Anda di halaman 1dari 14

Kulit Batang Pulasari (Alyxia reinwardtii Bl.

DISUSUN OLEH

ALYA ALFATH RAMADHAN / 2172043

AMELIA HAPSARI / 2172045

DESI WIDYA NINGSIH / 2172051

ERIKA DWI JAYANTI / 2172054

NIA KRISTINA / 2172067

SASQIA NADYARATRI INDIARTO / 2172078

YULIA SENDY NATASYA / 2172088

PRODI D3 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL

SURAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat Nya
berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat
waktu. Terimakasih juga kepada teman-teman yang telah berkontribusi memberikan ide-
idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik.

Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat dan
edukasi terhadap pembaca. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kemudian makalah kami ini dapat
kami perbaiki dan menjadi lebih baik lagi.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Kami juga yakin bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna dan masih membutuhkan
kritik serta saran dari pembaca, untuk menjadikan makalah ini lebih baik ke depannya.

Surakarta, 29 Januari 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................1

1.1. LATAR BELAKANG ....................................................................1


1.2. RUMUSAN MASALAH ...............................................................2
1.3. TUJUAN ........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................3

2.1. PENGERTIAN ...............................................................................3


2.2. KANDUNGAN KIMIA .................................................................3
2.3 Pembuatan Simplisia Serbuk Kulit Batang Pulasari...............3

BAB III PENUTUP ..............................................................................8

3.1. KESIMPULAN ..............................................................................8


3.2. SARAN ..........................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................9

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1 Di Indonesia terdapat berbagai macam tanaman obat. Tanaman obat atau yang
biasa dikenal dengan obat herbal adalah sediaan obat baik berupa obat
tradisional, fitofarmaka, maupun farmasetika. Dapat berupa simplisia (bahan
segar atau yang dikeringkan), ekstrak, kelompok senyawa atau senyawa murni
yang berasal dari alam.
2 Tanaman obat dapat memberikan nilai tambah apabila diolah lebih lanjut
menjadi berbagai jenis produk. Tanaman obat tersebut dapat diolah menjadi
berbagai macam produk, seperti simplisia (rajangan), serbuk, minyak atsiri,
ekstrak kental, ekstrak kering, kapsul maupun tablet.
3 Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagi bahan baku obat
yang belum mengalami pengolahan atau baru dirajang saja, tetapi sudah
dikeringkan. Permintaan bahan baku simplisia sebagai bahan baku obat-
obatan semakin meningkat dengan bertambahnya industri jamu. Selain itu,
juga dikarenakan efek samping penggunaan tanaman obat untuk mengobati
suatu penyakit lebih kecil dibandingkan obat sintetis.
4 Produk hasil tanaman obat tidak hanya sampai pada bentuk simplisia, namun
juga sampai pada bentuk ekstrak sebagai komoditi agrobisnis, melalui industri
ekstrak. Untuk memperoleh keajegan dari mutu ekstrak yang diproduksi,
maka setiap ekstrak harus dilakukan standarisasi
5 Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting dan mengingat
tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan
dengan sumbu tubuh tumbuhan (Tjitrosoepomo, 1998).

1
2

1.2 RUMUSAN MASALAH

1 apa yang dimaksut dengan simplisia batang


2 apa kegunaan dari simplisia batang
3 bagaimana cara pengolahan simplisia batang

1.3 TUJUAN

1 untuk mengetahui pengertian simplisia batang


2 untuk mengetahui kegunaan dari simplisia batang
3 untuk mengetahui cara pengolahan simplisia batang
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian

Alyxia reinwardtii Bl. termasuk dalam familia Apocynaceae, dengan nama

daerahnya Palasari; Pulosari; dan Pulawaras serta nama simplisia Alyxiae Cortex

(Anonim, 2004). Tanaman pulasari berupa semak, merambat, batang berkayu

bulat, bercabang, warna hijau yang memiliki wangi tertentu dan rasanya pahit.

Daun tunggal, lonjong, warna putih kehijauan. Perbungaan di ketiak daun,

mahkota berbentuk corong, warna putih, buah kecil, bulat telur dan berwarna

hijau (Anonim, 1986), yang diketemukan tersebar di seluruh Asia yang beriklim

tropis di hutan-hutan dan lereng-lereng gunung, juga di Australia dan kepulauan-

kepulauan di Pasifik (Anonim, 2004).

2.2 Kandungan kimia

Pulasari merupakan spesies tanaman obat yang mengandung pinoresinol,

minyak atsiri, kumarin, asam organik, triterpen, zat samak, alkaloid dan

polifenol, serta zat pahit (andrografin, andrografolid) dan panikulin (Heyne,

1987).

Kulit batang pulasari mengandung alkaloid, saponin, minyak atsiri,

triterpen, asam organik dan polifenol (Mursito, 2000), zat samak, zat pahit

(Mardisiwojo dan Rajakmangunsudarso, 1985), kumarin dengan wangi tertentu,

dan tanin. (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).

Kandungan minyak atsiri (seperti limonina), serta flavonoida berkhasiat

menyembuhkan radang (Anonim a, 2009). Alkaloid tertentu mempunyai

kemampuan mengurangi rasa nyeri dan bersifat sebagai penenang (Anonim b,

3
4

2009).

Alkaloid bebas hanya larut dalam pelarut organik, pseudo dan

protoalkaloida larut dalam air, betanina (merah) bentuk garamnya dan alkaloida

kuarterner larut dalam air (Anonim b, 2008).

Sifat antiinflamasi semakin lengkap dengan adanya kandungan minyak

atsiri dan alkaloid. Fungsi alkaloid diduga membantu mengurangi kejang akibat

radang dan menghilangkan rasa sakit (analgetik) (Anonim c, 2009).

Tanin memiliki efek astringen (mengecilkan pembuluh darah yang melebar

akibat varises) (Anonim, 2005).

Saponin berguna untuk menghambat edema (pembengkakan akibat

akumulasi cairan tubuh), juga memiliki khasiat antiinflamasi dan menguatkan

dinding pembuluh darah vena. Saponin dapat mempengaruhi fase terjadinya

inflamasi (peradangan) dengan menggunakan efek penutupan pada pembuluh

darah kapiler yang bocor dengan mengurangi diameter pembuluh darah kapiler.

Saponin menghambat kerja enzim lisosom yang merusak dinding pembuluh

kapiler, sehingga menghambat terjadinya kebocoran (penyebab varises) (Anonim,

2005).

Saponin mempunyai kelarutan dalam air dan etanol tetapi tidak larut dalam

eter (Anonim d, 2009).

2.3 Pembuatan Simplisia Serbuk Kulit Batang Pulasari


1 Pengumpulan bahan baku (batang pulasari), dilakukan dengan memperhatikan
sifat dan kandungan senyawa aktif, karena kulit batang pulasari memiliki
kandungan minyak atsiri, maka pengumpulan dilakukan pada pagi hari.
5

2 Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran atau bahan asing lain dari
batang pulasari.
3 Pencucian untuk menghilangkan pengotor yang melekat pada bahan simplisia
dalam waktu sesingkat mungkin untuk mencegah kandungan senyawa aktif
ikut terbawa saat pencucian
4 Pemisahan dan perajangan kulit batang pulasari dilakukan untuk memperoleh
kulit batang pulasari saja (tanpa batang) dan mempermudah proses
pengeringan serta pengepakan.
5 Pengeringan dilakukan dengan oven pada suhu 37-40 °C hingga benar-benar
kering, yaitu ketika simplisia telah mudah untuk dipatahkan. Selain cara
tersebut, untuk mengetahui simplisia benar-benar kering, dilakukan dengan
menghitung selisih berat simplisia sebelum dan sesudah pengeringan.
Simplisia telah kering setelah kehilangan berat sekitar 60-70% (kadar air 7-
12%). Tujuan pengeringan untuk memperoleh simplisia yang tidak mudah
rusak sehingga dapat disimpan dalam waktu lebih lama. Pengeringan dengan
oven dipilih karena memiliki beberapa keuntungan disbanding pengeringan
secara alami (sinar matahari), antara lain pengeringannya lebih merata, waktu
yang diperlukan lebih singkat, tidak ada pengotor dari lingkungan dan tidak
dipengaruhi oleh cuaca. Pengeringan terlalu lama menyebabkan simplisia
ditumbuhi kapang atau mikroorganisme lain. Pengeringan dengan suhu terlalu
tinggi dapat menyebabkan perubahan kimia senyawa aktif bahan simplisia
(Anonim,1985).
6 Sortasi kering untuk memisahkan benda-benda asing dan pengotor lain yang
masih ada.
7 Simplisia yang diperoleh, selanjutnya diserbuk dengan bblender dan diayak
dengan ayakan no. 30 dengan ukuran lubang ayakan 0,595 mm atau 595 µm,
144 lubang/cm2 yang menghasilkan serbuk simplisisa berukuran seragam.

2.4 Ekstraksi dan Fraksinasi

1 Serbuk kulit batang ditimbang sebanyak 1500 g, kemudian dimaserasi dengan


metanol sebanyak ± 10 L sampai semua sampel terendam dan dibiarkan
selama ± 72 jam.
2 Maserat ditampung dan dipekatkan dengan menggunakan alat rotarievaporator
sehingga diperoleh ekstrak pekat metanol.
3 Kemudian diuapkan hingga semua pelarut metanol menguap.
4 Lalu dilakukan pemisahan tanin dengan cara melarutkan fraksi metanol
dengan etilasetat, dan disaring.
5 Filtrat kemudian dirotarievaporator lalu diuapkan hingga semua pelarut
etilasetat menguap.
6

6 Lalu fraksi etilasetat dilarutkan dengan metanol dan dipartisi berulang-ulang


dengan n-heksana. Lapisan metanol dipisahkan dari lapisan n-heksana,
7 dipekatkan kembali dengan rotarievaporator dan diuapkan sehingga diperoleh
ekstrak pekat lapisan metanol.
8 Fraksi metanol dihidrolisa dengan menggunakan HCl 6%. Kemudian disaring
dan filtrat yang diperoleh diekstraksi partisi dengan kloroform secara
berulang-ulang.
9 Ekstrak kloroform dipekatkan kembali sehingga diperoleh ekstrak pekat
kloroform sebanyak 0,7174 g.

2.5 Pemisahan Senyawa Flavonoida dengan Kromatografi Kolom

Pemisahan komponen dari ekstrak kloroform dilakukan secara kromatografi


kolom. Fasa diam yang digunakan adalah silika gel 40 (70-230 mesh) ASTM dan
fasa gerak yaitu n-heksana 100%, campuran pelarut n-heksan : etilasetat dengan
perbandingan (90:10;80:20;70:30;60:40 v/v).

1. Terlebih dahulu dibuburkan silika gel 40 (70-230 mesh) ASTM dengan


menggunakan n-heksana, diaduk-aduk hingga homogen lalu dimasukkan ke
dalam kolom kromatografi.
2. Kemudian dielusi dengan menggunakan n-heksana 100% hingga silika gel
padat dan homogen.
3. Dimasukkan 0,7174 g ekstrak metanol kulit batang ke dalam kolom
kromatografi yang telah berisi bubur silika gel, lalu ditambahkan fasa gerak
n-heksan : etilasetat (90:10 v/v) secara perlahan – lahan, dan diatur sehingga
aliran fasa yang keluar dari kolom sama banyaknya dengan penambahan fasa
gerak dari atas.
4. Ditingkatkan kepolaran dengan menambahkan fasa gerak n-heksana :
etilasetat dengan perbandingan (80:20;70:30 dan 60:40v/v).
5. Hasil yang diperoleh ditampung dalam botol vial setiap 14 ml , lalu di KLT
dan digabung fraksi dengan harga Rf yang sama lalu diuji dengan FeCl3 5%.
Kemudian diuapkan sampai terbentuk pasta.

2.6 Uji Kemurnian Hasil Isolasi dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Uji kemurnian pasta dilakukan dengan kromatografi lapis tipis dengan
menggunakan fasa diam silika gel 60 F254 dengan fasa gerak n-heksan : etilasetat
(70:30 v/v).
1. Dimasukkan 10 ml larutan fasa gerak ke dalam bejana kromatografi, lalu
dijenuhkan.
2. Ditotolkan pasta yang sebelumnya dilarutkan dengan etilasetat pada plat
KLT.
3. Dimasukkan plat KLT tersebut ke dalam bejana kromatografi yang telah
jenuh.
4. Setelah pelarut fasa gerak merembes sampai batas tanda, plat KLT
dikeluarkan dari bejana, dikeringkan, dan difiksasi dengan menggunakan
7

5. pereaksi FeCl3 5% dalam metanol menghasilkan bercak berwarna hitam


yang menunjukkan adanya senyawa flavonoida.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembuatan simplisia, dapat disimpulkan bahwa:

1. Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran atau bahan asing lain dari
batang pulasari.
2. Pengeringan dilakukan dengan oven pada suhu 37-40 °C hingga benar-benar
kering, yaitu ketika simplisia telah mudah untuk dipatahkan
3. Tujuan pengeringan untuk memperoleh simplisia yang tidak mudah rusak
sehingga dapat disimpan dalam waktu lebih lama. Pengeringan dengan oven
dipilih karena memiliki beberapa keuntungan disbanding pengeringan secara
alami (sinar matahari).

3.2 Saran
1. Sortasi dilakukan secara manual dan otomatis dengan mesin
2. Pengeringan dilakukan dengan cahaya matahari lalu di bandingkan dengan
pengeringan menggunakan oven
3. Dilakukan uji kelembapan dan kadar air agar diketahui dapat ditumbuhi
jamur atau tidak

8
9

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, A. K., Lichtman, A. H. Pober, J. S., Stiehm E. R., Fulginiti V. A., 2000,
Immunologic disorders in infants & children, 5th edition, 1-5, The Curtis Center,
Philadelphia

Agustina, 1984, Analisa Kualitatif Alyxia reinwardtii Bl. Cortex (Kulit Pulasari)
dalam Ramuan Obat Tradisional dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis,
Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Ahmad, F., Salahuddin, A., 1972, The Denatured State of Ovalbumin, Biochem J,
128, 49P

Aji, S.A, 1994, Efek Ekstrak Kortex Pulasari (Alyxia reinwardtii Bl.) terhadap
Trakea Marmot in vitro, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta

Anonim, 1977, Materia Medika Indonesia, jilid I, 7-9, Departemen Kesehatan


Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 1983, Pemanfaatan Tanaman Obat, edisi III, 40, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 1985, Cara Pembuatan Simplisia, 1-5, Departemen Kesehatan Republik


Indonesia, Jakarta

Anonim, 1986, Medicinal Herb Index in Indonesia-Index Tumbuh-tumbuhan Obat


di Indonesia, 257, PT Eisai Indonesia, Jakarta

Anonim, 1992, Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 tentang Kesehatan,


Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 9, Departemen Kesehatan


Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 2003, http://www.revophth.com/Images/rpc3.cl.art.jpg, diakses tanggal 2


September 2009

Anda mungkin juga menyukai