dalam suatu penelitian dapat
digunakan beberapa metode, hal ini dimaksudkan agar data yang terkumpul
semakin lengkap karena setiap metode terdapat kelemahan maupun kelebihan.
Dengan digunakan beberapa metode secara bersama-sama dalam penelitian ini,
dimaksudkan dapat mengurangi kelemahan metode tertentu. Untuk memperoleh
data dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah :

3.2.1 Metode Observasi


Metode observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu
objek dengan menggunakan seluruh alat indra seperti penglihatan, penciuman,
18

perabaan. ( Suharsimi arikunto, 2002:145)


Metode observasi digunakan sebagai surve awal untuk memperoleh data
mengenai penentuan usaha modiste HFN Collection di Kecamatan Tanjungsari
yang tidak dapat diungkap dengan metode angket atau yang lainnya, sehingga
data yang diperoleh lebih lengkap dan akurat. Metode observasi dilakukan
peneliti dengan pengamatan. Metode ini digunakan untuk mengetahui jumlah
order yang diterima pada usaha modiste HFN Collection di Kecamatan
Tanjungsari.

3.2.2 Metode Interview atau Wawancara


Metode interview ini digunakan untuk memperoleh jawaban dari
responden dengan cara bertatap muka, metode ini dilakukan untuk melengkapi
data yang tidak diperoleh dari angket. Wawancara dilakukan kepada pengusaha
tailor untuk memperoleh data tentang produktivitas keryawan tailor dengan
indikator kemampuan kerja karyawan tailor berupa kemampuan karyawan
dalam pengatahuan bahan, pembuatan pola, cara memotong dan teknik
menjahit, kualitas dan kuantitas kerja karyawan.

3.3 Uji Validitas dan Rehabilitas

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan menggunakan


interview atau wawancara. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui lebih
detail tentang hal-hal yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti.

3.3.1 Uji validitas :


Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat–tingkat
kevalitan dan kesahihan suatu instrument. (Suharsimi Arikunto,2002:160).
Untuk mengetahui valid atau tidaknya instrumen, maka instrumen yang telah
disusun perlu diuji coba kapada sebagian responden. Hasil penelitian yang valid
apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Valid berarti instumen tersebut
19

dapat digunakan untuk mengukur apa yang sebenarnya diukur(ketetapan).


Content validity disusun berdasarkan rancangan yang telah ada. Uji validitasnya
dilaukan dengan cara membandingkan program yang ada dan konsultasi dengan
ahli.

3.3.2 Uji reabilitas :


Reliabilitas memiliki pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk menggunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu
sudah baik. Reliabilitas artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.
(Suharsimi Arikunto, 2002:170). Reliabel berguna sebagai pengukur secara
beberapa kali atau berkali-kali data yang sma (konsisten). Pengujian dilakukan
secara eksternal dengan test-retest (stability) merupakan pengumpulan data pada
kelompok sama waktu berbeda kemudian dilakukan analisis korelasi setelah
dilakukan uji coba.

3.4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh menggunakan berbagai teknik pengumpulan data seperti,
wawancara, kuesioner, observasi dan dokumentasi seperti rekaman video/audio
dengan cara mengorganisasikan data dan memilih mana yang penting dan
dipelajari, serta membuat kesimpulan, sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri
maupun orang lain.
20

Teknik analisis data yang digunakan dalam analisis kualitatif memiliki empat
tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan langkah terakhir
adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Untuk lebih jelas dalam setiap
langkahnya, akan kita bahas bersama di bawah ini. Langkah-langkah tersebut
sebagai berikut :

3.4.1 Reduksi Data


Reduksi data merupakan tahap dari teknik analisis data kualitatif. Reduksi
data merupakan penyederhanaan, penggolongan, dan membuang yang tidak perlu
data sedemikian rupa sehingga data tersebut dapat menghasilkan informasi yang
bermakna dan memudahkan dalam penarikan kesimpulan. Banyaknya jumlah data
dan kompleksnya data, diperlukan analisis data melalui tahap reduksi. Tahap
reduksi ini dilakukan untuk pemilihan relevan atau tidaknya data dengan tujuan
akhir.
3.4.2 Penyajian Data
Display data atau penyajian data juga merupakan tahap dari teknik analisis
data kualitatif. Penyajian data merupakan kegiatan saat sekumpulan data disusun
secara sistematis dan mudah dipahami, sehingga memberikan kemungkinan
menghasilkan kesimpulan. Bentuk penyajian data kualitatif bisa berupa teks naratif
(berbentuk catatan lapangan), matriks, grafik, jaringan ataupun bagan. Melalui
penyajian data tersebut, maka nantinya data akan terorganisasikan dan tersusun
dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.

3.4.3 Kesimpulan dan Verifikasi


Penarikan kesimpulan dan verifikasi data merupakan tahap akhir dalam
teknik analisis data kualitatif yang dilakukan melihat hasil reduksi data tetap
mengacu pada tujuan analisis hendak dicapai. Tahap ini bertujuan untuk mencari
makna data yang dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan, atau
perbedaan untuk ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang ada.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
memungkinan mengalami perubahan apabila tidak ditemukan bukti yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan
yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid, maka
kesimpulan yang dihasilkan merupakan kesimpulan yang kredibel. Verifikasi
dimaksudkan agar penilaian tentang kesesuaian data dengan maksud yang
terkandung dalam konsep dasar analisis tersebut lebih tepat dan obyektif. Salah satu
cara dapat dilakukan adalah dengan Peer debriefing.

Anda mungkin juga menyukai