Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

PENELITIAN USAHA KECIL DAN MENENGAH


Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktikum
Mata Kuliah Praktik Kewirausahaan
Dosen Pengampu : Hj. Maryanti, SPd., MPd

Disusun Oleh :
Mochamad Yuga Nurrahmat (2020.01.017)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PELITA NUSA


Jl. Raya Caringin No. 347 Cimareme – Padalarang
Telp. 022 -6864385. Kabupaten Bandung Barat – Jawa Barat

1
LEMBAR PENGESAHAN
PROGRAM PRAKTIKUM KEWIRAUSAHAAN

LOKASI PRAKTIKUM :
UMKM KONVEKSI XPOSE JERSEY
Kp. Cililin Timur Rt/Rw 02/03 Ds. Cililin Kec. Cililin Kab. Bandung Barat

Diajukan untuk memenuhi salah satu kelengkapan Mata Kuliah Praktikum


Kewirausahaan

Menyetujui :
Dosen Pengampu

Hj. Maryanti, SPd., MPd

Mengetahui,
Pemilik Usaha

H. Teddy Heriadi

2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian mata kuliah ‘‘kewirausahaan’’. Kemudian
shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah
memberikan pedoman hidup yakni al-quran dan as-sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Salah satu tujuan penulis dalam menulis laporan penelitian usaha mikro kecil dan
menengah ini adalah sebagai salah satu tugas mata kuliah praktikum kewirausahaan dan juga
bentuk kegiatan penelitian lapangan secara langsung. Laporan yang penulis buat ini
berdasarkan data-data yang valid yang telah dikumpulkan dengan metode kualitatif.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada beberapa pihak yang ikut mendukung
proses pembuatan laporan ini hingga selesai, yaitu:

1. Ibu Hj. Maryanti, SPd., MPd selaku dosen pengampu mata kuliah praktikum kewirausahaan
yang telah membimbing penulis selama menyusun laporan penelitian.

2. Bapak H. Teddy Heriadi beserta seluruh karyawan konveksi yang sudah mengizinkan
penulis melakukan praktikum penelitian lapangan.

3. Orangtua penulis sebagai pendukung utama selama kegiatan yang penulis lakukan.

Penulis menyadari atas ketidaksempurnaan penyusunan laporan kegiatan praktikum


penelitian ini. Namun penulis tetap berharap laporan ini akan memberikan manfaat bagi para
pembaca. Demi kemajuan penulis, penulis juga mengharapkan adanya masukan berupa kritik
atau saran yang berguna. Terima kasih.

Bandung Barat, Maret 2022

Penulis

3
DAFTAR ISI
Halaman
COVER...........................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………...ii
KATA PENGANTAR...................................................................................................iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….….iv
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………..5
A. Latar Belakang………………………………………………………5
B. Rumusan Masalah……………………………………………….......5
C. Tujuan/Manfaat……..……………………………………………….5
BAB II PROFIL USAHA…………………………………………………….……….6
BAB III METODE PRAKTIKUM & HASIL WAWANCARA…………………....7
A. Metodelogi…………………………………………………………...7
B. Hasil Wawancara…………………………………………………….7
BAB IV HASIL PEMBAHASAN PRAKTIKUM……………………………….…..9
BAB V PENUTUP…………………………………………………………………….11
A. Kesimpulan…………………………………………………………12
B. Saran………………………………………………………………..12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jersey bukan hanya identic dengan pakaian pemain bola saja atau kostum bola. Pakaian
ini juga menjadi pilihan kostum untuk olahraga lain seperti voli, basket, bulu tangkis, dan lain-
lain. Jersey adalah kaos berbahan polyster, karakter bahan ini ialah tidak berpori, mengkilap
bisa menahan panas dan air, sehingga tidak akan lepek ketika terkena keringat. Keuntungan
dari bahan ini ialah dapat menjaga penampilan pemain bola atau olahragawan (atlet) pada
umumnya di lapangan.
Bahan jersey yang beredar di pasaran saat ini, menyesuaikan dengan permintaan.
Karenanya, ada banyak sekali jenis bahan yang dipakai untuk membuatnya. Beberapa bahan
yang bisa dipilih baik di pasaran, distro, maupun konveksi kaos jersey adalah bahan dryfit,
paragon, wafer, hyget Serena, dan hyget Salur. Jersey yang beredar di pasaran berbeda dengan
jersey yang dipakai atlet olahraga professional. Akan tetapi untuk kenyamanan pemakaiannya
bahan yang dipilih bisa sesuai dengan penggunaanya. Masing-masing memiliki kelebihan dan
kelemahannya sendiri.
Tren pembuatan jersey saat ini sedang meningkat, menjadikan jumlah competitor
semakin banyak. Pada skala domestic, sudah ada ribuan perusahaan bergerak pada bidang yang
sama, perusahaan lokal yang bergerak di level yang sama dengan seperti Ergyjersey, Vendor
Jersey Bandung, dan Maestro Jersey. Tak hanya kompetitor lokal di level mancanegara, ada
banyak brand yang sudah terkenal seperti Nike dan Under Amor dari negara Amerika Serikat,
Adidas dan Puma dari Jerman, Reebok dan Umbro dari Inggris, Mizono dari Jepang dan masih
banyak lagi.
Dengan demikian untuk bisnis jersey, masih memiliki peluang yang sangat besar
berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) jumlah penduduk pada tahun 2021 akan
meningkat sebanyak 250 juta penduduk, jika orang yang sering olahraga 20% saja akan ada 50
juta jiwa, jika 1 orang membeli 1 jersey selama 1 tahun akan sangat tidak mungkin bagi
perusahaan local memproduksi 50 juta produk jersey. Artinya jika mengambil potensi market
sekitar 0,001 dari 50 juta jiwa, maka memiliki asumsi 50 ribu calon komsumen, jumlah tersebut
merupakan angka yang sangat besar jika dalam 1 tahun, akan berbeda jika konsumen tersebut
membeli jersey setahun 2 kali atau 3 kali.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan berdirinya UMKM Konveksi Xpose Jersey?
2. Apa pengertian UMKM?
C. Tujuan/Manfaat
1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan berdirinya UMKM Konveksi Xpose Jersey.
2. Untuk mengetahui apa pengertian UMKM.

5
BAB II
PROFIL USAHA

Nama Pemilik : H. Teddy Heriadi


Nama Usaha : Xpose Jersey
Bidang Usaha : Pembuatan Baju Olahraga
Tahun Berdiri : 2000-sekarang
Alamat : Kp. Cililin Timur Rt/Rw 02/03 Ds. Cililin Kec. Cililin Kab. Bandung Barat
Jumlah Pegawai : 86 orang.

6
BAB III
METODE PRAKTIKUM DAN HASIL WAWANCARA

A. Metodelogi

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif, penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti
transkripsi wawancara, catatan lapangan gambar, foto, rekaman video dan lain sebagainya
(Poerwandari, 1998:29). Penelitian ini dikatakan kualitatif karena pada dasarnya penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji atau meneliti suatu objek pada latar alamiah tanpa ada manipulasi di
dalamnya, dan hasil yang diharapkan pun bukanlah berdasarkan ukuran-ukuran kuantitas,
melainkan makna atau segi kualitas dari fenomena yang diamati.
Pendekatan pada penelitian ini yaitu studi kasus, dimana peneliti menyelidiki secara cermat
suatu program, peristiwa, aktivitas, proses atau sekelompok individu (Creswell, 2012 20)
Dalam penelitian ini peneliti mengamati UMKM KONVEKSI XPOSE JERSEY serta
aktivitasnya sehari-hari di daerah Cililin, dan peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap
dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah
ditentukan.

B. Hasil Wawancara
1. Penulis : Kapan berdirinya UMKM Konveksi Xpose Jersey?
Narasumber :Pada 26 Juli 2000 yang masih berlokasi di Cililin Timur dan pada
tahun 2012 konveksi ini juga membangun tempat yang lebih luas
dan membuka beberapa cabang di Jakarta, Surabaya, dan Pajajaran.
2. Penulis :Berapa modal awal yang dikeluarkan untuk UMKM ini?
Narasumber :Modal awal yang dikeluarkan 100 juta beserta bahan dan alat, namun
pada tahun 2012 ketika berkembang konveksi ini memperluas tempat
dan menambah barang dan alat seperti mesin jahit, computer, mesin
printing dan bermacam-macam kain.
3. Penulis :Berapa jumlah pegawai pada UMKM Konveksi Xpose Jersey ini?
Narasumber :Pada tahun 2000 pegawai di Xpose Jersey ini 23 orang semakin
berkembang konveksi ini tiap tahunnya selalu bertambah dan tahun ini
pegawainya mencapai 86 orang.
4. Penulis : Selain Jersey memproduksi apalagi konveksi ini?
Narasumber :Selain Jersey disini juga memproduksi pakaian untuk anak-anak hingga
dewasa.
5. Penulis :Berapa kali produksi di Xpose Jersey ini dalam sehari?
Narasumber :Untuk produksi di Xpose Jersey ini seharinya tidak kurang dari 40.
Tergantung pemesanan yang sudah ditetapkan.
6. Penulis :Berapa penghasilan pegawai dalam seminggu serta berapa penghasilan

7
bersih konveksi ini dalam seminggu?
Narasumber :Untuk penghasilan pegawai dalam seminggu sekitar 650. Sebenarnya
tergantung 1 setel Jersey. 1 setel seharga 6.500, untuk penghasilan
dalam seminggu ±20 juta ketika berkembang, dikarenakan sekarang
pandemic covid penghasilan menurun sehingga gaji untuk pegawai juga
menurun.
7. Penulis :Bahan dan alat apa saja yang disiapkan untuk pembuatan jersey?
Narasumber :Bahan yang dibutuhkan hanya kain, staples, jarum pentul, bahan
sablon, alat sablon, mesin jahit, dan masih banyak lagi.
8. Penulis :Bagaimana cara pembuatan jersey?
Narasumber :Pertama desain, sablon, cutting, jahit, border, press, dan check-in.
9. Penulis :Di saat pandemic ini konveksi xpose jersey apakah ada kendala?
Narasumber :Banyak sekali mulai dari segi pemesanan, penghasilan pun menurun
akibatnya gaji pegawai juga ikut menurun.

8
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN PRAKTIKUM

Konveksi Xpose Jersey yang bergerak di bidang pembuatan baju olahraga. Awal mula
berdirinya Konveksi Xpose Jersey pada Tahun 2000 hingga saat ini. Pada Tahun 2012 konveksi
ini juga membangun tempat yang lebih luas dan membuka beberapa cabang di Jakarta,
Surabaya, dan Pajajaran. Usaha ini termasuk ke dalam UMKM (Usaha Mikro Kecil dan
Menengah).
Pemerintah sendiri telah menggolongkan klasifikasi apa yang saja yang termasuk UMKM
dalam UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Kualifikasi
UMKM terbagi kepada tiga jenis diantaranya :

1. Usaha Mikro
Usaha mikro UMKM adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam UU tersebut.
Penjualan atau omzet dari usaha mikro dalam setahun paling banyak Rp 300 juta dan jumlah
aset bisnisnya maksimal Rp 50 juta (di luar aset tanah dan bangunan).

2. Usaha Kecil
Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil yang dimaksud
dalam UU tersebut. Arti UMKM kategori usaha kecil yakni memiliki kekayaan bersih antara
Rp 50 juta sampai dengan Rp 500 juta, lalu penjualan per tahun antara Rp 300 juta sampai Rp
2,5 miliar.

3. Usaha Menengah
Sementara usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan 9

9
sebagaimana diatur dalam UU tersebut. Kekayaan bersih usaha menengah di luar tanah dan
bangunan sudah mencapai di atas Rp 500 juta per tahun. Usaha menengah atau menengah
UMKM adalah juga memiliki kriteria omzet penjualan sebesar lebih dari Rp 2,5 miliar sampai
Rp 50 miliar per tahun.
Bila dilihat dari kualifikasi diatas konveksi xpose jersey ini masuk kedalam kualifikasi UMKM
Usaha Menengah yang bila dihitung dari total jumlah modal dan barang yang diperoleh.

10
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Konveksi Xpose Jersey yang bergerak di bidang pembuatan baju olahraga. Awal mula
berdirinya konveksi xpose jersey pada Tahun 2000 hingga saat ini yang berlokasi di Cililin
Timur dengan modal awal 100 juta, dan sekarang penghasilan dalam 1 Minggu mencapai ±20
juta. Penghasilan karyawan dalam 1 Minggu sekitar 650rb, tergantung 1 setel jersey. Pada
tahun 2000 jumlah pegawai hanya 23 orang dan saat ini bertambah hingga 86 orang selain
jersey disini juga memproduksi pakaian untuk anak-anak hingga dewasa.

Pada Tahun 2012 konveksi ini juga membangun tempat yang lebih luas dan membuka beberapa
cabang di Jakarta, Surabaya, dan Pajajaran. Usaha ini termasuk ke dalam UMKM (Usaha
Mikro Kecil dan Menengah).
Pemerintah sendiri telah menggolongkan klasifikasi apa yang saja yang termasuk UMKM
dalam UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Kualifikasi
UMKM terbagi kepada tiga jenis diantaranya : Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha
Menengah.

B.Saran

Dari penelitian yang sudah penulis amati ada 3 hal yang menjadi saran untuk Konveksi Xpose
Jersey diantaranya :
1. Terdapat potensi pasar jersey yang sangat besar, namun potensi tersebut belum
dijangkau oleh Xpose Jersey karena belum begitu dikenal dikalangan masyarakat
umum. Oleh karena itu merancang sebuah media promosi, untuk memberitahukan atau
menawarkan produk dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli dan upaya
untuk meningkatkan profit perusahaan. Serta perancangan yang dilakukan akan
menghadirkan kualitas dan membuat produk dari brand Speed Jersey terlihat premium,
karena saat ini keputusan pembelian suatu produk sangat diperlukan sebagai identitas
diri.
2. Meningkatkan omset bagi perusahaan konveksi serta mempertahankan citra dari brand
Xpose Jersey akan kualitas yang premium dapat dikenal oleh masyarakat.

11

Anda mungkin juga menyukai